Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

SABRINA PUSPITA SYAHMURA


14401.19.047

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN 2022
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Menurut Depkes RI (2014) persalinan adalah proses dimana
bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit.
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses
lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan
tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alatserta tidak melukai ibu dan bayi
yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan
lahir.Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinanselesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-
hamil. Lama masa nifas iniyaitu 6-8 minggu.(Rustam Mochtar, 2013).
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan
anak, ketika alat-alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi
normal. Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Pesalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2012).

2. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa
teori menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada sarafdan nutrisi (Bahiyatun, 2013).
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone danestrogen. Fungsi progesterone sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akanmenyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesteroneturun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-ototrahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta.
Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bilaganglion ini digeser dan di tekan misalnya
oleh kepala janin akan timbulkontraksi uterus.
d. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalamkanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban),
oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.

3. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia
interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam
keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormone laktogen
dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae. Otot-otot
uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah
yangada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan
yang terdapat pada serviksialah segera post partum bentuk serviks
agak menganga seperti corong, bentuk inidisebabkan oleh korpus uteri
terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yangterdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan
nekrosisditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium
yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium
terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakaiwaktu 2 sampai
3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia
yangmerenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsurkembali seperti sedia kala.
Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis
dan psikologis, pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi
menyebabkan terjadi peningkatan kadar ocytosis, peningkatan
kontraks uterus sehingga muncul rasa nyeri sehingga muncul masalah
keperawatan ketidaknyamanan pasca partum, dan perubahan pada
vagina dan perineum terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis,
personal hygine yang kurang baik, pembulu darah rusak menyebabkan
genetalia menjadi kotor dan terjadi juga. Perubahan laktasi akan
muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di pengaruhi oleh
hormon estrogen dan peningkatan prolaktin, sehingga terjadi
pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di payudara
berurai dari uterus (involusi) dan refensi darah di pembuluh payudara
maka akan terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus intiverus.
Sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui
tidak efektif. Pada perubahan psikologis akan muncul taking in
(ketergantungan), taking hold (ketergantungan kemandirian), letting go
(kemandirian). Pada perubahan taking in pasien akan membutuhkan
perlindungan dan pelayanan, ibu akan cenderung berfokus pada diri
sendiri dan lemas, sehingga muncul masalah keperawatan gangguan
pola tidur, taking hold pasien akan belajar mengenai perawatan diri
dan bayi karena mengalami masalah keperawatan kurang pengetahuan
(Margareta, 2017).

4. Manifestasi Klinis
a. Involusi uterus yaitu proses kembalinya alat kandungan uterus
dan jalan lahir setelah bayidilahirkan sehingga mencapai
keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasentalahir, uterus
merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan
rasanyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum
terjadi pada hari ke 2-3 hari
b. Kontraksi uterus yaitu Intensistas kontraksi uterus meningkat
setelah melahirkan berguna untukmengurangi volume cairan
intra uteri. Setelah 1-2 jam post partum, kontraksimenurun
stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah
pada uteri sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat
berhenti.
c. After pain terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal
sampai hari ke -3. After painmeningkat karena adanya sisa
plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll cell)
dalam cavum uteri.
d. Endometrium yaitu pelepasan plasenta dan selaput janin dari
dinding rahim terjadi pada stratumspunglosum, bagian atas
setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas daristratum
sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari
lochia.Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah
8 minggu endometriumtumbuh kembali.Epitelisasi tempat
plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut,
tetapiendometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari
pinggir luka.
e. Ovarium yaitu selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur.
Masa nifa terjadi pematangansel telur, ovulasi tidak dibuahi
terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinyaterlambat karena
pengaruh hormon prolactin
f. Lochia yaitu cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas,sifat lochia alkalis sehingga memudahkan
kuman penyakit berkembang biak.Jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir,
tetapi tidak busuk.
1) Lochia Rubra pada hari 1-2 berwarna merah, berisi lapisan
decidua, sisa-sisa chorion, liguor amni, rambut lanugo,
verniks caseosa sel darah merah.
2) Lochia sanguinolenta dikeluarkan hari ke 3-7 warna merah
kecoklatan bercampur lendir, banyakserum selaput lendir,
leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
3) Lochia serosa dikeluarkan hari ke 7-10, setelah satu
minggu berwarna agak kuning cairdan tidak berdarah lagi.
4) Lochia alba setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi
selaput lendir, mengandungleukosit, sel epitel, mukosa
serviks dan kuman penyakit yang telah mati
g. Serviks dan vagina, beberapa hari setelah persalinan, osteum
externum dapat dilalui oleh 2 jari dan pinggirnya tidak rata
(retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapatdilalui
oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat
launmencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti
biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak
kembali.

5. Pemeriksaan Penunjang dan Pemeriksaan Diagnostik


Pada post partum pemeriksaan penunjang dan diagnostic yang
dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, keluhan, tanda-
tanda vital, selera makan, air susu, putting, dinding perut, perineum,
kandung kemih, rectum, sekres atau lochea yang keluar, pemeriksaan
hemoglobin, hematocrit, leukosit, ureum, dan pemeriksaan
ultrasosografi untuk melihat sisa plasenta (Siswosudarmo, 2012).
6. Penatalaksanaan Medik
Penanganan ruptur perineum diantaranya dapat dilakukan
dengan cara melakukan penjahitan luka lapis demi lapis, dan
memperhatikan jangan sampai terjadi ruang kosong terbuka kearah
vagina yang biasanya dapat dimasuki bekuan-bekuan darah yang akan
menyebabkan tidak baiknya penyembuhan luka. Selain itu dapat
dilakukan dengan cara memberikan antibiotik yang cukup (Bobak,
2019).
Prinsip yang harus diperhatikan dalam menangani ruptur perineum
adalah:
a. Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir,
segera memeriksa perdarahan tersebut berasal dari retensio
plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
b. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada
jalan lahir, selanjutnya dilakukan penjahitan. Prinsip melakukan
jahitan pada robekan perineum :
1) Reparasi mula-mula dari titik pangkal robekan sebelah
dalam/proksimal ke arah luar/distal. Jahitan dilakukan lapis
demi lapis, dari lapis dalam kemudian lapis luar.
2) Robekan perineum tingkat I : tidak perlu dijahit jika tidak ada
perdarahan dan aposisi luka baik, namun jika terjadi
perdarahan segera dijahit dengan menggunakan benang catgut
secara jelujuratau dengan cara angka delapan.
3) Robekan perineum tingkat II : untuk laserasi derajat I atau II
jika ditemukan robekan tidak rata atau bergerigi harus
diratakan terlebih dahulu sebelum dilakukan penjahitan.
Pertama otot dijahit dengan catgut kemudian selaput lendir.
Vagina dijahit dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur.
Penjahitan mukosa vagina dimulai dari puncak robekan. Kulit
perineum dijahit dengan benang catgut secara jelujur.
4) Robekan perineum tingkat III : penjahitan yang pertama pada
dinding depan rektum yang robek, kemudian fasia perirektal
dan fasia septum rektovaginal dijahit dengan catgut kromik
sehingga bertemu kembali.
5) Robekan perineum tingkat IV : ujung-ujung otot sfingter ani
yang terpisah karena robekan diklem dengan klem pean lurus,
kemudian dijahit antara 2-3 jahitan catgut kromik sehingga
bertemu kembali. Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis
seperti menjahit robekan perineum tingkat I.
6) Meminimalkan Derajat Ruptur Perineum Menurut Mochtar
(1998) persalinan yang salah merupakan salah satu sebab
terjadinya ruptur perineum. Menurut Buku Acuan Asuhan
Persalinan Normal (2008) kerjasama dengan ibu dan
penggunaan perasat manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi
kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi
atau meminimalkan robekan pada perineum.

B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Langkah-langkah pengkajian yaitu :
a. Data biografi yaitu nama klien, alamat, usia, jenis kelamin,
status perkawinan, pekerjaan, agama, pembiayaan layanan
kesehatan, dan sumber perawatan medis yang biasa.
b. Data penanggungjawab yaitu nama orang tua atau istri, umur,
jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
sumber biaya.
c. Keluhan utama atau alasan kunjungan yaitu berisi kronologis
keluhan yang sedang dirasakan pasien saat ini dan apabila
terdapat nyeri maka pengkajian sesuai dengan pola PQRST
yaitu P adalah provokatif-paliatif atau penyebab, Q adalah
qualitas-quantitas atau seberapa sakit gejala yang dirasakan, R
adalah region-radiasi atau letak timbul gejala, S adalah skala-
severity atau rentang sakit/nyeri biasanya menggunakan
rentang angka 1-10, dan T adalah time atau waktu.
d. Riwayat penyakit sekarang mencakup kapan mulai terjadinya
penyakit hingga tindakan yang telah diberikan.
e. Riwayat penyakit masa lalu mencakup penyakit yang pernah
diderita oleh pasien, pernah dirawat dirumah sakit, riwayat
alergi, riwayat cedera, dan riwayat konsumsi obat.
f. Pola fungsional
1. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Berisi tentang pendapat pasien tentang kesehatan dan
penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas
pasien.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Berisi tentang pola dan porsi makan sehari-hari pasien,
nafsu makan pasien, alergi makanan atau pantangan
makanan. Tanyakan apakah pasien sering makan buah dan
sayur dan apakah mengalami gangguan menelan.
3. Pola eliminasi
Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan
karakteristiknya.
4. Pola aktivitas atau olahraga
Perubahan aktivitas biasanya sehubungan dengan gangguan
pasa kulit dan kekuatan otot.
5. Pola istirahat/tidur
Tanyakan kebiasaan tidur pasien dan kualitas tidur pasien
dan masalah pola tidur pasien.
6. Pola kognitif persepsi
Kaji status mental pasien, kemampuan berkomunikasi,
tingkat ansietas, pengelihatan dan pendengaran.
7. Pola persepsi dan konsep diri
Tanyakan bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri
dan tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi pasien.
8. Pola peran hubungan
Kaji pekerjaan pasien, system pendukung pasien seperti
pasangan atau teman, dan masalah keluarga pasien.
9. Pola seksualitas atau reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien.
10. Pola keyakinan nilai
Tanyakan agama dan bagaimana klien beribadah.
2. Pathways
Post Partum Spontan

Perubahan fisiologi perubahan psikologi

Proses involusi hormone esterogen&prolaktin

Peningkatan kadar ocytosin pembentukan asi

Peningkatan kontraksi uterus penyempitan duktus intiverus

Ketidaknyamanan
iyaaa Menyusui tidak efektif
pasca partum

taking in taking hold

butuh perlindungan dan pelayanan


Kurang Terpapar Informasi
berfokus pada diri sendiri dan lemas

Gangguan Pola Tidur


3. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Indikator Hasil Intervensi


Keperawatan
Ketidaknyamanan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
pasca partum b.d asuhan keperawatan Observasi
trauma perineum selama 1x24 jam - Identifikasi skala
maka status nyeri
pascapartum - Identifikasi respon
membaik dengan nyeri non verbal
kriteria hasil Terapeutik
kenyamanan - Berikan teknik
meningkat (5) nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri

Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan Konseling laktasi


b.d ketidakadekuatan asuhan keperawatan Observasi
suplai asi selama 1x24 jam - Identifikasi
maka status keinginan dan
menyusui membaik tujuan menyusui
dengan kriteria - Identifikasi
hasil suplai asi permasalahan yang
adekuat meningkat ibu alami selama
(5) proses menyusui
Terapeutik
- Gunakan teknik
mendengarkan
aktif
Edukasi
- Ajarkan teknik
menyusui yang
tepat sesuai
kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. (2013). Buku Panduan Asuhan Masa Nifas Fisiologis. Edisi 2. EGC :
Jakarta.

Bobak. (2019). Konsep Post Partum. Post Partum, 3(2), 9–16.


http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-
2-babii.pdf.

Bahiyatun. (2013). Buku Panduan Asuhan Masa Nifas Fisiologis. Edisi 2. EGC :
Jakarta.

Depkes RI. 2014. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR

Margareta, L. (2017). Asuhan Keperawatan Pada..., Lisa Margareta, Fakultas


Ilmu Ksehatan UMP, 2017. 1–30.
Mochtar, Rustam. (2013). Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Edisi 2.
EGC : Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. (2012). Ilmu Kebidanan edisi Keempat. PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Proposal Kti Asma New
    Proposal Kti Asma New
    Dokumen26 halaman
    Proposal Kti Asma New
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Tugas Askep Influenza Oke
    Tugas Askep Influenza Oke
    Dokumen24 halaman
    Tugas Askep Influenza Oke
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kti Asma
    Proposal Kti Asma
    Dokumen14 halaman
    Proposal Kti Asma
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • PROPOSAl KTI ASMA New 1
    PROPOSAl KTI ASMA New 1
    Dokumen14 halaman
    PROPOSAl KTI ASMA New 1
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Antenatal LP
    Antenatal LP
    Dokumen19 halaman
    Antenatal LP
    topnetbray
    50% (4)
  • PPT Fitofarmaka
    PPT Fitofarmaka
    Dokumen10 halaman
    PPT Fitofarmaka
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Askep Keluarga
    Askep Keluarga
    Dokumen13 halaman
    Askep Keluarga
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Tugas Askep Hipotensi Oke
    Tugas Askep Hipotensi Oke
    Dokumen23 halaman
    Tugas Askep Hipotensi Oke
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kti Asma
    Proposal Kti Asma
    Dokumen14 halaman
    Proposal Kti Asma
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Antenatal LP
    Antenatal LP
    Dokumen19 halaman
    Antenatal LP
    topnetbray
    50% (4)
  • LP Antenatal Care
    LP Antenatal Care
    Dokumen16 halaman
    LP Antenatal Care
    novias
    100% (1)
  • New Baru Bab 1 Bayu Riki S 19.009
    New Baru Bab 1 Bayu Riki S 19.009
    Dokumen38 halaman
    New Baru Bab 1 Bayu Riki S 19.009
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Kti New 1 1
    Kti New 1 1
    Dokumen16 halaman
    Kti New 1 1
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Contoh
    Contoh
    Dokumen3 halaman
    Contoh
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • BAB I - New1
    BAB I - New1
    Dokumen5 halaman
    BAB I - New1
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Contoh 2
    Contoh 2
    Dokumen5 halaman
    Contoh 2
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Kti New 1 1
    Kti New 1 1
    Dokumen16 halaman
    Kti New 1 1
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab Iii
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Tugas LP Hernia NEW
    Tugas LP Hernia NEW
    Dokumen21 halaman
    Tugas LP Hernia NEW
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • BAB I - New1
    BAB I - New1
    Dokumen5 halaman
    BAB I - New1
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Berita Acara
    Berita Acara
    Dokumen8 halaman
    Berita Acara
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Antropologi KLP 3
    Antropologi KLP 3
    Dokumen9 halaman
    Antropologi KLP 3
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Antropologi KLP 1
    Antropologi KLP 1
    Dokumen5 halaman
    Antropologi KLP 1
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Berita Acara
    Berita Acara
    Dokumen8 halaman
    Berita Acara
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Antropologi KLP 2
    Antropologi KLP 2
    Dokumen6 halaman
    Antropologi KLP 2
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat
  • Diare
    Diare
    Dokumen10 halaman
    Diare
    Rolland Bernando
    Belum ada peringkat