LALA MONICA
15402KH622007
i
SKRIPSI
HUBUNGAN PERAN TENAGA KESEHATAN, PERAN
ORANG TUA DAN SIKAP DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA REMAJA PUTRI DI SMA
ISLAM TERPADU RAFLESIA
KOTA DEPOK
TAHUN 2023
LALA MONICA
15402KH622007
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN PERAN TENAGA KESEHATAN, PERAN
ORANG TUA DAN SIKAP DENGAN KEJADIAN
ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI
SMA ISLAM TERPADU RAFLESIA
KOTA DEPOK
TAHUN 2023
Lala Monica
15402KH522007
Telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada sidang hasil skripsi dan
diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan pada Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Karya Husada (POKADA)
Jakarta, …… 2023
Mengesahkan:
Penguji 1 Penguji 2
Mengetahui:
iv
ABSTRAK
Latar Belakang: Anemia membawa dampak yang negatif bagi kesehatan seorang
remaja jika terjadi secara terus menerus. Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa
seorang siswi yang mengalami anemia dapat mengalami penurunan perhatian di
dalam kelas dan juga kemampuan kognitif sehingga berdampak pada lamanya
periode kelulusan sekolah Tujuan: untuk mengetahui Hubungan Peran Tenaga
Kesehatan, Peran Orang Tua Dan Sikap Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja
Putri Di SMA Islam Terpadu Raflesia Kota Depok Tahun 2023. Metodologi: Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survei
dengan penelitian deskriptif dan analitik kuantitatif dengan desain penelitian ini
menggunakan rancangan cross sectional. Uji Analisa yang dalam penelitian ini
menggunakan Chi Square. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive
Sampling. Sampel ibu nifas yang didapatkan adalah 125 responden. Hasil: Berdasarkan
Bivariat, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Peran Tenaga Kesehatan
(p=0,000), Peran Orang Tua (p=0,000), dan Sikap (p=0,001).
Kata Kunci: Anemia, Peran Orang Tua, Peran Tenaga Kesehatan, Sikap
Daftar Pustaka:
v
HALAMAN PERNYATAAN
(Penulis)
vi
KATA PENGANTAR
vii
5. Kepada Eka Bati Widyaningsih, S.ST., M.Kes, sebagai Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Karya Husada yang telah memberikan
arahan dan dukungan untuk diselesaikannya skripsi.
6. Kepada kedua orang tua, saya mengcapkan terima kasih kareana kalian selalau
memberikan dukungan, memberikan Do’a, dan mendampingi saya sampai
sekarang, dan kepada keluarga besar saya terima kasih telah memberikan
dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
7. Rekan-rekan dan sahabat saya Angkatan 2019 yang sama-sama berjuang dalam
menyelesaikan penelitian ini.
8. Kepada responden yang telah bekerjasama dan bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
9. Kepada semua pihak yang telah membantu penulisan laporan penelitian ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan selama penyusunan laporan
penelitian ini.
Penulis menyadari keterbatasan baik pengetahuan, serta teori daam
penulisan laporan penelitian ini, untuk itu penulis tidak menutup diri dan
mengharap adanya saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
dan menyempurnakan penulisan laporan penelitian ini.
Semoga allah SWT senantiasa memberikan semua Rahmat dan
hidayah-Nya, penulis berharap skripsi ini daapt bermanfaat untuk kita semuanya
dan khususnya untuk penlis.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2 Peran Tenaga Kesehatan...................................................................... 35
2.2.1 Definisi Peran Tenaga Kesehatan ................................................ 35
2.2.2 Indikator Peran Tenaga Kesehatan ............................................. 36
2.2.3 Cara Mengukur Peran Tenaga Kesehatan ................................. 37
2.2.4 Sintesis Peran Tenaga Kesehatan ................................................ 37
2.2.5 Teori dan Penelitian Sebelumnya ................................................ 37
2.3 Peran Orang Tua .................................................................................. 38
2.3.1 Indikator Peran Orang Tua ......................................................... 41
2.3.2 Cara Mengukur Peran Orang Tua .............................................. 42
2.3.3 Sintesis Peran Orang Tua ............................................................. 42
2.3.4 Teori dan Penelitian Sebelumnya ................................................ 42
2.4 Sikap ....................................................................................................... 43
2.4.1 Definisi Sikap ................................................................................. 43
2.4.2 Indikator sikap............................................................................... 43
2.4.3 Cara Mengukur Sikap .................................................................. 44
2.4.4 Sintesis Sikap ................................................................................. 44
2.4.5 Teori dan Penelitian Sebelumnya ................................................ 44
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN . 46
3.1. Kerangka Teori ..................................................................................... 46
3.1.1. Teori Modifikasi UNICEFF/WHO 1998 (peran tenaga
Kesehatan terhadap kejadian anemia) ...................................................... 46
3.1.2. Teori Modifikasi UNICEF/WHO 1998 ( peran orang tua
terhadap kejadian anemia ) ........................................................................ 46
3.1.3. Teori Modifikasi UNICEF/WHO 1998 ( sikap remaja terhadap
kejadian anemia ) ........................................................................................ 46
1.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 47
2.2 Hipotesis Penelitian............................................................................... 47
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 48
4.1. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 48
4.2. Polulasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel . 48
4.2.1 Populasi .......................................................................................... 48
x
4.2.2 Sampel ............................................................................................ 48
4.2.3 Besar Sampel .................................................................................. 49
4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 49
4.3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 50
4.4. Tahap Penelitian ................................................................................... 50
4.5. Analisis Data .......................................................................................... 51
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 54
5.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 54
5.1.1. Hasil Analisis Univariat ................................................................ 54
5.1.2. Hasil Analisis Bivariat ................................................................... 55
5.1.3. Pembahasan Penelitian ................................................................. 58
BAB VI PENUTUP............................................................................................. 65
6.1. Kesimpulan ............................................................................................ 65
6.2. Saran ...................................................................................................... 65
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
BB : berat badan
BKKBN : badan kependudukan dan keluarga berencana
nasional
BMI : body mass index
DEPKES RI : departemen Kesehatan republic Indonesia
HB : hemoglobin
ICM : international confederation of midwife
LILA : lingkar lengan atas
POKADA : Politeknik Karya Husada
RR : ragu-ragu
SOP : standard operational procedure
SMA IT : sekolah menengah atas islam terpadu
SS : sangat setujuh
S : setujuh
STS : sangat tidak setujuh
TS : tidak setujuh
TB : tinggi badan
WHO : World Health Organization
xv
dst
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
17
18
berumur 15-24 tahun. Sejak tahun 1993 hingga 2005 diperkirakan bahwa
sekitar 1,6 miliar orang (seperempat dari populasi dunia) menderita anemia
(Petry et al. 2016). Indonesia sendiri masih mengalami masalah triple
burdenmalnutrition, dimana defisiensi zat gizi mikro yaitu anemia masih
menjadi salah satu masalah kesehatan yang diutamakan. Berdasarkan Data
Riskesdasdari tahun 2013 sampai 2018 prevalensi anemia meningkat dari
18,4% menjadi 32% atau 14,7 juta jiwa pada kelompok usia 15-24 tahun
(Balitbankes, 2018).
Anemia membawa dampak yang negatif bagi kesehatan seorang
remaja jika terjadi secara terus menerus. Penelitian sebelumnya menunjukan
bahwa seorang siswi yang mengalami anemia dapat mengalami penurunan
perhatiandi dalam kelas dan juga kemampuan kognitif sehingga berdampak
pada lamanya periode kelulusan sekolah (Mosino et al. 2020). Anemia juga
berpotensi dalam meningkatkan resiko terjadinya kelainan fungsi ginjal dan
dismenorhea saat menstruasi (Sato, et al. 2018; Raique et al. 2018).
Menurunnya perkembangan motorik, mental, kesehatan pada reproduksi,
tingkat kebugaran dan tinggi badan kemungkinan tidak maksimal
(Septyawati., 2021). Sebagai dampak jangka Panjang, anemia saat
memasuki masa kehamilan dapat meningkatkan resiko kelahiran bayi
prematur (Rahmati et al. 2020).
Anemia paling umum diakibatkan oleh defisiensi zat besi (Darmawati,
et al. 2020; Febriana, 2018). Tingginya prevalensi anemia dapat disebabkan
oleh pengetahuan yang rendah tentang zat besi dan anemia yang rendah,
panjangnya durasi menstruasi, pola makan tidak baik, status sosial ekonomi,
dan penyakit infeksi (Nabilla et al. 2022).
Menurut kemenkes RI tahun 2018, angka kejadian anemia di Jawa
Barat terbilang tinggi yaitu sebesar 57,7 % (Profil Dinkes Provinsi Jawa
Barat 2018). Depok merupakan salah satu kota di Jawa Barat dengan
prevalensi anemia yang tergolong tinggi (Agustina, 2019). Berdasarkan data
Profil Dinkes Kota Depok, anemia pada remaja putri diketahui sebesar
35,7% (Profil Dinkes Kota Depok 2018).
19
Sikap remaja putri yang harus dimiliki mengenai anemia adalah sikap
remaja putri terhadap pernyataan mengenai anemia, yang meliputi gejala
dan tanda, penyebab, dan upaya pencegahan. Sikap remaja putri sangat
mempengaruhi kejadian anemia hal ini disebabkan asupan zat besi yang
kurang dan hilangnya sel darah merah akibat pendarahan kronis atau saat
menstruasi dapat menyebabkan anemia (Lestari et al. 2018). Zat besi
merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembentukan sel darah
merah, sehingga faktor yang paling dominan permasalahan anemia pada
remaja adalah sumber zat besi (Permatasari,Briawan dan Madanijah 2020).
Pengetahuan merupakan salah satu unsur faktor predisposisi yang
memengaruhi sikap. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam
sikap pencegahan anemia pada remaja putri, karena tingkatan pengetahuan
remaja putri memengaruhi sikapnya, semakin tinggi pendidikan atau
pengetahuannya, semakin tinggi kesadaran untuk mencegah terjadinya
anemia. Pengetahuan gizi merupakan pemahaman mengenai makanan dan
komponen zat gizi, sumber zat gizi, makanan yang aman dikonsumsi, dan
cara yang tepat untuk mengolah bahan makanan, serta pola hidup sehat. KIE
atau Komunikasi, Informasi, dan Edukasi merupakan salah satu kegiatan
dalam program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Defisiensi Besi
pada Remaja (Larasati et al., 2021).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vini Asri Pratiwi
mengenai Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Anemia Dengan
Asupan Zat Besi Remaja Putri Di Sma Negeri 9 Depok Tahun 2022
didapatkan bahwa hubungan antara sikap siswi mengenai anemia dengan
asupan zat besi siswi diperoleh nilai p-value 0,021 yang artinya nilai p value
< 0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap
siswi dengan asupan zat besi pada remaja putri diSMAN 9 Depok.
Peran orang tua dengan pengetahuan anemia pada remaja putri,
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran
keluarga dengan pengetahuan anemia pada remaja putri. Hasil penelitian ini
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
25
26
b. Tanda-tanda Anemia
Menurut Dieny (2014), adapun tanda-tanda anemia yang dapat
terlihat pada penderitanya meliputi:
1. Wajah terlihat pucat
2. Kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat.
3. Terlihat gelisah
4. Irama jantung cepat (tachardia) dan nafsu makan berkurang.
5. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
Gejala umum anemia timbul karena iskemia organ target serta
akibat mekanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin.
Gejala ini muncul pada setiap kasus anemia setelah penurunan
hemoglobin sampai kadar tertentu (Hb <7g/dl).
c. Faktor-faktor Penyebab Anemia Pada Remaja
Menurut Dieny (2014), secara umum penyebab anemia terdiri
atas dua faktor yakni: faktor zat gizi dan non gizi. Penyebab anemia
lainnya berdasarkan faktor-faktor zat gizi antara lain defisiensi protein,
asam folat, vitamin B 12, vitamin A, tembaga, selenium, dan lainnya.
Sedangkan penyebab anemia berdasarkan non zat gizi antara lain:
malabsorbsi akibat diare, peningkatan kebutuhan zat besi yang terjadi
selama masa bayi, remaja, ibu hamil dan menyusui dan peningkatan
eksresi karena pengeluaran darah haid atau menstruasi yang berlebihan.
d. Dampak Anemia Pada Remaja dan Wanita Usia Subur
Menurut Dieny (2014), Dampak Anemia pada remaja dan
wanita usia subur pada umumnya anemia berdampak terhadap
penurunan kualitas sumber daya manusia. Berikut adalah dampak dari
anemia, diantaranya :
1. Wanita Usia Subur
a. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.
b. Menurunkan produktivitas kerja.
c. Menurunkan kebugaran.
2. Remaja Putri
27
Klasifikasi HB
Normal > 12 g/dl
Ringan 8 g/dl – < 11 g/dl
Sedang 5 g/dl - < 8 g/dl
Berat 5 g/dl
Sumber : (kemenkes, 2017)
Hasil ukur dari kejadian anemia pada remaja putri yang digunakan
peneliti adalah :
Dikatakan “0” jika Anemia (5 - >11 g/dl)
Dikatakan “ 1” jika Tidak Anemia (> 12 g/dl)
Skala ukur variable anemia pada ibu hamil adalah skala nominal.
2.1.3 Cara Mengukur Anemia
Cara mengukur anemia pada remaja putri adalah sebagai berikut
: Menggunakan lembar checklist, dimana data didapatkan dari
kuesioner responden pasien di SMA Rafflesia Kota Depok
2.1.4 Sintesis Anemia
Suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (HB) dalam darah
kurang dari batas normal. Anemia dapat menimbulkan kadar
hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah yang lebih rendah
dari normal.
2.1.5 Teori dan Penelitian Sebelumnya
Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal atau turunya kadar sel darah
merah/hemoglobin dalam darah. Kadar hemoglobin normal
umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan.
Berdasarkan penelitian Shariff, A. S, dan Akbar, N, menstruasi
yang dialami remaja putri secara normal berlangsung 2-7 hari setiap
bulannya yang dapat meningkatkan kejadian anemia. Ini disebabkan
karena volume darah haid yang keluar 35-50 ml/hari, pada periode
29
No Judul Penelitian Pengarang Tahun Variabel Jenis & Desain Penelitian Analisis Statistik Hasil Penelitian
30
31
Remaja Putri Di Sma Asupan Zat Besi kuantitatif. Metode penelitian mengenai
Negeri 9 Depok Remaja Putri Di yang digunakan adalah anemia dengan
Sma Negeri 9 kuantitatif observasional dengan asupan zat besi
Depok desain potongan lintang (cross pada remaja
sectional),
Tingkat
Hubungan tingkat penegtahuan
Jenis penelitian yang Ada ubungan antar
penegtahuan tentang
digunakan dalam penelitian ini tingkat penegtahuan
tentang anemia Fajrian noor anemia adalah penelitian kuantitatif.
5 2021 Distribusi frekuensi tentang anemia dengan
dengan kejadian kusnadi dengan Dengan menggunakan metode
kejadian anemia pada
anemia pada remaja kejadian deskriptif analitik dan desain
cross sectional. remaja putri
putri anemia pada
remaja putri
Fasilotas Ada Pengaruh Enam
Pengaruh Enam Kesehatan, Pendekatan yang dilakukan Variable Terhadap
Variable Terhadap peran tenaga ada;lah pendekatan Perilaku Konsumsi
Amanda A,
6 Perilaku Konsumsi 2020 Kesehatan, kuantitatif dengan Distribusi frekuensi Tablet Fe Pada Remaja
Darmadja S
Tablet Fe Pada pemberdayaan menggunakan desain creoss Putri yaitu pengaruh
Remaja Putri UKS, Peer sectional langsung dan tidak
group, langsung
33
ppengetahuan,
self awareness
Ada hubungan antara
Pengetahuan,
Factor factor yang Pengetahuan,
pendapatan Jenis penelitian ini bersifay
berhubungan dengan Novy Ramini pendapatan orang tua,
7 2018 orang tua, survei analitik dengan Distribusi frekuensi
kejadian anemia harahap status gizi dan
status gizi dan pendekatan cross sectiopnal
pada remaja putri menstruasi dengan
menstruasi
kejadian anemia
Lama
Ada hubungan antara
menstruasi,
Lama menstruasi,
Panjang siklus
Pendekatan yang dilakukan Panjang siklus
Factor factor yang Abdul basith, menstruasi,
ada;lah pendekatan menstruasi, tingkat
berhubungan dengan rismia tingkat
8 2017 kuantitatif dengan Distribusi frekuensi Pendidikan orang tua,
kejadian anemia Agustina, noor Pendidikan
menggunakan desain creoss tingkat pendapatan
pada remaja putri diani orang tua,
sectional orang tua dengan
tingkat
kejadian anemia pada
pendapatan
remaja putri
orang tua
34
Pendapatan
keluarga,
pendidiokan Ada hubungan anatara
ibu, kebiasaan Pendapatan keluarga,
Analisis factor factor minum the, pendidiokan ibu,
yang berhubungan indeks masa enis penelitian ini bersifay kebiasaan minum the,
9 dengan kejadian Akma listiana 2011 tubuh survei analitik dengan Distribusi frekuensi indeks masa tubuh
anemia gizi besi pada pengetahuan, pendekatan cross sectiopnal pengetahuan, sikap
remaja putri sikap keadaan keadaan dengan
menstruasi, kejadian anemia gizi
asupan besi pada remaja putri
suplemen zat
besi
Status gizi, Tidak ada hubungan
Kejadian anrmia
Ida farida pola makan, Jenis penelitian ini bersifay antara Status gizi, pola
pada remaja putri di
10 handayani, ugi 2018 konsumsi fe survei analitik dengan Distribusi frekuensi makan, konsumsi fe dan
SMP Budi Mulia
sugiarsih dan pendekatan cross sectiopnal pengetahuan dengan
Kabupaten Karawang
pengetahuan kejadian anemia
35
1. Dokter
2. Bidan
samping yang timbul dari obat kepada pasien agar minum obat sesuai
arahan yang di berikan oleh petugas kesehatan.
Indikator peran Tenaga Kesehatan terhadap kejadian anemia
pada remaja adalah :
a. Dikatakan “ 0” jika tidak berperan
b. Dikatakan “1” jika berperan
Skala ukur variabel peran Tenaga Kesehatan dengan kejadian anemia
adalah skala nominal.
2.2.3 Cara Mengukur Peran Tenaga Kesehatan
Cara mengukur Peran Tenaga Kesehatan dengan anemia
adalah sebagai berikut : Menggunakan lembar checklist, dimana data
didapatkan dari kuesioner responden di SMA islam terpadu rafflesia
Kota Depok.
Pradesh India, dimana sebelum siswa diberikan Tablet tambah darah, orang
tua diminta mengisi formulir kesediaan dan diberikan pengarahan oleh kepala
sekolah
a. Peran Orangtua dalam Pola Makan
Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok
orang untuk memilih makanan dan Pola makan yang sehat selalu
mengacu kepada gizi yang seimbang yaitu terpenuhinya semua zat gizi
sesuai dengan kebutuhan (DepkesRI, 2014). Pola makan memiliki 3
komponen yaitu :
1. Jenis Makan
Jenis makanan pokok yang dimakan setiap hari terdiri dari
makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah yang
dikonsumsi setiap hari. Makanan pokok adalah sumber makanan
utama di negara indonesia yang dikonsumsi setiap orang atau
sekelompok masyarakat terdiri dari beras, jangung, sagu, umbi-
umbian dan tepung (Sulistyoningsih, 2012).
2. Frekuensi Makan
Frekuensi makan adalah jumlah makan sehari-hari baik kualitatif
dan kuanitatif, secara alamiah makanan diolah dalam tubuh
melalui alat-alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus,
lama makanan dalam lambung tergantung sifat dan jenis
makanan, jika rata-rata lambung kosong antara 3-4 jam, jadwal
makanpun menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani,
2011). Frekuensi makan dalam sehari meliputi makan pagi,
makan siang, makan malam dan makan selingan (Depkes RI,
2014). Makan selingan tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan nafsu makan saat menyantap makanan utama
berkurang akibat kekenyangan makanan selingan (Sari, 2012).
3. Jumlah Makan
Jumlah makan adalah banyaknya makanan yang dimakan setiap
orang, jumlah dan jenis makanan sehari-hari merupakan cara
40
3. Menghargai ( valuing )
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah indikasi sikap
tingkat-tingkat tiga
4. Bertanggung jawab (responsible )
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Indikator dari sikap yang digunakan peneliti adalah :
a. Dikatakan “1” jika kurang baik
b. Dikatakan “2” jika baik
Skala ukur variabel sikap adalah skala nominal.
2.4.3 Cara Mengukur Sikap
Cara mengukur sikap dengan cara wawancara menggunakan kuesioner
kepada klien secara langsung.
2.4.4 Sintesis Sikap
Perilaku yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan,
dan menimbulkan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan yang
diyakini, sikap merupakan faktor yang mempermudah terbentuknya
perilaku dalam upaya pencegahan anemia.
2.4.5 Teori dan Penelitian Sebelumnya
Remaja umumnya dapat terbentuk sikapnya melalui lingkup
paling dekat dengan remaja, contohnya dalam lingkup keluarga inti,
kemudian adanya perubahan sikap di masyarakat, sehingga remaja
dapat membentuk jati diri. Sikap dapat terjadi melalui kebiasaan
yang berulang secara menerus. Dalam hal ini, remaja putri dapat
menerima, memproses, dan memilih apa yang masuk dari luar,
memutuskan apa yang diterima dan apa yang tidak. Hal yang sudah
pernah dilakukan oleh remaja pada sebelumnya akan mudah
diterima untuk menjadikan sikap lebih baik. Remaja putri akan lebih
mudah menerima bila hal tersebut telah diketahui sebelumnya.
Remaja putri yang sudah mengetahui dampak pallor dan mengetahui
45
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Peran Tenaga
Kesehatan Kejadian Anemia
Peran Tenaga
Kesehatan
Sikap Remaja
kerangka berfikir yang dibuat mengambarkan hubungan peran tenaga Kesehatan, peran
orang tua dan sikap dengan kejadian anemia
BAB IV
METODE PENELITIAN
N
n=
1 + N (d2 )
Keterangan :
N : Jumlah populasi
n : Jumlah Sampel
d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05)
N 181 181
n= 2
= 2
=
1 + N (d ) 1 + 181 (0,05 ) 1 + 181(0,0025)
181
=
1 + 0,4525
181
n=
1,4525
n = 124,6 = dibulatkan menjadi 125 responden.
.
4.3. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang di pilih adalah di SMA Islam Terpadu
Raflesia Kota Depok. Sedangkan penelitian ini dilakukan selama bulan mei
sampai dengan bulan juni 2023 terhadap remaja putri di SMA Islam
Terpadu Raflesia – Depok jawa barat.
4.4. Tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk melakukan proses pengecekan isian
formulir koisioner, apakah jawaban yang ada di koesioner sudah
lengkap (semua data sudah lengkap), jelas ( jawaban pertanyaan apakah
ditulisnya cukup jelas terbaca), releven ( jawaban yang ditulis apakah
relevan dengan pertanyaan), konsisten ( apakah jawaban antara
beberapa pertanyaan yang terkait isi jawabannya konsisten).
2. Coding
Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan dari coding adalah untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat
entry data. Coding yang digunakan dalam penelitian ini adalah bila hasil
jawaban responden negatif maka codingnya 1, sebaliknya bila hasil
jawaban responden positif maka codingnya 2.
3. Entry
Entry Data merupakan kegiatan memproses data agar dapat dianalisis
yaitu dengan meng entry atau memasukan data dari kuisioner ke dalam
paket program komputer. Proses entry data pada penelitian ini yaitu
setelah data kuesioner diinput kedalam master tabel (Ms. Excel)
kemudian peneliti melakukan entry data ke program SPSS dan
dilakukan uji normlitas untuk menetukan apakah data berdistribusi
normal sehingga dapat menggunakan mean ataukan data tidak
berdistribusi normal sehingga perlu menggunakan median. Salah satu
51
cara uji normalitas yaitu uji kolmogorov smirnov yang merupakan uji
beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku
(0,05). Apabila nilai signifikansi pada kolom kolmogrov smirnov diatas
0,05 maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan artinya data
tersebut berdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilai signifikansi
dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji memiliki perbedaan yang
signifikan dengan data normal baku artinya diketahui data tersebut
berdistribusi tidak normal.
4. Tahap Cleaning
Cleaning atau pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng entry
data ke komputer.
4.5. Analisis Data
1. Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil
penelitian. Pada umumnya hasil analisis ini menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel (S. Notoatmodjo, 2020). Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
F
P= x 100%
N
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap (S. Notoatmodjo, 2019)
2. Analisis bivariat
Analisis dilakukan dengan dua variabel yang diduga berhubungan atau
korelasi. Analisis bivariat juga ditujukan untuk menguji hipotesis
penelitian (S. Notoatmodjo, 2020). Analisis bivariat juga ditujukan untuk
52
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil Penelitian
Variabel Anemia OR
Peran Total Confident p-
Tenaga Anemia Tidak Anemia Interval value
Kesehatan f % f % f %
Tidak
Berperan 68 75,6 22 24,4 90 100,0 5,925 0,000
Berperan 12 34,3 23 65,7 35 100,0
Jumlah 80 64,0 45 36,0 125 100,0
Variabel Anemia OR
Total Confident p-
Peran
Anemia Tidak Anemia Interval value
Orang Tua
f % f % f %
Tidak
Berperan 68 75,6 22 24,4 90 100,0 5,924
Berperan 12 34,3 23 65,7 35 100,0 0,000
Jumlah 80 64,0 45 36,0 125 100,0
c. Teori Terkait
Bidan atau tenaga kesehatan mempunyai peranan
penting dalam hal penanggulangan dini masalah kesehatan di
lingkup daerahnya. Bidan adalah salah satu petugas kesehatan
yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan dalam
menjalankan profesinya mempunyai peran dan fungsi yaitu
pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti. Oleh karena itu
peran penting bidan dalam hal penanggulangan anemia pada
remaja putri sangatlah dibutuhkan. Selain dari peran bidan atau
tenaga kesehatan, peran gurupun sangat dibutuhkan oleh remaja
putri dalam memberikan pengetahuan akan pentingnya
mengkonsumsi tablet Fe guna mencegah anemia pada remaja
putri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan
konsumsi TTD remaja putri dalam pelaksanaannya memerlukan
bantuan dari pihak luar, seperti guru. (Nuradhiani, 2017)
d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Menurut peneliti adanya hubungan antara peran tenaga
kesehatan dengan anemia pada remaja putri Di SMA Islam
Terpadu Raflesia Kota Depok Tahun 2023 dikarenakan memang
peran serta tenaga kesehatan dalam hal kesehatan masyarakat
sangat dibutuhkan terlebih dalam hal peningkatan pengetahuan,
dikarenakan pengetahuan merupakan faktor dominan dalam
pembentukan perilaku kesehatan, semakin baik pengetahuan
maka akan semakin baik perilaku kesehatan orang itu, hal ini
tidak terlepas dari perilaku para remaja putri dalam
pemeliharaan kesehatan.
c. Teori Terkait
Pembentukan dan perkembangan pribadi dan perilaku.
Peran ayah dan ibu dalam parenting memiliki paling sedikit
62
d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Peranan orang tua sangat penting dalam meningkatkan
kepatuhan siswi mengonsumsi Tablet Tambah Darah yang
dianjurkan WHO dan Kemenkes RI untuk mencegah dan
menanggulangi anemia pada remaja putri. Namun hasil
penelitian ini menemukan masih kurangnya tingkat pengetahuan
dan sikap orang tua tentang anemia pada remaja putri. Hal ini
berdampak pada kurang optimalnya peran orang tua dalam
meningkatkan kepatuhan siswi mengonsumsi zat besi-folat.
a. Hasil Penelitian
Hasil analisis hubungan sikap dengan anemia menunjukan
bahwa proporsi responden yang mengalami anemia dengan
sikap kurang baik yaitu 73 orang (71,6%) dan responden yang
mengalami anemia dengan sikap yang baik 7 orang (30,4%) ,
sedangkan responden yang tidak mengalami anemia dengan
63
c. Teori Terkait
Sikap yang mendukung terhadap pencegahan anemia gizi
besi akan mempengaruhi seseorang untuk mencegah dan
menanggulangi anemia. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap manusia menurut Azwar (2011) adalah
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap
penting, dan media masa. Sikap dapat menimbulkan pola
berpikir tertentu dalam masyarakat dan pola berfikir yang
demikian akan berpengaruh pada tindakan dan perilaku
masyarakat, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
hal pengambilan keputusan (Maulana, 2009).
64
d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Menurut peneliti adanya hubungan antara sikap dengan
anemia pada remaja putri Di SMA Islam Terpadu Raflesia Kota
Depok Tahun 2023 dikarenakan memang sikap merupakan
faktor dominan dalam pembentukan perilaku kesehatan,
semakin baik sikap responden maka akan semakin baik perilaku
kesehatan orang itu, hal ini tidak terlepas dari perilaku para
remaja putri dalam pemeliharaan kesehatan.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Hubungan Peran Tenaga
Kesehatan, Peran Orang Tua Dan Sikap Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri Di SMA Islam Terpadu Raflesia Kota Depok Tahun 2023,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Disteribusi frekuensi yang anemia sebanyak 80 orang (64,0%) dan
yang tidak anemia sebanyak 45 orang (36,0%).
2. Distribusi frekuensi peran tenaga kesehatan yang berperan sebanyak
35 orang (28,0%) dan yang tidak berperan sebanyak 90 orang
(72,8%).
3. Distribusi frekuensi peran orang tua yang berperan sebanyak 35
orang (28,0%) dan yang tidak berperan sebanyak 90 orang (72,8%).
4. Distribusi frekuensi sikap baik sebanyak 23 orang (18,4%) dan yang
kurang baik sebanyak 102 orang (81,6%).
5. Dari hasil uji statistic dengan menggunakan chi square diperoleh
nilai p= 0,000 ,p < α (0,05), artinya Ho ditolak, maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara peran tenaga Kesehatan
dengan anemia.
6. Dari hasil uji statistic dengan menggunakan chi square diperoleh
nilai p= 0,000 ,p < α (0,05), artinya Ho ditolak, maka dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara peran orang tua dengan
anemia.
7. Dari hasil uji dengan menggunakan chi squere diperoleh nilai p=
0,001 p < α (0,05), artinya Ho ditolak, maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara sikap denga anemia.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas dapat
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
65
6.2.1. Bagi SMA Islam Terpadu Raflesia Kota Depok agar dapat
memperhatikan siswa dan siswi nya dan mengedukasi lebih
sering untuk pentingnya minum obat tablet Fe agar terhindar dari
anemia
6.2.2. Bagi para remaja diharapkan dapat lebih patuh untuk meminum
tablet penambah darah agar terhindar dari anemia
6.2.3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
lebih mendalam mengenai Hubungan Peran Tenaga Kesehatan,
Peran Orang Tua Dan Sikap Dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja
DAFTAR PUSTAKA
Frequency Table
Anemia
Sikap
Crosstab
Anemia Total
Count 68 22 90
Tidak
Expected Count 57.6 32.4 90.0
Berperan
Peran Tenaga % within Peran Tenaga Kesehatan 75.6% 24.4% 100.0%
Kesehatan Count 12 23 35
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,60.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Odds Ratio for Peran Tenaga Kesehatan (Tidak 5.924 2.538 13.826
Berperan / Berperan)
For cohort Anemia = Anemia 2.204 1.373 3.538
For cohort Anemia = Tidak Anemia .372 .241 .575
N of Valid Cases 125
Crosstab
Anemia Total
Count 68 22 90
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Risk Estimate
Lower Upper
Odds Ratio for Peran Orang Tua (Tidak Berperan / 5.924 2.538 13.826
Berperan)
For cohort Anemia = Anemia 2.204 1.373 3.538
For cohort Anemia = Tidak Anemia .372 .241 .575
N of Valid Cases 125
Sikap * Anemia
Crosstab
Anemia Total
Count 73 29 102
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Risk Estimate
Lower Upper
Odds Ratio for Sikap (Kurang Baik / Baik) 5.754 2.145 15.437
For cohort Anemia = Anemia 2.352 1.253 4.415
For cohort Anemia = Tidak Anemia .409 .271 .616
N of Valid Cases 125