Anda di halaman 1dari 21

Di susun oleh

Kelompok 8
Agustin Ayu Wulandari
Naila Winarni
Roli safe’i
Definisi
Otitis media adalah peradangan sebagian
atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel matoid. Otitis media akut
(OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
poriosteum telinga tengah. Otitis media adalah
inflamasi pada bagian telinga tengah. Otitis media
sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering
dijumpai pada anak – anak di bawah usia 15
tahun.Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada
telinga tengah yang disebabkan karena masuknya
bakteri patogenik ke dalam telinga tengah.
Etiologi secara umum
Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti
streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus,
pneumococcus, haemophylus influenza,
escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus,
proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.
Patofisiologi secara umum
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran
napas (ISPA) yangdi sebabkan oleh bakteri, kemudian menyebar
ke telinga tengah melewati tubaeustachius. Ketika bakteri
memasuki tuba eustachius maka dapat menyebabkaninfeksi dan
terjadi pembengkakan, peradangan pada saluran tersebut.Proses
peradangan yang terjadi pada tuba eustachius menyebabkan
stimulasi kelenjarminyak untuk menghasilkan sekret yang
terkumpul di belakang membran timpani.Jika sekret bertambah
banyak maka akan menyumbat saluran eustachius,sehingga
pendengaran dapat terganggu karena membran timpani dan
tulang osikel(maleus, incus, stapes) yang menghubungkan
telinga bagian dalam tidak dapatbergerak bebas.
Macam-macam Otitis Media
Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga
tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri
patogenik ke dalam telinga tengah. OMA adalah
peradangan telinga bagian tengah yang disebabkan oleh
pejalaran infeksi dari tenggorok (farinitis) A sering terjadi
pada anak-anak.Otitis media akut (OMA) adalah
peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga
tengah. Paling sering terjadi bila disfungsi tuba eustachii
seperti obstruksi yang diakibatkan oleh infeksi saluran
pernafasan atas, inflamasi jaringan disekitarnya misalnya
sinusitis, hipertrofi adenoid, atau reaksi alergi misalnya
rhinitis alergika
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis di
telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau
hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening
atau berupa nanah.
Etiologi
OMA
Biasanya penyakit ini merupakan komplikasi dari infeksi saluran
pernafasan atas. Penyebab otitis media akut (OMA) dapat berupa virus
maupun bakteri.Virus atau bakteri dari tenggorokan bisa sampai ke
telinga tengah melalui tuba eustakius atau kadang juga melalui aliran
darah. Otitis media akut juga bisa terjadi karena adanya penyumbatan
pada sinus atau tuba eustakius akibat alergi atau pembengkakan
amandel.Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri
patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril.
OMSK
Otitis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang
telinga (perforasi). Perforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh:
otitis media akut penyumbatan tuba eustakius cedera akibat masuknya
suatu benda ke dalam telinga atau akibat perubahan tekanan udara
yang terjadi secara tiba-tiba luka bakar karena panas atau zat kimia.
Bisa juga disebabkan karena bakteri, antara lain:
 Streptococcus, Stapilococcus, Diplococcus pneumonie, Hemopilus
influens.
 Gram Positif : S. Pyogenes, S. Albus.
 Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli.
 Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru.
Patofisiologi
Otitis Media Akut
OMA sering diawali dengan infeksi saluran napas
seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke
telinga tengah lewat saluran eustachius.Saat bakteri
melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan
infeksi saluran tersebut. Sehingga terjadilah
pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran,
dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
Otitis Media Supuratif Kronik
Patofisiologi OMK belum diketahui secara lengkap,
tetapi dalam hal ini merupakan stadium kronis dari otitis
media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk
diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus.
Terjadinya OMK hampir selalu dimulai dengan otitis media
berulang. OMK disebabkan oleh multifaktor antara lain
infeksi virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi,
kekebalan tubuh, lingkungan, dan social ekonomi.
Macam-macam Otitis Media Akut
Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 macam stadium
yaitu :
 Stadium oklusi tuba eustakhius
Ditandai dengan adanya retraksi membrane timpani akibat terjadinya tekanan
negative di dalam telinga tengah, karena adanya absorbs dideteksi.
 Stadium hiperemis (stadium presupurasi)
Ditandai dengan pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau
seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta edema. Secret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
 Stadium supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan
membrane timpani menonjol kearah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak
sakit, suhu meningkat, rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
 Stadium perforasi
Akibat terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi,
maka dapat terjadi rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga
tengah ke liang telinga luar.
 Stadium resolusi
Bila membrane timpani utuh maka perlahan-lahan akan normal kembali, bila
sudah perforasi maka secret akakn berkurang dan akhirnya kering.
Pemeriksaan Penunjang

Anamnesis (history-taking)
Pemeriksaan otoskopi
Pemeriksaan audiologi
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan bakteriologi
Askep OMA
Diagnosa
1. gangguan rasa aman nyaman (nyeri) berhubungan
dengan proses peradangan pada telinga.
2. resiko injuri berhubungan dengan penurunan sensori
auditorium
3. resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan
pengobatan
4. ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan klien ttg
pembedahan
Dx.1 gangguan rasa aman nyaman (nyeri)
berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam pasien tidak merasakan nyeri
bahakan hilang
Criteria hasil : pasien tampak Rileks dan nyeri
berkurang
1. kaji ulang keluhan nyeri perhatikan tempat dan
karakteristik.
2. Berikan posisi yang nyaman pada pasien
3. Kompres hangat dan dingin
4. Kolaborasi pemberian obat analgetik (sesuai indikasi)
Dx.2 resiko injuri berhubungan dengan penurunan
sensori auditorius
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam pasien tidak terjadi injuri
Kriteria hasil : Tidak terjadi injury atau perlukaan
1. Pegangi atau dudukkan pd saat makan
2. Pasang restraint pada sisi tempat tidur
3. Jaga saat beraktivitas jika jatuh.
4. Tempatkan perabot teratur
Dx. 3 resiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pengobatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam tidak terjadi tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil : tidak terjadi tanda-tanda infeksi
1. Kaji tanda-tanda perluasan infeksi, mastoiditis, vertigo
2. Jaga kebersihan pada daerah liang telinga
3. Hindari mengeluarkan ingus dengan paksa/terlalu
keras (sisi)
4. Kolaborasi pemberian antibiotik.
Dx.4 ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan klien
tentang pembedahan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2x 24 jam pasien tidak terjadi ansietas
Kriteria hasil : tidak terjadi ansietas
1. Kaji tingkat kecemasan klien dan sharing tentang
pembedaha
2. Informasi mengenai pembedahan dan lingkungan ruang
operasi
3. Mendiskusikan harapan pasca operatif dapat membantu
mengurangi ansietas mengenai hal – hal yang tidak
diketahui klien
Askep OMSK
Data Subyektif :
Tanda-tanda dan gejala utama infeksi ekstrena dan
media adalah neyeri serta hilangnya pendengaran. Data
harus disertai pernyataan mengenai mulai serangan,
lamanya, tingkat nyerinya. Rasa nyeri timbul karena
adanya tekanan kepada kulit dinding saluran yang sangat
sensitif dan kepada membran timpani oleh cairan getah
radang yang terbentuk didalam telinga tengah. Saluran
eksterna yang penuh dan cairan di telinga tengah
mengganggu lewatnya gelombang suara, hal ini
menyebabkan pendengaran berkurang.
Penderita dengan infeksi telinga perlu ditanya apakah ia
mengerti tentang cara pencegahannya.
Data Obyektif :
Telinga eksterna dilihat apakah ada cairan yang keluar
dan bila ada harus diterangkan. Palpasi pada telinga luar
menimbulkan nyeri pada otitis eksterna dan media.
Pengkajian dari saluran luar dan gedang telinga (membran
timpani). Gendang telinga sangat penting dalam
pengkajian telinga, karena merupakan jendela untuk
melihat proses penyakit pada telinga tengah. Membran
timpani yang normal memperlihatkan warna yang sangat
jelas, terlihat ke abu-abuan. Terletak pada membran atau
terlihat batas-batasnya. Untuk visulaisasi telinga luar dan
gendang telinga harus digunakan otoskop. Bagian yang
masuk ke telinga disebut speculum (corong) dan dengan
ini gendang telinga dapat terlihat, untuk pengkajian yang
lebih cermat perlu dipakai kaca pembesar. Otoskop dipakai
oleh orang yang terlatih, termasuk para perawat.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek
kehilangan pendengaran.
2. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dnegan obstruksi,
infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.
3. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis,
prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan
penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.
DX 1: Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan
efek kehilangan pendengaran.
Tujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
 Klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai).
 Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal :
komunikasi tulisan, bahasa lambang, berbicara
dengan jelas pada telinga yang baik.
DX 2: Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dnegan obstruksi, infeksi di telinga
tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.
Tujuan : Persepsi / sensoris baik.
Kriteria hasil.
Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran samapi pada tingkat
fungsional.

 Intervensi Keperawatan :
1. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.
2. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat
mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.
3. Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
4. Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik
itu antibiotik sistemik maupun lokal).

 Rasional :
1. Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaian serta
perawatannya yang tepat.
2. Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa
sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi.
3. Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah pendengaran
rusak secara permanen.
4. Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa
berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.
DX: Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,
hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
 Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
 Respon klien tampak tersenyum.

 Intervensi Keperawatan :
1. Jujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi
pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi.
2. Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami gangguan seperti
yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada klien.
3. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat
membantu klien.

 Rasional :
1. Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa
menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
2. Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru malah
menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.
3. Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk
kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat
mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
4. Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat
membantu klien.
5. Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat
mendukung dia untuk berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai