Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY.T DENGAN DIAGNOSA MEDIS MENINGITIS RUANG

MAWAR RSUD KOTA BOGOR

DISUSUN OLEH :
SITI KAHLA KAMILA (112210028)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat hidayah dan
inayah-Nya. Karena berkat karunianya saya dapat Menyusun makalah ini dengan baik dan selesai
tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dokumentasi Keperawatan dari dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk memberikan tambahan wawasan bagi saya selaku penulis dan bagi para pembaca.
Saya sebagai penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ns. Nining
fitrianingsih,S.kep.,M.kes. Selaku dosen pengampu mata kuliah Dokumentasi Keperawatan, tidak
lupa juga bagi pihak-pihak lain yang mendukung penulisan makalah ini saya juga mengucpakan
terima kasih.
Terakhir, saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu dengan tangan terbuka saya membutuhkan kritik dan saran bisa membangun
kemampuan saya, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi saya khususnya sebagai penulis.

Bogor, 20 mei 2023

Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
MENINGITIS

1. Definisi penyakit
Meningitis merupakan inflamasi pada selaput otak yang mengenai lapisan piameter
dan ruang subarakhnoid maupun arakhnoid, dan termasuk cairan serebrospinal (CSS).
Peradangan yang terjadi pada Meningitis yaitu membran atau selaput yang melapisi otak
dan medula spinalis, dapat disebkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun
jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak
(Wordpress. 2009)

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran atau selaput
yang melpaisi otak dan medula spinalis, dapat disebabkan oleh berbagai organisme
seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah
kedalam cairan otak (Black & Hawk.2005)
Meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula spinalis.
Gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi sekunder) seperti
Sinusiotis, Otitis Media, Pneumonia, Edokarditis atau Osteomielitis. Meningitis
bakterial adalah inflamasi arakhnoid dan piameter yang mengenai CSS, Meningeotis
juga bisa disebut Leptomeningitis adalah infeksi selaput arakhnoid dan CSS di dala
ruangan subarakhnoid (Lippincott Williams & Wilkins.2012)

2. Manifestasi klinis

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala.rasa nyeri ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot – otot
ekstensor tenkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus. Yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun. tanda kernig dan
brudzinsky positif . Gejala meningitis di akibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK
1. Sakit kepala dan demam adalah gejala awal yang sering. Sakit kepala di hubungkan
dengan meningitis yang selalu berat dan sebagai akibat iritasi meningen. Demam
umumnya ada dan tetap tinggi selama perjalanan penyakit.
2. Perubahan pada tinkat kesadaran dihubunkan dengan meningitis bakteri. Disorientasi dan
gangguan memori biasanya merupakan awal adanya penyakit individu terhadap proses
fisiologik. Manifestasi prilaku juga umum terjadi. Sesuai perkembangan penyakit, dapat
terjadi letargik, tidak response, dan koma.
3. Iritasi meningen negakibatkan sejumlah tanda yang mudah di kenali yang umumnya
terlihat pada semua tipe meningitis.
4. Rigiditas nukal (kaku leher) adalah tanda awal. Adanya upaya untuk fleksi kepala
mengalami kesukaran karena adanya spasme otot otot leher .fleksi paksaan menyebabkan
nyeri berat.
5. Tanda kerning positif : ketika pasien di baringkan dengan paha dalam keadaan fleksi kea
rah abdomen , kaki tidak dapat di ekstensikn sempurna.
6. Tanda brudzinski: bila leher difleksikan, maka di hasilkan fleksi lutut dan pinggul; bila di
lakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi, maka gerakan yang sama
terlihat pada sisi ekstremitas yang berlawanan.
7. Demikian pula alas an yang tidak di ketahui, pasien iini mengeluh mengalami fotofobia
atau sensitive yang berlebihan terhadap cahaya.
8. Kejang dan peningkatan TIK juga berhubungan dengan meningitis. Kejang terjadi terjadi
sekunder akibat area vocal kortikal yang peka. Tanda tanda peningkatan TIK sekunder
akibat eksudat purulen dan edema serebral terdiri dari perubahan karakteristik tanda tanda
vital(melebarnya tekanan pulse dan bradikardia),pernafasan tidak teratur, sakit kepal
muntah, dan penrunan tingkat kesadaran.
3. Etiologi

Meningitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Sementara meningitis bakteri lebih
berbahaya..
1. Meningitis Bakteri
Saat ini ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan meningitis. Beberapa di antaranya:
a) Bakteri Meningokokus atau Meningococcal bakteri. Ada beberapa jenis bakteri
meningococcal disebut grup A, B, C, W135, Y dan Z. Saat ini sudah ada vaksin yang
tersedia untuk perlindungan terhadap grup C meningococcal bakteri..
b) Streptococcus pneumoniae bakteri atau pneumokokus bakteri ini cenderung
mempengaruhi bayi dan anak-anak dan orang tua karena sistem kekebalan tubuh
mereka lebih lemah dari kelompok usia lainnya.
c) Mereka yang memiliki CSF shunt atau memiliki cacat dural mungkin bisa terkena
meningitis yang disebabkan oleh Staphylococcus
d) Pasien yang memiliki tulang belakang prosedur (misalnya tulang belakang
anaesthetia) beresiko meningitis yang disebabkan oleh Pseudomonas spp.
e) Sifilis dan tuberkulosis menuju meningitis serta jamur meningitis langka penyebab
tetapi terlihat dalam individu positif HIV dan orang-orang dengan kekebalan yang
ditekan.

Menurut kelompok usia, beberapa bakteri kemungkinan penyebab meningitis meliputi:


a) Dalam baru-borns - pneumokokus bakteri atau group B streptokokus, Listeria
monocytogenes, Escherichia coli
b) Bayi dan anak-anak - H. influenzae tipe b, pada anak-anak kurang dari 4 tahun dan
menjadi unvaccinated menimbulkan risiko meningitis karena Meningokokus,
Streptococcus radang paru-paru
c) Anak-anak dan orang dewasa : S. pneumoniae, H. influenzae tipe b, N. meningitidis, gram
negatif Basil, staphylococci, streptokokus dan L. monocytogenes.
d) Orang tua dan orang-orang dengan kekebalan ditekan : S. pneumoniae, L. monocytogenes,
tuberculosis (TB), organisme gram-negatif
e) Setelah cedera kepala atau infeksi yang diperoleh setelah tinggal di rumah sakit atau
prosedur. Termasuk infeksi dengan Kleibsiella pneumoniae, E.coli, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus

2. Transmisi infeksi
Meningococcal bakteri yang menyebabkan meningitis tersebar yang biasanya melalui
kontak dekat yang berkepanjangan. Penyebaran dimungkinkan karena pasien berada dekat dari
orang yang terinfeksi melalui bersin, batuk, berbagi barang-barang pribadi seperti, sikat gigi,
sendok garpu, peralatan dll. Bakteri pneumokokus juga tersebar oleh kontak dekat dengan
orang yang terinfeksi, batuk, bersin dll. Namun, dalam kebanyakan kasus hal ini hanya
menyebabkan infeksi ringan, seperti infeksi telinga tengah (otitis media). Orang-orang dengan
sistem kekebalan rendah yang dapat mengembangkan infeksi lebih parah seperti meningitis.

3. Meningitis virus penyebab


Ada beberapa virus yang dapat menyebabkan meningitis. Vaksinasi terhadap banyak virus ini
telah menyebabkan penurunan kejadian beberapa kasus meningitis. Contoh campak, gondok
dan Rubela (MMR) . Vaksinisasi tersedia bagi anak dengan kekebalan rendah terhadap
gondok, yang dulunya merupakan penyebab utama dari virus meningitis pada anak-anak.
Virus yang dapat menyebabkan meningitis meliputi:
1) virus herpes simpleks-ini dapat menyebabkan genital herpes
2) enteroviruses-virus flu perut - ini telah menyebabkan polio di masa lalu juga bertanggung
jawab atas
3) Gondok
4) Echovirus
5) Coxsackie
6) Virus herpes zoster
7) Campak
8) Arbovirus
9) Influenza
10) HIV
11) Virus West Nile

4. Transmisi HIV
Infeksi virus meningitis dapat menyebar oleh kontak dekat dengan orang terinfeksi dan
yang terkena ketika orang bersin dan batuk. Mencuci tangan setelah terkontaminasi dengan
virus-misalnya, setelah menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya
dapat mencegah penyebaran.

5. Penyebab lain dari meningitis


Penyebab lain dari meningitis meliputi:
a) Meningitis jamur-disebabkan oleh Cryptococcus, Histoplasma dan Coccidioides spesies
dan melihat pada pasien AIDS
b) Parasit yang menyebabkan meningitis-termasuk contoh meningitis eosinophilic yang
disebabkan oleh angiostrongyliasis
c) Organisme lainnya seperti tuberkulosis atipikal, sifilis, penyakit Lyme, leptospirosis,
listeriosis dan brucellosis, penyakit Kawasaki dan Mollaret's meningitis
d) Mungkin ada tidak ada infeksi dan peradangan hanya meninges menuju bebas-infektif
meningitis. Hal ini disebabkan oleh tumor, leukemia, limfoma, obat dan bahan kimia yang
diberikan spinally atau epidurally selama anestesi atau prosedur, penyakit seperti
Sarkoidosis, sistemik lupus eritematosus dan penyakit dll.
(News Medical Life Sciences & Medicine)
4. Patofisiologi
Meningitis pada umumnya sebagai akibat dari penyebaran penyakit di organ atau
jaringan tubuh yang lain. Virus atau bakteri menyebar secara hematogen sampai ke
selaput otak, misalnya pada penyakit faringitis, tonsilitis, pneuminoa,
bronchopneumonia dan endokarditis. Penyebaran bakteri atau virus dapat pula secara
perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan yang ada didekat selaput otak,
misalnya abses otak, otitis media, mastoiditis, trombosis sinus kavernosus dan sinusitis.
Penyebaran bisa juga terjadi akibat trauma kepala dengan fraktur terbuka atau
komplikasi bedah otak. Invasi kuman-kuman kedalam ruang subaraknoid menyebabkan
reaksi radang pada pia dan arkhnoid, CSS (cairan serebrospinal) dan sistem ventrikulus.
Mula-mula pembuluh darah meningeal yang kecil dan sedang mengalami hiperemi;
dalam waktu yang sangat singkat terjadi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear
ke dalam ruang subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat. Dalam beberapa hari terjadi
pembentukan limfosit dan histiosit dan dalam minggu kedua sel-sel plasma. Eksudat
yang terbentuk terdiri dari dua lapisan. Bagian luar mengandung leukosit
polimorfonuklear dan fibrin sedangkan dilapisan dalam terdapat makrofag.

Proses radang selain pada arteri juga terjadi pada vena-vena di korteks dan dapat
menyebabkan trombosis, infark otak, edema otak dan degenerasi neuron-neuron.
Trombosis serta organisasi eksudat perineural yang fibrono-purulen menyebabkan
kelainan kraniales. Pada meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal
tampak jernih dibandingkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri.

5. Klasifikasi

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada


cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang
jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab
lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula
spinalis. Penyebabnya antara lain: Diplococcus pneumoniae (pneumokok),
Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,
Peudomonas aeruginosa.
6. Penatalaksanaan medis
Terapi Konservatif/Medikal
1) Terapi Antibiotik
Pemilihan obat-obatan antibiotika, harus terlebih dahulu dilakukan kultur darah dan
lumbal punksi guna pemberian antibiotika disesuaikan dengan kuman penyebab. Berikut ini
pilihan antibiotika atas dasar umur
Pemilihan antimikrobial pada meningitis otogenik tergantung pada pemilihan
antibiotika yang dapat menembus sawar darah otak, bakteri penyebab serta perubahan dari
sumber dasar infeksi. Bakteriologikal dan respon gejala klinis kemungkinan akan menjadi
lambat, dan pengobatan akan dilanjutkan paling sedikit 14 hari setelah hasil kultur CSF akan
menjadi negatif.
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu
menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai
bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan meningitis
meliputi: Pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke ruang
subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan perkembangbiakan
bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil uji
resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif digunakan.
Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):

1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama 1 setengah
tahun.
2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.
Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):
1. Sefalosporin generasi ketiga
2. Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari
3. Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.
Pengobatan simtomatis:
1. Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau
fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7 mg/kgBB/24 jam, 3 x
sehari.
2. Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.
3. Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk mengobati
edema serebri.
4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian tambahan volume
cairan intravena
2) Kortikosteroid
Efek anti inflamasi dari terapi steroid dapat menurunkan edema serebri, mengurangi
tekanan intrakranial, akan tetapi pemberian steroid dapat menurunkan penetrasi antibiotika
kedalam abses dan dapat memperlambat pengkapsulan abses, oleh karena itu penggunaan
secara rutin tidak dianjurkan. Oleh karena itu kortikosteroid sebaiknya hanya digunakan
untuk tujuan mengurangi efek masa atau edema pada herniasi yang mengancam dan
menimbukan defisit neurologik fokal. Label et al (1988) melakukan penelitian pada 200
bayi dan anak yang menderita meningitis bakterial karena H.Influenzae dan mendapat terapi
deksamehtason 0,15 Mg/kgBB/x tiap enam jam selama 4hari, 20 menit sebelum pemberian
antibiotika. Ternyata pada pemeriksaan 24jam kemudian didapatkan penurunan tekanan
CSF, peningkatan kadar glukosa CSF dan penurunan kadar protein CSF. Yang mengesankan
dari penelitian ini bahwa gejala sisa berupa gangguan pendengaran pada kelompok yang
mendapatkan deksamethason adalah lebih rendah dibandingkan kontrol. Tunkel dan Scheld
(1995), menganjurkan pemberian deksamethason hanya pda penderita dengan resiko tinggi,
atau pada penderita dengan status mental sangat terganggu, edema otak atau tekanan
intrakranial tinggi. Hal ini mengingat efek samping penggunaan deksamethason yang cukup
banyak seperti perdarahan traktus gastrointestinal, penurunan fungsi imun selular sehingga
menjadi peka terhadap patogen lain dan mengurangi penetrasi antibiotika kedalam CSF.

3) Terapi Operatif
Penanganan vokal infeksi dengan tindakan operatif mastoidektomi. Pendekatan
mastoidektomi harus dapat menjamin eradekasi seluruh jaringan patologik dimastoid. Maka
sering diperlukan mastoidektomi radikal. Tujuan operasi ini adalah untuk memaparkan dan
mengeksplorasi seluruh jalan yang mungkin digunakan oleh invasi bakteti.
Selain itu juga dapat dilakukan tindakan trombektomi, jugular vein ligation,perisinual
dan cerebellar abcess drainage yang diikuti antibiotika broad spectrum dan obat-obatan
yang mengurangi edema otak yang tentunya akan memeberikan outcome yang baik pada
penderita komplikasi intrakranial dari otitis media. (Majalah Kedokteran Nusantara
Vol.3.2006)
7. Komplikasi

Penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat dari komplikasi meningitis antara lain
1. Trombosis vena cerbral, yang menyebabkan kejang, koma, atau kelumpuhan.
2. Efusi atau abses subdural, yaitu penumpukan cairan diruangan subdural karena adanya
infeksi karena kuman.
3. Hidrosefalus, yaitu pertumbuhan lingkaran kepala yang cepat dan abnormal yang
disebabkan oleh penyumbatan cairan serebrospinalis.
4. Ensefalitis, yaitu radang pada otak
5. Abses otak, terjadi karena radang yang berisi pus atau nanah diotak.
6. Arteritis pembuluh darah otak, yang dapat mengakibatkan infrak otak karena adanya
infeksi pada pembuluh darah yang mengakibatkan kematian pada jaringan otak.
7. Kehilangan pendengaran, dapat terjadi karena radang langsung saluran pendengaran.
8. Gangguan perkembangan mental dan intelegensi karena adanya retardasi mental yang
mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak terganggu. (Harsono.
2007)
LAPORAN KASUS (ASUHAN KEPERAWATAN) PADA KLIEN TN.K DENGAN
DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA DI RUANG SEMPUR RSUD KOTA
BOGOR
FOMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS
A. Identitas klien
No.RM : 00.21.36.23
Inisial klien : Ny.T
Usia : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Perumahan bumi asri No. 5 kota bogor
Tanggal masuk : 23 Agustus 2022 jam 10.30
Tanggal pengkajian : 23 Agustus 2022 jam 11.30

B. Identitas keluarga yang bertanggung jawab


Inisial klien : Tn.D
Usia : 30 tahun
Hubungan dengan klien : Suami
Alamat : Perumahan bumi asri No.5 kota bogor

II. Keluhan utama


Klien datang ke rumah sakit diantar oleh suami nya atas rujukan dari puskesmas
pada tanggal 04 April 2022 jam 19.00. Suami klien mengatakan istrinya demam dan
kejang, dan klien tidak sadarkan diri.
III. Riwayat kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang
Klien datang ke RS karena diberi rujukan dari puskesmas dengan keluhan
demam, kejang- kejang dan tidak sadarkan diri.

B. Riwayat kesehatan dahulu


Suami klien mengatakan sebelum nya istrinya sakit kepala terus-menerus sering
membeli obat-obatan diwarung.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Suami klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami hal sama.
IV. Alergi
Suami klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat alergi
V. Profile Life System
A. Activities of daily living

No ADL Sebelum sakit Di rumah sakit


1. Nutrisi makanan
jenis Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Frekuensi 3-4x sehari 3x sehari
Porsi 1 porsi ½ porsi
Makanan kesukaan Daging ayam Daging ayam
Nafsu makan Baik Kurang Baik
Cara makan sendiri/dibantu Sendiri Dibantu
Kesulitan makan Tidak ada Mual, muntah
Masalah Tidak ada Tidak nafsu
makan
Minum
Jenis Air putih,teh Air putih, susu
Frekuensi 3-5 gelas per hari 7 gelas per hari
Jumlah (cc) 1200 cc 1800 cc
Cara minum dibantu/sendiri Sendiri dibantu
Masalah Tidak ada Tidak ada
2. Eliminasi
BAB
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Waktu Pagi Pagi
Warna Kuning kecoklatan Kuning
kecoklatan
Konsistensi Padat Padat
Obstipasi Tidak ada Tidak ada
Penggunaan pencahar Tidak ada Tidak ada
Diare Tidak ada Tidak ada
Stoma Tidak ada Tidak ada
Cara pengeluaran Mengedan Mengedan
Masalah Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi 5-6 x sehari 5-6 x sehari
Jumlah Tidak diukur Tidak diukur
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau, darah, lendir Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Inkontinensia Tidak ada Tidak ada
Hematuria Tidak ada Tidak ada
Penggunaan kateter Tidak ada Tidak ada
Cara pengeluaran Langsung Langsung
Masalah Tidak ada Tidak ada
3. Istirahat dan tidur
Waktu tidur malam 21.30 21.00
Waktu tidur siang 12.00 12.00
Lamanya 2 jam 2 jam
Kebiasaan pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Ada tidaknya masalah tidur Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan yang dilakukan saat Tidak ada Tidak ada
istirahat
Masalah Tidak ada Tidak ada
4. Personal hygiene
Mandi
Frekuensi 2 x sehari 2 x sehari
Penggunaan sabun/tidak Menggunakan Menggunakan
sabun sabun
Cara melakukan sendiri/dibantu sendiri Dibantu
Masalah Tidak ada Tidak ada
Oral hygiene
Frekuensi 2x sehari 2 x sehari
Penggunaan sikat gigi/tidak Menggunakan Menggunakan
sikat gigi sikat gigi
Penggunaan pasta gigi/tidak Menggunakan Menggunakan
pasta gigi pasta gigi
Cara melakukan Digosok Digosok
5. Aktivitas/latihan
Olahraga Jalan sehat Tidak ada
Kegiatan diwaktu luang Main hp Nonton tv
Cara melakukan sendiri/dibantu Sendiri Sendiri
Masalah Tidak ada Tidak ada

B. Kebiasaan
Suami klien mengatakan kebiasaan klien saat dirumah yaitu berkumpul dengan
anak dan suami
VI. Profil psikososial
Suami klien mengatakan sangat aktif dalam kegiatan acara yang ada dilingkungan
tempat tinggalnya .
VII. Pola nilai/kepercayaan
A. Kegiatan keagamaan yang dijalani
Suami klien mengatakan selalu melaksanakan ibadah bersama keluarga
B. Nilai/kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan
Suami klien mengatakan semua penyakit yang diderita oleh manusia memang
sudah menjadi garis takdir manusia itu sendiri.
VIII. Keadaan umum
GCS tingkat kesadaran
Eye (E) : 4 Verbal (V) : 5 Motorik (M) : 6

IX. Vital sign


Suhu : 40 C
Tekanan darah (TD) : 170/120
mmhg Frekuensi nadi : 70 x/menit
Frekuensi nafas (RR) : 30x/menit
X. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris, tidak ada kelainan bentuk kepala, rambut
tampak bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa atau benjolan
2. Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, sklera ikterik, konjungtiva anemis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan sekitar mata
3. Telinga
Inspeksi : kedua daun telinga simetris, tidak ada lesi, telinga tampak bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan disekitar telinga
4. Mulut
Inspeksi : bibir tampak lembab, kebersihan mulut terjaga, gigi tampak bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan disekitar mulut
5. Hidung
Inspeksi : tidak ada kelainan pada hidung, tidak ada pembengkakan atau polip
Palpasi : tidak ada edema dan nyeri tekan
6. Leher dan tenggorokan
Inspeksi : tidak ada jejas, tidak ada kelainan pada leher, tidak ada jaringan parut
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
7. Kardiovaskuler
Inspeksi : tidak nampak pembengkakan
Palpasi : teraba denyut jantung
Perkusi : bunyi pekak
Auskultasi : terdengar normal lupdup
8. Paru-paru
Inspeksi : penggunaan otot bantu napas
Perkusi : vokal premutus 77 normal
Palpasi : terdengar hipersonor
Auskultasi : ronchi
9. Abdomen
Inspeksi : perut tampak simetris, tidak ada penonjolan dikuadran 1-4
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : bising usus 20 x/menit
Perkusi : bunyi timpani
10. Gastrointestinal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11. Integumen
Inspeksi : tidak ada luka dan tidak ada jaringan parut
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
12. Muskuloskeletal
Inspeksi : tidak ada kelainan dibagian anggota tubuh
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
XI. Data tambahan
-kulit klien terlihat kemerahan dan panas

-klien terlihat mengeluarkan keringat

K. Data penunjang

-Laboratorium

: 12,1 g/dl (12-16)

Hemoglobin

Lekosit

13. 680/mm (5.000-10.000)

: 284.000/mm (150.000- 400.000)

Trombosit

: 96 mg/dl (<200)

Glukosa sewaktu

: 26 mg/dl (10,0- 50,0)

Ureum darah

: 0,5 mg/dl (0,6-1,1)

Kreatinin darah

: 127 mmol/L (136-145)

Natrium

: 3,5 mmol/L (3,5-5,1)

Kalium

Klorida serum

: 97 mmol/L

pH

: 7,47 mmHg

pCO2

: 31 mmHg

PO2
: 199 mmHg

Na+

: 128 mmol/L

K+

: 3,0 mmol/L

Ca++

: 0,55 mmol/L

1. Program dan rencana pengobatan

Dexametason 4x

Draprazol 400grm 2x

Ceftriaxson 2grm 2x

Pct 75gram 3x
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Ny.T NAMA MAHASISWA : Siti kahla kamila

NO. REKAM MEDIS: 00.21.36.23 NIM :

RUANG RAWAT : Mawar

DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
DS : Risiko perfusi jaringan
- Suami klien Hambatan aliran (D0017)
mengatakan bahwa darah ke otak
klien sering
mengalami nyeri
kepala
- Suami klien
mengatakan klien
pingsan dan tidak
sadarkan diri
- Suami klien
mengatakan sejak 3
hari lalu mengalami
mual dan muntah.
DO :
- Klien mengalami
hipertensi 170/120
mmhg
- Suhu tubuh klien 40
C
- Rr 30x/menit
- Hari 50x/menit
- Klien terlihat
mengalami penurunan
kesadaran refleks
babinski pada tendon
- Klien mengalami
kejang
DS : Akumulasi sekret penurunan Bersihan jalan nafas tidak
- Kemampuan batuk efektif (D0001)
DO : Dan perubahan tingkat
- Saat auskultasi kesadaran.
terdengar suara nafas
rongki
- RR 30x/menit dan
terlihat pernafasan
yang cepat
- Wajah klien terlihat
sianosis
DS : Iritasi selaput dan jaringan Nyeri akut (D0077)
- Suami klien
mengatakan bahwa
klien susah tidur
- Suami klien
mengatakan Bahwa
klien sering
mengalami nyeri
kepala hebat
DO :
- Klien terlihat pinsan
dan tidak sadarkan diri
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS MASALAH)

1. Risiko perubahan perfusi jaringan otak (D0017)


2. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D0001)
3. Nyeri akut (D0077)

RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)

NAMA PASIEN : Ny.T NAMA MAHASISWA :


NO. REKAM MEDIS: 00.21.36.23 NIM :

RUANG RAWAT : Mawar

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


N TG PARA
KEPERAWATA
O L TUJUAN INTERVENSI RASIONAL F
N
1. 05- Risiko perubahan Setelah (I.06198)Observa - Untuk
04- perfusi pada dilakukan si : mengetahui
2022 jaringan otak tindakan - Adanya Perubahan
(D.0017) keperawatan kebingungan pikiran dan
selama 2 x24 perubahan Keluhan
jam pikiran, yang
diharapkan keluhan dirasakan
tingkat risiko pusing Klien
ketidakefektif pingsan. - Untuk
an perfusi - Monitor TTv mengetahui
jaringan otak - Monitor ttv klien
berkurang Tik dan - Untuk
dengan ccp menjaga
perfusi - Monitor kenyaman
jaringan status an klien
selebral pernafa - Agar klien
Kriteria hasil san tidak
(L.02014) : frekuen merasa
- Tidak si,irama sendiri dan
ada kedala dapat
deviasi man meningkat
dari pernafa kan
kisaran san komunikasi
normal PA02 - Untuk
tekanan PC02 mencegah
inkranial Ph agar tidak
- Tidak bikarbo terjadi
ada nyeri nat kejang
kepala Terapeutik :
- Tekanan - Berikan
darah anti kejang
dalam sesuai
rentang kebutuhan
normal - Hindari
- Tidak fleksi
ada leher
munta - Latihan
h ROM
- Memo pasif
nitor
tingkat Edukasi :
kesada - Jelaskan
ran tujuan dan
prosedur
pemantauan
- Informasikan
hasil
pemantauan
jika perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi
dengan
dokter
pemberian
obat
2. 05- Bersihan jalan Setelah Batuk efektif - Agar
04- nafas tidak efektif dilakukan (I.01006) mengurangi
(D.0001) sekret yang
berlebihan
Yang berada
pada jalan nafas
2022 tindakan Observasi :
keperawatan - Identifikasi - Agar
selama 2x 24 kemampuan klien
jam batuk. merasa
diharapkan - Monitor nyaman
Mampu adanya retensi Dan
mempertahan sputum benafas
kan - Monitor tanda dengan
kebersihan dan gejala baik
infeksi
jalan nafas - Untuk
saluran nafas
kriteria hasil - Monitor input mengetahui
(L.01001) : dan output irama dan
- Mendem cairan pernafasan
osntrasi Pada klien
kan Terapeutik : - Untuk
batuk - Atur posisi mengetahui
efektif semi fowler dan
dan - Pasang perlak mengukur
suara dan bengkok tingkat
nafas dipangkuan keefektifan
yang pasien batuk efektif
bersih,ti - Buang sekret klien
dak ada pada tempat
sianosi sputum
dan
dispnea Edukasi :
- Menunj - Jelaskan
ukkan tujuan dan
jalan prosedur
nafas batuk efektif
yang - Atur tarikan
paten nafas dalam
( klien melalui
tidak hidung selama
merasa 4 detik,
tercekik ditahan
,irama selama 2 detik
nafas kemudian
frekuens keluarkan dari
i nafas mulut dengan
dalam bibir mencucu
rentang selama 8 detik
normal. - Anjurkan
- Mampu memgulangi
mengindent tarik nafas
ifikasikan dalam hingga
dan 3 kali
mencegah
faktor yang Kolaborasi:
dapat - Pemberian
menghamba mukolitik atau
t jalan ekspektoran
nafas. jika perlu
3. 05- Nyeri akut Setelah Management -
04- (D.0077) dilakukan nyeri (I.12391) Pemgukur
2022 tindakan Observasi : an ttv
keperawatan - Merupaka
selama 2x 24 Identifi n aspek
diharapkan kasi yang
nyeri kesiapa sangat
berkurang n dan penting
Sampai kemam Untuk
dengan hilang puan Mengetah
nyeri ui
keadaan
Terapeuti klien Dan
k: menentuk
- Sediak an
an intervensi
materi Apa yang
dan akan
media dilakuka
pendid m
ikan selamjutn
keseha ya
tan
- Jadwal - Agar
kan dapat
pendid memberik
ikan an
keseha tindakan
tan keperawat
sesuai an yang
kesepa tepat
katan sesuai
- Berika dengan
n manajeme
kesem n nyeri
patan yang
untuk dirasakan
bertan klien dan
ya menentuk
an
Edukasi: tindakan
- Jelask keperawat
an an yang
penye dirasakan
bab, klien dan
period menentuk
e, dan an
strateg tindakan
i keperawat
mered an yang
akan sesuai
nyeri dengan
secara keluhan
mandi klien
ri sampaika
- Anjur n.
kan
memo
nitor
secara
mandi
ri
- Anjur
kan
mengg
unaka
n
analge
tik
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)

NAMA PASIEN : Ny.T NAMA MAHASISWA :

NO. REKAM MEDIS: 00.21.36.23 NIM :


RUANG RAWAT : Sempur

TGL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF


KEPERAWATAN KLIEN
05- 07.00 (I.06198) S : klien
04- Risiko perubahan perfusi s/d Observasi :
2022 jaringan otak (D0017) 14.00 - Memonitor adanya Mengatakan
kebingungan Badan terasa
Perubahan lemas dan
pikiran,keluhan pusing
pusing pinsan O : klien
- Memonitor ttv tampak lesuh
- Memonitor status dan
pernafasan frekuensi lemas,wajah
irama kedalaman klien sianosis
pa02,
pc02,ph ,bikarbonat, Ttv:
- Mencatat perubahan -Td
pasien terhadap 170/120mmhg
stimulus - subu tubuh
- Memberikan anti klien 40C
kejang sesuai - RR 30x/menit
kebutuhan -HARI 50x/
- Menghindari fleksi menit
leher -PH 7,47
- Melatih ROM mmhg
-pc02: 31
Edukasi : mmhg
- Jelaskan tujuan -P02:199mmhg
prosedur
- Informasikan hasil
pemantauan jika
perlu
Kolaborasi :
- Berkolaborasi dengan
dokter pemberian
obat
05-04 Bersihan jalan nafas tidak 07.00 Batuk efektif (I.01006) S :
2022 efektif (D0001) s/d Observasi : klien
14.00 - Identifikasi mengatakan
kemampuan batuk. Nyaman
- Monitor adanya dengan posisi
retensi sputum yang
- Monitor tanda dan diberikan
gejala infeksi saluran O : Terdapat
nafas bunyi
- Monitor input dan
tambahan
output cairan
ronkhi
Terapeutik :
- Memberika
- Atur posisi semi
n nebulizer
fowler
- P02: 199
- Pasang perlak dan
mmhg
bengkok dipangkuan
- RR
pasien
- Buang sekret pada 30x/menit
tempat sputum

Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
- Atur tarikan nafas
dalam melalui hidung
selama 4 detik,
ditahan selama 2
detik kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir
mencucu selama 8
detik
- Anjurkan
memgulangi tarik
nafas dalam hingga 3
kali

Kolaborasi:
- Pemberian mukolitik
atau ekspektoran jika
perlu
05- Nyeri akut (D0077) 07.00 Management nyeri S : klien
04- s/d (I.12391) Mengatakan
2022 14.00 Observasi : Masih
- Identifikasi merasakan
kesiapan dan nyeri kepala
kemampuan O :
nyeri dexametason
4x,Ceftriaxso
Terapeutik: n 2grm 2x
- Sediakan Pct 75 gram
materi dan 3x
media NaCl 0,9%
pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan
kesehatan
sesuai
kesepakatan
- Berikan
kesempatan
untuk
bertanya

Edukasi:
- Jelaskan
penyebab,
periode, dan
strategi
meredakan
nyeri secara
mandiri
- Anjurkan
memonitor
secara
mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik
EVALUASI

NAMA PASIEN : Ny.T NAMA MAHASISWA :


NO. REKAM MEDIS: 00.21.36.23 NIM :

RUANG RAWAT : Mawar

NAMA
DIAGNOSA TANGGAL
EVALUASI &
KEPERAWATAN /WAKTU
PARAF
08-04-2022 S : - Klien mengatakan lemas dan pusing
Risiko 12:00 Yang dirasakan nya sudah mulai
perubahan Berkurang
perfusi jaringan
otak (D0017)

O : - klien tampak lebih segar dari


Biasanya
-Td 120/80mmHg
- suhu tubuh klien 38 C
- RR 20x/menit
- HR 60x/menit

A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Intervensi dipertahankan

Bersihan jalan nafas 08-04-2022 S:


tidak efektif (D0001)

13.30 - klien mengatakan nyaman dengan


Posisi yang diberikan

-Klien mengatakan merasa lega dengan


Terpasangnya alat bantu nafas

O:
-Sudah tidak ada ronkhi
-P02 100 mmHg
-RR 20x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian

P:
Intervensi dipertahankan
23-08-2022 S:
Nyeri akut (D0077) 13.30 - Klien mengatakan nyeri kepalanya
Sudah tidak separah Seperti
Sebelumnya dan jarang timbul

Klien mengatakan merasa tenang


dengan keadaan yang hening

O:
- Klien tidak tampak mengeluh nyeri
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Intervensi dipertahankan

Anda mungkin juga menyukai