Disusun Oleh :
Nama : Ridani
Nim : 113421153
Kelas : KLU
2O22
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah mata Mata kuliah
Sistem Reproduksi tentang Mioma Uteri ini tepat pada waktunya.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu
kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Eka Faizaturrahmi, SST.M.Kes. selaku Ketua Program Program Studi S1 Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar Lombok Timur.
2. Baiq Dika Fatmasari, S.ST., M.Keb selaku dosen Mata Kuliah Sistem reproduksi
3. Teman-teman kami di S1 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hamzar Lombok Timur
yang telah memberi banyak dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan.Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................18
DAFTARPUSTAKA
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringanikat yang
menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma,fibriomioma atau fibroid
(Prawirohardjo Sarwono,2009). Salah satu masalahkesehatan pada kaum wanita yang
insidensinya terus meningkat adalah miomauteri. Mioma uteri menempati urutan kedua setelah
kanker serviks berdasarkan jumlah angka kejadian penyakit
Penelitian Marino (2004) di Italia melaporkan 73 kasus mioma uteri dari341 wanita
terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. PenelitianBoynton (2005) di Amerika
melaporkan 7.466 kasus mioma uteri dari 827.348wanita usia 25-42 tahun dengan prevalensi
0,9%. Penelitian Pradhan (2006) di Nepal melaporkan 137 kasus mioma uteri dari 1.712 kasus
ginekologi dengan prevalensi 8%. Penelitian Okizei O (2006) di Nigeria (Departement
ofGynecology, University of Nigeria Teaching Hospital Enugu) melaporkanmioma uteri 190
diantara 1.938 kasus ginekologi dengan prevalensi 9.8%.Penelitian Rani Akhil Bhat (2006) di
India (Departement of Obstetric andGynecology, Kasturba Medical College and Hospital)
terdapat 150 kasusmioma uteri, dan 77 kasus terjadi pada wanita umur 40-49 tahun dengan
prevalensi 51%, dan 45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50 tahundengan prevalensi
30%.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan menyusun Asuhan KeperawatanMioma Uteri
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Anatomi Uterus pada Wanita
b. Memahami Definisi dari Mioma Uteri
c. Memahami Klasifikasi dari Mioma Uteri
d. Memahami Etiologi dari Mioma Uteri
e. Memahami Klasifikasi dari Mioma Uteri
f. Memahami Patofisiologi dari Mioma Uteri
g. Memahami Pathway dari Mioma Uteri
h. Memahami Pemeriksaan Penunjang dari Mioma Uteri
i. Memahami Komplikasi dari Mioma Uteri
j. Memahami Penatalaksanaan dari Mioma Uteri
k. Memahami Pencegahan dari Mioma Uteri
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Uteri
Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, yang
sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang dan
kandung kemih di depan. Ukuranuterus sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya
terdiri atasotot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm lebar di atas 5,25 cm,tebal 1,25 cm.
Berat uterus normal lebih kurang 57 gram. Pada masakehamilan uterus akan membesar pada
bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya
meningkat.Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertropi otot polosuterus, disamping
itu serabutserabut kolagen yang ada menjadihigroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen
sehingga uterus dapatmengikuti pertumbuhan janin. Setelah Menopause, uterus wanita
nulliparamaupun multipara, mengalami atrofi dan kembali ke ukuran pada masa predolesen.
B. Pembagian Uterus
1).Fundus Uteri (dasar rahim) : bagian uterus yang proksimalyang terletak antara kedpangkal
saluran telur.
3
2) Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar padakehamilan. Korpus uteri mempunyai fungsi
utama sebagaitempat janin berkembang. Rongga yang terdapat padakorpus uteri disebut
kavum uteri atau rongga rahim.
3) Serviks Uteri : Ujung serviks yang menuju puncak vaginadisebut porsio,hubungan antara
kavum uteri dan kanalisservikalis disebut ostium uteri yaitu bagian serviks yangada di atas
vagina.
4
C. Definisi Mioma Uteri
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma,fibriomioma atau fibroid
(Prawirohardjo Sarwono,2009).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan istilah Fibromioma, leiomioma, atau
fibroid(Mansjoer, 2007).
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim(miometrium) atau jaringan
ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalamrahim. (Lina Mardiana, 2007)
Mioma adalah pertumbuhan massa di dalam rahim atau di luar rahim yang tidak bersifat
ganas. Mioma berasal dari sel otot polos rahim, dan pada beberapa kasus juga berasal dari otot
polos pembuluh darah rahim. Jumlah dan ukuran mioma bervariasi, terkadang ditemukan satu
atau lebih dari satu. Biasanya mioma tersebut berlokasi di dinding rahim, dan bentuknya
menonjol ke rongga endometrium atau permukaan rahim. Sebanyak 20% kasus mioma muncul
pada usia reproduksi atau usia subur, yang biasanya ditemukan secara tidak sengaja sewaktu
pemeriksaan rutin. Sementara itu, sebanyak 40-50% kasus mioma tidak bergejala ditemukan
pada wanita usia 35 tahun.Mioma dapat dikatakan sebagai penyebab gangguan kesuburan pada
sebanyak 27% wanita.
5
Mioma dapat menyebabkan keguguran dan menjadi salah satu alasan tindakan operasi
pengambilan rahim (histerektomi) terbesar.Jika terjadi komplikasi, mioma dapat menjadi ganas
yang disebut leimiosarkoma. Meski demikian, kemungkinan mioma menjadi ganas cukup kecil,
hanya sekitar 0,32-0,6% dari seluruh mioma. Komplikasi lainnya yang bisa terjadi lainnya
adalah torsi atau terpuntir.Torsi yang timbul dapat menyebabkan gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami kematian jaringan.
D. Klasifikasi
6
menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah
bentuknya.Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecualirasa tidak enak
karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah
3) Mioma subserosum
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanyasebagai tonjolan saja, dapat pula
sebagai satu massa yangdihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan
kearahlateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebutsebagai mioma
intraligamen. Mioma yang cukup besar akanmengisi rongga peritoneum sebagai suatu
massa. Perlekatandengan ementum di sekitarnya menyebabkan sisten peredarandarah
diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkaisemakin mengecil dan terputus,
sehingga mioma terlepas dariuterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga
peritoneum.Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik, Apabila tumbuh keluar
dinding uterus sehingga menonjolke permukaan uterus dan diliputi serosa. Mioma
subserosum dapattumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi miomaintra
ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah
lepas dari uterus, misalnya keligamentum atau omentum dan kemudian bebas disebut
wondering/ parasitic fibroid. (Sarwono, 2005).
E. Etiologi
Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari hasil
penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwamioma uteri terjadi terjadi tergantung pada sel-
sel imatur yang terdapat pada “cell Nest ” yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus
olehhormon estrogen. Namun demikian, beberapa faktor yang dapat menjadifaktor pendukung
terjadinya mioma adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
karsinogenik, sedangkan yang menjadi pencetus dari terjadinya mioma uteri adalah adanya sel
yang imatur.
7
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teoriyang berpendapat :
1. Teori stimulasi Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa:
1. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
2. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
3. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause
4. Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama denganmioma uteri.
8
sebaliknya mioma uteri yangmenyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini
salingmempengaruhi.
3. Faktor ras dan genetik :Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam,
angkakejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi
pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma
4. Fungsi ovarium
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana
mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami
regresi setelah menopause.
F. Manifestasi Klinik
Gejala klinik mioma uteri adalah:
1) Perdarahan tidak normal
Merupakan gejala yang paling umum dijumpai. Gangguan perdarahan yang terjadi
umumnya adalah: menoragia, dan metrorargia.Beberapa faktor yang menjadi penyebab
perdarahan ini antara lainadalah: pengaruh ovarium sehingga terjadilah
hiperplasiaendometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa, atrofi
endometrium, dan gangguan kontraksi otot rahim karenaadanya sarang mioma di antara
serabut miometrium, sehingga tidakdapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan
baik. Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangandarah, pusing,
cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi
a. Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi
b. Meluasnya permukaan endometrium dalam prosesmenstruasi
c. Gangguan kontraksi otot Rahim
d. Perdarahan berkepanjanganAkibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemiskarena
kekurangan darah, pusing, cepat lelah danmudah terjadi infeksi
2) Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi:
a. Terasa berat di abdomen bagian bawah
b. Sukar miksi atau defekasi
c. Terasa nyeri karena tertekannya urat syaraf
9
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri.Penekanan pada kandung kemih
akan menyebabkan poliuria, padauretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter
dapatmenyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapatmenyebabkan obstipasi
dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan
edema tungkai dannyeri panggul.
3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses salingmempengaruhi:
a. Kehamilan dapat mengalami keguguran
b. Persalinan prematurus
c. Gangguan saat proses persalinan
d. Tertutupnya saluran indung telur menimbulkaninfertilitas
e. Kala ke tiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan
G. Patofisiologi
Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyakdibanding miometrium normal.
Teori “Cell Nest ” atau teori “Genitoblat”membuktikan dengan pemberian estrogen ternyata
menimbulkan tumorfibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos
dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul.Mioma uteri lebih sering
ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada mioma uteri
sebagian besar bersifatdegeneratif karena berkurangnya aliran darah ke mioma uteri.
Menurutletaknya, mioma terdiri dari mioma submukosum, intramuskular dansubserosum.
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasihal tersebut
diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myomasangat bervariasi. sangat sering
ditemukan pada bagian body uterus(corporeal) tapi dapat juga terjadi pada servik. Tumot
subcutan dapattumbuh diatas pembuluh darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila
tumbuh dengan sangat besar tumor ini dapatmenyebabkan penghambat terhadap uterus dan
menyebabkan perubahanrongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor subcutan
berkembangmenjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang
dapatmenyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat ganas,
infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yangmengobstruksi atau menyebabkan kelainan
10
bentuk uterus atau tuba falofii.Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara
spontan, dan hal ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi lahir sulit
H. Pathway
I. Pemeriksaan penunjang
Menurut Mansjoer (2002), pemeriksaan yang dilakukan pada kasusMioma Uteri adala
1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekositturun/meningkat, Eritrosit
turun.
2. USG (Ultrasonografi) : terlihat massa pada daerah uterus
3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa,konsistensi dan
ukurannya.
4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasmatersebut
11
5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapatmenghambat tindakan
operasi
6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapatmempengaruhi tindakan operasi
7. Ultrasonografi Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan
adanya Mioma Uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yng kecil.
Uterus atau massa yang paling besar paling baik diobservasi melalui ultrasonografi
transabdominal. Mioma Uteri secara khas menghasilkan gambaran ultrasonografi yang
mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Adanya klasifikasi
ditandai oleh fokus-fokushiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik
ditandaiadanya daerah yang hipoekoik.
8. Histeroskopi Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya Mioma Uteri submukosa, jika
tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapatdiangkat.
9. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan lokasimioma, tetapi jarang
diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagaimassa gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan
dari miometrium yangnormal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapatdilokalisasi
dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapatmenjadi alternatif ultrasonografi pada
kasus -kasus yang tidak dapatdisimpulkan.
J. Komplikasi
1. Perdarahan sampai terjadi anemia
2. Torsi ( putaran tungkai mioma ) dari
1) Mioma uteri subsemsa
2) Mioma uteri subumatosa
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikianterjadilah syndrome abdomen akut. Jika
torsi terjadi perlahan-lahangangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan
dengan suatukeadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga
peritoneum.Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yangdiperkirakan
karena gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang
12
menyebabkan perdarahan berupa metroragia disertai eukore dan gangguan-gangguan
yang disebabkan oleh infeksi dari uterussendiri
3) Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
4) Pengaruh timbale balik mioms dan kehamilan
1) Pengaruh mioma terhadap kehamilan
2) Infeksi
3) Abortus
4) Persalinan premature dan kelaianan letak
5) Infeksia uteria
6) Gangguan jalan persalinan
7) Retensi plasenta
K. Penanganan
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan terbagi
atas
a) Penanganan konservatif.
Bila mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala.
Cara penanganan konservatif sebagai berikut :
Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.
Pemberian zat besi.
Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap
minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan
gejala. Obat ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik
yang serupa yang ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam
mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu.
Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan
beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat
mengurangi kebutuhan akan transfusi darah.
13
Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik.
Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan
levonorgestrol intrauterin.
b) Penanganan operatif, bila :
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
Pertumbuhan tumor cepat.
Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
Hipermenorea pada mioma submukosa.
Penekanan pada organ sekitarnya.
c) Radioterapi
Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi(bad risk patient)
Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan
Bukan mioma jenis submucosa
Tidak disertai radang pelvis, atau penekanan pada rectum
Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapatmenyebabkan menopause.
d) Operasia
a. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan rahim/uterus
(Rayburn, 2001). Miomektomilebih sering di lakukan pada penderita mioma uteri
secaraumum.Miomektomi dilakukan pada wanita yang masihmenginginkan keturunan.
Syaratnya harus dilakukan kuretasedulu, untuk menghilangkan kemungkinan keganasan.
KERUGIAN:
1. Melemahkan dinding uterus, sehingga dapat menyebabkanrupture uteri pada waktu
hamil.
2. Menyebabkan perlekatan
3. Residif
b. Histerektomi/ Pengangkatan Rahim
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untukmengangkat rahim, baik
sebagian (subtotal) tanpa serviks uteriataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri
(Prawirohardjo,2001).Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidakmenginginkan anak
14
lagi, dan pada penderita yang memilikimioma yang simptomatik atau yang sudah
bergejala. Histrektomidilakukan pada mioma yang ukurannya besar danmultipel. Pada
wanita muda sebaiknya ditinggalkan satu ataukedua ovarium, maksudnya adalah untuk
menjaga agar tidakterjadi menopause sebelum waktunya dan menjaga gangguancoronair
atau arteriosklerosis umum. Sebaiknya dilakukanhisterektomi total, kecuali bila keadaan
tidak mengijinkan bisadilakukan histerektomi supravaginal. Untuk menjagakemungkinan
keganasan pada cervix, sebaiknya dilakukan papsmear pada waktu tertentu
Ada dua cara histerektomi, yaitu :
1) Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besarterutama mioma intraligamenter,
torsi dan akandilakukan ooforektomi
2) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil(ukuran < uterus gravid 12 minggu)
atau disertai dengankelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atauenterokel
(Callahan, 2005)
Kriteria menurut American College of ObstetriciansGynecologists (ACOG)untuk
histerektomi adalah sebagai berikut :
1. Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atauyang dapat teraba dari luar dan
dikeluhkan oleh pasien.
2. Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahanyang banyak dan bergumpal-gumpal
atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibatkehilangan darah akut
atau kronis.
3. Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uterimeliputi nyeri hebat dan akut, rasa
tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada
vesika urinaria mengakibatkanfrekuensi miksi yang sering (Chelmow, 2005).
e) Penatalaksanaan mioma uteri pada wanita hamil
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring,analgesia dan observasi
terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatifselalu lebih disukai apabila janin imatur. Seksio
sesarea merupakanindikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan letak
janin, inersia uteri atau obstruksi mekanik.
15
L. Pencegahan
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan ini dilakukan pada perempuan yang belummenarche atau sebelum terdapat
resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukanyaitu dengan mengkonsumsi makanan yang
tinggi serat seperti sayurandan buah.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan awal pencegahan sebelumseseorang menderita mioma.
Upaya pencegahan ini dapat dilakukandengan penyuluhan mengenai faktor-faktor resiko
mioma terutama padakelompok yang beresiko yaitu wanita pada masa reproduktif. Selain
itutindakan pengawasan pemberian hormone estrogen dan progesterondengan memilih pil
KB kombinasi (mengandung estrogen dan progesteron), pil kombinasi mengandung
estrogen lebih rendah dibanding pil sekuensil, oleh karena pertumbuhan mioma uteri
berhubungan dengankadar estrogen
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk orang yang telah terkena miomauteri, tindakan ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi.Pencegahan yang dilakukan adalah
dengan melakukan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.
4. Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan setelah penderitamelakukan pengobatan.
Umumnya pada tahap pencegahan ini adalah berupa rehabilitasi untuk meningkatkan
kualitas hidup dan mencegahtimbulnya komplikasi. Pada dasarnya hingga saat ini belum
diketahui penyebab tunggal yang menyebabkan mioma uteri, namun merupakangabungan
beberapa faktor atau multifaktor. Tindakan yang dilakukanadalah dengan meningkatkan
kualitas hidup dan mempertahankannya.Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi
yang cukup dalammasa pemulihan
M. Prognosis
Prognosis baik jika ditemukan mioma berukuran kecil, tidak cenderung membesar dan
tidak memicu keluhan yang berarti, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali
termasuk pemeriksaan USG.55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu
pengobatan dalam bentuk apapun.Menopause dapat menghentikan pertumbuhan mioma uteri.
16
Pengecilan tumor sementara menggunakan obat-obatan GnRH analog dapat dilakukan, akan
tetapi pada wanita dengan hormon yang masih cukup (premenopause), mioma ini dapat
membesar kembali setelah obat-obatan ini dihentikan. Jika tumor membesar, timbul gejala
penekanan, nyeri hebat, dan perdarahan dari kemaluan yang terus menerus, tindakan operasi
sebaiknya dilakukan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang sering terjadi pada wanita berusia lebih dari 35
tahun yaitu sekitar 20 hingga 30 persen Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan
secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai
keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.
Karenanya sangat penting untuk melakukan deteksi pribadi secara dini untuk menghindari dan
mencegah timbulnya penyakit ini, kalaupun penyebabnya genetik pada keluarga paling tidak
dapat di deteksi secara dini sebelum penyakit ini bertambah hebat dan menyebabkan komplikasi
yang serius bagi organ organ disekelilingnya yakni dengan melakukan pemeriksaan ginekologis
rutin dan USG, sedangkan Histeroskopi dan MRI merupakan pilihan lain untuk hasil lebih
akurat, namun dengan USG saja sudah bisa dideteksi Mioma yang berkembang pada rahim
seseorang.
B. Saran
Apabila seorang wanita mengalami perdarahan diluar siklus menstruasi dan mengalami
nyeri abdomen bagian bawah, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke petugas
kesehatan.Penegakan diagnosa untuk mioma uteri ditunjang dengan pemeriksaan
USG. Pengkajian data juga harus dilakukan lebih dalam dimana petugas kesehatan melakukan
pendekatan kepada ibu dan keluarga agar ditemukan data yang akurat, baik itu data subjektif
maupun objektif, karena dalam menentukan diagnosa sangatlah penting untuk menentukan
tindakan selanjutnya.Sebagai petugas kesehatan khususnya seorang bidan, diharapkan senantiasa
berupaya untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan yang lebih profesional.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hediyani,N(http://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2011/05 /mioma-uteri.diakses tanggal
27 Agustus 2012)
Manuaba, I.B.G 2010, ilmu Kebidanan penyakit Kandungan dan KB untuk pendidikan Bidan,
penerbit buku Kedokteran EGC. Edisi II jakarta
19
i
ii
iii