2. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa
teori menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada sarafdan nutrisi (Bahiyatun, 2013).
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone danestrogen. Fungsi progesterone sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akanmenyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
progesteroneturun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-ototrahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta.
Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus
franterrhauss). Bilaganglion ini digeser dan di tekan misalnya
oleh kepala janin akan timbulkontraksi uterus.
d. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalamkanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban),
oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
3. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia
interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam
keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi
perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormone laktogen
dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae. Otot-otot
uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah
yangada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan
yang terdapat pada serviksialah segera post partum bentuk serviks
agak menganga seperti corong, bentuk inidisebabkan oleh korpus uteri
terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yangterdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan
nekrosisditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium
yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium
terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakaiwaktu 2 sampai
3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia
yangmerenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsurkembali seperti sedia kala.
Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis
dan psikologis, pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi
menyebabkan terjadi peningkatan kadar ocytosis, peningkatan
kontraks uterus sehingga muncul rasa nyeri sehingga muncul masalah
keperawatan ketidaknyamanan pasca partum, dan perubahan pada
vagina dan perineum terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis,
personal hygine yang kurang baik, pembulu darah rusak menyebabkan
genetalia menjadi kotor dan terjadi juga. Perubahan laktasi akan
muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di pengaruhi oleh
hormon estrogen dan peningkatan prolaktin, sehingga terjadi
pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah di payudara
berurai dari uterus (involusi) dan refensi darah di pembuluh payudara
maka akan terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus intiverus.
Sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui
tidak efektif. Pada perubahan psikologis akan muncul taking in
(ketergantungan), taking hold (ketergantungan kemandirian), letting go
(kemandirian). Pada perubahan taking in pasien akan membutuhkan
perlindungan dan pelayanan, ibu akan cenderung berfokus pada diri
sendiri dan lemas, sehingga muncul masalah keperawatan gangguan
pola tidur, taking hold pasien akan belajar mengenai perawatan diri
dan bayi karena mengalami masalah keperawatan kurang pengetahuan
(Margareta, 2017).
4. Manifestasi Klinis
a. Involusi uterus yaitu proses kembalinya alat kandungan uterus
dan jalan lahir setelah bayidilahirkan sehingga mencapai
keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasentalahir, uterus
merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan
rasanyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum
terjadi pada hari ke 2-3 hari
b. Kontraksi uterus yaitu Intensistas kontraksi uterus meningkat
setelah melahirkan berguna untukmengurangi volume cairan
intra uteri. Setelah 1-2 jam post partum, kontraksimenurun
stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah
pada uteri sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat
berhenti.
c. After pain terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal
sampai hari ke -3. After painmeningkat karena adanya sisa
plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll cell)
dalam cavum uteri.
d. Endometrium yaitu pelepasan plasenta dan selaput janin dari
dinding rahim terjadi pada stratumspunglosum, bagian atas
setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas daristratum
sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari
lochia.Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah
8 minggu endometriumtumbuh kembali.Epitelisasi tempat
plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut,
tetapiendometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari
pinggir luka.
e. Ovarium yaitu selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur.
Masa nifa terjadi pematangansel telur, ovulasi tidak dibuahi
terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinyaterlambat karena
pengaruh hormon prolactin
f. Lochia yaitu cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas,sifat lochia alkalis sehingga memudahkan
kuman penyakit berkembang biak.Jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir,
tetapi tidak busuk.
1) Lochia Rubra pada hari 1-2 berwarna merah, berisi lapisan
decidua, sisa-sisa chorion, liguor amni, rambut lanugo,
verniks caseosa sel darah merah.
2) Lochia sanguinolenta dikeluarkan hari ke 3-7 warna merah
kecoklatan bercampur lendir, banyakserum selaput lendir,
leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
3) Lochia serosa dikeluarkan hari ke 7-10, setelah satu
minggu berwarna agak kuning cairdan tidak berdarah lagi.
4) Lochia alba setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi
selaput lendir, mengandungleukosit, sel epitel, mukosa
serviks dan kuman penyakit yang telah mati
g. Serviks dan vagina, beberapa hari setelah persalinan, osteum
externum dapat dilalui oleh 2 jari dan pinggirnya tidak rata
(retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapatdilalui
oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat
launmencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti
biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak
kembali.
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Langkah-langkah pengkajian yaitu :
a. Data biografi yaitu nama klien, alamat, usia, jenis kelamin,
status perkawinan, pekerjaan, agama, pembiayaan layanan
kesehatan, dan sumber perawatan medis yang biasa.
b. Data penanggungjawab yaitu nama orang tua atau istri, umur,
jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
sumber biaya.
c. Keluhan utama atau alasan kunjungan yaitu berisi kronologis
keluhan yang sedang dirasakan pasien saat ini dan apabila
terdapat nyeri maka pengkajian sesuai dengan pola PQRST
yaitu P adalah provokatif-paliatif atau penyebab, Q adalah
qualitas-quantitas atau seberapa sakit gejala yang dirasakan, R
adalah region-radiasi atau letak timbul gejala, S adalah skala-
severity atau rentang sakit/nyeri biasanya menggunakan
rentang angka 1-10, dan T adalah time atau waktu.
d. Riwayat penyakit sekarang mencakup kapan mulai terjadinya
penyakit hingga tindakan yang telah diberikan.
e. Riwayat penyakit masa lalu mencakup penyakit yang pernah
diderita oleh pasien, pernah dirawat dirumah sakit, riwayat
alergi, riwayat cedera, dan riwayat konsumsi obat.
f. Pola fungsional
1. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Berisi tentang pendapat pasien tentang kesehatan dan
penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas
pasien.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Berisi tentang pola dan porsi makan sehari-hari pasien,
nafsu makan pasien, alergi makanan atau pantangan
makanan. Tanyakan apakah pasien sering makan buah dan
sayur dan apakah mengalami gangguan menelan.
3. Pola eliminasi
Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan
karakteristiknya.
4. Pola aktivitas atau olahraga
Perubahan aktivitas biasanya sehubungan dengan gangguan
pasa kulit dan kekuatan otot.
5. Pola istirahat/tidur
Tanyakan kebiasaan tidur pasien dan kualitas tidur pasien
dan masalah pola tidur pasien.
6. Pola kognitif persepsi
Kaji status mental pasien, kemampuan berkomunikasi,
tingkat ansietas, pengelihatan dan pendengaran.
7. Pola persepsi dan konsep diri
Tanyakan bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri
dan tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi pasien.
8. Pola peran hubungan
Kaji pekerjaan pasien, system pendukung pasien seperti
pasangan atau teman, dan masalah keluarga pasien.
9. Pola seksualitas atau reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien.
10. Pola keyakinan nilai
Tanyakan agama dan bagaimana klien beribadah.
2. Pathways
Post Partum Spontan
Ketidaknyamanan
iyaaa Menyusui tidak efektif
pasca partum
Bahiyatun. (2013). Buku Panduan Asuhan Masa Nifas Fisiologis. Edisi 2. EGC :
Jakarta.
Bahiyatun. (2013). Buku Panduan Asuhan Masa Nifas Fisiologis. Edisi 2. EGC :
Jakarta.