Anda di halaman 1dari 10

Lampiran Keputusan Direktur RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar

Nomor : 445/Kep.99.2.4/410.205/2019
Tanggal : 02 Oktober 2019

PEDOMAN PELAYANAN DOKTER


PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)
RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR

A RDI WA
D M

LU
U

Y
RS

K
OT R
A BLI TA

2019
BAB I
DEFINISI

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang dokter yang


bertanggung jawab terhadap pelayanan dan pengelolaan asuhan medis seorang
pasien, sesuai dengan Undang-Undang RI nomor 39 tahun 2009 tentang Kesehatan
dan Undang-Undang RI nomor 44 tentang Rumah Sakit. Pelayanan medis
merupakan inti kinerja berdasarkan evidence base medicine (Kedokteran berbasis
bukti). Dalam proses ini, DPJP melakukan pelayanan sesuai dengan keahliannya,
bila kasus kebidanan maka DPJP yang kompeten untuk kasus kebidanan adalah
dokter kebidanan begitu juga dengan spesialis lainnya (apabila pasien hanya perlu
asuhan medis dari 1 orang dokter) .
DPJP Utama adalah dokter koordinator yang memimpin proses pengelolaan
asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang
dokter.
DPJP Tambahan adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada
seorang pasien yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan perawatan
bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.
BAB II
RUANG LINGKUP

Di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar ditetapkan bahwa setiap pasien yang
dirawat harus mempunyai DPJP yaitu seorang dokter spesialis yang bertanggung
jawab atas pengolaan pelayanan medis / medical care seorang pasien dan
mempunyai tanggung jawab utama untuk memberikan informasi dan penjelasan
mengenai penyakit dan tindak lanjut penanganannya. DPJP di pelayanan rawat jalan
meliputi dokter / dokter gigi / dokter spesialis / dokter gigi spesialis.
Pedoman ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi :
emergensi, rawat jalan, rawat inap, ruang tindakan, ruang perawatan khusus (ICU /
NICU, OK, Hemodialisis).

A. TUGAS DAN FUNGSI DPJP


Adapun yang menjadi ruang lingkup tugas DPJP adalah DPJP bertugas
mengelola rangkaian asuhan medis seorang pasien sesuai standar pelayanan
medis / profesi antara lain anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
medis / pemeriksaan lain, untuk penegakan diagnosis, selanjutnya perencanaan
dan pemberian terapi serta tindakan medis, pelaksanaan tindak lanjut / follow-up /
evaluasi asuhan medis, sampai dengan rehabilitasi. Selain itu melakukan
konsultasi sesuai kebutuhan / indikasi, baik untuk pendapat atau rawat bersama.
Setiap pasien yang berobat di RSUD Mardi Waluyo harus memiliki Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan

B. TUJUAN
Penetapan DPJP dalam pelayanan medis pasien bertujuan :
1. Untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan pelayanan medis/medical care
sesuai Standar Pelayanan Kedokteran / Panduan Praktek Klinis dan Standar
Operasional Prosedur yang berlaku di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dan
mendapatkan informasi yang benar tentang penyakitnya.
2. Untuk memastikan asuhan medis pasien dilakukan oleh dokter yang
berkompeten sesuai dengan kasusnya/ penyakitnya.
3. Untuk menjamin kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan) adalah seorang dokter, sesuai dengan
kewenangan klinisnya terkait penyakit pasien, memberikan asuhan medis
lengkap (paket) kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit, dari awal
sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik pada pelayanan rawat
jalan dan rawat inap. Asuhan medis lengkap artinya melakukan asesmen
medis sampai dengan implementasi rencana serta tindak lanjutnya sesuai
kebutuhan pasien.

C. PENGELOLAAN
Pasien dengan lebih dari satu penyakit dikelola oleh lebih dari DPJP
sesuai kewenangan klinisnya, dalam pola asuhan secara tim atau terintegrasi.
Contoh : pasien dengan Diabetes Mellitus, Karatak, dan Stroke, dikelola oleh
lebih dari satu DPJP : Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Mata
dan Dokter Spesialis Saraf.
Bila pasien dikelola oleh lebih satu DPJP, maka asuhan medis tsb
dilakukan secara terintegrasi atau secara tim diketuai oleh seorang DPJP Utama.
Peran DPJP Utama adalah sebagai koordinator proses pengolaan asuhan medis
bagi pasien yang bersangkutan dengan tugas menjaga terlaksananya asuhan
medis komprehensif terpadu efektif, keselamatan pasien, komunikasi efektif,
membangun sinergisme, mencegah duplikasi.
Asuhan pasien (patient care) diberikan dengan pola Pelayanan Berfokus
pada Pasien (Patient Centered Care), dan DPJP merupakan Ketua (Team
Leader) dari tim yang terdiri dari para professional pemberi asuhan pasien / staf
klinis dengan kompetensi dan kewenangan yang memadai, yang antara lain
terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, apoteker, fisioterapis dsb.
BAB III
TATA LAKSANA

