PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Defenisi
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis
seorang pasien di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan
(apabila pasien hanya perlu asuhan medis dari 1 orang dokter).
2. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama
oleh lebih dari 1 orang dokter.
1
3. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis
pada seorang pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya
memerlukan perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
Panduan ini berlaku pada semua pelayanan Rumah Sakit Royal prima
yang meliputi : IGD, Rawat Jalan, Ruang Perawatan, Ruang Tindakan (OK
dan VK) dan sarana penunjang medis.
B. Pengertian
a. DPJP adalah seorang dokter spesialis/ dokter sub spesialis dan dokter
gigi/ dokter gigi spesialis yang memberikan asuhan medis lengkap
(paket) kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit sesuai
dengan kewenangan klinis yang diberikan rumah sakit, dari awal
sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan
rawat jalan dan rawat inap.
b. Asuhan medis lengkap artinya melakukan asesmen medis sampai
dengan implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai kebutuhan
pasien.
c. DPJP Utama :
1. DPJP yang bertindak sebagai koordinator dari beberapa DPJP
yang terlibat dalam asuhan medis seorang pasien.
2. DPJP yang mengelola pasien dalam kondisi (relatif) terparah
3. DPJP yang ditentukan melalui kesepakatan antar para DPJP
terkait.
4. DPJP yang merupakan pilihan dari pasien sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh rumah sakit.
5. DPJP yang ditetapkan oleh Direktoat Pelayanan Medik &
Keperawatan jika terjadi kesulitan dalam menentukan DPJP
utama.
d. DPJP wajib visite/melihat pasiennya setiap hari 07.30- 20.00 WIB (hari
kerja dan hari libur).
e. Semua poliklinik di Instalasi Rawat Jalan harus dilayani langsung oleh
DPJP sesuai dengan pelayanan subspesialisasinya.
f. DPJP/ DPJP Utama dapat berganti apabila:
1. Permintaan Pasien
2. Permintaan DPJP bersangkutan jika masalah pasien tersebut
bukan kompetensinya.
3
3. Komunikasi antara DPJP dan pasien tidak terjalin dengan baik.
g. Bila dalam perjalanan penyakit pasien, tidak lagi sesuai dengan
kompetensi DPJP maka DPJP tersebut harus menyerahkan ke DPJP
lain yang sesuai dengan kompetensi secara tertulis.
h. Resume medis pasien pulang dibuat oleh DPJP Utama untuk
merangkum semua data dari DPJP lainnya yang terlibat dalam
penanganan pasien tersebut dan harus selesai dalam 1 x 24 jam.
Hak DPJP :
Kewajiban DPJP :
2. Resume asuhan pasien dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang dari
Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision.
3. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil pelayanan baik tentang pengobatan,
prosedur maupun kemungkinan hasil yang tidak diharapkan.
4. Memberikan pendidikan/ edukasi kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap dokter dan rumah sakit, yang dicatat dalam berkas rekam
medis.
5. DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau
keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/ belum dimengerti.
4
D. Hak dan Kewajiban DPJP Utama :
E. Tugas DPJP
a. Mengelola asuhan medis seorang pasien sesuai dengan standar
pelayanan medis yang meliputi : anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, perencanaan pemberian terapi, tindak
lanjut/follow up (evaluasi asuhan medis) sampai rehabilitasi.
b. Melakukan konsultasi dengan disiplin ilmu lain yang terkait, untuk
pendapat meminta pendapat atau perawatan bersama.
c. Membuat rencana pelayanan dalam berkas rekam medis yang
memuat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan
termasuk pemeriksaan konsultasi, rehabilitasi pasien sebagainya
paling lambat 24 jam sesudah pasien masuk rawat inap dengan
memperhatikan kendali biaya dan kendali mutu.
d. Wajib memberikan informasi/penjelasan secara jelas, rinci dan
benar kepada pasien dan keluarga dalam bahasa yang dipahami
pasien tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau
prosedur untuk pasien, termasuk kejadian yang tidak diharapkan
dan dimasukkan ke dalam berkas rekam medis pasien bersamaan
dengan informed consent tindakan/penolakan tindakan pasien
5
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Khusus
Mata Prima Vision Medan
e. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang
kewajibannya terhadap rumah sakit dan bila diperlukan dibantu
oleh staf dokter/perawat/staf administrasi.
