Jwb.
[W.pimpin/Staf] =
Jwb.
Jwb.
Jwb.
[W.pimpin/Staf pwt] =
Contoh MR A 2014
W; Pimpinan/staff: (pwt)
o di minta memperagakan saat hand off/serah terima pasien antar shif
jaga atau dengan dokter.
Jwb.
Selamat pagi/siang/malam
Saya mau menoperkan/menyerahkan pasien
dengan Nama …… tanggal lahir………
Dengan diagnose medis/keperawatan
Kondisi saat ini…………….(S/O) dan pengkajiannya
Sudah di berikan tindakan dan therapy……….
Hasil laborat dan radiologi…………….
RTL………….
SKP 3. OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATION)
W: pimpinan/staff:
Perawat di minta memperagakan pemberian obat yang benar ( 5 Benar)
Kata kuncinya adalah PODO WC ( benar pasien, benar obat, benar dosis,
benar waktu dan benar cara)
Pwt, dr, farmasis di minta menujukan daftar obat NORUM
o Jwb.
Ada daftar obat high alert di ners station
Minimal hafal obat elektrolit pekat (nabic, D40%, dll)
Perawat di minta menjelaskan prosedur kalau mau memakai/ menggunakan
elektrolit konsentrat.
o Jwb.
Tata cara memberikan obat elektrolit pekat, harus dengan
doble cek
W :pasien/ klg:
Apakah anda di tanya ulang identitas anda sebelum operasi?
Apakah dokter menjelaskan rencana tindakan operasi kpd anda?
Apakah dokter meminta persetujuan anda secara tertulis sebelum operasi?
Apakah anda di beri tanda di daerah mana yg akan di operasi?
W. pwt
o Pwt di minta menjelaskan cara melaksanakan safe surgery chek list sebelum
induksi anaestesi, sebelum insisi kulit dan sebelum pasien meninggalkan
kamar operasi
Jwb.
Site marking dengan menggunakan tanda ( O ) dan di
berikan tanda ( √ ) di tengahnya.
√
Site marking dengan spidol yang tidak mudah hilang
Site marking harus melibatkan pasien
o Kapan di lakukan penandaan:
Jwb.
Penandaan di lakukan 1 hari sebelum operasi pada
pasien elektif dan 1 jam pada pasien emergenci
o Operasi apa saja yang wajib di lakukan penandaan/site marking
Jwb.
Penandaan dilakukan pada kasus organ yang memiliki
2 sisi (kanan dan kiri), multiple structure (jarintangan,
jari kaki), multiple level (operasi tulang
belakang :cervical, thoracal, lumbal), multiple lesi yang
pengerjaannya perlu bertahap.
W: pimpinan/staff
Jelaskan prosedur Hand wash/handrub dengan 6 langkah secara benar
o Jwb
Praktek cuci tangan 6 langkah dengan benar
Di minta menjelaskan 5 moment saat anda cuci tangan
o Jwb.
Sebelum kontak dengan pasien
Sebelum melakukan tindakan aseptic
Setelah terkena cairan tubuh
Setelah kontak dengan pasien
Setelah kontak dengan lingkungan pasien
W: staff/ pimpinan :
Bagaimana anda mengidentifikasi pasien resiko jatuh?
o Jwb.
Dengan melakukan pengkajian awal resiko jatuh
Dengan melakukan pengkajian ulang resiko jatuh
Pasien dewasa dengan menggunakan skala MORSE
Pasien anak-anak dengan menggunakan skala HUMTY
DUMTY
Pasien geriatric dengan skala ONTARIO MODIFIED
STRATIFY
Pasien di poliklinik dan IGD menggunakan skala Get Up
And Go
Penanda resiko jatuh yang anda ketahui apa saja:
o Jwb.
Stiker fall resk di temple di gelang identitas pasien
Segitiga kuning di pasang di standart infuse atau di
brancard atau di tempat tidur pasien
Langkah apa saja yang di terapkan untuk mengurangi resiko pasien jatuh?
o Jwb
Resiko jatuh rendah
Orientasi lingkungan
Kunci roda tempat tidur
Pastikan REL terpasang/terkunci
Edukasi tentang hal hal yang menyebabkan jatuh
Resiko jatuh sedang
Lakukan pencegahan resiko rendah
Pastikan jalur ke kamar mandi bebas
hambatan,missal jalan licin, lampu terang
Pastikan lorong bebas hambatan, barang
berserakan
Amati kondisi lingkungan yang tidak aman serta
laporkan segera untuk perbaikan
Resiko jatuh tinggi
Lakukan pencegahan resiko rendah dan sedang
Rendahkan posisi tempat tidur
Pasang penanda resiko jatuh (stiker di pasang di
gelang identitas dan segi tiga kuning di pasang di
standart infuse atau tempat tidur
Dekatkan kebutuhan pasien di meja terdekat
Libatkan keluarga untuk pendampingan
Dekatkan dengan ners station ( bila
memungkingkan)
Pastikan apakah pasien mendapat obat yang
menyokong terjadinya jatuh
Pastikan pasien yang memmerlukan pemeriksaan
diagnostic dalam pengawasan/pendampingan
Transfer yang aman
Pertanyaan surveyor:
LAPORAN
KEJADIAN KEJADIAN
ANALISA LAPORAN
KEJADIAN
IKPRS
LAPORAN LAPORAN
IKPRS IKPRS
IKPRS
TINDAKAN
BANTUAN ANALISA /
GRADING
REGRADING
BIRU / MERAH /
HIJAU KUNING KEBIJAKAN
1.PETA IINSIDEN
2.SOLUSI UMUM KESEHATAN
RCA
INVESTIGASI
SEDERHANA
TWO “V”
1) Pada pertemuan pertama
a. Secara verbal: menanyakan 2 dari 3 identitas, yaitu nama dan
tanggal lahir
b. Secara visual: melihat gelang identitas pasien
2) Pada pertemuan berikutnya hanya melihat gelang identitas
pasien
3) Pada pasien bayi dan pasien bisu/tidak sadar: secara visual
saja, yaitu melihat gelang identitas
b. Bagaimana anda melakukan pemasangan gelang
1) Identifikasi pasien dulu, dengan menanyakan nama dan
tanggal lahir
2) Cocokan dengan gelang identitas
3) Beritahu pasien tujuan di pasang gelang yaitu demi
keselamatan pasien
4) Beri tahu pasien bahwa, petugas kami, akan menanyakan
dan melihat gelang identitas, setiap akan melakukan pemberian
obat, mengambil darah, memberikan transfusi darah dan
melakukan pemeriksaan lainnya.
5) Pesankan kepada pasien bahwa, tidak boleh melepas gelang
identitas sebelum pasien di nyatakan keluar/pulang dari rumah sakit
2. BAGAIMANA ANDA MELAKUKAN KOMUNIKASI
a. Komunikasi melalui telepun: dengan metode SBAR dan Tulbakon: Tulis,
baca ulang dan konfirmasi
2 SEBELUM 3 SESUDAH
a. Telapak tangan
b. Punggung tangan
c. Sela- sela jari
d. Punggung jari-jari (gerakan kunci)
e. Sekeliling ibu jari (putar- putar)
f. Kuku dan ujung jari (putar-putar)
6. RESIKO JATUH
WAL-LANG PENTOR
Daftar obat LASA, High Alert maupun elektrolit pekat ada di nurse station (hanya
daftarnya saja, obat ada di masing2 loker obat pasien)
Khusus obat kemoterapi (termasuk obat high alert juga), pemberian sudah disiapkan
oleh farmasi dengan ditaruh perbox atas nama pasien, dan limbahnya harus dimasukkan
dalam kantong kresek khusus obat kemo yaitu warna UNGU.
Misal: saat MRS di IGD, pasien mempunyai obat yang biasa diminum dan dibawa ke IGD,
maka kita harus memastikan bahwa obat yang akan diberikan tidak ada yang sama. Jika
nama obat beda tapi isinya sama maka kita harus menginformasikan kepada dokter bahwa
pasien mempunyai obat yang sama, demikian dilakukan seterusnya sampai pasien KRS.
