Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

ANATOMI

Sistem Reproduksi
“Kista Ovarium”

Novriyanti (213210141)
Agus David Syahputra M (213210143)
Musdalifah Lubis (213210145)
Puja (213210147)
Purnama Ruth Novilia (213210149)

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

TA 2015/2016

Page 1
Kata Pengantar

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini adalah hasil diskusi kelompok yang telah dilaksanakan pada tutorial sebelumnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya penyusunan
laporan seperti ini, diskusi yang kami laksanakan dapat tercatat dengan rapi dan dapat kita
pelajari kembali pada kesempatan yang lain untuk kepentingan proses belajar kita.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada fasilitator yang telah membantu
kami hingga terselesaikannya laporan ini, terutama kepada dr. Laura Tambunan sebagai
dosen dan fasilitator atas petunjuk dan dorongan dalam mengerjakan laporan ini. Semoga
segala yang telah kami kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan laporan ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk
pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.
Semoga dengan adanya laporan ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, 4 Agustus 2015

Page 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................


DAFTAR ISI......................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................


1.1 Latar Belakang ............................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN MATERI ................................................................


2.1 Anatomi ......................................................................................
2.2 Kista Ovarium .............................................................................
2.2.1 Definisi ............................................................................
2.2.2 Epidemiologi ...................................................................
2.2.3 Klasifikasi ........................................................................
2.2.4 Etiologi ...........................................................................
2.2.5 Manifestasi klinis.............................................................
2.2.6 Diagnosis .........................................................................
2.2.7 Patofisiologi .....................................................................
2.2.8 Pemeriksaan penunjang ...................................................
2.2.9 Penatalaksanaan ...............................................................
2.3.0 Pencegahan ......................................................................
2.3.1 Prognosis .........................................................................

BAB 3 PENUTUP ...........................................................................................


3.1 Kesimpulan .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kista merupakan kantong berisi cairan seperti balon berisi air. Kista dapat tumbuh
dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan
ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Kista ovarium sering
terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan
kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Ukuran dan jenis kista ovarium bisa bervariasi, ada yang berisi cairan jernih yang
biasanya disebut kista fungsional, berisi darah seperti kista merah (rubrum), kista berisi gigi,
rambut, dan cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan ikat yang padat seperti
fibroma. Kebanyakan kista ini jinak, sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista yang
ganas. Di antara kista ovarium ini ada yang bersifat neoplastik (memerlukan operasi) dan ada
yang bersifat nonneoplastik (tidak memerlukan operasi).
Di Asia Tenggara di mana Indonesia termasuk didalamnya, insiden kista ovarium
mencapai 6,6%, kanker endometrium mencapai 4,8% dari 670.587 kasus kanker pada
perempuan, sementara kanker payudara sebanyak 30,9%, dan serviks 19,8%. Sebagian besar
wanita tidak menyadari dirinya menderita kista. Jika menimbulkan gejala maka keluhan yang
paling sering dirasakan adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini
timbul akibat dari pecahnya dinding kista, terjadinya perdarahan di dalam kista, tangkai kista
yang terpeluntir dan pembesaran kista yang terlampau cepat sehingga organ disekitarnya
menjadi teregang (Sukmamerati, 2008). Kista ovarium tidak berbahaya selama kondisi jinak
dan biasanya dapat hilang dengan sendirinya, namun juga dapat terus berkembang dan
semakin besar. Kista ovarium dapat berbahaya bila kista berubah menjadi ganas sehingga
memerlukan tindakan pengangkatan kista.
Kista juga penyakit yang ditakuti banyak wanita, selain kejadiannya yang cukup
banyak dan sering tanpa disadari atau gejala, kista juga dikhawatirkan dapat mengganggu
kesuburan. Namun, bukan berarti seorang wanita yang menderita kista tidak bisa hamil.
Selama pertumbuhan kista tersebut tidak menghambat proses pembuahan, maka kehamilan
bisa tetap terjadi. Kista ovarium juga seringkali ditemukan pada saat pemeriksaan USG
(Ultrasonografi) rutin di awal kehamilan. Kista ini biasanya berasal dari corpus luteum yang
berfungsi untuk menyuplai progesteron untuk mempertahankan kehamilan.