A. TUGAS DAN FUNGSI DPJP


Dalam menjalankan tugasnya DPJP :
1. DPJP membuat rencana pelayanan, dimuat dalam berkas rekam medis yang
memuat segala aspek asuhan medis yang akan diberikan, termasuk
pemeriksaan, konsultasi, rehabilitasi pasien, dsb.
2. DPJP wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien
dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur
untuk pasien termasuk terjadinya kejadian yang diharapkan dan tidak
diharapkan.
3. DPJP wajib memberi pendidikan / edukasi kepada pasien tentang
kewajibannya, terhadap rumah sakit dan bila diperlukan dibantu oleh staff
dokter / perawat / staf administrasi. Pendidikan kepada pasien / keluarganya
diberikan dalam bentuk penjelasan secara lisan dan kemudian DPJP mencatat
dalam berkas rekam medis bahwa DPJP sudah memberi penjelasan

B. PENGELOLAAN DPJP
1. Pasien Rawat Jalan
a. Apabila pasien berobat di Unit Rawat Jalan Spesialis maka Dokter
Penanggung Jawab Pelayanannya adalah Dokter Poliklinik terkait.
b. Apabila pasien berobat di Poli Umum / IGD dan tidak dirawat inap, maka
Dokter Penanggung Jawab Pelayanannya adalah dokter Poli Umum / IGD.
2. Pasien Rawat Inap
a. Apabila pasien dirawat inap berasal dari poliklinik, maka Dokter
Penanggung Jawab Pelayanannya adalah Dokter Spesialis yang
memberikan pengantar rawat inap.
b. Apabila pasien rawat inap dan meninggal sebelum ada visite DPJP, maka
yang menjadi DPJP adalah dokter IGD
c. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis ,
maka harus ditunjuk seorang sebagai Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan Utama berdasarkan keluhan utama pasien dan yang lain
sebagai Dokter Penanggung Jawab Pelayanan tambahan sesuai diagnosis
pasien
3. Penentuan DPJP bagi pasien baru dapat berdasarkan
a. Jadwal konsulen jaga di IGD atau Ruangan
Konsulen jaga hari itu menjadi DPJP dari semua pasien masuk pada hari
tersebut tanpa membawa surat rujukan
b. Pasien datang dengan membawa rujukan maka DPJP adalah dokter
Spesialis yang memberikan rujukan
c. Surat rujukan langsung kepada konsulen, maka dokter spesialis yang
dituju otomatis menjadi DPJP pasien tersebut, kecuali dokter yang dituju
berhalangan, maka beralih ke konsulen jaga hari itu
d. Atas permintaan keluarga dan pasien berhak meminta salah seorang
dokter spesialis untuk menjadi DPJPnya sepanjang sesuai dengan
disiplinnya dan sesuai dengan prosedur di RSUD Mardi Waluyo (Pasien
berhak memilih DPJP, dirawat minimal kelas II) . Apabila penyakit yang
diderita pasien tidak sesuai dengan disiplin dokter dimaksud, maka diberi
penjelasan kepada pasien atau keluarga, dan bila pasien atau keluarga
tetap pada pendiriannya maka dokter spesialis yang dituju yang akan
mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
e. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus yang sangat
kompleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat
komite medis .
4. Rawat Bersama :
a. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang / disiplin dan
kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan
penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama.
b. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain
sesuai kebutuhan.
c. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa
cara antara lain penyakit yang terberat atau penyakit yang memelukan
tindakan segera atau dokter yang pertama mengelola pasien.
d. Bila ada pengobatan dan saran dari DPJP tambahan, maka akan
dikomunikasikan dan dikoordinasikan terlebih dahulu kepada DPJP utama
5. Perubahan DPJP Utama :
a. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat
saja beralih dengan pertimbangan seperti diatas, atau atas keinginan
pasien/keluarga atau keputusan Komite medis.
b. Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan
ditentukan sejak kapan berlakunya.
6. DPJP pasien rawat ICU
Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP
Utama yang berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap
berkoordinasi dengan DPJP awal pasien atau DPJP Utama (bila pasien
dirawat bersama sebelum masuk ICU).
7. DPJP Utama di OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP
tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti SOP masing-masing, akan
tetapi semua harus mengikuti prosedur Save Surgerychecklist (sign in,
timeout dan signout) serta dicatat dalam berkas rekam medis.
8. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time yang adekuat dan
demi keselamatan pasien , maka apabila konsulen jaga tidak dapat dihubungi
dapat dilakukan pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera
dihubungi sesuai urutan jaga konsulen.
9. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP
a. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus
dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu
berpedoman pada SPM dan Standar Keselamatan pasien.
b. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP harus dilaksanakan secara
tertulis.
c. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus
dilakukankoordinasi langsung, dengan komunikasi pribadi atau
pertemuan/rapat formal
d. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam
Departemen/kelompok SMF yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam
medis,tetapi antar departemen/kelompok SMF harus menggunakan
formulir khusus /lembar Konsultasi
e. Konsultasi bisa biasa, atau segera / cito
f. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul
bisa menyusul , sebelumnya melalui telepon
g. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan
pertelepon yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter
jaga.
10. Tata cara visite Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
a. Setiap pasien wajib dikunjungi oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) minimal sekali sehari.
b. Kunjungan (visite) pertama setelah pasien masuk rumah sakit harus
dilakukan dalam waktu duabelas (12) jam untuk pasien non emergency.
Untuk kasus emergensi visite harus dilakukan sesuai dengan spo respon
time pasien dengan kegawatan medis yaitu maksimal 2 jam setelah
mendapatkan laporan dari dokter jaga.
c. Kunjungan (visite) berikutnya dilakukan pada jam kerja sampai dengan jam
14.00 WIB untuk dokter full timer RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, pada
hari kerja. Diluar hari kerja visite dilakukan tidak lebih dari jam 21.00 WIB,
kecuali hari besar dan hari Minggu.
d. Visite oleh dokter mitra dianjurkan dilakukan pada jam kerja (07.00 –
14.00) atau bila tidak memungkinkan boleh diluar jam tersebut, akan tetapi
tidak melebihi jam 21.00 WIB dan dikomunikasikan kepada pasien melalui
perawat jaga.
e. Dalam hal Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) berhalangan
melakukan kunjungan pasien, maka DPJP menunjuk seorang DPJP
pengganti yang sesuai kompetensinya, dan mempunyai tanggung jawab
sebagai DPJP selama memberikan asuhan medis kepada pasien dan juga
bertanggung jawab dalam pengisian dokumen rekam medis. Misal bila
pasien pulang atas ijin DPJP, pulang atas permintaan sendiri atau karena
meninggal. Dalam hal ini disebut dengan alih rawat. Contoh DPJP A
berhalangan hadir diganti oleh DPJP B, maka istilah yang dipakai adalah
alih rawat dari DPJP A ke DPJP B, dan saat DPJP A sudah bisa
memberikan pelayanan maka dilakukan alih rawat kembali dari DPJP B ke
DPJP A.
11. Rawat bersama/konsultasi/alih rawat Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
a. Apabila selama perawatan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
menemukan adanya penyakit di bidang spesifikasi yang lain, maka DPJP
akan melakukan konsultasi/rawat bersama/alih rawat dengan DPJP lain
yang terkait.
b. DPJP utama mengajukan permintaan konsultasi/rawat bersama/alih rawat
secara tertulis di dokumen rekam medis pasien di lembar CPPT.
c. Permintaan konsultasi/rawat bersama/alih rawat akan dikomunikasikan
oleh perawat ruangan kepada DPJP yang dituju untuk ditindaklanjuti.
d. Dalam hal rawat bersama DPJP utama sebagai koordinator pada seorang
pasien ditentukan berdasarkan penyakit yang dominan dan memerlukan
perawatan lebih intensif sesuai dengan spesialisasinya.
e. Dalam hal rawat bersama maka DPJP utama harus bertanggung jawab
dalam pelayanan medis pasien dan bertanggungjawab dalam pengisian
resume medis pasien.
f. Dalam hal pasien memerlukan perawatan intensif, DPJP pasien adalah
DPJP pasien tersebut, atau rawat bersama dengan dokter anestesi jika
diperlukan.
12. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) ijin / berhalangan dalam
pemberian pelayanan
a. DPJP mengajukan permohonan ijin / berhalangan dalam memberikan
pelayanan medis secara tertulis kepada direktur.
b. Surat permohonan ijin / berhalangan dalam bentuk tertulis, yang mencakup
hari, tanggal dan DPJP pengganti (sesuai kompetensi) pelayanan baik
untuk rawat jalan maupun rawat inap beserta alasan mengajukan
ijin/berhalangan yang dikirim ke bagian sekretariat.
c. Surat permohonan ijin / berhalangan disertai lampiran brosur pelatihan /
seminar / workshop bila ada.
d. DPJP yang mengajukan ijin / berhalangan berkoordinasi dengan DPJP
pengganti secara langsung.
e. DPJP pengganti adalah dokter yang sama kompetensinya dan memiliki SIP
di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, dan jika DPJP yang mengajukan
ijin/berhalangan hanya ada satu, maka DPJP pengganti adalah dokter yang
sama kompetensinya dan memiliki SIP.
f. DPJP pengganti akan dihungi oleh petugas jaga jika ada pasien yang
memerlukan pelayanan medis (IGD/Rajal jika ada pasien rawat jalan
maupun yang memerlukan rawat inap dan bagian rawat inap jika pasien
memerlukan pelayanan lanjutan/visite).
BAB IV
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai