Anda di halaman 1dari 21

KONSEP

PENGKAJIAN
SISTEM INTEGUMEN
Andieni Santika Mutiara Danera Chani
Atria Adhara Ridwan Nendra Elaya Azra Stella
Bella Fariza Masyah Vara Sevi Siamita
Intan Ayu Pebrianti Yohanna
Intan Permata Akmal Yuni Sari Harum
Muthia Mila Nissa
Pengkajian sistem integumen

Pemeriksaan
Wawancara Pemeriksaan fisik
diagnostik

01 02 03
Pemeriksaan diagnostik 01 Patch Test, Scratch Test
Untuk menentukan alergen
tertentu yang berpotensi alergik
Biopsi pada permukaan kulit.
Punch biopsy untuk
membedakan lesi Beni dari
kanker kulit Kalium Hidroksida (KOH)
untuk mengetahui adanya infeksi
Kultur jamur, specimen diambil dari kuku
Untuk mengidentifikasi atau rambut
infeksi kulit karena jamur,
bakteri, atau virus. Tzanck Test
untuk mendiagnosis infeksi
Immunofluorescent Slides Herpes, tetapi tidak membedakan
Untuk mengidentifikasi antibodi herpes simpleks dari herpes
IgG (ada pada Pemfigus vulgaris) zoster.
dan mengidentifikasi varisela pada Wood’s Lamp
ke sel kulit (pada herpes zoster) menggunakan sinar Ultraviolet yang
Oil Slides menyebabkan organisme tertentu
Untuk menentukan tipe mengalami fluoresensi (Seperti
infeksi kulit yang terjadi. organisme ke pseudomonas dan jamur).
Wawancara
02

Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan


sekarang dahulu
Tanyakan keluhan utama seperti Tanyakan riwayat alergi
gatal atau ruam analisis Tanyakan masalah yang pernah
awitannya, karakteristik dan dialami seperti penyakit
proses keparahan, faktor pencetus kardiovaskular, gangguan
(obat, kosmetik dll) dan faktor endokrin, penyakit hepatitis, dan
yang mengurangi. gangguan Hematologi
Pola Kesehatan Fungsional Sistem Integumen
Persepsi kesehatan penatalaksanaan kesehatan

Nutrisi Metabolik

Eliminasi

Aktivitas latihan

Tidur istirahat Persepsi diri konsep diri

Kognitif dan persepsi


Peran hubungan

Seksualitas reproduksi

Koping stres toleransi

Nilai keyakinan
Kaji adanya faktor resiko untuk
kanker kulit secara teliti

● Jenis kelamin pria


● Usia lebih dari 50 tahun
● Riwayat kanker kulit dalam keluarga
● Pajanan berkepanjangan terhadap sinar matahari
● Mudah terbakar sinar matahri
● Riwayat terbakar sinar matahari atau trauma lain
● Rambut atau mata yang bewarna terang
● Tempat tinggal didataran tinggi
● Pajanan terhadap radiasi, sinar-x, batu bara, aspal,
atau produk proleum.
Kaji faktor risiko melano maligna
• Sejumlah besar tahi lalat
• Adanya tahi lalat tapikal
• Riwayat melanoma dalam keluarga
• Melanoma sebelumnya
• Terbakar sinar matahari yang berat dann terulang
• Mudah mengalami bintik-bintik pada muka
• Ketidakmampuan kulit bewarna coklat seteelah berjemur
Pemeriksaan fisik
03
Kaji kulit untuk warna, adanya
Pengkajian pada kulit, rambut, lesi, (perubahan yang dapat
dan kuku dilakukan dengan diobservasi dari struktur kulit
inspeksi dan palpasi. normal), suhu, tekstur,
kelembapan, turgor, dan adanya
edema.

Karakteristik lesi yang harus


diperhatikan lokası dan distribusi,
warna, pola, tepi, ukuran (ukur Periksa rambut untuk warna,
dengan penggaris dalam tekstur, kualitas, dan lesi kulit
centimeter), elevasi, dan jenis kepala.
eksudat (jika ada). Periksa rambut
untuk warna, tekstur, kualitas, dan
lesi kulit kepala.
Lesi kulit yang umum pada orang dewasa
Papula benigna berwarna daging atau cokelat yang lunak
Umbai
kulit Pertumbuhan tanduk keratinosit, dapat berupa seboreik (benigna) atau aktinik
Keratosis (pramalignan)

Lentigines(berca Makula benigna bewarna hitam atau cokelat dengan batas yang jelas
k hati)

Angioma Tumor vaskuler benigna dengan dilatasi pembuluh darah, yang ditemukan
pada dermis bagian tengah sampai atas
(hemangiona)

Telangiektasis Dilatasi pembuluh darah tunggaal, kapiler, atau arteri terminal

Venous lakes Papula benigna yang sedikit menonjol, bewarna biru tua dan kecil

Area keriput, berbintik-bintik, berpigmen, kehilangan elastisitas, lesi benigna


Photoaging atau malignan
Terminologi Lesi Kulit dengan Gangguan Terkait
LESI CONTOH GANGGUAN
Bintik-bintik hitam, keratosis seboreik, nevus,
Berpigmen
melanoma
Bersisik Psoriasis, dermaitits, xerois, tinea, keratosis aktinik
Pustular Akne vulgaris, folikulitis, kandidiasis
Vesikular Herpes simpleks, herpes zoster, skabies
Nodular Kutil, karsinoma sel basal, akne
Weepy (berair), krusta Dermatitis alergik kontak akut, impetigo
Eritema berpola Urtikatia, selulitis
Bulosa Pemfigus, nekrolisis epidermal toksik,
Pruritik Xerosis, skabies, pedikulosis
Berulkus Ulkus dekubitus, kaker kulit, herpes simpleks
Vitiigo atau kehilangan abnormal Temuan abnormal
melanin pada bercak, biasanya
terdapat pada wajah, tangan dan
lipatan paha Pustula yang merah dan bengkak
tampak di sekitar folikel rambut yang
terinfeksi (folikulitis)
Nodul yang bertepi dengan
ulkus senytal terlihat pada
karsinoma sel basal Clubbing terlihat pada gangguan
pernapasan, gangguan
kardiovaskuler, sirosis hati, dan
Papula bersisik, merah, dan penyakit tiroid.
cepat membesar pada
karsinoma sel skuamosa
Lempeng kuku terpisah dari dasar kuku
pada trauma, psoriasis, dan infeksi
Bercak gelao, asimetris, dan
pseudomonas dan candida. Pemisahan
multiearna dengan tepi yang tidak
ini disebut onkolisis.
teratur pada melanoma malignan

Kerontokan rambut, pustula, dan sisik Kuku berbentuk sendok tipis


tampak pada kulit kepala (kurap kulit dapat terlihat pada anemia
kepala)
Tipe – tipe lesi

Lesi primer

Lesi sekunder

Lesi
vascular
1. Makula, bercak
Perubahan warna kulit. batas melingkar, dan bercak lebih besar
Lesi primer 2.
dari 1 cm ,memiliki batas yang tidak beraturan
Papula, plak
Massa menonjol, padat, batas jelas, ukurannya lebih dari 0,5 cm
3. Nodul, tumor
Massa teraba lunak atau keras, menonjol, dan padat , memilki
batas melingkar dan berukuran 0,5-2cm; tumor memiliki batas
tidak teratur, ukuran lebih besar dari 2 cm
4. Vesikel, bula
Massa menonjol, berisi cairan, berbentuk bulat atau oval, dinding
yang tipis dan bening, batas melingkar. Vesikel lebih kecil dari 0,5
cm; bula lebih besar dari 0,5 cm
5. Bintul
Massa menonjol, sering kali kemerahan, batas tidak beraturan ,
Ukuran bervariasi.
6. Pustula
Massa menonojol dan berisi pus dengan batas melingkar. Ukuran
bervariasi
7. Kista
Massa menonjol, berkapsul, berisi cairan atau semisolid yang
berasal di jaringan subkutan atau dermis, biasanya berukuran 1
cm atau lebih besar
5. Krusta
Lesi sekunder Darah, serum, atau pus kering yang tertinggal pada permukaan
kulit ketika besikel atau pustula pecah. Berwarna merah
kecoklatan, oranye, atua kuning.
6. Ulkus
Area pengelupasan kulit yang terbentuk tidak teratur dan dalam
1. Atrofi yang mencapai dermis atau jaringan subkutan. Dapat berdarah,
Permukaan kulit yang bening, kering, seperti kertas, kadang kala dapat meninggalkan jaringan parut
keriput 7. Fisura
2. Erosi Celah linear dengan tepi yang tajam, mencapai sampai dermis
Pengikisan epidermis superfisial yang menyebabkan penekanan 8. Jaringan parut
yang lembap dan dangkal Area pada jaringan ikat yang datar dan tidak teratur bekas lesi
3. Likenifikasi atau luka yang sembuh. Jaringan parut yang baru dapat
Area epidermis yang kasar, menebal, dan mengeras akibat iritasi berwarna merah atau ungu; jaringan parut yang lebih lama
kronis seperti menggaruk atau menggosok dapat berwarna keperakan atau putih
4. Sisik 9. Keloid
Serpihan yang lepas dari jaringan kulit berminyak yang Area kelebihan jaringan parut yang menonjol, tidak teratur, dan
mengalami keratinisasi. Warnaputih, abu – abu, atau perak. gelap yang disebabkan oleh pembentukan kolagen yang
Tekstur bervariasi berlebihan selama penyembuhan. Meluas melebihi area cedera
aslinya
Lesi vascular
1. Spider angioma
Bintik merah terang dan datar dengan pembuluh
darah yang menyebar dan kecil yang ukurannya
berkiksar dari titik kecil (pinpont) hingga 2 cm.
Spider angioma memucat kuku ditekan

