Disusun Oleh
Nadira
N21020002
PROGRAM STUDI
DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS
TADULAKO
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
PNEUMONIA
A. PENDAHULUAN
Saat ini banyak sekali penyakit yang baru pada saluran pernafasan dan
penyebabnya bermacam-macam, ada di sebabkan oleh virus, bakteri, dan lain
sebagainya. Dengan penomena ini harus menjadi perhatian bagi kita semua. Salah
satu penyakit pada saluran pernafasan adalah pneumonia. Penyakit Pneumonia
sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut usia (lansia) dan mereka yang
memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh (Imun),
akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula muda yang bertubuh sehat. Saat
ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah menjadi penyakit utama di
kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit serius yang meragut nyawa
beribu-ribu warga tua setiap tahun. (Jeremy, dkk, 2007, Hal 76-78)
Penanggulangan penyakit Pneumonia menjadi fokus kegiatan program
P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini
mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga
memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang
penanggulangan Pnemonia. Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita
kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) Usia 2
bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan
Bukan Pnemonia ). Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita
penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan
tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam.
Penyakit ISPA diluar pnemonia ini antara lain: batuk-pilek biasa (common cold),
pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Pharyngitis, tonsilitis dan otitis, tidak termasuk
penyakit yang tercakup dalam program ini.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka
kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju
seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta
sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata
45.000 orang (S. A. Price, 2005, Hal 804-814)
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga
setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas,
napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran
hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru
Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang
sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya
fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa
ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan
oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ).
Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus,
Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa(Jeremy, dkk, 2007,
Hal 76-78)
Dari uraian di atas, maka kelompok tertarik untuk membahas tentang
”Asuhan keperawatan pada klien dengan Pneumonia”
1. Defenisi
Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus paru terisi cairan radang
dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang kedalam dinding alveoli dan
rongga interstisium. (secara anatomis dapat timbul pneumonia lobaris maupun
lobularis / bronchopneumonia.
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan yang
terbanyak didapatkan dan sering merupakan penyebab kematian hampir di seluruh
dunia. Di Indonesia berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1986 yang
dilakukan Departemen Kesehatan, pneumonia tergolong dalam penyakit infeksi
akut saluran nafas, merupakan penyakit yang banyak dijumpai.
2. Etioligi
Menurut Corwin (2001), Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah
bakteri positif-gram, streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia
steptrokokus. Bakteri staphylococcus aureus adalah streptokokus beta-hemolitikus
grup A yang juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga pseudomonas
aeroginosa. Pneumonia lain disebabkan oleh virus misalnya influenza. Pneumonia
mikoplasma, suatu pneumonia yang relative sering dijumpai yang disebabkan oleh
suatu organisme yang berdasarkan beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan
virus.
5. Penyimpangan KDM
E. PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita,
bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. Perawatan
yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat. Angka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari 5%
pada penderita rawat jalan , sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20%. Menurut Infectious Disease Society Of America ( IDSA ) angka
kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I
0,1% dan kelas II 0,6% dan pada rawat inap kelas III sebesar 2,8%, kelas IV 8,2%
dan kelas V 29,2%. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian
penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas. Di RS
Persahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 1998 adalah 13,8%,
tahun 1999 adalah 21%, sedangkan di RSUD Dr. Soetomo angka kematian 20 -
35%.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG LAZIM MUNCUL
Diagnosa Keperawatan Menurut Nanda (2013) antara lain:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas:
spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan,
sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.
NOC : ventilasi, kepatenan jalan nafas
Kriteria Hasil : klien tidak merasa tercekik, irama, frekwency dalam batas
normal,
tidak ada bunyi abnormal.
NIC :
1) Pastikan kebutuhan oral suctioning
2) Auskultasi nafas sebelum dan sesudah suctioning
3) Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
4) Lakukakn fisioterapi dada jika perlu
5) Monitor status O2 pasien
2. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan apnea: ansietas, posisi tubuh,
deformitas dinding dada, gangguan koknitif, keletihan hiperventilasi, sindrom
hipovnetilasi, obesitas, keletihan otot spinal
NOC : ventilasi, kepatenan jalan nafas, status TTV
Kriteria Hasil : mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan
mudah,
tidak ada pursed lips, klien tidak merasa tercekik, irama,
frekwency dalam batas normal, tidak ada bunyi abnormal.
