Anda di halaman 1dari 9

KONSEP PENGARAHAN DALAM MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

TIMBANG TERIMA DAN PENDELEGASIAN TUGAS DALAM PELAYANAN


KEPERAWATAN
MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
Dosen Pengampu : M Zainal Abidin S.Kep.,Ners.,MKes

Disusun Oleh :
Dewi Puji Kusumawati (P1337420422144)

TINGKAT 2B
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BLORA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN
Menurut beberapa ahli, pengertian dari timbang terima keperawatan sebagai berikut :
a. Friesen (2008), definisi handover adalah tranfer tentang informasi (termasuk
tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi
tentang pasien.
b. Nursalam (2008), timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Jadi, timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporam
yang berkaitan dengan keadaan klien dan harus dilakukan sebelum pergantian shift.
TUJUAN TIMBANG TERIMA
- Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data focus).
- Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada klien.
- Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
- Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2 FUNGSI UTAMA TIMBANG TERIMA
- Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan
perawat.
- Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan
tindakan keperawatan.
LANGKAH-LANGKAH TIMBANG TERIMA
 Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
 Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan
 Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift selanjutnya
meliputi :
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum.
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan.
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan.
 Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru
 Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien.
PROSEDUR TIMBANG TERIMA
1. Persiapan, kedua kelompok dalam keadaan siap dan kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung jawab.
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yag berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada perawat yang
berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah : identitas klien,
masalah keperawatan yang mungkin masih muncul, tindakan keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakam, serta intervensi kolaborasi dan dependen.
3. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya,
misalnya operasi, pemeriksaan lab, atau persiapan untuk konsultasi atau prosedur
lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
4. Perawat yang melakukan timbang teria dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas. Penyampainnya pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas.
5. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi
khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
6. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.
3 TAHAPAN TIMBANG TERIMA
a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab,
meliputi faktor informas yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara
perawat yang shift sebelumnya kepada shift selanjutnya.
c. Pengecekam ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan, merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan
untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien
langsung.
METODE TIMBANG TERIMA
1. Metode Tradisional, oleh Kassean dan Jagoo (2005) sebagai berikut :
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Metode Bedside, menurut Kassean dan Jagoo (2005) timbang terima sekarang sudah
dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga
pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Kelebihan timbang terima :
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara
khusus. Bedside ini juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien
jika ada informasi yang harus ditunda adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
METODE PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA
- Menggunakan Tape Recorder
- Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya datang ( one way communication )
- Menggunakan komunikasi oral atau spoken
- Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi
- Menggunakan komunikasi tertulis, written
FAKTOR & EFEK TIMBANG TERIMA DALAM SHIFT JAGA
Faktor Timbang Terima :
- Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.
- Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
- Kemampuan menginterpretasi medical record.
- Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
- Pemahaman tentang prosedur klinik.
Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga :
- Efek Fisiologis
- Efek Psikologis
- Efek Kinerja
- Efek Terhadap Kesehatan
- Efek Terhadap Keselamatan Kerja
DOKUMENTASI TIMBANG TERIMA
- Identitas pasien
- Diagnose medis pasien
- Dokter yang menangani
- Kondisi umum pasien saat ini
- Masalah keperawatan
- Intervensi yang sudah dilakukan
- Intervensi yang belum dilakukan
- Tindakan kolaborasi
- Rencana umum dan persiapan lain
- Tanda tangan dan nama terang
MANFAAT PENDOKUMENTASIAN
- Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
- Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang apa
yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
- Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi mengenai
pasien telah dicatat.
SKEMA TIMBANG TERIMA

EVALUASI TIMBANG TERIMA


1. Evaluasi Struktur
Sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : catatan timbang
terima, status klien dan kelompok shift timbang terima, kepala ruangan memimpin
kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore.
2. Evaluasi Proses
Dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas
malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan
kemabli lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan belum dilakukan serta pesan
khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke klien
3. Evaluasi Hasil
Dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan
klien.
PENDELEGASIAN TUGAS
Delegasi adalah suatu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain
untuk untuk melaksanakan kegiatan. Menurut Sujak (1990), pendelegasian merupakan proses
penugasan, wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan.
PENTINGNYA PENDELEGASIAN
- Memungkingkan atasan dapat mencapai lebih dari pada mereka menangani setiap
tugas sendiri
- Agar organisasi dapat berfungsi lebih efisiensi
- Atasan dapat memusatkan tenaga kepada suatu tugas yang lebih diprioritaskan
- Dapat mengembangkan keahlian bawahan sebagai suatu alat pembelajaran dari
kesalahan.
- Karena atasan tidak mempunyai kemampuan yang dibutuhkan dalam pembuatan
keputusan
- Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik
dari pada semua kegiatan ditangani sendiri
- Agar organisasi berjalan lebih efisien
- Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian
terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting
KEGIATAN DELEGASI WEWENANG
- Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas serta tujuannya kepada
orang yang diberi pelimpahan.
- Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
- Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan
kewajiban dan tanggungjawab
- Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas hasil yang
telah dicapai.
PRINSIP DELEGASI
1. Prinsip Scalar
Mengenai perkembangan rantai perintah yang menghasilkan pertambahan tingkat-
tingkat pada struktur organisasi. Proses scalar dicapai melalui pendelegasian
wewenang dan tanggungjawab.
2. Prinsip Kesatuan Perintah
Karyawan harus memperhatikan prinsip ini sehingga pelaksanaan kerja dapat
dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari
manajer lain kepada karyawan akan merusak jalannya wewenang dari tanggungjawab
serta pembagian kerja.
CARA MELAKUKAN DELEGASI
- Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah.
- Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
- Menyetujui standar kerja
- Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan
- Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas dan wewenang
baik secara tertulis maupun lisan
- Melakukan control dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan mengukur
pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memberikan umpan balik prestasi yang
dicapai
- Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan-keluhannya
- Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide-ide baru yang
bermanfaat
- Memberikan reward atas hasil yang dicapai
- Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan
TEKNIK DELEGASI
Manajer perawat/bidan seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang didelegasikan
dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan dari kepala unit
sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup wewenang untuk persetujuan, rekomendasi
atau pelaksanaan. Tugas-tugas dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
PENYEBAB GAGALNYA DELEGASI
- Atasan merasa lebih jika mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan
- Atasan tidak ingin ambil resiko, jika bawahannya salah atau gagal menjalankan
wewenang
- Atasan kurang atau tidak percaya pada bawahan
- Atasan takut bawahannya melakukan tugas dengan sangat baik dan efektif, hingga
dapat mengancam posisinya
- Bawahan tidak terima dengan alasan dapat menambah tanggung jawab jika sudah
diterima
- Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas dengan benar
- Bawahan merasa tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang lebih besar
HAMBATAN DELEGASI
a. Hambatan Delegator
- Kemampuan yang diragukan diri sendiri
- Meyakini bahwa seseorang mengetahui semua rincian
- Memiliki buah pikiran yang keliru seperti bisa melakukan semuanya lebih baik
- Kurangnya pengalaman
- Rasa tidak aman
- Takut tidak disukai
- Penolakan untuk mengakui kesalahan
b. Hambatan Situasi
- Kebijakan tertuju pada satu orang
- Tidak ada toleransi kesalahan
- Kekritisan keputusan
- Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan
- Kebingungan dalam tanggung jawab dan wewenang
- Kekurangan tenaga
c. Hambatan Yang Diberi Delegasi
- Kurang pengalaman
- Kurang kompetensi
- Menghindari tanggungjawab
- Bergantung dengan boss
- Kekacauan
KOMUNIKASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
Secara Etimologi, asal katanya dari Bahasa latin communicatus memiliki maksa berbagi atau
menjadi milik bersama. Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat Menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima. Menurut beberapa ahli, sebagai berikut :
a. Tappen 1995, komunikasi adalah suatu perilaku pertukaran pikiran, perasaan,
pendapat dan memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih yang
saling bekerjasama.
b. Effendy 2000:13, komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atua perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing-lambang yang bermakna
bagi kedua pihak, dalam situasi tertentu. Komunikasi menggunakan media tertentu
untuk merubah sikap atau tingkah laku seseorang atau sejumlah orang hingga ada efek
yang diharapkan
c. Handoko 2002:30, komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk
gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain.
KOMPONEN KOMUNIKASI
- Pengirim atau komunikator ( sender )
- Pesan ( message )
- Saluran ( channel )
- Penerima ( receiver )
- Umpan balik ( feedback )
HAMBATAN KOMUNIKASI
a. Hambatan Internal, misalnya jika seseorang mengalami gangguan pendengaran.
b. Hambatan Eksternal, misalnya suara gaduh dari lingkungan sekitar.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, ada 4 hambatan komunikasi yaitu :
a. Gangguan, mekanik ( kegaduhan ), dan semantic ( pengertian pesannya rusak ).
b. Kepentingan, menganggu seseorang dalam menanggapi suatu pesan.
c. Motivasi terpendam
d. Prasangka
PROSES KOMUNIKASI
a. Primer , proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan lambing sebagai media.
b. Sekunder , proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambing.
PRINSIP KOMUNIKASI MANAJER KEPERAWATAN
- Manajer harus mengerti struktur organisasi
- Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
- Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima secara akurat.
- Menjadi pendengar yang baik.
MODEL KOMUNIKASI
a. Komunikasi Tertulis
b. Komunikasi Langsung/Verbal
c. Komunikasi Non Verbal
d. Komunikasi Via Telepon
APLIKASI KOMUNIKASI DALAM ASKEP
- Saat timbang terima (operan)
- Interview/anamnesa
- Komunikasi melalui computer
- Komunikasi melalui sentuhan
- Dokumentasi
PRINSIP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI ASKEP
- Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat
- Hindari interupsi/gangguan yang timbul akibat lingkungan gaduh.
- Hindari respon dengan kata hanya “ ya dan tidak “.
- Jangan memonopoli pembicaraan.
- Hindari hambatan personal.

Anda mungkin juga menyukai