Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 9

MUHAMMAD RUSDI
MUHAMMAD THOHIR
DESIANA
DINDA DAMAYANTI
Latang belakang

 Timbang terima adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat)
selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan
yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung
jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat
sebelumnya ke perawat yang akan melanjutkan
perawatan (Rushton, 2010).
 Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada
fase pengarahan dalam proses manajemen karena
sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer

(tingkat bawah, menengah dan atas) bukan hanya hasil
usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai.
Tujuan timbang terima

 Menurut Nursalam (2011) tujuan dilaksanakan
timbang terima adalah:
 Menyampaikan kondisi atau keadaan pasien secara
umum.
 Menyampaikan hal-hal penting yang perlu
ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
 Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Langkah-Langkah Dalam Timbang
Terima

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang
akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung
jawab shift selanjutnya meliputi:
-Kondisi atau keadaan pasien secara umum
-Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
-Rencana kerja untuk dinas yang menerima
laporan Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan
secara jelas dan tidak terburu-buru.
Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien. (Nursalam, 2002)
Pembahasan

Menurut dari kelompok kami berdasarkan jurnal tidak
sesuai dengan terori karna dalam penyampaian timbang
terima tidak hanya berdasarkan diagnosa medis saja tanpa
ada diagnosa keperawatan dan implementasi keperawatan.
Sedangkan dalam serah terima harus penyampaian kondisi
dan keadaan secara umum tidak hanya berdasarkan dari
diagnosa medis saja. dan pada saat shift siang perawat tidak
menyebutkan waktu ketika dilakukan terapi medis pada
pasien dan saat shift malam perawat melakukan timbang
terima secara lisan tanpa pendokumentasian dan tidak
memperkenalkan perawat yang akan shift malam.
Seharusnya serah terima harus berdasarkan teori Nursalam
(2002)
Seharusnya serah terima harus berdasarkan teori
Nursalam (2002) yaitu perawat menyampaikan
kepada perawat penanggung jawab shift selanjutnya
meliputi:
 Kondisi atau keadaan pasien secara umum
 Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
 Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
Pembahasan kedua

 SBAR merupakan komunikasi yang di lakukan secara face to
face dan terdiri dari 4 komponen yaitu S (Situation):
merupakan suatu gambaran yang terjadi pada saat itu, B
(Background): merupakan suatu yang melatar belakangi situasi
yang terjadi, A (Assessment): merupakan suatu pengkajian
terhadap suatu masalah, R (Recommendation): merupakan
suatu tindakan dimana meminta saran untuk tidakan yang
benat yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut (Ira
Wahyuni, 2014)
 Dengan metode SBAR di atas kami mendapatkan kesimpulan
metode SBAR sangat efektif digunakan dalam
handover.Dengan metode ini, dapat mengoptimalkan
komunikasi antar perawat dalam melakukan handover di
setiap penggantian.

Anda mungkin juga menyukai