Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS KEPERAWATAN UPH

PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)


Judul: Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan (AST) Pemberian TC Apheresis

Nama Pasien : Ny. A Nama Praktikan : Angelia Uli Agatha. S. AST


Usia : 49 Tahun NIM : 01503190380
No. Rekam Medis : 242666 Nama Pembimbing : Adventina Delima
Mengetahui,
Diagnosa Medis : Ca Ovarium, Anemia, Trombositopeni
Nama Ruang Rawat : IPD 22 Tanggal Masuk : 24/01/2020
Tanggal Tindakan : 28/01/2020 Preseptor

N Kriteria Bobot/Nilai
o Mahasiswa

1 Diagnosa Keperawatan (PE): 10

Resiko pendarahan b.d efek samping terkait terapi (pemberian produk darah defisiensi trombosit dan kemoterapi)

2 Data Subjekif: 10

Pasien mengatakan sedikit lemas. Pasien mengatakan masuk dengan rencana kemoterapi.
3 Data Objektif: 10

Kondisi umum pasien, kesadaran compos mentis, GCS E4M6V5, pasien tampak. tenang, terpasang infus perifer
pada vena metacarpal sinistra, tetesan lancar, tidak tampak tanda-tanda infeksi, PIVAS = 0, braden score = 22, VTE
= 2, resiko jatuh = 3, EWS = 0, ADL = mandiri. Hasil TTV : TD = 140/90 mmHg, Nadi = 72 x/menit, Pernapasan = 20
x/menit, Suhu = 37,2 C ̊ . Masuk dengan rencana kemoterapi akan dilakukan pemberian unit darah TC. Tidak demam,
tidak tampak pucat.

Hasil lab :

 Platelet Count : 86 10ˆ3 / μL


 Hb : 9.4 g/dL

4 Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik (bukan menurut teori): 10

Tahap Persiapan : alat dan bahan, kontrak

1. Mengecek tanda-tanda vital pasien dan kaji alergi pasien terhadap pemebrian produk darah TC dan kaji
keluhan pasien
2. Mengambil produk darah TC ke bank darah
3. Menyiapkan alat untuk pemberian transfusi TC (platelet set, Nacl 100 ml, sarung tangan, produk TC)
4. Melihat data-data pasien (diagnosa medis, data subjektif, data objektif, rencana tindakan yang akan dilakukan)
5. Kontrak waktu dengan pasien dan menyampaikan tujuan tindakan yang akan dilakukan
6. Menjaga privasi pasien

Tahap Kerja :

7. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan


8. Pasang platelet set dan sambungkan ke NaCl 100 ml, lalu alirkan tetesan NaCl pastikan tidak ada udara dalam
selang infus
9. Identifikasi nama pasien dan golongan darah, serta beritahu tanggal kadaluarsa produk darah tersebut
10. Mengganti cairan NaCl dengan produk darah TC setelah 15 menit
11. Mengatur tetesan darah
12. Mengukur tanda vital tiap 5 menit untuk 15 menit pertama, tiap 15 menit untuk jam berikutnya dan tiap 1 jam
sampai dengan tranfusi selesai
13. Mengganti kantong darah pertama ke kantong darah kedua hingga kelima

Tahap Terminansi :

14. Melepas selang platelet set pasien dan menjalankan NaCl


15. Merapikan alat dan membuang semua kantong darah kedalam plastik kuning
16. Mengeveluasi keluhan pasien
17. Mengkaji reaksi dari pemberia tranfusi
18. Melepas sarung tangan dan cuci tangan
19. Melakukan dokumentasi yang dilakukan oleh perawat yang bertanggung jawab pada pasien tersebut

5 Dasar Pemikiran: 15

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, bisa berasal dari ketiga dermoblast
(ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam. Kanker
ovarium terjadi pada wanita usia peri menopause kira-kira 60%, dalam masa reproduksi 30%, dan 10% terdapat pada
usia yang jauh lebih muda. Tumor ini bisa jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak jelas/pasti ganas (borderline
malignancy atau carcinoma of now-maligna potensial) dan jelas ganas (true malignant) (Subagja, 2014). Keganasan
ovarium tidak dapat disembuhkan tuntas hanya dengan operasi, kemoterapi anti kanker merupakan tindakan penting
yang tidak boleh absent dan prinsip terapi gabungan terhadap kanker ovarium, lebih efektif untuk pasien yang sudah
berhasil menjalani operasi sitoreduksi (Ariani, 2015). Efek samping kemoterapi yang umum terjadi adalah mual,
muntah, rambut rontok, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan. Anemia, jumlah trombosit yang rendah, dan risiko
infeksi juga umum terjadi karena dampaknya pada sumsum tulang.

Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah dalam darah. (WHO,2015). National Institute
of Health (NIH) Amerika 2011 menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah
yang cukup (Fikawati, Syafiq, & Veretamala, 2017).

Trombositopenia atau defisiensi trombosit, merupakan keadaan dimana trombosit dalam sistim sirkulasi jumlahnya
dibawah normal (150.000-350.000/µl darah) (Guyton dan Hall, 2007). Trombositopenia biasanya dijumpai pada
penderita anemia, leukemia, infeksi virus dan protozoa yang diperantarai oleh sistem imun (Human Infection Virus,
demam berdarah dan malaria). Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi trombositopenia adalah konsumsi obata-
obatan, transfusi darah atau trombosit dan splenektomi.

Transfusi Darah adalah tindakan medik yang bertujuan mengganti komponen darah yang berkurang. Macam –
macam komponen darah yaitu Darah Utuh ( WB), Darah Endap ( PRC), Darah Merah Cuci (Washed Red Cells),
Trombosit Konsentrat (TC), Fresh Frozen Plasma (FFP), Cryoprecipitate. Trombosit adalah komponen dalam darah
yang berperan penting untuk pembekuan darah. Setiap 50-60 ml plasma yang dipisahkan dari WB mengandung
Trombosit minimal 55 x 109, Eritrosit < 1,2 x 109, Leukosit < 0,12 x 109. Indikasi diberikannya TC Apheresis adalah
perdarahan akibat trombositopenia atau gangguan fungsi trombosit, pencegahan perdarahan karena trombositopenia
(gangguan sumsum tulang) kurang dari 10.000 /micro liter, profilaksis perdarahan pada pre operatif dengan trombosit
kurang atau sama dengan 50.000 /microliter, kecuali operasi trepanasi dan cardiovaskuler kurang atau sama dengan
100.000 micro liter

Pasien Ny. S dengan diagnosa medis Ca Ovarium, Anemia dan Thrombositopenia akan dilakukan transfusi darah
dengan jenis darah TC Apheresis dengan Gol. Darah A positif sebanyak 5 unit. Kondisi umum pasien, kesadaran
compos mentis, GCS E4M6V5, pasien tampak. tenang, terpasang infus perifer pada vena metacarpal sinistra, tetesan
lancar, tidak tampak tanda-tanda infeksi, PIVAS = 0, braden score = 22, VTE = 2, resiko jatuh = 3, EWS = 0, ADL =
mandiri. Hasil TTV : TD = 140/90 mmHg, Nadi = 72 x/menit, Pernapasan = 20 x/menit, Suhu = 37,2 C ̊ . Tidak demam,
tidak tampak pucat.

Hasil lab :

 Platelet Count : 86 10ˆ3 / μL


 Hb : 9.4 g/dL

6 Analisa Tindakan Keperawatan: 15

Prinsip yang dilakukan pada tindakan ini adalah aseptik.

Tindakan pemberian transfusi darah TC Apheresis tidaklah cukup untuk menaikkan trombosit pada tubuh pasien.
Perlu kolaborasi pada dokter jika trombosit juga tidak naik seperti pemberian obat kostikosteroid untuk membantu
memperlambat kerusakan yang terjadi pada trombosit.

7 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan) 10


Bahaya:

Bahaya yang diterima pasien setelah dilakukan pemberian tranfusi TC adalah

 Hemolitik akut
 Infeksi bakteri kontaminan dari alat yang terkontaminasi
 TRALI ( Transfusion related acute-lung injury)
 TACO (transfusion associated circulatory overload)
 Reaksi alergi berat
 Anafilaksis

Pencegahan:

Pencegahan yang akan dilakukan yaitu

 Cek suhu tetap normal


 Berikan premedikasi sebelum diberikan TC Apheresis untuk mencegah alergi
 STOP Transfusi bila timbul alergi
 Pertahankan akses vena
 Resusitasi dengan cairan kristaloid
 Bila hipotensi menetap, pertimbangkan pemberian inotropik
8 Hasil yang didapat: 10

S = pasien mengatakan tidak ada keluhan.

O = Kondisi umum pasien, kesadaran compos mentis, GCS E4M6V5, pasien tampak. tenang, terpasang infus perifer
pada vena metacarpal sinistra, tetesan lancar, tidak tampak tanda-tanda infeksi, PIVAS = 0, braden score = 22, VTE
= 2, resiko jatuh = 3, EWS = 0, ADL = mandiri. Hasil TTV : TD = 140/90 mmHg, Nadi = 72 x/menit, Pernapasan = 20
x/menit, Suhu = 37,2 C ̊ . Tidak demam, tidak tampak pucat. Tidak ada reaksi alergi dan anafilaksis. Tidak ada tanda-
tanda perdarahan

A = Tindakan pemberian unit TC Apheresis telah dilakukan. Tidak ada tanda-tanda alergi dan anafilaksis

P = R/ cek lab

9 Evaluasi Diri: 5

Saat melakukan tindakan saya sudah melakukannya sesuai dengan prosedur atau SOP yang ada, namun saya
belum melakukan komunikasi yang efektif kepada pasien. Kedepannya saya akan meningkatkan komunikasi yang
efektif kepada pasien.

1 Daftar Pustaka (APA style): 5


0
Menggunakan minimal 3 literatur (buku/artikel) maksimal 10 tahun terakhir

Weinstein, R. 2012. Clinical Practice Guide on Red Blood Cell Transfusion. American Society of Hematology

Subagja H.P., 2014. Waspada!!! Kanker-Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta.

Ariani, S. 2015. Stop Kanker. Yogyakarta : Istana Media.

Keliat, Budi Anna, et all. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klarifikasi 2015-2017. Edisi 10. Jakarta:EGC.
Total 100

Anda mungkin juga menyukai