DISUSUN OLEH :
WAHYU ASAL TENTREM
NIM.SN221167
F. Prinsip Tindakan
Standar Operasional Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer :
A Pra interaksi
1. Melihat program terapi pasien
2. Mengecek urutan prosedur
3. Menyiapkan peralatan
B Fase Orientasi
1. Mencuci tangan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4. Memastikan identitas : cek gelang pasien( nama, TTL,alamat, usia)
5. Menanyakan kesediaan
6. Mempertahankan privasi
C Fase kerja
1. Mendekatkan alat
2. Mendengarkan suara napaas menggunakan stetoskop
3. Mengambil obat kemudian memasukkan ke dalam tempat obat pada
mesin nebulizer
4. Memasang tutup adaptor kemudian menyalakan dengan menekan
tombol ON
5. Memasang masker pada hidung pasien
6. Menganjurkan pasien napas panjang sambil menghisap udara yang
keluar dari nebulizer dan melalui mulut sebanyak 10 kali
7. Mematikan nebulizer dan melakukan clapping untuk mempermudah
mengeluarkan sekret
8. Melepaskan masker, menganjurkan pasien untuk batuk dan
mengeluarkan dahak
mendengarkan lagi suara napas dengan stetoskop
9. Mengulangi prosedur no 6-10 s.d obat habis
10. Membersihkan area sekitar mulut pasien dengan tissue
11. Membereskan alat
D Fase terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien
2. Membereskan alat & mencuci tangan
3. Melakukan dokumentasi
E Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan
2. Ketelitian
3. Menjaga keamanan pasien dan perawat
G. Analisis Tindakan
Penyakit asma gejala asma pada penyempitan jalan nafas akan terasa
sesak dan mengalami batuk sering dan sering terjadi pada malam hari dan saat
udara dingin, biasanya bermula mendadak dengan batuk non produktif,
kemudian menghasilkan sputum yang kental dan rasa tertekan didada, disertai
dengan sesak nafas (dyspnea) dan mengi sehingga ekspirasi selalu lebih sulit
dan pendek dibanding inspirasi yang mendorong pasien untuk duduk tegak
dan menggunakan setiap otot aksesoris pernafasan (Brunner dan Suddart,
2011 dalam Tafdhila 2019).
Pada serangan asma, terapi yang paling tepat adalah menggunakan
terapi nebulizer, nebulizer yaitu alat yang digunakan untuk merubah obat-obat
bronkodilator dari bentuk cair ke bentuk partikel aerosol atau partikel yang
sangat halus, aerosol sangat bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan
dalam organ paru, efek dari terapi nebulizer adalah untuk mengembalikan
kondisi spasme bronchus (Yuliana, 2015).
Nebulizer merupakan alat yang digunakan untuk memberikan terapi
pengobatan bagi pasien yang terserang gangguan saluran pernapasan dengan
memanfaatkan cairan uap yang sudah tercampur dengan obat. Alat ini dapat
digunakan untuk terapi inhalasi saluran respiratori atas dan bawah
(Rahmatang, 2021). Sputum yang sulit dikeluarkan bisa terlebih dahulu di
encerkan dengan menggunakan alat nebulizer yang berfungsi untuk mengubah
obat yang larut menjadi uap yang dapat di hirup kedalam paru-paru, sehingga
obat yang masuk dapat mempermudah pengeluaran secret sehingga dapat pula
membuat pernapasan menjadi lega. (Brunner, 2016)
Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian
nebulizer berpengaruh dalam mempertahankan kepatenan jalan
napas dengan menganalisis inspirasi dan ekspirasi dengan baik sehingga
berdampak terhadap pelebaran saluran pernapasan dan dahak menjadi encer
dapat mengurangi sesak nafas .
H. Bahaya Dilakukannya Tindakan
Berdasarkan sumber referensi jurnal menyatakan bahwa tidak ada bahaya dari
dilakukannya tindakan pemberian terapi bronkodilator menggunakan
nebulizer untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas tidak efektif pada
pasien dengan asma (gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi). Sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Purnomo et al (2017) dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa bronkodilator yang diberikan dengan
nebulizer memberikan efek bronkodilatasi yang bermakna tanpa
menimbulkan efek samping.
I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan
Selain pemberian terapi nebulizer, klien tidak diberikan terapi lainnya.
J. Hasil Yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan
• S : Klien mengatakan sesak napas nya sudah berkurang
• O : Klien nampak berbaring di kasur
Hasil pengkajian :
RR = 20x/menit
Nadi = 68x/menit
A : Masalah Teratasi
• P : Hentikan Intervensi
K. Evaluasi Diri
Setelah dianalisis berdasarkan SOP dan jurnal-jurnal referensi yang
didapatkan. Bisa diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat kesejangan antara
langkah prosedur yang telah dilakukan dengan SOP yang ada terkait dengan
pemberian terapi nebulizer pada pasien dengan asma terhadap perubahan
frekuensi napas dan mengurangi masalah sesak napas, batuk berdahak. Semua
jurnal menarik kesimpulan dan hasil bahwa pemberian terapi bronkodilator
pada pasien terdiagnosis asma dengan masalah keperawatan bersihan napas
tidak efektif, terapi ini mampu memperbaiki pola napas pasien menjadi lebih
baik atau meningkat. Dan batuk berdahak menjadi berkurang.
DAFTAR PUSTAKA