Nama/Nim :
Fransiska Denata Rangga/
Nama Pasien (Initial) :
Ny. S. H. L. T
Usia :
69 tahun
Diagnosa Medis :
Obs. Dyspnea ec. CHF dd/ Pneumonia, CKD stage V on HD,
DM tipe 2
No. MR 00-15-31-84
Tanggal Masuk RS : 28 November 2018
Tanggal dan Jam : 29 November 2018, jm. 11.00
Tindakan
Tindakan: : Pemberian Nebulizer
No Kriteria Nilai
6 Prinsip Tindakan: /5
Prinsip tindakan pemberian nebulizer merupakan prinsip bersih
karena tindakan invasif (Potter & Perry, 2010)
7 Analisa Tindakan Keperawatan: /15
Penggunaan nebulizer dengan menggunakan obat combivent dan flixotide
termasuk penting dilakukan untuk dapat membantu pemberian terapi yang dapat
langsung mengobati daerah saluran pernapasan. Hal ini sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk memberikan
terapi pengobatan bagi pasien yang terserang gangguan saluran pernapasan
dengan memanfaatkan cairan uap yang sudah tercampur dengan obat (Rakesh
Pahwa et all, 2012).
Pemberian combivent digunakan untuk membantu mengatasi keluhan pasien
batuk berdahak tetapi sulit untuk dikeluarkan dan menyebabkan dada tersa sakit
saat batuk. Dengan menggunakan obat ini dapat membantu membuka jalan napas
pasien dan memperbaiki saluran pernapasan yang dipenuhi sekret sehingga
memiliki pola napas yang lebih baik. Hal ini juga di dukung dengan teori
(Rakesh Pahwa et all, 2012) yang menjelaskan bahwa combivent merupakan obat
yang digunakan untuk memaksimalkan respon terhadap pengobatan pada pasien
dengan penyakit gangguan pernapasan dengan mengurangi bronkospasme dan
untuk perawatan penyumbatan hidung, radang selaput lendir dan bronkospasme.
Untuk penggunaan fliksotide juga dapat membantu untuk mencegah atau
mengurangi pembengkakan dan iritasi di paru-paru (MIMZ, 2018).
Dosis yang diberikan berdasarkan anjuran dokter saat melakukan tindakan di
ruangan yaitu 1 ampul combivent yang berisi 2,5 ml dan satu ampul fliksotide
yang berisi 2 ml dengan 3 kali pemberian dalam sehari. Dosis yang dianjurkan
untuk penggunaan Combivent dan fliksotide dalam pemberian nebulizer kepada
pasien dewasa yaitu 1 ampul untu setiap obatnya dalam 3-4 kali pemberian per
hari (MIMZ, 2018). oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dosis yang
diberikan telah sesuai dengan dosis yang semestinya harus diberikan.
Hal yang perlu dimodifikasi selain dari pada pemberian nebulizer yaitu juga
dengan dilakukannya fisio terapi dada. Fisioterapi dada adalah salah satu dari
pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita penyakit respirasi baik yang
bersifat akut maupun kronis. Fisiotherapi dada dalam hal ini merupakan suatu
tindakan untuk membersihkan jalan napas dari sputum, mencegah akumulasi
sputum, memperbaiki saluran napas, dan membantu ventilasi paru-paru serta
mempertahankan ekspansi paru. Ada beberapa teknik dalam fisioterapi dada yaitu
postural drainage, perkusi, vibrasi dan suction (Tohamy, 2015 dalam Dewi
Purnama, 2016).
Pencegahan:
Pencegahan dilakukan dengan tetap melakukan observasi apakah ada keluhan
selama pemberian obat dan setelah diberikannya obat untuk mengetahui tanda-
tanda atau efek samping yang muncul sehingga dapat ditangani dengan baik. Jika
ditemukannya efek samping maka pemberian obat harus dihentikan dan
memberikan obat penenang atau sebagai obat anti alergi jika diperlukan (MIMZ,
2018)
10 Evaluasi Diri: /5
Kekurangan:
Kekurangan yang saya lakukan ketika melakukan tindakan ini yaitu saya tidak
mengetahui jika obat combivent dan flixotide tidak boleh dicampurkan. saya tidak
mencantumkan dan efek samping yang mungkin muncul, saya tidak mencantukan
hasil pemeriksaan fisik dan tidak mengedukasi pasien mengenai terapi pemberian
nebulizer yang dilakukan seperti hal yang tidak boleh dilakukan sesaat setelah
pemberian nebulizer yaitu makan, tidak menjelaskan mengenai efek samping
yang mungkin muncul dan ketika memberikan nebulizer saya tidak membantu
dengan memberikan chest terapi kepada pasien sesuai dengan yang seharusnya
dilakukan.
Kelebihan:
Untuk sekarang ini saya sudah lebih memperhatikan persiapan sebelum ke
pasien seperti jika sbelumnya saya sering lupa mencuci tangan sebelum ke
pasien, untuk kali ini saya sudah dapat mengingat dan melakukannya. Saya
merasa saya sudah dapat melakukan tindakan ini dengan baik dan mandiri
walaupun masih ada beberapa hal yang saya lupakan saat tindakan.
11 Daftar Pustaka: /5
MIMZ. (2018). Diakses dari
http://www.mims.com/indonesia/drug/info/flixotide%20nebules/?type=full#In
dications
Pahwa., Rakes. Et all. (2012). Nebulizer Therapy: A Platform for Pulmonary
Drug Delievery. Diakses dari: http://www.imedpub.com/articles/nebulizer-
therapy-a-platform-for-pulmonary-drug-delivery.pdf
Potter & Perry. (2010). Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta : Salemba
medika.
Purnama, S. D. (2016). Upaya Mempertahankan Jalan Napas Dengan
Fisioterapi Dada Pada Anak Pneumonia. Diakses dari:
http://eprints.ums.ac.id/44483/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Nilai