Page 4
Salah satu fungsi progesteron disini adalah mempersiapkan endometrium (lapisan
dalam rahim) agar siap menerima kehamilan untuk penanaman hasil konsepsi.
Jika kista dijumpai pada kehamilan, maka kehamilan dan kista ini saling dapat
mempengaruhi karena kista sangat mungkin terus berkembang selama kehamilan, di mana
hormon - hormon pada masa kehamilan dapat menjadi pemicu bertambah besarnya kista.
Gangguan terhadap kehamilan tersebut antara lain dapat menyebabkan abortus dan
persalinan prematur, terjadi kelainan letak janin, gangguan terhadap proses persalinan, dan
menimbulkan gejala sesak napas karena dorongan pada diafragma. Pengangkatan kista
bergantung dari besarnya kista dan usia kehamilan. Jika ukurannya kurang dari 5 cm maka
dapat dilakukan pengangkatan kista saat kehamilan sudah memasuki usia 16-18 minggu.
Operasi kista yang dilakukan sekitar umur hamil 16-18 minggu ini perlu adanya perlindungan
hormon progesteron.

Page 5
Bab II

Pembahasan Materi

2.1 Anatomi Organ Genitalia Wanita

Organ Genitalia Eksterna

Vulva (pukas) atau pudenda, meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat
mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora, dan labia minora,
klitoris, selaput dara (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar, dan struktur
vaskular.

Mons Veneris atau mons pubis berasal dari monsveneris adalah bagian yang
menonjol di atas simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut
kemaluan. Pada perempuan umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas
simfisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha.

Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil
ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke
bawah dan ke belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior.

Labia minora (bibir-bibir kecil atau nymphae) adalah suatu lipatan tipis dari kulit
sebelah dalam bibir besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu di atas klitoris membentuk
preputium klitoridis dan yang di bawah klitoris membentuk frenulum klitoridis. Ke belakang
kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa navikulare. Kulit yang meliputi bibir
kecil mengandung banyak glandula sebasea (kelenjar-kelenjar lemak) dan juga ujung-ujung
saraf yang m enyebabkan bibir kecil sangat sensitif.

Klitoris kira-kira sebesar kacang hijau, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri
atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke mons
pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf,
sehingga sangat sensitif.

Page 6
Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan
dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh
perineum (fourchette). Kurang lebih 1-1,5 cm di bawah klitoris ditemukan orifisium uretra
eksternum (lubang kemih) berbentuk membujur 4-5mm. Tidak jauh dari lubang kemih, di
kiri dan di kanan bawahnya, dapat dilihat dua ostia skene. Saluran skene (duktus parauretral)
analog dengan kelenjar prostat pada laki-laki. Di kiri dan kanan bawah di dekat fossa
navikulare, terdapat kelenjar Bartolin. Kelenjar ini berukuran diameter lebih kurang 1 cm,
terletak di bawah otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5-2 cm yang
bermuara di vestibulum, tidak jauh dari fossa navikulare.

BulbusVestibuli sinistra et dekstra merupakan pengumpulan vena terletak di bawah


selaput lender vestibulum, dekat ramus ossis pubis. Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan
tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus vestibule mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutp
oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina.

Introitus Vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Introitus vagina
ditutupi oleh selaput darah (himen). Himen ini mepunyai bentuk yang berbeda-beda, dari
yang semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang-lubang atau yang bersekat (septum).

Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang
mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis. Diafragma
pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi kedua
otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di daerah
segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis meliputi muskulus
transversus perinea profunda, otot konstriktor uretra dan fasia internal maupun eksternal yang
menutupinya. Perineum mendapat pasokan darah terutama dari arteria pudenda interna dan
cabang-cabangnya. Persarafan perineum terutama oleh nervus pudendus dan cabang-
cabangnya.

Organ Genitalia Interna

Vagina merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding
depan dan belakang, vagina berdekatan satu sama lain, masing-masing panjangnya berkisar
antara 6-8 cm dan 7-10 cm. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat disebut rugae.
Di tengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum.

Page 7
Di sebelah depan, dinding vagina berhubungan dengan uretra dan kandung kemih
yang dipisahkan oleh jaringan ikat biasa disebut septum vesikovaginalis. Di sebelah
belakang, di antara dinding vagina bagian bawah dan rectum terdapat jaringan ikat disebut
septum rektovaginalis. Vagina mendapat darah dari :

(1) Arteria uterina, yang melalui cabangnya ke serviks dan vagina memberikan darah
ke vagina bagian 1/3 atas;

(2) Arteria vesikalis inferior, yang melalui cabangnya memberikan darah ke vagina
bagian 1/3 tengah;

(3) Arteria hemoroidalis mediana dan arteria pudendus interna, yang memberikan
darah ke vagina bagian 1/3 bawah. Darah kembali melalui pleksus vena yang ada, antara lain
pleksus pampiniformis ke vena hipogastrika dan vena iliaka ke atas.

Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah
depan belakang. Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5
cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam
keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan
vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus
terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri; (3) serviks uteri. Fundus uteri adalah bagian
uterus proksimal; di situ kedua tuba falloppii masuk ke uterus. Korpus uteri adalah bagian
uterus yang terbesar. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri (rongga
rahim). Serviks uteri terdiri atas (1) pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio; (2)
pars supra vaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina. Saluran
yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis, berbentuk seperti saluran lonjong
dengan panjang 2,5 cm. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri internum
dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Uterus sebenarnya terapung-apung dalam
rongga pelvis, tetapi terfiksasi dengan baik oleh jaringan ikat dan ligamenta yang
menyokongnya. Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah sebagai berikut :

(1) Ligamentum cardinal (Mackenrod) kiri dan kanan, yakni ligamentum yang
terpenting yang mencegah uterus tidak turun;

(2) Ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan, yakni ligamentum yang menahan uterus
supaya tidak banyak bergerak;

Page 8
(3) Ligamentum rotundum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang menahan uterus
dalam antefleksi;

(4) Ligamentum latum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang meliputi tuba;

(5) Ligamentum infundibulo-pelvikum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang


menahan tuba falloppii. Uterus diberi darah oleh arteria uterine kiri dan kana yang terdiri atas
ramus asendens dan ramus desendens.

Pembuluh darah ini berasal dari arteria iliaka interna (disebut juga arteria
hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum latum masuk ke dalam uterus di daerah serviks
kira-kira 1,5 cm di atas forniks lateralis vagina. Inervasi uterus terutama terdiri atas sistem
saraf simpatetik dan untuk sebagian terdiri atas sistem parasimpatetik dan serbrospinal.

Tuba Falloppii terdiri atas :

(1) Pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus;

(2) Pars ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya;

(3) Pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi;

(4) Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan
mempunyai fimbria.

Didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas,
berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri.

Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-
kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Struktur ovarium terdiri atas

(1) Korteks, bagian luar yang diliputi oleh epithelium germinativum berbentuk kubik
dan di dalamnya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial; dan

(2) Medulla, bagian di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos.

Page 9
Diperkirakan pada perempuan terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu
folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi
folikel de Graaf . Folikel de Graaf yang matang terdiri atas :

(1) Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nukleus
dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleus pula;

(2) Stratum granulosum, yang terdiri atas sel-sel granulosa; yakni sel-sel bulat kecil
dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada perkembangan
lebih lanjut di tengahnya terdapat suatu rongga terisi likuor follikuli;

(3) Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel
lebih kecil daripada sel granulose; dan

(4) Teka eksterna, di luar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang
terdesak.

2.2.1. Definisi

Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Ovarium merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehinnga mempunyai
dampak kewanitaan dalam pengaturan proses menstruasi. Ovarium terletak antara rahim dan
dinding panggul oleh ligamentum ovari propium dan ke dinding panggul oleh ligamentum
infundibulo-pelvikum. Fungsinya sebagai tempat folikel, menghasilkan dan mensekresi
estrogen dan progesteron.

