HIPEREMESIS GRAVIDARUM
PRAKEK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS
RSUD PADANG PARIAMAN
Oleh:
DEWI KARTIKA,S.Kep
Nim : 2010120901434
CI Akademik CI Klinik
Oleh:
DEWI KARTIKA,S.Kep
Nim : 2010120901434
CI Akademik CI Klinik
2.2 Etiologi
Penyebab hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, frekuensi
kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang yang
dikemukakan:
2.2.1 Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik akibat kehamilan serta resustensi
yang menurunkan dari pihak ibuterhadap perubahan-perubahan ini
serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu
terhadap janin. Vili khrialesadalah jaringan yang berbetuk seperti
jonjot akar yang tertanam ke dalam endometrium. Jaringan ini
berfungsi sebagai jalur pertukaran zat makanan dan sampah antara
pembuluh darah calon ibu dengan janin
2.2.2 Faktor psikologik. Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit
ini. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu,
dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keenggangan manjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
2.2.3 Faktor endokrin yaitu hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG
dan lain-lain.
2.3 Tanda dan gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari 10 kali muntah.
Akan tetapi, apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai
hiperemesis gravidarum.Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya
gejala dibagi menjaditiga tingkatan, yaitu :
2.3.1 Tingkat I ( Ringan )
2.3.1.1 Mualmuntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita.
2.3.1.2 Ibu merasa lemah.
2.3.1.3 Nafsu makan tidak ada.
2.3.1.4 Berat badan menurun.
2.3.1.5 Merasa nyeri pada epigastrium.
2.3.1.6 Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
2.3.1.7 Tekanan darah menurun.
2.3.1.8 Turgor kulit berkurang.
2.3.1.9 Mata cekung.
2.3.2 Tingkat II ( Sedang )
2.3.2.1 Penderita tampak lemah dan apatis.
2.3.2.2 Turgor kulit mulai jelek.
2.3.2.3 Lidah mengering dan tampak kotor.
2.3.2.4 Nadi kecil dan cepat.
2.3.2.5 Suhu badan naik (dehidrasi).
2.3.2.6 Mata mulai ikteris
2.3.2.7 Berat badan turun dan mata cekung.
2.3.2.8 Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
2.3.2.9 Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
2.3.3 Tingkat III ( Berat )
2.3.3.1 Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma).
2.3.3.2 Dehidrasi berat.
2.3.3.3 Nadi kecil, cepat dan halus.
2.3.3.4 Suhu meningkat dan tensi turun.
2.3.3.5 Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal
sebagai ensepalopati wernicke, dengan gejala nigtasmus,
diplopia, dan penurunan mental.
2.3.3.6 Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
2.4 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
dehidrasi dan imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan korbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak
sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida bitirik, dan aseton dalam darah. Muntah menyebabkan dehidrasi,
sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan homokonsentrasi, sehingga
aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan
dan oksigen kejaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksit. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat
terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-
weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
2.5 Pathway
Emesis
PenurunanPengosongan
Gravidarum
Lambung
Penyesuaian Komplikasi
PeningkatanTeka
nanGaster
HiperemesisGravidarum
Cairanekstraselulerda
n plasma
hemokonsentrasi
Kekurangan
volume cairan Alirandarahkejarin
ganmenurun
Metabolisme intra
selmenurun
OtotLemah
Kelemahantubuh
IntoleransiAktifitas
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:
2.6.1 Komplikasi ringan:
Kehilangan berat badan, dehidrasi, asidosis dari kekurangan gizi,
alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik,
tetani, dan gangguan psikologis.
2.6.2 Komplikasi yang mengancam kehidupan:
2.6.3 Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat,
encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal
haemorage, kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan,
keterlambatan pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
2.7 Prognosis
Kriteria keberhasilan pengobatan dapat di tentukan sebagai berikut:
2.7.1 Rehidrasi berhasil dan turgor kulit pulih kembali
2.7.2 Dieresis bertambah banyaknyansehingga benda keton semakin
berkurang
2.7.3 Kesadaran penderita seamkin baik yang ditandai dengan kontak
bertambah meyakinkan
2.7.4 Keadaan ikterus semakin berkurang
Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan. Namun, pada
tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.
3.4 Perencanaan
Diagnosa 1 : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah yang
berlebihan atau intake cairan kurang
3.4.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria); berdasarkan NOC
Memiliki konsentrasi urine yang normal. Sebutkan nilai dasar berat
jenis urine.
Memiliki hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal untuk
pasien.
Memiliki asupan cairan oral/ atau intravena yang adekuat.
Memiliki tekanan vena sentral dan pulmonal dalam rentang yang
diharapkan.
3.4.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
Pemantauan Elektrolit: mengumpulkan dan menganalisis data pasien
untuk mengatur keseimbangan elektrolit.
Terapi Intravena (IV): memberikan dan memantau cairan obat
intravena.
Manajemen Cairan: meningkatkan keseimbangana cairan dan
mencegah komplikasi akibat kadar cairan yang abnormal atau yang
tidak diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Tiran Denise. (2006). Seri Asuhan Kebidanan Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta
: EGC