BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
2.2. Definisi
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan besar (diameter> 3 cm) yang
berkembang di ovarium. Kista ovarium dapat bervariasi dalam ukuran dari
beberapa sentimeter hingga sebesar buah melon. Kista ovarium berdinding tipis
4
biasa hanya mengandung cairan (dikenal sebagai kista sederhana) atau kompleks
yang mengandung cairan tebal, darah atau area padat.5
2.3. Epidemiologi
Kista ovarium ditemukan pada sonogram transvaginal di hampir semua wanita
premenopause dan pada hingga 18% wanita pascamenopause. Sebagian besar kista
ini bersifat fungsional dan jinak. Teratoma kistik dewasa, atau dermoid, mewakili
lebih dari 10% dari semua neoplasma ovarium. Kista ovarium adalah tumor yang
paling umum, dengan prevalensi melebihi 30%.2
Insiden karsinoma ovarium sekitar 15 kasus per 100.000 wanita per tahun. Di
Amerika Serikat, karsinoma ovarium didiagnosis pada lebih dari 21.000 wanita
setiap tahun, menyebabkan sekitar 14.600 kematian. Sebagian besar tumor ovarium
ganas adalah Cystadenocarcinoma ovarium epitel.6
Tumor dengan potensi maligna rendah membentuk sekitar 20% tumor ovarium
ganas, sedangkan kurang dari 5% adalah tumor sel yang ganas, dan sekitar 2%
adalah tumor sel granulosa. Cystadenocarcinoma ovarium epitel maligna adalah
satu-satunya kista ovarium yang terkait dengan predileksi ras. Perempuan dari
eropa utara, eropa barat dan amerika utara paling sering terkena dampaknya,
sedangkan perempuan dari asia, afrika, dan amerika latin paling sedikit
terpengaruh.2
Di antara perempuan yang memiliki jumlah kasus yang cukup banyak
berdasarkan usia, kejadian pada usia 30-54 tahun adalah tertinggi pada wanita kulit
putih, diikuti oleh wanita Jepang, Hispanik, dan Filipina. Untuk wanita berusia 55-
69 tahun, angka tertinggi terjadi pada wanita kulit putih, diikuti oleh wanita
Hispanik dan Jepang. Di antara wanita yang berusia 70 tahun atau lebih, tingkat
tertinggi terjadi di antara wanita kulit putih, diikuti oleh orang-orang keturunan
Afrika dan wanita Hispanik.2
Kista ovarium fungsional dapat terjadi pada semua usia, tetapi jauh lebih umum
pada wanita usia reproduksi. Mereka jarang setelah menopause. Kista luteal terjadi
setelah ovulasi pada wanita usia reproduktif. Kebanyakan kista neoplastik jinak
terjadi selama tahun-tahun reproduksi, tetapi rentang usia lebar dan mereka dapat
terjadi pada orang-orang dari segala usia.2
5
2.5. Klasifikasi
Kista Ovarium Non-Neoplastik
a. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah
bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim,
melainkan membesar menjadi kista. Bisa di dapati satu kista atau beberapa dan
besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm. Dalam menangani tumor ovarium timbul
persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya
6
jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista
folikel dalam 2 bulan akan hilang sendiri.1,3 Kista folikuler secara tipikal kecil dan
timbul dari folikel yang tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu
banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui saat
menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm); berasal
dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan.
Dapat multipel dan bilateral. Kista jenis ini biasanya asimtomatik.9,10
\\
Neoplasma Jinak
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.5
b. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering
ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa
dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding
dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi
dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan. Ciri khas dari kista
ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50% dan
keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning dan kadang-kadang
coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya sendiri kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papiloma). Pada
umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran makroskopis
kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak, bahkan
pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan kepastian. Pada
pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi epitel kubik atau
torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap
warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelum), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi sebagian
besar terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat
ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma.
Adanya psamoma menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarium
serosum papiliferum, tetapi bukan ganas. Tidak ada gejala klasik yang menyertai
tumor serosa proliferatif. Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dari
10
d. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan
paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista
dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat
ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar,
sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram. Kista ini tumbuh akibat proses
yang kurang sempurna saat pembentukan lapisan embrional. Lapisan ektoderm
yang saat dewasa akan menjadi sel sel folikel rambut, tulang, serta gigi secara tidak
sempurna tumbuh di sekitar ovarium. Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas.