Fungsi ovarium dapat terganggu oleh penyakit akut dan kronis. Salah satu penyakit
yang dapat terjadi adalah Kista ovarium. Ovarektomi adalah tindakan operatif untuk
dilakukan pengangkatan ovarium. Kista merupakan penyakit yang super halus, rumit dan
unik, sebab keberadaannya mirip dengan kehamilan, di mana semua wanita mempunyai
resiko akan hadirnya penyakit ini. Setiap wanita mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri
yang ukuran normalnya sebesar biji kenari. Setiap indung telur tersebut berisi ribuan telur
yang masih muda atau follicle yang setiap bulannya akan membesar dan satu diantaranya
membesar sangat cepat sehingga menjadi telur yang matang.

Page
10
Pada peristiwa ovulasi telur yang matang ini keluar dari indung telur dan bergerak ke
rahim melalui saluran telur. Apabila sel telur yang matang ini dibuahi, follicle akan mengecil
dan menghilang dalam waktu 2-3 minggu dan akan terus berulang sesuai siklus haid pada
seorang wanita. Namun, jika terjadi gangguan pada proses siklus ini, maka kista pun akan
terjadi.

2.2.2. Epidemiologi

Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh
karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-
rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).
Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada
tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak. Di Amerika
karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000
orang.

2.2.3 Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan
neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2
hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun
tergantung pada ukuran dan sifatnya.
Menurut Mansjoer, et al (2000), kista ovarium neoplastik jinak diantaranya:
a. Kistoma Ovarii Simpleks
Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan halus,
biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.
Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.
b. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat
besar. Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga
timbul perleketan kista dengan omentum, usus-usus, dan peritoneum parietale. Selain itu,
bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus bertambah akibat

Page
11
pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi
terlebih dulu dengan atau tanpa salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum


Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kista umumnya unilokular, tapi jika
multilokular perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar
kista musinosum. Selain teraba massa intraabdominal juga dapat timbul asites.
Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.
d. Kista Dermoid
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi
sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan entoderm. Bentuk cairan kista ini
seperti mentega. Kandungannya tidak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti
rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis,
konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat. Dapat menjadi ganas, seperti
karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis.
Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista
dermoid. Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga peritoneum.
Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh ovarium.

Kista nonneoplastik terdiri dari:


a. Kista Folikel
Struktur-struktur yang normal secara fisiologis di dalam ovarium (korpus dan folikel-
folikel luteum) terkadang dapat menjadi cukup besar atau kistik ( tabel 1) sehingga tamapak
sebagai suatu massa ovarium yang mungkin sulit dibedakan dari lesi neoplastik. Hal ini
meliputi :
(1) Kista folikular yang berdiameter 1-5 cm dan dibatasi oleh sel-sel granulosa pipih
(2) Kista luteal dan hematoma yang terbentuk selama degenerasi korpus luteum, dan
(3) Kista teka lutein, yang merupakan kista multipel yang terjadi pada pasien
neoplasma trofoblastik yang mengeluarkan gonadotropin korionik manusia.
Kista teka lutein menyerupai kista luteal, tetapi merupakan luteinisasi sel folikular terinduksi-
HCG membatasi folikel-folikel atretik, bukannya korpus luteum. Semua kista ini mengalami
regresi secara spontan.
Kista ini berasal dari Folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh
terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah tumbuh di bawah

Page
12
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar
menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau lebih, dan besarnya biasanya dengan diameter 1 –
1,5 cm.

Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis.

Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel
granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini.
Cairan dalam kista berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen. Oleh sebab itu,
kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid.

Kista folikel lambat laun dapat mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi
ruptur dan kista pun menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka
dapat ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan menghilang
sendiri.

b. Kista Korpus Luteum


Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum persistens),
perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang
berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dari pada
kista folikel.
Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang
berasal dari sel-sel teka. Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa
amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa
berat di perut bagian bawah dan perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan
ruptur. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering
menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik yang
terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum memudahkan
pembuatan diagnosis. Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang
sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus
luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.
c. Kista Lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan
tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa
menjadi sebesar ukuran tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka.