Pendidikan / edukasi yang diberikan adalah tentang kewajiban
pasien terhadap rumah sakit:
1. Pasien dan keluarga mengetahui kewajiban dan tanggung
jawabnya
2. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
3. Memahami dan menerima konsekwensi pelayanan
4. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
5. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
6. Mematuhi kewajiban finansial yang disepakati
Edukasi diberikan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,
pemberian obat, diagnosa dan perubahan diagnosisnya,
discharge planning.
f. Pemberian pendidikan/edukasi harus dicatat dalam rekam medis,
bahwa DPJP telah memberikan penjelasan (format edukasi pasien
dan keluarga terintegrasi)
g. DPJP harus memberikan penjelasan mengenai hak pasien yaitu:
1. Pasien dan keluarganya wajib diberi informasi yang jelas,
benar, dan jujur tentang penyakit dan kondisi lain.
2. Pasien dan keluarganya wajib mengetahui kewajiban dan
tanggung jawabnya.
3. Pasien dan keluarganya bisa mengajukan pertanyaan untuk
hal-hal yang tidak dimengerti.
4. Pasien dan keluarganya harus memahami dan menerima
konsekuensi pelayanan.
5. Pasien dan keluarganya wajib mengikuti instruksi dan
menghormati peraturan rumah sakit.
6. Pasien dan keluarganya wajib memenuhi kewajiban finansial
yang disepakati sesuai dengan aturan yang berlaku di Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan.
h. Untuk menegakkan kaidah keselamatan pasien, maka setiap
instruksi yang diberikan harus dicatat dengan jelas pada rekam
medis pasien.
6
i. DPJP wajib mengikuti standar profesi, standar pelayanan Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan sesuai dengan Panduan
Praktek Klinis (PPK).
j. DPJP wajib mentaati aturan-aturan dan/atau ketentuan penerapan
keilmuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran secara
professional.
k. DPJP wajib mengikuti pelatihan dan seminar untuk menjaga dan
meningkatkan kemampuan dalam bidang keilmuannya.
l. DPJP setiap melakukan visite pasien harus mengisi daftar hadir.
m. Harus segera melaporkan jika ada temuan KPC, KNC dan KTD
kepada tim keselamatan pasien melalui Ka. Instalasi atau kepala
ruangan.
7
3. Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinanya.
4. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien
(menjaga kerahasiaan pasien) bahkan setelah pasien meninggal
dunia.
8
6. Pemberian pendidikan/edukasi harus dicatat dalam rekam medis,
bahwa Dokter IGD telah memberikan penjelasan (format edukasi
pasien dan keluarga terintegrasi)
7. Dokter IGD harus memberikan penjelasan mengenai hak pasien yaitu:
8. Pasien dan keluarganya wajib diberi informasi yang jelas, benar, dan
jujur tentang penyakit dan kondisi lain.
9. Pasien dan keluarganya wajib mengetahui kewajiban dan tanggung
jawabnya.
10. Pasien dan keluarganya bisa mengajukan pertanyaan untuk hal-hal
yang tidak dimengerti.
11. Pasien dan keluarganya harus memahami dan menerima konsekuensi
pelayanan.
12. Pasien dan keluarganya wajib mengikuti instruksi dan menghormati
peraturan rumah sakit.
13. Pasien dan keluarganya wajib memenuhi kewajiban finansial yang
disepakati sesuai dengan aturan yang berlaku di Rumah Sakit Khusus
Mata Prima Vision Medan.
14. Untuk menegakkan kaidah keselamatan pasien, maka setiap instruksi
yang diberikan harus dicatat dengan jelas pada rekam medis pasien.
15. Dokter IGD wajib mengikuti standar profesi, standar pelayanan Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan sesuai dengan Panduan
Praktek Klinis (PPK).
16. Dokter IGD wajib mentaati aturan-aturan dan/atau ketentuan
penerapan keilmuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran secara
professional.
17.Dokter IGD wajib mengikuti pelatihan dan seminar untuk menjaga dan
meningkatkan kemampuan dalam bidang keilmuannya.
9
Kewajiban Dokter Ruangan :
10
5. Pemberian pendidikan/edukasi harus dicatat dalam rekam medis,
bahwa Dokter Ruangan telah memberikan penjelasan (format edukasi
pasien dan keluarga terintegrasi)
6. Dokter Ruangan harus memberikan penjelasan mengenai hak pasien
yaitu:
a. Pasien dan keluarganya wajib diberi informasi yang jelas, benar,
dan jujur tentang penyakit dan kondisi lain.
b. Pasien dan keluarganya wajib mengetahui kewajiban dan
tanggung jawabnya.
c. Pasien dan keluarganya bisa mengajukan pertanyaan untuk hal-
hal yang tidak dimengerti.
d. Pasien dan keluarganya harus memahami dan menerima
konsekuensi pelayanan.
e. Pasien dan keluarganya wajib mengikuti instruksi dan
menghormati peraturan rumah sakit.
f. Pasien dan keluarganya wajib memenuhi kewajiban finansial
yang disepakati sesuai dengan aturan yang berlaku di Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan.
7. Dokter Ruangan wajib mengikuti standar profesi, standar pelayanan
Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan sesuai dengan
Panduan Praktek Klinis (PPK).
8. Dokter Ruangan wajib mentaati aturan-aturan dan/atau ketentuan
penerapan keilmuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran secara
professional.
9. Dokter Ruangan wajib mengikuti pelatihan dan seminar untuk menjaga
dan meningkatkan kemampuan dalam bidang keilmuannya.
10. Dokter Ruangan setiap hari melakukan visite pasien
11. Harus segera melaporkan jika ada temuan KPC, KNC dan KTD
kepada tim keselamatan pasien melalui Ka. Instalasi atau kepala
ruangan.
11
K. Pelaksanaan Tata Kelola Klinis Oleh DPJP
12
kompeten sesuai derajat kegawatan pasien (Panduan Transfer
PasienRumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan).
e. Setiap pasien yang dirujuk oleh rumah sakit lain ke Rumah
Sakit Khusus Mata Prima Vision, setelah selesai perawatan dan
pengobatannya dirujuk kembali ke rumah sakit yang merujuk
dengan mengirimkan surat rujukan balik (jika pasien tersebut
bisa dilayani oleh rumah sakit yang merujuk).
f. Pasien harus dilakukan stabilitas terlebih dahulu sebelum
dipindahkan/dirujuk.
g. Proses rujukan didokumentasikan didalam rekam medis pasien.
h. Rujukan kerumah sakit sebaiknya ditujukan kepada fasilitas
kesehatan secara spesifik.
13
BAB III
TATALAKSANA
14
4. DPJP Utama bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP, maka
asuhan medis tersebut yang dilakukan secara integrasi/ tim diketahui
oleh seorang DPJP utama. Peran DPJP utama adalah menjaga
asuhan medis komprehensif-terpadu-efektif, keselamatan pasien,
komunikasi efektif, sinergisme, mencegah duplikasi.
5. Menentukan DPJP utama dari beberapa DPJP dilakukan dengan cara
rapat sesama DPJP untuk menentukan DPJP dari pasien tersebut.
6. Dokter yang memberikan pelayanan interpretatif misalnya memberikan
uraian/ data tentang hasil laboratorium atau radiologi, bukan
merupakan DPJP, karena ridak memberikan asuhan medis yang
lengkap.
7. Asuhan pasien diberikan dengan pola pasien berfokus pada pasien,
dan DPJP merupakan ketua dari tim yang terdiri dari para professional
pemberi asuhan pasien/ staf klinis dengan kompetensi dan
kewenangan yang memadai, yang terdiri dari dokter, perawat, ahligizi,
apoteker, fisioterapi dsb.
4. Syarat DPJP
a. Seorang DPJP yang telah melalui proses kredensial, mendapat
clinical previlege dari komite medik dan adanya clinical
appointment dari Direktur Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision
Medan
b. Memiliki Surat Izin Praktek (SIP) di Rumah Sakit Khusus Mata
Prima Vision Medan
c. Memenuhi persyaratan lain yang telah ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan
15
Kriteria Pelayanan Untuk DPJP sesuai dengan Klasifikasi Rumah Sakit
(Permenkes No.340/MENKES/PER/III/2010)
KRITERIA Kelas
B
I. PELAYANAN
1. Penyakit Dalam +
2. Kesehatan Anak +
3. Bedah +
4. Obstetri Ginekologi +
1. Radiologi +
2. Patologi Klinik +
3. Anestesiologi +
4. Rehabilitasi Medik +
5. Patologi Anatomi +
1. Mata +
2. Syaraf +
16
B. KLASIFIKASI DPJP
17
assessment awal, pengobatan dan rencana asuhan medis
selanjutnya.
e. Bila terjadi penggantian DPJP, maka harus diberitahukan kepada
pasien secara lisan dan tertulis serta mendapat persetujuan pasien,
jika pasien dalam keadaan tidak sadar harus disetujui oleh keluarga
terdekat dan DPJP menjelaskan seluruh informasi tentang pasien
kepada DPJP pengganti.
f. Setiap DPJP harus melakukan visite pasiennya sesuai kebijakan
Direktur Utama. Bila karena sesuatu hal, DPJP berhalangan untuk
visite, maka visite dapat dialihkan kepada DPJP pengganti .
g. Bila menurut pengamatan pengganti DPJP saat itu perlu
menambahkan atau mengurangi rencana asuhan medis, maka
pengganti DPJP harus menuliskannya di dalam rekam medis
sebagai usul (beserta alasannya) atau mengkomunikasikannya
langsung dengan DPJP melalui telepon atau sarana lain.
h. DPJP yang menerima konsultasi wajib menuliskan hasil
konsultasinya di lembaran catatan terintegrasi.
i. Satu pasien hanya memiliki satu DPJP Utama.
j. Bila DPJP Utama mengkonsulkan pasiennya kepada dokter lain
diluar kompetensi DPJP tersebut, maka :
1) DPJP utama tidak berganti : DPJP utama tetap melaksanakan
asuhan medis terhadap pasien dengan mempertimbangkan hasil
dari konsultasi DPJP lain.
2) DPJP utama berganti : DPJP utama tidak lagi melaksanakan
asuhan medis kepada pasien, melainkan mengalihkan kepada
DPJP lain sesuai dengan kompetensinya, proses pengalihan ini
harus didokumentasikan secara tertulis di Rekam Medis.
18
d. Proses pengalihan DPJP sesuai dengan yang berlaku di
Instalasi Rawat Inap.
e. DPJP ICU berwenang memberikan berbagai tindakan medis
yang diperlukan dan selalu berkoordinasi dengan
pasien/keluarga atau DPJP utama pasien pada kasus Rawat
Bersama.
Perubahan DPJP utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis
pasien dan ditentukan sejak kapan berlakunya.
E. PENGALIHAN DPJP
Pasien dan keluarga berhak untuk meminta pengganti DPJP pada
DPJP yang dikehendaki. Seorang dokter berhak menolak untuk menjadi
DPJP pasien tertentu atau meminta untuk mengalihkan DPJP ke DPJP lain.
19
DPJP tidak boleh menghentikan hubungan dokter pasien apabila tidak ada
DPJP yang dapat menggantikannya. Pengalihan DPJP harus dilakukan
melalui pembicaraan dengan DPJP pertama dan harus ada kesinambungan
pelayanan antara DPJP pertama dan DPJP kedua. Pengalihan DPJP baru
terjadi apabila DPJP yang baru telah melihat langsung pasien yang dialihkan.
H. DPJP UTAMA DI OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi, dan bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan operasi serta permasalahan yang berkaitan
dengan tindakan operasi. Dokter anastesi yang melakukan tindakan
pembiusan merupakan DPJP Anastesi pasien tersebut dan bertanggung
jawab terhadap permasalahan yang berkaitan dengan tindakan anastesi, dua
puluh empat (24) jam pasca operasi Post Anastesi Care Unit (PACU) bahkan
sampai pasien kembali ke ruangan rawatan atau Intensive Care Unit (ICU).
Untuk pasien post operasi yang di ICU, DPJP sesuai aturan yang
ditetapkan oleh ICU. Sebelum operasi dilaksanakan dokter operator dan
dokter anastesi harus melaksanakan pre visit pasien diruangan rawatan.
Dalam proses penandaan / pemberian tanda digunakan suatu tanda yang
segera dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien.
20
Dokter bedah dan anastesi harus ikut melakukan prosedur Sign in, time out,
Sign Out sesuai kaidah keselamatan pasien dan menandatangani formulir
panduan time out sesuai dengan SPO time out di kamar operasi.
a. Sign in : pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan
sebelum pasien di anastesi di holding area.
b. Time out, dilakukan di ruang operasi/ tindakan invasif sesaat sebelum
incisi pasien operasi/ sebelum tindakan invasif
c. Sign out, setelah operasi/ tindakan invasif dilakukan pengecekan
kembali
d. Proses Sign In, Time Out, Sign Out dipandu oleh perawat sirkuler dan
diikuti oleh operator, dokter anastesi, perawat. Dokumetasi prosedur ini
disimpan dalam format checklist keselamatan pasien operasi/ tindakan
invasif.
21
g. Penyampaian adanya konsultasi bisa dengan menyampaikan /
membawa berkas rekam medis dan formulir dengan atau tanpa
pasien (pada kasus tertentu) atau per telepon untuk kasus
emergency seperti di Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau kasus di
atas meja operasi.
h. Dalam hal konsultan pribadi yang dituju sedang berhalangan / tidak
ditempat, maka DPJP dapat dialihkan kepada konsultan jaga harian
dengan disiplin ilmu/kompetensi yang sama dengan melaporkan
terlebih dahulu kepada DPJP yang mengkonsulkan.
i. Konsultasi yang dibuat oleh dokter residen kepada disiplin ilmu yang
lain, harus sepengetahuan konsulen DPJP yang bertanggung jawab.
j. Konsultasi di IGD kepada konsultan jaga dilakukan oleh dokter umum
jaga / triase IGD bisa dilakukan dengan lisan atau per telepon dalam
melakukan pengobatan emergency kepada pasien di bidang disiplin
ilmu terkait. Jawaban konsulen harus ditulis di dalam berkas rekam
medis pasien setelah dilakukan klarifikasi ulang sesuai kaidah pasien
safety / keselamatan pasien.
J. KONSULTASI DPJP
Seorang DPJP atas pertimbangannya sendiri atau atas permintaan
pasien dapat melakukan konsultasi kedokter lain untuk mendapat opini atas
keadaan klinis pasien. Konsultasi dilakukan apabila dokter atau pasien
membutuhkan opini kedua / second opinion atau apabila keadaan klinis yang
dikonsultasikan merupakan kompetensi dokter yang dikonsultasikan. Atas
persetujuan pasien, DPJP berwenang dapat untuk menerima atau tidak
menerima saran yang didapat dari konsultasi tersebut.
