Nama Kelompok IV 1. Nuning Sri Wirianty 2. Parmuji 3. Rosnaida 4. Rita Mustari 5. Rita Mustari 6. Dayang Andriyani
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKHNIK KESEHATAN PONTIANAK JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG PRODI D-III KEPERAWATAN TAHUN 2018 Definisi Otitis adalah radang telinga, yang ditandai dengan nyeri, demam, hilangnya pendengaran, tinitus dan vertigo. Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti tengah. Jadi otitis media berarti peradangan dari telinga tengah. Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustacheus, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid Otitis media akut adalah keadaaan dimana terdapatnya tanda dan gejala infeksi. Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah, yang di sebabkan oleh bakteri atau virus. Otititis media akut bias terjadi pada semua usia, tetapi paling sering ditemukan pada anak- anak terutama pada usia 3 bulan – 3 tahun. Lanjutan Otitis media kronik adalah peradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani, otitis media kronik sendiri adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang tak tertangani. Otitis media adalah Proses peradangan di telinga tengah dan mastoid yang menetap > 12 minggu. Otitis media akut sering di jumpai pada anak- anak dibawah usia 15 tahun. Etiologi : OMA: Virus atau bakteri dari tenggorokan bisa sampai ke telinga tengah melalui tuba eustakius atau kadang juga melalui aliran darah. Otitis media akut juga bisa terjadi karena adanya penyumbatan pada sinus atau tuba eustakius akibat alergi atau pembengkakan amandel. Bakteri yang umum ditemukan sebagai organisme penyebab adalah Streptococcus peneumoniae, Hemophylus influenzae, Streptococcus pyogenes, dan Moraxella catarrhalis. LANJUTAN OMK terjadi akibat adanya perforasi. Perforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh: OMA penyumbatan tuba eustakius cedera akibat masuknya suatu benda ke dalam telinga atau akibat perubahan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba luka bakar karena panas atau zat kimia. Bisa juga disebabkan karena bakteri, antara lain: Streptococcus, Stapilococcus, Diplococcus pneumonie, Hemopilus influens, Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus, Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli, Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru. Patofisiologis Proses terjadinya atau patofisiologi otitis media pada umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada kasus yang relative jarang. Yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membrane timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperflasi limfoid pada sub- mukosa. Gangguan ventilasi telinga tengah ini disetai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi, bakteri yang dating langsung dari nasofaring. Selanjutnya factor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresif penyakit Tanda dan Gejala Otititis media akut Gejala yang media akut dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangatn ringan dan sementara atau sangat berat. Keadaan ini unilateral pada orang dewasa. membrane timpani merah Terjadi gangguan pendengaran bersifat sementara Pada anak-anak mengalami muntah, diare dan demam sampai 40,5 º C Gendang telinga mengalami peradangan dan menonjol, demam, anoreksia. lanjutan Otitis Media Kronik Otititis media kronik muncul gejala dapat minimal, dengan derajat kehilangan pendegaran dan terdapat otorrhea intermiten atau persisten yang bau busuk Biasanya tidak ada nyeri kecuali kecuali pada kasus mastoiditis akut, dimana daerah post aurikuler menjadi nyeri tekan dan bahkan merah dan edema Koleosteatoma sendiri tidak menyababkan nyeri Hasil audiometric pada kasus kolesteatoma sering memperlihatkan kehilangan pendengaran konduktif atau campuran Cholesteatoma Formation Pemeriksaan Diagnostik Otitis Media Akut: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop. Timpanogram untuk mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpani. Untuk menentukan organisme penyebabnya dilakukan pembiakan terhadap nanah atau cairan lainnya dari telinga. Otitis Media Kronis: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop. Untuk mengetahui organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap cairan yang keluar dari telinga. Rontgen mastoid atau CT scan kepala dilakukan untuk mengetahui adanya penyebaran infeksi ke struktur di sekeliling telinga. Tes Audiometri dilakukan untuk mengetahui pendengaran menurun. X ray terhadap kolesteatoma dan kekaburan mastoid. Pengkajian keperawatan Identitas Pasien : Nama pasien, umur, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat Riwayat Penyakit Sekarang : Riwayat adanya kelainan nyeri pada telinga, penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat infeksi saluran atas yang berulang, riwayat alergi, riwayat otitis media berkurang, riwayat penggunaan obat( sterptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin ), riwayat operasi Riwayat alergi : ada atau tidaknya alergi terhadap obat-obatan dan makanaan maupun minuman Riwayat penyakit keluarga : Apakah keluarga klien pernah mengalami penyakit telinga, sebab dimungkinkan OMK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor genetik Pengkajian fisik Nyeri telinga Tanda-tanda vital : Suhu meningkat, keluarnya otore B2 ( Blood ) : Nadi meningkat B3 (Brain) : Nyeri telinga, perasaan penuh dan pendengaran menurun, vertigo, pusing, refleks kejut B5 (Bowel) : Nausea vomiting B6 (Bone) : Malaise, alergi Vertigo Otore Pengkajian otoskop tentang stadium Pengkajian psikososial Nyeri otore berpengaruh pada interaksi Aktivitas terbatas Takut menghadapi tindakan pembedahan Diagnosa Keperawatan Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada telinga tengah Perubahan persepsi / sensoris berhubungan dengan gangguan penghantaran bunyi pada organ pendengaran Cemas/ansietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada jaringan telinga tengah
Tujuan : Penurunan rasa nyeri
Kriteria hasil : Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang, klien mampu melakukan metode pengalihan suasana Intervensi Keperawatan: Kaji tingkat intensitas klien & mekanisme koping klien
Berikan analgetik sesuai indikasi
Alihkan perhatian pasien dengan menggunakan tehnik relaksasi dan
distraksi Berikan posisi nyaman Perubahan persepsi / sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran Tujuan : Memperbaiki komunikasi Kriteria hasil : Klien akan mengalami peningkatan persepsi / sensoris pendengaran sampai pada tingkat fungsional Intervensi keperawatan : Mengurangi kegaduhan pada lingkungan pasien Memandang klien ketika berbicara Berbicara tegas dan jelas pada pasien tanpa perlu berteriak Insruksikan pada keluarga atau orang terdekat pasien tentang bagaimana berinteraksi dengan klien Bila klien menginginkan dapat digunakan alat bantu pendengaran Cemas/ansietas berhubungan dengan prosedur pembedahan
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang / hilang
Kriteria hasil : Klien mampu mengungakpkan ketakutan / kekhawatirannya Intervensi keperawatan : Kaji tingkat kecemasan klien dan anjurkan klien untuk mengungkapkan kecemasan serta keprihatinan mengenai pembedahan Informasi mengenai pembedahan dan lingkungan ruang operasi penting untuk diketahui oleh klien sebelum pembedahan Mendiskusikan harapan pasca operatif dapat membantu mengurangi ansietas mengenai hal-hal yang tidak diketahui klien Pendidikan kesehatan 1. Telingan jangan kemasukan air waktu mandi (pasang sowercap/kapas). 2. Jangan berenang waktu infeksi telinga, membrane tymphani pecah. 3. Jangan mandi pada air yang terkontaminasi 4. Teruskan antibiotika walaupun gejala telah mereka sesuai program terapi dokter 5. Jelaskan hubungan ISPA dengan otiti media untuk mencegah kekambuhan Evaluasi 1. Apakah nyeri berkurang atau sudah merasa nyaman ? 2. Apakah pendengaran sudah membaik ? 3. Apakah klien merasa nyaman dan rilek dan dapat menerangkan tentang penyakitnya ? Sekian dan Terima kasih