Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.
Dikutip data dari WHO, saat ini jumlah terbanyak berasal dari
negara dengan ekonomi rendah-sedang. Menurut hasil riskesdas pada
tahun 2018, Farmaka 29 Volume 18 Nomor 2 prevelensi di Indonesia
terdapat dari penduduk di provinsi DIY, dengan usia 75 tahun lebih
(Kemenkes, 2018).
Asma didefinisikan sebagai penyakit radang kronis pada saluran
pernafasan. Peradangan kronis dikaitkan dengan hiperresponsivitas jalan
napas (adanya penyempitan jalan napas berlebihan yang disebabkan oleh
pemicu spesifik seperti virus, alergen, dan olahraga) yang mengarah pada
episode berulang berupa nyeri dada yang berintensif. Gejala umum yang
terjadi berkaitan dengan penyumbatan aliran udara yang sesuai seperti
bronkodilator yang bekerja cepat (GINA, 2017).
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui terapi tiup balon terhadap dispnea pada pasien
asma.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk memberikan askep pada pasien yang terkena asma
bronkial untuk diagnosa dispnea.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian ke pasien asma bronkial pada
diagnosa dispnea.
b. Mampu merumuskan data-data diperoleh dengan pasien asma
bronkial dengan diagnosa dispnea.
c. Mampu merencanakan keperawatan sesuai dengan pasien asma
bronkial dengan diagnosa dispnea.
d. Mampu melakukan tindakan kepada pasien asma bronkial dengan
diagnosa dispnea.
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan kepada pasien asma bronkial
dengan diagnosa dispnea.
f. Dapat melakukan dokumentasi diagnosa dispnea.
D. Manfaat
1. Bagi Intitusi Pendidikan.
Untuk memberikan askep dengan teknik terapi super bubbles dan tiup
balon nonfarmakologi terhadap pasien asma bronkial dengan diagnosa
dispnea.
2. Bagi Intitusi Keperawatan.
Meningkatkan terapi super bubbles dan tiup balon nonfarmakologi
terhadap pasien asma bronkial dengan diagnosa dispnea.
3. Bagi Penulis.
Penulis bisa meningkatkan askep dengan teknik terapi super bubbles
dan tiup balon terhadap pasien asma bronkial dengan diagnosa
dispnea.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Berdasarkan Nuraruf & Kusuma (2017), pengkajian kepera
watan meliputi :
a. Biodata Pasien.
b. Keluhan utama.
Keluhan utama yang timbul adalah dispnea,mengi atau
batuk.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Data yang dapat bisa dikaji yaitu penyakit yang suka
alergi dan penyakit saluran nafas bagian bawah.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Data yang dikaji pada penyakit asma yaitu adanya
riwayat penyakit turunan.
e. Pemeriksaan Pisik.
1) inpeksi
a) Dada dapat diobservasi.
b) Inspeksi torak pasterior
c) Catatlah jumlah kesimetrisan pergerakan dada
d) Observasi tife pernafasan
e) Kelainan dengan bentuk perubahan dada.
f) Observasi kesimetrisan pergerakkan dada
2) Palpasi.
a) Ini dilakukan dengan mengkaji per gerakan dada,
meng identifikasikan perubahan pada warna kulit.
b) Vokal fremitus adalah suatu pergerakkan
menghasilkan seseorang berbicara.
3) Perkusi.
a) Resonan : Bunyi dengan nada rendah.
b) Dullnes : Bunyi yang ditemukan diatas bagian
jantung, dengan nada pendek dan lemah.
c) Hipersonan : Nada yang timbul pada bagian paru
yang berisi darah, lebih rendah dibandingkan
dengan resonan.
d) Flatness : Bunyi nada yang dapat terdengar pada
perkusi daerah hati, dengan nada yang lebih
tinggi.
4) Auskultasi.
a) Pengkajian mencakup bunyi nafas normal dan
bunyi abnormal.
b) Suara dengan di hasilkan dengan getaran udara
ketika melalui jalan nafas.
c) Bunyi nafas tambahan wheezing : ekpirasi
memanjang, ronchi (Nuraruf & Kusuma, 2017).
2. Diagnosa keperawatan.
Diagnosa asma yang sering muncul :
a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan spasme jalan nafas.
b. Ketidakefektifan pola jalan nafas berhubungan dengan
gangnguan neuromuscular.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan imobilitasi
tubuh.
3. Intervensi keperawatan
Berikut ini adalah bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat
yan didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klnis untuk
mencapai peningkatan.
Dari Diagnosa diatas dapat diambil intervensi keperawataan
Managemen asma (I.01010):
a. Observasi
1) Monitor frekuensi dan ke dalaman nafas
2) Monitor bunyi nafas tambahan wheezing
3) Monitor saturasi oksigen.
b. Terapeutik.
1) Berikan posisi semi Fowler 30-450.
2) Pasang Oxymeter.
3) Berikan oksigen 6-15 liter.
c. Edukasi.
1) Anjurkan meminimalisir ansietas.
2) Ajarkan teknik pursued lip breathing (tiup balon).
d. Kolaborasi.
Pemberian bronkodilator sesuai indikasi.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tindakan yang telah dilakukan perawat
sesuai dengan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk
membantu proses penyembuhan dan perawatan pasien (Tim
Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
5. Evaluasi Keperawatan
a. Evaluasi Formatif.
hasil yang diberikan sampai tujuan berhasil.
b. Evaluasi Sumatif.
Yaitu hasil akhir dimana ke dalaman metode tersebut
menggunakkan SOAP :

1) Subjektif.
Data subjektif adalah data yang didapat
didokumentasikan dari pasien.
2) Objektif.
Yaitu pendokumentasian dari pemeriksaan fisik
dengan tes laboratorium.
3) Assessment.
Upaya penegakan masalah atau diagnosa yang
dilandaskan data klien.
4) Planning.
Merupakan perencanaan dan evaluasi berdasarkan
assessment.

B. KONSEP DASAR ASMA


1. Definisi Asma.
Asma merupakan abstruksi dengan diagnosa dapat
ditandai dengan penyempitan jalan nafas. Penyempitan ini
dapat sering sekali atau mengi (Puspasari, 2019).
Asma ini disebabkan oleh alergi, indiopatik (non
alergia). Faktor uang bisa memicu asma idiopatik, antara lain
infeksi pernafasan, emosi, dan polusi lingkungan. Asma
gabungan yaitu asma yang paling umum terjadi pada klien
(Puspasari, 2019).
2. Etiologi
Faktor asma yang paling sering muncul yaitu
kombinasi predisposisi genetik pada paparan lingkungan
terhadap zat dengan partikel yang dihirup serta memicu
reaksi alergidan gangguan nafas, antara lain :
a. Alergen terhadap ruangan.
b. Alergi luar ruangan.
c. Asap tembakau.
d. Iritasi kimia saat kerja, dan
e. Polusi udara.
3. Patofisiologi.
Inflamasi saluran nafas dari saluran nafas yang
menyebabkan terjadinya saat setelah pengobatan.
Keterbatasan ini disebabkan oleh berbagai perubahan seperti:
a. Bronkokonstriksi.
Pada asma sering dominan yang dapat seperti
penyempitan saluran nafas. Alergen ini seperti histamin,
tryptase, ieukotrien, dan pros taglandin berkaitan dengan
otot polos jalan nafas.
b. Edema Jalan Nafas
Pada edema jalan nafas ini permaebilitas vascular.
Edema jalan nafas ini akan mempersempit diameter
bronkus serta membatasi aliran udara.
c. Hipersekresi Mukus.
Terjadinya mekanisme masuknya iritan.
Pengeluaran mukus akan mengganggu bersihan jalan
nafas (Puspasari, 2019).
4. Penatalaksanaan.
Tujuan disini yaitu tercapainya secara normal tanpa
hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Penatalaksanaan asma terbagi antara lain : penatalaksanaan
asma jangka panjang dan penatalaksanaan asma akut pada
anak dan dewasa
a. Penatalaksanaan asma jangka panjang.
Prinsip utama tatalaksana jangka panjang adalah edukasi,
obat Asma, dan menjaga ke bugaran.
b. Penatalaksanaan asma akut pada anak dab dewasa.
1) Untuk mengatasi gejala serangan asma.
2) Untuk mengembalikan fungsi paru ke keadaan
sebelum serangan.
3) Menghindari terjadinya kekambuhan.
4) Menghindari kematian karena serangan asma.
C. TERAPI SUPER BUBBLES DAN TIUP BALON.
1. TERAPI SUPER BUBLES.
a. Pengertian
Tehnik meniup balon sangat cepat membantu
ekspansi paru dan sehingga mengeluarkan
karbondioksida yang terjebak dalam paru pasien
(Sreedevi, 2016).

Gambar 3. 1 Terapi Tiup Balon Pada Pasien Asma

https : // youtu.be/novita indrayani /2020

b. Manfaat.
Latihan meniup balon sangat berguna untuk
mencegah terjadinya sesak napas serta melemahkan
oksigen yang masuk ke dalam tubuh.
Terapi meniup balon bisa meningkatkan kekuatan
otot pernafasan sehingga fungsi paru akan sangat
meningkat (Josphine, 2018; Kizilcik et al., 2021).
c. Pelaksanaan.
Menurut (Rahayu et al., 2021), terapi meniup
balon bila dilakukan dengan teratur sangat efektifitas
untuk penderita asma dikarenakan akan dapat mening
katkan pernapasan. Ada beberapa manfaat tehnik meniup
balon diantaranya dalam memperbaiki fungsi paru,
meniup balon memberikan efek relaksasi pada syaraf
neuromuskular, meniup balon ter dapat peningkatan
tekanan meniup dan penggunaan otot respirasi ketika
memasukan udara kedalam balon.
Melakukan aktivitas relaksasi pernapasan dengan
cara meniup balon akan meningkatkan fungsi paru
dengan di tunjukan adanya peningkatan saturasi oksigen
pasien atau peningkatan arus puncak respirasi.

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

A. Strategi Pencarian Literature


Peneliti ini tujuanya menggunakan PICOS :
a. Population yaitu menjelaskan sudah dianalisis oleh peneliti.
b. Intervention yaitu tindakan penatalaksanaan yang tujuanya untuk
memaparkan kepada masyarakat.
c. Comparation yaitu tindakan tujuanya untuk pembanding.
d. Outcome yaitu hasil sudah diteliti oleh penliti.
e. Studi design yaitu penggunaan data yang dilakukan pada jurnal peneliti.

1. Kata Kunci.
Adapun pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan Blooean
operator (AND OR NOT or AND NOT) yang tujuanya menspesifikasikan
pencarian. Adapun judul diambil yaitu “Literature Review Pengaruh Terapi
Super Bubbles Dan Tiup Balon Terhadap Dispnea Pada Pasien Asma”. Dalam
pencarian artikel menggunakan keywoard Blooean operator “AND” yaitu
“Terapi Super Bubbles Dan Tiup Balon Terhadap Dispnea Pada Pasien Asma”.
2. Data Base
Data yang dipergunakan untuk skunder hasil pengamatan langsung. Data
sekunder ini didapatkan dari artikel atau jurnal yang relevan (google schlar).

B. Kriteria inklusi dan ekslusi.


Kriteria insklusi dan ekslusi ini menggunakan format PICOS.

Kriteria. Inklusi. Eksklusi


Population. Artikel ini menggunakan teknik Artikel yang tidak berhubungan
super bubbles dan tiup balon dengan topik penelitian.
terhadap dispnea pada pasien
asma
Intervention Penerapan teknik terapi super Intervensi sesuai dengan
bubbles dan tiup balon terhadap penelitian
dispnea
Comparation Tidak terlihat ada intervensi Tidak ada intervensi
pembanding. pembanding
Outcome Ada pengaruh teknik terapi Hasil atau luaran dari artikel
super bubbles dan tiup balon yang tidak sesuai dengan topik
terhadap dispnea pada pasien penelitian
asma
Study design Deskriptif literature review.
Tahun terbit. Jurnal pertama tahun 2020 Jurnal ini terbit sebelum tahun
Jurnal kedua tahun 2021 2016
Bahasa Artikel ini menggunakan bahasa Tidak berbahasa bahasa inggris
inggris dan bahasa indonesia dan bahasa indonesia.

C. Seleksi study
1. Hasil pencarian serta seleksi studi.
Hasil yang telah ditemukan dari search engine Indonesia menggunakan
kata kunci yang sudah didapat menggunakan Boolean Operator didapatkan
83, dan ada lagi jurnal yang diskrining terdapat 56. Jurnal yang
dipublikasikan di dapatkan 2 jurnal yang dilakukan review.

Data artikel yang dipergunakan


untuk pencarian daftar pustaka

Hasil artikel yang terjadi pada


awal pencarian berjumlah :
(83 artikel)

Ekslusi (n= 56 artikel).


Jumlah artikel berdasarkan
abstrak yaitu :
(56 artikel)

Ekslusi (n=56 artikel).


Jumlah artikel yang bisa diakses:
(27 artikel)

Jumlah artikel yang disintesis


memenuhi criticalappraisal :
(n= 2 artikel)
2. Daftar artikel hasil pencarian.
Literatur dapat mengelompokkan data-data hasil peneliti yang sejenis.
Jurnal penelitian hasilnya sama kemudian dikumpulkan lalu dibuat
ringkasan seperti jurnal
Metode (Desain, sampel,
Tahun Volume
No. Author. Judul. variabel, instrumen, Hasil penelitian. Database
. Angka.
analisis).
1. Harsismant 2020 - Frekuensi D : Studi kasus Penyakit tiup balon penting Google
o, Padila, pernafasan S : 22 responden menurunkani volume schoolar
Ardianto terhadap anak V: Penerapan teknik super pernafasan, dan juga
penderita asma bubbles dan tiup balon menyebabkan perubahan
menggunakan terhadap dispnea pada pasien dengan mengalami diagnosa
metode tiup balon asma asma. Pasien asma bisa karena
dan super bubbles I : Observasi deskriptif hiperaktvitas terhadap
dengan pendekatan studi rangsangan, yang menye
kasus babkan penyempitan..
A:-
2. Putra Agina 2021 Volume 2, Terapi Blowing D : Studi kasus Data fokus pasien kesulitan Google
Widyaswar Nomor 2, Ballon Untuk S : 3 responden bernapas, peningkat an
a Suwaryo, Agustus Mengurangi Sesak V: Penerapan teknik super frekuensi pernapasan dan schoolar
Selfa 2021 Nafas Pada Pasien bubbles dan tiup balon terdapat penggunaan otot
Yunita, Asma terhadap dispnea pada pasien bantu pernapasan. Pasien
Barkah asma mendapatkan terapi ballon
Waladani, I : Penelitian quasy sesuai dengan kontrak yang
Aprilia eksperimen sudah disepakati, melaksana
Safaroni A:- kan tindakan terapi blowing
ballon pada pasien dengan
kurun waktu 20 menit setiap
hari dan dilaksananakan
selama 5 hari berturut-turut
untuk setiap pasien, selanjut
nya di lanjutkan secara
mandiri oleh pasien dirumah
atau dimanapun tempat yang
nyaman menurut pasien.
Sebelum dan sesudah dilaku
kan tindakan terapi blowing
ballon penulis melakukan
observasi 5x perubahan
frekuensi nafas pasien
menggunakan lembar obser
vasi pada akhir tindakan
sebanyak 5x.

Anda mungkin juga menyukai