Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN PELAYANAN DPJP

(DOKTER PENANGGUNG JAWAB


PELAYANAN)

JL.PABRIK TENUN NO. 51A-53 MEDAN 20118


KELURAHAN SEI PUTIH TENGAH, KECAMATAN MEDAN
PETISAH
SUMATERA UTARA – INDONESIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari
kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula
mengendalikan atau meminimalkan resiko baik klinis maupun non klinis yang
mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga
terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas
utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi
pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan
tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah
sakit sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya.
Selanjutnya kerjasama tim merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan
tersebut, dan dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat
dipungkiri bahwa peranan dokter sangat besar dan sentral dalam menjaga
keselamatan pasien, karena semua proses pelayanan berawal dan ditentukan oleh
dokter.
Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak kalah pentingnya
faktor catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua proses pelayanan
terhadap pasien direkam secara real time dan akurat. Sehingga apabila terjadi
sengketa medis rekam medis ini benar-benar dapat menjadi alat bukti bagi rumah
sakit bahwa proses pelayanan telah dijalankan dengan benar dan sesuai prosedur,
atau kalau terjadi sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan untuk
memperbaiki proses pelayanan yang ada.

B. Defenisi
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang
pasien di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan (apabila pasien
hanya perlu asuhan medis dari 1 orang dokter).

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 1


2. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh
lebih dari 1 orang dokter.
3. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada
seorang pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan
perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud :
Buku panduan ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan dari
kebijakan direktur tentang dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP),
yang menjelaskan tata cara operasional dari konsep dan kebijakan DPJP di
Rumah Sakit Royal Prima Medan.
2. Tujuan Umum :
Tercapainya mutu pelayanan yang baik disemua lini pelayanan dengan
mencegah dan meminimalisasi kejadian tidak diharapkan (KTD) dan
kejadian nyaris cidera (KNC) serta meningkatnya kepuasan pasien
terhadap Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan.
3. Tujuan Khusus
1. Adanya pedoman bagi seluruh staf rumah sakit (baik medis,
keperawatan maupun penunjang) dalam menerapkan pola operasional
DPJP, sehingga terjadi persamaan pengertian, keseragaman dalam
pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan.
2. Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik
sesuai kebijakan SPM, SOP, dan standar keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh Kemenkes dan Komisi Nasional keselamatan Pasien.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 2


BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup

Panduan ini berlaku pada semua pelayanan Rumah Sakit Royal prima
yang meliputi : IGD, Rawat Jalan, Ruang Perawatan, Ruang Tindakan (OK dan
VK) dan sarana penunjang medis.

B. Pengertian
a. DPJP adalah seorang dokter spesialis/ dokter sub spesialis dan dokter gigi/
dokter gigi spesialis yang memberikan asuhan medis lengkap (paket)
kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit sesuai dengan
kewenangan klinis yang diberikan rumah sakit, dari awal sampai dengan
akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat jalan dan rawat
inap.
b. Asuhan medis lengkap artinya melakukan asesmen medis sampai dengan
implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan pasien.
c. DPJP Utama :
1. DPJP yang bertindak sebagai koordinator dari beberapa DPJP yang
terlibat dalam asuhan medis seorang pasien.
2. DPJP yang mengelola pasien dalam kondisi (relatif) terparah
3. DPJP yang ditentukan melalui kesepakatan antar para DPJP terkait.
4. DPJP yang merupakan pilihan dari pasien sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh rumah sakit.
5. DPJP yang ditetapkan oleh Direktoat Pelayanan Medik &
Keperawatan jika terjadi kesulitan dalam menentukan DPJP utama.
d. DPJP wajib visite/melihat pasiennya setiap hari 07.30- 20.00 WIB (hari
kerja dan hari libur).
e. Semua poliklinik di Instalasi Rawat Jalan harus dilayani langsung oleh
DPJP sesuai dengan pelayanan subspesialisasinya.
f. DPJP/ DPJP Utama dapat berganti apabila:
1. Permintaan Pasien

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 3


2. Permintaan DPJP bersangkutan jika masalah pasien tersebut bukan
kompetensinya.
3. Komunikasi antara DPJP dan pasien tidak terjalin dengan baik.
g. Bila dalam perjalanan penyakit pasien, tidak lagi sesuai dengan
kompetensi DPJP maka DPJP tersebut harus menyerahkan ke DPJP lain
yang sesuai dengan kompetensi secara tertulis.
h. Resume medis pasien pulang dibuat oleh DPJP Utama untuk
merangkum semua data dari DPJP lainnya yang terlibat dalam
penanganan pasien tersebut dan harus selesai dalam 1 x 24 jam.
C. Hak dan Kewajiban DPJP :

Hak DPJP :

1. Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan otonom, yang
mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara komprehensif
mulai dari diagnosa, tindak lanjut sampai rehabilitasi.
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggab perlu untuk
meminta pendapat atau perawatan bersama, demi kesembuhan pasien.

Kewajiban DPJP :

1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang


memuat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk
konsultasi, rehabilitasi, dll.

