Oleh:
i
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DALAM
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN GANGGUAN
BERSIHAN JALAN NAFAS PADA KASUS
ASMA BRONCHIAL
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan Program Ahli Madya Keperawatan
Oleh:
i
Politeknik Yakpermas Banyumas
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Banyumas, 2021
Pembuat pernyataan
ii
Politeknik Yakpermas Banyumas
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Bayu Riki Saputra NIM 19.009 dengan judul
“Literature Riview Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah Dalam
Pemberian Terapi Oksigen Dengan Gangguan Bersihan Jalan Nafas Pada Kasus
Asma Bronchial” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Menyetujui:
iii
Politeknik Yakpermas Banyumas
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Bayu Riki Saputra dengan judul “Literature
Riview Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah Dalam Pemberian Terapi
Oksigen Dengan Gangguan Bersihan Jalan Nafas Pada Kasus Asma Bronchial”
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
Dewan Penguji
Ketua Penguji
Ns. Sudiarto, S.Kep., M. Kep. (…………………….)
NIDN. 0616037603
Penguji Anggota 1
Rahaju Ningtyas, S.Kp., M. Kep. (…………………….)
NIK. 082102019
Penguji Anggota II
Ns. Wiwik Priyatin, S. Kep., MM. (……….……………)
NIDN. 0622037602
Mengetahui
Direktur Politeknik Yakpermas Banyumas
iv
Politeknik Yakpermas Banyumas
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga proposal karya tulis ilmiah yang berjudul “Literature
Riview Asuhan Keperawatan Anak Usia Pra Sekolah Dalam Pemberian Terapi
Oksigen Dengan Gangguan Bersihan Jalan Nafas Pada Kasus Asma Bronchial”
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dijadikan sebagai syarat
menyelesaikan Pendidikan gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III
Keperawatan Politeknik Yakpermas Banyumas. Penyusunan proposal Karya Tulis
Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu:
1. Ibu Rahaju Ningtyas, S. Kp., M. Kep. selaku Direktur Politeknik Yakpermas
Banyumas.
2. Ibu Fida Dyah Puspasari, M. Kep. selaku Kepala Prodi DIII Keperawatan
Politeknik Yakpermas Banyumas.
3. Ibu Rahaju Ningtyas, S. Kp., M. Kep. selaku pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan,
pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya tulisi lmiah ini mulai dari
awal sampai akhir.
4. Ibu Ns. Wiwik Priyatin, S. Kep., MM. selaku pembimbing II yang banyak
membantu dan memberikan masukan serta motivasi sehingga karya tulis
ilmiah ini dapat terselesaikan.
5. P. Sulistyowati, S.Kep., M. Kep. selaku Dosen Penguji yang sudah banyak
membantu proses penyelesaian proposal Karya Tulis Ilmiah.
v
Politeknik Yakpermas Banyumas
Bapak Mahwono dan Ibu Misriah selaku orang tua saya yang telah
memberikan bantuan dukungan material, moral, support yang luar biasa dan
doa yang selalu dipanjatkan untuk anak kesayanganmu ini.
6. Sahabatku yang tak pernah lelah membantu dan memberi support dalam
menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah ini, khusunya Marga
Pangestuasih yang selalu memberi motivasi dan dukungan. Dan teman
seperjuangan Stase, Akbar Bagus Pambudi, Alya Dwi Nur Fadilah, Aprilia
Wanitri, Lely Monica Sari, dan Teman Angkatan 2019 yang saya sayangi.
Terimakasih berkat dukungan dan saran kalian saya bisa menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini masih
belum sempurna, maka saran dan kritik yang dapat konstruktif sangat penulis
harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis
berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.
Penulis
vi
Politeknik Yakpermas Banyumas
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Literature Review..............................................................................4
vii
Politeknik Yakpermas Banyumas
DAFTAR PUSTAKADAFTAR LAMPIRAN
viii
Politeknik Yakpermas Banyumas
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
ix
Politeknik Yakpermas Banyumas
DAFTAR TABEL
x
Politeknik Yakpermas Banyumas
Tabel 3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian 25BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat merupakan rangkaian angka yang
dirancang untuk menggambarkan aspek-aspek tertentu dari suatu kinerja
kesehatan atau derajat kesehatan. Gambaran derajat kesehatan masyarakat
yang optimal dapat dilihat dengan menggunakan indikator kualitas utama
yakni indeks moralitas, indeks morbiditas, dan indeks fertilitas serta faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatan (Tinungki, Yeanneke Patras, Mareike
Gansalangi, Ferdinand, Sesebanua, 2020). Dari beberapa macam derajat
kesehatan bangsa salah satunya dapat dilihat dari derajat kesehatan anak,
dimana anak itu merupakan suatu aset bangsa yang harus dijaga dan dirawat
terutama pada kesehatannya agar dapat memberikan kemanfaatan dalam
perkembangan peradaban suatu bangsa kedepannya. Oleh karena itu anak
harus dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal agar dapat
mempersiapkan dirinya dalam mengemban tanggung jawab di massa yang
akan datang (Kurniawan, 2017). Karena anak yang sehat merupakan anak
yang dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Anak yang dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal merupakan
seorang anak yang dapat terbebas dari penyakit. Namun pada kenyataannya
masih banyak anak yang hidup dibawah standar kesejahteraan dan harus
bertahan dalam lingkungan dan kondisi yang tidak kondusif untuk
pertumbuhan dan perkembangannya sehingga tidak jarang ditemukan anak
yang terbebas dari sakit (Kurniawan, 2017). Penyebab anak sakit dapat berasal
dari berbagai sistem, yang salah satu diantaranya yaitu dapat disebabkan dari
sistem pernapasan berupa asma bronchial.
1
Politeknik Yakpermas Banyumas
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penyusunan studi kasus ini adalah “Bagaimanakah asuhan keperawatan anak
usia pra sekolah dalam pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan
jalan nafas pada kasus asma bronchial” ?.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengkajian keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
b. Mengetahui diagnosa keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
c. Mengetahui intervensi keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
d. Mengetahui implementasi keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
e. Mengetahui evaluasi keperawatan anak usia pra sekolah dalam
pemberian terapi oksigen dengan gangguan bersihan jalan nafas pada
kasus asma bronchial.
3. Manfaat Studi Kasus
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan peneliti terutama tentang pemberian
terapi oksigen pada anak usia pra sekolah dengan gangguan bersihan
jalan nafas tidak efektif pada asma bronchial.
b. Bagi Keluarga
Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan
meningkatkan pengetahuan keluarga tentang keperawatan anak yang
memiliki gangguan berishan jalan nafas tidak efektif pada asma
bronchial dengan melakukan tindakan melalui pemberian terapi
oksigen.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan
B. Pengertian oksigen
1. Definisi
Kebutuhan oksigen pada anak yang menderita asma bronchial
sangatlah penting. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan
dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, membebaskan
saluran pernafasan dari sumbatan yang mengahalangi masuknya oksigen,
memulihkan serta memperbaiki organ pernafasan agar sel-sel dalam tubuh
yang bergantung pada oksigen dapat melaksanakan tugasnya secara
8
dalam plasma 5%, dan sebagiannya menjadi HCO3 yang berada dalam
darah 65%.
C. Anatomi
Menurut R wijayanti (2019), anatomi fisiologis pernafasan dibagi atas
beberapa bagian, yaitu :
1. Hidung ( Nasal )
Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang
yang disebut kavum nasi dan dipisahkan oleh sekat hidung yang disebut
septum nasi. Didalamnya terdapat bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk
menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk kedalam hidung saat
menghirup udara.
Fungsing hidung, adalah sebagai bentuk :
a. Sebagai saluran pernafasan
b. Sebagai penyaring udara yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung
c. Menghangatkan udara pernafasan melalui mukosa
d. Membunuh kuman yang masuk melalui leukosit yang ada dalam selaput
lendir mukosa hidung.
2. Tekak atau Faring
Merupakan titik persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan
makanan. Terdapat dibawah dasar tulang tengkorak, dibelakang rongga
hidung dan mulut sebelah dalam ruas tulang leher.
Hubungan faring dengan organ-organ lain: ke atas terhubung
dengan rongga hidung, ke depan terhubung dengan rongga mulut, ke
bawah depan terhubung dengan laring, dan ke bawah belakang terhubung
dengan esophagus.
3. Rongga tekak dibagi dalam tiga bagian :
a. Bagian sebelah atas sama tingginya dengan koana disebut nasofaring
b. Bagian tengah yang sama tingginya dengan itsmus fausium disebut
dengan orofaring
a. Paru kanan : terdiri dari 3 lobus, lobus pulmo dekstra superior, lobus
media dan lobus inferior. Masing-masing lobus ini masih terbagi lagi
menjadi belahan-belahan kecil yang disebut segment. Paru-paru
kanan memiliki 10 segment, 5 buah pada lobus superior, 2 buah pada
lobus medialis, dan 3 buah pada lobus inferior.
b. Paru kiri : terdiri dari 2 lobus, lobus pulmo sinistra superior, dan lobus
inferior. Paru-paru kiri memiliki 10 segment, 5 buah pada lobus
superior, dan 5 buah pada lobus inferior.
D. Etiologi
E. Patofisiologi
Asma yang terjadi pada anak yaitu adanya penyempitan pada jalan
nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
Bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi
tubuh muncul (immunoglobulin E atau lg E) dengan adanya alergi. lg E
muncul pada reseptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran histamin dan
zat mediator lainnya yang akan memberikan gejala asma. Respon asma terjadi
dalam tiga tahap yaitu, pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed di mana bronkokonstriksi dapat
berulang dalam 4-6 jam, tahap late ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan napas beberapa minggu atau bulan. Selama serangan
asma, bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan sekresi mukus. Keadaan
ini menyebabkan lumen jalan napas bengkak, kemudian meningkatkan
resistensi jalan napas dan menimbulkan distress pernapasan.
Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar untuk
ekshalasi karena ada edema jalan napas. Kondisi seperti ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli dan terjadi perubahan pertukaran gas. Jalan napas
menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi
oksigennya, sehingga terjadi penurunan PaO2 (hipoksia), selama serangan
karbondioksida tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan napas selama
ekspirasi, dan menyebabkan asidosis respiratorik dan hiperkapnea. Kemudian
sistem pernapasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan
pernapasan (takipnea). Yang bisa menimbulkan hiperventilasi dan dapat
menurunkan kadar karbondioksida dalam darah yang disebut sebagai
hipokapnea. (Susetha, 2020)
1. Tanda dan Gejala
F. Pathway
Antigen yang terkait lg E
pada permukaan sel mast dan
Faktor pencetus atau basofil
- Allerge
n
- Stress Mengeluarkan mediator :
- cuaca histamine, platelet, bradikmin,
dll.
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada anak yang
mengalami asma adalah : (Susetha, 2020)
1. Foto rontgen, menyingkirkan infeksi atau penyebab lain yang
memperburuk status pernafasan.
2. Jumlah eosinofil biasanya meningkat dalam darah dan sputum
3. Jumlah lekosit akan meningkat pada infeksi
4. Pemeriksaan fungsi paru akan terjadi penurunan volume, penurunan
kapasitas vital, kapasitas bernapas maksimum juga dapat menurun
5. Pemeriksaan alergi dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan
berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi positif pada asma
6. Analisa gas darah pada kasus berat akan meningkat pH, PaCO2 dan
PaO2 turun, keadaan ini disebut alkalosis respiratori ringan akibat
hiperventilasi.
7. Pada pemeriksaan pulse oxymetry, jika hasilnya VEP1<50% dari
perkiraan:asma berat, VEP1 50-70%: asma sedang, VEP1 71-80%:
asma ringan.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien datang dengan keluhan sesak nafas yang hebat dan
terjadi secara tiba-tiba, kemudian disertai dengan gejala-gejala
lain seperti wheezing, gangguan kesadaran, dan perubahan
tekanan darah.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan dari keluhan utama yang
dikembangkan secara PQRST yaitu :
P : penyebab yang memperberat dan memperingan
Q : dirasakan seperti apa dan berapa banyak
R : lokasi dimana dan penyebarannya
S : intensitasnya, pengaruh terhadap aktivitas
T : hilang timbul
d. Riwayat kesehatan dahulu
Tanyakan kepada orangtuanya tentang penyakit yang pernah
diderita anak, apakah sebelumnya pernah sakit asma, apakah ada
riwayat infeksi pada saluran pernafasannya, apakah ada alergi terhadap
alergi debu, alergi asap rokok, alergi bau-bauan bahan kimia, parfum,
dan lain sebagainya. Dan riwayat pengobatan yang pernah dilakukan
untuk mengatasi penyakitnya, berobat kemana, dan kapan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Beberapa faktor resiko terjadinya asma dapat dilihat dari
faktor yang meliputi unsur genetik, obesitas, dan jenis kelamin. Asma
memiliki komponen herediter, dimana banyak gen terlibat dalam
perkembangan pathogenesis penyakit ini. Oleh karena itu perlu dikaji
riwayat atopi (asma, rinitis, alergi, dermatitis atopik) di dalam
keluarga.
f. Riwayat kelahiran
1) Riwayat parental
Keadaan ibu saat hamil, keluhan pada saat hamil, nutrisi
ibu selama hamil apakah ada makanan pantangan selama hamil,
apakah ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan kehamilan
pola.
2) Riwayat natal
3) Riwayat post natal
a) Faktor seperti prematuritas dan berat badan lahir rendah diduga
memiliki asosiasi positif kejadian asma pada anak.
4) Riwayat imunisasi
Anak penderita asma lebih rentan terhadap infeksi saluran
pernafasan berat diakibatkan oleh bakteri dan virus. Maka perlu
dikaji riwayat pemberian imunisasi.
g. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
a) Pemeriksaan dada dimulai dari torak posterior.
b) Dada diobservasi
c) Inspeksi torak posterior, meliputi warna kulit dan kondisinya,
lesi, massa.
d) Catat jumlah irama, kedalaman pernafasan, dan
pergerakan dada.
2) Observasi tipe pernafasan, seperti pernafasan hidung, dan
penggunaan otot bantu pernafasan.
3) Saat mengobservasi respirasi, catat durasi
4) Kelainan pada bentuk dada
5) Observasi kesimetrisan pergerakan dada
6) Observasi trakea abnormal ruang interkostal selama
inspirasi, yang dapat mengindikasikan obstruksi jalan nafas.
7) Palpasi
a) Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan
dada dan mengobservasi abnormalitas.
b) Palpasi toraks untuk mengetahui abnormalitas yang
terkaji saat inspeksi seperti : massa, lesi, bengkak.
c) Vocal premitus yaitu pergerakan dinding dada yang
dihasilkan saat berbicara.
8) Perkusi
Suara perkusi normal :
a) Resonan : nada rendah, dihasilkan pada jaringan paru
normal.
b) Dulnes : bunyi yang pendek serta lemah, ditemukan
diatas bagian jantung.
c) Timpani : bernada tinggi dihasilkan perut yang berisi
udara.
d) Hipersonan : suara menggaung lebih rendah dan timbul
pada bagian perut yang berisi darah.
9) Auskultasi
a) Pengkajian mendengarkan bunyi nafas normal dan
bunyi nafas tambahan
b) Suara nafas abnormal dihasilkan dari getaran udara
ketika melalui jalan nafas dari laring menuju alveoli,
dengan sifat bersih.
c) Suara nafas normal meliputi bronkial dan vesikular.
d) Suara nafas tambahan meliputi wheezing.
I. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah fase kedua proses keperawatan.
Pada fase ini perawat menggunakan keterampilan berfikir kritis untuk
mengiterprestasikan data pengkajian dan mengidentifikasi masalah klien.
J. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah sesuatu yang telah
dipertimbangkan secara mendalam tahap yang sistematis dari proses
keperawataan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah dalam perencanaan keperawatan. Perawat menetapkan
berdasarkan hasil pengumpulan data dan rumusan masalah keperawatan
yang merupakan petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan
keperawatan untuk mencegah dan menurunkan atau mengeliminasi
masalah kesehatan pada klien.
Berikut ini merupakan rencana keperawatan yang diberikan pada
anak pra sekolah dalam pemberian terapi oksigen dengan gangguan
bersihan jalan nafas pada kasus asma bronchial menurut SIKI, (2018).
Intervensi keperawatan : Terapi Oksigen (I.01026)
Definisi : Memberikan tambahan oksigen untuk mencegah dan
mengatasi kondisi kekurangan oksigen jaringan.
Bersihan jalan nafas meningkat dengan kriteria hasil (L.01001).
Tindakan :
1. Observasi
a. Monitor kecepatan aliran oksigen
b. Monitor posisi alat terapi oksigen
c. Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
d. Monitor efektifas terapi oksigen contoh, oksimetri, analisa gas
darah jika perlu
e. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
2. Terapeutik
a. Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
b. Pertahankan kepatenan jalan napas
c. Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
d. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
e. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
3. Edukasi
a. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
b. Kolaborasi pengguanaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur
K. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mecapai tujuan yang spesifikasi. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditujukan untuk membantu klien untuk
mecapai tujuan yang diharapakna. Oleh karena itu rencana intervensi
L. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah
dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan
keperawatan yang telah diberikan. Kemudian untuk memudahkan
perawat dalam mengevaluasi atau memantau perkembangan klien, yaitu
dengan menggunakan komponen SOAP atau SOAPIER.
1) S (subjektif) : perkembangan keadaan yang didasarkan pada
apa yang dirasakan, dikeluhkan, dan dikemukakan klien.
2) (objektif) : perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh
perawat atau tim kesehatan lain.
3) A (analisis) : penilaian dari kedua jenis data (baik subjektif
maupun objektif) apakah berkembang kearah perbaikan
kemunduran.
4) P (perencanaan) : rencana penanganan klien yang didasarakan
pada hasil analisis diatas yang berisi melanjutkan perencanaan
sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum teratasi.
Ekslsusi n= 20
artikel
Ekslusi n=10
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, A. S., Banyumas, P. Y., & 2019. (2019). Gangguan Pola Nafas Pada Asma
Bronchial. Jurnal of Nursing & Health, 92–102.
http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/132
Sri yulianan. (2020). Karya Tulis Ilmiah Literatur Review : Asuhan Keperawatan
Pada Klien Asma Bronchial Dengan Masalah Gangguan Pola Tidur
Menggunakan Terapi Relaksasi Otot Progresif Lumbantobing Sibolga
Tahun 2020 Sri Yuliana Sibarani Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan Juru. Jurnal, 1–60. http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2933/1/Sri Yuliana
Sibarani.pdf
Mathelda Sesfao. (2019). Asma Bronchial Di Ruang Kenanga. Jurnal, 5(1), 1–38.
http://repository.poltekeskupang.ac.id/727/1/KARYA TULIS ILMIAH
.pdf
Riyadi, A. S., Banyumas, P. Y., & 2019. (2019). Gangguan Pola Nafas Pada Asma
Bronchial. Jurnal of Nursing & Health, 92–102.
http://jurnal.politeknikyakpermas.ac.id/index.php/jnh/article/view/132
Tinungki, Y., Patras, M., & Gansalangi, Ferdinand, S. (2020). Kendahe Kabupaten
Kepulauan Sangihe Determinant of Public Health in Lipang Island in
Kendahe Distric , Sangihe. Jurnal, 4, 8–20. http://e-
journal.polnustar.ac.id/jis/article/view/249