Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“Konsep Pengarahan dan Konsep Supervisi”

Dosen pembimbing :

Ns. Yuanita Ananda, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


Zita Inka Putri Mahira (2011316025)
Laras Hayuning Astuti (2011316026)
Lili Resta Mutiara (2011316029)
Aulia Tri Ananda (2011316030)
Al Hanifah Armes (2011316031)
Oktaghina Jennisya (2011316032)
Raisatul Mahmudah (2011316033)
Teguh Wiradharma (2011316034)
Dera Rahmi Gusti Fauzia (2011316035)

PROGRAM B STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarrakatuh
Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia serta nikmat-Nya, sehingga dapat,
menyelesaikan penulisan makalah ini, tak lupa shalawat serta salam kami
ucapkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-
sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Kami sebagai
penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Demikian kata pengantar dari kami sebagai penulis, harapan kami
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan diterima
sebagai perwujudan dalam dunia kesehatan. Dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya, semoga kita semua mendapat faedah dan diterangi
hatinya dalam setiap menuntut ilmu yang bermanfaat untuk dunia
danakhirat.

Padang, 10 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS............................................................................3
A. Konsep Pengarahan....................................................................................3
1. Definisi dan Teori Pengarahan............................................................3
2. Tujuan Pengarahan..............................................................................3
3. Fungsi Pengarahan..............................................................................5
4. Komponen Pengarahan.......................................................................7
5. Prinsip Pengarahan..............................................................................9
6. Faktor Yang Mempengaruhi Pengarahan...........................................9
7. Kegiatan Manajer Keperawatan Pada Fungsi Pengarahan...............11
B. Konsep Pengendalian...............................................................................12
1. Definisi..............................................................................................12
2. Tujuan Pengendalian.........................................................................12
3. Prinsip Pengendalian.........................................................................13
4. Kegiatan Manajer Keperawatan Pada Fungsi Pengendalian............13
C. Langkah Supervisi Ruang Rawat.............................................................13
D. Praktik Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Standar Akreditasi............14
BAB III PENUTUP.............................................................................................17
A. Kesimpulan .............................................................................................17
B. Saran........................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu yang universal di dalam dunia industri
modern. Tiap organisasi memerlukan pengambilan keputusan,
pengkordinasian aktifitas, penanganan manusia, evaluasi prestasi yang terarah
kepada sasaran kelompok manusia. Banyak aktifitas manajerial yang masing-
masing memiliki cara pendekatan sendiri pada tipe-tipe problem khusus dan
didiskusikan dengan judul seperti manajemen peternakan, manajemen sistem
jasa, manajemen industry, dan lainsebagainya. Semuanya mempunyai satu
elemen yang umum, yaitu ilmu manajemen. Istilah manajemen dalam bahasa
Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Berbagai istilah yang
dipergunakan seperti : ketatalaksanaan, manajemen, manajemen pengurusan,
dan lain sebagainya. Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda,
dalam makalah digunakan istilah aslinya yaitu manajemen.
Menurut Koontz and Donnel (1972) ” management is getting thing
donethrough the efforts of other people ” (manajemen adalah terlaksananya
pekerjaan melalui orang-orang lain). George R. Terry (2000) mengatakan
bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu
dengan menggunakan kegiatan orang lain. Manajemen memiliki beberapa
komponen diataranya unsur manajemen dan fungsi manajemen. Unsur
manajemen adalah men, money, materials, methods, dan market yang
merupakan sumber daya.
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi
segalam bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju
untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini merupakan dorongan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para
perawat.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan,

1
membimbing, mengajar,mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan
sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu memahami konsep pengarahan dan konsep supervisi


2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami definisi konsep pengarahan dan


konsep supervisi

b. Mahasiswa mampu memahami tujuan konsep pengarahan dan


konsep supervisi
c. Mahasiswa mampu memahami langkah langkah konsep pengarahan
dan konsep supervisi

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan


pengalaman penulis tentang konsep pengarahan dan konsep supervisi
2. Bagi Fakultas Keperawatan UniversitasAndalas

Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi


civitas akademik dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta dapat
dijadikan sebagai bahan untuk kelengkapan perpustakaan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar Pengarahan dan Pengendalian


A. Konsep Pengarahan
1. Definisi
Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam
terselenggaranya roda organisasi pelayanan kesehatan.Seorang manajer
keperawatan harus dapat mengelola SDM agar dapat bekerja efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui fungsi
penggerakan.
Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan sebagai
commanding atau directing, sedangkan George R Terry (1993)
menggunakan istilah actuating yaitu sebagai upaya atasan untuk
menggerakkan bawahan. Pengarahan merupakan hubungan manusia
dalam kepemimpinan yang mengikat.Para bawahan digerakkan supaya
mereka bersedia menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-sama
mencapai tujuan suatu organisasi.
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer
berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja
sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan yang
efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan
manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg,
2000).
Pengarahan dilakukan oleh para pimpinan bisa secara individu
maupun secara kelompok. Organisasi yang tahu manfaat pengarahan ini
selalu melakukan secara rutin dengan maksud menjalin komunikasis
ecara vertical maupun horizontal, sehingga dapat mendiskusikan
pemecahan masalah secara efektif (Mortimer, 1996).

2. Tujuan Pengarahan
Kegiatan pengarahan ini dilakukan dengan komunikasi melalui

3
media pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan, dalam hal ini kepala
ruang perawat yang memimpin jalannya pengarahan. Arni (2009)
menyatakan secara umum komunikasi ke bawah dalam bentuk
pengarahan oleh beberapa organisasi digunakan untuk :
a. Instruksi Tugas
Instruksi tugas atau pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan
kepada bawahan mengenai apa yang diharpakan dilakukan mereka
dan bagaimana melakukannya. Pesan ini mungkin bervariasi seperti
perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program latihan
tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-
pesan tugas dan sebagainya.
Faktor yang prinsip adalah mempengaruhi isi dari instruksi
tugas-tugas yang kelihatannya kompleks dan menghendaki
keterampilan dan pengalaman untuk melakukannya. Instruksi tugas
yang tepat dan langsung cenderung dihubungkan dengan tugas yang
sederhanayang hanya menghendaki keterampilan dan pengalaman
yang minimal. Instruksi yang lebih umum biasanya digunakan bagi
tugas-tugas yang komplek, dimana bawahan diharapkan
menggunakan pertimbangan, keterampilan, dan pengalaman.

b. Rasional Pekerjaan
Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai
tujuan aktifitas dan bagaimana kaitan itu dengan aktifitas lain dalam
organisasi atau obyektif organisasi. Kualitas dan kuantitas dari
komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan
mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap bawahannya
pemalas, atau hanya mau bekerja bila dipaksa maka pimpinan
memberikan pesan yang bersifat rasional ini sedikit. Tetapi bila
pimpinan menganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi
diri sendiri dan produktif, maka biasanya diberikan pesan rasional
yang banyak.

4
c. Ideologi
Pesan mengenai ideologi adalah merupakan perluasan dari pesan
rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan
tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada
pesan ideologi sebaliknya mencari dukungan dan antusias dari
anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.

d. Informasi
Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan
dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi,
keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan
instruksi dan rasional.

e. Balikan atau FeedBack


Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan
individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk
sederhana dari balikan ini dapat dilihat pada pegawai yang telah
melakukan pekerjaannya apabila tidak ada informasi dari atasan
yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah
memuaskan. Tetapi apabila hasil pekerjaan pegawai kurang baik
balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap
pegawai tersebut

3. Fungsi Pengarahan
Muninjaya (1999) menyebut tujuan fungsi pengarahan ada lima :
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
Komunikasi antara atasan dan bawahan berpotensi menjadi lebih
baik, efisiensi kerja dapat tercapai dengan kontribusi kepala ruang
dalam menggerakkan bawahannya, misalnya melalui supervisi
tindakan keperawatan yang dilakukan kepala ruang berdampak pada
minimalnya kesalahan tindakan yang pada akhirnya dapat
menghemat bahan, alat dan waktu dibandingkan jika terjadi

5
kesalahan akibat dari tidak dilakukan supervisi tindakan keperawatan
oleh kepala ruang.
b. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
Supervisi, pendelegasian merupakan sebagian kegiatan terkait
dengan fungsi pengarahan. Kegiatan tersebut memberikan peluang
bagi bawahan untuk mengerjakan tugas sesuai dengan tanggung
jawabnya secara mandiri
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
Pengarahan yang dilakukan kepala ruang ketika perawat melakukan
kesalahan, memberi motivasi saat motivasi
menurun, memberi apresiasi saat kinerja baik akan dapat
meningkatkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi danprestasi kerja staf
Pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan suasana
lingkungan yang kondusif dan menciptakan hubungan interpersonal
yang harmonis, kepemimpinan yang adil merupakan kunci sukses
dalam memberikan motivasi kerja dan meningkatkan prestasi kerja
perawat pelaksana
e. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih
dinamis
Pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruang akan menjadikan hal
yang bermanfaat bagi semua perawat sehingga akan mempermudah
semua perawat untuk mengembangkan diri yang pada gilirannya
akan membuat organisasi berkembang lebih dinamis

Pengarahan akan mencapai tujuannya jika dikerjakan dengan baik.


Dauglas dalam Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua belas
aktivitas teknis yang berhubungan dengan pengarahan pada manajemen,
yaitu :
a. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan
keperawatan, pasien dan perawat pelaksana

6
b. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan
dengan tugas- tugas perawat pelaksana
c. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
d. Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana
e. Memberikan perawatan yang berkesinambungan
f. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat
pelaksana
g. Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran,
konsultasi, dan evaluasi
h. Mempercayai anggota
i. Menginterpretasikan protocol
j. Menjelaskan prosedur yang harus diikuti
k. Memberikan laporan ringkas dan jelas
l. Menggunakan proses kontrol manajemen

4. Komponen pengarahan
Menurut Bechtel yang dikutip oleh Sutrisno (2013), pengraham
terdiridari 4 komponenyang dilakukan secara berurutan yang terdiri dari:
a. Greeting merupakan saat dimana terdapat kesempatan untuk
menyambut satu sama lain baik melalui salam maupun berjabat
tangan.
b. Sharing membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik dan
komplek seperti memfokuskan ide dan mengajukan pertanyaan yang
memperluas topik. Selama kegiatan sharing, peserta pengarahan
mendengarkan dan kemudian memiliki kesempatan untuk merespon
dengan pertanyaan atau komentar.
c. Group activity merupakan aktivitas kelompok dengan berbagai
kegiatan yang membantu membangun komunitas dan
memungkinkan semua orang untuk berkontribusi pada tingkat
mereka sendiri. Beberapa kegiatan group
d. activity seperti mendengarkan, mengikuti petunjuk dari pimpinan,
dan menerapkan penguasaan diri.

7
e. Newsand announcement merupakan kegiatan yang dilakukan pada
akhir pengarahan, peserta mendapatkan kesempatan untuk melihat
pratinjau dari kegiatan selanjutnya dan mendapatkan beberapa
pengumuman dari peserta yang lain.

Menurut Astonet al,2005 dikutip oleh Sutrisno (2013), pengarahan yang


dilakukan setiap pagi dirumah sakit ini sangat penting untuk
pengembangan menuju ke arah yang lebih profesional untuk
mengevaluasi pengalaman dan persepsi anggota tim keperawatan dan
medis terhadap masalah kesehatan yang terjadi pada pasien. Komitmen
yang baik antar perawat dan medis merupakan dampak dari perencanaan
yang baik, proses belajar antar tim, rasa saling menghormati, hubungan
dan dukungan untuk mengenal satu sama lain. Hal ini terbentuk melalui
komunikasi yang efektif antara anggota tim saat kegiatan pengarahan
berlangsung. Menurut Ibnu Hisyam Mukti dikutip oleh Cinantya (2010),
ciri-ciri suatu pengarahan, sebagai berikut:
a. Syarat Pengarahan
1) Materi pengarahan merupakan bagian dari kebijaksanaan atau
informasi umum.
2) Materi atau pesan suatu pengarahan dipersiapkan secara
lengkap dan objektif, sehingga unit-unit penerima pesan tidak
lagi mempermasalahkan kebenaran materi atau pesan.
Pengarahan tetapi mempercayakan segi teknis operasional.
3) Pengarahan hendaknya dilaksanakan pada waktu yang tepat
sebelum pelaksanaan operasional suatu tugas atau sesudah
pelaksanaan tugas berikutnya.
4) Proses komunikasi pengarahan hendaknya disampaikan secara
jelas, tegas, ringkas, dan mengandung unsur teknis.
b. Isi Pengarahan
1) Isi suatu pengarahan biasanya berupa policy atau kebijaksanaan
tertentu.
2) Penjelasan tentang posisi, peranan dan tanggung jawab tiap

8
unit dalam suatu organisasi.
3) Penjelasan teknisi kerja tiap unit, hubungan antara unit dan
pelengkap yang diperlukan.
4) Penjelasan data teknis dan fakta yang mendukung suatu
kegiatan operasional.
5) Pemberian aba-aba dan tahapan waktu pelaksanaan.

c. Persiapan Pengarahan
1) Persiapan luas lingkup dan tujuan pengarahan.
2) Penyusunan sistematika penyajian.
3) Penetapan sistem monitoring dan evolusi.
4) Penentuan pihak-pihak yang perlu dilibatkan.
5) Penentuan waktu, alat, dan tempat pelaksanaan

5. Prinsip Pengarahan
Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H), yaitu:
a. (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat
pelaksana
b. (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan
c. (When )Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk
sampai jam pulang)
d. (How)Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi
seharusnya dikerjakan
e. (Why) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan
f. (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing-
masing

6. Faktor Yang Mempengaruhi Pengarahan


Arni (2009) menyatakan bahwa arus komunikasi melalui media
pengarahan dipengaruhi oleh struktur hierarki dalam organisasi. Namun
arus komunikasi ini tidaklah berjalan lancar, tetapi dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain sebagai berikut :

9
a. Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan pegawai akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan atau
gangguan dalam pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu
memperhatikan arus komunikasi kebawah. Pimpinan mau
memberikan informasi kebawah bila mereka merasa bahwa pesan itu
penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak
relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegangnya. Misalnya
seorang pimpinan akan mengirimkan pesan untuk memotivasi
pegawai guna penyempurnaan hasil kerja, tetapi tidak mau
mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam mengatasi masalah-
masalah organisasi.

b. Kepercayaan Pada Pesan Tulisan


Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pesan tulisan dan metode
diskusi yang menggunakan alat-alat elektronik dari pada pesan yang
disampaikan secara lisan dan tatap muka. Hal ini menjadikan
pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan secara tertulis berupa
bulletin, manual yang mahal, buklet dan film sebagai pengganti
kontak personal secara tatap muka antara pimpinan dan bawahan.

c. Pesan Yang Berlebihan


Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirim secara tertulis, maka
pegawai dibebani dengan memo-memo, bulletin, surat-surat
pengumuman, majalah, dan pernyataan kebijaksanaan sehingga
banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh pegawai. Reaksi
pegawai terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak
membacanya. Banyak karyawan hanya membaca pesan-pesan
tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain diberikan
saja tidak dibaca.

d. Timing

10
Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi
komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat
yang tepat bagi pengiriman pesan dan tampak yang potensial kepada
tingkah laku karyawan. Pesan seharusnya dikirim kebawah pada
saat saling menguntungkan kepada kedua belah pihak yaitu
pimpinan dan karyawan. Tetapi bila pesan yang dikirimkan tersebut
tidak pada saat dibutuhkan oleh karyawan maka mungkin akan
mempengaruhi kepada efektifitasnya.

e. Penyaringan
Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan hendaklah semuanya
diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan.
Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam
faktor diantaranya perbedaan persepsi diantara pegawai, jumlah mata
rantai dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya
kepada pimpinan.

7. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan


Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan
pengarahan yang penting diketahui menurut Douglas, yaitu:
a. Tentukan tujuan pengarahan yang realistis
b. Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen
c. Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain
d. Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf
bekerja dengan benardan adil
e. Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan
berkelanjutan agar selalubekerja dengan keilmuan yang kokoh dan
mutakhir
f. Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan
memberikan reward andpunishment yang jelas dan tegas
g. Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca dan

11
dimengerti agarmemudahkan pekerjaan yang akan dilakukan staf
h. Jelaskan prosedur keadaan gawat/force major baik terhadap pasien
maupun situasigawat lainnya
i. Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat
j. Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas
layanan secara teratur dan rutin

B. Konsep Pengendalian
1. Definisi
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau
pengontrolan. Fayol (1998) mendefinisikan pengontrolan adalah
“Pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana
yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip
yang ditentukan”.
Tujuan pengontrolan adalah untuk mengidentifikasi kekurangan
dankesalahan agar dapat dilakukan perbaikan. Pengontrolan penting
dilakukan untukmengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue
dapat segera direspons dengan cepatdengan cara duduk bersama.
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas
yang dilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan
berfungsi untuk menjamin mutu serta evaluasi kinerja.

2. Tujuan Pengendalian
a. Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan oleh
staf dalam kurun waktu tertentu,
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
yang melaksanakan tugas
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi
sudah digunakan dengan tepat dan efisien
d. Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan

12
(reward)

3. Prinsip Pengendalian
Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan berhasil
bila mengandung beberapa karakteristik seperti di bawah ini:
a. Menggambarkan kegiatan sebenarnya
b. Melaporkan kesalahan dengan tepat
c. Berpandangan ke depan
d. Menunjukkan kesalahan pada hal-hal yang kritis dan penting
e. Bersifat obyektif
f. Bersifat fleksibel
g. Menggambarkan pola kegiatan organisasi
h. Bersifat ekonomis
i. Bersifat mudah dimengerti
j. Menunjukkan kegiatan perbaikan

4. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengendalian


Berikut ini adalah langkah-langkah pengendalian/pengontrolan:
a. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi
kerja
b. Melakukan pengukuran prestasi kerja
c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
d. Mengambil tindakan korektif

C. Langkah Supervisi Ruang Rawat


Langkah-langkah pada supervise keperawatan adalah sebagai berikut
(Nursalam, 2014):
a. Pra Supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2) Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dinilai.
b. Pelaksanaan Supervisi
1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau

13
instrument yang telah disiapkan.
2) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan
dan klarifikasi permasalahan.
c. Pasca Supervisi- 3F
1) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
memvalidasi data sekunder
 Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
2) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
 Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
3) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil
laporan supervisi)
4) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.

D. Praktik Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Standar Akreditasi


1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM
2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas dengan
baik
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbingbawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
8. Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal

14
Kasus :
Ns.R Bekerja honorer di ruang anak sebuah rumah sakit X. Jumlah
perawat ada 11 orang dan kapasitas tempat tidur 30 buah. Ns.R sering dinas sore
dan malam dengan jumlah pasien yang selalu full dan jumlah perawat hanya 3
orang. Jarak rumahnya 20km sehingga ia sering terlambat dan tidak ikut operan
jaga, apalagi kalau hujan deras.

Pembahasan :
Pengarahan pelayanan keperawatan adalah proses penerapan perencanaan
pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan pelayanan yang optimal yang
meliputi motivasi, komunikasi dan kepemimpinan (Depkes,2001). Dari kasus
diatas, Selaku kepala ruangan seharusnya menentukan tindakan atau keputusan
sesuai dengan pedoman sebagai pemimpin yang baik, yaitu harus mampu melihat
permasalahan dari berbagai aspek kondisi dan penyebab.
Dari kasus diatas kita tahu bahwa Ns.R tidak bisa menyempurnakan
kewajiban untuk mengikuti operan dikarenakan beberapa kendala seperti rumah
yang berjarak cukup jauh dan cuaca yang hujan. Untuk menghadapi hal itu,
sebagai pemimpin hendaknya mengumpulkan bawahan/anggotanya untuk
memberikan arahan serta mengambil persetujuan secara bersama. Kepala ruangan
harusnya lebih memberikan motivasi untuk datang tepat waktu dan semangat
bekerja. Serta kepala ruangan juga lebih menjelaskan kembali terkait tujuan dan
visi misi mereka, yang apabila ada salah satu anggota yang tidak konsisten dan
memenuhi tugasnya maka tujuan/ visi mereka akan terhambat.
Kemudian selaku kepala ruangan, bisa langsung memanggil Ns.R untuk
bertemu secara langsung dengan tujuan untuk mendiskusikan masalah yang
dialami, kemudian tentukan solusi terbaik seperti time management supaya
perawat tersebut tidak datang terlambat atau bahkan meninjau ulang proporsi
ketenagaan yang berdinas. Kemudian selaku kepala ruangan memberikan saran
dan masukan terkait kebiasaan tersebut yang apabila terus dilakukan, akan
menimbulkan berbagai dampak seperti :

15
 Ketidaktahuan perawat mengenai perkembangan pasien
 Memngkinkan untuk menghambat proses intervensi dan implementasi
asuhan keperawatan pada pasien
 Menimbulkan pemikiran negative dikalangan teman sejawat bahkan pasien
terkait kepala ruangan yang tidak menjalankan tugas dengan baik

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Fungsi pengarahan dalam manajemen merupakan salah satu fungsi


yang sangat diperlukan karena fungsi ini memberikan bimbingan, arahan dan
petunjuk kepada anggota lainnya untuk memiliki rasa tanggungjawab terhadap
tugasnya masing-masing. Dalam fungsi pengarahan ini juga terkait dengan hal
kepemimpinan dan motivasi kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena
adnya unsur yang saling mendukung dimana dalam mengarahkan dapat
dilakukan oleh seorang manajemen atau seorang pemimpin yang dapat
bertanggung jawab dan untuk menghasilkan pengarahan yang maximal seorang
manajemen atau pemimpin harus mampu memotivasi bawahannya untuk
melaksanakan perencanaan yang telah ditetapkan dan menghasilkan hasil yang
optimal.

B. Saran
Sebagai manajer ataupun pemimpin organisasi yang baik, hendaknya
dapat mengimplementasikan fungsi pengarahan dengan optimal di dalam suatu
manajemen atau organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi yang hendak
dicapai akan terwujud.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2002). Dasar-dasar keperawatan profesional. Jakarta : Widya Medika


Berthiana. (2013). Hubungan motivasi kerja perawat dengan ketepatan pengisian
Dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Buntok
2012. Jurnal Managemen Keperawatan, 1(1), 57-72.
Departemen Kesehatan RI. (2001). Standar manajemen pelayanan keperawatan
dan kebidanan di sarana kesehatan. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. (2005). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 836/ Menkes/ SK/ VI/ 2005 tentang pedoman
pengembangan manajemen kinerja perawat dan bidan. Dirjen Pelayanan
Medik. Jakarta : Depkes RI
Gillies, D.A. (2001). Manajemen keperawatan sebagai suatu pendekatan sistem.
(Ed 2) Alih bahasa Dika, S dan Rika, M : W.B Saunders ; Elsevier
Hafid, M.A. (2014). Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasien
pengguna yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech Yusuf
kabupaten Gowa. Jurnal Kesehatan, 7(2), 268-275.
Hasibuan, Malayu, S, P. (2011). Manajemen sumber daya manusia (edisi revisi).
Jakarta : Bumi Aksara
Haryanti, T, Pujianto, T.I & Adinatha, N. (2013). Analisis pengaruh persepsi
perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruang terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit
swasta di Semarang. Jurnal Managemen keperawatan, 1(2), 131-137.
Hastono, S.P & Sabri, L. (2011). Statistik kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers
Hidayat, A, A. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Iyer, D.W, & Camp, N.H. (2005). Dokumentasi keperawatan suatu pendekatan
proses keperawatan. Jakarta : EGC
Keliat, B.A. (2000). Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Luthans, F. (2006). Prilaku organisasi (alih bahasa V.A Yuwono dkk) edisi
bahasa Indonesia. Yogyakarta : ANDI

18
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen
keperawatan teori & aplikasi (edisi 4). Jakarta : EGC
Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Mulyono, M.H, Hamzah, A, & Abdullah, Z. (2013). Faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja perawat di rumah sakit tingkat III 16.06.01 Ambon.
Jurnal AKK, 2(1), 18-26.
Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nurachmah, E. (2000). Buku saku prosedur keperawatan medical bedah. Jakarta :
EGC
Nursalam. (2008A). Proses dan dokumentasi keperawatan konsep dan praktik.
Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2008B). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan
profesional. Jakarta : Salemba Medika

19

Anda mungkin juga menyukai