Page
13
Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel
menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon
koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma,
ovarium mengecil spontan.
d. Kista Inklusi Germinal
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Kista ini lebih banyak terdapat pada wanita yang
lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara
kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.
Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik
atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.
e. Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput
dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi
kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah
coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan
nyeri haid dan nyeri senggama. Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut
peritoneum. Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang
tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut melalui saluran
indung telur. Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah
terserang penyakit.
Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid
tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik
ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap
penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis. Karena sifat penyusupannya yang
perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.
f. Kista Stein-Leventhal
Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan permukaannya
licin. Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal
dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita
terhadap gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen,
hiperplasia endometrii sering ditemukan.

g. Luteoma Kehamilan

Page
14
Luteoma Kehamilan adalah bentuk ekstrim hiperplasia luteal yang menghasilkan massa
nodular di dalam ovarium pada trimester terakhir. Luteoma dapat mencapai ukuran besar dan
dapat bilateral. Luteoma umunya ditemukan selama bedah sesar dan tidak boleh dikelirukan
dengan neoplasma. Secara makroskopis, luteoma ini adalaah massa padat coklat kekuningan
yang secara mikroskopik terdiri atas lembaran-lembaaran sel terluteinisasi besar dengan
banyak sitoplasma eosinofilik. Terkadang, luteoma menghasilkan androgen dan
menyebabkan virilisasi. Luteoma mengalami involusi spontan dalam beberapa minggu
setelah melahirkan.
h. Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom Ovarium Polikistik ditandai dengan (1) ovarium yang membesar secara
bilateral; (2) kista folikular menempel di bagian luarnya, daerah subkapsular; (3) tidak
adanya korpus luteum (akibat gagal ovulasi); (4) stroma ovarium hiperplastik dengan
penebalan kapsul.
Hal ini terkait secara klinis dengan (1) amenore, infertilitas, dan virilisme (Sindrome
Stein-Leventhal); (2) kelebihan sekresi androgen (biasanya androstenedione); (3) kadar
esterogen normal atau meningkat, yaang dapat menyebabkan hiperplasia endometrium dan
perdarahan uterus abnormal (menoragi); dan (4) peningkatan insidensi karsinoma
endometrium.
Penyebab penyakit polikistik mungkin adalah sekresi abnormal gonadotrpin hipofisis;
puncak hormon lutinisasi normal (LH) yang menyebabkan ovulasi tidak tercapai, dan
berlanjutnya stimulasi FSH dan LH menyebabkan perkembangan kista folikular multipel.
Terapi klomifen (yang menstimulasi ovulasi) bersifat efektif; reseksi wedge bedah ovarium di
masa lalu jarang dibutuhkan.
i. Kista Endometriotik
Ovarium merupakan tempat tersering endometriosis di luar uterus. Endometriosis
ovarium ditandai dengan adanya kista hemoragik multipel (“ kista coklat”) yang ditandai
secara mikroskopik dengan lapisan epitel dan stroma endometrium.

Kista neoplastik terdiri dari :

a) Kistoma Ovarii Simpleks


Kista ini memiliki permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral, dan dapat menjadi besar, dinding kista tipisdan cairan dalam kista
jernih, terus berwarna kuning.

Page
15
b) Kistadenoma Ovarii Musinosum
Kemungkinan berasal dari teratoma dimana di dlm pertumbuhannya satu elemen
mengalahkan elemen lain. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid teratur,
dengan permukaan rata berwarna putih kebiruan.
c) Kistadenoma Ovarii Serosum
Berasaldari epitel permukaan ovarium, dinding luarnya dapat menyerupai kista
musinosum. Dinding dalam kista sangat licin, sehingga pada kista yang kecil
sukar dibedakan dengan kista folikel biasa.
d) Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel yang menyerupai epitel endometrium.
e) Kista Dermoid
Suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktr ektodermal dengan diferensiasi
sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dam produk glandula sebasea
berwarna putih kekuningan menyerupai lemak.