2. Resume asuhan pasien dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang dari
Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision.
3. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentang
rencana dan hasil pelayanan baik tentang pengobatan, prosedur maupun
kemungkinan hasil yang tidak diharapkan.
4. Memberikan pendidikan/ edukasi kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap dokter dan rumah sakit, yang dicatat dalam berkas rekam medis.
5. DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau
keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/ belum dimengerti.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 4


D. Hak dan Kewajiban DPJP Utama :

Hak DPJP Utama:

1. Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP yang terlibat
2. Menyeleksi dan mengefisienkan pemeriksaan yang akan dilakukan
terhadap pasien.
3. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan kepada
pasien.
4. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila
dianggap perannya tidak dibutuhkan lagi.

Kewajiban DPJP Utama:

1. Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau kondisi


pasien.
2. Mengisi resume rekam medis pasien.
3. Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien.

E. Tugas DPJP
a. Mengelola asuhan medis seorang pasien sesuai dengan standar
pelayanan medis yang meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, perencanaan pemberian terapi, tindak
lanjut/follow up (evaluasi asuhan medis) sampai rehabilitasi.
b. Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang terkait, untuk
pendapat meminta pendapat atau perawatan bersama.
c. Membuat rencana pelayanan dalam berkas rekam medis yang memuat
segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan termasuk pemeriksaan
konsultasi, rehabilitasi pasien sebagainya paling lambat 24 jam
sesudah pasien masuk rawat inap dengan memperhatikan kendali biaya
dan kendali mutu.
d. Wajib memberikan informasi/penjelasan secara jelas, rinci dan benar
kepada pasien dan keluarga dalam bahasa yang dipahami pasien
tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk
pasien, termasuk kejadian yang tidak diharapkan dan dimasukkan ke

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 5


dalam berkas rekam medis pasien bersamaan dengan informed consent
tindakan/penolakan tindakan pasien sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan
e. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap rumah sakit dan bila diperlukan dibantu oleh staf
dokter/perawat/staf administrasi.
Pendidikan / edukasi yang diberikan adalah tentang kewajiban pasien
terhadap rumah sakit:
1. Pasien dan keluarga mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya
2. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
3. Memahami dan menerima konsekwensi pelayanan
4. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
5. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
6. Mematuhi kewajiban finansial yang disepakati
Edukasi diberikan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
pemberian obat, diagnosa dan perubahan diagnosisnya, discharge
planning.
f. Pemberian pendidikan/edukasi harus dicatat dalam rekam medis,
bahwa DPJP telah memberikan penjelasan (format edukasi pasien dan
keluarga terintegrasi)
g. DPJP harus memberikan penjelasan mengenai hak pasien yaitu:
1. Pasien dan keluarganya wajib diberi informasi yang jelas, benar,
dan jujur tentang penyakit dan kondisi lain.
2. Pasien dan keluarganya wajib mengetahui kewajiban dan tanggung
jawabnya.
3. Pasien dan keluarganya bisa mengajukan pertanyaan untuk hal-hal
yang tidak dimengerti.
4. Pasien dan keluarganya harus memahami dan menerima
konsekuensi pelayanan.
5. Pasien dan keluarganya wajib mengikuti instruksi dan
menghormati peraturan rumah sakit.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 6


6. Pasien dan keluarganya wajib memenuhi kewajiban finansial yang
disepakati sesuai dengan aturan yang berlaku di Rumah Sakit
Khusus Mata Prima Vision Medan.
h. Untuk menegakkan kaidah keselamatan pasien, maka setiap instruksi
yang diberikan harus dicatat dengan jelas pada rekam medis pasien.
i. DPJP wajib mengikuti standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit
Khusus Mata Prima Vision Medan sesuai dengan Panduan Praktek
Klinis (PPK).
j. DPJP wajib mentaati aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan
keilmuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran secara professional.
k. DPJP wajib mengikuti pelatihan dan seminar untuk menjaga dan
meningkatkan kemampuan dalam bidang keilmuannya.
l. DPJP setiap melakukan visite pasien harus mengisi daftar hadir.
m. Harus segera melaporkan jika ada temuan KPC, KNC dan KTD
kepada tim keselamatan pasien melalui Ka. Instalasi atau kepala
ruangan.
F. Hak dan Kewajiban Dokter IGD
Hak Dokter IGD :
1. Hak pemperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan Tugas
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
2. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar
prosedur operasional serta berdasarkan hak otonomi dan kebutuhan
medis pasien yg sesuai dengan jenis dan strata sarana pelayanan
kesehatan
3. Hak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, profesi dan etika.
4. Hak memperoleh informasi yang lengkap & jujur dari pasien atau
keluarganya
5. Hak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi
pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya
6. Hak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh rumah sakit maupun
oleh pasien.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 7


Kewajiban Dokter IGD :
1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien yg sesuai
dengan jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan
2. Merujuk pasien ke dokter lain/rumah sakit lain yang memiliki keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak mampu melakukan
suatu pemeriksaan atau pengobatan
3. Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinanya.
4. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien (menjaga
kerahasiaan pasien) bahkan setelah pasien meninggal dunia.
G. Tugas Dokter Instalasi Gawat Darurat
1. Melaksanakan kegiatan pelayanan gawat darurat selama 24 jam.
2. Mengelola asuhan medis seorang pasien sesuai dengan standar pelayanan
medis yang meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, perencanaan pemberian terapi, tindak lanjut/follow up
(evaluasi asuhan medis).
3. Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang terkait, untuk
pendapat meminta pendapat atau perawatan bersama.
4. Wajib memberikan informasi/penjelasan secara jelas, rinci dan benar
kepada pasien dan keluarga dalam bahasa yang dipahami pasien tentang
rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien,
termasuk kejadian yang tidak diharapkan dan dimasukkan ke dalam berkas
rekam medis pasien bersamaan dengan informed consent
tindakan/penolakan tindakan pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan
5. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap rumah sakit dan bila diperlukan dibantu oleh staf dokter/
perawat/staf administrasi. Pendidikan / edukasi yang diberikan adalah
tentang kewajiban pasien terhadap rumah sakit:

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 8


a. Pasien dan keluarga mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya
b. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
c. Memahami dan menerima konsekwensi pelayanan
d. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
e. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
f. Mematuhi kewajiban finansial yang disepakati

Edukasi diberikan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,


pemberian obat, diagnosa dan perubahan diagnosisnya.

6. Pemberian pendidikan/edukasi harus dicatat dalam rekam medis, bahwa


Dokter IGD telah memberikan penjelasan (format edukasi pasien dan
keluarga terintegrasi)
7. Dokter IGD harus memberikan penjelasan mengenai hak pasien yaitu:
8. Pasien dan keluarganya wajib diberi informasi yang jelas, benar, dan jujur
tentang penyakit dan kondisi lain.
9. Pasien dan keluarganya wajib mengetahui kewajiban dan tanggung
jawabnya.
10. Pasien dan keluarganya bisa mengajukan pertanyaan untuk hal-hal yang
tidak dimengerti.
11. Pasien dan keluarganya harus memahami dan menerima konsekuensi
pelayanan.
12. Pasien dan keluarganya wajib mengikuti instruksi dan menghormati
peraturan rumah sakit.
13. Pasien dan keluarganya wajib memenuhi kewajiban finansial yang
disepakati sesuai dengan aturan yang berlaku di Rumah Sakit Khusus
Mata Prima Vision Medan.
14. Untuk menegakkan kaidah keselamatan pasien, maka setiap instruksi yang
diberikan harus dicatat dengan jelas pada rekam medis pasien.
15. Dokter IGD wajib mengikuti standar profesi, standar pelayanan Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan sesuai dengan Panduan Praktek
Klinis (PPK).

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 9


16. Dokter IGD wajib mentaati aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan
keilmuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran secara professional.
17. Dokter IGD wajib mengikuti pelatihan dan seminar untuk menjaga dan
meningkatkan kemampuan dalam bidang keilmuannya.
H. Hak dan Kewajiban Dokter Ruangan
Hak Dokter Ruangan :
1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
standar profesi dan standar operasional prosedur
2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
operasional prosedur
3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau
keluarganya
Kewajiban Dokter Ruangan :
1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar
operasional prosedur serta kebutuhan medis
2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan
lain yang mempunyai kemampuan lebih baik.
3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
setelah pasien itu meninggal dunia
4. Memberikan pendidikan kesehatan/ edukasi kepada pasien/ keluarga
pasien
I. Tugas Dokter Ruangan
1. Mengelola asuhan medis seorang pasien sesuai dengan standar pelayanan
medis.
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang terkait, untuk
pendapat meminta pendapat atau perawatan bersama.
3. Wajib memberikan informasi/penjelasan secara jelas, rinci dan benar
kepada pasien dan keluarga dalam bahasa yang dipahami pasien tentang
rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien,
termasuk kejadian yang tidak diharapkan dan dimasukkan ke dalam berkas
rekam medis pasien bersamaan dengan informed consent

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 10


tindakan/penolakan tindakan pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan
4. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap rumah sakit dan bila diperlukan dibantu oleh staf
dokter/perawat/staf administrasi. Pendidikan / edukasi yang diberikan
adalah tentang kewajiban pasien terhadap rumah sakit:
a. Pasien dan keluarga mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya
b. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
c. Memahami dan menerima konsekwensi pelayanan
d. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
e. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
f. Mematuhi kewajiban finansial yang disepakati
Edukasi diberikan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
pemberian obat, diagnosa dan perubahan diagnosisnya, discharge
planning.
5. Pemberian pendidikan/edukasi harus dicatat dalam rekam medis, bahwa
Dokter Ruangan telah memberikan penjelasan (format edukasi pasien dan
keluarga terintegrasi)
6. Dokter Ruangan harus memberikan penjelasan mengenai hak pasien yaitu:
a. Pasien dan keluarganya wajib diberi informasi yang jelas, benar,
dan jujur tentang penyakit dan kondisi lain.
b. Pasien dan keluarganya wajib mengetahui kewajiban dan tanggung
jawabnya.
c. Pasien dan keluarganya bisa mengajukan pertanyaan untuk hal-hal
yang tidak dimengerti.
d. Pasien dan keluarganya harus memahami dan menerima
konsekuensi pelayanan.
e. Pasien dan keluarganya wajib mengikuti instruksi dan
menghormati peraturan rumah sakit.
f. Pasien dan keluarganya wajib memenuhi kewajiban finansial yang
disepakati sesuai dengan aturan yang berlaku di Rumah Sakit
Khusus Mata Prima Vision Medan.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 11


