Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DALAM

PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN GANGGUAN


BERSIHAN JALAN NAFAS PADA KASUS
ASMA BRONCHIAL

PROPOSAL LITERATURE REVIEW

Oleh:

Bayu Riki Saputra


(NIM : 19.009)

PROGRAM STUDI DIPLOMA DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN AKADEMIK 2021-2022

i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DALAM
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN GANGGUAN
BERSIHAN JALAN NAFAS PADA KASUS
ASMA BRONCHIAL

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan

PROPOSAL LITERATURE REVIEW

Oleh:

Bayu Riki Saputra


(NIM : 19.009)

PROGRAM STUDI DIPLOMA DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN AKADEMIK 2021-2022

i
Politeknik Yakpermas Banyumas
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Bayu Riki Saputra
NIM : 19.009
Program studi : Diploma III Keperawatan
Institusi : Politeknik Yakpermas Banyumas

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah yang


saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan
merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti
atau dapat dibuktikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya tersebut.

Banyumas, 2021
Pembuat pernyataan

Bayu Riki Saputra

ii
Politeknik Yakpermas Banyumas
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Bayu Riki Saputra NIM 19.009 dengan judul
“Literature Riview Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah Dalam
Pemberian Terapi Oksigen Dengan Gangguan Bersihan Jalan Nafas Pada Kasus
Asma Bronchial” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Banyumas, Desember 2021

Menyetujui:

Pembimbing utama Pembimbing pendamping

Rahaju Ningtyas, S.Kp., M. Kep. Ns. Wiwik Priyatin, S. Kep., MM.


NIK. 082102019 NIDN. 0622037602

iii
Politeknik Yakpermas Banyumas
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Bayu Riki Saputra dengan judul “Literature
Riview Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah Dalam Pemberian Terapi
Oksigen Dengan Gangguan Bersihan Jalan Nafas Pada Kasus Asma Bronchial”
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal

Dewan Penguji
Ketua Penguji
Ns. Sudiarto, S.Kep., M. Kep. (…………………….)
NIDN. 0616037603

Penguji Anggota 1
Rahaju Ningtyas, S.Kp., M. Kep. (…………………….)
NIK. 082102019

Penguji Anggota II
Ns. Wiwik Priyatin, S. Kep., MM. (……….……………)
NIDN. 0622037602

Mengetahui
Direktur Politeknik Yakpermas Banyumas

Rahaju Ningtyas, S.Kp., M. Kep.


NIK. 082102019

iv
Politeknik Yakpermas Banyumas
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga proposal karya tulis ilmiah yang berjudul “Literature
Riview Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah Dalam Pemberian Terapi
Oksigen Dengan Gangguan Bersihan Jalan Nafas Pada Kasus Asma Bronchial”
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dijadikan sebagai syarat
menyelesaikan Pendidikan gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III
Keperawatan Politeknik Yakpermas Banyumas. Penyusunan proposal Karya Tulis
Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu:
1. Ibu Rahaju Ningtyas, S. Kp., M. Kep. selaku Direktur Politeknik Yakpermas
Banyumas.
2. Ibu Fida Dyah Puspasari, M. Kep. selaku Kepala Prodi DIII Keperawatan
Politeknik Yakpermas Banyumas.
3. Ibu Rahaju Ningtyas, S. Kp., M. Kep. selaku pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan,
pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulisi lmiah ini mulai dari
awal sampai akhir.
4. Ibu Ns. Wiwik Priyatin, S. Kep., MM. selaku pembimbing II yang banyak
membantu dan memberikan masukan serta motivasi sehingga karya tulis
ilmiah ini dapat terselesaikan.
5. P. Sulistyowati, S.Kep., M. Kep. selaku Dosen Penguji yang sudah banyak
membantu proses penyelesaian proposal Karya Tulis Ilmiah.

v
Politeknik Yakpermas Banyumas
Bapak Mahwono dan Ibu Misriah selaku orang tua saya yang telah
memberikan bantuan dukungan material, moral, support yang luar biasa dan
doa yang selalu dipanjatkan untuk anak kesayanganmu ini.
6. Sahabatku yang tak pernah lelah membantu dan memberi support dalam
menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini, khusunya Marga
Pangestuasih yang selalu memberi motivasi dan dukungan. Dan teman
seperjuangan Stase, Akbar Bagus Pambudi, Alya Dwi Nur Fadilah, Aprilia
Wanitri, Lely Monica Sari, dan Teman Angkatan 2019 yang saya sayangi.
Terimakasih berkat dukungan dan saran kalian saya bisa menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini masih
belum sempurna, maka saran dan kritik yang dapat konstruktif sangat penulis
harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis
berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.

Banyumas, Desember 2021

Penulis

vi
Politeknik Yakpermas Banyumas
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam...........................................................................................i


Pernyataan Keaslian Tulisan....................................................................................ii
Lembar Persetujuan................................................................................................iii
Lembar Pengesahan................................................................................................iv
Kata Pengantar.........................................................................................................v
Daftar Isi................................................................................................................vii
Daftar Lampiran....................................................................................................viii
Daftar Arti Lambang, Singkatan, Dan Istilah.........................................................ix
Daftar Tabel..............................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Literature Review..............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Asma Brochial.............................................................................7
B. Pengertian oksigen........................................................................................7
C. Anatomi.........................................................................................................9
D. Etiologi........................................................................................................11
E. Patofisiologi................................................................................................12
F. Pathway.......................................................................................................14
G. Pemeriksaan penunjang...........................................................................15
H. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................15
I. Diagnosa keperawatan................................................................................18
J. Perencanaan keperawatan...........................................................................19
K. Implementasi...........................................................................................20
L. Evaluasi.......................................................................................................21

