Anda di halaman 1dari 6

BAB I

LANDASAN TEORI
1.1 Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di era globalisasi sekarang ini sangat
mendukung dalam kehidupan manusia di Indonesia bahkan di dunia., penemuan yang
setiap waktu terjadi dan para peneliti terus berusaha dalam penelitiannya demi kemajuan
dan kemudahan dalam beraktivitas.
Perkembangan ilmu kesehatan saat ini juga semakin pesat tak terkecuali di bidang
reproduksi. Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh bidan atau
spesialis kesehatan reproduksi saja, tetapi penting bagi setiap orang utamanya wanita demi
kesejahteraanya.
Di Indonesia saat ini kesehatan reproduksi kurang mendapat perhatian yang cukup
dari pemerintah. Hal ini dikarenakan banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah
kesehatan reproduksi hanyalah masalah kesehatan yang berkaitan denga hak individu.
Saat ini, semakin banyak masalah-masalah kebidanan yang dihadapi oleh masyarakat.
Hal ini dikarenakan pola hidup yang semakin tidak terkendali dan kosumsi makanan yang
tidak sehat. Oleh karena itu banyak masalah kesehatan reproduksi yang bermunculan
terutama diderita oleh sebagian besar wanita.

1.2 Filosofi Kesehatan Reproduksi


1.2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi (Kespro)
Sehat adalah keadan sejahtera fisik, mental dan social yang utuh yang memungkinkan
manusia untuk melakukan hal apapun. Sedangkan istilah reproduksi berasal dari kata
“re”yang artinya kembali dan produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi
kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik mental dan sosial secar utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Sedangkan yang disebut dengan organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk
reproduksi manusia.

1.2.2 Struktur Organ Reproduksi Wanita


Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ
reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ
reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan
saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan
vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora
dan sepasang labium minora.
struktur organ reproduksi wanita

 Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui
mesentrium ke uterus. Merupakan gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum
dan mensekresikan hormon kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium
terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang
perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih
dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan
melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche
(pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada
umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus
menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian.

Selama mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel


pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang
mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan korpus luteum
tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum
akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami pematangan pada siklus berikutnya.

 Tuba falopii/oviduct (saluran telur)


jumlah sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum berfungsi
untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran ini
bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus.
 Uterus (rahim)
Jumlah satu buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah mengecil
disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio, dindingnya
dapat mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah melahirkan. Dinding
sebelah dalam disebut endometrium, banyak mengasilkan lendir dan pembuluh darah.
Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan meluruh pada saat menstruasi.

 Vagina
Merupakan akhir dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang
disebut hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat aktivitas
fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi sebagai alat kopulasi
wanita dan juga sebagai saluran kelahiran. Dindingnya berlipat-lipat, dapat mengembang saat
melahirkan bayi. Pada dinding sebelah dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang
mensekresikan lendir saat terjadi rangsangan seksual.

 Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian
paling atas dari vulva.

 Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi
rambut.

 Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak
mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk
clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra
di bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.

 Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena
banyak mengandung saraf.

1.3 Polip Uteri


1.3.1 Pengertian Polip Uteri
Polip Uteri adalah tumor bertangkai lunak yang disebabkan oleh produk hormon yang
abnormal, penyebab paling sering adalah siklus anovulatorik dengan produksi estrogen
yang berkepanjangan dan tidak adanya progesteron (berkaitan dengan perdarahan uterus
disfungsional). (pathofisiologi, hal 1293).
Polip Uteri disebut juga polip rahim ini adalah pertumbuhan kecil yang tumbuh sangat
lambat dalam dinding rahim mereka memiliki basis datar besar dan mereka melekat pada
rahim melalui gagang bunga memanjang mereka dapat bulat atau oval dalam bentuk dan
mereka biasanya berwarna merah besar yang muncul menjadi warna lebih gelap dari
merah. Seorang wanita dapat memiliki satu atau banyak polip uteri, dan mereka kadang-
kadang menonjol melalui vagina yang menyebabkan kram dan ketidaknyamanan karena
mereka melanggar pembukaan leher rahim. Wanita yang telah mengalami polip uteri sulit
sekali untuk hamil.
Tumor ini sering dijumpai tetapi tidak dapat dipastikan jumlah kejadiannya. Usia
penderita yang mengalami gangguan ini berkisar antara 12 hingga 81 tahun tetapi angka
kejadian tertinggi terjadi di antara usia 30-59 tahun. Polip uteri seringkali berupa
penonjolan langsung dari lapisan dinding rahim atau merupakan tumor bertangkai dengan
pembesaran dibagian ujungnya..
Hampir sebagian besar penderita tidak megetahui atau menyadari keberadaan polip uteri
karena kelainan ini tidak menimbulkan gejala spesifik.

1.3.2 Pertumbuhan Polip Uteri


Pertumbuhan polip mirip dengan proses hiperplasia uteri dan tidak jarang hal ini terjadi
secara bersamaan. Sering terjadi ditemukan polip uteri bersamaan dengan mioma uteri.
Oleh kerana itu, sulit untuk menentukan apakah gejala klinis yang timbul disebabkan oleh
salah satu atau oleh semua kelainan secara bersamaan.

1.3.3 Gambaran Klinik Polip Uteri


Perdarahan diluar silkus yang nonspesifik seringkali menjadi gejala utama dari polip uteri.
Seringkali polip uteri ditemukan secara tidak sengaja dari hasil pemeriksaan histeroskopi,
ultrasonografi, dan keretase atas dugaan hiperplasia uteri.
Apabila tangkai polip berukuran cukup panjang sehingga memungkinkan ujung polip
mengalami protrusi keluar ostium serviks, maka hal ini dapat memudahkan klinisi untuk
menegakkan diagnosis. Polip uteri mempunyai konsistensi yang lebih kenyal dan
berwarna lebih merah daripada polip serviks. Sebagian besar polip mempunyai susunan
histologis yang sama dengan uteri dan tidak menunjukkan perubahan sekretorik.
Kurang dari sepertiga polip memiliki komposisi jaringan yang sama dengan jaringan uteri
penyusun atau uteri asalnya. Ujung polip yang keluar dari ostium serviks sering
mengalami perdarahan, nekrotik, dan peradangan. Sebagian besar gambaran histipatologik
dari polip uteri menunjukkan adanya hiperplasia kistik, hanya sebagian kecil saja yang
menunjukkan hiperplasia adenomatosa.

1.3.4 Etiologi Polip Uteri


a. Produksi hormon yang abnormal yaitu hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh
hormon progesterone
b. Placenta yang tertinggal setelah partus dan abortus.
c. Polip bisa berasal dari adenoma-adenofibrinoma dan juga mioma submukosum yang
diakibatkan oleh meningkatnya hormone

1.3.5 Tanda Gejala Polip Uteri


Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka dapat di
pengaruhi oleh kadar hormon, terutama esterogen. Seringkali tidak ada gejala, tetapi beberapa
gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya yaitu:
a. Sebuah kesenjangan antara perdarahan haid
b. Tidak teratur atau perdarahan menstruasi yang berkepanjangan
d. Perdarahan haid yang terlalu berat
e. Rasa sakit atau dismenore (nyeri pada saat menstruasi)
f. Perdarahan yang banyak dan lebih lama
g. Ibu mengalami dispareuni saat berhubungan seksual

1.3.6 Penanganan Polip Uteri


Pada polip endometrium tidak bertangkai umumnya diangkat dengan cara
1. Kuretage.
2. Histeroskopi dengan cara kateterisasi dan bedah laser.
3.Identifikasi histologi dari uteri yang berdarah membantu dalam pemilihan hormonal yang
rasional
Bila ujung polip keluar melalui ostium serviks sehingga mudah untuk dicapai maka
pemutusan tangkai polip dapat dilakukan melalui dua cara:
1. Dengan menjepit tangkai polip dan kemudian melakukan putaran atau torsi pada tangkai
sehingga terputus.
2. Dengan menggunakan ikatan laso longgar yang kemudian didorong hingga mencapai
dasar tangkai dan kemudian diikatkan hingga tangkai terputus.

Jenis tindakan Operasi yang dipilih


a) Miomektomi
 Mioma subserosum bertangkai.
 Ingin punya anak lagi.
 Wanita muda.
 Dikuret dulu menyingkirkan kemungkinan keganasan.
Kerugiannya :
 Melemahkan dinding otot uterus dan dapat menyebabkan ruplura uteri saat kehamilan.
 Menyebabkan perlengketan dan residif.
b) Histerektomi Totalis & Supravaginalis
 Mioma yang besar dan multipel
 Pertumbuhan mioma yang cepat
 Histerektomi Totalis sebaiknya jika :
-- Fungsi reproduksi tak diperlukan lagi
- Pertumbuhan mioma yang cepat
-Terdapat perdarahan yang membahayakan

Anda mungkin juga menyukai