2. Manifestasi Klinis
3. Etiologi
Sebagia besar OMSK merupakan lanjutan dari OMA yang prosesnya
sudah berjalan lebih dari 2 bulan. Beberapa faktor penyebabnya adalah terapi
yang lambat, terapi tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, dan daya tahan
tubuh rendah. Bila kurang dari 2 bulan disebut sub akut. Sebagian kecil
disebabkan oleh perforasi membran timpani terjadi akibat trauma telinga
tengah. Kuman penyebabnya biasanya kuman gram positif aerob, pada infeksi
yang sudah berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negatif dan
kuman anaerob (Arief Masjoer,2001).
Kuman penyebab OMSK antara lain kuman stapilococcus aereus,
pncudomonas aeruginosa, streptococcus epidemidis, gram positif lain, dan
kuman gram negatif lain. Biasanya pasien mendapat infeksi telinga ini setelah
menderita saluran napas atas misalnya influenza/sakit tenggorokan. Melalui
saluran yang menghubungkan antara hidung dan telinga (saluran tuba
eustasius). Infeksi disaluran napas atas yang tidak dibagi dengan baik dapat
menjalar sampai telinga.
Faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK yaitu :
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
1) Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar
2) Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan
membran timpani
3) Kultur dan uji sensitifitas , dilakukan bila dilakukan
timpanosentesis (Aspirasi jarum dari telinga tengah melalui
membrane timpani).
4) Pemeriksaan audiometri
Biasanya di dapatkan tuli konduktif. Tetapi dapat pula sensorineural.
Beratnya ketulian tergantung besar dan letaknya perforasi membran
timpani serta keluhan dan mobilitas sistem penghantar suara di telinga
tengah. Gangguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringaa,
sedang, berat dan ketulian total, tergaantung dari hasil pemeriksaan
( audiometri atau tes berisik )
b. Non-farmakologi
a. Mengkompres hangat
b. Mengkaji nyeri
c. Mengurangi kegaduhan pada lingkungan klien
d. Memberikan informasi segala yang terkait dengan penyakit otitis
media
e. Instruksikan kepada keluarga tentang komnikasi yang efektif
Data Subjektif :
Data Objektif :
2. Patofisiologi
3. Diagnose Keperawatan
1. Gangguan Persepsi Sensori Auditorius berhubungan dengan Obstruksi
dan Infeksi telinga tengah
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada telinga
3. Risiko Jatuh berhubungan dengan vertigo
4. Ansietas berhubungan dengan Ketidaktahuan proses penyakit
4. Intervensi keperawatan
C. Daftar Pustaka
ADAMS, George L. 2016. Boies: Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC
Black, Joyce M. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Singapur: Elsevier
Harvard Health Publishing. 2019. Chronic Otitis Media, Cholesteatoma and
Mastoiditis. Amerika
LeMone, Priscilla. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan Visual &
Audiotori. Jakarta: EGC
Smeltzer, Susan C. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. ( 2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia.Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Jakarta : DPP PPNI