Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 1 Nomor 1, November 2019


p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

PERBEDAAN FREKUENSI NAFAS SEBELUM DAN SESUDAH LATIHAN PURSED


LIP BREATHING PADA PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA

Arie Sulistiyawati1*, Yanti Cahyati2


1
Program Studi D3 Keperawatan, STIKes Dharma Husada Bandung, Jl. Terusan Jakarta No.75, Cicaheum, Kec.
Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40282
2
Program Studi Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Jl. Babakan Siliwangi No.35, Kahuripan, Kec.
Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia 46115
*sulistiyawatiarie@gmail.com (+6281395447685)

ABSTRAK
Asma merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan obstruksi jalan nafas yang bersifat kambuh
berulang dan reversible. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Kota Bandung
bahwa di dapatkan data ada 245 orang yang berkunjung ke poli dalam paru dari bulan Januari sampai
dengan Desember dengan serangan penyakit asma. Penelitian ini bertujuan untuk membedakan
frekuensi nafas sebelum dan sesudah latihan Pursed Lips Breathing pada pasien dengan serangan
asma di poli dalam Rumah Sakit Umum Kota Bandung. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Quasi eksperiment yaitu dengan Non Equivalent Control Group. Populasi penelitian sebanyak 106,
dengan metode pengumpulan data Sampling Purposive, sehingga diperoleh 51 responden. Instrumen
dalam penelitian ini menggunakan SOP Latihan Pursed Lips Breathing. Hasil penelitian menunjukan,
data sebelum dan sesudah diperoleh nilai Sig. masing-masing sebesar 0,394 dan 0,012 dengan kriteria
uji bahwa nilai Sig. lebih besar atau sama dengan nilai alpha = 0,05 (5%) data berdistribusi normal.
Frekuensi nafas sebelum dan sesudah latihan pursed lips breathing, di dapati nilai rata-rata frekuensi
nafas sebelum sebesar 23,90, dan sesudah 19,94, didapat perbedaan rata-rata diantaranya keduanya
sebesar 3,96 kali, di dapat nilai Z sebesar -6,199 dengan nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,00.
Kesimpulannya frekuensi nafas sebelum dan sesudah latihan pursed lips breathing pada pasien dengan
serangan asma di poli dalam Rumah Sakit Umum Kota Bandung berbeda secara signifikan.

Kata kunci: asma; pursed lips breathing

DIFFERENCES BREATH FREQUENCY BEFORE AND AFTER PURSED LIP


BREATHING EXERCISES ON PATIENTS WITH ASMA ATTACKS

ABSTRACT
Asthma is a disease characterized by recurrent and reversible airway obstruction. Based on data
obtained from the General Hospital of Bandung City, it was found that 245 people visited the
pulmonary clinic from January to December with asthma attacks. This study aims to distinguish the
frequency of breaths before and after the Pursed Lips Breathing exercise in patients with asthma
attacks in the General Hospital of Bandung City. This type of research is a Quasi-experimental study,
namely the Non Equivalent Control Group. The study population was 106, using purposive sampling
data collection method, in order to obtain 51 respondents. The instrument in this study used SOP for
the Pursed Lips Breathing Exercise. The results showed that the data before and after the Sig value
was obtained. each of 0.394 and 0.012 with the test criteria that the Sig. greater than or equal to the
alpha value = 0.05 (5%) data are normally distributed. The frequency of breaths before and after
pursed lips breathing exercise, it was found that the average value of the frequency of breaths before
was 23.90, and after 19.94, it was found that the average difference between the two was 3.96 times,
where the Z value was -6.199 with a significance value (Sig) of 0.00. In conclusion, the frequency of
breaths before and after pursed lips breathing in patients with asthma attacks in the General Hospital
of Bandung City differed significantly.

Keywords: asthma; pursed lips breathing

115
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 121 - 128, November 2019
Global Health Science Group

116
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 121 - 128, November 2019
Global Health Science Group

PENDAHULUAN pernapasan. Terapi pernapasan


Asma merupakan suatu penyakit yang bertujuan untuk melatih cara bernapas
ditandai dengan obstruksi jalan nafas yang benar, melenturkan dan
yang bersifat kambuh berulang dan memperkuat otot pernapasan, melatih
reversible. Serangan asma bronchial ekspektorasi yang efektif,
dapat berupa sesak nafas ekspiratori meningkatkan sirkulasi, mempercepat
yang paroksimal berulang – ulang dan mempertahankan pengontrolan
dengan mengi atau wheezing dan batuk asma yang ditandai dengan penurunan
yang disebabkan oleh konstriksi atau gejala dan meningkatkan kualitas hidup
spasme otot bronkus, inflamasi mukosa bagi penderitanya. Pada penderita asma
bronkus dan produksi lendir kental terapi pernapasan selain ditujukan untuk
berlebihan. Bronkus penderita asma memperbaiki fungsi alat pernapasan,
sangat peka terhadap rangsangan juga bertujuan melatih penderita untuk
imunologi maupun non imunologi. dapat mengatur pernapasan pada saat
Serangan asma mudah terjadi akibat terasa akan datang serangan, ataupun
berbagai pemicu, baik fisik, metabolic, sewaktu serangan asma (Nugroho,
kimia, allergen, infeksi dan sebagainya. 2006).
Oleh karena itu penyebab asma sangat
kompleks dan multifaktorial (Masriadi, Salah satu bentuk terapi pernapasan
2016). yang dapat diberikan kepada pasien
asma adalah latihan Pursed Lips
Gejala asma dapat mengalami Breathing (PLB). Pursed Lips
komplikasi sehingga menurunkan Breathing merupakan suatu teknik
produktifitas kerja dan kualitas hidup pernapasan, dimana proses ekspirasi
(GINA, 2012). Pada penderita asma dilakukan dengan menahan udara yang
eksaserbasi akut dapat saja terjadi dikeluarkan melalui pengerutan bibir
sewaktu-waktu, yang berlangsung dengan tujuan untuk melambatkan
dalam beberapa menit hingga hitungan proses ekspirasi. Membuat bibir
jam. Semakin sering serangan asma mengerucut seolah-olah meniup lilin,
terjadi maka akibatnya akan semakin menimbulkan perlawanan melalui
fatal sehingga mempengaruhi aktivitas saluran udara yang memungkinkan
penting seperti kehadiran di sekolah, pengosongan paru-paru secara
pemilihan pekerjaan yang dapat sempurna kemudian menggantikannya
dilakukan, aktivitas fisik dan aspek dengan udara baru dan segar. Pursed
kehidupan lain. Gejala asma dapat Lips Breathing memungkinkan
dikendalikan dengan pengelolaan yang terjadinya pertukaran udara secara
dilakukan secara lengkap, tidak hanya menyeluruh di paru-paru dan
dengan pemberian terapi farmakologis memudahkan untuk bernapas,
tetapi juga menggunakan terapi memberikan paru-paru tekanan kecil
nonfarmakologis yaitu dengan cara kembali, dan menjaga saluran udara
melatih latihan pernapasan agar dapat terbuka untuk waktu yang cukup lama
mengurangi keparahan gejala asma sehingga dapat memeperlancar proses
yang dialami ketika terjadi serangan. oksigenasi di dalam tubuh. Oksigenasi
(Wong, 2008). yang lancar dapat menurunkan kejadian
hiperventilasi dan hipoksia pada
Terapi non farmakologis yang penderita asma (Pursed Lips Breathing)
umumnya digunakan untuk pengelolaan (Andri, 2014).
asma adalah dengan melakukan terapi

117
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 121 - 128, November 2019
Global Health Science Group