Kista ovarium berdasarkan lokasi terdiri dari :

(1) Kista Bebas (Pedunculata)


a. gerakan bebas
b. batas jelas
(2) Kista Intraligamentair
a. letaknya diantara 2 ligamentum
b. gerakan terbatas
c. tampak pembuluh darah yang bersilangan satu sama lain
(3) kista Pseudo Intraligamentair
a. letaknya di luar ligamentum
b. gerakannya terbatas, karena perlekatan(infeksi, metafase)
c. gambaran pembuluh darah biasa

Page
16
KISTA OVARIUM (tabel 1)
Kista Folikular Berasal sari folikel teregresi; tanpa makna klinis; menghilang secara
spontan
Kista Folikular multipel Terkait dengan virilisme dan infertilitas ( Sindrome Stein- Leventhal)
(sindrom ovarium
polikistik)
Kista Folikular Akibat peningkatan kadar hCG; terkait dengan mola hidatidiform
terluteinisasi (kista lutein
teka)
Kista Korpus Luteum Berasal dari korpus luteum kehamilan; menghasilkan esterogen dan
terkadang androgen; hilang secara spontan
Kista Endometriotik Kista yang mengandung darah (coklat) di dalam endometriosis
Kista Neoplastik Banyak neoplasma memiliki komponen kistik; khususnya
kistadenoma dan teratoma( kista dermoid)

2.2.4. Etiologi

Kista ovarium merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat non
neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari korpus luteum. Tetapi di samping itu
ditemukan pula jenis yang merupakan neoplasma. Oleh karena itu kista ovarium dibagi
kedalam 2 golongan:

1. Non neoplastik (fungsional)


a. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel yang menjadi besar semasa proses atresia foliculi.
Setiap bulan, sejumlah besar folikel menjadi mati, disertai kematian ovum disusul
dengan degenerasi dari epitel folikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista
kecil. Tidak jarang ruangan folikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga
terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis.

Page
17
Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista, sehingga
terjadi suatu haematoma folikuler
b. Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang diluar kehamilan. Kista lutein
yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus haematoma. Perdarahan
kedalam ruang corpus selalu terjadi pada masa vascularisasi. Bila perdarahan ini
sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding
tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi reabsorpsi
dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih atau
sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast
pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-
sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
2. Neoplastik
Yang termasuk golongan ini ada 3 jenis:
a. Cystadenoma mucinosum
Jenis ini dapat mencapai ukuran yang besar. Ukuran yang terbesar yang pernah
dilaporkan adalah 328 pound. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid atau
bentuk tidak teratur, dengan permukaan yang rata dan berwarna putih atau putih
kebiru-biruan.
b. Cystadenoma serosum
Jenis ini lebih sering terjadi bila dibandingkan dengan mucinosum, tetapi
ukurannya jarang sampai besar sekali. Dinding luarnya dapat menyerupai kista
mucinosum. Pada umumnya kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal ephitelium)
c. Kista dermoid
Tumor ini merupakan bagian dari teratoma ovary, bedanya ialah bahwa tumor ini
bersifat kistik, jinak dan elemen yang menonjol ialah eksodermal. Sel-selnya pada
tumor ini sudah matang. Kista ini jarang mencapai ukuran yang besar.
Penyebab nya saat ini belum diketahui secara pasti. Namun ada salah satu
pencetusnya yaitu faktor hormonal.
Kemungkinan faktor resiko yaitu:
1. Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan
payudara
2. Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif)

Page
18
3. Gaya hidup yang tidak sehat
4. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat
penggunaan obat-obatan yang merangsang ovulasi dan obat pelangsing tubuh
yang bersifat diuretik.
5. Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah vagina.

2.2.5. Patofisiologi

Banyak tumor tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor ovarium yang kecil.
Sebagian besar gejala dan tanda yaitu akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin dan
komplikasi tumor.

1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut.
Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau
posisinya dalam perut.
Apabila tumor mendesak kantong kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi,
sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut kadang-kadang
hanya menimbulkan rasa berat dalam perut serta dapat juga mengakibatkan obstipasi
edema pada tungkai.
2. Akibat aktivitas hormonal
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi
a. Perdarahan kedalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan
pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal.
Akan tetapi kalau perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan
menimbulkan nyeri di perut.
b. Putaran tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5cm atau lebih. Adanya putaran
tangkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap
peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa sakit.
c. Infeksi pada tumor

Page
19
Terjadi jika di dekat tumor ada sumber kuman pathogen. Kista dermoid cenderung
mengalami peradangan disusul penanahan.
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat juga sebagai akibat trauma, seperti
jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat persetubuhan. Jika
robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas
berlangsung ke uterus ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri
terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama
terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini
mencurigakan.
Kista dermoid adalah tumor yang diduga berasal dari bagian ovum yang
normalnya menghilang saat maturasi. Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas
sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi.
Kista ini tumbuh dengan lambat dan ditemukan selama pembedahan yang
mengandung material sebasea kental, berwarna kuning, yang timbul dari lapisan
kulit. Kista dermoid hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi.

2.2.6. Manifestasi Klinis

Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala. Namun kadang-
kadang kista dapat menyebabkan beberapa masalah seperti:

1. Bermasalah dalam pengeluaran urin secara komplit


2. Nyeri selama hubungan seksual
3. Masa di perut bagian bawah dan biasanya bagian-bagian organ tubuh lainnya sudah
terkena
4. Nyeri hebat saat menstruasi dan gangguan siklus menstruasi

5. Wanita post menupause: nyeri pada daerah pelvik, disuria, konstipasi atau diare,
obstruksi usus dan asietas.

Page
20
Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik
Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih kecil. Kista
yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila kista semakin membesar, sedangkan
pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan sebagai hasil infiltrasi atau
metastasis kejaringan sekitar (Sarjadi, 1995). Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis,
radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian,
penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala
mana yang serius.
Gejala-gejalanya antara lain:
Perut terasa penuh, berat dan kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit
buang air kecil), haid tidak teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat
menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau
pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.

Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark dan robek,
sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan
penanganan kesehatan segera.

2.2.7. Diagnosis

Kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat dideteksi
selama beberapa tahun. Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan
rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan menstruasi. Pemeriksaan abdomen dan
vagina secara periodik akan dapat mendeteksi kista ini. Kista tanpa nyeri atau massa padat di
cul-de-sac, atau di tempat ovarium, atau meluas ke abdomen, yang dengan palpasi bersifat
kistik sampai padat, memberi tanda kista ovarium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan
skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari kehamilan,
kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi kistik dari mioma.
Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa apabila pada pemeriksaan ditemukan kista
di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya
(besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), maka
perlu ditentukan jenis kista tersebut. Pada kista ovarium biasanya uterus dapat diraba
tersendiri, terpisah dari kista.

Page
21
Jika kista ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan kista
itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih penuh,
sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan. Apabila
sudah ditentukan bahwa kista yang ditemukan ialah kista ovarium, maka perlu diketahui
apakah kista itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik.
Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan
gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan kista-kista akibat peradangan
tidak dapat digerakkan karena perleketan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar,
dan diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri. Jika kista ovarium itu
bersifat neoplastik, maka pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala
yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan diagnosis diferensial.

2.2.8. Pencegahan

Tidak ada upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit ini.
Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara dini penyakit ini sehingga
pengobatan yang dilakukan memberi hasil yang baik dengan komplikasi yang minimal.

Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara berkala yang
meliputi: pemeriksaan klinis ginekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran
ovarium lainnya, pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk
mendeteksi aliran darah, pemeriksaan petanda tumor (tumor marker), pemeriksaan CT-Scan /
MRI bila dianggap perlu.

