Anda di halaman 1dari 28

Makalah

“GINEKOLOGI”

PERTOLONGAN PERTAMA GANGGUAN


SISTEM REPRODUKSI
Dosen Pengampu : dr. M. Taufiqy Setyobudi, SpOG

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Kristianti Fadeilla Putri P1337424420045


Meidian Karima P1337424420064
Anisa Shofiana Uchtafiah P1337424420171
Eksa Maylena Alfany P1337424420203

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena limpahan

rahmat serta anugerah dari-Nya kami kelompok 11 mampu untuk menyelesaikan

tugas makalah dengan judul " PERTOLONGAN PERTAMA GANGGUAN

SISTEM REPRODUKSI” sebagai penugasan mata kuliah epideminologi dalam

prodi kebidanan yang merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar

dalam memberikan teori perkuliahan epideminologi.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi

agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan

Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling

benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya

karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak

yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah

ini hingga selesai. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya

makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan informasi yang manfaat

kepada setiap pembacanya.

Semarang, 2 Februaru 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Perlukaan Alat Genital 3

B. Kelainan Letak Genital 4

C. Sistem Urologi 11

D. Pertolangan Pertama Pada Gangguan System Reproduksi 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup memiliki ciri di antaranya dapat berkembang

biak, begitu juga dengan manusia. Manusia hanya mengalami

reproduksi secara kawin (seksual/generatif). Laki-laki dan

perempuan memiliki sistem reproduksi yang berbeda sesuai dengan

fungsinya.

Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan

ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh

laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang

dihasilkan oleh perempuan.

Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran

pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma.

Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Testis

berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum.

Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan

uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat

pematangan dan penyimpanan sementara sperma.

Dari epididimis, sperma mengalir menuju penis melalui vas

deferens dan uretra. Penis merupakan alat kelamin luar pada laki-laki.

Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada saluran kelamin

1
wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran kencing.

Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba

Fallopi, uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan

berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi

(saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya

berbentuk corong dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk

menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau rahim

merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina

merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan. Proses reproduksi

pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-

laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki

(sperma) disebut spermatogenesis.

Spermatogenesis terjadi pada testis. Pada testis terdapat sel

induk sperma spermatosit sekunder, spermatid, dan terbentuklah

sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma sepanjang

hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan

sekitar 300 juta, namun hanya satu sperma saja yang dapat

membuahi ovum.

Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan

disebut oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium

terdapat sel induk ovum (oogonium) yang secara berurutan akan

membelah menjadi oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan

terbentuklah ovum. Ovum yang siap dibuahi akan keluar dari

2
ovarium.

Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Saat

ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi. Siklus

menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari.

Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13

sampai 45 tahun.

Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma.

Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi.

Fertilisasi terjadi pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi

disebut zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam perjalanannya

menuju rahim, zigot membelah berulang kali membentuk embrio.

Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding rahim. Embrio

akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk janin.

Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di

dalam rahim.

Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur,

bakteri atau virus. Bakteri dapat menyebabkan beberapa gangguan

pada organ reproduksi terutama organ reproduksi pada wanita.

Keputihan dengan warna hijau dan bau merupakan salah satu

gangguan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga dapat

menyebabkan gangguan lebih lanjut berupa kista bahkan hingga

menimbulkan kanker rahim.

B. Rumusan masalah

3
1. Apa itu Perlukaan pada alat genitalia?

2. Apa saja Kelainan dalam letak alat-alat genitalia?

3. Bagaimana Permasalahan pada sistem urologi?

4. Bagaimana pertolongan pertama gangguan sistem reproduksi?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini

adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari perlukaan pada alat genetalia

2. Untuk mengetahui apa saja kelainan dalam letak alat-alat genetalia

3. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan pada sistem urologi

4. Untuk mengetahui bagaimana pertolongan pertama gangguan sistem

reproduksi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERLUKAAN ALAT GENITAL

1. Perlukaan akibat persalinan

Terutama terjadi pada primi gravida

a. Vagina

Pada dinding depan vagina sering kali terjadi di sekita orifisium

uretra ekternum & klitoris.Perlukaan klitoris biasanya tidak dapat

diatasi hanya dengan menjahit karena dapat menimbulkan perdarahan

yang hebatsehingga perlu dilakukan penjepitan dengan cunam selama

beberapa hari.

Robeknya vagina sepertiga atas umumnya merupakan lanjutan

servin k uteri.Pada umumnya robekan vagina terjadi karena regang

jalan lahir yang berlebih-lebihan dan tiba2 ketika janin dilahirkan baik

kepala maupun vagina. Perdarahan demikian umumnya adalah

perdarahan arterial sehingga harus segera dijahit.

b. Perineum

Derajat perlukaan pada perineum dibagi :

Tingkat I : terbatas pada mukosa vagina atau kulit perineum

Tingkat II : lebih dalam dan luas ke vagina serta perineum dengan

melukai fasia serta otot2 diafragma urogrnital.

Tingkat III : muskulus sfingter ani externus terputus di depan.

5
c. Serviks uteri

Dapat menimbulkan perdarahan banyak jika ke lateral

kkarena dapat mengenai ramus desenden arteri uterine.Sering terjadi

pada persalinan buatan dengan pembukaan belum lengkap ,juga pada

partus prespitat dimana kontaksi kuat dan sering yang mendorong

anak ke luar jerjadi saat pembukaan belum lengkap.

d. Korpus uteri

Merupakan perlukaan yang paling berat,dapat terjadi selama

kehamilan/persalinan. Secara anatomic Robekan inkomplet

endometrium dan miometrium sedangkan perimetrium utuH.

Robekan komplet endometrium, miometrium, perimetrium robek

dan ada hubungan langsung anara kavum uteri dengan rongga

perut. Pada robrkan komplet nyeri mendadak,anemia,syok,kontraksi

hilang, BJA menghilang, bagian janin mudah diraba di bawah

dinding perut ibu. Pada robekan inkomplet umumnya lebih

ringan,anemis,syok,perdarahan keluar tdak banyak dan adanya

tumor di parametrium.

2. Perlukaan Akibat Koitus

Perlukaan yang terjadi pertama adalah robeknya selaput

hymen,biasanya terjadi pada dinding belakang dan menimbulkan sedikit

perdarahan dan dapat berhenti spontan walaupun tidak jarang memerlukan

pertolongan untuk menghentikanya. Wanita yang telah mengalami

histerektomi total,vagina bagian atas menjadi kaku dan pendek, sehingga

6
lebih mudah terjadi perlukaan forniks posterior. Foktor peredisposisi

lainya antara lain koitus pada kala nnifas dan pascamenopuause.Perlukaan

akibat coitus di forniks posterior umumnya melintang,perlukaan ini

walaupun jarang dapat menembus kavum douglas

3. Perlukaan akibat trauma Aksidental

Letak jalan lahir yang terlindung menyebabkan jarang terjadi

perlukaan langsung.Perlukaan langsung terjadi akibat patah tulang

panggul,atau jatuh duduk dengan genitalia eksterna kena suatu benda.

a. Hematoma

Bentuk tersering adalah hematoma vulva,hematoma berukuran

kecil untuk kemudian menjadi cepat membesar .Hematoma yang

terlihat kecil belum berarti bekuan di dalamnya sedikit.Perdarahan

dapat menjalar sekitar vagina dan mengumpul di dalam ligamentum

latum.

b. Perlukaan

Vagina dan vulva dapat terjadi perlukaan bila alat2 tersebut

terkena benda secara langsung.

4. Perlukaan akibat benda asing

Perlukaan pada vagina atau uterus bias terjadi apabila digunakan

benda untuk melakukan abortus provokatus,karena benda yang tidak steril

tersebut dapat terjadi infeksi septic dengan segala akibatnya selain

perdarahan yang ditimbulkan.

5. Perlukaan akibat bahan kimia

7
Terutama disebabkan oleh :

a. Pembilasan ( douching) dengan cairan panas

b. Kesalahan teknik dalam pemakaian elektrokauter

c. Bahan-bahan kimia

Pembilasan dengan cairan yang panas dapaat menimbulkan luka

bakar yang superfisialis, kemudian lepasnya kuit dan mukosa

sehinga terjadi ulkus, yang jika sembuh menyebabkan tumbuhnya

sikatrik dan stenosis pada vagina. Pemakaian elektrokauter untuk

pengobatan erosion pada porsio uteri,jika kurang hati dapat

menyebabkan stenosis/atresia pada ostium uteri eksternum.

B. KELAINAN LETAK GENETALIA

Dalam ilmu Kedokteran Hindu kuno, menurut Chakraberty,

dijumpai keterangan-keterangan mengenai mengenai kelainan letak alat

genital: dipakai istilah mahati untuk vagina yang lebar dengan sistokel,

retrokel, dan laserasi perineum. Hippocrates adalah orang pertama yang

menerangkan bahwa kemandulan disebabkan oleh kelainan letak alat

genital, misalnya uterus dalam retrofleksi, dan prolapsus uteri.

JARINGAN-JARINGAN YANG MEMPERTAHANKAN POSISI DAN

LETAK UTERUS DAN VAGINA

Posisi serta letak uterus dan vagina dipertahankan oleh ligamen, fasia serta

otot-otot dasar panggul. Te Linde (1966) membagi atas 4 golongan yaitu:

8
1. Ligamen-ligamen yang terletak dalam rongga perut dan ditutupi oleh

peritoneum yaitu ligamentum rotundum, ligamentum sakrouterina, liga

mentum kardinale, ligamentum latum dan ligamentum infundibulo

pelvikum.

2. Jaringan-jaringan yang menunjang vagina yaitu fasia yang terdapat

antara dinding depan vagina dan dasar kandung kemih (fasia

puboservikalis) dan fasia yang terdapat antara dinding belakang vagina

dan rektum (fasia rektovaginalis)

3. Kantong Douglas

4. Otot-otot dasar panggul, terutama otot levator ani.

 Ligamentum latum dan rotundum

Ligamentum latum yang banyak berisi pembuluh darah dan

pembuluh getah bening, hanya sedikit memberi bantuan pada sistem alat

genitalia dalam keadaan normal kecuali dalam keadaan patologis. Pada

keadaan tertentu seperti adanya ruang, atau endometriosis ia dapat

menggantung uterus pada tempatnya sehingga tidak terjadi prolaps.

Sedangkan ligamentum rotundum bukan ligamen tetapi terdiri dari otot-otot

polos dan berfungsi memberi bantuan untuk mempertahankan uterus berada

tetap anteversi. Ligamentum rotundum ini cukup kendor kanan kiri sehingga

dapat meregang bila uterus terdorong ke atas atau kebawah. Hal ini terjadi

pada saat kandung kemih penuh atau waktu hamil.

 Ligamentum kardinale dan sakrouterina

9
Kedua ligamen ini merupakan ligamentum yang sangat kuat terdiri

dari jaringan ikat, termasuk pada fasia endopelvik. Ligamentum kardinale

terbentang dari serviks bagian lateral sampai ke dinding panggul. Sedang

ligamentum sakrouterina terletak setinggi ostium uteri internum,

terbentang dari serviks ke dinding belakang sampai tulang sakrum.

 Ligamentum kardinale dan sakrouterina, bersama-sama berfungsi

mempertahankan uterus agar tetap dalam letak dan posisinya diatas otot

levator ani dan levator plate (lembaran levator) dengan fiksasi ke dinding

panggul.

 Fasia-fasia yang mempertahankan posisi vagina

Fasia puboservikalis membentang dari belakang simfisis ke serviks uteri

melalui bagian bawah kandung kencing, lalu melingkari urethra menuju ke

dinding depan vagina. Dibelakang antara vagina dan rektum terdapat fasia

rektovaginalis. Kelemahan pada fasia puboservikalis dapat menyebabkan

kandung kencing dan juga urethra menonjol kearah lumen vagina, sedang

kelemahan pada fasia rektovaginalis akan menyebabkan menonjolnya

rektum ke arah lumen vagina.

 Kantong Doulgs (ekskavasio retrouterina Doulgasi)

Kavum Douglas dilapisi oleh peritoneum yang berupa kantong

buntu yang terletak antara ligamentum sakrouterinum disebelah kanan dan

kiri, vagina bagian atas di depan, dan rektum di belakang. Di daerah ini,

oleh karena tidak ada otot atau fasia, tekanan intraabdominal yang

meninggi dapat menyebabkan hernia (enterokel).

10
 Bladder Extrophy

merupakan suatu kelainan bawaan dimana kandung kemih terletak

pada bagian luar dari dinding abdomen. Permukaan bagian dalam dinding

belakang kandung kemih berada pada bagian tengah dinding perut bagian

bawah dengan pinggir mukosa yang bersatu dengan kulit. Kelainan ini

umumnya melibatkan banyak sistem organ tubuh, termasuk saluran kemih,

otot rangka, tulang, alat genital, dsb. Pada keadaan berat dapat melibatkan

saluran pencernaan dan susunan saraf pusat.

C. SISTEM UROLOGI

Urologi adalah ilmu kedokteran tentang saluran kemih, termasuk

penyakit yang dapat dapat memengaruhi organ tersebut. Saluran kencing

adalah bagian dari sistem kemih yang berfungsi sebagai penyaring dan

membawa urine keluar dari tubuh. Saluran kemih adalah bagian dari

organ yang berkaitan dengan urologi. Saluran ini berfungsi mengeluarkan

urine dan terdiri dari ginjal, ureter, dan kandung kemih. Berikut ini

beberapa penyakit dan kondisi yang berkaitan dengan urologi yang perlu

Anda ketahui.

1. Penyakit ginjal

bagian dari masalah yang berkaitan dengan urologi. Ginjal

merupakan dua organ berbentuk kacang yang berfungsi menyaring cairan

dan limbah dalam darah. Organ berukuran sekepalan tangan ini nantinya

akan memproduksi urine.

11
Apabila seseorang mengalami sakit ginjal, artinya organ tersebut

rusak dan tidak dapat menyaring darah sebagaimana mestinya. Anda

berisiko lebih besar terkena gangguan ginjal jika menderita diabetes dan

tekanan darah tinggi.

Beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada

fungsi ginjal antara lain:

a. cedera ginjal akut,

b. infeksi ginjal

c. kista ginjal,

d. penyakit ginjal kronis,

2. Masalah kandung kemih

Selain ginjal, organ lainnya yang berkaitan dengan penyakit

urologi adalah kandung kemih. Kandung kemih merupakan organ berbentuk

kantong menyerupai balon dan terletak di perut bagian bawah (panggul).

Organ ini adalah bagian dari sistem kemih yang berfungsi

menampung urine sebelum dikeluarkan dari tubuh. Seiring dengan

bertambahnya usia, bentuk dan keelastisan kandung kemih akan berubah

menjadi keras dan kurang elastis.

Selain itu, dinding kandung kemih dan otot dasar panggul dapat melemah,

sehingga berbagai penyakit dapat terjadi, seperti:

a. infeksi kandung kemih,

b. batu kandung kemih,

c. sistitis,

12
d. poliuria (sering buang air kecil),

e. inkontenisia urine,

f. kandung kemih overaktif, dan

g. disuria

3. Gangguan pada prostat

Penyakit saluran kemih yang berkaitan dengan urologi juga

meliputi penyakit prostat. Prostat adalah kelenjar yang berperan penting

dalam sistem reproduksi pria, yaitu memproduksi sperma.

Organ ini terletak di bawah kandung kemih, membungkus saluran

tempat keluarnya urine dan sperma. Prostat umumnya berukuran sebesar

kacang kenari, tetapi seiring dengan berjalannya waktu ukurannya dapat

membesar.

Jika ukuran prostat terlalu besar, hal ini dapat menyebabkan

sejumlah penyakit yang memengaruhi saluran kemih dan kehidupan

seksual pria, yakni:

a. prostatitis (infeksi prostat),

b. pembesaran prostat jinak dan

c. kanker prostat.

4. Penyakit urologi lainnya

Selain ketiga jenis penyakit di atas, ada beberapa masalah lainnya

yang berkaitan dengan urologi, seperti:

a. ureterokel,

b. proteinuria (protein dalam urine),

13
c. striktur ureter (penyempitan saluran kencing),

d. penyempitan ureter (striktur ureter),

e. Infeksi saluran kemih (ISK), dan

f. hematuria (kencing berdarah).

Gejala umum penyakit urologi

a. .kencing berdarah

b. sakit saat buang air kecil,

c. frekuensi buang air kecil berubah,

d. aliran kencing lemah,

e. sulit menahan kencing,

f. nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah,

g. kandung kemih terasa penuh,

h. perubahan warna dan bau urine,

i. mual dan muntah, serta Impotensi

j. Ada beberapa gejala yang mungkin tidak disebutkan dan dapat

disebabkan oleh penyakit urologi. Jika ada pertanyaan lebih lanjut,

konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat

bagi Anda.

CARA MENGOBATI

Pada dasarnya, penyakit pada sistem perkemihan memiliki pilihan

pengobatan yang cukup bervariasi. Namun, perawatan masalah yang

berkaitan dengan saluran kemih ini dilakukan sesuai dengan jenis

14
penyakitnya. Berikut ini ada beberapa pilihan pengobatan untuk

mengatasi masalah yang berkaitan dengan sistem perkemihan.

a. laser prostatektomi,

b. terapi ESWL,

c. obat-obatan seperti antibiotik,

d. bedah atau operasi pengangkatan batu dan tumor,

e. radiasi dan kemoterapi, serta

f. transpalansi ginjal, bagi mereka yang mengalami gagal ginjal.

Selalu konsultasikan kepada dokter jika Anda memiliki

pertanyaan terkait pengobatan, mulai dari obat-obatan hingga pola

makan.

D. PERTOLANGAN PERTAMA PADA GANGGUAN SYSTEM

REPRODUKSI

1. Luka pada alat genitalia

a. Perlukaan Akibat Persalinan

Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat mengenai vulva,

vagina dan uterus. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, yang berat

berupa suatu robekan yang disertai pendarahan hebat.

1) Vagina

Perlukaan pada dinding depan vagina terjadi disekitar orifisium

uretra dan klitoris.

15
Robekan pada vagina dapat bersifat luka tersendiri atau mirip

lanjutan robekan perineum. Robekan vagina 1/3 bagian atas ummnya

mirip lanjutan robekan serviks uteri.

Pada umumnya robekan vvagina terjadi karena regangan jalan lahir

yang berlebih-lebihan dan tiba-tiba ketika janin dilahirkan. Kadang-

kadang robekan lebar terjadi akibat ekstraksi dengan forceps.

Untuk menilai keadaan bagian dalam vagina, perlu diadakan

pemeriksaan dengan spekulum. Pendarahan pada keadaan ini

umumnya adalah pendarahan artevial, sehingga harus segera dijahit.

2) Perineum

Tempat yang paling sering mengalami perlukaan akkibat

persalinan ialah perineum. Tingkat perlukaan pada perineum dapat

dibagi dalam :

a) Tingkat I : perlukaan hanya terbatas pada mukosa vagina atau

kulit perineum

b) Tingkat II : melukai fasia dan otot-otot diafragma urogenital

c) Tingkat III : menyebabkan muskulus sfingter ani enternus terluka

didepan Perlukaan pada diafragma urogenitalis dan muskulus

levator ani, dapat terjadi tanpa luka pada kulit perineim atau pada

vagina, sehingga tidak kelihatan dari luar. Perlukan demikian

dapat melemahkan dasar panggul, sehingga mudah terjadi

prolapsus genitalis. Robekan perineum dapat mengakibatkan pula

robekan jaringan pararektal, sehingga rektum terlepas dari

16
jaringan sekitarnya. Pada tempat terjadinya perlukaan akan timbul

perdarahan yang bersifat artevial atau yang merembes.

Pada perlukaan tingkat I, bila hanya ada luka lecet ,

diperlukan penjahitan. Pada perlukaan tingkat II, hendaknya luka

dijahit secara cermat. Lapisan otot dijahit simpul dengan Catgut no.0

atau 00, dengan mencegah terjadinya ruang mati. Adanya ruang mati

antara jahitan-jahitan memudahkan tertimbunnya darah beku dan

terjadinya radang.

Pada perlukaan tingkat III memerlukan teknik penjahitan

khusus. Langkah pertama yang terpenting adalah menemukan kedua

ujung muskulus sfingter ani ekstermus yang terputus. Pada perlukaan

tingkat III yang tidak dijahit dapat terjadi inkontinensia alvi.

Perlukaan pada perineum sebenarnya dapat dicegah atau

dijadikan sekecil mungkin perlukaan ini umumnya terjadi pada saat

lahirnya kepala. Oleh karena itu keterampilan melahirkan kepala

janin sangat menentukan sampai seberapa jauh terjadi perlukaan pada

perineum. Untuk mencegah terjadinya perlukaan perineum yang tidak

terarah dan tidak teratur dianjurkan melakukan episiotomi.

3) Serviks Uteri

Robekan serviks bisa menimbulkan pendarahan banyak,

khususnya bila jauh ke lateral sebab di tempat itu terdapat ramus

desendens dari arteria uterina. Perlukaan pada serviks uteri sering

diakibatkan oleh tindakan-tindakan pada persalinan buatan dengan

17
pembukaan yang belum lengkap. Selain itu, penyebab lain robekan

serviks ialah partus presipitatus. Pada partus ini kontraksi rahim kuat

dan sering sehingga janin di dorong keluar, kadang-kadang sebelum

pembukaan lengkap.

4) Korpus Uteri

Perlukaan yang paling beraat pada waktu persalinan adalah

robekan uterus. Lokasi robekan dapat korpus uteri atau segmen bawah

uterus. Robekan bisa terjasi pada tempat yang lemah pada dinding uterus,

misalnya pada parut bekas seksio sesareaatau bekas miomektomi. Secara

anatomik, robekan uterus dapat di bagi dalam 2 jenis yaitu :

a) robekan inkomplet; mengenai endometrium dan miometrium tetapi

perimetrium masih utuh

b) Robekan komplet ; mengenai endometrium, miometrium,

perimetrium sehingga terjadi hubungan langsung antara karum uteri

dan rongga perut.

Robekan uterus komplet menyebabkan gejala-gejala yang khas

ketika persalian berlangsung yaitu nyeri perut mendadak, anemia,

syok, dan hilangnya kontraksi. Gejala robekan uterus inkomplet

umumnya lebih ringan. Pada waktu selesai persalinan, bila penderita

pucat dan kelihatan dalam syok, sedang perdarahan keluar tidak

banyak, apabila diraba tumor di parametrium, maka pada keadaan ini

patut dicurigai adanya robekan uterus inkomplet. Untuk lebih

memastikan hal ini, dianjurkan melakukan ekplorasi dengan

18
memisahkan tangan didalam rongga uterus. Penanganan pada robekan

uterus ialah pemberian transfusi darah segera, kemudian laparotomi,

jenis opersi yang dilakukan ialah penjahitan luka pada dinding uterus

atau pengangkatan uterus.

Nekrosis Jalan Lahir Akibat Tekanan Pada Persalinan Lama

Pada waktu berlangsungnya persalinan, bila kepala janin sudah

masuk kedalam ronggga tengah panggul, kandung kencing dan uretra

mengalami tekanan oleh kepala janin tersebut. Apabila tekanan

berlangsung lama, vagina serta dasar kandung kencing yang tertekan

mengalami iskhemia dan akhirnya terjadinya nekrosis

b. Perlukaan Akibat Koitus

Perlukaan yang terjasi pada koitus pertama ialah robeknya selaput

hymen. Robekan selaput hymen biasanya terjasi pada dinding belakang

dan menimbulkan perdarahan sedikit, yang kemudian akan berhenti secara

apontan. Pada keadaan tertentu perlukaan akibat koitusdapat lebih berat.

Koitus yang dilakukan secara kasar dan keras-keras akan menimbulkan

perlukaan-perlukaan vulva dan vagina sehingga menimbulkan perdarahan.

c. Perlukaan Akibat Pembedahan Ginekologik.

Perlukaan alat di dalam pelvis pada waktu pembedahan

ginekologik terjadi bila melakukan pembedahan ginekologik pada alat-alat

genital.

d. Perlukaan Ureter

19
Letak ureter yang dekat dengan genitalia interna menyebabkan

saluran kencing itu mudah mengalami perlukaan pada waktu pembedahan

ginekologik, terutama jika lokasi ureter berubah karena desakan tumor.

Ada lima tempat di dalam panggul, dimana ureter mudah

mengalami perlukaan. Pertama, di tempat ureter memasuki ruang panggul

dan menyilang di atas percabangan dengan arteri iliaka. Kedua, pada vasa

ovarika di mana ureter berada dekat dengan alat adneks. Ketiga, di dalam

ligamentum latum. Keempat, pada tempat yang dekat dengan serviks

bagian atas, kelima, pada fase 4 ureter mulai masuk ke dalam kandung

kencing.

e. Perlukaan Akibat Trauma Aksidental

perlukaan langsung pada alat-alat genital terjadi akibat patah tulang

panggul, atau akibat jatuh duduk dengan genitalia eksterna kena suatu

benda.

1) Hematoma

Bentuk perlukaan yang paling sering terjadi ialah hematoma

pada vulva. Terdapatnya hematoma yang tampak kecil dari luar belum

berarti bahwa bekuan darah di dalamnya sedikit. Perdarahan dapat

menjalar sekitar vagina dan mengumpul di dalam ligamentum latum.

Bila banyak darah terkumpul dalam hematoma, dapat timbul gejala-

gejala syok dan anemia, kulit permukaan hematoma berwarna kebiru-

biruan, mengkilat, tipis, dan mudah robek

2) Perlukaan

20
3) perlukaan pada vagina dan vulva terjadi bila alat-alat tersebut terkena

secara langsung.

f. Perlukaan Akibat Benda Asing

seringkali penderita dengan psikopatia seksualis memasukan

benda-benda ke dalam vagina atau uretra. Benda asing ini tetap tinggal

karena kelupaan atau karena memang penderita senagaja tidak

mengeluarkannya. Pesarium yang dipasang untuk prolapsus uteri dapat

menimbulkan iritasi dan perlukaan

g. Perlukaan Akibat Bahan Kimia

perlukaan vulva dan vagina berupa luka-luka bakar dapat disebabkan oleh :

1) Pembilasan dengan cairan yang sangat panas

2) kesalahan teknik dalam pemakaian elektrokauter

3) bahan-bahan kimiawi

pembilasan dengan cairan yang sangat panas menimbulkan luka bakar

yang superfisial, yang kemudian dapat mennyebabkan terlepasnya kulit

dan mukosa sehingga terdapat ulkus. Pemakaian elektrokauter untuk

pengobatan erosio dan porsio uteri, jika kurang hati-hati dapat

menyebabkan stenosis atau atresia pada ostiumuteri eksternum. Vulva

dan vagina yang terkena bahan-bahan kimia yang keras menimbulkan

gejala-gejala luka bakar. Bahan-bahan kimia yang sering menimbulkan

perlukaan dalam hal ini ialah bahan-bahan asam yang terbagi dalam 2

jenis :

21
a) bahan asam Anorganik, misal. Asam sulfat, asam nitrat, asam

klorida

b) bahan asam organik, misal, asam oksalat, dan asam asetat.

Asam anorganik, bila dimasukan ke dalam vagina sangat

berbahaya karena mempunyai daya korosif yang sangat kuat. Akibat

pemakaiannya ialah perlukaan yang parah pada vagina dan serviks

uteri. Asam organik umumnya mempunyai daya korosif yang kurang

kuat, tetapi dapat menimbulkan gangguan dalam pembekuan darah.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan

fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu

memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-

alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam

dan alat reproduksi bagian luar yang masing- masing alat reproduksi

tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.

Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu

system Reproduksi dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup

dan keturunan kita.

Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang

proses terjadinya dan penyebab kelainan dan gangguan system

Reproduksi.

B. Saran

1. Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan

mempelajari lebih dalam tentang sistem reproduksi pada

manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi

kelangsungan hidup agar tetap lestari.

2. Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa

membimbing mahasiswa/i dengan baik agar mahasiswa/i

23
dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini.

Dan yang paling penting adalah setelah mempelajari materi

ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

24
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohardjo.2009. Ilmu Kandungan. PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo:Jakarta
https://id.scribd.com/document/428971022/Makalah-
Ginekologi-Pertolongan-Pertama-Pada-Gangguan-
SistemReproduksi
https://www.scribd.com/presentation/365823269/Pertolongan-Pertama-Pada-

Gangguan-Sistem-Reproduksi

https://id.scribd.com/document/428971022/Makalah-Ginekologi-Pertolongan-

Pertama-Pada-Gangguan-Sistem-Reproduksi

https://www.google.co.id/amp/s/hellosehat.com/urologi/pengertian-

urologi/%3famp

https://www.docdoc.com/id/info/procedure/gangguan-urologi

25

Anda mungkin juga menyukai