Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN UPH UNIVERSITAS PELITA

HARAPAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDICAL SURGICAL NURSING Rubrik


Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan

Nama Tindakan : Pemberian obat injeksi ketrolac bolus IV


Nama Pasien/Umur : Tn. B/ 74 tahun Nama Mahasiswa : 10 C
N
I
No MR : 00-51-24-01 M
Diagnosa Medis : Urolithiasis
Tanggal Masuk : 17 Februari 2019
Tanggal Pelaksanaan : 18 Februari 2019

No Kriteria Bobot
1 Diagnosa Keperawatan (PE): 10
Nyeri akut berhubungan dengan pre- operasi (NANDA, 2017 )

2 Data Subjekif: 10
Pasien mengatakan memiliki riwayat batu ginjal pada tahun 2012
Pasien mengatakan nyeri di pinggang bawah

3 Data Objektif: 10
Hasil pemerikasaan fisik :
TD : 130/70 mmHg,
RR : 19x/mnt,
HR : 60x/mnt
Suhu : 36 o C

Inspeksi : abdomen flat, strech mark pada daerah pinggang, asites (-)
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan
Perkusi : perkusi ginjal tidak terasa
Auskultasi : RLQ : 9 x/mnt, RUQ : 12 x/mnt, LLQ : 9x/mnt, LUQ : 8 x/mnt
Hasil lab :
1. SGPT : 8 U/L (Normal 0-41 U/L)
2. Ureum : 30 mg/dl (Normal <50 mg/dl)
3. Kreatinin : H 1,66 mg/dl (Normal 0,5-1,3 mg/dl)
4. eGFR : 44,4 ml/mnt (Normal 60 ml/mnt)
5. Blood Random Glucose : 92 mg/dl (Normal <2000 mg/dl)
6. Elektrolit
sodium : 142 mmol/L (Normal 137-145 mmol/L)
Potassium : H 5,3 mmol/L (Normal 3,6-5 mmol/L)
Klorida : 104 mmol/L (Normal 98-107 mmol/L)

4 Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat itu (bukan menurut teori): 10

- Mempersiapkan alat seperti : Handscoon, Alkohol swab, Plastik kuning, IMR pasien, Keterolac injeksi 2 ml yang sudah di dilute dengan 8 ml Nacl pada
spuit 10 ml

Fase orientasi :
- Mengucapkan salam
- Mengidentifikasi nama dan tanggal lahir pasien
- Menjelaskan tujuan tindakan pemberian obat keterolac
- Melakukan kontrak waktu 5 menit
Fase kerja :
- Tutup sampiran
- Mengatur posisi nyaman pasien semi fowler
- Mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah cuci tangan
- Menggunakan handscoon
- Mengkaji tanda-tanda inflamasi pada daerah sekitar penyuntikan IV
- Menanyakan riwayat obat yang pernah diminum
- Menanyakan ada atau tidaknya alergi terhadap obat tertentu
- Mengedukasi pasien tentang tanda-tanda alergi seperi kemerahan dan gatal
- Melakukan prinsip 6 benar
- Memutar threeway ke arah yang menuju infus
- Membersihkan daerah injeksi dengan alkohol swab
- Melepas jarum spuit dengan one hand
- Memasukkan ujung spuit ke daerah injekasi yang sudah di bersihkan menggunakan alkohol swab
- Melakukan aspirasi dan menyuntikan obat secara perlahan
- Melepas spuit dari daerah injeksi
- Membuka kembali threeway dengan menutup derah yang sudah di injeksi
- Mengatur tetesan infus 21x/mnt
- Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

Fase terminasi :
- Menanyakan perasaan pasien selama dan
sesudah tindakan dilakukan
- Merencanakan rencana tindak lanjut
- Melakukan dokumentasi pada IMR pasien
5 Dasar Pemikiran: 15
Pemberian ketorolac yang adekuat karena efek sinergis dari agen analgetik yang berbeda sehingga dapat dilakukan pengurangan dosis obat dan dengan
demikian kemungkinan terjadinya efek samping obat juga lebih rendah, proses pemulihan menjadi lebih cepat, waktu perawatan di rumah sakit lebih pendek.
peran NSAID terutama pada proses transduksi karena NSAID bekerja menghambat pembentukan prostaglandin melalui penghambatan enzim
siklooksigenase. stimulus nosiseptif tidak melibatkan kerusakan jaringan yang berat, dan berbagai jenis stimulus noksius yang terjadi (stimulus serabut-C,
panas, kimia, inflamasi dan lesi saraf) dapat berbeda dengan kondisi klinis. Metode pemberian analgesia secara konvensional mungkin saja tidak
menimbulkan hambatan aferen yang cukup selama pembedahan (bekas pembedahan), dan sensitisasi sentral dapat timbul tidak hanya selama pembedahan,
namun juga pada periode pasca pembedahan. Ketorolac (analgesik) bertujuan untuk menekankan neuroplastisitas sentral ditimbulkan oleh stimulus noksius
sebelum insisi (prabedah), intraoperatif,dan pasca bedah. Tujuan pemberian ketorolac adalah untuk mengurangi sensitisasi sentral akibat input rangsang kuat
(noxious) yang timbul pada seluruh periode perioperatif, dan bukan hanya yang berasal dari insisi bedah serta dapat mengendalikan atau mengurangi proses
sensitisasi akibat pembedahan. (Muhamamad R Ahmad, 2016. The Role of Non Steroid Antiinflamatory Drugs ( NSAID) In Preventive Multimodal Analgesia)

Data pendukung dari proses diatas yaitu pasien akan menjalani operasi . Hasil TTV TD : 130/70 mmHg, RR : 19x/mnt, HR : 60x/mnt, IMT : 26,5 (Obesitas I),
pada hasil CT- Abdomen ginjal, sistem pelviokalises, ureter : tampak pelebaran sistem pelviokalesis ginjal kanan dengan batu pada pelvis renis kanan ukuran
+/- 2,75 x 4,04 cm, tampak batu multiple pada pole tengah-bawah ginjal kanan diameter +/0,31-1,06 cm, pada pemerikasan lab = Na : 142 mmol/L , K : H 5,3
mmol/L, Cl : 104 mmol/L (Normal 98-107 mmol/L)

6 Prinsip Tindakan: 5
- Bersih
- Aseptik

7 Analisa Tindakan Keperawatan: 15

Direkomendasikan dosis awal obat ketorolac adalah 10mg, diikuti 10mg sehingga 30mg setiap 4 hingga 6 jam sesuai kebutuhan. Dosis harian total 90mg
untuk orang dewasa dan 60mg untuk orangtua, pasien dengan gangguan ginjal dan pasien kurang dari 50kg tidak boleh terlampaui. Maksimal durasi
pengobatan tidak boleh melebihi dua hari atau seperti yang diarahkan oleh dokter. Manajemen nyeri (akut, cukup-berat): durasi gabungan maksimum
pengobatan (untuk parenteral dan oral) adalah 5 hari, tidak meningkatkan dosis atau frekuensi, suplemen dengan opioid dosis rendah jika diperlukan untuk
nyeri terobosan. IM : 60mg sebagai dosis tunggal atau 30mg setiap 6 jam (dosis harian maksimum: 120 hari). (ISO Indonesia Volume 46 Tahun 2011-2012)
IV : 30mg sebagai dosis tunggal untuk 30mg setiap 6jam (dosis harian maksimum: 120hari) Oral : 20mg diikuti oleh 10mg setiap 4-6 jam, tidak melebihi
40mg/hari, dosis oral dimaksudkan untuk menjadi kelanjutaaan dari IM atau IV. ( MIMS Indonesia Edisi 15 Tahun 2014)
Dilakukan pemberian obat melalui intravena untuk mempercepat reaksi obat sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah. Waktu untuk
memuncaknya konsentrasi plasma : 30-60 mnt (IV) (MIMS online, 2018)

8 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan) 10


Bahaya:
- jika digunakkan dengan dosis yang besar, dapat terjadi gangguan dalam saluran pencernaan di lambung
- dapat menyebabkan phelbitis jika penusukan jarum tidak tepat pada pembuluh vena
- jika prinsip tidak aseptik akan beresiko terjadi infeksi
Pencegahan:
- pemberian obat sesuai dengan dosis dari dokter
- memastikan jarum infus sudah tepat masuk ke vena dan bukan ke jaringan dengan melakukan aspirasi
- terapkan prinsip aseptik

Hasil yang didapat:


9 5
S = pasien mengatakan terasa nyeri di daerah pinggang
O= TD : 130/70 mmHg, RR : 19x/mnt, HR : 60x/mnt, Suhu : 36 o C
A = masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi

10 Evaluasi Diri: 5
Kelebihan : saya melakukan dengan prinsip 6 benar, saya melakukan aspirasi sebelum menyuntikan obat, dan saya melakukan tindakan secara mandiri
Kekurangan : saya masih tremor saat melakukan.

11 Referensi 5
(Muhamamad R Ahmad, 2016. The Role of Non Steroid Antiinflamatory Drugs ( NSAID) In Preventive Multimodal Analgesia)
(ISO Indonesia Volume 46 Tahun 2011-2012)
( MIMS Indonesia Edisi 15 Tahun 2014)
(MIMS online, 2018)
(NANDA, 2017)

Anda mungkin juga menyukai