2.2.9. Pemeriksaan Penunjang

Metoda-metoda yang selanjutnya dapat membantu menegakkan diagnosis antara lain:


(1) Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat
kista.
(2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas
kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah

Page
22
kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut
yang bebas dan yang tidak.
(3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya
gigi dalam kista.
(4) Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu
diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei
dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

2.3.0. Penatalaksanaan
Dapat dipakai prinsip bahwa kista ovarium neoplastik memerlukan operasi dan kista
nonneoplastik tidak. Jika menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada
penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5
cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi
merupakan kista nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa
minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal.
Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara
mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat
peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa
kemungkinan besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan
operatif.
Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan
kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista. Akan tetapi,
jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya
disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi). Pada saat operasi kedua ovarium
harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.
Pada operasi kista ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada
keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan
pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik
untuk mendapatkan kepastian apakah kista ganas atau tidak. Jika terdapat keganasan, operasi
yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-ooforektomi bilateral. Akan tetapi, wanita muda
yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya

Page
23
kista sel granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan
melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
Llewellyn (2001) menyatakan bahwa, terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi
kista dan penampakannya pada pemeriksaan ultrasonografi. Mungkin dapat diamati kista
ovarium berdiameter kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista
membesar. Jika diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista atau
kistektomi ovarium. Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan
dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke 12.
Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit dikeluarkan lewat
pembedahan dan dapat terjadi persalinan prematur.

Keputusan untuk melakukan operasi hanya dapat dibuat setelah mendapatkan


pertimbangan yang cermat dengan melibatkan pasien dan pasangannya. Jika kista
menimbulkan obstruksi jalan lahir dan tidak dapat digerakkan secara digital, harus dilakukan
seksio sesaria dan kistektomi ovarium.

Reseksi Kista Ovarium

Tidak seluruh ovarium mengalami kistik degenerasi, sebagian ovarium masih dalam
batas normal. Teknik pengambilan degenerasi kistik dapat dilakukan sebagai berikut.

Pengangkatan kista ovarium secara sederhana antara lain :

1. Bagian tersebut dengan hati-hati dipisahkan dari bagian normal. Perdarahan


secepatnya dirawat dengan klem kecil (bukan dengan termokoagulasi yang akan
merusak jaringan normal ovarium).
2. Ovarium normal dijahit simpul atau jelujur terkunci sehingga perdarahan dapat
dikendalikan.
3. Kavum abdominal dicuci dan selanjutnya dinding abdomen dijahit berlapis.

2.3.2. Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan
sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sudah dilakukan operasi, angka kejadian
kista berulang cukup kecil yaitu 13%.

Page
24
Kematian disebabkan karna karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering di temukan sudah dalam
stadium akhir.

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41,6%. Tumor sel granuloma memiliki
angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista
dermoid berkaitan dengan prognosis buruk.

Page
25
BAB III

PENUTUP

Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang berasal dari
ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur menggolongkan kista
sebagai tumor, namun beberapa literatur lain memisahkan antara tumor dengan kista.

Berdasarkan tingkat keganasan nya, kista dibedakan menjadi 2 macam, yaitu kista
non neoplastik dan kista neoplastik. Pemeriksaan untuk kista dapat dilakukan dengan USG
dan dengan pemeriksaan lab.

Penatalaksanaan pada tumor ovarium adalah operasi. Indikasi umum operasi pada
tumor ovarium melalui screening USG, umum nya dilakukan apabila besar tumor 5cm baik
dengan gejala maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi
anatomi untuk memastikan keganasan sel dari tumor tersebut.

Prognosis kista jinak sangat baik, namun pada keganasan ovarium, angka harapan
hidup 5 tahun hanya mencapai 46%.

Page
26
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, Prawirohardjo. 2011. Ilmu Kandungan, Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka

Chandrasoma, Parakrama. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi. Jakarta: Penerbit Buku


kedokteran EGC

Faisal, Yatim DTM&H.,MPH. 2005. Penyakit Kandungan, Myoma, Kanker rahim/leher


rahim dan indung telur, Kista, Serta gangguan lainnya Edisi 1. Jakarta: Pustaka
Populer Obor

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius

Manuaba, Ide Bagus Gede. 2004. Dasar-Dasar Tehnik Operasi Ginekologi. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Manuaba, Ide Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Schorge et al. 2008. William’s Gynecology [Digital e-Book] Gynecologic Oncology


Section. Ovarian Tumor and Cancer. McGraw-Hills.

Sjamsuhidayat. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Sarwono, Prawirohardjo.1998. Buku Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka

Supriadi, Teddy. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Page
27

Anda mungkin juga menyukai