Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MENINGITIS


Secara ringkas pengertian dari meningitis adalah radang pada meningen atau
membran (selaput) yang mengililingi otak dan medulla spinalis. Meningitis
diklasifikasikan sesuai dengan faktor penyebabnya, antara lain :
1. Aseptis
Meningitis asepsis mengacu pada salah satu meningitis virus atau
menyebabkan iritasi menigen yang disebabkan oleh abses otak, ensefalitis,
limfoma, leukemia, atau darah diruang sub arachnoid.
2. Sepsis
Meningitis sepsis menunjukkan meningitis yang disebabkan oleh
organisme bakteri seperti menigokokus, stafilokokus, atau basilus influenza.
3. Tuberkulosa
Meningitis tuberkulosa disebabkan oleh basilus tuberkel.

Infeksi meningen umumnya dihubungkan dihubungkan dengan satu atau


dua jalan, yaitu melalui salah satu aliran darah sebagai konsekuensi dari infeksi-
infeksi bagian lain, seperti selulitis, atau melalui penekanan langsung seperti
didapat setelah cedera traumatic tulang wajah. Dalam jumlah kecil pada beberapa
kasus merupakan iatrogenik atau hasil skunder prosedur invasive (seperti tumbal
fungsi) atau alat-alat infasif (sepertia alat pemantau TIK).

Tipe-tipe meningitis, ada 2 tipe yaitu :


a. Meningitis Virus
Tipe dari meningitis ini sering disebut meningitis aseptis. Tipe ini biasanya
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan virus seperti gondok,
herpes simpleks, dan herpes zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis
bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada
kultur cairan otak. Mekanisme atau respons dari jaringan otak terhadap virus
bervariasi bergntung pada jenis sel yang terlibat.

1
b. Meningitis Bakterial
Adalah suatu keadaan ketika meningen atau selaput dari otak mengalami
peradangan akibat bakteri. Sampai saat ini,bentuk paling signifikan dari
meningitis adalah tipe bacterial. bakteri paling sering dijumpai pada meningitis
bakteri akut, yaitu Neisseria menigitidis (meningitis meningokokus),
Streptococcus Pneumoniae(pada dewasa), dan Haemophilus influenza (pada anak-
anak dan dewasa muda. Ketiga organisme ini menyebabkan sekitar 75 % kasus
meningitis bakteri. Bentuk penularannya melalui kontak langsung, yang
mencakup droplet dan secret dari hidung dan tenggorok yang membawa kuman
(paling sering) atau infeksi dari orang lain. Akibatnya, banyak yang tidak
berkembang menjadi infeksi tetapi menjadi pembawa (carier). Insiden tertinggi
pada meningitis disebabkan oleh bakteri gram negative yang terjadi pada lansia
sama seperti pada seseorang yang menjalani bedah saraf atau seseorang yang
mengalami gangguan respons imun.

2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI MENINGES


Meninges adalah sistem membran yang melapisi sistem saraf pusat.
Meningen tersusun atas unsur kolagen dan fibril yang elastis serta cairan
serebrospinal Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu durameter, arachnoid
dan piameter. Fungsi utama meninges dan kelenjar serebrospinal adalah untuk
melindungi sistem saraf pusat.

Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater, arakhnoid dan duramater.


a. Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang
mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga

2
melekat pada permukaan batang otak dan medula spinalis, terus ke kaudal
sampai ke ujung medula spinalis setinggi korpus vertebra.
b. Arakhnoid mempunyai banyak trabekula halus yang berhubungan dengan
piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak. Diantara arakhnoid dan
piameter disebut ruang subrakhnoid, yang berisi cairan serebrospinal dan
pembuluh-pembuluh darah. Karena arakhnoid tidak mengikuti lekukan-
lekukan otak, maka di beberapa tempat ruang subarakhnoid melebar yang
disebut sisterna. Yang paling besar adalah siterna magna, terletak diantara
bagian inferior serebelum danme oblongata. Lainnya adalah sisterna pontis
di permukaan ventral pons, sisterna interpedunkularis di permukaan
venttralmesensefalon, sisterna siasmatis di depan lamina terminalis. Pada
sudut antara serebelum dan lamina quadrigemina terdapat sisterna vena
magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna interpedunkularis
melalui sisterna ambiens. Ruang subarakhnoid spinal yang merupakan
lanjutan dari sisterna magna dan sisterna pontis merupakan selubung dari
medula spinalis sampai setinggi S2. Ruang subarakhnoid dibawah L2
dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana cairan serebrospinal
diambil pada waktu pungsi lumbal.
c. Durameter terdiri dari lapisan luar durameter dan lapisan dalam durameter.
Lapisan luar dirameter di daerah kepala menjadi satu dengan periosteum
tulang tengkorak dan berhubungan erat dengan endosteumnya.

2.3 ETIOLOGI MENINGITIS


Saat ini ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan meningitis. Beberapa
di antaranya, yaitu :
 Bakteri Meningokokus atau Meningococcal bakteri - ada beberapa jenis
bakteri meningococcal disebut grup A, B, C, W135, Y dan Z. Saat ini ada
vaksin tersedia yang menyediakan perlindungan terhadap grup C
meningococcal bakteri. Dari meningococcal meningitis, namun, umumnya
disebabkan oleh Grup B bakteri.

3
 Streptococcus pneumoniae bakteri atau pneumokokus. Bakteri-bakteri ini
cenderung mempengaruhi bayi dan anak-anak dan orang tua karena sistem
kekebalan tubuh mereka lebih lemah dari kelompok usia lainnya.
 Mereka yang memiliki CSF shunt atau memiliki cacat dural mungkin untuk
mendapatkan meningitis yang disebabkan oleh Staphylococcus
 Pasien memiliki tulang belakang prosedur (misalnya tulang belakang
anaesthetia) beresiko meningitis yang disebabkan oleh Pseudomonas spp.
 Sifilis dan tuberkulosis menuju meningitis serta jamur meningitis langka
penyebab tetapi terlihat dalam individu positif HIV dan orang-orang dengan
kekebalan ditekan.

Menurut kelompok usia pasien bakteri kemungkinan penyebab meningitis


meliputi:
 Dalam baru-borns - pneumokokus bakteri atau group B streptokokus,
Listeria monocytogenes, Escherichia coli.
 Bayi dan anak-anak - Haemopilus influenzae tipe b, pada anak-anak kurang
dari 4 tahun dan menjadi unvaccinated(tidak divaksinasi) menimbulkan
risiko meningitis karena Meningokokus, Streptococcus radang paru-paru.
Pada Meningokokus, meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran
nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran
darah.Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) Bakteri ini paling umum
menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini
juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung
(sinus).
 Anak anak-anak dan orang dewasa - S. pneumoniae, Haemopilus influenzae
tipe b, N. meningitidis, gram negatif Basil, staphylococci, streptokokus dan
Listeria monocytogenes. jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan
meningitis. Pada Haemopilus influenzae tipe b, Jenis virus ini sebagai
penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan
sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya
angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan oleh virus jenis
ini.

4
 Orang tua dan orang-orang dengan kekebalan ditekan - S. pneumoniae,
Listeria monocytogenes, tuberculosis (TB), organisme gram-negatif. Ini
merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis.
Pada Listeria monocytogenes Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat,
dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi.Makanan ini biasanya
yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini
berasal dari hewan lokal (peliharaan)
 Setelah cedera kepala atau infeksi yang diperoleh setelah tinggal di rumah
sakit atau prosedur - termasuk infeksi dengan Kleibsiella pneumoniae,
E.coli, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus

2.4 PATOFISIOLOGI MENINGITIS


Patofisiologi dari meningitis adalah sebagai berikut :
1. Pada meningitis bakteri, bakteri masuk ke meningens melalui aliran darah
yang menyebar melalui CSS, meninges dapat terinfeksi secara langsung
melalui trauma atau bedah neurologi.
2. Patogen bertinak sebagai toksin, menimbulkan respon inflamasi meningeal
dan pelepasan eksudat purulen. Infeksi menyebar dengan cepat eksudat.
Eksudat dapat menutupi pleksus koroid dan menyumbat vili araknoid,
sehingga mengekibatkan hidrosefalus
3. Kongesti vaskular dan inflamasi menyebabkan edema serebral, yang dapat
meningkatkan tekanan intrakranial(TIK). Nekrosis sel-sel otak dapat
menyebabkan kerusakan permanen dan kematian.
4. Komplikasi antara lain hidrosefalus obstruktif, trombus pada vena
meningeal atau sinus vena, abses otak, ketulian, kebutaan, dan paralisis.
5. Meningitis meningokokus dapat mengakibatkan sepsis meningokokus. Jika
keadaannya parah, mendadak, dan fulminans, disebut sebagai sindrom
waterhouse-friderichen yang disertai karakteristik koagulasi intravaskuler
desiminata(DIC, disseminated intravascular coagulation), perdarahan masif
adrenal bilateral, dan purpura. Angka mortalitas yang tinggi hampir 90%.

5
2.5 WOC
(Terlampir)

2.6 KOMPLIKASI MENINGITIS


Berbagai komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh meningitis, yaitu :
1. Peningkatan TIK, karena ada edema serebral air yang bisa menyebabkan
peningkatan didalam susunan saraf pusat.
2. Gagal pernapasan, karena herniasis batang otak sehingga fungsi serebral
menjadi buruk.
3. Koma, karena terjadi penyumbatan pada pembuluh darah dan kurangnya
oksigen pada otak.
4. Gangguan pembekuan darah.
5. Syok septik.
6. Demam yang memanjang.

2.7 PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN MENINGITIS


A. Pengobatan
Apabila tanda-tanda dan gejala-gejala mulai terlihat, maka secepatnya
penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang
intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah
(elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray
(rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit.
Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga
meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput
otak). Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis,
maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik
untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko
komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis
bakteri yang ditemukan.
Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria
meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan
meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan

6
Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau
Ceftriaxone. Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala
yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang
(diazepam) dan lain sebagainya.
Berikut pengobatan meningitis secara khusus berdasarkan penyebabnya :
Pengobatan meningitis bakteri
 Masuk rumah sakit mendesak. Dengan infeksi berat, perawatan di unit
perawatan intensif (ICU) dianjurkan.
 Diagnosis organisme kausatif dibuat. Bakteri tertentu dan kepekaan
terhadap antibiotik perlu ditentukan sebelum ditargetkan antibiotik dapat
diberikan.
 Antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi. Awal antibiotik empiris
atau "buta" mulai tanpa penundaan dan ini mungkin terus atau berubah
menjadi antibiotik yang lebih spesifik setelah organisme kausatif
dikonfirmasi oleh tes laboratorium. Antibiotik sering diberikan melalui
suntikan ke vena atas lengan bawah.
 Terapi antibiotik buta termasuk sefalosporin generasi ketiga seperti
cefotaxime atau ceftriaxone dan Amoxicillin jika listeriosis diduga.
 Benzylpenicillin diberikan jika infeksi meningococcal diduga (biasanya
untuk 7 hari) dan Rifampicin atau siprofloksasin selama 2 hari jika hidung
kolonisasi diduga.
 Meningitis diduga disebabkan oleh pneumococci atau hemophilis influenza
tipe b membutuhkan cefotaxime untuk 10-14 hari atau benzylepenicillin.
Rifampicin biasanya diberikan untuk empat hari sebelum debit untuk pasien
dengan infeksi hemophillus.
 Benzylpenicillin dan gentamisin, atau cefotaxime sendiri diberikan selama
14 hari untuk meningitis yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus Grup
B.
 Selain Amoxicillin dan gentamisin untuk 10-14 hari biasanya diberikan
untuk listeriosis.
 Dukungan penting termasuk oksigen, intravena cairan, gizi support dll perlu
mulai berdasarkan penerimaan.

7
 Kortikosteroid yang diberikan untuk mengurangi edema, pembengkakan
dan peradangan meninges. Steroid seperti deksametason telah menunjukkan
untuk mencegah kehilangan pendengaran dan komplikasi lain dari
meningitis. Deksametason atau kortikosteroid serupa perlu dimulai tepat
sebelum dosis pertama antibiotik diberikan, dan berlanjut selama empat
hari.
 Umum langkah-langkah seperti anti-emetics untuk mual dan muntah dan
Anti-kejang obat atau antikonvulsan untuk kejang dianjurkan.
 Biasanya seminggu atau lebih dari biaya rumah sakit diperlukan jika pasien
juga menanggapi antibiotik. Orang-orang dengan penyakit yang lebih parah
mungkin perlu menginap di rumah sakit lagi.
Pengobatan meningitis virus
 Parah virus meningitis memerlukan penerimaan rumah sakit.
 Pengobatan dimulai dengan dukungan penting dengan oksigen dan
intravena cairan dan antibiotik.
 Setelah diagnosis dibuat dan virus penyebab diidentifikasi, antibiotik ditarik
sejak mereka infektif terhadap virus. Namun, cairan intravena akan
dilanjutkan.
 Beberapa infeksi yang parah mungkin memerlukan obat-obat antivirus.
Aciclovir dianggap bermanfaat dalam mengobati infeksi virus herpetic
tetapi hanya jika diberikan sangat awal dalam perjalanan infeksi. Pasien
perlu diberikan suntikan Aciclovir segera jika ada kecurigaan herpes
ensefalitis atau otak infeksi. Ganciclovir efektif untuk infeksi sitomegalo.
 Mereka dengan meningitis virus ringan tidak akan memerlukan perawatan
rumah sakit. Pasien ini perlu istirahat, banyak cairan dan obat penghilang
rasa sakit untuk sakit kepala dan anti-emetics untuk mual dan muntah.
 Pemulihan adalah biasanya dalam satu atau dua minggu

B. Pencegahan
 Menjaga daya tahan tubuh yang prima ( makanan bergizi, cukup istirahat )
 Perilaku hidup sehat ( mencuci tanagan terutama setelah mengganti popok
balita, setelah buang air besar, setelah memegang hewan peliharaan,

8
menjaga kebersihan binatang peliharaan, menutup mulut/hidung saat
batuk/bersin, tidak berciuman/bergantian alat makan dengan penderita,
membersihkan benda terkontaminasi virus dengan desinfektan ( a.l dengan
menggunakan campuran 1/4 cup cairan pemutih dan 16 cup air ).
 Pemberian antibiotika kepada kontak penderita Meningitis karena Neisseria
Meningitidis.
 Pemberian vaksinasi terutama pada anak usia dibawah 2 tahun dan pada usia
lanjut.
 Pemberian vaksin Meningitis pada calon jemaah haji. ( Sebagian jemaah
haji di Arab Saudi berasal dari negara subsahara Afrika, telah terjadi wabah
Meningitis diantara jemaah haji pada tahun 2000, dan sejak tahun 2002
pemerintah Arab mewajibkan pemberian vaksinasi sebagai syarat untuk
mendapatkan visa haji/umroh. Vaksin untuk Neisseria Meningitidis ini
mulai memberikan kekebalan 10 - 14 hari setelah vaksinasi dan dapat
bertahan selama 2 - 3 tahun.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

Kasus :
Nn.N (26 Tahun) masuk RS dengan keluhan sakit kepala selama 2 minggu
terakhir sebelum masuk RS, demam naik turun, mual muntah sejak 2 bulan yang
lalu, kejang dan beberapa kali tidak sadarkan diri. Pada saat pengkajian keluarga
mengatakan pasien sulit menelan.

3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian :18 September 2013
Diagnosa Medis : meningitis

Data Pasien
Nama : Nn.N
Umur : 26 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status : kawin
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Denyut nadi : 80xmenit
Respiratory rate :-
Suhu : 390 C
Berat badan : 48 kg
Tanggal MRS :16 September 2013

Data suami
Nama suami : Tn.Y
Pekerjaan suami : PNS
Alamat orang tua : Jl. Kampung tarusan, air pacah

10
Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nn.N masuk rumah sakit M.djamil tanggal 7 September 2013 dengan
keluhan sakit kepala selama 2 minggu terakhir sebelum masuk RS, demam naik
turun, mual muntah sejak 2 bulan yang lalu, kejang dan beberapa kali tidak
sadarkan diri.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang diderita sebelumnya : meningitis dan riwayat TBC
Pernah dirawat di RS : ada
Tindakan yang pernah dilakukan : VP shunting
Alergi : tidak
Kecelakaan : tidak
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga sebelumnya tidak ada mengidap penyakit meningitis

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum lemah
2. BB menurun
3. Wajah ruam punya meningokal
4. Fotofobia
5. Sinusitis
6. Kernig positif
7. Brundzinski positif

Pemeriksaan Penunjang ( labolatorium )


1. GCS = E5M5V2
2. Gula darah 85 mg%
3. Kreatinin 16 mg%
4. Natrium 129 mEqb
5. Kalium 3,3 mEq
6. Hb 10,2 gr%
7. Leukosit 13.700/mm3

11
8. Ht 31%
9. Trombosit 168.00/mm3

Terapi saat ini


1. IVFD Asering 28 tetes/menit
2. Dexametason 3 x 1 gr
3. Ciprox 2 x 1 gr
4. Na pheniton 1 x 1 gr

Pola Pengkajian Fungsional Gordon


1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Klien mengatakan bahwa klien pernah dirawat di RS M. Djamil dengan
keluhan meningitis, dan punya riwayat TBC. Klien juga pernah mendapatkan
tindakan VP Shunting. Setelah itu, pasien pulang dengan keadaan baik dan
hemiparesis.
2. Nutrisi dan Metabolik
Klien mengaku bahwa pola makan dan minumnya sehari-hari cukup teratur.
Rata-rata beliau makan 3 kali sehari: pagi, siang dan malam hari. Klien juga
mengungkapkan bahwa dirinya jarang telat makan. Tetapi, sejak beliau sakit
beliau hanya mampu menghabiskan 3-5 sendok makan setiap
makannya dikarenakan mual dan muntah.
3. Eliminasi
Klien mengaku sering berkeringat dan mempunyai masalah dengan pola
eliminasi. BAB dan BAK mengalami gangguan yakni dalam dua hari ini klien
hanya BAB satu kali saja, BAK kilen juga terganggu.
4. Aktivitas dan Latihan
Klien tidak bekerja lagi. Karena klien tinggal di rumah anaknya. Akan
tetapi, klien masih bisa melakukan aktivitas seperti menyapu rumah dan lain
sebagainya dan aktivitas ini rutin beliau lakukan.

12
5. Tidur dan Istirahat
Klien mengungkapkan bahwa dalam sebulan terakhir beliau mengalami
kesulitan dalam pola tidur karena klien tidak dapat tidur telentang. Frekuensi tidur
klien sekitar 5 jam/hari. Biasanya untuk tidur, klien menggunakan bantal.
6. Kognitif-Persepsi

7. PersepsidanKonsepDiri
Klien mengaku sering resah dengan penyakit yang dideritanya. Klien juga
menambahkan bahwa saat ini klien merasakan cemas dan ingin cepat sehat dan
pulang ke rumah sehingga bisa beraktivitas lagi.
8. Peran-Hubungan
Klien merupakan orang tua satu-satunya dari tiga anak perempuan beliau.
Suami klien telah meninggal 5 tahun yang lalu. Klien sering memantau anak-
anaknya dan selalu memberi nasehat kepada anak-anaknya.
9. Seksualitas
Tidak terkaji.
10. Koping - Toleransi Stress.
Klien mengaku cemas dan stress terhadap kondisi fisiknya sekarang ini.
11. Nilai-Keyakinan
Klien merupakan seorang muslim. Klien selalu beribadah dan sangat
mementingkan shalat 5 waktu.

3.2 Aplikasi Nanda Noc Nic


NO DIAGNOSA NOC NIC

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Secara ringkas pengertian dari meningitis adalah radang pada meningen atau
membran (selaput) yang mengililingi otak dan medulla spinalis. Tipe-tipe
meningitis, ada 2 tipe yaitu : Meningitis virus dan meningitis bakterial. Meninges
terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu durameter, arachnoid dan piameter. Fungsi
utama meninges dan kelenjar serebrospinal adalah untuk melindungi sistem saraf
pusat. Saat ini ada beberapa bakteri yang dapat menyebabkan meningitis di
antaranya, yaitu : Bakteri Meningokokus atau Meningococcal bakteri;
Streptococcus pneumoniae bakteri atau pneumokokus; Staphylococcus; dan
Pseudomonas spp.
Berbagai komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh meningitis, yaitu :
1. Peningkatan TIK, karena ada edema serebral air yang bisa menyebabkan
peningkatan didalam susunan saraf pusat.
2. Gagal pernapasan, karena herniasis batang otak sehingga fungsi serebral
menjadi buruk.
3. Koma, karena terjadi penyumbatan pada pembuluh darah dan kurangnya
oksigen pada otak.
4. Gangguan pembekuan darah.
5. Syok septik.
6. Demam yang memanjang.

Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah


(elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray
(rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit.
Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga
meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput
otak). Sedangkan untuk pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan hidup
bersih dan sehat serta pemberian vaksinasi.

14
4.2 SARAN
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Agar perawat sebagai tenaga kesehatan dapat memahami bagaimana
pengertian pengertian meningitis, etiologi, patofisiologi dan komplikasi
dari meningitis itu sendiri.
2. Kepada teman-teman mahasiswa keperwatan agar dapat menggali
pengetahuan yang lebih jauh mengenai efek dari meningitis.
3. Kepada semua pembaca agar dapat menerapkan hidup bersih dan sehat
agar terhindar dari berbagai penyakit yang membahayakan seperti
meningitis.

15

Anda mungkin juga menyukai