2. Manifestasi Klinis
a. Lokal (tumor setempat)
1) Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
2) Hemoptisis
3) Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas
4) Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
5) Aelektasis
b. Invasi local :
1) Nyeri dada
2) Dispnea karena efusi pleura
3) Invasi ke pericardium terjadi temponade atau aritmia
4) Sindrom vena cava superior
5) Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
6) Suara sesak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
7) Syndrome Pancoasta karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf
simpatis servikalis
c. Gejala penyakit metastasis :
1) Pada otak, tulang, hati, adrenal
2) Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai
metastasis
3) Sindrom Paraneoplastik : Terdapat pada 10% kanker paru, dengan
gejala
4) Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
5) Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
6) Hipertrofi : osteoartropati
7) Neurologic : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
8) Neuromiopati
9) Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid (hiperkalsemia)
10) Dermatologi : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh
11) Renal : syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)
d. Asimtomatik dengan kelainan radiologist :
1) Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi
secara radiologis
2) Kelainan berupa nodul soliter
3)
Gejala-gejala kanker paru yaitu:
a. Gejala awal. Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin
disebabkan oleh obstruksi pada bronkus.
b. Gejala umum.
1) Batuk : Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa
tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk
sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum
yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
2) Hemoptisis : Sputum bersemu darah karena sputum melalui
permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
3) Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
Keluhan yang timbul tergantung pada lokasi pertumbuhan tumor
dan penyebarannya. Nyeri dada, misalnya, disebabkan oleh pertumbuhan
tumor pada membran paru-paru atau tulang.Tidak jarang yang pertama
terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di luar paru, seperti
kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran hepar
atau patah tulang kaki
3. Etiologi
a. Merokok
Asap tembakau mengandung lebih dari 4,000 senyawa-senyawa kimia,
banyak darinya telah ditunjukkan menyebabkan kanker, atau
karsinogen. Dua karsinogenik-karsinogenik utama didalam asap
tembakau adalah kimia-kimia yang dikenal sebagai nitrosamines dan
polycyclic aromatic hydrocarbons.
b. Merokok Pasif
Pekerja-pekerja asbes yang tidak merokok mempunyai suatu risiko
sebesar lima kali mengembangkan kanker paru daripada bukan
perokok, dan pekerja-pekerja asbes yang merokok mempunyai suatu
risiko sebesar 50 sampai 90 kali lebih besar daripada bukan perokok.
c. Radon Gas
Radon gas adalah suatu gas mulia secara kimia dan alami yang adalah
suatu pemecahan produk uranium alami (Produk radio aktif).Ia
pecah/hancur membentuk produk-produk yang mengemisi suatu tipe
radiasi yang mengionisasi. Radon gas adalah suatu penyebab kanker
paru yang dikenal, dengan suatu estimasi 12% dari kematiankematian
kanker paru diakibatkan oleh radon gas.
d. Kecenderungan Keluarga
Penelitian akhir-akhir ini telah melokalisir suatu daerah pada lengan
panjang dari kromosom manusia nomor 6 yang kemungkinan
mengandung suatu gen yang memberikan suatu kepekaan yang
meningkat mengembangkan kanker paru pada perokok-perokok.
e. Penyakit-Penyakit Paru
Kehadiran penyakit-penyakit paru tertentu, khususnya chronic
obstructive pulmonary disease (COPD), dikaitkan dengan suatu risiko
yang meningkat sedikit (empat sampai enam kali risiko dari seorang
bukan perokok) untuk mengembangkan kanker paru bahkan setelah
efek-efek dari menghisap rokok serentak telah ditiadakan.
f. Sejarah Kanker Paru sebelumnya
Orang-orang yang selamat dari kanker paru mempunyai suatu risiko
yang lebih besar daripada populasi umum mengembangkan suatu
kanker paru kedua.Orang-orang yang selamat dari non-small cell lung
cancers (NSCLCs, lihat dibawah) mempunyai suatu risiko tambahan
dari 1%-2% per tahun mengembangkan suatu kanker paru kedua.Pada
orangorang yang selamat dari small cell lung cancers (SCLCs), risiko
mengembangkan kankerkanker kedua mendekati 6% per tahun.
g. Polusi Udara
Polusi udara dari kendaraan-kendaraan, industri, dan tempat-tempat
pembangkit tenaga (listrik) dapat meningkatkan kemungkinan
mengembangkan kanker paru pada individu-individu yang
terpapar.Sampai 1% dari kematian-kematian kanker paru
disebabkanoleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya
bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara yang terpolusi
sangat tinggi dapat membawa suatu risiko serupa dengan yang dari
merokok pasif untuk mengembangkan kanker paru.
Faktor Risiko Kanker Paru
1) Laki-laki
2) Usia lebih dari 40 tahun
3) Pengguna tembakau (perokok putih, kretek atau cerutu)
4) Hidup atau kontal erat dengan lingkungan asap tembakau
(perokok pasif)
5) Radon dan asbes
6) Lingkungan industri tertentu
7) Zat kimia, seperti arsenic
8) Beberapa zat kimia organic
9) Radiasi dari pekerjaan, obat-obatan, lingkungan
10) Polusi udara
11) Kekurangan vitamin A dan C
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Endobrachial Ultrasound (EBUS)
Dilakukan untuk membantu menilai kelenjar getah bening mediastinal,
hilus, intrapulmoner juga untuk penilaian lesi perifer dan saluran
pernapasan, serta mendapatkan jaringan sitologi dan histopatologi pada
kelenjar getah bening yang terlihat pada CT-scan toraks maupun PET
CT-scan.
b. Biopsi Transtorakal
(Transthoracal biopsy-TTB), merupakan tindakan biopsi paru
transtorakal, tanpa tuntunan radiologis (blinded TTB) maupun dengan
tuntunan USG (USG-guided TTB) atau CT-scan toraks (CT-guided
TTB), untuk mendapatkan sitologi atau histopatologi kanker paru.
c. Pleuroscopy
Pleuroscopy dilakukan untuk melihat masalah intrapleura dan
menghasilkan spesimen intrapleura untuk mendeteksi adanya sel ganas
pada cairan pleura yang dapat merubah stadium dan tatalaksana pasien
kanker paru. Jika hasil sitologi tidak menunjukkan adanya sel ganas,
maka penilaian ulang atau CT scan toraks dianjurkan.
d. Torakotomi
Torakotomi eksplorasi dilakukan sebagai modalitas terakhir, jika
dengan semua modalitas lainnya tidak ditemukan sel ganas.
e. Foto toraks
Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila masa
tumor dengan ukuran tumor lebih dari1 cm. Tanda yang mendukung
keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor
satelit tumor, dll. Pada foto tumor juga dapat ditemukan adanya
invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikard dan
metastasis intrapulmoner. Sedangkan keterlibatan KGB untuk
menentukan N agak sulit ditentukan dengan foto toraks saja.
f. CT-Scan toraks
CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm
secara lebih tepat, penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial,
atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke
mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala, bahkan
keterlibatan KGB yang sangat berperan untuk menentukan stage
juga lebih baik karena pembesaran KGB (N1 s/d N3) dapat
dideteksi. Demikian juga ketelitiannya mendeteksi kemungkinan
metastasis intrapulmoner.
g. Brain-CT
Untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala / jaringan otak. Bone
scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi metastasis diseluruh
jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya
metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut
h. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama
dipergunakan untuk kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran
radiologi yang bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
menentukan keganasan tumor dengan melihat ukuran tumor, kelenjar
getah bening, dan metastasis ke organ lain.
b. Non-farmakologi
1) Bedah
Terapi utama utama untuk sebagian besar KPBSK, terutama
stadium I-II dan stadium IIIA yang masih dapat direseksi setelah
kemoterapi neoadjuvan.Jenis pembedahan yang dapat dilakukan
adalah lobektomi, segmentektomi dan reseksi sublobaris.Pilihan
utama adalah lobektomi yang menghasilkan angka kehidupan yang
paling tinggi.Namun, pada pasien dengan komorbiditas
kardiovaskular atau kapasitas paru yang lebih rendah, pembedahan
segmentektomi dan reseksi sublobaris paru dilakukan. Kini, reseksi
sublobaris sering dilakukan bersamaan dengan VATS.
2) Radioterapi
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam
tatalaksana kanker paru.Radioterapi dalam tatalaksana kanker paru
Bukan Sel Kecil (KPKBSK) dapat berperan di semua stadium
KPKBSK sebagai terapi kuratif definitif, kuratif neoajuvan atau
ajuvan maupun paliatif.
4. Intervensi keperawatan
makan menindikasikan
C. Daftar Pustaka
LeMone, Priscilla., dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol
4 Edisi 5. Jakarta: EGC
M.Bachrudin,Moh. Najib.(2016). Keperawatan Medikal Bedah1.Jakarta :
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
NANDA International.(2015). Diagnosa Keperawatan Defenisi danKlasifikasi
2015-2017, ed 10. Jakarta: EGC
Nurarif A. H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc ed 1. Jogjakarta : Penerbit
Mediaction Tylor M.