KESELAMATAN KERJA
1. PENGGUNAAN APAR
Cara menggunakan APAR dengan PATATS:
- Pegang tabung apar dengan tangan kiri,
- Angkat tabung dengan tangan kanan
- Tarik pin pengunci dengan tangan kiri
- Arahkan nozzle ke titik api,
- Tekan handle APAR,
- Sapukan dan semprot ke titik api, berjarak ± 2 meter
CODE-CODE EMERGENCY :
1. Code red bila terjadi kebakaran.
2. Code pink bila terjadi penculikan bayi,
3. Code orange bila terjadi tumpahan B3 (bahan berbahaya dan beracun)
4. Code black bila terjadi ancaman bom,
5. Code blue bila terjadi ancaman keselamatan jiwa,
6. Code grey bila ada gangguan keamanan/ancaman personal
7. Code green bila terjadi bencana alam.
5. LANGKAH-LANGKAH SPILKIT
1) Tandai area tumpahan/area yang akan dibersihkan (bahan infeksius)
2) Ambil spilkit (siapkan larutan klorin 0,5% dan larutan detergen)
3) Siapkan plastic kuning untuk sampah
4) Lakukan hand hygiene
5) Gunakan APD
6) Serap tumpahan menggunakan kain perca
7) Buang kain perca ke kantong plastik kuning
8) Semprot bekas tumpahan dengan larutan klorin 0,5%
9) Bersihkan dengan kain perca dengan cara memutar dari luar ke dalam
10) Buang kain perca ke kantong plastik kuning
11) Semprot dengan cairan detergen
12) Bersihkan dengan kain perca
13) Buang kain perca ke kantong plastik kuning
14) Rapikan alat
15) Lepas APD
16) Lakukan hand hygiene
17) Bila perlu dilakukan pengepelan seperti prosedur biasa
CATATAN :
Bila tumpahan berupa bahan kimia atau B3, langkah-langkah tetap sama tetapi
TIDAK menggunakan klorin, hanya larutan detergen saja.
Bila tumpahan berupa air raksa, langkah-langkah sama dengan limbah B3 → ambil
air raksa dengan menggunakan skop dan sapu kecil, masukkan ke botol plastik, beri
label air raksa kemudian dibuang ke Sanitasi (Limbah B3)
Bila ada pecahan kaca, → Ambil menggunakan skop dan sapu kecil, buang ke safety
box
a. Jika terjadi insiden, petugas terpajan jangan panik dan segera lakukan tindakan
penatalaksanaan terkena pajananan sesuai SPO
b. Petugas terpajan segera memberitahu penanggungjawab ruangan pada saat itu,
segera melapor ke tim K3RS/tim PPI, mengisi form insiden kecelakaan kerja.
c. Tim K3RS dan PPI segera berkoordinasi dengan dokter yang ditunjuk.
d. Petugas yang terpajan dalam perawatan dan pengawasan dokter.
6. JENIS-JENIS APD DAN FUNGSINYA:
a. Sarung tangan : untuk melindungi diri dari kemungkinan terpapar bahan infeksius
yang mungkin terbawa tangan.
b. Masker : untuk melindungi mata, mulut, dan hidung dari pathogen infeksius. Untuk
menahan cipratan yang keluar iketika petugas kesehatab berbicara, batuk, bersin.
Untuk mencegah terhirupnya percikan darah/cairan tubuh.
c. Alat pelindung mata (google, kacamata pengaman) : melindungi mata dari percikan
darah/cairan tubuh.ng
d. Topi : untuk melindungi pemakai dari darah / cairan tubuh.
e. Gaun pelindung : untuk melindungi baju dan kulit dari sekresi radiasi.
f. Apron : untuk mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas
kesehatan.
g. Pelindung kaki : untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam/berat.
1. IDENTIFIKASI PASIEN
a. Bagaimana anda melakukan identifikasi pasien
TWO “V”
2) Pada pertemuan pertama
a. Secara verbal: menanyakan 2 dari 3 identitas, yaitu nama dan tanggal lahir
b. Secara visual: melihat gelang identitas pasien
3) Pada pertemuan berikutnya hanya melihat gelang identitas pasien
4) Pada pasien bayi dan pasien bisu/tidak sadar: secara visual saja, yaitu melihat
gelang identitas
b. Laporan hasil tes nilai kritis, maksimal harus sudah terlaporkan dalam waktu 1 jam
Contoh: GDA low atau High, hasil CT-SCAN
3. OBAT HIGHALERT
OBAT HIGHALERT HARUS DOBEL CEK
PODO WC
5. CUCI TANGAN
CUCI TANGAN ADA 2 JENIS:
1. HANDSCRUB
Yaitu cuci tangan menggunakan cairan berbasis alkohol
Waktunya 20-30 detik
2. HANDWASH
Yaitu cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
Waktunya 40-60 detik
6. RESIKO JATUH
WAL-LANG PENTOR
7. REKONSILIASI OBAT
Daftar obat yang dibawa oleh pasien (obat rumah/obat rujukan RS) sebelum
mendapatkan obat rawat inap, transfer antar ruang dan obat yang dibawakan
pulang.
CATATAN:
Insiden yang perlu dilaporkan meliputi:
1. Kondisi Potensial Cidera (KPC)
2. Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
3. Kejadian Tidak Cidera (KTC)
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
5. Sentinel
6. EDUKASI PASIEN
a. Edukasi yang harus dilakukan pada pasien:
1) Orientasi ruangan
2) Tata tertib di rumah sakit
- Tulis pada form edukasi
3) Cuci tangan
- Tanda tangan pasien / keluarga
4) Resiko jatuh
pasien
5) Penggunaan alat medis
6) Nyeri
7) Perawatan lanjutan
8) Informed consent
9) Penyakit menular
b. Tatacara edukasi
1) Mengucapkan salam
2) Memastikan identitas pasien
3) Memperkenalkan diri
4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
7. INFORM CONSENT
a. Macam Informed Consent (lembar persetujuan)
1) General consent (persetujuan umum) :
Diberikan atau disampaikan oleh petugas loket pendaftaran atau admission
pada semua pasien masuk rawat inap dan pada pasien pertama kali rawat
jalan
2) Inform consent ( persetujuan tindakan) terdiri dari:
1. Persetujuan invasive / operasi
2. Persetujuan anastesi dan sedasi
3. Persetujuan penggunaan produk darah
4. Persetujuan tindakan resiko tinggi
8. ASSESMEN AWAL
a. Dilakukan setiap menerima pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, IGD
b. Diisi dalam waktu 1 x 24 jam atau 24 jam pertama sejak pasien diterima
c. Macam assesmen:
1) Assesmen Rawat Jalan
2) Assesmen Rawat Inap
3) Assesmen IGD
4) Assesmen Resiko Jatuh
5) Assesmen Populasi khusus:
a) Pasien anak-anak (usia 0 (nol) sampai 18 (delapan belas) tahun)
b) Pasien geriatri (usia di atas 65 (enampuluh lima) tahun)
c) Pasien penyakit terminal
d) Pasien dengan nyeri kronis dan intens
e) Pasien wanita hamil dan melahirkan
f) Pasien terminasi kehamilan
g) Pasien korban kekerasan dan terlantar
h) Pasien penyakit infeksius atau penyakit menular
i) Pasien status imunitas rendah
j) Pasien psikiatri
k) Pasien kemoterapi
9. ASSESMEN ULANG
a. Dicatat dalam Catatan Terintegrasi;
b. Menggunakan SOAP;
c. Yang berhak menulis dalam Catatan Terintegrasi:
1) Dokter → Minimal setiap hari atau saat ada perubahan kondisi pasien
2) Perawat → Minimal 3x/hari setiap pergantian sift atau saat ada perubahan
kondisi pasien
3) Ahli gizi → bila score <4 dilakukan setiap 7 hari, bila score >4 dilakukan setiap
hari
4) Apoteker klinis → bila terjadi perubahan terapi pasien, perubahan k/u pasien
dan terjadi DRP
5) Fisioterapis → sesuai advice dokter
10. PENGKAJIAN NYERI
Dilakukan dengan metode:
1. Visual Analogue Scale
1) Indikasi: Digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang
dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang
dirasakannya.
2) Skor Nyeri :
0 : Tidak nyeri
1) Indikasi :
Pada pasien (dewasa dan anak >9 tahun) yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyeri dengan angka
Pada anak- anak < 9 tahun
2) Instruksi : Petugas melihat wajah pasien dan menginterpretasikan rasa nyeri
yang dirasakan pasien sesuai dengan gambar. Petugas menanyakan juga
lokasi dan durasi nyeri
3) Skor nyeri:
0-1 : sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama
sekali
2-3 : sedikit nyeri
4-5 : cukup nyeri
6-7 : lumayan nyeri
8-9 : sangat nyeri
10 : amat sangat nyeri (tak tertahankan)
3. Critical Care Pain Observation Tool ( CCPOT )
1) Indikasi : Pada pasien tahap terminal, tidak sadar yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyeri
2) Instruksi : Perawat menilai dari ekspersi wajah, gerak tubuh, ketegangan otot,
kerelaan pasien saat dipasang ventilator (intubasi) setelah itu menuliskan total
skor pada tabel
3) Skor Nyeri:
0 : Tidak ada nyeri
1-2 : Nyeri ringan
3-4 : Nyeri sedang
5-6 : Nyeri berat
7-8 : Nyeri sangat berat
Pengkajian dilakukan :
a. Sejak awal pasien masuk → tulis di assesmen
b. Pengkajian ulang terhadap pasien setiap shift → tulis di CPPT dan lembar grafik
c. Perawat melapor ke dokter jaga jika skor >3
d. Dapat lebih sering apabila rasa nyeri tidak teratasi
e. Untuk rawat jalan, penilaian ulang dilakukan apabila diperlukan sesuai dengan
proses kunjungan pasien (misalnya apabila terjadi perubahan terapi atau dilakukan
tindakan rawat jalan)
Menilai Cidera
Insiden report
V. EWS
Early Warning System (Sistem peringatan dini) Suatu sistem / strategi utk memonitor
kondisi pasien di RS, dan memastikan bahwa tindakan resusitasi dilakukan secara
efektif thdp pasien dg kegawatan medis termasuk kejadian henti jantung.
Early Warning Scoring System Suatu alat yg dikembangkan utk memprediksi
penurunan kondisi pasien yg secara rutin didapatkan dari Tekana darah, Nadi,
kesadaran,system pernafasan dll.
Dilakukan skoring terhadap perubahan kondisi yg terjadi, semakin tinggi skor
semakin menunjukan kondisi yg mengancam jiwa & harus dilakukan suatu
respon yg sesuai
W. CODE BLUE
1) jika menjumpai korban tidak sadar, langkah pertama adalah memastikan, Aman
diri sendiri untuk melakukan pertolongan, lingkungan aman, amankan pasien,
kemudian cek respon korban dengan memanggil dan menepuk bahu korban.
2) Jika korban tidak sadar dan tidak respon, panggil segera orang/petugas sekitar
untuk bisa memberikan bantuan, dengan mengaktifkan code blue, telp ke 118
3) Selanjutnya, periksa apakah pasien bernapas atau bernapas tidak normal
(gasping) dan meraba denyut nadi karotis, tentukan apakah nadi karotis teraba
atau tidak (tidak lebih dari 10 detik)
4) Jika korban tidak respon, tidak bernapas dan tidak teraba nadi karotis, maka
korban mengalami henti jantung,
5) Segera lakukan resusitasi jantung paru (RJP). Pemberian 30 kompresi dada,
Lakukan kompresi dada yang efektif, tekan kuat 5-6 cm, tekan cepat 100-
120kali/ menit, beri kesempatan dada untuk berkembang, minimalkan interupsi.
6) Lakukan RJP hingga tim bantuan code blue datang ketempat kejadian.
7) Tim bantuan Code Blue akan datang ke lokasi kurang dari 5 menit, dan
melakukan bantuan hidup lanjut, termasuk penggunaan alat defibrillator,
pemberian oksigen, obat-obatan emergency dan peralatan jalan napas definitive.
X. PMPK
PIC (Person in charge) yaitu orang yang bertigas mencatat, mengumpulkan dan
menganalisa dan melaporkan data unit ke tim PMKP di ruang stroke center
INDIKATOR MUTU DI RUANG STROKE CENTER
INDIKATOR MUTU WAJIB NASIONAL
10. Kepatuhan Identifikasi Pasien
11. Penundaan operasi elektif
12. Kepatuhan Jam Visite Dokter spesialis
13. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
14. Kepatuhan Cuci Tangan
15. Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
16. Kepatuhan Terhadap Clinical Patways (iscemik dan SAH)
17. Kepuasan Pasien Dan Keluarga
18. Kecepatan Respon Terhadap Complain