2. Venous star
Lesi biru dan datar dengan vena yang menyebar,
mengalami kaskade, atau linear yang meluas dari
pusat. Ukuran venous star berkisar dari 3-25 cm

3. Petekia
“bintik-bintik” yang bulat,berwarna merah atau
ungu, dan datar dengan diameter sekitar 1-3 mm.
Sulit dideteksi pada kulit yang gelap. Tidak
memucat.
lanjutan
4. Purpura
Bercak ekstensif yang berbentuk tidak teratur,
berwarna biru kemerahan, dan datar dengan
ukuran yang bervariasi

5. Ekimosis
Lesi yang berbentuk tidak teratur dan datar
dengan ukuran yang bervariasi tanpa pulsasi.
Tidak memucat dengan tekanan. Pada kulit yang
terang, ekimosis dimulai sebagai tanda ungu
kebiruan yang berubah menjadi kuning
kehiajuan. Pada kulit cokelat, ekimosis bervariasi
dari biru sampai ungu tua. Pada kulit hitam,
ekimosis tampak sebagai area yang lebih gelap
Konsep pressure ulcer
Luka tekan(pressure ulcer) adalah
kerusakan kulit sampai jaringan
dibawah kulit, bahkan menembus
otot sampai mengenai tulang akibat
adanya penekanan pada suatu area
secara terus menerus sehingga
mengakibatkan gangguan sirkulasi
darah setempat
—Maryunani, 2013
Faktor resiko

Factor ekstrinsic
1. Tekanan Factor intrinsic
2. Shear 1. Usia
3. Friction 2. Nutrisi
4. Kelembapan 3. Factor neurologis
5. Immobilitas
Patofisiologi
Tekanan antara permukaan tulang dan permukaan luar kulit

Peningkatan tekanan arteri kapiler pada kulit, pembuluh darah pada kulit
kolaps

Suplai oksigenasi dan nutrisi ke jaringan di area yang tertekan


bekurang

Iskemik Jaringan

Nekrosis
Pengukuran factor resiko pada pasien
berdasarkan pada AWMA 2012

Skala Braden Skala Norton Skala Waterlow

Terdiri dari 6 sub skala faktor Terdapat sembilan kategori


Faktor resiko terhadap kejadian
resiko adalah: persepsi sensori, klinis yang meliputi: tinggi
decubitus diantaranya adalah :
kelembaban, aktivitas, badan dan peningkatan berat
kondisi fisik, kondisi mental,
mobilitas, nutrisi, pergeseran badan, tipe kulit dan area resiko
aktivitas, mobilisasi, dan
dan gesekan. yang tampak, jenis kelamin dan
inkontinensia.
Nilai total berada pada rentang usia, skrining malnutrisi,
Apabila skor pasien melebihi
rendah, moderet dan tinggi mobilitas, malnutrisi jaringan,
14 sudah dinyatakan diambang
defisit neurologis, riwayat
resiko decubitus.
pembedahan atau trauma, serta
riwayat pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai