PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber
daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam kegiatan asuhan keperawatan di butuhkan
yaitu kemahiran dalam berkomunikasi, dan komunikasi yang baik itu mudah di
mengerti, singkat, jelas. Komunikasi juga sangat perlu saat melakukan segala hal
dalam kegiatan sehari-hari perawat dalam tindakan keperawatan maupun dalam
bentuk Operan. Dalam operan ini lah sering terjadi kekeliruan ataupun
kesalahpahaman informasi, dan disinilah perawat sangat di butuhkan dalam
kemahiran berkomunikasi (Keliat, 2009).
Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas
tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang belum dilaksanakan,
serta respons yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan operan bersama
dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling ke setiap pasien dan
menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan lebih
efektif dari pada harus menghabiskan waktu orang lain sekedar untuk membaca
dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan membantu perawat dalam
menerima operan secara nyata. (Nursalam, 2011).
Ada berbagai macam model operan yaitu model tradisional dan operan
disisi tempat tidur (bedside) yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi
masing-masing ruangan. (Achmad, 2012). Operan tradisional hanya cukup di
meja perawat tanpa mengkonfirmasi keadaan pasien secara langsung. Hal ini
menyebabkan ketidakpuasan dari pasien dan perawat karena tidak ada komunikasi
antara perawat dengan pasien yang nantinya bermanfaat bagi pelayanan yang
dilakukan. (Rina, 2012).
Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan
membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui
kapan harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya
serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memeriksa bahwa pesan
telah diterima dengan benar. Meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis,
keterampilan komunikasi perlu dipelajari, dipraktekkan dan disempurnakan oleh
semua perawat sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan jelas, singkat dan
tepat dalam lingkungan yang serba cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan
pendekatan sistematik untuk memperbaiki komunikasi tersebut salah
satunya dengan cara komunikasi teknik SBAR. (Rina, 2012).
Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation (SBAR)
dalam dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser
Permanente Oakland California untuk membantu komunikasi antara dokter dan
perawat. Meskipun komunikasiSBAR di desain untuk kumunikasi dalam situasi
beresiko tinggi antara perawat dan dokter, teknik SBAR juga dapat digunakan
untuk berbagai bentuk operan tugas, misalnya operan antara perawat.
Di Kaiser tempat asalnya, teknik SBAR tidak hanya digunakan untuk operan tugas
antara klinis tapi juga untuk berbagai laporan oleh pimpinan unit kerja, mengirim
pesan via email atau voice mail serta bagian IT untuk mengatasi masalah (JCI,
2010 dalam Penelitian Rina, 2012).
Dari hasil uraian di atas terdapat kaitannya operan terhadap komunikasi
perawat dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun saat menerapkan asuhan
keperawatan.
B. Tujuan
Tujuan pelaksanaan timbang terima adalah :
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
C. Manfaat
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna dan
meminimalkan terjadinya kesalahan tindakan.
D. Sistematika Skenario Roleplay
Prosedur dalam Timbang Terima
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada
masing-masing penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
4) Intervensi kolaborasi dan dependen.
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau
prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap
dan rinci. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung
pada buku laporan ruangan oleh perawat. (Nursalam, 2002)
Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
a. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan
tanggungjawab. Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh
perawat jaga sebelumnya.
b. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan
datang melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu
sendiri yang berupa pertukaran informasi yang memungkinkan adanya
komunikasi dua arah antara perawat yang shift sebelumnya kepada
perawat shift yang datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang
tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari
perawat yang menerima operan untuk melakukan pengecekan data
informasi pada medical record atau pada pasien langsung.
BAB II
PEMBAHASAN