Anda di halaman 1dari 13

Makala Penyakit Meningitis

KEL I
DISUSUN OLEH :

FADLI N21020033

Mohammad Rainkurnia N21020022

Riskika Ainun Nisa N21020037

NOVIANTI NTOI N21020001

Angraini Wulandari N21020023

Steby Patrisia Mogolea N21020013

Nadira N21020001

Lasami pratikasari N21020018

Silfa Bakali N21020012


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta petunjuk-Nya sehingga
tersusunlah makalah ini dalam mata kulia gizi dan diet

Dengan segala kerendahan hati kami menyadari dan mengakui, bahwa isi dalam makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, karena masih dalam proses pembelajaran.

Tidaklah akan terwujud dalam penyusunan makalah ini tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak yang membantu kami. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada selaku pengajar mata kuliah gizi dan diet atas bimbingan yang telah diberikan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, harapan kami semoga Allah SWT. membalas kebaikan-kebaikan semua pihak yang telah
memberikan bimbingan serta bantuan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi rekan-rekan kami khususnya mahasiswa Program Studi Keperawatan Bogor.

Palu, 9 November

Penulis,
DAFTAR ISI

SAMPUL.............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A.Latarbelakang..............................................................................................................
B.Tujuan..........................................................................................................................

BAB II ISI
A. Jenis meningitis..........................................................................................................
B. Infectious agent meningitis.........................................................................................
C. Anatomi dan fisiologi selaput otak.............................................................................
D. Patofisiologi meningitis..............................................................................................
E. Gejala klinis meningitis..............................................................................................
F. Pemeriksaan rangsangan meningeal...........................................................................
G.Epidemilogi meningitis...............................................................................................
H. Prognosis meningitis..................................................................................................

BAB III PENUTUP


A.kesimpulan..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia. Salah satu upaya pembangunan
kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah melalui Program
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,
kematian dan kecacatan serta mengurangi dampak sosial dari penyakit menular. Dengan
kemajuan teknologi, di negara maju banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi, bahkan
ada yang telah dapat dibasmi. Namun, masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh
sebagian besar penduduk negara berkembang, salah satunya adalah penyakit meningitis. 2
Meningitis merupakan infeksi cairan otak yang disertai radang selaput otak dan medulla spinalis
yang superfisial. Lebih dari 70 % kasus meningitis terjadi pada anak usia bawah lima tahun.

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter (lapisan dalam
selaput otak) dan arakhnoid serta dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan
medula spinalis yang superfisial/suatu peradangan selaput otak yang biasanya diikuti pula oleh
peradangan otak/peradangan pada selaput meninges yang menyelubungi otak yang disebabkan
oleh bakteri atau virus.Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang
terjadipada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta. Meningitis
serosaditandai dengan jumlah sel dan protein yang meninggi disertai cairan serebrospinalyang
jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah kuman Tuberculosis danvirus.

B. TUJUAN

1.Mengetahui berbagai macam jenis penyakit meningitis.


2.Mengetahui faktor-faktoryang berkaitan dengan penyakit meningitis
3.Mengetahui identifikasi gizi pada pasien penyakit meningitis.

C.RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian meningitis?
2. Apa saja penyebab meningitis?
3. Apa saja tanda dan gejala yang timbul pada pasien meningitis?
4. Apa saja komplikasi dari meningitis?
5. Apa saja penatalaksanaan medis dari meningitis?
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN
Otak dan medulla spinalis di lindungi oleh lapisan atau selaput yang di sebut meningen.
Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid dan plamater
(laptomeningens) di sebut meningitis. Peradangan pada bagian durameter di sebut
pakimeningen. Meningitis dapat di sebabkan karena bakteri, virus, jamur atau karena
toksin. Namun demikian sebagian besar meningitis di sebabkan bakteri. Meningitis
adalah peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla
spinalis (tarwato,2013)

Batticaca (2008) mengatakan meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningen
otak dan medulla spinalis, gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri
(infeksi sekunder) seperti pneumonia endokarditis,atau ostemielitis.

B. ETIOLOGI
Widagdo,ddk (2013)mengatakan meningitis dapat di sebabkan oleh berbagai macam
organisme:haemophilus influenza neisseria menengitis(meningococus), di plococus
nimonia , streptococcus group A pseudomonas, staphylococcus, aureus, escherichia coli
,klebsiella, proteus, paling sering memiliki kondisi predis posisi seperti: fraktur
tengkorak, infeksi, pembedahan otak atau spinal, dimana akan meningkatkan terjadi
mininitis.
a. Meningitis bakteri
Organisme yang pling sering pada meningitis bakteri adalah : haemophilus
infulenza, streptococcus neumonia,neisseria meningitides, dan staphylococcus
aureus. Protein didalam bakteri sebagai benda asing dan dapat menimbulkan respon
peradangan. Neutropil, monosit, limfosit dan yang lainya merupakan sel sel sebagai
respon peradangan. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan leukositit dan yang lainya
merupakan sel sel sebagai respon peradangan. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan
leukosit yang di betuk di ruang subaraknoikd. Penumpakan cairan serebrospinal
akan menyebabkan cairan menjadi kental sehingah dapat menganggu aliran
serebrospinal disekitar otak dan medulla spinalis.
b. Meningitis virus
Tipe eningitis ini sering disebut sebagai aseptik meningitis. Meningitis ini terjadi
sebagai akibat dari berabagai macam penyakit virus yang meliputi measles, mumps,
Ssimpelkx dan herpes joster. Pembentukan skudat pada umumunya terjadi di atas
koreteks serebral, usbtensi putih dan meningens. Terentanan jaringan otak terhadap
berbagai macam virus teregantung pada tipe sel yang di pengaruhi. Virus herpes
simplex meruba metabolisme sel, yang mana secara cepat menyebabakan
perubahan produksi enzim atau neurotratransmitter yang menyebabakan disfunsi
dari sel dan kemungkinan kelainan neurokogi

C. Manifestasi klinis
Tarwoto (2013) mengatakan manifestasi klinik pada meningitis bakteri di antaranya:
a. Demam, merupakan gejala awal
b. Nyeri kepala
c. Mual dan muntah
d. Kejang umum
e. Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan penurunan kesadaran sampai
dengan,
Sedangkan menurut (Widago,dkk, 2013) manifestasi klinis klien meningitis
meliputi:
a. Sakit kepala
b. Mual muntah
c. Demam
d. Sakit dan nyeri secaara umum
e. Perubahan tingkat kesadaran
f. Bingung
g. Perubahan pola nafas
h. Ataksia
i. Kaku kuduk
j. Ptechialrash
k. Kejang (fokal, umum)
l. Opistotonus
m. Nistagmus
n. Ptosis
o. Gangguan pendengaran
p. Tanda brundzinki’s dan kerniq’s positif
q. Fotophobia

D. Patofisiologi Meningitis

Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organatau jaringan
tubuh yang lain. Virus / bakteri menyebar secara hematogen sampai ke selaput otak, misalnya
pada penyakit Faringitis, Tonsilitis, Pneumonia, Bronchopneumonia dan Endokarditis.
Penyebaran bakteri/virus dapat pula secara perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan
yang ada di dekat selaput otak, misalnya Abses otak, Otitis Media, Mastoiditis, Trombosis sinus
kavernosus dan Sinusitis. Penyebaran kuman bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan
fraktur terbuka atau komplikasi bedah otak.23 Invasi kuman-kuman ke dalam ruang subaraknoid
menyebabkan reaksi radang pada pia dan araknoid, CSS (Cairan Serebrospinal) dan sistem
ventrikulus.Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi;
dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke dalam
ruang subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam beberapa hari terjadi pembentukan
limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua selsel plasma. Eksudat yang terbentuk terdiri dari
dua lapisan, bagian luar mengandung

leukosit polimorfonuklear dan fibrin sedangkan di lapisaan dalam terdapat makrofag.Proses


radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat menyebabkan
trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuronneuron. Trombosis serta organisasi
eksudat perineural yang fibrino-purulen menyebabkan kelainan kraniales. Pada Meningitis yang
disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan Meningitis yang
disebabkan oleh bakteri.

Organisme (Bakteri, virus, jamur, dan protozia)


(masuk melalui)

Trauma, prosedur pembedahan atau ruptur abses otak


(melalui aliran darah)

Central Nervus Sistem


Respon inflamasi di piameter, arachnoid, CSF dan ventrikel


Eksudat terbentuk

Menyebar keseluruh cranial dan saraf spinal


Kerusakan Neurologik

E. Cara penularan

Penularan terjadi dengan kontak langsung seperti melalui droplet dari hidung dan
tenggorokan orang yang terinfeksi. Infeksi biasanya menyebabkan infeksi subklinis pada
mukosa. Invasi dengan jumlah bakteri yang cukup untuk menyebabkan terjadinya penyakit
sistemik sangat jarang. Prevalensi carrier yang mencapai 25% atau lebih dapat terjadi tanpa
ada kasus meningitis. Selama KLB lebih dari setengah laki-laki personil militer mungkin
sebagai carrier sehat kuman meningokokus. Penyebaran melalui barang dan alat-alat tidak
terbukti. Masa inkubasi  bervariasi dari 2-10 hari, biasanya 3-4 hari.

