N DENGAN
POST OPERASI KISTA OVARIUM
DI RUANGAN KEBIDANAN
Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................4
2.1 Definisi ..............................................................................................................4
2.2Klasifikasi....................................................................................................................4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan
pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau
kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium.
Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik.
Gejal-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti
apendisitis, atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan
pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika
ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien
muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan
yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan
pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan
perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan
intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan
memberikan gurita abdomen yang ketat(http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-
pendahuluan-kista-ovarium.html).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Melakukan asuhan keperawatan pada Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium
2. Tujuan Khusus:
a. Melakukan pengkajian keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium
b. Melakukan analisa data dan diagnosa keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi
laparatomi atas indikasi kista ovarium
c. Menyusun rencana tindakan keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium
2
d. Melakukan implementasi keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium
e. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi atas
indikasi kista ovarium
f. Melakukan dokumentasi tindakan keparawatan terhadap Ny. N dengan post operasi laparatomi
atas indikasi kista ovarium
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kistoma adalah tumor berupa kantong berisi cairan atau setengah cairan (Mardiana,
2000). Ovarium adalah organ dalam reproduksi wanita yang menghasilkan sel telur atau
ovum (Prawiroharjo, 1999).
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,folikel de graf atau
korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium
ovarium (Smelzer and Bare. 2002: 1556)
Berdasarkan pengertian tersebut dapat di ambil kesimpulan kistoma ovari merupakan
jaringan yang terdapat pada organ ovarium yang dapat mengganggu fungsi normal dari
ovarium maupun saluran reproduksi.
2.2 KLASIFIKASI
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Kista non neoplasma. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan
progresterone diantaranya adalah :
a. Kista non fungsional. Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang
berkurang di dalam korteks.
b. Kista fungsional
- Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus
menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
- Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone
setelah ovulasi.
- Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada
mola hidatidosa.
- Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2. Kista neoplasma
4
a. Kistoma ovarii simpleks adalah suatu jenis kista deroma serosum yang
kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
b. Kistodenoma ovarii musinoum. Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari
suatu teratoma yang pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain
c. Kistadenoma ovarii serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal
ovarium)
d. Kista Endrometreid. Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya
dengan endometroid
e. Kista dermoid. Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesi
2.3 ETIOLOGI
Penyebab Kista Ovarium secara pasti masih belum diketahui. Tetapi ada penyebab yang
mendorong tumbuhnya kista antara lain :
1. Gaya hidup yang tidak sehat seperti makanan tinggi lemak, konsumsi makanan
mengandung : zat-zat sintetik, merokok,
2. Polusi udara,
3. Stres
4. Virus
5. Faktor genetik
2.4 PATOFISIOLOGI
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8
cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum,
yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila
tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan
selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional
5
(hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple
dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan
LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari,
terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol
dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal
dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal
dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak
yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari
ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal
dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal,
endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma
ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik
berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam ultrasonogram.
6
5. Nyeri sanggama
6. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:
2. Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
3. Nyeri bersamaan dengan demam
4. Rasa ingin muntah
2.7 KOMPLIKASI
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker
ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas
namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining
atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang
berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur
menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus
7
menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan
terjadinya kanker ovarium.
2.8 PENATALAKSANAAN
Pengobatan kiste ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan
bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau
fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan
aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan
abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kiste
yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat
dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
8
2.9 WOC
9
BAB III
ASKEP TEORI
3.1 PENGKAJIAN
1. Identitas klien : nama ,umur ,alamat, nomer regiter, pekerjaan, pendidikan, agama.
2. Keadaan Umum dan keluhan utama
Apa yang menjadi keluhan utama yang dirasakan klien saat kita lakukan yaitu
pucat,cepat lelah,takikardi,palpitasi dan takipnoe
10
riwayat endokartisinfektiv kronis palpitasi
Tanda:
tekanan darah :peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar,hepotensi postural
distritmia:abnormal EKG misal :depresi segemen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T jika terjadi kaki kardia
denyut nadi: takikardi dan melebar
ektremitas: warna pucat pada kulit dan mebran mukosa
(konjungtiva,mulut,faring,bibir,dan dasar kuku)
seklera biru atau putih seperti mutiara.
Pengisian kapiler melambat(penurunan aliran darah ke ferifer dan
vasokontriksi kompensasi)
Kuku: mudah patah
Rambut : kering dan mudah putus
B. Sistem Neuro sensori
Gejala:
Sakit kepala,berdenyut,pusing,vertigo,tinitus,ketidakmampuan berkonsentrasi
Insomnia,penurunan penglihatan dan adanya bayangan pada mata
Kelemahan,keseimbangan buruk,kaki goyang,parastesia tangan atau kaki
Sensasi menjadi dingin
Tanda
Peka rangsang,gelisah,depresi,apatis
Mental:tak mampu berespon
Oftalmik:hemoragis retina
Gangguan koordinasi
C. Sistem pernafasan
Gejala:
Napas pendek pada istirahat dan meningkat pada aktivitas
Tanda :
Takipnea,ortopnea,dan dispnea
D. Sistem Pencernaan
Gejala :
11
Penurunan masukan diet,masukan protein hewani rendah
Nyeri pada mulut atau lidah,kesulitan menelan(ulkus pada faring)
Mual muntah,dyspepsia,anoreksia
Adanya penuruna berat bdan
Tanda :
Lidah tampak merah daging
Membran mukosa kering dan pucat
Turgor kulit : buruk,kering,hilang elastisitas
Stomatis dan glogasitis
Bibir : selitis(inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah)
E. Sistem Aktivitas / Istirahat
Gejala :
Keletihan,kelemahan,malaise umum
Kehilangan produktivitas,penurunan semangat untuk bekerja
Toleransi terhadap latihan rendah
Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
Tanda :
Takikardi / takipnea,dispnea pada bekerja atau istirahat
Latergi,menarik diri,apatis,lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
Ataksia,tubuh tidak tegak
F. Sistem Seksualitas
Gejala :
Hilang libido(pria dan wanita)
Impoten
Tanda :
Serviks dan dinding vagina pucat
G. Sitem Keamanan dan Nyeri
Gejala :
Riwayat pekerjaan yang terpapar terhadap bhan kimia
Riwayat kanker
Tidak toleran terhadap panas dan dingin
Tranfusi darah sebelumnya
12
Gangguan penglihatan
Penyembuhan luka buruk
Sakit kepala dan nyeri abdomen samar
Tanda :
Demam rendah,mengigil,dan berkeringat malam
Limfadenopati umum
Petekie dan ekimosis
Nyeri abdomen samar dan sakit kepala.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Preoperasi
a. Nyeri kronis
b. Cemas
c. Perdarahan
2. Post operasi
a. Nyeri akut
b. Resiko infeksi
c. Defisit perawatan diri
d. Resiko konstipasi
13
3.3 Intervensi Keperawatan
14
Tanda vital dalam rentang normal
15
§ Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
Kriteria Hasil : setelah berkunjung meninggalkan pasien
· Klien bebas dari tanda dan gejala § Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
infeksi § Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
· Mendeskripsikan proses penularan § Gunakan sarung tangan sebagai alat pelindung
penyakit, factor yang mempengaruhi § Pertahankan lingkungan aseptik selama perawatan
penularan serta penatalaksanaannya, § Tingkatkan intake nutrisi
· Menunjukkan kemampuan untuk § Berikan terapi antibiotik bila perlu
mencegah timbulnya infeksi
· Jumlah leukosit dalam batas normal Proteksi terhadap infeksi
· Menunjukkan perilaku hidup sehat § Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
§ Monitor kerentanan terhadap infeksi
§ Batasi pengunjung
§ Pertahankan teknik isolasi k/p
§ Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
§ Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
§ Dorong masukkan nutrisi yang cukup
§ Dorong istirahat
§ Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
§ Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
§ Ajarkan cara menghindari infeksi
§ Laporkan kecurigaan infeksi
§ Laporkan kultur positif
16
BAB IV
4.1 PENGKAJIAN
4.1.1 Identitas Klien
a. Identitas Klien
Nama : Ny.N
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Guguak
b. Suami
Nama : Tn. D
Umur : 35 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : karyawan swasta
Agama : Islam
Keluarga yang mudah dihubungi: Ibu kandung Ny. N
17
4.1.2 Data Kesehatan Umum
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 01-11-2019, pasien mengeluhkan
nyeri pada luka operasi, nyeri terasa seperti menusuk, skala nyeri 6, nyeri
dirasakan terus menerus dan meningkat saat bergerak.
