Anda di halaman 1dari 4

Etiologi Etiologi dari pneumonia antara lain: a.

Bakteri Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Agen penyebab pneumonia di bagi menjadi organisme gram-positif atau gramnegatif seperti : Steptococcus pneumoniae (pneumokokus), Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumoniae, Legionella dan lain-lain. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya meningkat cepat (Misnadiarly, 2008). b. Virus Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Influenzae virus, Parainfluenzae virus, Respiratory, Syncytial adenovirus, chicken-pox (cacar air), Rhinovirus, Sitomegalovirus, Virus herpes simpleks, Virus insial pernapasan, hanta virus dan lain-lain. Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial Virus (RSV). Meskipun virusvirus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian (Misnadiarly, 2008). c. Mikoplasma

Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati (Misnadiarly, 2008).
d. Protozoa Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering

ditemukan pada bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru (Djojodibroto, 2009). e. Fungi Pneumonia fungi yang terjadi sering diakibatkan oleh adanya jamur Aspergilus, Fikomisetes, Blastomises dermatitidis, histoplasma kapsulatum dan lain-lain. f. Bahan Lain Non Infeksi Selain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga dapat diakibatkan oleh adanya agen non infeksi seperti aspirasi lipid, zat-zat kimia, polutan, allergen dan radiasi. Selain itu juga dapat

diakibatkan oleh konsumsi obat seperti nitofurantoin, busulfan dan metotreksat.

Tambahan: Klasifikasi a. Tipikal Pneumonia tipikal merupakan pneumonia yang namyak disebabkan oleh bakteri. Biasanya hal ini ditandai dengan adanya Sindroma tipikal seperti awitan febris yang mendadak, batuk produktif dengan sputum yang purulen dan kemungkinan nyeri dada pleuretik serta tanda konsolidasi paru (pekak pada perkusi, peningkatan fremitus, esofonia, suara nafas bronkhial dan ronkhi). Pneumonia atipikal apat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang dengan kondisi tertentu, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza . b. Atipikal Pneumonia atipikal merupakan pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia. Pneumonia atipikal ditandai dengan adanya sindroma pneumonia atipikal seperti awitan yang lebih bertahap, batuk kering, penonjolan gejala ekstra pulmonalis (misalnya: nyeri kepala, mialgia, keletihan, sakit leher, mual muntah serta diare). Khairuddin. 2009. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Kasus Pneumonia yang Dirawat pada Bangsal Penyakit Dalam di RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 2008. Semarang: FKUNDIP. PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti. Jakarta: PDPI.

Pemeriksaan diagnostic Pemeriksaan radiologi dapat memberikan gambaran yang bervariasi, di antaranya : Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris Gambaran bronkopneumonia difus atau infiltrate interstitial pada pneumonia

staphylococcus Bercak infiltrate alveolar menunjukkan pneumonia yang disebabkan oleh \bakteri, virus maupun mycoplasma Bercak infiltrate sirkular menunjukkan gambaran pneumonia pneumococcal pada tahap awal Bercak infiltrasi difus menunjukkan adanya infeksi M. pneumonia Bercak konsolidasi lobus, plate like atelectasis,m nodular infiltration dan hilar adenopathy juga menunjukkan adanya infeksi M. pneumonia Bercak reticulonodular infiltrate yang mengarah ke infiltrate alveolar menunjukkan pneumonia P. carinii Hilar adenopathy menunjukkan adanya kecenderungan tuberculosis. Komplikasi SIADH (Syndrome of Iinappropriate Anti-Diuretic Hormone) SIADH dapat terjadi akibat adanya ketidakadekuatan sekresi dari hormone ADH sehingga menyebabkan retensi cairan dan hyponatremia. Hal ini sering ditemukan pada anak-anak dengan penyakit pernapasan. Waspadai adanya hyponatemia yang ditandai dengan adanya iritabilitas dan perubahan tingkat kesadaran. Necrosis paru Nekrosis paru dapat terjadi apabila terdapat peradangan luas pada jaringan paru. Halini dapat terjadi akibat penurunan respon tubuh terhadap pengobatan termasuk adanya demam tinggi yang persisten. Diagnosis pasti dapat dilakukan dengan CT scan dada. Pada pasien dapat dilakukan terapi konservatif dan follow up yang cermat terutama pada penyakit jangka panjang. Bacteremia Bacteremia dapat terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam darah penderita pneumonia. Hal ini dapat terjadi pada pneumonia berat.

Sumber: Jadavji, dkk.1997. A Practical Guide for the Diagnosis and Treatment of Pediatric Pneumonia. http://www.canadianmedicaljournal.ca/content/156/5/703.full.pdf. Diakses tanggal 28 Februari 2013. Pukul 15.01 WIB. Best, dkk. 2010. Pneumonia.

http://www.adhb.govt.nz/starshipclinicalguidelines/_Documents/Pneumonia.pdf. Diakses tanggal 28 Februari 2013. Pukul 14.35 WIB.

Anda mungkin juga menyukai