Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

TEORITIS PADA PENYAKIT OTITIS


MEDIA AKUT

DOSEN PEMBIMBING : NS. Fitri Wahyuni


M.Kep, S.Kp An
KELOMPOK 5
ASTRI WAHYUNI
DELLA TIARA GUSTIN
RIZKA FEBRITAMALA
YOLA FALERIA MAIPUTRI
YUSTI MURNI
DEFENISI OMA

 Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian


atau seluruh periosteum telinga tengah
 Otitis Media Akut adalah infeksi telinga tengah oleh bakteri
atau virus. Otitis media akut bisa terjadi pada semua usia,
tetapi paling sering ditemukan pada anak-anak terutama
usia 3 bulan- 3 tahun.
 Otitis media akut adalah infeksi yang disebabkan oleh
bakteri pada ruang udara pada tulang temporal
ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
ETIOLOGI OMA

1. Bakteri
Tiga jenis bakteri penyebab otitis media tersering
adalah Streptococcus pneumoniae (40%), diikuti oleh
Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella
catarhalis (10-15%).
2. Virus
Virus yang paling sering dijumpai pada anak-anak,
yaitu respiratory syncytial virus (RSV), influenza
virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%).
KLASIFIKASI OMA

1. Stadium oklusi tuba eustachius


2. Stadium hiperemis
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi
TANDA DAN GEJALA

• Keluar cairan putih dari telinga.


• Anak gelisah dan sukar tidur
• Tiba-tiba anak menjerit saat tidur
• Diare
• Kejang-kejang
• Edema pada membran timpani.
• Nadi dan suhu meningkat.
• Nyeri hebat di telinga.
• Terdapat sensasi penuh ditelinga.
• Penurunan fungsi pendengaran
KOMPLIKASI

 Infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah


(mastoiditis atau petrositis)

 Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)

 Kelumpuhan pada wajah

 Tuli

 Peradangan pada selaput otak (meningitis)

 Abses otak.
PATOFISIOLOGI

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas


seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga
tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran
Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran
tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran Selain
itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius
menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat
terganggu. Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

 Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani


yang penuh, bengkak dan tidak tembus cahaya dengan
kerusakan mogilitas.
 Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah
untuk mengetahui organisme penyebab.Tanda dan gejala
 Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan
membrane timpani.
 Pemeriksaan audiometri
PENATALAKSANAAN
 Pada stadium oklusi pengobatan bertujuan untuk melebarkan
kembali saluran eustachius, dengan pemberian obat tetes
hidung berupa dekongestan, selain itu, sumber infeksi juga
harus diobati dengan memberikan antibiotik.
 Pada stadium hiperemis dapat diberikan antibiotik, anti
peradangan, dan anti nyeri.
 Pada stadium supurasi disamping pemberian antibiotik dapat
dilakukan miringotomi yakni tindakan perobekan pada
sebagian kecil membran timpani sehingga cairan yang kental
dapat keluar sedikit-sedikit dan tidak menimbulkan lubang
yang besar, sehingga membrane timpani tidak dapat
menyembuh.
 Pada stadium perforasi dapat diberikan obat cuci telinga, dan
antibiotik yang adekuat.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
 Umur : Biasanya umur berperan dalam
terjadinya OMA yaitu anak umur kurang dari 15
tahun
 Jenis kelamin : biasanya Insidens terjadinya otitis
media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding
dengan anak perempuan.
 Ras : biasanya anak-anak pada ras Native
American, Inuit, dan Indigenous Australian
menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi
dibanding dengan ras lain.
2. Keluhan utama
Biasanya anak dengan OMA mengalami nyeri
di dalam telinga dan demam
serta ada riwayat batuk pilek sebelumnya. Anak
juga gelisah, sulit tidur, tiba-tiba
menjerit waktu tidur, bila demam tinggi sering
diikuti diare dan kejang kejang.
Kadang-kadang anak memegang telinga yang
sakit.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya anak Otitis Media Akut datang
memeriksakan diri ke rumah sakit yaitu adanya
nyeri pada telinga tengah
disertai terganggunya fungsi pendengaran.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Biasanya klien memiliki riwayat infeksi saluran
pernafasan atas, infeksi telinga, alergi
5. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya bisa disebabkan Karena factor genetic dari
keluarga
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Biasanya suhu klien bisa sampai 40o C, demam,
nadi meningkat
b. Pemeriksaan diagnostik
• Tes audiometri : biasanya pendengaran menurun
• Xray : terhadap kondisi patologi, misal
kolestetoma, kekaburan mastoid
7 Pengkajian Gordon
 Pola persepsi dan manajemn kesehatan
Biasanya anak yang mengalami penyakit otitis media ini
tidak mempedulikan sebuah gejala kecil yang
ditimbulkan, misalnya nyeri pada telinga sehingga ini
menyebabkan penanganan kesehatan tidak secepatnya
dilakukan. Klien akan segera berobat ke pelayanan
kesehatan jika sudah mencapai stadium lanjut seperti
keluarnya cairan dari telinga dan nyeri yang dirasakan
secara terus-menerus.
 Pola nutrisi – metabolik
Biasanya pada sebagian anak otitis media mengalami anoreksia,
mual dan muntah.
 Pola eliminasi
Biasanya anak dengan Otitis media tidak mengalami masalah
terhadap pola eliminasai. Namun, pengeluaran secret atau
cairan yang keluar dari telinga harus diperhatikan banyaknya
dan warna cairan.
 Pola aktivitas – latihan
Biasanya anak dengan otitis media mengalami gangguan dalam
beraktifitas karena nyeri yang dirasakan.
 Pola istirahat dan tidur
Biasanya anak merasa istirahat dan tidurnya terganggu akibat
nyeri yang dirasakan dan terlihat gelisah
 Pola kognitif – perceptual
Biasanya anak mengalami penurunan pendengaran karena
masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah yang
normalnya adalah steril dan tidak berpengaruh terhadap
penglihatannya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan


2. Perubahan persepsi sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di
telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran
3. Cemas berhubungan dengan prosedur operasi, kemungkinan
penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan
5. Resiko cedera berhubungan dengan
6. Kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan
kekambuhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai