Anda di halaman 1dari 6

a.

Otitis Media Akut

1) Pengertian
Otitis media akut adalah infeksi akut di telinga tengah, biasanya berlangsung kurang
dari 6 minggu. Patogen yang menyebabkan otitis media akut biasanya adalah
Streptococcus pneumoniae, Haemopbilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis, yang
memasuki telinga tengah setelah tuba eustasius mengalami disfungsi akibat obstruksi
yang disebabkan oleh infeksi pernapasan atas, inflamasi jaringan sekitar (mis.,
rinosinusins, hipertrofi adenoid), atau reaksi alergi (mis, rhinitis alergik). Bakteria
dapat memasuki tuba eustasius dari sekresi yang terkontaminasi di dalam asofaring
dan telinga tengah akibat perforasi membran timpani. Gangguan ini paling sering
terjadi pada anak-anak. (Smeltzer, 2013)

Otitis Media Akut (OMA) merupakan penyakit infeksi telinga tengah yang terjadi
secara akut akibat adanya penyumbatan tuba eustachius. (Astuti, 2021)

Otitis Media Akut adalah peradangan pada telinga tengah yang bersifat akut atau tiba-
tiba dimana terdapatnya cairan di dalam telinga tengah dengan tanda dan gejala
infeksi.
Otitis Media Akut merupakan peradangan tengah yang terjadi secara cepat dan
singkat (dalam waktu kurang dari 3 minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan
sistemik (Munilson dkk).(Mayssara A., 2014)

Klasifikasi OMA berdasarkan pada perubahan mukosa telinga tengah yaitu (1)
stadium oklusi yang ditandai dengan gambaran retraksi membran timpani akibat
tekanan negatif telinga tengah dengan membran timpani kadang tampak normal atau
berwarna suram, (2) stadium hiperemis ditandai tampak pembuluh darah yang
melebar di Sebagian atau seluruh membran timpani, membran timpani tampak
hiperemis disertai edema, (3) stadium supurasi ditandai edem yang hebat telinga
tengah disertai hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat purulen di
kavum timpani sehingga membran timpani tampak menonjol (bulging) ke arah liang
telinga luar, (4) stadium perforasi ditandai ruptur membran timpani sehingga nanah
keluar dari telinga tengah ke liang telinga dan (5) stadium resolusi ditandai dengan
membran timpani berangsur normal, perforasi membran timpani kembali menutup
dan sekret purulen tidak ada lagi.(Asthri, 2020)

2) Etiologi
Penyebab utama otitis media akut adalah masuknya bakteri patogenik ke dalam
telinga tengah yang normalnya adalah steril. Paling sering terjadi bila terdapat
disfungsi tuba eustachii seperti obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran
pernafasan atas, inflamasi jaringan di sekitarnya (ex: sinusitis, hipertrofi adenoid)
atau reaksi alergik (ex : rhinitis alergika). Bakteri yang umum ditemukan sebagai
penyebab adalah Streptococcus peneumoniae, Hemophylus influenzae, Streptococcus
pyogenes, dan Moraxella catarrhalis. Telinga bagian tengah terhubung ke bagian
belakang hidung melalui saluran eustachius. Bakteri dapat menyusup ke dalam
telinga bagian tengah melalui saluran ini, dimana bakteri biasanya didorong keluar
melalui saluran eustachius. Bakteri dan virus dapat menginfeksi telinga bagian
tengah. (Sophia et al., 2011)

Penyebab OMA yaitu bakteri aerob seperti Streptococus aures, Pneumokokus,


Hemolyticus influenza, Escherichia coli, Streptococus anhemolitikus, Streptococus
hemolyticus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas aeruginosa dengan faktor resiko
terjadinya OMA dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
terjadinya OMA antara lain usia muda dan jenis kelamin yang biasanya terjadi pada
laki-laki. Faktor eksternal terjadinya OMA antara lain kunjungan ke penitipan anak,
paparan asap rokok dan infeksi saluran nafas atas (ISPA). (RSUD Pacitan, 2021)

3) Manifestasi klinis
Menurut (Smeltzer, 2013):
a) Gejala beragam berdasarkan tingkat keparahan infeksi; biasanya bersifat
unilateral pada orang dewasa.
b) Nyeri di dalam dan di sekitar telinga (otalgia) mungkin intens dan hanya akan
reda setelah perforasi spontan gendang telinga atau setelah miringotomi.
c) Demam; drainase dari telinga, kehilangan pendengaran.
d) Membran timpani mengalami eritema dan sering kali menonjol.
e) Kehilangan pendengaran konduktif disebabkan oleh eksudat di dalam telinga
tengah.
f) Bahkan jika kondisi menjadi subakut (3 minggu sampai 3 bulan) disertai
dengan rabas purulen, ketulian permanen jarang terjadi.
Gejala dapat diawali dengan infeksi saluran nafas yang kemudian disertai keluhan
nyeri telinga, demam, dan gangguan pendengaran. Pada bayi gejala ini dapat tidak
khas, sehingga gejala yang timbul seperti iritabel, diare, muntah, malas minum dan
sering menangis. Pada anak yang lebih besar keluhan biasanya rasa nyeri dan tidak
nyaman pada telinga.(Statens Serum Institut, 2017)

Gejala otitis media dapat bervariasi menurut beratnya infeksi dan bisa sangat ringan
dan sementara atau sangat berat. Keadaan ini biasanya unilateral pada orang dewasa.
(RSUD Pacitan, 2021)
a) Keluhan nyeri telinga (otalgia)
b) Membrane tymphani merah, sering menggelembung tanpa tonjolan tulang
yang dapat dilihat, tidak bergerak pada otoskopi pneumatic (pemberian
tekanan positif atau negatif pada telinga tengah dengan insulator balon yang
dikaitkan ke otoskop), dapat mengalami perforasi.
c) Otorrhea, bila terjadi rupture membrane tymphani
d) Anoreksia
e) Demam
f) Limfadenopati servikal anterior

4) Patofisiologi
Kuman penyebab utama pada Otitis Media Akut ialah bakteri piogenik, seperti
streptokokus hemolitikus, stafilokokus aureus, pneumokokus. Selain itu kadang-
kadang ditemukan juga hemofilus influenza, proteus vulgaris dan pseudomonas
aurugenosa (Soepardi & Iskandar, 2001: 51). Menurut Muscari (2005: 220)
patofisiologi otitis media akut (OMA) yaitu terjadi disfungsi tuba eustachii
memungkinkan invasi bakteri ke telinga tengah dan mengobstruksikan drainase
sekret. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain kehilangan pendengaran,
timpanosklerosis (jaringan parut), perforasi timpanik, otitis adesif ("lem-telinga"),
otitis media supuratif kronis, mastoiditis, meningitis, dan kolesteatoma.(Mayssara A.,
2014)

Otitis Media Akut (OMA) terjadi saat patogen dari nasofaring bertemu dengan cairan
inflamasi yang terkumpul di telinga tengah yang menyebabkan poliferasi pada ruang
ini dan berujung pada timbulnya tanda dan gejala.7 Sumbatan pada tuba Eustachius
merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit ini sehingga kuman masuk dan
terjadi peradangan. Gangguan fungsi tuba Eustachius ini menyebabkan terjadinya
tekanan negatif di telingah tengah, yang menyebabkan transudasi cairan hingga
supurasi.(Asthri, 2020)
5) Penatalaksanaan Medis
Menurut (Smeltzer, 2013):
a) Dengan terapi antibiotik spektrum luas sejak dini dan tepat, otitis media dapat
hilang tanpa menyisakan sekuela yang serius. Jika terdapat drainase, sediaan
antibiotik otik dapat diresepkan.
b) Hasil akhir bergantung pada efektivitas terapi (dosis antibiotik oral yang
diresepkan dan durasi terapi), virulensi bakteria, dan status fisik pasien.

6) Terapi Farmakologi
Tujuan pengobatan otitis media akut adalah pengurangan tanda dan gejala,
pemberantasan infeksi, dan pencegahan komplikasi. Parasetamol atau NSAID dapat
digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan malaise. Amoksisilin memiliki spektrum
sempit dan terjangkau, untuk menghindari terjadinya resisten terhadap S. pneumoniae
(Glover et al., 2005). Menurut panduan terapi Departemen Kesehatan (2005), terapi
otitis media akut meliputi pemberian antibiotik oral dan tetes bila disertai pengeluaran
sekret. Lama terapi otitis media akut selama 5 hari bagi pasien risiko rendah (usia
lebih dari 2 tahun serta tidak memiliki riwayat otitis ulangan ataupun otitis kronik)
dan 10 hari bagi pasien risiko tinggi. Pemberian antibiotik yang digunakan dibagi
menjadi dua pilihan yaitu lini pertama dan kedua. Antibiotik pada lini kedua
diindikasikan apabila antibiotik pilihan pertama gagal, riwayat respon yang kurang
terhadap antibiotik pilihan pertama, hipersensitivitas, dan organisme resisten terhadap
antibiotika pilihan pertama yang dibuktikan dengan tes sensitivitas, serta adanya
penyakit penyerta yang mengharuskan pemilihan antibiotik pilihan kedua.
Terapi penunjang pada terapi otitis media dengan analgesik dan antipiretik. Terapi
menggunakan dekongestan, antihistamin, dan kortikosteroid pada otitis media akut
tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan resiko efek samping. Dekongestan dan
antihistamin hanya dianjurkan apabila ada peran alergi. Penggunaan prednison 2x5mg
selama 7 hari bersama antibiotik efektif menghentikan efusi (Depkes, 2005)

Pengobatan OMA saat ini menggunakan antibiotik, antihistamin ataupun dapat


diberikan antiinflamasi.(Asthri, 2020)

7) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Media diagnostic untuk otitis media ialah :
a) Pemeriksaan otoskopi memberikan informasi tentang gendang telinga yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis otitis media. Otitis media akut ditandai dengan
penonjolan gendang telinga yang merah pada pemeriksaan otoskopi. Penanda
tulang dan reflek cahaya mungkin kabur.
b) Penunggaan alat pneumonik dengan otoskop fotoshop pneumatic lebih lanjut
membantu mendiagnosis otitis media. Dengan menekan balon berisi udara yang
dihubungkan ke otoskop, bolus kecil udara dapat diinjeksikan kedalam telinga
luar. Pada otitis media akut dan otitis media dengan efusi, mobilitas membrane
timpani akan berkurang.
c) Timpanogram, suatu pemeriksaan yang mencangkup pemasangan sonde kecil
pada telinga luar dan pengukuran gerakan membrane timpani (gendang telinga)
setelah adanya tonus yang terfiksasi, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
mobilotas membrane timpani.
d) Pemeriksaan audiologi memperlihatkan deficit pendengaran, yang merupakan
indikasi penimbunan cairan (infeksi atau alergi).
SUMBER :
Asthri, A. L. (2020). Peran Kurkumin Sebagai Pengembangan Terapi Untuk Otitis Media Akut.
Jurnal Majority, 9(2), 102–106.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2879
Astuti, D. I. (2021). Profil Penderita Otitis Media Akut Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010-2012.
Mayssara A., A. (2014). Konsep Otitis Media Akut. Paper Knowledge . Toward a Media History
of Documents, 7–43.
RSUD Pacitan. (2021). Otitis Media Akut. 51, 1–5.
Smeltzer, S. C. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth (12th ed.). EGC.
Sophia, A., Adi, S., Dewi, Yuli Ratna, A. M., & Khodijah, D. (2011). Otitis media akut.
Statens Serum Institut. (2017). Otitis media (akut mellemørebetændelse). Kesehatan, 1437.
https://www.ssi.dk/sygdomme-beredskab-og-forskning/sygdomsleksikon/o/otitis-media?
fbclid=IwAR2NtBaTUl0Ty5vy995YthdQ-eYwNWohbFuQUvplQaBYIjYd7ekdRI2_zzA

Anda mungkin juga menyukai