: Multiple myeloma (myeloma atau myeloma sel plasma) merupakan kanker sel plasma yang ada di sumsum tulang, dimana sebuah klon dari sel
plasma yang abnormal berkembang biak membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah antibodi yang abnormal yang
terkumpul di dalam darah atau air kemih (Putra, W. A. S., (2018)). Kemudian kista ovarium adalah kantung yang membesar karena adanya
pengumpulan cairan didalam indung telur (ovarium) dan dibungkus oleh selaput dari ovarium, cairan yang terkumpul dapat bersifat cair maupun
padat, serta dapat terjadi saat masa pubertas hingga menopause (Rudi, B. C., (2019)). Dan yang terakhir tumor adrenal atau adrenal tumours
adalah tumor kanker atau non-kanker di adrenal kelenjar yang biasanya menyebabkan sekresi hormon berlebih (Hartono, D., (2018)).
Setelah diagnosa pasien ditegakkan dilakukan operasi histerektomi, adrenalektomi dan laparatomi reseksi tumor. Menurut Rihana (2018), setiap
pasien dengan post operasi akan mengalami nyeri namun dengan intensitas dan skala nyeri yang dirasakan tiap pasien akan berbeda-beda
tergantung jenis operasi yang dijalani.
Torasic adalah obat yang mengandung ketorolac digunakan sebagai pereda nyeri, dismenore, nyeri sedang hingga berat khususnya setalah pasca
operasi mata. Ketorolac termasuk dalam golongan Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) yang memiliki mekanisme kerja dalam
mengatasi nyeri sebagai berikut: Menghambat kerja dari enzim siklooksigenasi (COX) dimana enzim ini berfungsi dalam membantu
pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit serta peradangan. Ketika kerja enzim COX terhalangi, maka
produksi prostaglandin lebih sedikit, sehingga rasa sakit dan peradangan akan berkurang ( MIMS (2023)). Dari penjelasan diatas diharapkan
terapi torasic dapat mengatasi nyeri post operasi yang dialami oleh Ny. H.
6. Analisa Tindakan Keperawatan:
: Prinsip pemberian obat adalah 6 benar obat (yaitut benar pasien, benar nama obat, benar dosis, benar rute, benar waktu, benar dokumentasi).
Kemudian terapi medikasi IV juga dilakukan dengan prinsip bersih. Selalu gunakan sarung tangan bersih saat akan pemberian, selalu swab
katub akses obat pada three way saat akan menggunakannya dan menutup dengan instoper serta selalu lakukan aspirasi untuk memastikan akses
masih bagus alias masih dapat digunakan serta melakukan flushing sebelum dan sesudah pemberian obat.
7. Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan)
Bahaya:
Jika perawat lupa membuang udara dalam syring maka dapat terjadi emboli dalam vena
Jika perawat lupa menutup katub akses obat dan syring langsung di cabut, maka obat/ darah yang baru dimasukkan akan keluar
Jika perawat lupa swab katub sebelum pemberian obat, maka bakteri akan ikut masuk kedalam vena bersamaan dengan obat
Jika perawat tidak menutup katub yang berfungsi sebagai akses obat dengan instoper atau sejenisnya, maka akan dapat jadi sarang
pertumbuhan bakteri
Jika perawat lupa melakukan flushing sebelum dan sesudah pemberian obat maka akan beresiko plebitis
Pencegahan:
Perawat harus selalu membuang udara dalam syring saat akan memberi obat
Perawat harus menutup katub akses obat terlebih dahulu, lalu mencabut syring
Perawat harus selalu swab terlebih dahulu katub akses obatnya lalu boleh disambungkan dengan syring
Perawat harus memastikan bahwa katub akses obat selalu tertutup dengan instoper
Perawat harus selalu menyiapkan posiflush dalam kotak obat agar tidak lupa melakukan flushing
8. Hasil yang didapat:
Jam evaluasi : 13.30
S:- Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang, dengan skala nyeri 1/0
- Pasien juga mengatakan dapat tidur siang dengan nyaman
O:- Pasien tampak lebih tenang namun masih lemas
- Posisi tidur pasien semi fowler
- Hasil TTVnya TD : 113/68 mmHg, HR : 79 x/menit, RR : 18 x/menit, T : 36,8 OC, SPO2 : 98%
- ADL masih dibantu sepenuhnya karena pasien masih takut banyak gerak
A : Masalah keperawatan tidak teratasi
P: - Lanjutkan terapi torasic 30 mg/8 jam
- Anjurkan pasien tetap melakukan tarik nafas dalam
- Berikan posisi nyaman dan aman
- Beri tahu pasien untuk menekan bel bila membutuhkan bantuan dan jika nyeri tidak tertahankan
9. Evaluasi Diri:
Refleksi diri mengenai kelebihan dan kekurangan diri saat melakukan tindakan, dan perbaikan apa selanjutnya yang akan dilakukan
Kelebihan :
• Saya telah menyiapkan alat dan obat dengan benar
• Saya telah menerapkan prinsip 6 benar obat dan prinsip bersih saat akan memberi obat
• Saya telah melakukan double check dengan kakak perawat saat akan memberi obat
• Saya telah melakukan swab terlebih dahulu pada katub akses obat
• Saya telah melakukan pembuangan udara dalam syring dan aspirasi sebelum pemberian obat
• Saya telah melakukan flushing sebelum dan sesudah memberi obat
Kekurangan
• Saya tidak menutup katub akses obat dengan instoper
10. Daftar Pustaka (APA style):
Putra, W. A. S., (2018). Multiple Mieloma. Jurnal kesehatan masyarakat. Vol. 2. Hal. 12-30
Rudi, B. C., (2019). Tingkat Keganasan Kista Ovarium Pada Pasien di Salah Satu Rumah Sakit di Surabaya. Hal. 2-3
Hartono, D., (2018). Adrenalektomi Laparoskopi Tumor Adrenal. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Hal. 52-64
Rihana, A. B., (2018). Manajemen Nyeri Akut Paska Operasi. Hal. 14-16
MIMS (2023). Torasic ( https://www.mims.com/indonesia/drug/info/torasic/torasic?type=brief&lang=id )
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Indikator Diagnostik Edisi I (2018)
Total