Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS KEPERAWATAN UPH

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Judul: Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan (AST) Memberikan Torasic 30 mg melalui IV

Inisial Pasien/Usia : Ny. H Nama Praktikan : Corry N P Manalu


No. Rekam Medis : 00400136 NIM : 01503220054 AST ke I
Diagnosa Medis : Multiple mioma, kista ovarium bilateral Nama Pembimbing : Ibu Maria Christina
dan tumor adrenal kiri Mengetahui,
Nama Ruang Rawat : Gilead
Tanggal Masuk : 4 Maret 2023
Tanggal & Jam Tindakan : 6 Maret 2023 (11:30)

Nama, Tanggal & TTD Preseptor

No. Kriteria Bobot/Nilai


Mahasiswa
1. Data Subjekif:
: Pasien mengatakan masih mengeluh nyeri di area luka bekas operasi dengan skala nyeri A/I 3/2 , nyeri akan timbul saat pasien batuk dan
banyak bergerak serta akan mereda saat pasien melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan beristirahat. Nyeri hilang timbul dan terasa seperti
tersayat-sayat. Pasien juga mengatakan sulit tidur pada malam hari.
2. Data Objektif:
: Pasien post operasi histerektomi, adrenalektomi dan laparatomi reseksi tumor yang dilaksanakan tanggal 3 maret 2023, pasien pindah ke ruangan
gilead tanggal 4 maret 2023, pasien tampak gelisah, saat nyeri timbul pasien tampak meringis dan memegang area luka bekas operasi dengan
kedua tangan, pasien dapat melakukan teknik relaksasi nafas dalam dengan baik, saat di inspeksi, pada balutan tidak ada rembesan ataupun tanda-
tanda infeksi seperti merah atau bengkak. Hasil TTVnya TD : 110/68 mmHg, HR : 92 x/menit, RR : 18 x/menit, SPO2 : 96 %, T : 37,2 OC. Nilai
hasil labnya leukosit berada dalam rentang normal yaitu 9.7 103/ul sehingga tidak ada tanda-tanda resiko infeksi. Pasien sebelumnya telah
mendapatkan pethidin 200 mg/ 24 jam saat di ICU untuk sebagai obat nyerinya, namun setelah pindah ke ruangan terapi diganti dengan Torasic
30 mg/8 jam
3. Diagnosa Keperawatan (PE):
: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien post operasi histerektomi, adrenalektomi dan laparatomi reseksi
tumor, pasien tampak gelisah, masih mengeluh nyeri di area luka bekas operasi dengan skala nyeri A/I 3/2 , nyeri akan timbul saat pasien batuk
dan banyak bergerak serta akan mereda saat pasien melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan beristirahat, nyeri hilang timbul, terasa seperti
tersayat-sayat, saat nyeri timbul pasien tampak meringis dan memegang area luka bekas operasi dengan kedua tangan, sulit tidur pada malam hari,
Hasil TTVnya TD : 110/68 mmHg, HR : 92 x/menit, RR : 18 x/menit, SPO2 : 96 %, T : 37,2 OC (SDKI D0077)
4. Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik (bukan menurut teori):
• Melihat IMR pasien
• Menyiapkan obat dengan prinsip 6 benar obat
• Menyocokkan nama obat, nama pasien, dosis, rute dan waktu pemberian obat dengan IMR (obat yang diberikan adalah invomit 8mg/ml
melalui IV)
• Melakukan dokumentasi dan double check dengan perawat lain
• Menyiapkan alat seperti syring 10 ml, sarung tangan, alcohol swab, kotak tempat obat dan posiflush
• Mencuci tangan
• Memakai sarung tangan
• Membuka syring dan posiflush dari plastic kemasannya
• Mematahkan bagian atas ampul torasic dengan alcohol swab
• Memasukkan torasic kedalam syring
• Membuang udara dalam syring
• Tempelkan drug edit yang berisi nama pasien, nomor MR, nama obat dan dosis, nama pelarut, tanda tangan perawat, rute,
tanggal dan jam pengoplosan, tanggal serta jam kadaluarsa
• Buang ampul torasic dalam sharp box dan alcohol swab buang dalam plastic hitam
• Melakukan kontrak dengan pasien (menjelaskan tindakan yang akan dilakukan)
• Meminta pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir sambil menyocokkan dengan gelang IMR pasien
• Memberitahu kepada pasien nama obat, dosis, rute, waktu pemberian obat dan manfaat obat
• Pastikan katub threeway yang akan digunakan tertutup terlebih dahulu
• Lepas tutup posiflush lalu Swab katub tadi dan ujung posiflush
• Sambungkan ujung posiflush dengan katub
• Tutup katub threeway yang tersambung ke kateter Infus dan buka katub yang tersambung dengan posiflush
• Lalu lakukan aspirasi untuk memastikan apakah katub akses obat masih berfungsi dengan baik dengan keluarnya darah
• Lakukan flushing sebanyak 5 ml
• Setelah itu tutup katub yang digunakan sebagai akses obat, lalu cabut posiflus dan lanjut sambungkan dengan syring obat torasic tadi
• Buka katub yang digunakan sebagai akses obat dan dorong obat dalam syring sampai obat semua masuk
• Setelah itu tutup katub akses obat yang tersambung ke syring dan buka katub yang tersambung ke kateter infus
• Sambungkan lagi dengan posiflush serta lakukan flushing sebanyak 5 ml, terakhir tutup katub akses obat lalu sambungkan dengan kateter
IV
• Tutup akses dengan instoper
• Lalu pastikan infus jalan dengan lancar
• Rapihkan pasien
• Rapihkan peralatan : ambil syring lalu buang pada plastic kuning. Kemudian needle tadi buang di sharpbox serta alcohol
swab buang di plastic hitam
• Lepas sarung tangan lalu buang di plastic kuning
• Mencuci tangan
5. Dasar Pemikiran:
Mampu mengidentifikasi alasan dilakukannya tindakan, dan menyertakan konsep teori (narasi patofisiologi) yang mendukung untuk dilakukan
tindakan tersebut (disertai sumber)

: Multiple myeloma (myeloma atau myeloma sel plasma) merupakan kanker sel plasma yang ada di sumsum tulang, dimana sebuah klon dari sel
plasma yang abnormal berkembang biak membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah antibodi yang abnormal yang
terkumpul di dalam darah atau air kemih (Putra, W. A. S., (2018)). Kemudian kista ovarium adalah kantung yang membesar karena adanya
pengumpulan cairan didalam indung telur (ovarium) dan dibungkus oleh selaput dari ovarium, cairan yang terkumpul dapat bersifat cair maupun
padat, serta dapat terjadi saat masa pubertas hingga menopause (Rudi, B. C., (2019)). Dan yang terakhir tumor adrenal atau adrenal tumours
adalah tumor kanker atau non-kanker di adrenal kelenjar yang biasanya menyebabkan sekresi hormon berlebih (Hartono, D., (2018)).

Setelah diagnosa pasien ditegakkan dilakukan operasi histerektomi, adrenalektomi dan laparatomi reseksi tumor. Menurut Rihana (2018), setiap
pasien dengan post operasi akan mengalami nyeri namun dengan intensitas dan skala nyeri yang dirasakan tiap pasien akan berbeda-beda
tergantung jenis operasi yang dijalani.

Torasic adalah obat yang mengandung ketorolac digunakan sebagai pereda nyeri, dismenore, nyeri sedang hingga berat khususnya setalah pasca
operasi mata. Ketorolac termasuk dalam golongan Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) yang memiliki mekanisme kerja dalam
mengatasi nyeri sebagai berikut: Menghambat kerja dari enzim siklooksigenasi (COX) dimana enzim ini berfungsi dalam membantu
pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit serta peradangan. Ketika kerja enzim COX terhalangi, maka
produksi prostaglandin lebih sedikit, sehingga rasa sakit dan peradangan akan berkurang ( MIMS (2023)). Dari penjelasan diatas diharapkan
terapi torasic dapat mengatasi nyeri post operasi yang dialami oleh Ny. H.
6. Analisa Tindakan Keperawatan:
: Prinsip pemberian obat adalah 6 benar obat (yaitut benar pasien, benar nama obat, benar dosis, benar rute, benar waktu, benar dokumentasi).
Kemudian terapi medikasi IV juga dilakukan dengan prinsip bersih. Selalu gunakan sarung tangan bersih saat akan pemberian, selalu swab
katub akses obat pada three way saat akan menggunakannya dan menutup dengan instoper serta selalu lakukan aspirasi untuk memastikan akses
masih bagus alias masih dapat digunakan serta melakukan flushing sebelum dan sesudah pemberian obat.
7. Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan)
Bahaya:
 Jika perawat lupa membuang udara dalam syring maka dapat terjadi emboli dalam vena
 Jika perawat lupa menutup katub akses obat dan syring langsung di cabut, maka obat/ darah yang baru dimasukkan akan keluar
 Jika perawat lupa swab katub sebelum pemberian obat, maka bakteri akan ikut masuk kedalam vena bersamaan dengan obat
 Jika perawat tidak menutup katub yang berfungsi sebagai akses obat dengan instoper atau sejenisnya, maka akan dapat jadi sarang
pertumbuhan bakteri
 Jika perawat lupa melakukan flushing sebelum dan sesudah pemberian obat maka akan beresiko plebitis

Pencegahan:
 Perawat harus selalu membuang udara dalam syring saat akan memberi obat
 Perawat harus menutup katub akses obat terlebih dahulu, lalu mencabut syring
 Perawat harus selalu swab terlebih dahulu katub akses obatnya lalu boleh disambungkan dengan syring
 Perawat harus memastikan bahwa katub akses obat selalu tertutup dengan instoper
 Perawat harus selalu menyiapkan posiflush dalam kotak obat agar tidak lupa melakukan flushing
8. Hasil yang didapat:
Jam evaluasi : 13.30
S:- Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang, dengan skala nyeri 1/0
- Pasien juga mengatakan dapat tidur siang dengan nyaman
O:- Pasien tampak lebih tenang namun masih lemas
- Posisi tidur pasien semi fowler
- Hasil TTVnya TD : 113/68 mmHg, HR : 79 x/menit, RR : 18 x/menit, T : 36,8 OC, SPO2 : 98%
- ADL masih dibantu sepenuhnya karena pasien masih takut banyak gerak
A : Masalah keperawatan tidak teratasi
P: - Lanjutkan terapi torasic 30 mg/8 jam
- Anjurkan pasien tetap melakukan tarik nafas dalam
- Berikan posisi nyaman dan aman
- Beri tahu pasien untuk menekan bel bila membutuhkan bantuan dan jika nyeri tidak tertahankan
9. Evaluasi Diri:
Refleksi diri mengenai kelebihan dan kekurangan diri saat melakukan tindakan, dan perbaikan apa selanjutnya yang akan dilakukan
Kelebihan :
• Saya telah menyiapkan alat dan obat dengan benar
• Saya telah menerapkan prinsip 6 benar obat dan prinsip bersih saat akan memberi obat
• Saya telah melakukan double check dengan kakak perawat saat akan memberi obat
• Saya telah melakukan swab terlebih dahulu pada katub akses obat
• Saya telah melakukan pembuangan udara dalam syring dan aspirasi sebelum pemberian obat
• Saya telah melakukan flushing sebelum dan sesudah memberi obat
Kekurangan
• Saya tidak menutup katub akses obat dengan instoper
10. Daftar Pustaka (APA style):
Putra, W. A. S., (2018). Multiple Mieloma. Jurnal kesehatan masyarakat. Vol. 2. Hal. 12-30
Rudi, B. C., (2019). Tingkat Keganasan Kista Ovarium Pada Pasien di Salah Satu Rumah Sakit di Surabaya. Hal. 2-3
Hartono, D., (2018). Adrenalektomi Laparoskopi Tumor Adrenal. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Hal. 52-64
Rihana, A. B., (2018). Manajemen Nyeri Akut Paska Operasi. Hal. 14-16
MIMS (2023). Torasic ( https://www.mims.com/indonesia/drug/info/torasic/torasic?type=brief&lang=id )
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Indikator Diagnostik Edisi I (2018)
Total

Anda mungkin juga menyukai