7. Dokter Ruangan wajib mengikuti standar profesi, standar pelayanan
Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan sesuai dengan Panduan
Praktek Klinis (PPK).
8. Dokter Ruangan wajib mentaati aturan-aturan dan/atau ketentuan
penerapan keilmuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran secara
professional.
9. Dokter Ruangan wajib mengikuti pelatihan dan seminar untuk menjaga
dan meningkatkan kemampuan dalam bidang keilmuannya.
10. Dokter Ruangan setiap hari melakukan visite pasien
11. Harus segera melaporkan jika ada temuan KPC, KNC dan KTD kepada
tim keselamatan pasien melalui Ka. Instalasi atau kepala ruangan.
J. Tingkatan Pelayanan Yang Diberikan DPJP
Dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Khusus Mata Prima
Vision Medan maka pelayanan yang diberikan oleh DPJP sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yaitu: Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
(tersier).
K. Pelaksanaan Tata Kelola Klinis Oleh DPJP
Untuk tata kelola klinis, DPJP harus mengikuti Panduan Praktek klinis
(clinical pathways), algoritme, protokol, prosedur atau standing order
serta sesuai dengan etika profesi, dan etika yang berlaku, menghormati
hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien di Rumah Sakit Khusus
Mata Prima Vision Medan.
L. Sistem Rujukan Pelayanan Oleh DPJP
1. Merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab kesehatan oleh DPJP secara
timbal balik, baik secara vertikal (pelayanan dalam tingkatan yang
berbeda) maupun secara horizontal (pelayanan dalam tingkatan yang
sama).
2. Rujukan merupakan pengalihan pasien karena DPJP pertama
menganggap dokter yang dirujuk lebih mempunyai kompetensi atas
keadaan klinis yang dialami pasien atau karena keterbatasan sarana dan
prasarana yang ada di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 12


3. DPJP yang memberikan pelayanan kesehatan berkewajiban merujuk
pasien bila keadaan penyakit atau permasalahan kesehatan
memerlukannya, kecuali dengan alasan yang sah dan mendapat
persetujuan dari pasien/ keluarga.
4. Sistem rujukan vertikal dari tingkatan yang lebih tinggi ketingkatan
yang lebih rendah dilakukan apabila:
a. Permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkat
pelayanan pasien yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.
b. Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh
tingkat pelayanan yang lebih rendah atau dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang.
c. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana/prasarana dan tenaga
yang ada di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan
d. Pasien yang memerlukan asuhan medis secara terus menerus dan
harus dirujuk ketempat lain, harus dirujuk dengan ambulan atau
sarana lainnya, didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten
sesuai derajat kegawatan pasien (Panduan Transfer Pasien Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan).
e. Setiap pasien yang dirujuk oleh rumah sakit lain ke Rumah Sakit
Khusus Mata Prima Vision, setelah selesai perawatan dan
pengobatannya dirujuk kembali ke rumah sakit yang merujuk
dengan mengirimkan surat rujukan balik (jika pasien tersebut bisa
dilayani oleh rumah sakit yang merujuk).
f. Pasien harus dilakukan stabilitas terlebih dahulu sebelum
dipindahkan/dirujuk.
g. Proses rujukan didokumentasikan didalam rekam medis pasien.
h. Rujukan kerumah sakit sebaiknya ditujukan kepada fasilitas
kesehatan secara spesifik.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 13


BAB III
TATALAKSANA

A. POLA OPERASIONAL DPJP


1. Kebijakan :
1. Setiap pasien yang berobat di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision
Medan harus memiliki DPJP.
2. Apabila pasien berobat di Unit rawat Jalan maka DPJP nya adalah dokter
klinik terkait.
3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya
adalah dokter jaga IGD.
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis
disiplin yang sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis,
maka harus ditunjuk seorang DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP
tambahan.
2. Ketentuan Pelayanan Pasien
Setiap pasien yang dirawat harus memiliki seorang DPJP yaitu Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan yang merawat pasien tersebut dan
memberikan asuhan medis lengkap sesuai SPO DPJP. Bila pasien
dirawat bersama oleh beberapa dokter dari berbagai disiplin ilmu harus
segera ditunjuk yang menjadi DPJP utama dan atau lebih DPJP tambahan
sesuai dengan bidang penyakit yang terkait menangani pasien tersebut.
3. Penentuan DPJP :
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit
(baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap).
2. DPJP merupakan seorang dokter sesuai dengan kewenangan klinisnya,
memberikan asuhan medis lengkap kepada seorang pasien dengan 1
patologi/ penyakit, dari awal sampai dengan akhir perawatan di Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision, baik pada pelayanan Asuhan medis
lengkap artinya melakukan asesmen medis sampai dengan implementasi
rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan pasien.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 14


3. Pasien dengan lebih dari satu penyakit dikelola oleh lebih dari satu DPJP,
pola asuhan secara tim/ terintegrasi. Contoh : pasien dengan DM, katarak
dan stroke dikelola oleh lebih dari satu DPJP : drSp PD, drSp.M, drSpS.
4. DPJP Utama bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka asuhan
medis tersebut yang dilakukan secara integrasi/ tim diketahui oleh seorang
DPJP utama. Peran DPJP utama adalah menjaga asuhan medis
komprehensif-terpadu-efektif, keselamatan pasien, komunikasi efektif,
sinergisme, mencegah duplikasi.
5. Menentukan DPJP utama dari beberapa DPJP dilakukan dengan cara rapat
sesama DPJP untuk menentukan DPJP dari pasien tersebut.
6. Dokter yang memberikan pelayanan interpretatif misalnya memberikan
uraian/ data tentang hasil laboratorium atau radiologi, bukan merupakan
DPJP, karena ridak memberikan asuhan medis yang lengkap.
7. Asuhan pasien diberikan dengan pola pasien berfokus pada pasien, dan
DPJP merupakan ketua dari tim yang terdiri dari para professional pemberi
asuhan pasien/ staf klinis dengan kompetensi dan kewenangan yang
memadai, yang terdiri dari dokter, perawat, ahligizi, apoteker, fisioterapi
dsb.
4. Syarat DPJP
a. Seorang DPJP yang telah melalui proses kredensial, mendapat clinical
previlege dari komite medik dan adanya clinical appointment dari
Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan
b. Memiliki Surat Izin Praktek (SIP) di Rumah Sakit Khusus Mata Prima
Vision Medan
c. Memenuhi persyaratan lain yang telah ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 15


Kriteria Pelayanan Untuk DPJP sesuai dengan Klasifikasi Rumah Sakit
(Permenkes No.340/MENKES/PER/III/2010)

KRITERIA Kelas
B
I. PELAYANAN

A. Pelayanan Medik Umum

1. Pelayanan Medik Dasar +

B. Pelayanan Gawat Darurat

1. 24 jam & 7 Hari Seminggu +

C. Pelayanan Medik Dasar

1. Penyakit Dalam +

2. Kesehatan Anak +

3. Bedah +

4. Obstetri Ginekologi +

D. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik

1. Radiologi +

2. Patologi Klinik +

3. Anestesiologi +

4. Rehabilitasi Medik +

5. Patologi Anatomi +

E. Pelayanan Medik Spesialis Lainnya

1. Mata +

2. Syaraf +

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 16


B. KLASIFIKASI DPJP

1. INSTALASI RAWAT JALAN


a. Penentuan DPJP yang bertugas ditentukan berdasarkan jadwal dari
SMF.
b. Semua pelayanan poliklinik di Instalasi Rawat Jalan harus dilayani
langsung oleh DPJP sesuai dengan pelayanan spesialis / sub
spesialisasi.
c. DPJP spesialisasi bertugas setiap hari kerja dimulai dari pukul 07.30 –
21.00 WIB di poliklinik sesuai dengan jadwal dinas yang sudah
ditentukan oleh masing –masing SMF dan Kepala SMF membagi
jadwal jaga tersebut secara adil dan disetujui oleh Direktorat Pelayanan
Medik dan Keperawatan.
d. Pasien rawat jalan dengan indikasi rawat inap, maka DPJP rawat
inapnya adalah DPJP yang memutuskan pasien tersebut dirawat
inapkan.
2. INSTALASI GAWAT DARURAT
a. Selama pasien masih berada di IGD maka tanggung jawab pasien tetap
berada pada dokter IGD.
b. Pasien dengan kasus non emergensi yang sudah dipindahkan ke
ruangan rawat inap maka Dokter IGD wajib mengkonsulkan kepada
DPJP yang menangani pasien.
c. Dokter IGD bertangung jawab dan berkoordinasi dengan SPGDT untuk
kasus emergency sehari – hari dan kasus bencana.
3. INSTALASI RAWAT INAP
a. Penentuan DPJP dilaksanakan oleh SMF dan disetujui oleh Direktorat
Pelayanan Medik dan Keperawatan berdasarkan kompetensi dan
kehadiran saat pasien membutuhkan pertama kali.
b. Jika DPJP yang sudah ditentukan tidak hadir maka digantikan
dengan DPJP lain yang memiliki kompetensi yang sama dengan DPJP
tersebut .

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 17


c. Jika DPJP yang memiliki kompetensi yang sama dengan DPJP tersebut
tidak hadir maka DPJP digantikan oleh Dokter yang sedang menjalani
spesialis .
d. DPJP sudah harus melihat pasien dalam tempo 1x24 jam sejak
ditetapkan sebagai DPJP pasien tersebut. Dalam waktu tersebut,
DPJP sudah melengkapi data rekam medis pasien meliputi assessment
awal, pengobatan dan rencana asuhan medis selanjutnya.
e. Bila terjadi penggantian DPJP, maka harus diberitahukan kepada pasien
secara lisan dan tertulis serta mendapat persetujuan pasien, jika pasien
dalam keadaan tidak sadar harus disetujui oleh keluarga terdekat dan
DPJP menjelaskan seluruh informasi tentang pasien kepada DPJP
pengganti.
f. Setiap DPJP harus melakukan visite pasiennya sesuai kebijakan
Direktur Utama. Bila karena sesuatu hal, DPJP berhalangan untuk
visite, maka visite dapat dialihkan kepada DPJP pengganti .
g. Bila menurut pengamatan pengganti DPJP saat itu perlu menambahkan
atau mengurangi rencana asuhan medis, maka pengganti DPJP harus
menuliskannya di dalam rekam medis sebagai usul (beserta alasannya)
atau mengkomunikasikannya langsung dengan DPJP melalui telepon
atau sarana lain.
h. DPJP yang menerima konsultasi wajib menuliskan hasil konsultasinya
di lembaran catatan terintegrasi.
i. Satu pasien hanya memiliki satu DPJP Utama.
j. Bila DPJP Utama mengkonsulkan pasiennya kepada dokter lain diluar
kompetensi DPJP tersebut, maka :
1) DPJP utama tidak berganti : DPJP utama tetap melaksanakan asuhan
medis terhadap pasien dengan mempertimbangkan hasil dari
konsultasi DPJP lain.
2) DPJP utama berganti : DPJP utama tidak lagi melaksanakan asuhan
medis kepada pasien, melainkan mengalihkan kepada DPJP lain
sesuai dengan kompetensinya, proses pengalihan ini harus
didokumentasikan secara tertulis di Rekam Medis.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 18


4 INSTALASI PERAWATAN INTENSIF
a. DPJP utama di IPI adalah Dokter Spesialis Anastesi yang memiliki
kewenangan klinis perawatan intensif.
b. DPJP utama pada Post Anastesi Care Unit ( Pasca Bedah) adalah
Dokter Spesialis Anastesi yang melakukan tindakan pembiusan.
c. DPJP utama di NICU / PICU adalah dokter spesialis anak yang
memiliki kewenangan klinis perawatan intensif anak.
d. Proses pengalihan DPJP sesuai dengan yang berlaku di Instalasi
Rawat Inap.
e. DPJP ICU berwenang memberikan berbagai tindakan medis yang
diperlukan dan selalu berkoordinasi dengan pasien/keluarga atau
DPJP utama pasien pada kasus Rawat Bersama.

C. POLA OPERASIONAL DPJP RAWAT BERSAMA


Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan dibidang kompetensi dan
keahliannya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan disiplin
profesi lain harus dikonsulkan dan ditunjuk DPJP tambahan sesuai kebutuhan,
bila diperlukan perawatan bersama maka dipergunakan rawat bersama dan akan
ditentukan siapa DPJP utama sebagai koordiator dan DPJP tambahannya. Dalam
hal rawat bersama lebih dari dua DPJP, maka harus ada pertemuan bersama para
DPJP minimal 2 (dua) kali untuk perawatan seorang pasien dan dicatat dalam
rekam medis pasien. Dalam rawat bersama, DPJP yang bukan DPJP Utama
memberikan saran/terapi maupun saran konsultasi kebagian lain terhadap
perawatan pasien sesuai dengan bidang ilmunya namun keputusan ada ditangan
DPJP utama apakah akan menetapkan usul tersebut atau tidak.

D. PERUBAHAN DPJP UTAMA


Untuk efektifitas dan efisiensi pelayanan, bila diperlukan dapat terjadi
perubahan DPJP utama dalam Rawat Bersama. Kriteria DPJP utama berdasarkan:
a. Penyakit terberat pada penderita tersebut
b. Atas keinginan keluarga / penderita sesuai dengan peraturan rumah
sakit

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 19


c. Berdasarkan rapat SMF / Komite Medik pada kasus tertentu

Perubahan DPJP utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis pasien
dan ditentukan sejak kapan berlakunya.

E. PENGALIHAN DPJP
Pasien dan keluarga berhak untuk meminta pengganti DPJP pada DPJP
yang dikehendaki. Seorang dokter berhak menolak untuk menjadi DPJP pasien
tertentu atau meminta untuk mengalihkan DPJP ke DPJP lain. DPJP tidak boleh
menghentikan hubungan dokter pasien apabila tidak ada DPJP yang dapat
menggantikannya. Pengalihan DPJP harus dilakukan melalui pembicaraan dengan
DPJP pertama dan harus ada kesinambungan pelayanan antara DPJP pertama dan
DPJP kedua. Pengalihan DPJP baru terjadi apabila DPJP yang baru telah melihat
langsung pasien yang dialihkan.

F. DPJP YANG BERHALANGAN


DPJP yang berhalangan 1 x 24 jam hari kerja dapat menitipkan pasien
kepada DPJP lain dengan kompetensi yang setara. Untuk DPJP yang berhalangan
lebih dari 1 x 24 jam karena cuti atau tugas luar, jika ketua SMF tidak dapat
mencari penggantinya maka Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision
Medan melalui Direktorat Pelayanan Medik & Keperawatan dapat menugaskan
DPJP pengganti yang menjadi wewenangnya.

G. PERSELISIHAN ANTAR DPJP


Perselisihan antar DPJP / antar SMF diselesaikan melalui diskusi kasus
yang diselenggarakan oleh Komite Medik. Perselisihan antar DPJP pada masing-
masing Staf Medis Fungsional (SMF) diselesaikan melalui diskusi kasus yang
diselenggarakan oleh SMF terkait, dan keputusan penyelesaian perselisihan
bermuara pada kepentingan pasien. Apabila terjadi lebih dari satu rencana
pelayanan, pasien berhak memilih rencana pelayanan yang dikehendaki, setelah
pasien mendapat penjelasan lengkap mengenai seluruh rencana pelayanan yang
akan diberikan.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 20


H. DPJP UTAMA DI OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi, dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan operasi serta permasalahan yang berkaitan dengan
tindakan operasi. Dokter anastesi yang melakukan tindakan pembiusan merupakan
DPJP Anastesi pasien tersebut dan bertanggung jawab terhadap permasalahan
yang berkaitan dengan tindakan anastesi, dua puluh empat (24) jam pasca operasi
Post Anastesi Care Unit (PACU) bahkan sampai pasien kembali ke ruangan
rawatan atau Intensive Care Unit (ICU).
Untuk pasien post operasi yang di ICU, DPJP sesuai aturan yang
ditetapkan oleh ICU. Sebelum operasi dilaksanakan dokter operator dan dokter
anastesi harus melaksanakan pre visit pasien diruangan rawatan. Dalam proses
penandaan / pemberian tanda digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien.
Dokter bedah dan anastesi harus ikut melakukan prosedur Sign in, time out, Sign
Out sesuai kaidah keselamatan pasien dan menandatangani formulir panduan time
out sesuai dengan SPO time out di kamar operasi.
a. Sign in : pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum
pasien di anastesi di holding area.
b. Time out, dilakukan di ruang operasi/ tindakan invasif sesaat sebelum incisi
pasien operasi/ sebelum tindakan invasif
c. Sign out, setelah operasi/ tindakan invasif dilakukan pengecekan kembali
d. Proses Sign In, Time Out, Sign Out dipandu oleh perawat sirkuler dan
diikuti oleh operator, dokter anastesi, perawat. Dokumetasi prosedur ini
disimpan dalam format checklist keselamatan pasien operasi/ tindakan
invasif.
I. KOORDINASI DAN TRANSFER INFORMASI ANTAR DPJP
a. Koordinasi antara DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus
dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif dengan
berpedoman kepada Standar Pelayanan Medis / Panduan Praktek Klinik,
Standar Prosedur Operational (SPO) Standar Pelayanan Minimal (SPM),
Standar Keselamatan Pasien serta standar lainnya yang berlaku di Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 21


b. Koordinasi dan transfer informasi (komunikasi dan konsultasi) antar
DPJP harus dilaksanakan secara tertulis dengan menyampaikan beberapa
aspek antara lain diagnosis, hasil pemeriksaan,pemberian therapi,
permasalahan dan keperluan konsultasi yang diperlukan.
c. Bila secara tertulis baik dengan formulir maupun dalam berkas rekam
medis belum optimal maka harus dilakukan koordinasi langsung baik
dalam komunikasi pribadi (langsung atau telepon) maupun pertemuan
formal dalam penatalaksanaan kasus tersebut.
d. Koordinasi dan transfer informasi antara DPJP dalam Departemen/
kelompok SMF yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis,
tetapi antar Departemen/ Kelompok SMF harus menggunakan formulir
khusus/ lembar konsultasi.
e. Konsultasi yang dituju bisa secara khusus kepada disiplin ilmu
(subdisiplin/SMF) ataupun kepada konsultan secara perorangan.
f. Konsultasi bisa bersifat biasa maupun segera atau emergency (CITO)
g. Penyampaian adanya konsultasi bisa dengan menyampaikan / membawa
berkas rekam medis dan formulir dengan atau tanpa pasien (pada kasus
tertentu) atau per telepon untuk kasus emergency seperti di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) atau kasus di atas meja operasi.
h. Dalam hal konsultan pribadi yang dituju sedang berhalangan / tidak
ditempat, maka DPJP dapat dialihkan kepada konsultan jaga harian
dengan disiplin ilmu/kompetensi yang sama dengan melaporkan terlebih
dahulu kepada DPJP yang mengkonsulkan.
i. Konsultasi yang dibuat oleh dokter residen kepada disiplin ilmu yang
lain, harus sepengetahuan konsulen DPJP yang bertanggung jawab.
j. Konsultasi di IGD kepada konsultan jaga dilakukan oleh dokter umum
jaga / triase IGD bisa dilakukan dengan lisan atau per telepon dalam
melakukan pengobatan emergency kepada pasien di bidang disiplin ilmu
terkait. Jawaban konsulen harus ditulis di dalam berkas rekam medis
pasien setelah dilakukan klarifikasi ulang sesuai kaidah pasien safety /
keselamatan pasien.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 22


J. KONSULTASI DPJP
Seorang DPJP atas pertimbangannya sendiri atau atas permintaan pasien
dapat melakukan konsultasi kedokter lain untuk mendapat opini atas keadaan
klinis pasien. Konsultasi dilakukan apabila dokter atau pasien membutuhkan opini
kedua / second opinion atau apabila keadaan klinis yang dikonsultasikan
merupakan kompetensi dokter yang dikonsultasikan. Atas persetujuan pasien,
DPJP berwenang dapat untuk menerima atau tidak menerima saran yang didapat
dari konsultasi tersebut.

K. MANAJER PELAYANAN PASIEN ( CASE MANAJER)


Manajer Pelayanan Pasien (Case Manajer) adalah seseorang yang
membantu pasien sebagai penghubung antara pasien, keluarga dan para dokter.
Seorang case manager harus mengerti kondisi pasien dan pengobatannya agar
dapat membantu pasien memahaminya. Case Manager adalah tenaga pofesional di
RS (Dokter Umum) yang bertugas untuk mengawasi kehadiran DPJP, edukasi
kepada pasien/keluarga pasien.

L. PENGAWASAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS OLEH


DPJP
Dalam penerapan tata kelola klinis yang dilaksanakan oleh DPJP akan
dilakukan pengawasan oleh SMF terkait dan juga oleh Komite Medik dalam
rangka monitoring dan evaluasi mutu pelayanan di Rumah Sakit Khusus Mata
Prima Vision Medan.
M. KOMUNIKASI OLEH DPJP
Komunikasi efektif dapat dilakukan dengan menerapkan
a. Teknik SBAR (Situation, Background, Assessment, Recomendation)
yang dilakukan ketika melaporkan atau serah terima pasien kritis/
bermasalah, pada saat pergantian shift jaga atau menitipkan pasien.
b. Tehnik Tbak (baca “tebak”), Tulis, Baca, Konfirmasi) digunakan
saat dokter / perawat mendapat instruksi verbal per telepon dan
pelaporan hasil kritis, dimana DPJP pemberi instruksi menuliskan
instruksi di catatan terintegrasi (rekam medis pasien). Setiap

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 23


pemberian instruksi verbal tentang Obat LASA (Look Alike Sound
Alike) / NORUM (Nama Obat Rupa Mirip) , maka Penerima Pesan
harus melakukan read back nama obat dengan mengeja huruf obat
tersebut satu persatu dengan ejaan Alphabeth Fonetik (alpha, beta,
charlie dst). Instruksi dengan cara meninggalkan pasien tidak dapat
diperkenankan dengan cara meninggalkan pesan di kotak suara / voice
mail. Pemberian instruksi verbal per telepon tidak diperkenankan
pada :
1. Pemberian obat-obatan epidural
2. Pemberian produk darah kecuali pada kondisi emergensi di OK
atau IGD
3. Pemberian obat pada gagal ginjal berat
4. Pemberian obat pada anak bayi
c. Instruksi verbal per telepon dapat dilakukan apabila DPJP tidak berada
di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan atau tidak dapat
menemui pasien dalam waktu > 30 menit.
N. IDENTIFIKASI OLEH DPJP
Cara Identifikasi pasien yang benar diawali dengan memperkenalkan diri
kemudian mengajukan pertanyaan terbuka dengan menanyakan nama lengkap /
tanggal lahir pasien sambil mencocokkan dengan gelang identitas pasien (bila
pasien memakai gelang).
Untuk pasien yang tidak dapat dipasang gelang identitas (pasien luka bakar
luas, Pasien dengan multitrauma amputasi dipasang kalung identitas, pasien
psikiatri yang tidak kooperatif / psikosis dengan nama dan tanggal lahir.
Identifikasi dilakukan dengan pasien dan diletakkan dalam status pasien.
Warna gelang identitas pasien :
a. Biru muda : Pasien dengan jenis kelamin laki-laki
b. Merah Muda : pasien dengan jenis kelamin perempuan
Warna sticker risiko :
a. Merah : Pasien dengan risiko alergi
b. Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
c. Ungu : Pasien DNR (Do Not Resuscitate)

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 24


Identifikasi terhadap pasien diberikan sebelum memberikan obat,
memberikan darah (transfusi darah), pengambilan sampel darah atau
specimen lain serta akan melakukan prosedur tindakan operasi/invasif.

O. PEMULANGAN PASIEN
a. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien, harus
menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan.
b. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan
yang terbaik atau sesuai kebutuhan pasien.
P. LAIN-LAIN
a. Jika pasien merupakan pasien dari luar dengan membawa surat rujukan
(rawatan) maka sebelum 24 jam DPJP akan melakukan pengkajian
awal medis / initial assessment .
b. Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan langkah
kebersihan tangan pada 5 moment yang telah ditentukan.

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 25


BAB IV
DOKUMEN

Dengan adanya panduan tatalaksana penerapan dan penyelenggaraan DPJP


di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan, maka lebih jelas siapa yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien di rumah sakit, mulai dari
mengelola asuhan medis pasien, melakukan konsultasi dengan disiplin terkait,
membuat rencana pelayanan dalam berkas rekam medis, memberi pendidikan /
edukasi kepada pasien serta memberikan penjelasan tentang hak dan kewajiban
pasien selama dalam perawatan di rumah sakit.
Demikian panduan ini disusun untuk dijadikan acuan atau panduan agar
tercapai kesamaan persepsi/ pengertian, keseragaman dalam pelaksanaan
pelayanan, pencatatan / pelaporan serta pengawasan DPJP dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pelayanan pasien sesuai dengan standar / aturan dan kaidah
pasien safety di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan

Panduan Pelayanan DPJP RSKMPV 26

Anda mungkin juga menyukai