Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2086-8510

PENGARUH INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN TERHADAP


PENDERITA ASMA BRONCHIALE
Didik Purnomo*, Akhmad Alfajri Amin**, Suci Amanati***

Dosen Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang

ABSTRAK

Asma Bronchial adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas
terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan dan peyempitan yang bersifat sementara. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Infra Red dan terapi latihan terhadap penderita asma
bronchial di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga. Terapi latihan yang diberikan diantaranya breathing exercise dengan
jenis purse lips brething, postural drainage, tappotement dan batuk efektif. Terapi yang diberikan kepada responden
dilakukan 6 (enam) kali terapi selama 10-20 menit. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperiment dengan
rancangan penelitian yang digunakan adalah The One Group Pre and Post Test Design. Sampel sebanyak 8 pasien.
Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan sesak nafas dengan skala Borg. Hasil penelitian menunjukkan
menunjukkan thitung = 3,813 dengan Sig. = 0,007 (<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti skala
sesak nafas sebelum dan sesudah penggunaan Infra Red dan terapi latihan tidak sama, yang artinya penggunaan
Infra Red dan terapi latihan memberikan pengaruh terhadap skala sesak nafas. Pengaruh ini berupa kenaikan skala
Borg normal dan amat sangat ringan; dan turunnya skala Borg ringan dan sedang.

Kata Kunci : Infra Red, terapi latihan, asma bronchiale

ABSTRACT

Bronchial asthma is inflammatory disease of the respiratory tract, a situation which is characterized by
bronchial hypperreactivity and respiratory obstruction. This research aims to know the influence of the use of Infra-
Red therapy and exercises on bronchial asthma sufferers in RSP Dr.ArioWirawan,Salatiga. The given
therapeuticexercise including; breathing exercise with the purse lips breathing, postural drainage, tappotement and
cough effectively. The therapy given to the respondents was conducted 6 (six) times therapy for 10-20 minutes. This
research was a quasi experiment with one group Pre and Post Test Design. The sample was 8 patients. The
collection of data obtained from the examination of shortness of breath with the Borg scale. The results showed that t
test = 3.813 with Sig. = 0.007 (< 0.05), Ho was rejectedand Ha was accepted. It means that the scale of shortness of
breath before and after the use of Infra-Red and therapeutic exercises were not the same, which means the use of
an Infra-Red therapy and exercises giving effect on the scale of shortness of breath. The influence was a rising of
Borg normal scaleand the most lightweight; and the decrease of Borg scale was light and medium.

Keywords: Infra Red, therapeutic exercise, asthma bronchiale

A. PENDAHULUAN dunia menderita asma. Pravelensi asma tertinggi di


Asma Bronchial adalah suatu keadaan dimana seluruh dunia ditemukan di Britania Raya dan bekas
saluran napas mengalami penyempitan karena koloninya. Rata-rata lebih dari 1 dan 15 penduduk di
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang Britania Raya menderita asma. Di Amerika Serikat
menyebabkan peradangan dan peyempitan yang tercatat sekitar 2 juta penderita asma yang mengunjungi
bersifat sementara. Asma merupakan penyakit paru Unit Gawat Darurat setiap tahunnya, dan sekitar
yang tidak menular, dengan gejala berupa serangan 500.000 penderita asma yang harus menjalani rawat
sesak, “mengi” (napas berbunyi “ngik-ngik”), dan batuk inap, dan sebagai peringkat ketiga penyebab rawat inap.
berulang. Serangan dapat berlangsung hanya selama Di satu sisi, dunia kedokteran dan farmasi telah
beberapa menit, jam, hari, atau sampai beberapa mencapai kemajuan yang sangat signifikan dalam
minggu. Asma bronchial adalah salah satu penyakit pemahaman mengenai asma sebagai penyakit. Namun
kronik dengan pasien terbanyak di dunia (Junaidi, ironisnya, dari sisi lain, meski berjuta-juta dollar telah
2010). dikeluarkan untuk berbagai studi dan riset mengenai
Global In i t i ative for Asthma ( GINA) asma, nyatanya jumlah penderita baru asma di seluruh
memperkirakan bahwa hampir 300 juta orang di seluruh dunia terus meningkat dari

Pengaruh Infra Red dan .... (Didik Purnomo, Akhmad Alfajri Amin, Suci Amanati) 23
tahun ke tahun. Penyakit asma sudah lama diketahui, Postural drainage yaitu memposisikan pasien
namun saat ini pengobatan atau terapi yang diberikan sedemikian rupa sehingga dengan pengaruh gravitasi,
hanya untuk mengendalikan gejala (Sundaru, 2008). cairan atau lendir dapat mengalir ke lobus utama. Jadi
Pada kasus asma bronchial dimana gejala dalam posisi tersebut, lobus yang akan didrainane akan
tersebut berkaitan dengan produksi mucus pada diposisikan lebih tinggi dari bronkus utama yang tentu
trakheobronchiale yang berlebihan sehingga cukup saja perlu disesuaikan dengan arah-arah bronchial tree
untuk menimbulkan batuk. Pada kasus ini yang untuk mendapatkan hasil yang optimal (Gunardi, 2007).
menderita asma akan kesulitan dalam mengeluarkan Tapotement adalah gerakan menepuk atau
dahak (Irfan, 2010). Berdasarkan sudut pandang memukul dan bersifat merangsang jaringan otot,
fisioterapi, pasien asma bronchial menimbulkan dilakukan dengan kedua tangan bergantian. Untuk
berbagai problematik yaitu impairment berupa adanya memperoleh hentakan yang ringan, tidak sakit pada
sesak napas, kesulitan mengeluarkan sputum, dan klien tapi merangsang sesuai dengan tujuannya, maka
fungsional limitation meliputi gangguan aktivitas sehari- diperlukan fleksibilitas pergelangan tangan (Doyle,
hari, dapat terhambat bila tidak segera dilakukan 2014). Batuk efektif adalah suatu gerakan reflek untuk
fisioterapi. Dari problematik yang ditimbulkan oleh asma mengeluarkan benda asing atau secret dari dalam
bronchial, fisioterapi memberikan modalitas yaitu Infra saluran pernapasan. Latihan batuk harus dilakukan
Red yang dapat mengurangi spasme otot pernapasan, dengan benar, yaitu dengan pengembangan daerah
sehingga otot-otot akan menjadi rileks dan terapi latihan perut dan pinggang secara perlahan-lahan yang
berupa breathing exercise dengan jenis purse lips bertujuan untuk pengisian udara pada daerah
brething, postural drainage, tappotement, dan batuk bronkiolus tanpa menyebabkan sekresi tersebut
efektif yang dapat membantu mengeluarkan sputum. terbawa masuk lebih dalam pada saluran
Infra Red adalah pancaran gelombang bronkhiolus (Katiyo, 2000).
elektromagnetik dengan panjang gelombang 7700-4 juta Terapi yang diberikan kepada responden
?, letak di antara sinar merah dan hertzain yang dilakukan 6 (enam) kali terapi selama 10-20 menit.
memberikan efek fisiologis dan efek terapeutik pada Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperiment
area yang sakit (Sujatno et al, 2003). Rianto (2011) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah
menyatakan bahwa ada pengaruh Infra Red dengan The One Group Pre and Post Test Design.
latihan nafas dan senam asma terhadap pengurangan Populasi penelitian ini adalah pasien penderita
frekuensi kekambuhan sesak nafas pada penyandang asma bronchial rawat inap. Sampel penelitian ini
asma dan tidak ada beda pengaruh di antara keduanya menggunakan seluruh populasi, yaitu sebanyak 8
terhadap pengurangan frekuensi kekambuhan sesak (delapan) pasien. Pada sampel diberikan tindakan
nafas pada penyandang asma. fisioterapi dengan modalitas infra red dan terapi latihan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka (breathing exercise dengan jenis purse lips brething,
peneliti mengambil rumusan masalah berupa postural drainage, tappotement, dan batuk efektif).
bagaimana pengaruh Infra Red dan terapi latihan Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan
terhadap penderita asma bronchial di RSPdr. Ario sesak nafas dengan skala Borg. Skala Borg adalah
Wirawan Salatiga. skala yang berupa garis vertikal yang diberi nilai 0-10.
Setiap nilai memiliki definisi verbal untuk membantu
B. METODE PENELITIAN penderita menderajatkan intensitas sesak dari derajat
Penelitian ini dilakukan pada RSP dr. Ario ringan sampai berat.
Wirawan Salatiga pada bulan Februari tahun 2014. Nilai tiap deskripsi verbal tersebut dibuat skor
Tindakan terapi yang dilakukan pada kasus Asma sehingga aktivitas dan derajat sesak dapat dibandingkan
Bronchial berupa terapi latihan diantaranya breathing antar individu. Skala ini memiliki reproduktifitas yang
exercise dengan jenis purse lips brething, postural baik pada individu yang sehat dan dapat diterapkan
drainage, tappotement dan batuk efektif yang dapat untuk menentukan dyspnea pada penderita
membantu mengeluarkan sputum; dan penggunaan penyakit kardiopulmoner serta untuk parameter
Infra Red. statistik.
Breathing exercise dengan jenis purse lips Analisa data berupa deskriptif kuantitatif, yaitu
brething, latihan ini meliputi latihan pernafasan dada menjelaskan data kualitatif dan data kuantitatif. Data
atas, tengah, bawah dan pernafasan perut yaitu dengan kuantitif didapat dari uji t untuk membuktikan adanya
cara menarik nafas melalui hidung dan pengaruh tiap-tiap variabel. Variabel terikat berupa
menghembuskannya melalui mulut. Latihan ini bertujuan terapi latihan (breathing exercise dengan jenis purse lips
untuk memperbaiki ventilasi udara, memelihara brething, postural drainage, tappotement, dan batuk
elastisitas jaringan paru-paru dan memelihara ekspansi efektif), sedangkan variabel bebas berupa pemeriksaan
thorak agar tidak menimbulkan kecacatan lebih lanjut sesak napas dan adanya sputum.
(Hikmah, 2000).

24 Pengaruh Infra Red


dan .... (Didik Purnomo, Akhmad Alfajri Amin, Suci
Amanati)
ISSN 2086-8510

C. HASILDAN PEMBAHASAN
Pemeriksaan sesak napas dengan skala Borg
pada kasus asma bronchial sebelum dilakukan terapi
dengan sampel 8 orang ditunjukkan pada Tabel 1.

Penelitian yang dilakukan pada penderita Asma


Bronchial di RSP dr. Ario Wirawan Salatiga pada bulan Berdasarkan Tabel 2, didapatkan taraf signifikan > 0,05
Februari tahun 2014, dengan 8 orang sampel, diberikan yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini
terapi latihan untuk mengatasi problematik berupa menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Karena
adanya sesak nafas. Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 3 data berdistribusi normal, maka uji selanjutnya adalah uji
dapat dilihat adanya penurunan sesak napas setelah t sampel berpasangan.
dilakukan terapi selama 6 kali terapi latihan dengan
terapi latihan yaitu breathing exercise dengan jenis
purse lips brething. Hal ini juga dapat dilihat pada Tabel
3 yang ditunjukkan pada rata-rata sebelum terapi dan
sesudah terapi.

Pengaruh Infra Red dan .... (Didik Purnomo, Akhmad Alfajri Amin, Suci Amanati) 25
ISSN 2086-8510
Tabel 5 menunjukkan thitung = 3,813 dengan Sig. sehingga akan menambah pengembangan sangkar
= 0,007 (<0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal thorax dan dapat meningkatkan volume paru.
ini berarti skala sesak nafas sebelum dan sesudah
penggunaan Infra Red dan terapi latihan tidak sama, A. SIMPULAN DAN SARAN
yang artinya penggunaan Infra Red dan terapi latihan Berdasarkan hasil analisis data dan
memberikan pengaruh terhadap skala sesak nafas. pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
Naiknya jumlah pasien di skala normal sampai a. Ada perbedaan yang signifikan sebelum dan
sedang berkaitan dengan modalitas Infra Red yang sesudah dilakukan terapi dengan modalitas Infra
dapat mengurangi spasme otot pernapasan, sehingga red dan terapi latihan (breathing exercise dengan
otot-otot akan menjadi rileks dan terapi latihan berupa jenis purse lips brething, postural drainage,
breathing exercise dengan jenis purse lips brething, tappotement, dan batuk efektif).
postural drainage, tappotement, dan batuk efektif yang b. Adanya pengaruh positif berupa kenaikan skala
dapat membantu mengeluarkan sputum. Borg normal dan amat sangat ringan dan
Penyinaran dengan menggunakan Infra Red turunnya skala Borg ringan dan sedang.
dapat mengurangi rasa sakit/nyeri dan kekakuan pada Berdasarkan simpulan penelitian, disarankan
otot. Adanya kekakuan otot-otot pernapasan dapat perlunya pengembangan penelitian yang berkaitan
berkurang dengan pemberian Infra Red. Sinar Infra Red dengan pengaruh Infra Red dan terapi latihan pada
dapat memberikan efek termal pada daerah yang asma bronchial.
disinari sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
darah. Vasodilatasi pembuluh darah meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
pasokan darah sehingga sisa-sisa hasil metabolisme Citra, A. dan Swardana. (2012). Batuk Efektif dan
akan terangkut, selanjutnya otot-otot akan menjadi rileks Melatih Nafas Dalam. Aceh: Poltekes Kemenkes
dan spasme otot berkurang (Putra, 2005). Aceh.
Sesak napas selain karena adanya Doyle, G. (2014). The Procedures for Sports Massage.
penumpukan sputum pada lobus baru juga [ O n l i n e ] . T e r s e d i a d i :
mengakibatkan tidak efektifnya pernapasan. Sputum http://www.timetorun.com/massage/Procedures.h
yang sulit dikeluarkan dapat dikurangi dengan diberikan tm. Diakses 29 November 2012
postural drainage, tapotement dan latihan batuk efektif. Gunardi, S. (2007). Anatomi Sistem Pernapasan.
Postural drainage dan tapotement yang bertujuan untuk Jakarta: EGC.
mengeluarkan mukus dari segmen paru dengan bantuan Hikmah, N. (2000). Penatalaksanaan Fisioterapi pada
gravitasi dan melepaskan sputum dari dinding paru- AnakAsma. Semarang: TITAFI XV.
paru, ditambah dengan latihan batuk efektif yang Irfan, M. (2010). Fisioterapi pada Insan Stroke.
bertujuan untuk merangsang dan mengeluarkan sputum Yogyakarta: Graha Ilmu.
dari jalan napas. Teknik batuk efektif yang menekankan Joanne, W. (2010). Cardiopulmonary Physical therapy.
inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi dengan London: W.B. Sander Company.
merangsang terbukanya sistem kolateral, meningkatkan Katiyo, S. (2000). Penatalaksanaan PPOK pada Orang
distribusi ventilasi, meningkatkan volume paru, dan Dewasa. Semarang: TITAFI XV.
memfasilitasi pembersihan saluran napas sehingga Putra, H. L. (2005). Latihan Rekondisi pada penderita
sputum yang tertimbun dengan latihan batuk efektif akan PPOK dalam Pelatihan Tim Rehabilitasi Medik
berkurang (Citra dan Swardana, 2012). Kardiovaskuler. Bandung: FK UNAIR.
Latihan pernapasan bertujuan untuk Rianto, N. R.(2011). Pengaruh Infra Merah dengan
memperbaiki ventilasi udara, memeihara elastisitas Latihan Nafas dan Senam Asma Terhadap
jaringan paru-paru dan memelihara ekspansi thorak Pengurangan Frekuensi Kekambuhan Sesak
agar tidak menimbulkan kecacatan lebih lanjut. Ekspansi Nafas pada Penderita Asma. (Skripsi). Jurusan
thorax yang menurun dapat ditingkatkan dengan latihan Fisioterapi D-IV, Fakultas Ilmu Kesehatan,
mobilisasi sangkar thorax yang digabung dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta,
diberikan latihan pernapasan. Dengan latihan gerakan Surakarta. [ O n l i n e ] . T e r s e d i
pada trunk dan anggota gerak atas yang digabungkan a d i :http://eprints.ums.ac.id/
dengan latihan pernapasan maka secara otomatis otot- 1 6 0 1 9 / 1 / HALAMAN_DEPAN_NEW.pdf.
otot pernapasan yang mengalami ketegangan akan Diakses 24 November 2012.
menjadi lentur dan rileks maka sistem pernapasan akan Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung:
menjadi lancar dan ekspansi sangkar thorax akan CVAlfabet.
meningkat. Pemberian rangsangan sentuhan dan Sujatno. (2002). Sumber Fisis. Surakarta: Akademi
penguluran akan memberikan stimulasi pada otot Fisioterapi Surakarta.
pernapasan untuk berkontraksi lebih kuat selama Sundaru, H dan Sukamto. (2006). Asma Bronkial.
inspirasi Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia.

26 Pengaruh Infra Red


dan .... (Didik Purnomo, Akhmad Alfajri Amin, Suci
ISSN 2086-8510
Amanati)
ISSN 2086-8510

Anda mungkin juga menyukai