2. Penyakit yang diderita saat ini
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada perut. Nyeri dirasakan
± sejak 10 hr yang lalu. Pasein telah di rawat dan dilakukan pemeriksaaan USG
dan didiagnosa Kista Ovarium. Pasien direncanakan Operasi pada tanggal
30/10/2019. Pda tanggal 30/11/2019 pk. 10.00 pasien sudah mendapatkan
tindakan laparatomi.
3. Lama keluhan
Nyeri pada luka operasi dirasakan ± 2 jam setelah operasi samapai saat
pengkajian.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien nyeri perut sudah dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, tetapi pasien belum
pernah melakukan pemeriksaan. Pasien belum prnah mendapatkan tindakan operasi
sebelumnya dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti HT, DM atau
penyakit menular.
c. Riwayaat Kesehatan Keluarga
pasien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit keturunan dan menular,
keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat tumor/ carsinoma.
Obat Parenteral:
Pada saat dilakukan penekajian pasien sudah tidak terpasang IV line dan sudah
tidak mendapat antibiotik injeksi.
21
4.2 ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DO:
Pasien tampak
meringis
Terdapat luka bekas
operasi pada bagian
perut.
Pasien post operasi
hari ke 3
Jenis luka operasi
Mediana
P : Pasien mengatakan
nyeri area luka operasi
Q : Terasa tertusuk
R : Pada area perut
S :6
T : Pada saat aktivitas
TTV:
TD : 118/78 mmhg
N : 100 x/menit
S : 36.7 °C
RR : 22x/menit
22
DO: Kista ovarium Anxietas
Pasien mengatakan
cemas dengan tindakan pembedahan
kondisinya saat ini
Pasien mengatakan kurang informasi
takut penyakit ini
akan datang kembali kurang pengetahuan
Pasien mengatakan
takut tidak akan anxietas
memiliki keturunan.
DS:
Pasien tampak cemas
Pasien banyak
bertanya tentang
penyakitnya
Pasien tampak takut
tidak memiliki
keturunan.
23
4.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
24
Rasa takut ayng disampaikan secara Berikan informasi faktual tentang diagnosis, perawatan dan prognosis
lisan sedang (3) ditingkatkan ke tidak Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yng tepat
Ada (5) Dengarkan klien
Rasa cemas yang disampaikan secara Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan ketakutan
lisan sedang (3) ditingkatkan ke tidak Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan
ada (5) Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
Pertimbangkan kemampuan klien dalam mengambil keputusan.
Kaji tanda perbal dan non verbal tentang kecemasan
25
4.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1 01 November 2019 Manajemen Nyeri: S: pasien mengatakan masih nyeri pada luka operasi
(16.00 WIB) Melakukan pengkajian nyeri secara O:
komprehensif P : Pasien mengatakan nyeri area luka operasi
Menggunakan strategi komunikasi Q :Terasa tertusuk
terapiutik untuk mengetahui pengalaman R : Pada area perut
nyeri S :5
Mendorong pasien untuk memonitor nyeri dan T : Pada saat aktivitas
menangani nyeri dengan tepat TTV:
Terapi Relaksasi: Nyeri dilaporkan sedang (3) ditingkatakan ke tidak ada (5)
Menciptakan lingkungan yang tenang Panjang episode nyeri sedang (3) di tingkatakan ke tidak ada (5)
Mendorong pasien untuk mengambil Ekspresi wajah sedang (3) ditingkatkan ke tidak ada (5)
posisi yang nyaman Tidak beristirahat sedang (3) ditingkatkan ke tidak ada (5)
Meminta klien untuk rileks dan Mengerenyit sedang (3) ditingkatkan ke tidak ada (5)
26
merasakan sensai yang terjadi P:
Menunjukkan dan praktekkan teknik Manajemen Nyeri:
relaksasi pada klien Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
Mengevaluasi dan mendokumentasikan Gunakan strategi komunikasi terapiutik untuk mengetahui
respon terhadap teknik relaksasi pengalaman nyeri
Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengan
tepat
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon
pasien terhdapa ketidak nyamanan.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Terapi Relaksasi:
Ciptakan lingkungan yang tenang
Dorong pasien untuk mengambil posisi yang nyaman
Minta klien untuk rileks dan merasakan sensai yang terjadi
Tunjukkan dan praktekkan teknik relaksasi pada klien
Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap teknik relaksasi
27
terapiutik untuk mengetahui pengalaman P : Pasien mengatakan nyeri area luka operasi
nyeri Q : Terasa tertusuk
mendorong pasien untuk memonitor R : Pada area perut
nyeri dan menangani nyeri dengan tepat S :3
Mengendalikan faktor lingkungan yang T : Pada saat aktivitas
dapat mempengaruhi respon pasien TTV:
terhdapa ketidak nyamanan. TD : 102/ 60 mmhg
Berkolaborasi dengan dokter dalam Nd : 84 x/ menit
pemberian obat Nf : 22 x/ menit
Terapi Relaksasi:
Menciptakan lingkungan yang tenang A:
28
23 02 Nov 2019 Pengurangan kecemasan S:
Gunakan pendekatan yang tenang dan Pasien mengatakan sudah tidak cemas dengan kondisinya saat ini
meyakinkan Pasien mengatakan tidak takut dan sudah mengetahui tentang
Berikan informasi faktual tentang penyakit
diagnosis, perawatan dan prognosis
O:
Dorong keluarga untuk mendampingi
Pasien tampak lebih tenang
klien dengan cara yng tepat
Pasien sudah mengetahui tentang penyakit, perawatan dan
Dengarkan klien
prognosis penyakitnya
Dorong verbalisasi perasaan, persepsi
dan ketakutan
A:
Ciptakan atmosfer rasa aman untuk
Tingkat Kecemasan
meningkatkan kepercayaan
Wajah tegang dilaporkan dipertahankan tidak ada (5)
Dukung penggunaan mekanisme koping
Rasa takut yang disampaikan secara lisan dipertahankan tidak Ada
yang sesuai
(5)
Pertimbangkan kemampuan klien dalam
Rasa cemas yang disampaikan secara lisan dipertahankan tidak ada
mengambil keputusan.
(5)
Kaji tanda perbal dan non verbal tentang
kecemasan
P:
29
Edukasi tentang perawatan dan pencegahan penyakit.
30
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 01/11/2019 setelah 3 hari pasien
mendapatkan tindakan operasi. Dalam pengumpulan data kelompok menggunakan
metode wawancara dengan pasien dan keluarga serta observasi dengan menggunakan
pemeriksaan fisik dan menggunakan studi dokumentasi pada status pasien. Selama
melakukan pengkajian kelompok tidak banyak menemui kesulitan, hal ini berkaitan
dengan kerjasama dan partisipasi dari pasien dan keluarga dalam pemberian informasi
yang diperlukan, berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien. Kemudian kelompok
mengelompokkan data melalui analisa data sehingga mendapatkan diagnosa keperawatan
sesuai NANDA:
a. Nyeri akut
b. Anxietas
Intervensi disusun berdasarkan NIC NOC sesuai dengan diagnosa dengan mencari
aktivitas intervensi sesuai dengan kondisi pasien. Implementasi dilakukan selama 2 hari.
Kelompok memberikan implementasi secara bertahap kepada pasien sekaligus
memberikan edukasi untuk kondisi pasien saat itu. Selama melakukan impelemtasi
pasien cukup koperatif dan mau melaksanakan apa yang dajarkan oleh kelompok.
Edukasi dilakukan pada akhir jam dinas mealiputi SOAP dan diperoleh hasil pasien
diperbolehkan pulang pada hari ke dua implementasi.
5.2 SARAN
Selama melakukan asuahn keperawatan kelompok banyak melakukan kesalahan,
untuk itu kelompok mohon saran dari pihak yang terkait demi kesempurnaan asuahn
keperawatan ini. Dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien khususnya dengan
kasus-kasus maternitas diharapkan perawat menggunakan komunikasi yang efektif agar
semua rangkaian kegiatan asuahan keperawatan dapat dilakuakan secara optimal.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/96911314/Asuhan-Keperawatan-Kista-Ovarium
Achadiat, crhisdiono. 1996. Tumor-tumor Ovarium Bordeline. Klaten : Cermin Dunia
Kedokteran.
Djoerban, Zubairi. 2008. Kista Ovarium. Jakarta : Republika Online.
Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan Tingkat
Kesuburan yang Rendah. www.kista ovarium.com.
Nasdaly. 2008. Jenis-jenis Kista Ovarium. Jakarta : Staf Medic Fungsional
32