Pursed Lips Breathing merupakan penderita penyakit asma tersebut tidak


terapi pernapasan yang dapat mengetahui tentang latihan Pursed Lips
mengurangi obstruksi pernapasan pada Breathing.
pasien asma. Menurut (Visser, 2011)
bahwa Pursed Lips Breathing dapat Penelitian ini juga didukung oleh artikel
meningkatkan tekanan intrabronkial yang dikemukakan oleh Fregonezi,
selama proses ekspirasi dan G.A. de F, et al (2004), mengatakan
mengakibatkan peningkatan diameter bahwa pursed lips breathing ini
bronkial sehingga aliran inspirasi dan memiliki banyak manfaat sebagai salah
ekspirasi menjadi lebih efisien. Tekanan satu fisioterapi, seperti untuk pasien
positif intrabronkial mencegah kolaps dengan PPOK, asma, gangguan
pada bronki saat ekspirasi sehingga neuromuskular, atau pun pada pasien
gejala asma seperti sesak napas, batuk, yang mengalami gangguan respirasi
mengi dan rasa tertekan di dada dapat lainya seperti asma. Sedangkan
diminimalisir. penelitian menurut (Dechman &
Wilson, 2004) dalam studi Evidence
Berdasarkan data yang diperoleh dari Underlying Breathing Retraining In
Rumah Sakit Umum Kota Bandung People With Stable Chronic Obstruktive
bahwa di dapatkan data ada 245 orang Pulmonarary Disease menyatakan
yang berkunjung kepoli paru dari bulan bahwa Pursed Lip Breathing dapat
Januari sampai dengan Desember menurunkan frekuensi nafas, tekanan
dengan serangan penyakit asma. Hasil resistive, mengurangi penyempitan
studi pendahuluan yang dilakukan jalan nafas selama ekspirasi dan
dipoli paru melalui wawancara kepada mengurangi dispnea.
perawat dinyatakan belum menerapkan
Pursed Lips Breathing pada pasien METODE
asma. Tindakan umum yang biasanya Jenis penelitian ini adalah Quasi
dilakukan tindakan nebulizer atau eksperiment atau eksperimen semu
pemberian obat bronkodilator. Hasil dengan pendekatan Non Equivalent
wawancara yang dilakukan pada 6 Control Group. Populasi dalam
orang penderita asma didapatkan bahwa penelitian ini adalah 106 orang pasien
semua pasien memiliki riwayat asma asma yang berkunjung ke Poli Dalam
pada keluarganya dan gejalanya seperti Paru pada bulan Januari sampai dengan
timbul batuk - batuk pada pagi hari, Desember 2018. Jumlah populasi
siang hari, dan malam hari,sesak penelitian yang cukup besar yaitu
napas/susah bernapas, bunyi saat dengan jumlah sebanyak 106 orang,
bernapas (whezzing) rasa tertekan di maka menentukan sampel dalam
dada, dan gangguan tidur karena batuk penelitian ini menggunakan rumus
atau sesak napas/susah bernapas. Pasien slovin didapatkan 51 orang sebagai
asma juga mengatakan jika asmanya itu sampel dlm peneltian ini.
kambuh dirumah, pasien hanya
beristirahat atau minum obat dan ada Metode yang digunakan saat melakukan
juga pasien yang mengatakan jika pengambilan sampel dalam penelitian
asmanya itu kambuh pasien langsung ini adalah pengambilan sampel dengan
mendatangi pelayanan kesehatan seperti sampling purposive dengan kriteria
rumah sakit. Dan rasa sesaknya itu inklusi adalah: Pasien dengan serangan
disebabkan oleh faktor pencetus seperti asma dipoli paru, Pasien yang menjalani
debu, perubahan cuaca. Keenam obat – obatan asma, Pasien yang tidak

118
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 121 - 128, November 2019
Global Health Science Group

memiliki penyakit gangguan jantung, berjenis kelamin perempuan, responden


gangguan neurologic (stroke) dan saraf yang berpendidikan SD 19 (37%), dan
perifer lain. Kriteria eksklusi adalah: responden yang bekerja 27 (53%).
Pasien yang tidak lagi serangan asma
(pasien kontrol), Pasien tidak mengikuti
terapi yang telah diprogramkan secara Tabel 2 dapat dilihat dari nilai uji
penuh dan mengundurkan diri normalitas frekuensi napas sebelum
dengan nilai mean 23,90, sedangkan
HASIL normalitas frekuensi sesudah dengan
Tabel 1 diperoleh informasi bahwa dari nilai mean 19,94, dengan kriteria uji
51 responden yang diteliti berdasarkan bahwa nilai sig lebih besar atau sama
frekuensi nafas sebelum dan sesudah dengan nilai alpa = 0,05% data
latihan pursed lips breathing pada berdistribusi normal. Tabel 3 diperoleh
pasien dengan serangan asma di dalam rata – rata frekuensi napas sebelum
RSU Kota Bandung, lebih dari 23,90 kali, dan sesudah didapat nilai
setengahnya yaitu 28 orang (55 %) rata – rata 19,94 kali dengan sig. 0.00.

Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin, Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan
Jenis Kelamin f %
Laki - laki 23 45
Perempuan 28 55
Pendidikan
SD 19 37
SMP 13 25
SMA 12 24
PT 7 14
Pekerjaan
Tidak Bekerja 24 47
Bekerja 27 53

Tabel 2.
Hasil Uji Normalitas Frekuensi Napas Sebelum dan Sesudah Latihan Pursed Lips
Breathing pada Pasien Serangan Asma (n=51)
Keterangan N Rata – rata
Frekuensi napas sebelum 51 23,9
Frekuensi napas sesudah 51 19,94

Tabel 3.
Nilai Rata-rata Frekuensi Napas Sebelum dan Sesudah Latihan Pursed Lips Breathing
pada Pasien Serangan Asma
Keterangan min max Rata-rata Simp. Baku Z Sig Mean Diff.
Frekuensi 20 28 23,90 1,95
napas sebelum
-6.199 0.000 3,96
Frekuensi 19,94 1,26
22 16
napas sebelum

119
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 121 - 128, November 2019
Global Health Science Group

PEMBAHASAN efektif berkurang dengan rata – rata skor


Frekuensi Napas Sebelum Latihan pola pernapasan adalah 19,94 setelah
Pursed Lips Breathing pada Pasien diberikan pelakuan. Karena setelah
Dengan Serangan Asma diberikan latihan pursed lip breathing
Hasil data diperoleh dari pola selama 1 kali selama 15 menit, pasien
pernapasan pasien asma dapat diketahui asma mengalami perbaikan pola
bahwa responden sebelum melakukan pernapasan, karena latihan pursed lips
pursed lips breathing 100 % mengalami breathing ini dapat meningkatkan
pola pernapasan tidak efektif. Didapat pengeluaran karbondioksi dan dapat juga
nilai rata-rata frekuensi napas sebelum meningkatkan jumlah oksigen didalam
23,90 dengan nilai sig. lebih besar dari darah, pursed lip breathing terjadi
0.05 maka distribusi bernilai normal peningkatan tekanan pada rongga mulut,
dipoli dalam RSU Kota Bandung, kemudian tekanan ini akan diteruskan
dikarenakan terjadi asisosis respiratorik melalui cabang-cabang bronkus sehingga
yang disebabkan oleh terperangkapnya dapat mencegah air trapping dan kolaps
udara (air trapping) yang meningkatkan saluran napas kecil pada waktu ekspirasi.
kadar karbondioksida didalam darah. dan Ekspirasi yang panjang saat bernafas
gejala asmanya seperti timbul batuk - Pursed Lip Breathing juga akan
batuk pada pagi hari, siang hari, dan menyebabkan obstruksi jalan nafas
malam hari,sesak napas/susah bernapas, dihilangkan sehingga resistensi
bunyi saat bernapas (whezzing) rasa pernafasan menurun. Penurunan
tertekan di dada, dan gangguan tidur resistensi pernafasan akan memperlancar
karena batuk atau sesak napas/susah udara yang dihirup dan dihembuskan
bernapas. Selain itu juga responden sehingga akan mengurangi sesak nafas.
mengatakaan asmanya itu diturunkan
oleh faktor keluarga, alergi (debu, bulu Perbedaan Frekuensi Napas Sebelum
binatang, serbuk bunga, spora jamur, dan Sesudah Latihan Pursed Lips
bakteri dan polusi, obat – obatan, Breathing pada Pasien Dengan
perhiasan, logam). Serangan Asma
Data yang diperoleh dari 51 responden
Penderita asma merupakan gangguan yang diteliti terkait dengan frekuensi
radang kronik saluran napas. Saluran nafas sebelum dan sesudah latihan
napas yang mengalami radang kronik pursed lips breathing pada pasien
bersifat hiperresponsif sehingga apabila dengan serangan asma dipoli dalam RSU
terangsang oleh factor risiko tertentu, Kota Bandung, di dapati nilai rata-rata
jalan napas menjadi tersumbat dan aliran frekuensi nafas sebelum sebesar 23,90
udara terhambat karena konstriksi kali dengan simpangan baku sebesar
bronkus, sumbatan mukus, 1,95 kali. Sedangkan rata-rata frekuensi
dan meningkatnya proses radang nafas sesudah sebesar 19,94 kali dengan
(Almazini, 2012). simpangan baku sebesar 1,26 kali.
Hasil rata-rata frekuensi nafas sebelum
Frekuensi Napas Sesudah Latihan dan sesudah tersebut didapat perbedaan
Pursed Lips Breathing pada Pasien rata-rata diantaranya keduanya sebesar
Dengan Serangan Asma 3,96 kali di dapat nilai Z sebesar -6,199
Sedangkan setelah dilakukan latihan dengan nilai signifikansi (Sig) sebesar
pursed lip breathing pada pasien dengan 0,00. Karena nilai Z hitung lebih kecil
serangan asma dipoli dalam RSU Kota dari Z tabel = -1,96 dan sig. lebih kecil
Bandung pola pernapasan yang tidak dari 0,05 maka pada tingkat kekeliruan

