Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

DPJP

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK


TAHUN 2014
KATA PENGANTAR

Dalam pelaksanaan pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah


Solok sangatlah diperlukan dokumen panduan DPJP pasien, SPO(Standar
Prosedur Pelayanan) bagi perawat, medis, dan profes tenaga kesehata yang
terkait dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai profesi dan
perundang undangan yang berlaku.
Untuk dapat terjadinya persamaan persepsi alam pelaksanaan penerapan
DPJP di Rumah Sakit Umum Solok ini, maka disusunlah panduan DPJP.
Dengan adanya panduan DPJP, diharapkan membantu Rumah Sakit
secara umum dan keperawatan, medis dan profesi kesehatan lain secara khusus
dalam meningkatkan pelayanan pasien yang paripurna dan komprehensif.
Semoga panduan ini, dapat bermanfaat bagi Rumah Sakit dan pihak
pihak lainnya yang terkait dalam penyelenggaraan pelayanan pasien.
Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan panduan DPJP ini sangat
kami harapkan.

Terima kasih.
KATA SAMBUTAN DIREKTUR

Dengan mengucapkan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT


karena berkat Rahmad dan Ridho-Nya alhamdulillah, panduan DPJP di Rumah
Sakit Umum Solok telah selesai dibuat dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan di Rumah Sakit Umum. Panduan DPJP ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu pedoman bagi petugas di Rumah Sakit Umum Solok dalam
melakukan standar pelayanan.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan banyak terima kasih, kepada
pokja APK (Akses Pelayanan dan Kotinuitas) yang merupakan bagian dari
kelompok kerja akreditasi Rumah Sakit yang telah selesai melaksanakan
tugasnya untuk pembuatan standar berupa berupa panduan DPJP. Saya sangat
yakin, petugas kesehatan RSUD Solok akan mempergunakan dan
memanfaatkan standar ini , semua kita terlibat berdasarkan kemauan,
kemampuan, dan mitivasi yang tinggi.
Akhir kata, saya harapkan semoga Allah SWT memberikan perlindungan
dan aksih sayang-Nya kepada kita semua di Rumag Sakit Umum Solok yang kita
cintai ini. Aamiin, Aamiin...

Pada tanggal 3 April 2014

Drg. ERNOVIANA, MKes


PENENTUAN PEMILIHAN DPJP
(DOKTER PENANGGUNG JAWAB PASIEN)

DEFINISI
DPJP adalah dokter yang bertugas mengelola asuhan medis pada pasien
di RSUD Solok. DPJP utama adalah coordinator yang memimpin proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat oleh lebih dari 1
dokter. DPJP tambahan adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada
seorang pasien yang oleh karena kompleksitas penyakitnya.

TUJUAN
1. Menyediakan panduan untuk rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya
mengenai kebijakan manajemen penetuan Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPJP)
2. Membeikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi
3. Melindungi pasien dari praktek yang tidak Professional

KEBIJAKAN
1. Staf Medik Fungsional harus menunjuk salah satu dokter untuk menjadi
DPJP
2. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pasien masuk rumah sakit (baik
rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan menggunakan stempel pada
berkas rekam medis
3. DPJP wajib membuat rencana pelayanan
4. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien
dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau
prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak
diinginkan.

Prosedur
Menetukan DPJP untuk melakukan asuhan medis pada pasien yang disesuaikan
dengan kondisi pasien
1. Hak dan Kewajiban DPJP
a. Mengelola asuhan medisi perawatan pasien secara mandiri yang
mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit secara
komprehensif mulai dari diagnose, terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi
b. Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang dianggap perlu untuk
meminta pendapat atau perawatan bersama.
c. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang
membuat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk
konsultasi, rehabilitasi, dan lain-lain
d. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap dokter dan rumah sakit yang dicatat dalam berkas rekam medis
e. Member kesempatan kepada pasien/keluarga untuk bertanya hal yang
belum dimengerti
f. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan
g. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila
perannya tidak dibutuhkan lagi
2. Klarifikasi DPJP diruang rawat
Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka petugas
ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP.
3. Pola Operasional DPJP
a. Setiap pasien yang berobat di RSUD Solok harus memiliki DPJP
b. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP adalah dokter klinik
tersebut
c. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak di rawat, maka DPJP adalah
dokter jaga pada IGD
d. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP adalah dokter spesialis disiplin
yang sesuai
e. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis,
maka harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai
DPJP tambahan
4. Rawat Bersama
a. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang disiplin dan
kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan
penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama
b. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain
sesuai kebutuhan
c. Segera ditentukan siapa menjadi DPJP utama dengan beberapa cara
antara lain :
I. Penyakit yang terberat atau penyakit yang memerlukan tindakan
segera atau dokter yang pertama mengelola pasien
II. Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan antara DPJP yang
mengelola pasien dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam
medis
5. Perubahan DPJP Utama
Untuk mencapai efektifitas pelayanan, DPJP utama dapat saja beralih
dengan pertimbangan seperti diatas atau atas keinginan pasien / keluarga
atau keputusan komite medis
Perubahan DPJP utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan
ditentukan sejak kapan berlakunya
6. DPJP pasien rawat ICU
Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP
utama yang berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap
terkoordinasi dengan DPJP awal pasien atau DPJP utama
7. DPJP di ruang OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP
tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti SPO masing-masing, akan
tetapi semua harus mengikuti Save Surgery Check List
8. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD dalam memenuhi respons time yang cepat dan demi
keselamatan pasien, maka apabila konsulen jaga ridak dapat dihubungi
dapat dilakukan pengalihan DPJP
9. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
a. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus
dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu
berpedoman pada standar keselamatan pasien
b. Koordinasi dan transfer dilaksanakan tertulis
c. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal, maka harus dilakukan
koordinasi langsung dengan komunikasi pribadi
d. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen / SMF
yang sama dapat ditulis dalam bahasa rekam medis.
e. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar
konsul bisa menyusul.
f. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan
pertelponan yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter
jaga.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran


Indonesia. Jakarta Selatan
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495)
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431)

Anda mungkin juga menyukai