Dinding kista kelihatan putih keabuan dan agak tipis. 1,9
Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Dapat
ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan, serat
otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran
kista terdapat produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak,
bercampur dengan rambut. Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan
gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya
sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga
peritoneum.Perubahan keganasan dari kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua
kista dermoid dan biasanya pada wanita lewat menopause.1,9
2.7. Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan
hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul
dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Sedangkan pada tumor
padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga akibat abnormalitas pertumbuhan sel
embrional, atau sifat genetis kanker yang tercetus oleh radikal bebas atau bahan
bahan karsinogenik.15
2.8. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan
kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi
14
ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisis dalam jumlah yang tepat.1,16
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang
terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam ovarium.1,16
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-
tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami
fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus
luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama
kehamilan.1
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang
disebut kista teka lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin,
termasuk FSH dan HCG.1
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau
sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik
gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada
kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut
hipereaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan
menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate,
dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarii, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.1
Pada neoplasma tropoblastik gestational dan kadang-kadang pada kehamilan
multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperaktif
lutein. Pasien dalam terpi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG.1,16
15
2.10. Diagnosis
a. Anamnesa
Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien. Banyak
tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang
kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut. Rasa sakit atau tidak
nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista
tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan
terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan
miksi dan defekasi. Dapat terjadi penekanan pada kandung kemih sehingga
menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.17,18
Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus
terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi yang
sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu pada
penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak adanya nafsu
makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor ovarium tidak
mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut mengeluarkan hormon.
Iregularitas siklus menstruasi dan pendarahan vagina yang abnormal dapat terjadi.
Pada anak muda, dapat menimbulkan menarche lebih awal.17,18
17
b. Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit pada
pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini
merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan
asites yang pasif.17,18
c. Imaging
1. Ultrasonografi
Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga
perut yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama
untuk kista ovarium. Ultrasound pelvis transvaginal adalah cara paling efektif
untuk mengevaluasi kista ovarium. Karena dapat memberikan pemeriksaan
morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini tidak memerlukan
kandung kemih yang penuh.USG transabdominal tidak boleh digunakan secara
terpisah. Ini harus digunakan untuk melihat kista ovarium besar atau di luar
bidang pandangan ultrasound transvaginal. Ini memerlukan kandung kemih
yang penuh.20
Pada ultrasonografi transvaginal, 'kista sederahana' dikaitkan dengan
lima kriteria berikut, yaitu bentuk bulat atau oval, dinding tipis atau tak terlihat,
peningkatan akustik posterior, satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat
internal echo dan tidak adanya septum atau nodul. Biasanya jenis kista seperti
ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsional, kista luteal atau mungkln juga
kistadenoma serosa atau kista inklusi.20
Kista ovarium didefinisikan sebagai kompleks di hadapan satu atau lebih
kriteria berikut, yaitu septum lengkap (yaitu kista multilokular), dindingnya
menebal dan terdapat papul ke dalam lumen. Kista seperti ini biasanya maligna
atau mungkin juga kista neoplasma benigna.20
Wanita yang mendertiya kista sederhana yang lebih kecil tanpa gejala
kurang dari 5 cm, kista ini terbukti menghilang (53%), tetap statis (28%),
18
Namun, nilai CA125 dengan level yang lebih rendah (20 IU / ml) ditemukan
dalam keadaan sehat wanita pascamenopause. Kondisi ginekologi yang tidak
ganas seperti penyakit radang panggul, fibroid, akut kejadian pada kista jinak
(misalnya torsion atau hemoragi) dan endometriosis dapat berakibat pada tingkat
CA125 meningkat. Nilai yang lebih tinggi dilaporkan pada ras Kaukasia
dibandingkan dengan Afrika atau wanita Asia.21
2. Pemeriksaan Beta-HCG
Pemeriksaan ini digunakan untuk screening awal apakah wanita tersebut
hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan
ektopik.7
3. Pemeriksaan Darah Lengkap
Untuk sebuah penyakit keganasan, dapat diperkirakan melalui LED.
Parameter lain seperti leukosit, HB, HT juga dapat membantu pemeriksa menilai
keadaan pasien.5
4. Urinalisis
Urinalisis penting untuk mencari apakah ada kemungkinan lain, baik
batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk menyingkirkan diagnosis banding.5
RMI I = U x M x CA-125.
2.12. Tatalaksana
Wanita dengan kista ovarium kecil (diameter kurang dari 50 mm) umumnya
tidak memerlukan tindak lanjut karena kista ini sangat mungkin fisiologis dan
hampir selalu sembuh dalam 3 siklus menstruasi dan evaluasi ulang dalam 4-6
bulan. Wanita dengan kista ovarium sederhana berdiameter 50-70 mm harus
menjalani follow up USG tahunan dan dengan kista sederhana yang lebih besar
harus dipertimbangkan untuk pencitraan lebih lanjut (MRI) atau pembedahan.23
Wanita dengan RMI I kurang dari 200 (yaitu berisiko rendah keganasan)
cocok untuk laparoskopi. Manajemen laparoskopi kista ovarium pada wanita
pascamenopause harus dilakukan oleh ahli bedah dengan pengalaman yang sesuai.
Manajemen laparoskopi kista ovarium pada wanita pascamenopause harus terdiri
dari bilateral salpingo-ooforektomi daripada kistektomi. Wanita yang menjalani
salpingo-ooforektomi laparoskopi harus diberi konseling sebelum operasi bahwa
laparotomi stadium penuh akan diperlukan jika bukti keganasan terungkap.23
Jika memungkinkan, spesimen bedah harus dilepas tanpa tumpahan
intraperitoneal dalam tas pengambilan laparoskopi melalui port umbilical. Hal ini
menyebabkan lebih sedikit nyeri pasca operasi dan lebih cepat waktu sembuhnya
dibandingkan saat menggunakan port lateral dengan ukuran yang sama.23
Semua kista ovarium yang mencurigai keganasan pada wanita
pascamenopause dan premenopasuse, seperti yang ditunjukkan oleh RMI I lebih
besar atau sama dengan 200, temuan CT, penilaian klinis atau temuan pada
laparoskopi, membutuhkan prosedur laparotomi.Jika keganasan terungkap selama
laparoskopi atau dari histologi berikutnya, dianjurkan bahwa wanita itu dirujuk ke
pusat kanker untuk pengelolaan lebih lanjut.23
Wanita yang berisiko tinggi keganasan, karena dihitung menggunakan RMI
(lebih besar dari atau sama hingga 200), membutuhkan laparotomi sebagai operasi
utama. Selain risiko yang dihitung dari keganasan, faktor-faktor lain seperti kondisi
medis lainnya mempengaruhi risiko operasi akan mempengaruhi keputusan apakah
seorang wanita mampu menjalani operasi, jenis operasi apa yang dilakukan dan di
mana ini terjadi.23
22
Ukuran> 5cm
2.13. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di
jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan
operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%. Kematian disebabkan
karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis
pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam
stadium akhir. Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel
granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa
yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.1
29
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan besar yang berkembang di
ovarium. Kista ovarium dapat bervariasi dalam ukuran dari beberapa sentimeter
hingga sebesar buah melon. Kista ovarium dibagi menjadi beberapa macam
diantaranya kista folikel, kista korpus lutein, kista teka lutein, kista inklusi
germinal, kista endometrium, kistoma ovari simpleks, kistadenoma ovarii serosum,
kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid. Penyebab terjadinya kista
ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus,
hipofise, atau ovarium itu sendiri. Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik, imaging dan laboratorium. Tatalaksana pada kista ovarium jika
RMI 1 kurang dari 200, maka dilakukan pengelolaan konservatif dan ultrasound
lanjutan 3 bulan kedepan. Jika RMI 1 lebih dari sama dengan 200, maka dilakukan
manajemen bedah.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Hoffman Bl, Schorge Jo, Schaffer Ji, Halvorson Lm, Bradshaw Kd And
Cunningham Fg. Endometriosis: Williams gynecology 2nd Ed. New York:
Mcgrow-Hill; 2012.
2. Kwak Dw, Sohn Ys, Kim Sk, Kim Ik, Park Yw, Kim Yh. Clinical
experiences of fetal ovarian cyst: diagnosis and consequence. J Korean Med
Sci. 2006 Aug. 21(4):690-4.
3. American Cancer Society. Cancer Facts And Figures 2009. Estimated new
cancer cases and deaths by sex, us; 2009. American Cancer Society.
Available At Http://Www.Cancer.Org/Docroot/Stt/Stt_0.Asp?From=Fast.
Accessed: Mei, 2018
4. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 9th Edition. Boston,
Ma, Usa: Cengage Learning; 2016.
5. Mata Apg, Vallejo Fr, Lopez Ma. Acute appendicitis coexistent with giant
ovarian cyst. Rev Med Hosp Gen Méx. 2015;78(2):95-98. Royal College
Of Obsetrician And Gynecologist. Ovarian Cysts Before The Menopause;
2013.
6. Paulsen F. & J. Waschke. Sobotta atlas anatomi manusia : anatomi umum
dan muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : Egc; 2013
7. Medscape Reference, Ovarium Anatomy, Available At
Http://Emedicine.Medscape.Com/Article/1949171-
Overview#Aw2aab6b3, Last Update October 3, 2013. Accessed On Mei,
2018.
8. Chris Tanto, Et Al. Kapita selekta kedokteran. Ed IV. Jakarta : Media
Aeskulapius; 2014.
9. American College of Obstetricians and Gynecologists. Ovarian cyst.
Frequently Questions Gynecologic Problems. ACOG; 2017.
10. American College of Obstetricians and Gynecologists’ Committee on
Practice Bulletins—Gynecology. Practice Bulletin No. 174: Evaluation and
management of adnexal masses. Obstet Gynecol. 2016 Nov. 128 (5):E210-
E226.
30
31