120
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 121 - 128, November 2019
Global Health Science Group

5% diputuskan untuk menolak H0, yang dapat terjadi pada pasien dengan
artinya rata-rata frekuensi nafas sebelum asma seperti sesak napas yang sering
dan sesudah latihan pursed lips dikeluhkan dan menjadi alasan pasien
breathing pada pasien dengan serangan dirawat di rumah sakit, serta menjadi
asma dipoli dalam RSU Kota Bandung salah satu indikator keberhasilan
berbeda secara signifikan. Hasil ini penatalaksaan pada pasien asma. Latihan
menunjukkan bahwa pemberian pursed pernapasan ini mudah dilakukan sendiri
lip breathing berpengaruh secara dimanapun oleh penderita asma, tidak
signifikan terhadap perubahan pola ada gerakan yang sulit atau berat, tidak
pernapasan. membutuhkan biaya dan tidak memiliki
efek samping seperti pada pemakaian
Latihan pernapasan dengan pursed lips obat-obatan. Latihan pernapasan dengan
breathing tidak hanya membantu pursed lips breathing ini dapat dilakukan
memperbaiki keadaan sesak napas, 5 menit atau lebih (smeltzer & Barre,
namun juga dapat membantu seseorang 2013).
meningkatkan arus puncak ekspirasi,
mengurangi frekuensi serangan PPOK, Penelitian ini didukung oleh, hasil
menurunkan tingkat nyeri, menurunkan penelitian (Dechman & Wilson, 2004)
tekanan darah dan juga memberikan dalam studi Evidence Underlying
perasaan yang lebih nyaman dan tenang Breathing Retraining In People With
serta dapat memperlambat pola Stable Chronic Obstruktive Pulmonarary
pernapasan saat melakukan latihan. Disease menyatakan bahwa Pursed Lip
Beberapa gejala mungkin terjadi pada Breathing dapat menurunkan frekuensi
pasien yang mengalami asma seperti nafas, tekanan resistive, mengurangi
batuk - batuk pada pagi hari, siang hari, penyempitan jalan nafas selama
dan malam hari,sesak napas/susah ekspirasi dan mengurangi dispnea.
bernapas, bunyi saat bernapas
(whezzing) rasa tertekan di dada, dan SIMPULAN
gangguan tidur karena batuk. Maka dari Frekuensi napas sebelum latihan pursed
itu asma perlu mendapat penanganan lips breathing pada pasien dengan
secara baik sejak dini sebelum terjadi serangan asma didapat rata-rata nilai
peningkatan kerusakan paru – paru lebih pola pernapasan adalah 23,90 yang
lanjut. berdistribusi normal. Frekuensi napas
sesudah latihan pursed lips breathing
Melakukan latihan pursed lips breathing pada pasien dengan serangan asma
membantu menginduksi pola pernapasan didapat pola pernapasan dengan rata –
lambat, memperbaiki transport oksigen, rata nilai pola pernapasan adalah 19,94
membantu pasien mengontrol berdistribusi normal.
pernapasan dan juga melatih otot
respirasi, dapat juga meningkatkan Perbedaan frekuensi napas sebelum dan
pengeluaran karbondioksida yang sesudah latihan pursed lips breathing
disebabkan oleh terperangkapnya pada pasien dengan serangan asma
karbondioksida karena alveoli menunjukkan bahwa pemberian latihan
kehilangan elastistitas, sehingga pursed lip breathing berpengaruh secara
pertukaran gas tidak dapat dilakukan signifikan terhadap perubahan pola
dengan maksimal dan meningkatkan pernapasan didapat perbedaan rata-rata
ruang rugi di paru-paru, serta membantu diantaranya keduanya sebesar 3,96
mengurangi gejala-gejala atau serangan dengan nilai sig. 0,00 kali.

121
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 121 - 128, November 2019
Global Health Science Group

Disease.
DAFTAR PUSTAKA http://ptjournal.apta.org/content/8
Aini, F. (2008). Pengaruh Breathing 4/12/1189.short.
Retraining terhadap Peningkatan
Fungsi Ventilasi Paru pada Fiddaroin. (2015). Pengaruh Pursed Lips
Asuhan Keperawatan Pasien Brathing terhadap Tingkat Kontrol
PPOK [serial online]. Asma pada Pasien Asma Di Balai
http://www.jki.ui.ac.id/index.php/j Kesehatan Paru Masyarakat.
ki/article/viewFile/196/pdf_61. http://repository.unissula.ac.id.pdf
.
Astuti, L. W. (2014). Pengaruh Pursed
Lips Breathing Terhadap Pola GINA (Global Initiative for Asthma)
Pernapasa Pada Pasien Dengan (2006). Pocket Guide for Asthma
Emfisema Di Rumah Sakit Paru Management and Prevension In
Dr. Ario Wirawan Salatiga. Children. www. Dimuat dalam
http://perpusnwu.web.id/karyailmi www.Ginaasthma.org.
ah/documents/3837.pdf.
Khazanah, S. (2014). Efektifitas Posisi
Andri. (2014). Pengaruh Latihan Pursed Condong Ke Depan (Ckd) Dan
Lip Breathing (PBL) terhadap Pursed Lips Breathing (Plb)
Penurunan Gejala Asma pada Terhadap Peningkatan Saturasi
Pasien Asma Persisten Ringan dan Oksigen Pasien Penyakit Paru
Sedang di Wilayah Kerja Obstruktif Kronik (PPOK).
Puskesmas Pauh Padang. http://jurnal.unimus.ac.id/index.p
Respository.unand.ac.id. hp/psn12012010/article/download
/1200/1253.
Almazini, P. (2012). Bronchial
Thermoplasty Pilihan Terapi Baru Laksana. (2016). Faktor – faktor yang
untuk Asma Berat.Jakrta: Fakultas Berpengaruh pada Timbulnya
Kedokteran Universitas Indonesia Kejadian Sesak Napas Penderita
Asma Bronkial.
Arikuanto, S. (2010). Prosedur http://jukeunila.com.pdf.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Mawarni. (2015). Profil pasien Asma di
Atmoko. (2011). Prevalens Asma Tidak Puskesmas Ciputat tengerang
Terkontrol dan Faktor-Faktor Selatan. repository.uinjkt.ac.id.
yang Berhubungan dengan
Tingkat Kontrol Asma di NANDA. (2015). Asuhan Keperawatan
Poliklinik Asma Rumah Sakit Berdasarkan Diagnosa Medis.
Persahabatan, Jakarta. Edisi 1. Jogjakarta
jurnalrespirologi.org.
Nursalam (2013). Metologi Penelitian
Dr. H. Masriadi. (2016). Epidemiologi Ilmu Keperawatan. Edisi 3.
Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Jakarta: Salemba Medika
CV. Trans Info Media
Nugroho S, (2006). Terapi pernapasan
Dechman & Wilson. (2004) dalam studi pada penderita asma. Yogyakarta :
Evidence Underlying Breathing Fakultas ilmu keolahragaan
Retraining In People With Stable universitas negri yogyakarta
Chronic Obstruktive Pulmonarary

122
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 121 - 128, November 2019
Global Health Science Group

Natalia, (2007). Efektivitas latihan


Pursed Lips Breathing dan tiup
balon terhadap peningkatan Arus
Puncak Ekspirasi (APE) pada
pasien asma bronkial rawat inap di
RSUD Banyumas.
http://digilib.stikesmuhgombong.a
c.id/files/disk1/28/jtstikesmuhgo-
gdl dewinatali-1372-2-hal.52--
8.pdf.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010).
Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Edisi 7. Singapore :
Selemba Medika
Prima. (2012). Bronchial Thermoplasty
Pilihan Terapi Baru untuk Asma
Berat. www.kalbemed.com.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2007).
Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Volume 1. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan
Riset Keperawatan. Jogjakarta:
Graha Ilmu.
Purnomo. (2008). Faktor – faktor
Resiko yang Berpengaruh
terhadap kejadian Asma Bronkial
pada Anak.
http://eprints.undip.ac.id.pdf.
Widiyani, CTC. (2015). Pengaruh
Pursed Lips Breathing Exercise
terhadap Arus Puncak Ekspirasi
(APE) pada pasien Bronkitis
Kronis Di Poli Spesialis Paru.
http://repository.Unej.ac.id

123

Anda mungkin juga menyukai