22
L. PENGAWASAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS OLEH DPJP
Dalam penerapan tata kelola klinis yang dilaksanakan oleh DPJP akan
dilakukan pengawasan oleh SMF terkait dan juga oleh Komite Medik dalam
rangka monitoring dan evaluasi mutu pelayanan di Rumah Sakit Khusus
Mata Prima Vision Medan.
M.KOMUNIKASI OLEH DPJP
Komunikasi efektif dapat dilakukan dengan menerapkan
a. Teknik SBAR (Situation, Background, Assessment,
Recomendation) yang dilakukan ketika melaporkan atau serah
terima pasien kritis/ bermasalah, pada saat pergantian shift jaga
atau menitipkan pasien.
b. Tehnik Tbak (baca “tebak”), Tulis, Baca, Konfirmasi) digunakan
saat dokter / perawat mendapat instruksi verbal per telepon dan
pelaporan hasil kritis, dimana DPJP pemberi instruksi menuliskan
instruksi di catatan terintegrasi (rekam medis pasien). Setiap
pemberian instruksi verbal tentang Obat LASA (Look Alike Sound
Alike) / NORUM (Nama Obat Rupa Mirip) , maka Penerima Pesan
harus melakukan read back nama obat dengan mengeja huruf
obat tersebut satu persatu dengan ejaan Alphabeth Fonetik
(alpha, beta, charlie dst). Instruksi dengan cara meninggalkan
pasien tidak dapat diperkenankan dengan cara meninggalkan
pesan di kotak suara / voice mail. Pemberian instruksi verbal per
telepon tidak diperkenankan pada :
1. Pemberian obat-obatan epidural
2. Pemberian produk darah kecuali pada kondisi emergensi di OK
atau IGD
3. Pemberian obat pada gagal ginjal berat
4. Pemberian obat pada anak bayi
c. Instruksi verbal per telepon dapat dilakukan apabila DPJP tidak
berada di Rumah Sakit Khusus Mata Prima Vision Medan atau
tidak dapat menemui pasien dalam waktu > 30 menit.
23
N. IDENTIFIKASI OLEH DPJP
Cara Identifikasi pasien yang benar diawali dengan memperkenalkan
diri kemudian mengajukan pertanyaan terbuka dengan menanyakan nama
lengkap / tanggal lahir pasien sambil mencocokkan dengan gelang identitas
pasien (bila pasien memakai gelang).
Untuk pasien yang tidak dapat dipasang gelang identitas (pasien luka
bakar luas, Pasien dengan multitrauma amputasi dipasang kalung identitas,
pasien psikiatri yang tidak kooperatif / psikosis dengan nama dan tanggal
lahir. Identifikasi dilakukan dengan pasien dan diletakkan dalam status
pasien.
Warna gelang identitas pasien :
a. Biru muda : Pasien dengan jenis kelamin laki-laki
b. Merah Muda : pasien dengan jenis kelamin perempuan
Warna sticker risiko :
a. Merah : Pasien dengan risiko alergi
b. Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
c. Ungu : Pasien DNR (Do Not Resuscitate)
Identifikasi terhadap pasien diberikan sebelum memberikan obat,
memberikan darah (transfusi darah), pengambilan sampel darah atau
specimen lain serta akan melakukan prosedur tindakan
operasi/invasif.
O. PEMULANGAN PASIEN
a. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien, harus
menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan.
b. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan
yang terbaik atau sesuai kebutuhan pasien.
P. LAIN-LAIN
a. Jika pasien merupakan pasien dari luar dengan membawa surat
rujukan (rawatan) maka sebelum 24 jam DPJP akan melakukan
pengkajian awal medis / initial assessment .
b. Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan langkah
kebersihan tangan pada 5 moment yang telah ditentukan.
24
BAB IV
DOKUMEN
25