Hipertensi 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang berlangsung secara terus menerus (Setiawan, 2015). Ada 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, yaitu sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan tubuh, sistem rennin agiontensin, dan autoregulasi vascular (Setiawan 2015). Jika faktor faktor tersebut tidak seimbangan maka akan menimbulkan peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode yang bila berkelanjutan dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Setiawan, 2015). Hipertensi merupakan keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2014). Jadi dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan keadaan tekanan darah ynag sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan melebihi 90 mmHg diastolik.
2.2 Tanda dan gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan di percaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang di maksud adalah sakit kepala, perdarah dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan ; yang bisa saja terjadi baik dalam penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah orang yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahan dan tidak di obati bisa timbul gejala: Sakit kepala Kelelahan Mual Muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan menjadi kabur terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran bahkan, karena terjadi pembengkakan pada otak. Manifestasi klinis hipertensi secara umum dibedakan menjadi (Rokhaeni,2001) : Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat di hubungkan dengan peningkatan tekana darah, selain penetuan tekanan arteri oleh dokter. Hal Ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur Gejala yang lazim Gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.
2.3 Penyebab hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat di golongkan menjadi 2 yaitu : a. Hipertensi esensial atau primer Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat di ketahui. Namun, berbagai faktor di duga berperan sebagai peyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stress psikologis, dan hereditas. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer, sedangkan 10% tergolong hipertensi sekunder. b. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat di ketahui, antar lain kelainan pembuluh darah ginjal, ganguan kelenjar tiroid, peyakit kelenjar adrenal, dan lain lain. Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder yaitu penyakit ginjal, stenosis arteri renalis, pielonefritis, tumor tumor ginjal, kelainan hormonal, obat obatan, pil KB, kortikosteroid.
2.4 Faktor resiko terjadinya hipertensi
Beberapa karakteristik, kondisi, dan kebiasaan seseorang dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi. Berikut beberapa faktor resiko utama terjadinya hipertensi : a. Usia Kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia. Jenis hipertensi yang banyak dijumpai pada kelompok lansia adalah isolated hypertension. Meskipun demikian, hipertensi tidak selalu terjadi pada proses penuaan. b. Ras Setiap orang memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi. Namun, ras Afrika Amerika lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan ras Kaukasian. Ras Afrika Amerika cenderung lebih cepat mengalami hipertensi dan lebih banyak mengalami kematian akibat hipertensi (mengalami penyakit jantung koroner, stroke, dan kerusakan ginjal). c. Jenis Kelamin Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami hipertensi selama kehidupannya. Namun, laki-laki beresiko mengalami hipertensi dibandingkan perempuan saat berusia sebelum 45 tahun. Sebaliknya saat usia 65 tahun ke atas, perempuan lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan laki- laki. Konsidi ini di pengaruhi oleh hormone. Wanita yang memasuki masa menopause, lebih beresiko untuk mengalami obesitas yang akan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi. d. Obesitas Seseorang yang mengalami kegemukan atau obesitas memiliki resiko lebih besar untuk mengalami hipertensi. Indicator yang biasa digunakan menentukan seseorang obesitas atau tidak yaitu melalui pengukuran IMT atau lingkar perut. e. Kurang aktivitas Fisik Aktivitas fisik merupakan pergerakan otot anggota tubuh yang membutuhkan energi atau pergerakan yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan. Contoh berkebun,berenang, menari, bersepeda atau yoga. Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi kesehatan khususnya organ jantung dan paru. Aktivitas fisik juga menyehatkan pembuluh darah dan mencegah hipertensi. Usaha pencegahan hipertensi akan optimal jika aktif beraktivitas fisik dibarengi dengan menjalankan diet sehat dan berhenti merokok. f. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol Kebiasaan merokok menyebabkan 1 dari 5 kasus kematian di amerika setiap tahun. Merokok merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang paling bisa di cegah. Pasalnya, zat kimia yang di hasilkan dari pembakaran tembakau berbahaya bagi sel darah dan organ tubuh lainnya, seperti jantung, pembuluh darah, organ reproduksi, paru paru, bahkan organ pencernaan. Selain itu, komsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa resiko hipertensi meningkat dua kali lipat jika mengkomsumsi minuman beralkohol lebih dari 3 gelas sehari. g. Faktor lain Riwayat keluarga penderita hipertensi turut meningkatkan resiko kejadian hipertensi. Sementara itu stress berkepanjangan juga dapat meningkatkan resiko seseorang mengalami hipertensi
2.5 Cara mengukur atau menilai Hipertensi
Tekanan darah diukur dengan alat berupa Sfigmomamonometer. Alat yang mengandalkan air raksa untuk menentukan tekanan darah di arteri sejauh ini dianggap alat ukur yang paling akurat untuk mengukur tekanan darah. Selain itu tekanan darah dapat diukur dengan alat digital. Tekanan darah akan meningkat jika saat diukur dalam kondisi yang tidak rileks. Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika mengukur tekanan darah yaitu : Lakukan pengukuran tekanan darah pada pagi hari ketika tubuh dalam kondisi segar setelah cukup tidur pada malam hari. Kenakan pakaian longgar dan nyaman ketika pengukuran tekanan darah dilakukan. Jangan mengukur tekanan darah ketika nafas tersengal-sengal karena capek melakukan aktivitas fisik. Beristirahat sejenak sebelum melakukan pengukuran. Berusahalah rileks ketika sedang mengukur tekanan darah. Pengukuran tekanan darah terbaik yaitu ketika tidur telentang atau duduk nyaman dengan kaki berada di atas lantai dan punggung bersandar pada sandaran kursi. Gunakan tensimeter dengan benar untuk mendapatkan hasil yang tepat. Ulangi pengukuran sebanyak tiga kali dengan interval minimum lima menit untuk menentukan tekanan darah yang lebih akurat.