Anda di halaman 1dari 3

RSUD

TELUK KUANTAN SOP PENETAPAN DPJP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/3

Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :


Direktur RSUD Teluk Kuantan
Kabupaten Kuantan Singingi
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
(Dr. M Irvan Husin)
NIP. 19690306 200003 1 009
1. DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) : adalah
PENGERTIAN seorang dokter, sesuai dengan kewenangan klinisnya terkait
penyakit pasien, memberikan asuhan medis lengkap (paket)
kepada satu pasien dengan satu patologi / penyakit, dari
awal sampai dengan akhir perawatan di rumah sakit, baik
pada pelayanan rawat jalan dan rawat inap
2. DPJP Utama : bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP,
maka asuhan medis tersebut dilakukan secara terintegrasi
atau secara tim diketuai oleh seorang DPJP Utama

1. Sebagai acuan untuk menentukan DPJP agar dapat


TUJUAN memberikan pelayanan medis sesuai dengan bidang
kompetensi dan keahliannya
2. Memastikan bahwa setiap pasien memiliki DPJP.

1. Undang-undang NO. 36 Tahun 2014 tetang Tenaga


REFERENSI Kesehatan.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No
334/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan
Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Direktur RSUD Teluk Kuantan No :
058.c/SK/RSUD/V/2018 tentang Pemberlakuan Pedoman
Pelaksanaan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
dan Penetapan DPJP RSUD Teluk Kuantan

1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien


PROSEDUR masuk rumah sakit baik dari IGD maupun poliklinik dengan
mempergunakan cap stempel pada halaman asesment
gawat darurat maupun asesmen poliklinik.
2. Di unit / instalasi gawat darurat dokter jaga menjadi DPJP
pada pemberian asuhan medis awal / penanganan kegawat-
daruratan. Kemudian selanjutnya saat dikonsul / rujuk
ditempat (on side) atau lisan ke dokter spesialis, dan dokter
spesialis tersebut memberikan asuhan medis (termasuk
instruksi secara lisan) maka dokter spesialis tersebut telah
menjadi DPJP pasien yang bersangkutan, sehingga DPJP
berganti.
3. Apabila pasien mendapat asuhan medis lebih dari satu
DPJP, maka harus ditunjuk DPJP Utama yang berasal dari
para DPJP pasien terkait. Kesemua DPJP tersebut bekerja
secara tim dalam tugas mandiri maupun kolaboratif.
4. Kriteria penunjukan DPJP Utama untuk seorang pasien dapat
digunakan butir-butir sbb
a. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang
pertama kali mengelola pasien pada awal
perawatan
b. DPJP Utama dapat merupakan DPJP yang
mengelola pasien dengan penyakit dalam
kondisi (relatif) terparah
c. DPJP Utama dapat ditentukan melalui
kesepakatan antar para DPJP terkait
d. DPJP Utama dapat merupakan pilihan dari pasien
5. Setiap penunjukan DPJP harus diberitahu kepada pasien dan
atau keluarga.
6. Kebijakan penentuan dan pengaturan DPJP di masing-
masing KSMF berdasrkan antara lain :
a. Jadwal Konsulen jaga
Konsulen jaga hari itu menjadi DPJP pasien baru,
kecuali kasus rujukan yang ditujukan langsung
kepada salah seorang konsulen
b. Surat Rujukan langsung kepada salah satu dokter
spesialis terkait
Dokter spesialis yang dituju otomatis menjadi DPJP
pasien yang dimaksud,kecuali bila dokter tersebut
berhalangan karena suatu hal, maka pelimpahan
DPJP beralihkepada konsulen jaga pada hari itu
c. Atas permintaan pasien/keluarga
Pasien dan keluarga berhak meminta salah
seorang dokter sebagai DPJP apabila ada
relefansinya dengan bidang spesialisasi dokter
yang bersangkutan. Bila tidak ada relefansinya,
hendaknya diberikan penjelasan dan diberikan
alternatif DPJP lain sesuai SPO yang berlaku.
d. Hasil rapat Komite Medik pada kasus tertentu
Pada kasus yang sangat kompleks atau
jarang,penentuan DPJP/DPJP Utama dapat
ditentukan berdasar rapat komite medik
7. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dilakukan
secara lisan dan tertulis sesuai kebutuhan. Bila ada
pergantian DPJP pencatatan di rekam medis harus jelas
tentang alih tanggung jawabnya.
8. Di unit pelayanan intensif DPJP Utama adalah dokter intensif
kecuali pada pasien anak. DPJP Utama pasien anak di unit
pelayanan intensif adalah dokter spesialis anak. Selain
pasien anak, koordinasi dan tingkatan keikut-sertaan para
DPJP terkait, tergantung kepada sistem yang ditetapkan
misalnya system terbuka / tertutup / semi terbuka.
9. Di kamar operasi DPJP Bedah adalah ketua dalam seluruh
kegiatan pada saat di kamar operasi tersebut.
10. Pada keadaan khusus misalnya seperti konsul saat diatas
meja operasi / sedang dioperasi, dokter yang dirujuk tersebut
melakukan tindakan / memberikan instruksi, maka otomatis
menjadi DPJP juga bagi pasien tersebut.
11. Dalam pelaksanaan pelayanan dan asuhan pasien, bila
DPJP dibantu oleh dokter lain (a.l. dokter ruangan), maka
DPJP yang bersangkutan harus memberikan supervisi, dan
melakukan validasi berupa pemberian paraf/ tandatangan
pada setiap catatan kegiatan tersebut di rekam medis

UNIT TERKAIT Pelayanan Medis, Komite Medik, Keperawatan, Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai