Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kista Ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Walaupun
tidak ganas, adanya kista ovarium biasanya mengganggu siklus
menstruasi dan menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Kista
yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal. Sesuai siklus
menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang,
gambarannya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran 5cm,
dan dalam tiga bulan akan menghilang. Jadi, kista yang bersifat
fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak
menyebabkan keganasan. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami
oleh orang di usia reproduksi karena masih mengalami menstruasi.
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua
kanker ginekologi. Angka kematian tinggi karena penyakit ini pada
awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila
sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% datang pada stadium
lanjut , penyakit ini disebut juga silent killer.
Angka kejadian kista ovarium di Indonesia belum diketahui
pasti, hanya saja tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersamasama dengan kistadenoma ovarii serosum. Tumor paling sering
terdapat pada wanita berusia 20-50 tahun dan jarang sekali pada masa
pra pubertas.
Di Indonesia , tumor ganas ovarium banyak dijumpai dan
merupakan penyebab kematian ketiga setelah tumor ganas serviks dan
tumor ganas payudara.
Sampai sekarang beluma ada cara deteksi dini yang sederhana
untuk memeriksa adanya keganasan ovarium. Sekarang hanya bisa
dipakai masih menggunakan USG. Berbeda halnya dengan kanker
serviks yang bisa di deteksi dini dengan papsmear.
Ovarektomi adalah operasi pengangkatan dari ovarium atau
indung telur.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik
dan non neoplastik. Ovarium merupakan sumber hormonal wanita
yang paling utama,sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam
pengatur proses menstruasi. Ovarium terletak antara rahim dan
dinding panggul, dan digantung ke rahim oleh ligamentum ovari
propium dan ke dinding panggul oleh ligamentum infudibulopelvikum.Fungsinya sebagai tempat folikel, menghasilkan dan
mensekresi estrogen dan progesteron. Fungsi ovarium dapat terganggu
oleh penyakit akut dan kronis. Salah satu penyakit yang dapat terjadi
adalah kista ovarium. Ovarektomi adalah tindakan operatif untuk
dilakukanpengangkatan ovarium.
2.2 ANATOMI SISTEM REPRODUKSI WANITA
Sistem reproduksi wanita terdiri atas organ reproduksi eksterna
dan
organ reproduksi interna.
2.2.1 ORGAN GENETALIA EKSTERNA
Organ reproduksi wanita eksterna sering disebut sebagai vulva
yang mencakup semua organ yang dapat dilihat dari luar, yaitu yang
dimulai dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, himen,
vestibulum, kelenjar bartholini dan berbagai kelenjar serta pembuluh
darah.

Gambar 2. 1 : Organ Reproduksi Eksterna pada wanita.


a. Mons veneris
Disebut juga gunung venus, menonjol ke bagian depan menutup
tulang kemaluan. Setelah pubertas, kulit monsveneris tertutup oleh
rambut ikal yang membentuk pola distribusi tertentu yaitu pada wanita
berbentuk
segitiga.
b. Labia Mayora
Berasal dari monsveneris, bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan
bersatu dibagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit
berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian didalamnya
tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini
mengandung banyak ujung saraf sehingga sensitive saat hubungan
seks.
c. Labia minora
Merupakan lipatan kecil dibagian dalam labia mayora. Bagian
depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh
darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah.
Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria.
d. Klitoris
Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria. Mengandung
banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif saat
hubungan seks.

e. Hymen
Merupakan selaput yang menutupi bagian lubang vagina luar. Pada
umumnya hymen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah
menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan
kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim)
f. Vestibulum
Bagian kelamin yang dibasahi oleh kedua labia kanan kiri dan
bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia
minora.
g. Orifisium Uretra
Lubang atau meatus uretra terletak pada garis tengah vestibulum, 1
sampai 1,5 cm di bawah arkus pubis dan dekat bagian atas liang
vagina.
h. Orifisium Vagina
Terletak dibagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup
lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa
robekan.
i. Vagina
Vagina atau liang kemaluan merupakan suatu tabung yang dilapisi
membran dari jenis epithelium bergaris khusus, dialiri banyak
pembuluh darah dan serabut saraf. Panjang vagina dari vestibulum
sampai uterus adalah 7,5 cm. Bagian ini merupakan penghubung
antara introitus vagina dan uterus. Pada puncak vagina menonjol leher
rahim yang disebut porsio. Bentuk vagina sebelah dalam berlipat
lipat disebut rugae. Vagina mempunyai banyak fungsi yaitu sebagai
saluran luar dari uterus yang dilalui secret uterus dan aliran
menstruasi, sebagai organ kopulasi wanita dan sebagai jalan lahir.
j. Perineum
Perineum terletak diantara vulva dan anus, panjang perineum kurang
lebih 4 cm.
2.2.2 ORGAN GENITALIA INTERNA
Genetalia interna adalah alat reproduksi yang berada didalam
dan tidak dapat dilihat kecuali dengan cara pembedahan. Organ
genetalia terdiri dari :

Gambar 2.2 : Organ Interna Wanita


a. Rahim (Uterus)
Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat sekitar 30 gr.
Terletak di panggul kecil diantara rectum (bagian usus sebelum dubur)
dan di depannya terletak kandung kemih. Hanya bagian bawahnya
disangga oleh ligament yang kuat,
sehingga bebas untuk tumbuh dan berkembang saat kehamilan.
Ruangan rahim berbentuk segitiga, dengan bagian besarnya di atas.
Dari bagian atas rahim (fundus)14 terdapat ligament menuju lipatan
paha (kanalis inguinalis), sehingga kedudukan rahim menjadi kearah
depan. Rahim juga merupakan jalan lahir yang penting dan
mempunyai kemampuan untuk mendorong jalan lahir.
Uterus terdiri dari :
1) Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada
pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat memperkirakan
usia kehamilan
2) Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi
sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus
uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.

3) Serviks uteri
Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan
antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri
internum.
Lapisan lapisan uterus meliputi endometrium, myometrium,
parametrium.
b. Tuba Fallopi
Tuba fallopi berasal dari ujung ligamentum latum berjalan
kearah lateral, dengan panjang sekitar 12cm. Tuba fallopi15
merupakan bagian yang paling sensitif terhadap infeksi dan menjadi
penyebab utama terjadinya kemandulan
(infertilitas). Fungsi tuba fallopi sangat vital dalam proses kehamilan,
yaitu menjadi saluran spermatozoa dan ovum, mempunyai fungsi
penangkap ovum, tempat terjadinya pembuahan (fertilitas), menjadi
saluran dan tempat pertumbuhan hasil pembuahan sebelum mampu
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim.
c. Indung Telur (Ovarium)
Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul, dan digantung
ke rahim oleh ligamentum ovari proprium dan ke dinding panggul
oleh ligamentum infundibulopelvicum. Indung telur merupakan
sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunyai
dampak kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur
mengeluarkan telur (ovum) setiap bulan silih berganti
kanan dan kiri.
2.3 ETIOLOGI
Kista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi
terutama yang bersifat non neoplastik, seperti kista retensi yang
berasal dari korpus luteum. Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis
yang merupakan neoplasma. Oleh karena itu kista ovarium dibagi
dalam 2 golongan:
1. Non-neoplastik (fungsional)
a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia
foliculi. Setiap bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai
kematian ovum disusul dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada
masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan
folikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista

yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Tidak


jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga
terjadi suatu haematoma folikuler.
b. Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.
Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari17 corpus
luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi
pada masa vascularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak
jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis
dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi
reabsorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggalah cairan
yang jernih atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama
dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein
sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam
dalam jaringan-jaringan perut.
2. Neoplastik
Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis:
a. Cystadenoma mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar
yang pernah dilaporkan adalah 328 pound. Tumor ini mempunyai
bentuk bulat, ovoid atau bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang
rata dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan.
b. Cystadenoma serosum
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum,
tetapi ukurannya jarang sampai besar sekali. Dinding luarnya dapat
menyerupai kista mucinosum. Pada umumnya kista ini berasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal ephitelium).18
c. Kista dermoid
Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovary bedanya ialah bahwa
tumor ini bersifat kistik, jinak dan elemen yang menonjol ialah
eksodermal. Sel-selnya pada tumor ini sudah matang. Kista ini jarang
mencapai ukuran yang besar. Penyebabnya saat ini belum diketahui
secara pasti. Namun ada salah satu pencetusnya yaitu faktor hormonal,
kemungkinan faktor resiko yaitu:
1. Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga dengan kanker
ovarium dan payudara.
2. Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif)
3. Gaya hidup yang tidak sehat

4. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya


akibat penggunaan obat-obatan yang merangsang ovulasi dan obat
pelangsing tubuh yang bersifat diuretik.
5. Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah vagina
2.4 PATOFISIOLOGI
Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama
tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda yaitu
akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin dan komplikasi tumor.
1. Akibat pertumbuhan,
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat alat disekitarnya
disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Apabila
tumor mendesak kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan
miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga
perut kadang kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut
serta dapat juga mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai.
2. Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu
sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit sedikit sehingga berangsur angsur
menyebabkan pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala
gejala klinik yang minimal. Akan tetapi kalau perdarahan terjadi
dalam jumlah yang banyak akan menimbulkan nyeri di perut.
b. Putaran Tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih.
Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietal dan ini
menimbulkan rasa sakit.
c. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul penanahan.
d. Robek dinding Kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada
saat persetubuhan. Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul

secara akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam


rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai
tanda tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis
yang seksama terhadap kemungkinn perubahan keganasan. Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan. Kista dermoid adalah tumor yang
diduga berasal dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat
maturasi. Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel sel
embrional yang tidak berdiferensiasi. Kista ini tumbuh dengan lambat
dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material
sebasea kental, berwarna kuning, yang timbul dari lapisan kulit. Kista
dermoid
hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi. Banyak tipe lainnya
dapat terjadi dan pengobatannya tergantung pada tipenya.
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak
memiliki gejala. Namun kadang kadang kista dapat menyebabkan
beberapa masalah seperti :
1. Bermasalah dalam pengeluaran urin secara komplit
2. Nyeri selama hubungan seksual
3. Masa di perut bagian bawah dan biasanya bagian bagian organ
tubuh
lainnya sudah terkena.
4. Nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus menstruasi
5. Wanita post monopouse : nyeri pada daerah pelvik, disuria,
konstipasi atau diare, obstruksi usus dan asietas.
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifatsifat tumor itu.

2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor
apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing,
apakah tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara
cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi
dalam tumor.
2.7 PENATALAKSANAAN
a.Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui
tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi.
b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kista.
c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat
kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan
abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen
yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah
dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga
d. Proses penyembuhan luka operasi pengangkatan kista adalah sama
dengan
yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase
penyembuhan dan waktu granulasi jaringan.
2.8 KOMPLIKASI
1. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit , sehingga berangsur-angsur
menyebabkan pelebaran kista dan menimbulkan gejala klinik yang
minimal. Akan tetapi bila perdarahan terjadi dalam jumlah banyak ,
akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut
mendadak.

10

2. Putaran tungkai
Dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5cm . Putaran
tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi , adanya putaran tangkai
menimbulkan tarikan melalui ligamentum infudibuloperlvikum
terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa sakit.
3. Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat kista ada kuman patogen, seperti appendisitis atau
salpingitis
4. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai , tetapi dapat pula sebagai akibat trauma,
seeperti jatuh atau pukulan di perut. Bila terjadi robekan disertai
hemoragi maka akan terjadi perdarahan dan menimbulkan nyeri yang
berlangsung terus-menerus.
5. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista seperti kista adenoma ovarii
serosum, kistaadenoma ovarii musinosum, oleh sebab itu, setelah di
angkat perlu pemeriksaan yang seksama terhadap kemungkinan
perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan,
adanya anak sebar (metastase) memperkuat diagnosis keganasan.
2.9 Prognosis
William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : prognosis dari kista
jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa
ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena
karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis
pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah
dalam
stadium
akhir.
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi
antara 86.9% untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV.
Tumor sel granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan
karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan
dengan prognosis yang buruk. Sebagian besar tumor sel germinal yang
terdiagnosis pada stadium awal memiliki prognosis yang sangat baik.

11

BAB 3
LAPORAN KASUS
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
Usia
jenis Kelamin
Suku
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Status
Tgl Masuk
No. RM
Alamat

: Ny. N
: 58 tahun
: Perempuan
: Jawa
: SMA
: Islam
: IRT
: Sudah Menikah
: 19 11 - 2015
: 024911
: Jl.Paya Bakung

II. ANAMNESA
Keluhan Utama
Telaah

: Nyeri perut di seluruh lapangan abdomen


: OS datang dengan keluhan nyeri perut di
seluruh lapangan abdomen dialami 4 bulan
ini. Nyeri terasa seperti tertusuk. Riwayat
teraba benjolan 4 bulan ini, semakin lama
semakin membesar. Perut membesar (+) .
Riw.

Minum

jamu-jamuan

(+),

Riw

Penurunan nafsu makan (+), Riw penurunan


BB (+), Riw keputihan (-), Riw Keluar darah
dari kemaluan (-) , BAB (+) Normal, BAK
Riwaya Penyakit Terdahulu
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Alergi
Riwayat Pemakain Obat
Riwayat Operasi
Riwayat Haid

(+) Normal.
:::::: Menarche usia 14 thn, siklus haid teratur,
28 hari, lama

Riwayat Menikah

haid 7 hari, 8-10 x ganti

pembalut/hari, nyeri haid (+).


: Sudah menikah

12

Riwayat Habitual
Riwayat Menopause

: Merokok (-), Minum Alkohol (-)


: Tahun 2009

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Present
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
HR
RR
Temperatur

: Baik
: CM
: 110/70 mmhg
: 80x/i
: 20X/i
: 36,8C

Anemia
Ikterik
Dipsnoe
Sianosis
Oedem
B. Status Gizi
BB
TB
IMT

:::::: 50 Kg
: 150 cm
: 22Kg/m2 (cukup)

C. Status Generalisata
1. Kepala
Bentuk
Rambut

: Normocepali
: Berwarna putih, Lurus dan tidak mudah
dicabut
: Refleks cahaya (+/+) Normal, Pupil isokor

Mata

(+), Konjungtiva palpebra anemis (-), Sklera


Hidung
Telinga
Mulut

ikterik (-)
: Simetris
: Normal, Serumen (+)
: Sianosis (-), mukosa bibir lembab, lidah
tidak kotor

2. Leher
Trakea
Pembesaran KGB
3. Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
4. Abdomen

: Letak medial
: (-)
: Simetris Fusiformis
: Stem fremitus kanan = kiri (+) Normal
: Sonor pada kedua lapangan paru
: Suara vesikuler, BT : (-) , Wh (-)

13

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
5. Genitalia
Vagina
6. Ekstremitas
Superior
Inferior

: Membesar Asimetris
: Teraba benjolan di abdomen (epigastrium)
: TDP
: Soepel (+), Peristaltik (+) Normal
: P/V (-)
: Akral hangat, merah, kering
: Akral hangat, merah, kering

D. Pemeriksaan Ginekologi
Inspekulo : Tidak dilakukan pemeriksaan
IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG TAS
KK terisi
Tampak gambaran mixecho ukuran tidak teratur kaliper , Septa (+) , Papil
(+)
UT AF uk 64,2 x 35 x 55,9 mm
Adnexa ka-Ki, Dalam batas NORMAL
Cairan bebas (-)
Kesan : Kista Ovarium Susp Malignancy
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hemoglobin
: 10,8 gr/dl
b. Hematokrit
: 32,1 %
c. Leukosit
: 11.200 / ul
d. Trombosit
: 352.000/ul
V. DIAGNOSA KERJA
Kista Ovarium Susp Malignancy
VI.

PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Cefotaxim 1 gr/ 12jam
Metronidazole 500mg drip/8 jam
Inj. Ranitidine 50 mg/ 8 jam
Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
Inj. Plasmanea 1amp/ 8 jam (transamin)

VII.

RENCANA
Konsul bagian Interna
Konsul bagian Paru

14

Operasi Laparatomi 23/11/2015


Therapy lanjut
VIII.

PROGNOSA
Dubia ad bonam

IX.

RESUME
Nn.N,59 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut di seluruh lapangan
abdomen dialami 4 bulan ini. Nyeri terasa seperti tertusuk. Riwayat teraba
benjolan 4 bulan ini, semakin lama semakin membesar. Perut membesar (+)
. Riw. Minum jamu-jamuan (+), Riw Penurunan nafsu makan (+), Riw
penurunan BB (+), Riw keputihan (-), Riw Keluar darah dari kemaluan (-) ,
BAB (+) Normal, BAK (+) Normal. Dari amannesis dan pemeriksaan yang
dilakukan menunjukkan Kista Ovarium Susp Malignancy, oleh karena itu
dilakukan rencana operasi Laparatomi .

BAB 4
PEMBAHASAN
Kista Ovarium adalah suatu kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Walaupun
tidak ganas, adanya kista ovarium biasanya mengganggu siklus

15

menstruasi dan menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Kista


ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi.
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut di seluruh lapangan
abdomen dialami 4 bulan ini. Nyeri terasa seperti tertusuk. Riwayat
teraba benjolan 4 bulan ini, semakin lama semakin membesar. Perut
membesar (+) . Riw. Minum jamu-jamuan (+), Riw Penurunan nafsu
makan (+), Riw penurunan BB (+), Riw keputihan (-), Riw Keluar
darah dari kemaluan (-) , BAB (+) Normal, BAK (+) Normal. Dari
amannesis dan pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan Kista
Ovarium Susp Malignancy.
Penanganan yang dilakukan pada pasien ini adalah tindakan
operatif, sesuai dengan diagnosis pasien ini adalah Kista Ovarium,
tindakan yang dilakukan yaitu Laparatomi.Tindakan operatif
dilakukan apabila keadaan umum pasien sudah membaik.

BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

16

Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik


dan non neoplastik. Ovarium merupakan sumber hormonal wanita
yang paling utama,sehingga mempunyai dampak kewanitaan dalam
pengatur proses menstruasi. Fungsi ovarium dapat terganggu oleh
penyakit akut dan kronis. Salah satu penyakit yang dapat terjadi
adalah kista ovarium.
Angka kematian tinggi karena penyakit ini pada awalnya
bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah
terjadi metastasis, sehingga 60-70% datang pada stadium lanjut ,
penyakit ini disebut juga silent killer.
Gejala klinis berupa bermasalah dalam pengeluaran urin secara
komplit, nyeri selama hubungan seksual, masa di perut bagian bawah,
nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus menstruasi, wanita
post monopouse : nyeri pada daerah pelvik, disuria, konstipasi atau
diare, obstruksi usus.
Penatalaksanannya dengan terapi bedah tetapi harus
mempertimbangkan usia, paritas, kehamilan, konservasi fungsi
reproduksi, keadaan umum, dan gejala yang ditimbulkan. Tindakan
operatif yang bisa dilakukan yaitu Laparatomi.

5.2 SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan

17

Sebagai petugas kesehatan khususnya dokter diharapakn dapat


mengetahui tanda dan gejala dari kista ovarium dan mengetahui cara
mendiagnosisnya sehingga dapat dideteksi lebih awal apabila
menemukan kasus tersebut serta mendapatkan penanganan selanjutnya
ataupun merujuk ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih memadai.
2. Bagi Pemerintah
Mendirikan pusat pelayanan kesehatan diberbagai tempat dan
secara menyeluruh, sehingga mudah terjangkau oleh masyarakat serta
meningkatkan pelayanan kesehatan diberbagai bidang.

DAFTAR PUSTAKA
1. Doengoes, Marylinn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi
3. Jakarta; EGC.

18

2. Mansjoer, Arif.1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3.Jakarta;


Media Aesculapius. FKUI
3. Mohtar Rustam. 1999. Sinopsis Obstetris, Obstetri Fisiologis,
Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta; EGC.
4. Prawirto Hardjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kandungan Edisi 2. Jakarta;
Yayasan Bina Pustaka
5. William Helm, C.. 2005. Ovarian Cysts. American College of
Obstetricians and Gynecologists. Available at http://emedicine.com
6. F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono,
Y. Joko S.(et al). 2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.. p1036-1037

19

Anda mungkin juga menyukai