NIC :
1) Posisikan semi fowler
2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3) Pasang mayo jika perlu
4) Berikan bronkodilator
5) Auskultasi suara nafas
6) Monitor pola nafas
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu,
demam, kehilangan volume cairan secara aktif, kegagalan mekanisme pengaturan
NOC : fluid balance, Hidration, Status Nutrisi; intake nutrisi dan cairan Kriteria
Hasil : mempertahankan urine output sesuai dengan usia, dan BB, BJ
urine normal, HT normal, TTV normal, Tidak ada tanda
dehidrasi
(turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa
haus
berlebihan)
NIC :
1) Pertahankan intake dan output yang akurat
2) Monitor status hidrasi
3) Monitor Vital sign
4) Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori
5) Berikan cairan IV pada suhu ruangan
6) Kolaborasikan pemberian cairan IV
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory: tirah baring atau
imobilisasi, kelemahan menyeluruh, ketidak seimbangan suplai O2 dengan
kebutuhan.
NIC : ADL, pemulihan tenaga
Kriteria Hasil : mampu melakukan aktivitas secara mandiri, berpartisipasi
dalam
aktivitas fisik tanpa disretai peningkatan TTV
NIC :
1) Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam menyiapkan
program terapi yang tepat
2) Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3) Kaji adanya faktor penyebab kelelahan
4) Monitor respons kardiovaskuler terhadap aktivitas
5) Monitor lama istirahatanya pasien
6) Monitor nutrisi dan sumber tenaga adekuat
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan keadaan penyakit keterbatasan kognitif,
salah interpretasi informasi, kurang paparan
NOC : proses penyakit, proses penyembuhan
Kriteria Hasil : klien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit,
prognosis dan program pengobatan
NIC :
1) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
prose penyakit yang spesifik
2) Jelaskan patofisiologi tentang penyakit
3) Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit
4) Gambarkan proses penyakit
5) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Biodata / Data Biografi
Identitas Klien:
Nama : An. E No Register : 08.110.900
Umur : 1 tahun
Suku/bangsa : Jawa
Status Perkawinan : -
Agama : Islam
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : jl.Cimanuk
Tanggal masuk RS : 25 Mei 2012
Tanggal Pengkajian : 26 Mei 2012
Catatan kedatangan : Kursi roda ( ), Ambulan ( ), Brankar ( √ )
Keluarga Terdekat yang dapat dihubungi:
Nama/Umur : Ny.N / 29 No telepon : (0736)23145
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : jl.Cimanuk
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
1 Kamis, 27 09.00
1. Mengkaji frekuensi/ kedalaman pernapasan dan
Mei 2012 WIB gerakan dada.
Dengan Hasil : RR = 25x/i,
2. Mengukur TTV
Dengan hasil :
TD : 120/80mmhg
N : 80 x/i
RR : 26x /i
3. Mengauskultasi area paru, mencatat area
penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas
adventisius, mis, krekels, mengi stridor.
Dengan hasil : bunyi nafas bronkial, krekels,
mengi, dan srtidor tidak ada.
4. Membantu pasien latihan napas dan mengajarkan
melakukan batuk efektif, Dengan Hasil : Klien
melaksanakan latihan nafas sesuai yang
dianjurkan dan dapat melakukan batuk efektif
dan mengeluarkan dahak.
5. Melakukan Penghisapan sekret sesuai indikasi.
Dengan Hasil : sekret bisa keluar
6. Memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari
(Kecuali kontra indikasi) dan menaawarkan air
hangat
Dengan Hasil : intake cairan 2000 ml dan pasien
mau minum air hangat.
7. Memberikan obat sesuai indikasi: mukolitik,
ekspektoran, bronkodolator, analgesik.
8. Mengawasi sinar X dada, GDA,
Dengan Hasil: Rontgen menunjukkan infiltrasi
meyebar, dan GDA tidak normal.
2 Kamis, 27 09.00
1. Mententukan karakteristik nyeri, misalnya :
6. EVALWASI
No.D
Tanggal Jam Perkembangan SOAP Paraf/Nama
x
1 Rabu, 26 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan sudah dapat mengeluarkan
dahak
Klien mengatakan sesaknya sudah berkurang
O:
Klien dapat mengeluarkan dahaknya
Krekels dan stredor (+)
Dispnea berkurang
TTV:
TD : 125/80 mmHg
N : 100x/i
RR : 27x /i
Klien masih mendapat oksigen
P : Intervensi dilanjutkan :
Kaji frekuensi kedalaman nafas
Pantau terus TTV
Auskultasi area paru
Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
Lanjutkan pemberian oksigen sesuai indikasi
Awasi GDA
2 Rabu, 26 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan nyeri berkurang
Klien mengatakan badannya masih lemah
O:
Klien tampak agak nyaman
Gelisah berkurang
Dispneu berkurang
TTV:
TD : 125/80 mmHg
o N : 100 x/i
RR : 27x /i
Mukosa bibir masih kering dan pucat
Dispnea (+)
Perfusi paru redup
Premetus menurun pada kedua paru
Akral hangat sianosis
Kapilari refile kembali dalam 2-3 detik
Klien masih pucat dan sianosis
O:
Klien dapat mengeluarkan dahaknya
Krekels dan stredor (-)
Dispnea tidak ada
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/i
RR : 25x /i
A : Masalah teratasi sebagian : klien dapat
mengeluarkan dahak dengan efektif, dispnuea
tidak ada
P : Intervensi dilanjutkan :
Pantau terus TTV
Auskultasi area paru
Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
Awasi GDA
2 Kamis, 27 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan tidak nyeri lagi
Klien mengatakan badannya sudah merasa
segar
O:
Klien merasa nyaman
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
RR : 25x /i
Mukosa bibir masih kering dan pucat
Dispnea (-)
Perfusi paru redup
Akral hangat
Kapilari refile kembali dalam 2-3 detik
Klien masih pucat dan sianosis
P : Intervensi dilanjutkan :
Pantau terus TTV
Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
dan batuk efektif
Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
3 Kamis, 27 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan saat batuk sputum keluar.
Klien mengatakan masih blum nafsu makan
dan hanya mampu menghabiskan ½ porsi setiap
kali makan (pagi, siang dan malam)
O:
Klien tampak mengeluarkan sputum saat batuk
dan sudah berkurang
Klien tampak mengabiskan makanan dalam ½
porsi setiap kali makan
Kulit klien masih tampak kering
Hb : 10 gr / dl
Protein total : 5,86 gr / dl
Albumin 3,00 gr / dl
BB : 61 kg
TTV:
TD : 120/80 mmhgs
N : 80 x/i
RR : 25x /i
Akral hangat
A : Masalah teratasi sebagian :
Mengidentifikasi
pengeluaran sputum, observasi distensi
abdomen, dan status gizi
P : Intervensi Keperawatan dilanjutkan
Indentifikasi mual
Menjadwalkan pengobatan
Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi
sering
Evaluasi terus status nutrisi
1 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan sudah tidak batuk
Klien mengatakan sudah tidak sesak
O:
Klien mengatakan tidak ada sputum
Krekels dan stredor (-)
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/i
RR : 24x /i
P : Intervensi dihentikan
2 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan tidak nyeri lagi
Klien mengatakan badannya sudah segar
O:
Klien merasa nyaman
TTV:
TD : 120/80 mmHg
o N : 80 x/i
RR : 24x /i
Mukosa bibir normal dan tidak pucat lagi
Dispnea (-)
Perfusi paru Normal
Akral hangat
Kapilari refile kembali dalam 2 detik
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
3 Jumat, 28 13.30 S:
Mei 2012 Wib Klien mengatakan tidak batuk lagi
Klien mengatakan sudah nafsu makan dan
mampu menghabiskan 1 porsi penuh setiap kali
makan (pagi, siang dan malam)
O:
Klien tidak tampak batuk lagi dan tidak ada
sputum
Klien tampak mengabiskan makanan dalam 1
porsi penuh setiap kali makan
Kulit klien sudah normal
Hb : 14 gr / dl
Protein total : 7,5 gr / dl
Albumin 3,4gr / dl
BB : 62 kg
TTV:
TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/i
RR : 24x /i
Akral hangat
A : Masalah teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://montanitalyano.blogspot.com/2013/12/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html
http://retnopuspasari.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
pneumonia.html
http://chandwicaksono.blogspot.com/2013/09/askep-pneumonia.html
http://sehati11022012.blogspot.com/2013/11/makalah-askep-pneumonia-lengkap.html
http://eprints.ums.ac.id/25860/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdf