Definisi
Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang
disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah (Smeltzer,
2001).
Otitis Media Akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
periosteum telinga tengah (Mansjoer,Arif,2001).
2.2
Etiologi
1. Disfungsi atau sumbatan tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis
media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius
terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah juga akan
2.
terganggu
ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), inflamasi jaringan di sekitarnya (misal :
sinusitis, hipertrofi adenoid), atau reaksi alergi (misalkan rhinitis alergika). Pada
anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya
otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusnya
2.3
Patofisiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas (ISPA) yang
2.4
Stadium
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel ephitel
superfisial. Serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,
menyebabkan membran tympani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.
4. Stadium Perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi
kuman yang tinggi, maka akan terjadi ruptur membran tympani dan nanah keluar
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.
5. Stadium Resolusi
Bila membran tympani tetap utuh, maka keadaan membran tympani perlahanlahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan
berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman
rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.
2.5
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur klien.
a. Stadium Hiperemi
Nyeri dan rasa penuh dalam telinga karena tertupnya tuba eustachius yang
b.
c.
e.
Stadium Resolusi
Pendengaran membaik atau kembali normal.
2.6
Terapi
Stadium Oklusi
Tujuan : membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanan berkurang di
telinga tengah hilang. Diberikan obat tetes hidung, HCl efedrin 0,5% dalam
larutan fisiologik (anak <12 tahun) atau HCl efedrin 1% (di atas 12 tahun dan
penisilin/ampisilin).
Stadium Supurasi
Disamping antibiotika, idealnya harus disertai dengan miringotomi bila membran
2.7
Komplikasi
1. Peradangan telinga tengah (otitis media) yang tidak diberi terapi secara benar dan
adekuat dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah termasuk ke otak,
namun ini jarang terjadi setelah adanya pemberian antibiotik.
2. Mastoiditis
2.8
Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya OMA pada
anak antara lain:
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
A. Biodata
OMA dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, danseringkali terjadi pada
usia anak.
B. Keluhan
Klien dengan Otitis Media Akut datang dengan keluhan nyeri pada telinga bagian
tengah.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya alasan klien Otitis Media Akut datang memeriksakan diri ke rumah sakit
D.
E.
yaitu adanya nyeri pada telinga tengah disertai terganggunya fungsi pendengaran.
Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya.
Tanyakan tindakan apa yang telah dilakukan.
Pemeriksaan Fisik
Otoskopi
Perhatikan adanya lesi pada telinga luar
Amati adanya oedema pada membran tympani Periksa adanya pus dan ruptur
pada membran tympani
Amati perubahan warna yang mungkin terjadi pada membran tympani
Tes bisik
Dengan menempatkan klien pada ruang yang sunyi, kemudian dilakukan tes bisik,
pada klien dengan OMA dapat terjadi penurunan pendengaran pada sisi telinga
yang sakit
Tes garpu tala
- Tes Rinne
Pada uji rinne didapatkan hasil negatif
- Tes Weber
Pada tes weber didapatkan lateralisasi ke arah telinga yang sakit
2.
Diagnosa Keperawatan
berhubungan
pendengaran.
dengan
efek
kehilangan
Intervensi Keperawatan
Gangguan
berkomunikasi
berhubungan
dengan
efek
kehilangan
pendengaran.
Tujuan : Klien dapat kembali mendengar dan melakukan komunikasi
Kriteria hasil :
Klien dapat melakukan komunikasi dengan baik
Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan,
bahasa lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.
Intervensi Keperawatan :
a. Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana
perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti : tulisan,
berbicara, ataupun bahasa isyarat.
b. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.
- Jika ia dapat mendegar pada satu telinga, berbicara dengan perlahan dan
dengan jelas langsung ke telinga yang baik (hal ini lebih baik daripada
keberadaan penerjemah.
Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman.
Bicara dengan jelas, menghadap individu.
Ulangi jika klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
Gunakan rabaan dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
Validasi pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan yang
tepat.
Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman dalam
perawatan telinga (seperti: saat membersihkan dengan menggunakan cutton
bud secara hati-hati, sementara waktu hindari berenang ataupun kejadian
Intervensi Keperawatan :
a. Berikan informasi kepada klien seputar kondisinya dan gangguan yang
dialami.
b. Diskusikan dengan klien mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi
pendengarannya
untuk
mempertahankan
harapan
klien
dalam
berkomunikasi.
c. Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami
gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada
klien.
d. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang
dapat membantu klien.
Rasional :
a. Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif
tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa
cemasnya.
b. Harapan-harapan yang tidak realistik tidak dapat mengurangi kecemasan,
justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.
c. Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat
untuk
kehidupannya
sehari-hari
disesuaikan
dnegan
tingkat
1. Mansjoer Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Indonesia.Jakarta.
2.
Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. 1998. Buku Ajar Ilmu
penyakit THT. FKUI : Jakarta.
3.
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC :
Jakarta.
10
4. http://www.scribd.com/doc/36493975/OTITIS-MEDIA
5. http://www.scribd.com/doc/4825625/Otitis-Media-Akut, 2 Oktober
11