BAB III METODOLOGI PENULISAN


A. Strategi Pencarian Literature......................................................................22
B. Kriteria inklusi dan ekslusi.........................................................................23
C. Seleksi study dan penelitian kualitas..........................................................23
D. Daftar artikel hasil pencarian......................................................................25

vii
Politeknik Yakpermas Banyumas
DAFTAR PUSTAKADAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Pembimbing 1


Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Pembimbing 2
Lampiran 3 : Jurnal 1 “Pemberian terapi oksigen pada anak usia pra sekolah
dengan gangguan pola nafas pada asma brochial dirumah sakit
umum daerah Prof.Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”
Lampiran 4 : Jurnal 2 “Asuhan keperawatan pada anak asma bronchial dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas diruang melati rumah sakit
umum daerah ciamis “
Lampiran 5 : Hasil Uji Turnitin
Lampiran 6 : Surat Keterangan Bebas Plagiariat

viii
Politeknik Yakpermas Banyumas
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

WHO : Word Health Organization


GIFA : Global Initiative for Asthma
BMI : body mass index
SIKI : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
SOAP : Subjektif, Objektif, Analisis, Perencanaan
PICOS : Population, Intervention, Comparation,Outcome, Study design

ix
Politeknik Yakpermas Banyumas
DAFTAR TABEL

Table 2.1 kriteria hasil bersihan jalan napas..........................................................20

Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan PICOS :........................................23

x
Politeknik Yakpermas Banyumas
Tabel 3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian 25BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat merupakan rangkaian angka yang
dirancang untuk menggambarkan aspek-aspek tertentu dari suatu kinerja
kesehatan atau derajat kesehatan. Gambaran derajat kesehatan masyarakat
yang optimal dapat dilihat dengan menggunakan indikator kualitas utama
yakni indeks moralitas, indeks morbiditas, dan indeks fertilitas serta faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan (Tinungki, Yeanneke Patras, Mareike
Gansalangi, Ferdinand, Sesebanua, 2020). Dari beberapa macam derajat
kesehatan bangsa salah satunya dapat dilihat dari derajat kesehatan anak,
dimana anak itu merupakan suatu aset bangsa yang harus dijaga dan dirawat
terutama pada kesehatannya agar dapat memberikan kemanfaatan dalam
perkembangan peradaban suatu bangsa kedepannya. Oleh karena itu anak
harus dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal agar dapat
mempersiapkan dirinya dalam mengemban tanggung jawab di massa yang
akan datang (Kurniawan, 2017). Karena anak yang sehat merupakan anak
yang dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Anak yang dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal merupakan
seorang anak yang dapat terbebas dari penyakit. Namun pada kenyataannya
masih banyak anak yang hidup dibawah standar kesejahteraan dan harus
bertahan dalam lingkungan dan kondisi yang tidak kondusif untuk
pertumbuhan dan perkembangannya sehingga tidak jarang ditemukan anak
yang terbebas dari sakit (Kurniawan, 2017). Penyebab anak sakit dapat berasal
dari berbagai sistem, yang salah satu diantaranya yaitu dapat disebabkan dari
sistem pernapasan berupa asma bronchial.

1
Politeknik Yakpermas Banyumas
2

Asma merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan yang banyak


dijumpai pada anak-anak hingga orang dewasa, namun penyakit ini lebih
banyak terjadi pada anak-anak. Menurut Global Initiative for Asthma (2015),
asma didefinisikan sebagai suatu penyakit yang heterogen, yang
dikarakteristik oleh adanya inflamasi kronis pada saluran pernafasan. Hal ini
ditentukan oleh adanya riwayat gejala gangguan pernafasanseperti mengi,
nafas terengah-engah, dada terasa berat atau tertekan, dan batuk yang
bervariasi waktu dan intensitasnya, diikuti dengan keterbatasan aliran udara
ekspresi yang bervarariasi (Wati, 2019).
Ketika terjadi serangan asma, paru mengembang berlebihan dan
menunjukkan bercak atelektasis, dengan oklusi saluran pernapasan oleh
sumbatan mukus. Secara mikoskopik, paru menunjukkan sembab, sel radang
pada dinding bronkus dengan banyak eosinofil, hipertrofi otot bronkus dan
kelenjar submukosa, sumbatan mukus (spiral Curschmann), debris kristaloid
membran eosinofil (kristal Charcot – Leyden) dalam saluran pernapasan.
Adapun patofisiologi asma bronchial menurut Perdani, (2019) adalah.
Hiperresponsivitas saluran napas yaitu penyebab utama timbulnya suatu gejala
klinis seperti terjadinya mengi dan dispnea setelah terpapar oleh alergen, iritan
lingkungan, infeksi virus, udara dingin, dan latihan fisik, obstruksi saluran
pernafasan yaitu bersifat difus dan bervariasi derajatnya yang dapat membaik
spontan atau dengan pengobatan. Dalam penyempitan saluran napas ini dapat
menyebabkan gejala batuk, rasa berat di dada, mengi, dan hiperesponsivitas
bronkus terhadap berbagai stimuli, dan yang terakhir adalah hipersekresi
mukosa yaitu pengurangan gerakan silia yang mempengaruhi lama inflamasi
dan menyebabkan kerusakan struktur atau fungsi epitel.
Asma merupakan suatu kondisi yang darurat dan seringkali
penanganannya kurang berhasil sehingga memicu jalan napas terganggu dan
menyebabkan diagnosa ketidak efektifan bersihan jalan napas. Dalam kondisi
seperti ini yang beresiko meningkatnya kejadian masuk rumah sakit dan lebih
buruknya berakibat terjadi gagal napas dan dapat berakibat kematian (Arif
Sugeng Riyadi, Puji Indriyani, Yatimah Ratna Pertiwi, 2019).