F. Masa penularan

Penularan dapat terus terjadi sampai kuman meningokokus tidak ditemukan lagi di
hidung dan mulut. Meningokokus biasanya hilang dari nasofaring dalam waktu 24 jam
setelah pengobatan dengan antibiotika trerhadap mikroba yang masih sensitif terhadap
antibiotika tersebut apabila kadar obat mencapai konsentrasi yang cukup di dalam sekret
orofaring. Penisilin dapat menekan jumlah organisme untuk sementara namun biasanya
tidak dapat menghilangkan organisme ini dari oronasofaring.

G. Komplikasi meningitis
Jenis komplikasih yang mungkin akan muncul, antara lain gangguan pendengaran,
perusakan pada otak, gagal ginjal, shok, masalah pada memori, dan masalah berjalan.
Selain itu, resiko kejang dan kerusakan saraf permanen akan terjadi bila tidak melakukan
pengobatan dengan cepat

H. Pemeriksaan Penunjang Meningitis 

1. Pemeriksaan Pungsi Lumbal

Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan protein

cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan

intrakranial.

a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-).

b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah
putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.

2. Pemeriksaan darah

Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju EndapDarah (LED), kadar
glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.

a. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu, pada
Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.

b. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.

3. Pemeriksaan Radiologis
a. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan CT
Scan.

b. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal, gigi
geligi) dan foto dada.
BAB III

PENUTUP

A. Pengkajian
Tn A. berusia 60 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama demam, nyeri pada
kepala, kejang, sesak nafas, penurunan tingkat kesadaran, kaku pada bagian leher.
TTV
TD: 100/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
Respirasi: 15x/menit
Suhu: 38,5° c

B. Klasifikasi data

DS DO
1. Pasien mengatakan demam 1. Pasien terlihat kejang
2. Pasien mengatakan sesak nafas 2. Pasien terlihat tingkat kesadaran
3. Pasien mengatakan nyeri pada bagian menurun
kepala 3. TTV
4. Pasien mengatakan kaku pada bagian a. TD: 100/80mmHg
leher b. Nadi: 80x/menit
5. Pasien mengatakan sulit tidur c. Respirasi : 15x/menit
d. Suhu : 38,5° c

C. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds: Agen pencedera Nnyeri akut
- Pasien fisiologis
mengatakan (inflamasi)
sesak nafas
- Pasien
mengatakan
nyeri pada
bagian kepala
- Pasien
mengatakan
kaku pada
bagian leher
- Pasien
mengatakan
sulit tidur
Do: TTV
a. TD:
100/80mmHg
b. Nadi:
80x/menit
c. Respirasi :
15x/menit
d. Suhu : 38,5° c

D. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (inflamasi)
E. Prioritas Masalah
1. Nyeri Akut

F. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional Paraf


Kriteria Hasil
Nyeri Akut Setelah dilakukan - Identifikasi lokasi, - Untuk
b/d agen tindakan karakteristik, mengetahui
pencedera keperawatan durasi, frekuensi, lokasi nyeri
fisiologis selama 1x24 jam kualitas, intensitas - Untuk
(inflamasi) dengan kriteria nyeri memudahkan
hasil: - Pertimbangkan klien
- Tingkat jenis dan sumber meredahkan
nyeri nyeri dalam nyeri
berkurang pemilihan strategi - Untuk
- Tidur meredekan nyeri memudahkan
menjadi - Anjurkan klien
teratur memonitor nyeri memonitor
- Kaku pada secara mandiri nyeri secara
bagian - Kolaborasi mandiri
leher pemberian - Untuk
menghilang analgetik. meredahkan
nyeri
G. Implementasi

Diagnosa Hari/Tanggal Jam Implementasi


Keperawatan
Nyeri Akut b/d Jum’at, 11 08.00 - Mengidentifikasi
agen pencedera November 2021 lokasi, karakteristik,
fisiologis durasi, frekuensi,
(inflamasi) kualitas, intensitas
nyeri
08.30 - Mempertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredekan
08.45 nyeri
- Menganjurkan
memonitor nyeri secara
09.00 mandiri
- Mengkolaborasi
pemberian analgetik.

 A.    KESIMPULAN

Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadipada cairan otak
yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.Meningitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
riketsia, jamur, cacing dan protozoa. Penyebab paling sering adalah virus dan bakteri. Meningitis
yang disebabkan oleh bakteri berakibat lebih fatal dibandingkan meningitis penyebab lain karena
mekanisme kerusakan dan gangguan otak yang disebabkan oleh bakteri maupun produk bakteri
lebih berat.Pasien meningitis dengan kesadaran menurun cenderung mengalami gangguan
asupan gizi, karena secara otomatis Intrake peroral yang dibutuhkan untuk mendukung therapi
hydrasi yang terbatas untuk mencegah komplikasi oedeem cerebi, menjadi berkurang, selain
untuk memenuhi kebutuhan energi bagi pasien.

Anda mungkin juga menyukai