Politeknik Yakpermas Banyumas


3

Dampak penyakit asma bronchial pada anak cukup luas, yang


diantaranya yaitu anak dapat mengalami gangguan aktivitas dan gangguan
perkembangan. Dan berisiko mengalami masalah perilaku dan emosional, dan
dapat menimbulkan masalah bagi anggota keluarga yang lainnya, termasuk
pada orang tuanya yang menjadi sulit dalam membagi waktu antara kerja dan
merawat anak, masalah keuangan, fisik dan juga emosional. Keadaan ini
berdampak pada pola interaksi orang tua dan anak serta upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas hidup anak (Mathelda Sesfao,
2019).
Pada masa kanak-kanak ditemukan prevalensi anak laki-laki dibanding
anak perempuan sebesar 1,5:1 tetapi pada masa dewasa perbandingan antara
laki-laki dan perempuan sama besarnya dan ketika menopause
perbandingannya lebih besar dari pada laki-laki. Di Indonesia prevalensi asma
berkisar antara 5-7% (Rahmah & Pratiwi, 2020). World Health Organization
(WHO) memperkirakan pada saat ini ada sekitar 100-1500 juta penduduk
dunia yang terkena penyakit asma. Dalam jumlah ini akan terus bertambah
menjadi 180.000 orang setiap tahunnya dan akan terus meningkat apabila
tidak dicegah dan tidak ditangani dengan baik (Arif Sugeng Riyadi, Puji
Indriyani, Yatimah Ratna Pertiwi, 2019). Sedangkan berdasarkan riset
kesehatan dasar 2017, prevalensi asma untuk seluruh kelompok usia sebesar
3,5% dengan prevalensi penderita asma pada anak usia 1-4 tahun sebesar 2,4%
dan usia 5-14 tahun sebesar 2,0% (Wati, 2019).
Tingginya angka prevalensi diatas beserta resiko dan dampaknya maka
perlu perhatian yang serius dari keperawatan. Perawat dapat berperan aktif
dengan mengelola asuhan keperawatan Anak Usia Pra Sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada kasus
asma bronchial. Kondisi anak yang mengalami kesulitan bernafas memperoleh
tindakan dependen keperawatan salah satunya adalah pemberian terapi
oksigen. Dengan adanya pemberian terapi oksigen kepada anak yang
menderita asma bronchial maka kebutuhan oksigen pada anak penderita asma
bronchial dapat terpenuhi. Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen dapat

Politeknik Yakpermas Banyumas


4

dilakukan dengan cara pemberian terapi oksigen melalui saluran pernafasan,


agar dapat memulihkan serta memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi
secara normal (Arif Sugeng Riyadi, Puji Indriyani, Yatimah Ratna Pertiwi,
2019). Oleh karena itu peran perawat diharapkan dapat membantu anak dan
keluarga selama pasien dirawat, serta memenuhi kebutuhan dasar dan
memberikan edukasi agar keluarga mampu merawat anak dengan asma
bronchial serta meminimalisirkan kekambuhan serangan asma ketika pasien
sudah berada dirumah (Mathelda Sesfao, 2019).
Asuhan keperawatan yang diberikan yaitu berupa pemberian terapi
oksigensi kepada anak usia pra sekolah dengan gangguan bersihan jalan nafas
tidak efektif pada kasus asma bronchial. Pemberian oksigenasi dapat
dilakukan melalui masker rebreathing mask (RM) atau non rebreathing mask
(NRM) maupun kanul nasal sesuai dengan kebutuhan dari pasien itu sendiri
(Arif sugeng riyadi, Puji indriyani, Yatimah ratna pertiwi, 2019). Pada karya
tulis ilmiah studi kasus ini penelitian menggunakan pendekatan deskriptif.
Dari data diatas maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang
Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah Dalam Pemberian Terapi
Oksigen Dengan Gangguan Bersihan Jalan Nafas Pada Kasus Asma
Bronchial.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penyusunan studi kasus ini adalah “Bagaimanakah asuhan keperawatan anak
usia pra sekolah dalam pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan
jalan nafas pada kasus asma bronchial” ?.

C. Tujuan Literature Review


1. Tujuan umum
Mengetahui asuhan keperawatan anak usia pra sekolah dalam pemberian
terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada kasus asma
bronchial.

Politeknik Yakpermas Banyumas


5

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengkajian keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
b. Mengetahui diagnosa keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
c. Mengetahui intervensi keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
d. Mengetahui implementasi keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
e. Mengetahui evaluasi keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
3. Manfaat Studi Kasus
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan peneliti terutama tentang pemberian
terapi oksigen pada anak usia pra sekolah dengan gangguan bersihan
jalan nafas tidak efektif pada asma bronchial.
b. Bagi Keluarga
Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keperawatan anak yang
memiliki gangguan berishan jalan nafas tidak efektif pada asma
bronchial dengan melakukan tindakan melalui pemberian terapi
oksigen.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan

Politeknik Yakpermas Banyumas


6

Menambahkan pengetahuan dan masukan kepada dunia kesehatan


untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien dengan
masalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada asma bronchial.
d. Bagi Institut Pendidikan
Sebagai acuan dalam kegiatan proses belajar dan bahan pustaka
tentang Asuhan keperawatan pemberian terapi oksigen pada anak usia
pra sekolah pada anak dengan asma bronchial.

Politeknik Yakpermas Banyumas


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Asma Brochial


1. Definisi
Asma merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan yang
banyak dijumpai, baik pada anak-anak maupun dewasa. Kata asma
(asthma) berasal dari bahasa yunani yang berati terengah-engah. Asma
didefinisikan sebagai inflamasi kronik pada saluran pernafasan dimana
berbagai sel dan elemen seluler berperan, terutama sel mast, eosinofil,
limfosit T, makrofag, dan sel epithelial. (Susetha, 2020).
Sedangkan menurut Sri yulianan (2020), asma adalah suatu kondisi
paru-paru kronis yang ditandai dengan kesulitan bernafas, dan
menimbulkan gejala sesak nafas, dada terasa berat dan batuk, terutama
pada malam menjelang dini hari. Dimana saluran pernafasan mengalami
penyempitan atau peradangan yang bersifat sementara.
Berdasarkan pengertian asma diatas, maka penulis menyimpulkan
bahwa asma adalah penyakit inflamasi kronik yang bersifat sementara atau
berulang pada saluran pernafasan yang mengalami penyempitan yang
disebabkan oleh hiperresponsivitas saluran pernafasan terhadap
rangsangan tertentu. (Susetha, 2020)

B. Pengertian oksigen
1. Definisi
Kebutuhan oksigen pada anak yang menderita asma bronchial
sangatlah penting. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan
dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, membebaskan
saluran pernafasan dari sumbatan yang mengahalangi masuknya oksigen,
memulihkan serta memperbaiki organ pernafasan agar sel-sel dalam tubuh
yang bergantung pada oksigen dapat melaksanakan tugasnya secara
8

normal. (Arif Sugeng Riyadi, Puji Indriyani, Yatimah Ratna Pertiwi,


2019).
2. Proses oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas
tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas. (Asmarani,
2018).
a. Ventilasi
Merupakan suatu proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer
ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Ada beberapa hal yang
dapat mempengaruhi ventilasi yakni adanya perbedaan tekanan
atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempatnya maka tekanan udara
semakin rendah dan sebaliknya semakin rendah tempatnya tekanan
udara semakin tinggi. Proses ventilasi selanjutnya adalah complience,
dan recoil. Kemampuan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
adanya sulfaktan yang terdapat pada lapisan alveoli yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan permukaan dan adanya sisa udara yang
menyebabkan tidak terjadinya kolaps serta gangguan torak.
b. Difusi gas
Difusi gas merupakan suatu pertukaran antara oksigen di
alveoli dengan kapiler paru dan CO2 dikapiler dengan alveoli. Adapun
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pertukaran ini yaitu
luasnya permukaan paru, tebal interstial (keduannya dapat
mempengaruhi difusi apabila terjadi proses penebalan), perbedaan
tekanan dan konsentrasi.
c. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan suatu proses pendistribusian O2
kapiler kejaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler pada
proses transportasi, O2 akan berkaitan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin 97% dan larut dalam plasmma 3%, sedangkan CO2
akan berkaitan dengan Hb karbomino hemoglobin 30% dan larut

Politeknik Yakpermas Banyumas


9

dalam plasma 5%, dan sebagiannya menjadi HCO3 yang berada dalam
darah 65%.

C. Anatomi
Menurut R wijayanti (2019), anatomi fisiologis pernafasan dibagi atas
beberapa bagian, yaitu :
1. Hidung ( Nasal )
Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang
yang disebut kavum nasi dan dipisahkan oleh sekat hidung yang disebut
septum nasi. Didalamnya terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk
menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk kedalam hidung saat
menghirup udara.
Fungsing hidung, adalah sebagai bentuk :
a. Sebagai saluran pernafasan
b. Sebagai penyaring udara yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
c. Menghangatkan udara pernafasan melalui mukosa
d. Membunuh kuman yang masuk melalui leukosit yang ada dalam selaput
lendir mukosa hidung.
2. Tekak atau Faring
Merupakan titik persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan. Terdapat dibawah dasar tulang tengkorak, dibelakang rongga
hidung dan mulut sebelah dalam ruas tulang leher.
Hubungan faring dengan organ-organ lain: ke atas terhubung
dengan rongga hidung, ke depan terhubung dengan rongga mulut, ke
bawah depan terhubung dengan laring, dan ke bawah belakang terhubung
dengan esophagus.
3. Rongga tekak dibagi dalam tiga bagian :
a. Bagian sebelah atas sama tingginya dengan koana disebut nasofaring
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan itsmus fausium disebut
dengan orofaring

Politeknik Yakpermas Banyumas


10

c. Bagian bawah sekali dinamakan laringofaring mengelilingi mulut,


esofagus, dan laring yang merupakan gerbang untuk sistem
respiratorik selanjutnya
4. Pangkal tenggorokan ( faring )
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk
suara. Laring
(kontak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Pada tenggorokan
ini ada epiglotis yaitu katup kartilago tiroid. Saat menelan epiglotis secara
otomatis menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dan
cairan.
5. Batang tenggorokan ( trakea)
Trakea adalah tuba dengan panjang 10 cm sampai 12 cm dan
diameter 2,5 cm serta terletak diatas permukaan anterior esofagus yang
memisahkan trakea menjadi bronkhus kiri dan kanan. Trakea dilapisi
epitelium fespiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang
mengandung banyak sel goblet. Sel-sel bersilia ini berfungsi untuk
mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersamaan dengan udara
saat bernafas.
6. Cabang tenggorokan (bronkus)
Merupakan kelanjutan dari trakea, yang terdiri dari dua bagian
bronkhus kanan dan kiri. Bronkhus kanan berukuran lebih pendek, lebih
tebal, dan lebih lurus dibandingkan dengan bronkus primer sehingga
memungkinkan untuk objek asing masuk kedalam trakea dan akan
ditempatkan dalam bronkus kanan. Sedangkan bronkhus kiri lebih
panjang dan lebih ramping, bronkhus bercabang lagi menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil lagi yang disebut dengan bronkhiolus.
7. Paru-paru
Paru-paru merupakan sebuah bagian tubuh yang sebagian
besarnya terdiri dari gelembung-gelembung.
Pembagian paru-paru :

Politeknik Yakpermas Banyumas


11

a. Paru kanan : terdiri dari 3 lobus, lobus pulmo dekstra superior, lobus
media dan lobus inferior. Masing-masing lobus ini masih terbagi lagi
menjadi belahan-belahan kecil yang disebut segment. Paru-paru
kanan memiliki 10 segment, 5 buah pada lobus superior, 2 buah pada
lobus medialis, dan 3 buah pada lobus inferior.
b. Paru kiri : terdiri dari 2 lobus, lobus pulmo sinistra superior, dan lobus
inferior. Paru-paru kiri memiliki 10 segment, 5 buah pada lobus
superior, dan 5 buah pada lobus inferior.

D. Etiologi

Faktor penyebab asma bronchial dibagi menjadi dua kelompok yaitu


(Sri yulianan, 2020):
1. Faktor genetik
a. Atopi atau alergi
Hal yang diturunkan adalah alerginya, meskipun belum diketahui
bagaimana cara penurunnya.
b. Hiperaktivitas bronkus
Saluran nafas sensitif terhadap berbagai rangsangan alergen maupun
iritan.
c. Jenis kelamin
Anak laki-laki sangat beresiko terkena asma brochial sebelum usia 14
tahun, prevalensi asma pada anak laki-laki adalah 1,5-2 kali
dibandingkan dengan anak perempuan.
d. Ras atau etnik
e. Obesitas
Obesitas atau peningkatan atau body mass index (BMI), merupakan
faktor resiko asma.
2. Faktor lingkungan
a. Alergen dalam rumah (debu rumah, spora jamur, kecoa, serpihan kulit
binatang seperti anjing dan kucing)

Politeknik Yakpermas Banyumas


12

b. Alergen diluar rumah (serbuk sari, dan spora jamur).


c. Faktor lain
1) Alergen dari makanan
2) Alergen obat-obatan tertentu

E. Patofisiologi
Asma yang terjadi pada anak yaitu adanya penyempitan pada jalan
nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi
tubuh muncul (immunoglobulin E atau lg E) dengan adanya alergi. lg E
muncul pada reseptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran histamin dan
zat mediator lainnya yang akan memberikan gejala asma. Respon asma terjadi
dalam tiga tahap yaitu, pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed di mana bronkokonstriksi dapat
berulang dalam 4-6 jam, tahap late ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan napas beberapa minggu atau bulan. Selama serangan
asma, bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan sekresi mukus. Keadaan
ini menyebabkan lumen jalan napas bengkak, kemudian meningkatkan
resistensi jalan napas dan menimbulkan distress pernapasan.
Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar untuk
ekshalasi karena ada edema jalan napas. Kondisi seperti ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli dan terjadi perubahan pertukaran gas. Jalan napas
menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi
oksigennya, sehingga terjadi penurunan PaO2 (hipoksia), selama serangan
karbondioksida tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan napas selama
ekspirasi, dan menyebabkan asidosis respiratorik dan hiperkapnea. Kemudian
sistem pernapasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan
pernapasan (takipnea). Yang bisa menimbulkan hiperventilasi dan dapat
menurunkan kadar karbondioksida dalam darah yang disebut sebagai
hipokapnea. (Susetha, 2020)
1. Tanda dan Gejala

Politeknik Yakpermas Banyumas


13

Gejala-gejala yang muncul pada asma bronchial adalah batuk


dispnea dan mengi. Selain gejala di atas ada beberapa gejala lain yang
menyertainya. (Sri yulianan, 2020)
a. Gelisah
b. Takipnea dan orthopnea
c. Kelelahan
d. Nyeri abdomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan
e. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada
disertai pernafasan lambat.
f. Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan,berjalan, dan bahkan
berbicara.

Politeknik Yakpermas Banyumas


14

F. Pathway
Antigen yang terkait lg E
pada permukaan sel mast dan
Faktor pencetus atau basofil
- Allerge
n
- Stress Mengeluarkan mediator :
- cuaca histamine, platelet, bradikmin,
dll.

Permeabilitas kapiler meningkat


Penyempitan atau obstruksi
.
proksimal dari bronkus pada
tahap ekspirasi dan inspirasi
Edema mukosa, sekresi
produktif, kontraksi otot polos
meningkat
1. Mucus berlebih
2. Batuk Konsentrasi O2
3. Wheezing dalam darah
4. Sesak nafas Hiperkapnea Masalah
Gelisah keperaw
atan
Ansietas Hipoksemia
Suplai O2 ke Koma
a. Mucus berlebih
otak menurun
b. Batuk
c. Wheezing Suplai darah dan O2
d. Sesak nafas Tekanan kejantung berkurang
partial Masalah
Asidosis
oksigen keperawatan
metabolik
Ketidakefektifan bersihan di gangguan Cardiac output
jalan napas alveoli pertukaran gas menurun
menurun

suplai O2 ke Perfusi tekanan darah


jaringan jaringan menurun
menurun perifer
menurun
Kelemahan dan
Penyempitan jalan
keletihan
pernapasan

hiperventilasi Kebutuhan O2 Intoleransi


Peningkatan kerja otot meningkat Aktivitas
pernapasan
Retensi O2 Asidosis respiratorik
Nafsu makan :
Ketidakefektifan pola
Ketidak seimbangan nutrisi napas
kurang dari kebutuhan tubuh

Politeknik Yakpermas Banyumas


15

G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada anak yang
mengalami asma adalah : (Susetha, 2020)
1. Foto rontgen, menyingkirkan infeksi atau penyebab lain yang
memperburuk status pernafasan.
2. Jumlah eosinofil biasanya meningkat dalam darah dan sputum
3. Jumlah lekosit akan meningkat pada infeksi
4. Pemeriksaan fungsi paru akan terjadi penurunan volume, penurunan
kapasitas vital, kapasitas bernapas maksimum juga dapat menurun
5. Pemeriksaan alergi dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan
berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi positif pada asma
6. Analisa gas darah pada kasus berat akan meningkat pH, PaCO2 dan
PaO2 turun, keadaan ini disebut alkalosis respiratori ringan akibat
hiperventilasi.
7. Pada pemeriksaan pulse oxymetry, jika hasilnya VEP1<50% dari
perkiraan:asma berat, VEP1 50-70%: asma sedang, VEP1 71-80%:
asma ringan.

H. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan,
kegiatan dalam pengkajian adalah pengumpulan data. Pengumpulan
data ini merupakan kegiatan menghimpun informasi tentang status
kesehatan klien. (Susetha, 2020)
a. Biodata
1) Identitas anak terdiri atas: nama, umur, jenis kelamin, tanggal
lahir, alamat.
2) Identitas orang tua terdiri atas : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat.

Politeknik Yakpermas Banyumas


16

b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien datang dengan keluhan sesak nafas yang hebat dan
terjadi secara tiba-tiba, kemudian disertai dengan gejala-gejala
lain seperti wheezing, gangguan kesadaran, dan perubahan
tekanan darah.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang
dikembangkan secara PQRST yaitu :
P : penyebab yang memperberat dan memperingan
Q : dirasakan seperti apa dan berapa banyak
R : lokasi dimana dan penyebarannya
S : intensitasnya, pengaruh terhadap aktivitas
T : hilang timbul
d. Riwayat kesehatan dahulu
Tanyakan kepada orangtuanya tentang penyakit yang pernah
diderita anak, apakah sebelumnya pernah sakit asma, apakah ada
riwayat infeksi pada saluran pernafasannya, apakah ada alergi terhadap
alergi debu, alergi asap rokok, alergi bau-bauan bahan kimia, parfum,
dan lain sebagainya. Dan riwayat pengobatan yang pernah dilakukan
untuk mengatasi penyakitnya, berobat kemana, dan kapan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Beberapa faktor resiko terjadinya asma dapat dilihat dari
faktor yang meliputi unsur genetik, obesitas, dan jenis kelamin. Asma
memiliki komponen herediter, dimana banyak gen terlibat dalam
perkembangan pathogenesis penyakit ini. Oleh karena itu perlu dikaji
riwayat atopi (asma, rinitis, alergi, dermatitis atopik) di dalam
keluarga.

Politeknik Yakpermas Banyumas


17

f. Riwayat kelahiran
1) Riwayat parental
Keadaan ibu saat hamil, keluhan pada saat hamil, nutrisi
ibu selama hamil apakah ada makanan pantangan selama hamil,
apakah ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan kehamilan
pola.
2) Riwayat natal
3) Riwayat post natal
a) Faktor seperti prematuritas dan berat badan lahir rendah diduga
memiliki asosiasi positif kejadian asma pada anak.
4) Riwayat imunisasi
Anak penderita asma lebih rentan terhadap infeksi saluran
pernafasan berat diakibatkan oleh bakteri dan virus. Maka perlu
dikaji riwayat pemberian imunisasi.
g. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
a) Pemeriksaan dada dimulai dari torak posterior.
b) Dada diobservasi
c) Inspeksi torak posterior, meliputi warna kulit dan kondisinya,
lesi, massa.
d) Catat jumlah irama, kedalaman pernafasan, dan
pergerakan dada.
2) Observasi tipe pernafasan, seperti pernafasan hidung, dan
penggunaan otot bantu pernafasan.
3) Saat mengobservasi respirasi, catat durasi
4) Kelainan pada bentuk dada
5) Observasi kesimetrisan pergerakan dada
6) Observasi trakea abnormal ruang interkostal selama
inspirasi, yang dapat mengindikasikan obstruksi jalan nafas.

Politeknik Yakpermas Banyumas


18

7) Palpasi
a) Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan
dada dan mengobservasi abnormalitas.
b) Palpasi toraks untuk mengetahui abnormalitas yang
terkaji saat inspeksi seperti : massa, lesi, bengkak.
c) Vocal premitus yaitu pergerakan dinding dada yang
dihasilkan saat berbicara.
8) Perkusi
Suara perkusi normal :
a) Resonan : nada rendah, dihasilkan pada jaringan paru
normal.
b) Dulnes : bunyi yang pendek serta lemah, ditemukan
diatas bagian jantung.
c) Timpani : bernada tinggi dihasilkan perut yang berisi
udara.
d) Hipersonan : suara menggaung lebih rendah dan timbul
pada bagian perut yang berisi darah.
9) Auskultasi
a) Pengkajian mendengarkan bunyi nafas normal dan
bunyi nafas tambahan
b) Suara nafas abnormal dihasilkan dari getaran udara
ketika melalui jalan nafas dari laring menuju alveoli,
dengan sifat bersih.
c) Suara nafas normal meliputi bronkial dan vesikular.
d) Suara nafas tambahan meliputi wheezing.

I. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah fase kedua proses keperawatan.
Pada fase ini perawat menggunakan keterampilan berfikir kritis untuk
mengiterprestasikan data pengkajian dan mengidentifikasi masalah klien.

Politeknik Yakpermas Banyumas


19

Diagnosa adalah langkah yang sangat penting dalam proses asuhan


keperawatan (R wijayanti, 2019).
Diagnosa yang mungkin muncul pada asma bronchial :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi yang tertahan
ditandai dengan batuk tidakefektif, sputum berlebihan,
mengi,wheezing.
2. Ketidakefektifan pola napas b.d deformitas dinding dada.
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan.
4. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan.
5. Gangguan pertukaran gas b.d retensi karbondioksida.
6. Ansietas b.d keadaan penyakit yang diderita.

J. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah sesuatu yang telah
dipertimbangkan secara mendalam tahap yang sistematis dari proses
keperawataan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah dalam perencanaan keperawatan. Perawat menetapkan
berdasarkan hasil pengumpulan data dan rumusan masalah keperawatan
yang merupakan petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan
keperawatan untuk mencegah dan menurunkan atau mengeliminasi
masalah kesehatan pada klien.
Berikut ini merupakan rencana keperawatan yang diberikan pada
anak pra sekolah dalam pemberian terapi oksigen dengan gangguan
bersihan jalan nafas pada kasus asma bronchial menurut SIKI, (2018).
Intervensi keperawatan : Terapi Oksigen (I.01026)
Definisi : Memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan
mengatasi kondisi kekurangan oksigen jaringan.
Bersihan jalan nafas meningkat dengan kriteria hasil (L.01001).

Politeknik Yakpermas Banyumas


20

Table 2.1 kriteria hasil bersihan jalan napas


Menurun Cukup Sedang Cukup meningkat
menurun meningkat
Batuk 1 2 3 4 5
efektif
Sumber dari buku SLKI

Tindakan :
1. Observasi
a. Monitor kecepatan aliran oksigen
b. Monitor posisi alat terapi oksigen
c. Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
d. Monitor efektifas terapi oksigen contoh, oksimetri, analisa gas
darah jika perlu
e. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
2. Terapeutik
a. Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
b. Pertahankan kepatenan jalan napas
c. Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
d. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
e. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
3. Edukasi
a. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
b. Kolaborasi pengguanaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur

K. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mecapai tujuan yang spesifikasi. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditujukan untuk membantu klien untuk
mecapai tujuan yang diharapakna. Oleh karena itu rencana intervensi

Politeknik Yakpermas Banyumas


21

yang spesifik adalah dilaksanakan untuk memodifikasi faktor yang


mempengaruhi masalah kesehatan klien.
Pada waktu perawat memberikan pelayanan keperawatan, proses
pengumpulan dan analisa data berjalan terus-menerus, guna perubahan
atau penyesuaian tindakan keperawatan, pengorganisasian pekerjaan
perawat serta lingkungan fisik untuk pelayanan yang dilakukan
(Asmarani, 2018)

L. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah
dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan
keperawatan yang telah diberikan. Kemudian untuk memudahkan
perawat dalam mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, yaitu
dengan menggunakan komponen SOAP atau SOAPIER.
1) S (subjektif) : perkembangan keadaan yang didasarkan pada
apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan klien.
2) (objektif) : perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh
perawat atau tim kesehatan lain.
3) A (analisis) : penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif
maupun objektif) apakah berkembang kearah perbaikan
kemunduran.
4) P (perencanaan) : rencana penanganan klien yang didasarakan
pada hasil analisis diatas yang berisi melanjutkan perencanaan
sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum teratasi.

Politeknik Yakpermas Banyumas


BAB III
METODOLOGI PENULISAN

A. Strategi Pencarian Literature


1. Framework yang digunakan
Strategi yang digunakan peneliti dalam mencari artikel
menggunakan PICOS framework yaitu:
a. Population/problem, yaitu menjelaskan populasi atau masalah yang
akan dianalisis
b. Intervention, yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus
perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan
c. Comparation, yaitu penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai
pembanding
d. Outcome, yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada peneliti
e. Study design
2. Kata kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan blooean
operator (AND, OR, NOT, or AND NOT) yang digunakan untuk
memperluas atau menspesifikasikan pencarian sehingga mempermudah
dalam pencarian artikel atau jurnal yang digunakan. Adapun judul yang
diambil yaitu “ literature review asuhan keperawatan anak usia pra sekolah
dalam pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas
pada kasus asma bronchial”.
Dalam pencarian artikel menggunakan blooean operator “OR”
yaitu “pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas
pada kasus asma bronchial”. Keyword hasil pencarian yang didapat.
a. Asuhan keperawatan pemberian terapi oksigen pada anak usia pra
sekolah dengan gangguan pola nafas pada asma bronchial dirumah
sakit umum daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo.
b. Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas diruang asoka RSUD Dr. Harjono ponorogo.
23

c. Asuhan keperawatan dengan gangguan kebutuhan oksigen pada kasus


asma bronchial diruang anak RSD Mayjend

B. Kriteria inklusi dan ekslusi


Table 3.2 kriteria inklusi dan ekslusi

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population/ Anak prasekolah Anak usia sekolah
problem
Intervention Penerapan terapi oksigen Penerapan kebutuhan
oksigen
Comparation Tidak ada intervensi pembanding Tidak ada intervensi
pembanding
Outcome Adanya pengaruh pemberian terapi Hasil atau luaran artikel
oksigen dengan kasus pada asma tidak sesuai dengan topik
bronchial penelitian
Study design Deskriptif Literature review
Tahun terbit Artikel atau jurnal terbit setelah Artikel atau jurnal terbit
tahun 2017-2021 dibawah tahun 2017
Bahasa Bahasa inggris dan bahasa indonesia Selain bahasa indonesia
dan bahasa inggris
Sumber dari buku panduan KTI

C. Seleksi study dan penelitian kualitas


1. Hasil pencarian seleksi studi
Berdasarkan hasil pencarian melaui search engine indonesia menggunakan
kata kunci yang sudah didapat menggunakan blooean operator didapat
penelitian tersebut kemudian di skrining, sebanyak 121 jurnal yang sesuai
dengan kata kunci tersebut. Jurnal penelitian tersebut kemudian di
skrining, sebanyak 30 jurnal di ekslusi karena terbit tanun 2017 ke bawah.
Didapat kelayakan terhadap 90 jurnal, jurnal yang dioublikasikan dan
jurnal yang tidak sesuai kriteria inklusi dilakukan ekslusi sehingga didapat
2 urnal yang dilakukan review.

Politeknik Yakpermas Banyumas


24

Skema 2.2 alur review jurnal.

Database jurnal yang digunakan


dalam pencarian yaitu google

Jumlah artikel yang terjaring


diawal pencarian : n=150

Ekslsusi n= 20
artikel

Jumlah artikel yang sesuai


berdasarkan abstrak : n=130

Ekslusi n=10

Tidak sesuai dengan metode,


intervensi, fulltext dan eligible.

Jumlah artikel yang didapat


diakses fulltext dan eligible :
n= 120

Jumlah artikel yang


disintensis memenuhi
criticalappraisal n=2

Politeknik Yakpermas Banyumas


25

D. Daftar artikel hasil pencarian


Literature review ini di sintesis menggunakan metode naratif
dengan mengelompokan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan
hasil yang diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai
dengan kriteria inklusi kemuadian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal
meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode, dan hasil penelitian serta
database.

Table 3 artikel hasil pencarian

No Author Tahun Volume Judul Metode Hasil Penelitian Database


Angka (Desain,
sampel,
variable,
instrument,
analisis)
1 Arif sugeng 2019 - Pemberian terapi D : studi Terapi oksigen Google
riyadi oksigen pada anak kasus dengan aliran 3 scholar
usia pra sekolah S: liter/menit untuk
dengan gangguan randomized mempertahankan
pola nafas pada sampling kebutuhan tubuh
asma brochial V: pemberian dan mendapatkan
dirumah sakit umum terapi oksigen hasil yang baik dari
daerah Prof.Dr. pada asma kedua responden
Margono Soekarjo bronchial tersebut terdapat
Purwokerto L: lembar adanya perubahan
observasi saturasi oksigen,
A: pre test irama dan
dan post test perubahan pola
nafas pada pasien

2 Meda susetha 2020 - Asuhan D : studi Hasil penelitian Google


keperawatan pada kasus Didapatakn masalah scholar
anak asma bronchial S: dapat teratasi
dengan randomized dengan hasil klien
ketidakefektifan sampling tidak sesak, tidak
bersihan jalan nafas V: pemberian ada sianosis, bunyi
diruang melati terapi oksigen napas bersih, tidak
rumah sakit umum pada asma tampak batuk,
daerah ciamis bronchial mampu
L: lembar mengeluarkan
observasi sputum, frekuensi
A: pre test napas 29x/menit.
dan post test
Sumber dari buku penulisan KTI

Politeknik Yakpermas Banyumas


26

DAFTAR PUSTAKA

Asmarani, I. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma Bronchial Dalam


Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Laikawaraka Rsu
Baheramas Provinsi Sulawesi Tenggara Karya. Jurnal, 1–26.
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/629/

R wijayanti. (2019). R wijayanti 2019. Jurnal, 3, 2019.


http://weekly.cnbnews.com/news/article.html?no=124000

Riyadi, A. S., Banyumas, P. Y., & 2019. (2019). Gangguan Pola Nafas Pada Asma
Bronchial. Jurnal of Nursing & Health, 92–102.
http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/132

SIKI, T. pokja. (2018). Intervensi Terapi OKSIGEN ( edisi 1 Standar intervensi


keperawatan indonesia: definisi dan tindakan keperawatan (ed.);
Standar in).

Sri yulianan. (2020). Karya Tulis Ilmiah Literatur Review : Asuhan Keperawatan
Pada Klien Asma Bronchial Dengan Masalah Gangguan Pola Tidur
Menggunakan Terapi Relaksasi Otot Progresif Lumbantobing Sibolga
Tahun 2020 Sri Yuliana Sibarani Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan Juru. Jurnal, 1–60. http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2933/1/Sri Yuliana
Sibarani.pdf

Susetha, M. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Anak Asma Bronkial Dengan


Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Di Ruang Melati Rumah Sakit
Umum Ciamis jurnal. Jurnal.
http://repository.bku.ac.id/xmlui/handle/123456789/673

Kurniawan, H. (2017). Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Pada Anak Panti


Asuhan Melalui Edukasi Hidup Bersih Dan Sehat. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Ipteks, 3(1), 9–16.
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/PENGABDIAN_IPTEKS/a
rticle/view/993

Mathelda Sesfao. (2019). Asma Bronchial Di Ruang Kenanga. Jurnal, 5(1), 1–38.
http://repository.poltekeskupang.ac.id/727/1/KARYA TULIS ILMIAH
.pdf

Politeknik Yakpermas Banyumas


27

Perdani, R. R. W. (2019). Asma Bronkial Pada Anak Bronchial Asthma In


Children. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung, 3(1), 154–159.
http://repository.lppm.unila.ac.id/21586/1/2220-2940-1-PB.pdf
Rahmah, A. Z., & Pratiwi, J. N. (2020). Potensi Tanaman Cermai Dalam
Mengatasi Asma. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2(2), 147–
154. https://doi.org/10.37287/jppp.v2i2.83

Riyadi, A. S., Banyumas, P. Y., & 2019. (2019). Gangguan Pola Nafas Pada Asma
Bronchial. Jurnal of Nursing & Health, 92–102.
http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/132

Tinungki, Y., Patras, M., & Gansalangi, Ferdinand, S. (2020). Kendahe Kabupaten
Kepulauan Sangihe Determinant of Public Health in Lipang Island in
Kendahe Distric , Sangihe. Jurnal, 4, 8–20. http://e-
journal.polnustar.ac.id/jis/article/view/249

Wati, R. (2019). Asuhan Keperawatan Pada An. N. A Dengan Asma Bronkial Di


Ruangan Kenanga RSUD PROF. DR. W. Z Johannes Kupang. Jurnal,
8(5), 55. http://repository.poltekeskupang.ac.id/1008/1/Karya Tulis
Ilmiah-dikonversi.pdf

Politeknik Yakpermas Banyumas

Anda mungkin juga menyukai