Anda di halaman 1dari 59

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN


DI TPMB BIDAN ELIS SUSILAWATI
TAHUN 2022

Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar


Sarjan Terapan Kebidanan (S.Tr. Keb)

DISUSUN:
OLEH
WAPA LATIPATUNNISA
15302KH2056

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
TAHUN 2023

i
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN
DI TPMB BIDAN ELIS SUSILAWATI
TAHUN 2022

Disusun sebagi salah satu syarat memperoleh Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr. Keb)

WAPA LATIPATUNNISA
15302KH2056

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
TAHUN 2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal/ Hasil Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Wapa Latipatunnisa

NPM :15302KH2056

Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan

Judul Skripsi : FKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI TPMB BIDAN ELIS

SUSILAWATI,Amd.keb TAHUN 2022

Telah disetujui pada tanggal 13 juni 2023 oleh pembimbing dan ketua program

studi diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk sidang proposal/

sidang hasil pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Karya

Husada (POKADA).

Jakarta, 13 juni 2023 2023

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing : Indah Sri Wahyuni,S.ST.,SKM.,MKM

Ketua Program Studi : Eka Bati Widyaningsih., S.ST., M.Kes

iii
LEMBAR PENGESAHAN

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN DI TPMB BIDAN
ELIS SUSILAWATI, AMD.KEB TAHUN 2022

WAPA LATIPATUNNISA
15302KH2056

Telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada sidang hasil skripsi dan
diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan pada Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Karya Husada (POKADA)

Jakarta, …… 2023

Mengesahkan:

Penguji 1 Penguji 2

Nurul Syuhfal Ningsih ,S.ST.,M.Kes Indah Sri Wahyuni,S.ST.,SKM.,MKM

Mengetahui:

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan


Ketua,

iv
Eka Bati Widyaningsih., S.ST., M.Kes

ABSTRAK

Nama : xxxxxxx
NPM : xxxxxxx
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul : Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Variabel Y/ Hubungan
Variabel X1, X2, X3 …. Dengan Variabel Y …. (Responden) ….
(Tempat) …. (Tahun) ….

Latar Belakang: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Tujuan: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
Metodologi: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Hasil: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Kesimpulan dan Saran: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

Kata Kunci: Variabel Y, X1, X2, X3, ….. .


Daftar Pustaka: xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

HALAMAN PERNYATAAN

Nama : ……………………………………………………
NPM : ……………………………………………………
Tempat,Tanggal lahir : …………, ..………………………………………
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan

v
Judul Skripsi : Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Variabel Y/
Hubungan Variabel X1, X2, X3 …. Dengan Variabel Y …. (Responden) …. (Tempat) ….
(Tahun) ….
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
(S.Tr.Keb) di Politeknik Karya Husada (POKADA).
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Politeknik Karya Husada
(POKADA).
3. Bahwa data yang disajikan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan fakta
lapangan.
4. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan/ plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Politeknik Karya Husada (POKADA).
5. Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan
kepada Politeknik Karya Husada hak bebas royalti non ekslusif (berhak
menyimpan, mengalih media atau memformatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya dengan
mencantumkan nama saya sebagai penulis) atas karya ilmiah saya.

Jakarta, ……………… 2022

TTD & Materai 10000

(Penulis)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Proposal dengan judul “Faktor-Faktor

vi
yang berhubungan dengan rupture Perineum pada ibu bersalin di

TPMB(Tempat Praktek Mandiri Bidan) Elis Susilawati Amd.Keb Tahun

2023, Penyusunan Proposal ini disusun sebagi salah satu syarat

memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr. Keb) di Politeknik

Karya Husada.

Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat

terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan

penghormatan yang setingi-tingginya kepada, antara lain:

1. Kepada Bapak Dr. Sobar Darmaja, S.Psi., MKM, sebagai Direktur Politeknik
Karya Husada yang telah memberikan motivasi, arahan, dukungan untuk
diselesaikannya skripsi.
2. Kepada Ibu Wiwin Nur Fitriani, S.ST., MKM, sebagai Wakil Direktur
Akademik Politeknik Karya Husada yang telah memfasilitasi dalam bidang
akademik sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini tepat waktu.
3. Kepada Ibu Yulianti, SE., MM, sebagai Wakil Direktur Non Akademik
Politeknik Karya Husada yang telah memberikan banyak kesempatan dalam
menunjang perkuliahan khususnya penyelesaian skripsi ini.
4. Kepada Ibu Eka Bati Widyaningsih, S.ST., M.Kes, sebagai Ketua Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Karya Husada yang telah
memberikan arahan dan dukungan untuk diselesaikannya skripsi.
5. Kepada Ibu Indah Sriwahyuni,S.ST.,SKM.,M.K.M Selaku Pembimbing
sekaligus Penguji skripsi yang telah memberikan arahan, motivasi, bimbingan
untuk kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada Ibu Nurul Syuhfal Ningsih ,S.ST.,M.Kes Selaku Penguji skripsi yang
telah memberikan masukan yang berharga untuk kesuksesan dalam
menyelesaikan skripsi ini.

vii
7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi perbaikan laporan dimasa yang akan datang. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, khususnya
penulis.
Sukabumi, …….. 2023

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................16
1.1. Latar Belakang......................................................................................16
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................19
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................20
1.3.1. Tujaun Umum................................................................................20
1.3.2. Tujuan Khusus...............................................................................20
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................21
1.4.1. Manfaat Teoritis.............................................................................21
1.4.2. Manfaat Metodologis.....................................................................21
1.4.3. Manfaat Praktis..............................................................................21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................22
2.1. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Robekan Perineum.......22
2.1.1. Ruptur Perineum...........................................................................22
2.1.2. Faktor Penyebab Ruptur Perineum.............................................23
2.1.3. Klasifikasi Ruptur Perineum .......................................................23
2.1.4. Penanganan Lasetasi Perineum....................................................24
2.1.5. Dampak Lasetasi Perineum .........................................................24

ix
2.1.6. Perawatan Luka Perineum ..........................................................25
2.1.7. Cara Mencegah Ruptur Perineum..............................................26
2.1.8. Indikator Variable Ruptur Perineum .........................................27
2.1.9. Cara Mengukur Variable .............................................................28
2.1.10. Teori dan Penelitian Sebelumnya ................................................28
2.1.11. Sintesis Variabel Ruptur Perineum..............................................35
2.2. Variabel Umur.......................................................................................35
2.2.1. Definisi Variabel Umur.................................................................35
2.2.2. Indikator Variabel Umur..............................................................35
2.2.3. Cara Mengukur Variabel Umur...................................................36
2.2.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya.................................................36
2.2.5. Sintesis Variabel Umur..................................................................36
2.3. Variabel Paritas.....................................................................................36
2.3.1. Definisi Variabel Paritas...............................................................36
2.3.2. Indikator Variabel Paritas............................................................37
2.3.3. Cara Mengukur Variabel Paritas.................................................37
2.3.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya.................................................37
2.3.5. Sintesis Variabel Paritas................................................................37
2.4. Variabel Berat Badan Bayi Baru Lahir..............................................38
2.4.1. Definisi Variabel Berat Badan Bayi Baru Lahir.........................38
2.4.2. Indikator Variabel Berat Badan Bayi Baru Lahir.....................38
2.4.3. Cara Mengukur Variabel Berat Badan Bayi Baru Lahir..........38
2.4.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya.................................................38
2.4.5. Sintesis Variabel Berat Badan Bayi Baru Lahir.........................39
2.5. Variablel Jarak Kelahiran....................................................................39
2.5.1 Definisi Variabel Jarak Kelahiran ..............................................39
2.5.2 Indikator Variabel Jarak Kelahiran ...........................................40
2.5.3 Cara Mengukur Variabel Jarak Kelahiran ................................40
2.5.4 Teori dan Penelitian Sebelumnya ................................................40
2.5.5 Sintesis Variabel Jarak Kelahiran ...............................................41
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN..42

x
3.1. Konsep Teori .........................................................................................42
3.1.1. Teori Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Ruptur
Perineum.........................................................................................42
3.1.2. Kerangka Konsep Penelitian.........................................................43
3.1.3. Hipotesis Penelitian........................................................................43
BAB IV METODE PENELITIAN....................................................................44
4.1. Jenis dan Desain Penelitian..................................................................44
4.2. Polulasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambial Sampel....44
4.2.1. Populasi...........................................................................................44
4.2.2. Sampel.............................................................................................44
4.2.3. Besar Sampel..................................................................................45
4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel........................................................45
4.2.5. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................46
4.2.6. Tahap Penelitian............................................................................46
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
5.1. Hasil Penelitian..........................................................................................
5.1.1. Hasil Analisis Univariat.....................................................................
5.1.2. Hasil Analisis Bivariat.........................................................................
5.1.3. Pembahasan Penelitian......................................................................
BAB VI PENUTUP.................................................................................................
6.1. Kesimpulan................................................................................................
6.2. Saran...........................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1.Metaanalisis Penelitian Terkait........................................................18

Tabel 5. 1.Gambaran Variabel Dependent (Y) Berdasarkan Frekuensi (f) dan


Prosentasi (%)........................................................................................................27
Tabel 5. 2 Gambaran Variabel Independent X1 Berdasarkan Frekuensi (f) dan
Prosentasi (%)........................................................................................................27
Tabel 5. 3 Gambaran Variabel Independent X2 Berdasarkan Frekuensi (f) dan
Prosentasi (%)........................................................................................................27
Tabel 5. 4 Gambaran Variabel Independent X3 Berdasarkan Frekuensi (f) dan
Prosentasi (%)........................................................................................................28
Tabel 5. 5 Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X1 dengan Variabel Y..............28
Tabel 5. 6 Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X2 dengan Variabel Y..............28
Tabel 5. 7 Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X3 dengan Variabel Y..............29

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Konsep X1 terhadap Konsep Y.........................................................22


Gambar 3. 2 Konsep X2 terhadap Konsep Y.........................................................22
Gambar 3. 3 Konsep X3 terhadap Konsep Y.........................................................22
Gambar 3. 4 Kerangka Konsep Penelitian.............................................................22

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

xiv
DAFTAR SINGKATAN

POKADA : Politeknik Karya Husada


WHO : world Health Organization
BKKBN : badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses melahirkan memang tidak selalu mulus, ada berbagai kendala


dan permasalahan yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi. Salah satu kondisi
yang sangat mungkin terjadi pada saat persalinan adalah ruptur perineum.
Ruptur perineum merupakan kondisi yang cukup sering terjadi dalam proses
persalinan normal. Biasanya ruptur perineum terjadi pada ibu yang
melahirkan secara normal dengan resiko persalinan pertama kali, melahirkan
janin dengan ukuran yang besar, serta menggunakan bantuan dalam proses
persalinan seperti vakum dan sejenisnya. Untuk mengurangi risiko terjadinya
robekan perineum yang parah, dokter atau bidan biasanya akan melakukan
tindakan episiotomi. Tindakan ini juga dilakukan untuk memudahkan proses
persalinan melahirkan janin berukuran besar.
Menurut WHO Pada tahun 2015 kejadian ruptur perineum di dunia
sebanyak 2,7 juta pada ibu bersalin. Di Amerika dari 26 juta ibu bersalin,
terdapat 40% mengalami ruptur perineum. Di Asia kejadian ruptur perineum
cukup banyak terjadi, 50% dari kejadian robekan perineum di dunia terjadi di
Asia (Champion dan Bascom, 2016) Angka ini diperkirakan mencapai 6,3
juta pada tahun 2020. Di Indonesia ruptur perineum dialami oleh 75% ibu
melahirkan pervaginam. Dari total 1.951 kelahiran spontan pervaginam, 57%
ibu mendapat jahitan perineum 28% karena episiotomi dan 29% karena
robekan spontan (Kemenkes RI, 2017). Pada tahun 2021 terhitung dari bulan
januari- Desember ibu bersalin yang melahirkan normal di TPMB Bidan Elis
Susilawati sebanyak 365 orang dan yang mengalami ruptur perineum
237orang dengan persentase 65%, Sedangkan pada tahun 2022 jumlah ibu
bersalin sebanyak 382 orang dengan jumlah ruptur perineum sebanyak 256
orang maka persentase nya menjadi 67% Sehingga dengan adanya kejadian

16
ruptur perineum tersebut, faktor- faktor apa saja yang menyebabkan
tingginya ruptur perineum di TPMB Bidan Elis Susilawati.
Ruptur perineum disebabkan umur, paritas, jarak kelahiran, berat badan
bayi, riwayat persalinan( ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, trauma alat dan
episiotomi). (prawitasari, 2015).
Umur merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ruptur perineum,
pada usia dibawah 20 tahun, fungsi reproduksi seorang wanita belum
berkembang dengan sempurna. Sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi
reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan dengan
fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi
pasca persalinan terutama rupture perineum akan lebih besar. Sebagaimana
penelitian yang sudah dilakukan oleh sitti Nurpandayani yaitu factor- factor
yang berhubungan dengan rupture perineum pada persalinan normal d Rumah
sakir Bhayangkara Makkasar 2016 lebih dari setengah (57,1%) ibu
melahirkan dengan Multipara, dan sebagian besar (64,1%) Ibu melahirkan
dengan umur <20->35 tahun.
Ruptur perineum umumnya terjadi pada primipara, tetapi tidak jarang
juga pada multipara. Ibu bersalin primipara mempunyai resiko tinggi terjadi
ruptur karena perineum masih utuh sehingga mudah terjadi robekan,
sedangkan ibu bersalin multipara mempunyai resiko rendah terjadi ruptur
perineum. Penyebab yang bisa mengakibatkan ruptur perineum antara lain
partus prepitatus, mengejan yang terlalu kuat, edeman dan kerapuhan pada
perineum, kelunturan jalan lahir dan persalinan dengan tindakan. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dempi Triyanti yaitu factor- factor yang
berhubungan dengan kejadian rupture perineum di BPM Fauziah Hatta bahwa
angka kejadian ruptur perineum yang pada bulan januari-Februari tahun 2017
sebanyak 40 orang, dengan ruptur perineum pada paritas primipara sebanyak
26 orang dan multipara sebanyak 14 orang.
Kemudian factor yang menyebabkan rupture perineum adalah berat badan
bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

17
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram.
Sebagaimana telah dilakukan penelitian tentang factor-faktor yang
berhubungan dengan rupture perineum Pada Persalinan Normal Di Klinik
Pratama Niar Medan Tahun 2018 menunjukkan bahwa ada hubungan umur
ibu dengan ruptur perineum dengan p=value 0,037(p=0,04), hubungan berat
badan bayi dengan ruptur perineum dengan p=value 0,041(p=0,041) dan
hubungan Paritas dengan ruptur perineum dengan p=value0,003(p=0,003).
dapat diketahui bahwa dari 37 responden Umur Ibu <20 tahun sebanyak 15
orang (40,5 %), Umur Ibu 20 -35 tahun sebanyak 11 orang (29,7%), dan
Umur Ibu >35 tahun sebanyak 11 orang (29,7%), bahwa dari 37 responden
Berat Badan Bayi <2500 gr sebanyak 20 orang (54,1%), Berat Badan Bayi
2500-4000 gr sebanyak 8 orang (21,6%), dan Berat Badan Bayi >4000 gr
sebanyak 9 orang (24,3%), dari 37 responden Multipara terdapat sebanyak 9
orang (24,3%), Multipara terdapat sebanyak 16 orang (43,2%) dan
Grandemultipara terdapat sebanyak 12 orang (32,4), dan dari 37 responden
terdapat Ruptur Perineum Derajat I sebanyak 17 orang (45,9%) dan Ruptur
Perineum Derajat II sebanyak 20 orang (54,1%).
Jarak kelahiran menurut BKKBN menyarankan untuk hamil lagi setelah
anak sebelumnya berusia 2 hingga 3 tahun. Jika kurang dari batas minimal,
dikhawatirkan dapat berdampak buruk pada kondisi kesehatan Bunda, janin
yang dikandung, dan tentunya anak pertamanya. Menurut penelitian Juliati
dengan judul hubungan jarak kelahiran dengan berat badan bayi lahir dengan
kejadian ruptur perineum pada persalinan normal di RSU Tgk Chik Ditiro
2019 Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berada pada
kategori jarak kelahiran <2 tahun sebanyak 53 responden (54,6%). Mayoritas
berat badan lahir bayi yang lahir berada pada kategori berat lahir> 2500-4000
gram sebanyak 43 responden (44,3%). Hasil penelitian, dari hasil uji bivariat
P-value = 0,005 terdapat hubungan.
Dampak dari luka perineum apabila tidak ditangani dengan tepat
dapat mengakibatkan terjadinya infeksi perineum. Selanjutnya infeksi

18
perineum tersebut dapat menyebar ke jalan lahir maupun ke saluran kandung
kemih yang kemudian dapat mengakibatkan infeksi pada jalan lahir atau
infeksi kandung kemih (Manuntungi et al., 2019)
Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah robekan pada perineum
saat bersalin adalah dengan atau pijat perineum. Pijat perineum adalah salah
satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan,
aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Pijat perineum
sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan 34 minggu dilakukan 5-6 kali
dalam seminggu (Nur Rohmayanti, 2019). Kemudian metode alternative lain
yang dapat dilakukan ibu hamil untuk meminimalkan terjadinya rupture
perineum pada saat persalinan antara lain dengan melakukan latihan yoga
prenatal. Prenatal yoga dapat memberikan manfaat untuk melatih otot
perineum (otot dasar panggul) yang berfungsi sebagai otot kelahiran,
membuat otot lebih kuat dan elastic sehingga mempermudah proses kelahiran
(Sindhu, 2014)
Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan melakukan penelitian
tentang faktor-faktor yang behubungan dengan ruptur perineum pada ibu
bersalin di TPMB Bidan Elis Susilawati,Amd.Keb tahun 2022

1.2. Rumusan Masalah

Kejadian ruptur perineum di dunia sebanyak 2,7 juta pada ibu


bersalin. Angka ini diperkirakan mencapai 6,3 juta pada tahun 2020. Di
Indonesia ruptur perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam.
Dari total 1.951 kelahiran spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan
perineum 28% karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan
(Kemenkes RI, 2017). Di Benua Asia 50 % ibu bersalin mengalami ruptur
perineum (WH0, 2015). Pada tahun 2021 terhitung dari bulan januari-
Desember ibu bersalin yang melahirkan normal di TPMB Bidan Elis
Susilawati sebanyak 365 orang dan yang mengalami ruptur perineum
237orang dengan persentase 65%, Sedangkan pada tahun 2022 jumlah ibu

19
bersalin sebanyak 382 orang dengan jumlah ruptur perineum sebanyak 256
orang maka persentase nya menjadi 67% Sehingga dengan adanya
kejadian ruptur perineum tersebut, factor- factor apa saja yang
menyebabkan tingginya ruptur perineum di TPMB Bidan Elis Susilawati.

Berdasarkan data diatas apakah faktor-faktor yang behubungan


dengan rupture perineum pada ibu bersalin d TPMB Bidan Elis Susilawati,
Amd.Keb tahun 2022

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujaun Umum


Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rupture
perineum pada ibu bersalin normal di TPMB Bidan Elis Susilawati,
Amd.Keb tahun 2022
Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran rupture perineum pada ibu bersalin di


TPMB Bidan Elis Susilawati, Amd.Keb tahun 2022
2. Diketahuinya gambaran rupture perineum pada ibu bersalin di
TPMB Bidan Elis Susilawati, Amd.Keb tahun 2022
berdasarkan umur, paritas, berat badan bayi dan jarak
kelahiran.
3. Diketahuinya hubungan antara umur dengan ruptur perineum
pada ibu bersalin di TPMB Bidan Elis Susilawati, Amd.Keb
tahun 2022
4. Diketahuinya hubungan antara paritas dengan ruptur perineum
pada ibu bersalin di TPMB Bidan Elis Susilawati, Amd.Keb
tahun 2022
5. Diketahuinya hubungan berat badan bayi dengan ruptur
perineum pada ibu bersalin di TPMB Bidan Elis Susilawati,
Amd.Keb tahun 2022

20
6. Diketahuinya hubungan jarak kelahiran dengan ruptur
perineum pada ibu bersalin di TPMB Bidan Elis Susilawati,
Amd.Keb tahun 2022

1.4. Manfaat Penelitian


Bahwa secara mendasar manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Teoritis


Dengan penelitian adanya factor-faktor yang berhubungan dengan
ruptur perineum pada ibu bersalin dengan persalinan normal dapat
digunakan sebagai dasar dalam penelitian maternitas dengan
memahami teori tentang kejadian ruptur perineum
1.4.2. Manfaat Metodologis
Penelitian ini secara metodologi menggunakan penelitian survei
dengan deskriptif analitik untuk menjawab hipotesis antara
variabel umur ibu, paritas, berat badan bayi dan jarak kelahiran
dengan rupture perineum. dimana semua variabel tersebut diukur
dalam waktu yang bersamaan.
1.4.3. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
tenaga kesehatan yang menolong persalinan tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian ruptur perineum dan Sebagai
bahan pertimbangan dalam meningkatkan pelayanan yang baik
terhadap ibu bersalin dengan mencegah terjadinya ruptur perineum
atau meminimalkan angka kejadian ruptur perineum.

21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan robekan perineum


2.1.1 Ruptur Perineum
2.1.1.1 Definisi Ruptur Perineum
Menurut kamus kebidanan rupture adalah robekan, sedangkan
rupture sesuai kamus kedokteran robeknya atau koyaknya jaringan,
istilah lain adalah laserasi, laserasi adalah robekan tidak teratur pada
jaringan biasanya merujuk pada robekan perineum, vagina, serviks
yang disebabkan oleh proses persalinan. Kemudian perineum adalah
area kulit antara vagina dengan anus (dubur) yang dapat robek ketika
melahirkan atau sengaja digunting guna melebarkan jalan keluar bayi
(episotomi).(Nur Rohmayanti,2019)
Rupture perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada
saat kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak
menggunakan alat. (Prawitasari, 2015)
Menurut Siringoringo (2018) robekan perineum spontan terjadi
akibat ketegangan didaerah vagina pada saat proses persalinan, dan
adanya perbedaan ukuran antara jalan lahir dan janin serta psikologis
ibu dalam menghadapi proses persalinan.
Ruptur perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama
dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum
umumnya terjadi di garis tengah dan menjadi luas apabila kepala
janin terlahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada
biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul dengan ukuran
yang lebih besar dari sirkumferensia suboksiput bregmatika atau anak
dilahirkan dengan pembedahan vaginal (Winkjosastro, 2015).
Perineum merupakan bagian penting pada saat proses persalinan
yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami
robekan pada saat proses persalinan secara alami. Selain itu,

22
perineum juga berfungsi sebagai pengontrol aktivitas buang air besar
(BAB), buang air kecil (BAK) dan aktivitas seksual bagi ibu pasca
melahirkan.
2.1.2 Faktor penyebab Ruptur Perineum

Adapaun beberapa faktor yang berpengaruh pada ruptur


perineum, yaitu faktor umur, paritas, jarak kelahiran, berat badan
bayi baru lahir, riwayat persalinan pervaginam terdiri dari ekstraksi
forceps, ekstraksi vakum, trauma alat dan episiotomi
(Prawitasi,2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Nugraheny dan Heriyat (2017) dengan urutan tertinggi sebagai
berikut:
1. Riwayat persalinan dengan perlukaan perineum 73,1%;

2. Multiparitas 72,2%;

3. Partus presipitatus 6,9%;

4. Usia < 20 tahun atau > 35 tahun 9,7%;

5. Berat badan bayi 3500 gram - 4000 gram 4,2%, dan

6. Kelainan presentasi muka 2,8%

2.1.3 Klasifikasi Rupture Perineum

Ruptur perineum dibagi menjadi 4 derajat,yaitu sebagai berikut:

1. Derajat 1 apabila robekan pada perineum yang melibatkan

bagian fourchette, kulit perineum, dan membran mukosa

vagina

2. Derajat 2 apabila robekan pada perineum mencakup kulit

dan membran mukosa, fasia dan otot-otot perineum

3. Derajat 3 dibagi menjadi 3 sub bagian yaitu derajat 3a

apabila robekan meliputi <50% sphincter ani eksterna,

23
derajat 3b apabila robekan meliputi >50% sphincter ani

ekterna, dan derajat 3c mengenai sphincter ani externa &

interna.

4. Derajat 4 apabila robekan perineum meluas hingga

mengenai mukosa rektum.

2.1.4 Penanganan laserasi perineum


Periksa terlebih dahulu keadaan laserasi secara keseluruhan
untuk mengetahui tingkat keparahan laserasi, kemudian
dilakukan teknik penjahitan laserasi perineum disesuaikan
dengan derajat laserasinya. Tindakan yang dilakukan untuk
menangani laserasi perineum, sebagai berikut :
a. Laserasi derajat satu Jika laserasi terjadi di bagian permukaan
perineum dan tidak mengakibatkan perdarahan seperti pada
derajat satu, laserasi dapat dibiarkan, dengan tetap
mempertahankan luka dalam keadaan bersih
b. Laserasi derajat dua, tiga dan empat,pada laserasi derajat dua,
tiga dan empat dilakukan tindakan penjahitan. Tujuan
penjahitan robekan perineum adalah untuk menyatukan
kembali jaringan tubuh dan mencegah kehilangan darah yang
tidak perlu.Luka pada derajat 3 dan 4 hanya boleh dilakukan
dengan pengawasan dokter.
2.1.5 Dampak Laserasi Perineum
Ruptur perineum dapat mengakibatkan dampak
jangka panjang dan pendek pada ibu, Robekan atau rupture
yang terjadi pada saat proses persalinan dapat mengakibatkan
gangguan fungsi dasar otot panggul yang dapat
mempengaruhi aktifitas kontrol BAB, BAK dan aktivitas
seksual ibu pasca melahirkan (Sulistyawati,2016)

24
Luka perineum tersebut umumnya membutuhkan
waktu penyembuhan 6 hari sampai 7 hari.(Nurrahmaton,
2019). Nyeri yang ditimbulkan akibat luka perineum akan
berdampak buruk pada berbagai aspek kehidupan ibu post
partum, termasuk dalam menyusui, perawatan bayi dan
pekerjaan sehari-hari. Perlukaan jalan lahir merupakan media
yang baik untuk berkembangnya kuman sehingga menjadi
penyebab terjadinya infeksi. Selain itu juga dapat terjadi
perdarahan karena terbukanya pembuluh darah yang tidak
menutup sempurna. Penanganan komplikasi yang lambat
dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu postpartum
mengingat kondisi ibu postpartum masih lemah (Manuaba,
2016).
2.1.6 Perawatan Luka Perineum
Perawatan perineum adalah upaya memberikan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan cara
menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi antara
lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada wanita
yang habis melahirkan agar terhindar dari infeksi
(Kumalasari, 2015) :
1. Cuci tangan dengan air mengalir. Berguna untuk
mengurangi risiko infeksi dengan menghilangkan
mikroorganisme
2. Lepas pembalut yang digunakan dari depan ke
belakang. Pembalut hendaknya diganti setiap 4-6 jam
setiap sehari atau setiap berkemih, defekasi dan mandi.
Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis
pakai, pembalut dapat dipakai dengan dicuci dan
dijemur dibawah sinar matahari.
3. Cebok dari arah depan ke belakang.

25
4. Mencuci daerah genital dengan air bersih atau matang
dan sabun setiap kali habis BAK atau BAB.
5. Waslap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan
perlahan waslap yang sudah ada busa sabun tersebut ke
seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa
nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah
kotor akan menempel pada luka jahitan dan menjadi
tempat kuman berkembang biak.
6. Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai
yakin bahwa luka benar-benar bersih. Bila perlu lihat
dengan cermin kecil.
7. Keringkan dengan handuk kering atau tissue toilet dari
depan ke belakang dengan cara ditepuk
8. Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan
celana dalam yang bersih dari bahan katun.
Tujuan dari perawatan luka perineum menurut
Kumalasari (2015) yaitu sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan daerah kemaluan
b. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada
ibu
c. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke
dalam kulit dan membrane mukosa
d. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
e. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan
f. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
g. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
2.1.7 Cara mencegah ruptur perineum
Upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah robekan
pada perineum saat bersalin adalah dengan atau pijat
perineum. Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling
kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran

26
darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul(Nur
Rohmayanti, 2019)
Salah satu metode alternative yang dapat dilakukan
ibu hamil untuk meminimalkan terjadinya rupture perineum
pada saat persalinan antara lain dengan melakukan latihan
yoga prenatal. Prenatal yoga dapat memberikan manfaat
untuk melatih otot perineum (otot dasar panggul) yang
berfungsi sebagai otot kelahiran, membuat otot lebih kuat
dan elastic sehingga mempermudah proses kelahiran
(Sindhu, 2014)

2.1.8 Indikator Variabel Ruptur Perineum


Ruptur perineum terjadi pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan
perineum umumnya terjadi di garis tengah dan menjadi luas
apabila kepala janin terlahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih
kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu bawah panggul
dengan ukuran yang lebih besar dari sirkumferensia suboksiput
bregmatika atau anak dilahirkan dengan pembedahan vaginal
(Winkjosastro, 2015). Indikator dari variable ini adalah tentang
derajat rupture perineum.

1. Derajat 1 apabila robekan pada perineum yang melibatkan bagian

fourchette, kulit perineum, dan membran mukosa vagina

2. Derajat 2 apabila robekan pada perineum mencakup kulit dan

membran mukosa, fasia dan otot-otot perineum

3. Derajat 3 dibagi menjadi 3 sub bagian yaitu derajat 3a apabila

robekan meliputi <50% sphincter ani eksterna, derajat 3b apabila

27
robekan meliputi >50% sphincter ani ekterna, dan derajat 3c

mengenai sphincter ani externa & interna.

4. Derajat 4 apabila robekan perineum meluas hingga mengenai

mukosa rektum.

Indikator dalam penelitian ini adalah:

0 = Ruptur derajat 1 dan derajat 2

1 = Tidak ruptur

2.1.9 Cara Mengukur Variabel

Cara mengukur data dilakukan dengan menggunakan

lembar checklist yang diperolah dari data resume medis pasien.

2.1.10 Teori dan penelitian Sebelumnya

Perineum merupakan bagian penting pada saat proses persalinan


yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami
robekan pada saat proses persalinan secara alami. Selain itu,
perineum juga berfungsi sebagai pengontrol aktivitas buang air besar
(BAB), buang air kecil (BAK) dan aktivitas seksual bagi ibu pasca
melahirkan.
Adapun factor penyebab terjadinya rupture perineum
adalah faktor umur, paritas, berat badan bayi baru lahir,cara
mengedan dan riwayat persalinan pervaginam terdiri dari ekstraksi
forceps, ekstraksi vakum, trauma alat dan episiotomi
(bahiyatun,2016)

Umur
Paritas
Besar janin Rupture perineum
Riwayat persalinan
Cara mengedan

28
Sebagaimana pada penelitian Fonda Octarianingsih shariff
tentang factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rupture
perineum pada persalinan aterm di Rumah sakit Umum Daerah
Tangerang 2016 dengan hasil sebagian besar ibu mengalami ruptur
perineum sebanyak 118 (52,2%) dan 108 (47,8%) yang tidak
mengalami ruptur perineum. Pada ibu yang berusia ≥ 35 tahun yang
mengalami ruptur perineum sebanyak 22 (81,5%), Pada ibu yang
melahirkan ukuran janin ≥3500 gram sebanyak 32 (68,1%) dan ibu
dengan paritas primipara sebanyak 96 (56,5%) yang mengalami ruptur
perineum. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia dengan kejadian
ruptur perineum (p value = 0,001 < 0,05), terdapat hubungan antara
ukuran janin/bayi dengan kejadian ruptur perinum (p value = 0,014 <
0,05), terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian ruptur
perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang Tahun 2016 (p
value=0,026<0,05)

29
Tabel 2. 1.Metaanalisis Penelitian Terkait

Jenis & Desain


No Judul Penelitian Pengarang Tahun Variabel Analisis Statistik Hasil Penelitian
Penelitian
Berdasarkan hasil analisis
bivariat dengan uji chi
square diperoleh hasil p-
value umur 0,000, p-value
paritas 0,000, p-value
lama persalinan kala II
Faktor-Faktor Yang 0,001 dan p-value berat
Berhubungan Dengan Umur,paritas, analisis bivariat adalah uji badan bayi 0,000. Hasil
kuantitatif
Kejadian Ruptur Baiq Seri lama kala II Chi Square sedangkan analisi multivariate
1 2022 dengan desain kasus-kontrol
Perineum Pada Ibu Simpatino Hika persalinan dan pada analisis multivariat dengan uji regresi logistik
(case control)
Bersalin Spontan Di berat badan bayi adalah uji Regresi Logistik menunjukkan hasil p value
Puskesmas Aikmel umur 0,000 dengan nilai
Exp(B) 6,254, p-value
paritas 0,002 dengan
nilai Exp(B) 4,108, dan p-
value berat badan bayi
0,010 dengan nilai Exp(B)
0,144.

30
Factor -faktor yang
berhubungan dengan Ruptur perineum
kejadian rupture Paritas,berat (62,5%). Variabel paritas
analitik observasi
(p value=0,089), berat
2 perineum pada ibu Dempi Triyanti 2017 badan bayi dan dengan pendekatan cross Chi-square
badan bayi (p
bersalin d bpm Teknik mengedan sectional
value=0,311), dan tehnik
fauziah Hatta di meneran (p value=0,018).
Palembang
ada hubungan umur ibu
dengan ruptur perineum
Faktor-Faktor Yang dengan p=value
Berhubungan Dengan 0,037(p=0,04), hubungan
Ruptur Perineum Pada Umur ibu, berat survei analitik dengan berat badan bayi dengan
Putri Diah
3 2018 badan bayi dan menggunakan pendekatan Chi-square ruptur perineum dengan
Persalinan Normal di Pemiliana
paritas CrossSectional p=value 0,041(p=0,041)
Klinik Niar Medan dan hubungan Paritas
Tahun 2018 dengan ruptur perineum
dengan
p=value0,003(p=0,003)
4 Sitti Analisis univariat dan Hasil penelitian
Faktor-faktor yang Nurpadayani bivariat didapatkan lebih dari
berhubungan dengan setngah (58,2%)
rupture perineum mengalami ruptur
perineum. Lebih dari
persalinan normal di
setengah (52,7%) adalah
Rumah sakit Berat badan survey analitik dengan ibu yang melahirkan bayi
Bhayangkara 2016 bayi,paritas dan menggunakan pendekatan case dengan berat >4000 gram,
Makkasar umur ibu control lebih dari setengah
(57,1%) ibu melahirkan
dengan Multipara, dan
sebagian besar (64,1%)
Ibu melahirkan dengan
umur <20->35 tahun.Hasil
penelitian tersebut

31
menunjukkan bahwa berat
bayi lahir, paritas, dan
umur ibu dapat
menyebabkan ruptur
perineum.
5 Faktor-Faktor Yang Fonda uji Chi-Square sebagian besar ibu
Berhubungan Dengan Octarianingsih mengalami ruptur
kejadian rupture shariff perineum sebanyak 118
perineum pada (52,2%) dan 108 (47,8%)
persalinan aterm di yang tidak mengalami
Rumah Sakit Umum ruptur perineum. Pada ibu
Tangerang yang berusia ≥ 35 tahun
yang mengalami ruptur
perineum sebanyak 22
(81,5%), Pada ibu yang
melahirkan ukuran janin
≥3500 gram sebanyak 32
(68,1%) dan ibu dengan
Umur ibu, berat deskriptif analitik dengan paritas primipara sebanyak
2016 badan bayi dan menggunakan pendekatan cross 96 (56,5%) yang
paritas sectional. mengalami ruptur
perineum.
Kesimpulan : Terdapat
hubungan antara usia
dengan kejadian ruptur
perineum (p value = 0,001
< 0,05), terdapat
hubungan antara ukuran
janin/bayi dengan kejadian
ruptur perinum (p value =
0,014 < 0,05), terdapat
hubungan antara
paritas dengan kejadian
ruptur perineum di Rumah

32
Sakit Umum Daerah
Tangerang Tahun 2016 (p
value = 0,026 < 0,05).
Penelitian diperoleh
hubungan bermakna
antara partus presipitatus
dan rupture perineum
dengan p value 0,000 atau
Faktor-Faktor Yang nilai p < 0,05, terdapat
Berhubungan Dengan hubungn bermakna antara
Partus
paritas dan rupture
Kejadian Ruptur Femmy presipitatus,parita
6 2016 Retrospektif uji Chi square perineum dengan p value
Perineum Dalam Keintjem s dan berat badan 0,005 atau nilai p < 0,05,
Proses Persalinan bayi dan terdapat hubungan
Normal bermakna antara BBL dan
rupture perineum dengan
p value 0,003 atau nilai p
< 0,05.

7 Priharyanti Chi-square Dari analisis variabel


Faktor-faktor yang Wulandari umur didapatkan nilai p ≥
berhubungan dengan 0,05 (p =
kejadian rupture 0,467) artinya Ho diterima
Ha ditolak, hasil analisis
perineum spontan di
Umur ibu,paritas survey analitik variabel paritas,
BPM Ny Natalia 2016 dan berat badan dengan pendekatan cross nilai p ≤ 0,05 (p = 0,005)
Kecamatan Genuk bayi sectional artinya Ho ditolak
Kota semarang sedangkan Ha diterima,
sedangkan variabel
berat lahir ≥ nilai p 0,05 (p
= 0,049) artinya Ho
ditolak sedangkan Ha

33
diterima

Penelitian ini didapatkan


bahwa ada hubungan
antara usia ibu dengan
ruptur perineum pada
persalinan normal dengan
p value = 0,26 < α = 0,05.
Faktor- factor yang Terdapat hubungan antara
berhubungan dengan paritas dengan ruptur
kejadian ruptur Umur ibu, paritas analitik bersifat kuantitatif perineum pada persalinan
8 Neni Riyanti 2020 Chi-Square
perineum pada berat badan bayi dengan retrospektif normal dengan p value =
persalinan normal 0,000 < α = 0,05 dan tidak
adanya hubungan
bermakna antara berat
badan lahir dengan ruptur
perineum pada persalinan
normal di Praktik Bidan
Mandiri, di dapatkan p
value = 0,170 > α = 0,05
9 Anita Yulianti Chi-square dari hasil ujichi-square
Faktor-Faktor yang diperoleh nilai p= 0,010
Berhubungan dengan <α (0,05), artinya ada
Rupture Perineum hubungan antara paritas
dengan rupture perineum.
Pada Ibu Bersalin di
Paritas,berat Hasil ihi chi-square
Puskesmas Kecamatan survei analitik dengan diperoleh p= 0,019
Johar Baru Tahun 2018 badan bayi dan
pendekatan cross sectional <α(0,05) yang artinya ada
2018 umur ibu
hubungan antara berat
badan bayilahir dengan
Rupture perineum. Hasil
uji chi-square p= 1,00,
artinya tidak ada
hubungan antara umur ibu

34
dengan rupture perineum.
Hasil penelitian ini adalah
44,8% (146) ibu bersalin
mengalami rupture
faktor factor yang perineum. Usia, jarak
Usia,jarak analitik-observasional
berhubungan dengan Dwi Saputri kehamilan, dan berat
10 2022 kelahiran dan berat mengunakan pendekatan cross chi-square
Susita Utami badan bayi lahir secara
rupture perineum pada badan bayi sectional
berurutan berhubungan
persalinan normal dengan kejadian rupture
perineum(p<0,000,
p<0,000, dan p<0,000).

35
2.1.11 Sintesis (berdasarkan bahasa peneliti).
Ruptur perineum adalah variabel terikat dari penelitian ini.

2.2 Variabel Umur


2.2.1 Definisi Variabel Umur
Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan.Umur sangat
menentukan sesuatu kesehatan ibu, ibu dikatakan beresiko tinggi
apabila ibu hamil berusia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.Umur
berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan
tindakan yang dilakukan.(Walyani, 2017) Semakin cukup umur,
tingkat kematangan seseorang akan lebih dipercaya dari pada orang
yang belum cukup tinggi kedewasaannya, jika kematangan usia
seseorang cukup tinggi maka pola berpikir akan lebih dewasa, dan
lebih di jelaskan bahwa Ibu yang mempunyai usia produktif atau tidak
beresiko akan lebih berpikir secara rasional dan matang.
Sedangkan menurut Lawrence Green (2016) Usia seseorang
menjadi salah satu factor yang mempengaruhi seseorang melakukan
perubahan perilaku kesehatan.
2.2.2. Indikator Variabel Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup, yang dihitung dari

lahir hingga saat penelitian. Skala ukur adalah nominal

Indikator dari variabel usia adalah:

a. Berisiko: umur < 20 tahun dan > 35 tahun

b. Tidak berisiko: umur 20-35 tahun (BKKBN)

Indikator dalam penelitian ini adalah:

0 = Berisiko: umur < 20 tahun dan > 35 tahun

1 = Tidak berisiko: umur 20-35 tahun

36
2.2.3. Cara Mengukur Variabel Umur
Cara mengukur variable ini dengan menggunakan lembar
checklist yang diperoleh dari buku resume medis pasien

2.2.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya


Usia merupakan kurun waktu sejak adanya seseorang dan
dapat diukur menggunakan satuan waktu dipandang dari segi
kronologis, individu normal dapat dilihat derajat perkembangan
anatomis dan fisiologis sama (Sonang et al., 2019),dalam
perkembangan anatomis, semakin banyak ibu melahirkan,maka
ruptur perineum dapat diminimalkan sedangkan untuk yang belum
melahirkan akan besar kemungkinan untuk mengalami rupture
dalam persalinan. Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan
oleh Neni Riyanti tentang factor- factor yang berhubungan dengan
kejadian rupture perineum pada persalinan normal tahun 2020
Penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara usia ibu
dengan ruptur perineum pada persalinan normal dengan p value =
0,26 < α = 0,05.
2.2.5. Sintesis Variabel Umur
Umur adalah umur ibu saat dilakukannya penelitian. Usia
sangat berpengaruh terhadap organ reproduksi ketika akan
menghadapi persalinan.

2.3. Variabel Paritas

2.3.1 Definisi Variabel Paritas


Paritas adalah jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan
(Wigunantiningsih dan Fakhidah, 2017) atau banyaknya persalinan
yang pernah dialami ibu baik lahir hidup maupun mati.
Ibu bersalin primipara mempunyai resiko tinggi terjadi ruptur
karena perineum masih utuh sehingga mudah terjadi robekan,

37
sedangkan ibu bersalin yang pernah melahirkan bisa mengalami
robekan ataupun tidak.
2.3.2 Indikator Variabel paritas
paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup
yaitu kondisi yang menggambarkan kelahiran sekelompok atau
kelompok wanita selama masa reproduksi. Paritas dapat dibedakan
menjadi primipara, multipara dan grandemultipara (Prawirohardjo,
2016). Skala pengukuran adalah nominal

Adapun indikator dari variabel paritas adalah:


1. Primipara (wanita yang telah melahirkan 1kali)
2. Multipara (wanita yang telah melahirkan 2-4 kali)
3. Grandemulti (wanita yang telah melahirkan lebih dari 5 kali)
Indikator dalam penelitian ini adalah
0= Beresiko ( melahirkan <1kali dan > 5 kali)
1= Tidak beresiko (melahirkan 2-4 kali)
2.3.3. Cara Mengukur Variabel paritas
Cara mengukur variable ini dengan menggunakan lembar
checklist yang diperoleh dari buku resume medis pasien
2.3.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya
Paritas adalah jumlah anak yang hidup atau jumlah
kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup diluar
Rahim, (BKKBN, 2016) jika seorang ibu yang yang telah
melahirkan anak lebih dari 2 kali maka pada persalinan berikutnya
kemungkinan kecil untuk mengalami ruptur
perineum .Sebagaimana telah dilakukan penelitian oleh Anita
Yulianti dengan judul factor faktor yang berhubungan dengan
rupture perineum pada ibu bersalin di Puskesmas Kecamatan Johar
Baru tahun 2018 dari hasil uji chi-square diperoleh nilai p= 0,010
<α (0,05), artinya ada hubungan antara paritas dengan rupture
perineum.

38
2.3.5. Sintesis Variabel Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang sudah dilahirkan hidup
maupun mati ketika dilakukan penelitian ini.

2.4. Variabel Berat Badan Bayi baru lahir


2.4.1. Definisi Berat Badan bayi baru lahir
Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2.500gram sampai 4.000 gram. (Saputra,
2014).
2.4.2 Indikator Variabel berat badan bayi baru lahir
Berat badan lahir adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam
waktu 1 jam pertama setelah lahir. Bayi dapat dikelompokkan
berdasarkan berat lahirnya, yakni: berat bayi lahir rendah (berat
lahir<2500 gram), berat bayi lahir sedang (berat lahir antara 2500-
3999gram), dan berat badan lebih (berat lahir
>4000gram).Adapaun indikator dari variabel berat badan lahir
adalah:
1. Berat Badan kurang dari 2500 gram
2. Berat badan bayi lahir lebih dari 2500 gram.
3. Berat Badan bayi Lahir lebih dari 4000gram.
Indikator dalam penelitian ini adalah
0= Tidak normal : <2500gram dan > 4000 gram
1= Normal : >2500 gram dan <4000 gram
2.4.3 Cara Mengukur Variabel berat badan bayi baru lahir
Cara mengukur variable berat badan bayi baru lahir adalah
dengan menggunakan lembar checklist yang diperoleh dari buku
resume medis pasien
2.4.4 Teori dan Penelitian Sebelumnya
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan

39
berat badan normal 2500-4000 gram (Rukiyah, et.al., 2013). Dalam
persalinan ketika kepala lahir melewati jalan lahir maka otomatis
perineum akan mengalami peregangan, semakin besar bayi yang
dilahirkan meningkatkan resiko terjadinya ruptur perineum. Hal ini
sejalan dalam penelitian yang dilakukan oleh Baiq Seri dengan
judul factor -faktor yang berhubungan dengan kejadian ruptur
perineum pada persalinan spontan di Puskesmas aikmel 2020,
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi square diperoleh
hasil p-value berat badan bayi 0,000. Hasil analisi multivariate
dengan uji regresi logistik menunjukkan hasil dan p-value berat
badan bayi 0,010 dengan nilai Exp(B) 0,144 yang berarti ada
hubungan dengan ruptur perineum.
2.4.5 Sintesis Variabel Berat badan bayi baru lahir
Variabel berat badan bayi baru lahir adalah berat badan
yang di timbang ketika bayi baru lahir.
2.5 Variabel Jarak Kelahiran
2.5.1 Definisi Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran adalah jarak antara kelahiran sekarang dengan
kelahiran sebelumnya, jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun

atau lebih (Wigunantiningsih dan Fakhidah, 2017) Jarak kelahiran


merupakan interval antara dua kelahiran yang berurutan dari
seorang wanita. Jarak kelahiran yang cenderung singkat dapat
menimbulkan beberapa efek negatif baik pada kesehatan wanita
tersebut maupun kesehatan bayi yang dikandungnya. Setelah
melahirkan, wanita memerlukan waktu yang cukup untuk memulihkan
dan mempersiapkan diri untuk kehamilan serta persalinan selanjutnya

(Sawitri dkk, dalam Rifdiani, 2017) Jarak kelahiran yang dikatakan


aman adalah 36-59 bulan, jika jarak kelahiran kurang dari dua tahun
tergolong risiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi ruptur
perineum pada persalinan.

40
Terdapat beberapa alasan perlunya jarak kelahiran menurut
Ummah (2015), diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Belum pulihnya kondisi rahim ibu setelah kehamilan sebelumnya.
2. Dapat timbulnya beberapa resiko dalam kehamilan, salah satunya
adalah anemia.
3. Resiko terjadinya pendarahan pasca persalinan.
4. Waktu yang disediakan ibu untuk menyusui dan merawat bayi
kurang karena harus terbagi.
2.5.2 Indikator Variabel Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran adalah rentang waktu antara kelahiran anak
sekarang dengan kelahiran anak sebelumnya. Jarak kelahiran
kurang dari dua tahun tergolong resiko tinggi karena dapat
menimbulkan komplikasi pada persalinan. Jarak kelahiran 2-3
tahun merupakan jarak kelahiran yang lebih aman bagi ibu dan
janin. Begitu juga dengan keadaan jalan lahir yang mungkin pada
persalinan terdahulu mengalami robekan perineum derajat tiga atau
empat, sehingga pemulihan belum sempurna dan robekan perineum
dapat terjadi (Siringiringo, 2018).
Menurut WHO Jarak anak adalah saat orang tua memiliki
periode antara kelahiran anak-anak mereka. Jarak anak yang ideal
adalah memiliki anak setelah anak pertama berusia 2-3 tahun.
Adapun indikator dari penelitian ini adalah:
0= beresiko : Jarak kelahiran < 2 tahun > 3 tahun
1= Tidak berisiko: Jarak kelahiran 2-3 tahun

2.5.3 Cara Mengukur Variabel Jarak Kelahiran


Cara mengukur variable jarak kelahiran adalah dengan mengisi
lembar cheklis yang datanya diperoleh dari resume medis pasien.
2.5.4 Teori dan Penelitian sebelumnya
jarak kelahiran merupakan rentang waktu antara anak
sekarang dengan anak sebelumnya. ibu bersalin dengan jarak

41
kelahiran < dari 2 tahun lebih cenderung mengalami komplikasi
dibandingkan pada ibu bersalin dengan jarak > 2 tahun hal ini
disebabkan karena organ-organ reproduksi ibu belum kembali
pulih pada kondisi semula sebelum ibu hamil dan belum siap untuk
proses kelahiran tetapi sudah harus melahirkan kembali. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Berdasarkan
penelitian Juliati, (2020) dengan judul hubungan jarak kelahiran
dan berat bayi lahir dengan kejadian ruptur perineum pada
persalinan normal di Aceh menyatakan bahwa dari 97 ibu bersalin,
mayoritas ibu dengan jarak kelahiran < 2 tahun sebanyak 53
responden (54,6%) yang
mengalami ruptur perineum. Sehingga terdapat hubungan jarak
kelahiran dengan kejadian ruptur perineum (p value 0,005).
2.5.5 Sintesis variable Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran ideal adalah 2-3 tahun dari jarak kelahiran
terdahulu.

42
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori


3.1.1 Teori faktor- faktor yang berhubungan dengan Ruptur Perineum
Dalam proses persalinan ruptur perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama,dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. robekan
perineum atau perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik
menggunakan alat maupun tidak (Wiknjosastro, 2016).

Rupture perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat
kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat.
Ruptur perineum disebabkan umur, paritas, jarak kelahiran, berat badan
bayi,riwayat persalinan( ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, trauma alat dan
episiotomi). (prawitasari,2015).

Factor ibu:
Umur
Paritas
Jarak kelahiran

Factor bayi: Kejadian ruptur


Berat Badan bayi perineum

Factor penolong persalinan:


Riwayat persalinan

3.1 kerangka teori berdasarkan prawitasari 2015 faktor factor yang berhubungan
dengan ruptur perineum

43
3.1.2 Kerangka Konsep Penelitian

Umur
Paritas
Ruptur
Berat badan bayi
Perineum
Jarak kelahiran

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian

3.1.3 Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis 1: Ada hubungan antara umur dengan ruptur perineum di


TPMB Bidan Elis Susilawati,Amd.Keb tahun 2022
2. Hipotesis 2: Ada hubungan antara paritas dengan ruptur perineum
di TPMB Bidan Elis Susilawati,Amd.Keb tahun 2022
3. Hipotesis 3: Ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir
dengan ruptur perineum di TPMB Bidan Elis Susilawati,Amd.Keb
tahun 2022
4. Hipotesis 4 : Ada hubungan antara jarak kelahiran dengan dengan
ruptur perineum di TPMB Bidan Elis Susilawati,Amd.Keb tahun
2022

44
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survei dengan penelitian
deskriptif dan analitik dengan menggunakan resume medis pasien. Dimana
variabel yang diteliti diukur dalam waktu yang sama dengan menggunakan
desain penelitian crossectional.

4.2. Polulasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


4.2.1. Populasi
Populasi penelitian menurut Arikunto (2017) populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. apabila peneliti ingin
meneliti semua elemennya yang ada dalam wilayah penelitian
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, populasi dalam
penelitian ini adalah ibu bersalin yang melahirkan di TPMB Bidan
Elis Susilawati, Amd.Keb terhitung dari januari-Desember 2022
sebanyak 382 ibu bersalin.
4.2.2 Sampel
Sampel menurut Arikunto( 2017) yang menyatakan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
Sampel dalam penelitian ini terbagi dalam dua kelompok yang
terdiri kriteria inklusi dan ekslusi.
Adapun kriteria Inklusi yaitu:
1. Ibu bersalin normal terhitung dari bulan januari-desember
tahun 2022
2. Kehamilan aterm 37- 42 minggu
Sedangkan kriteria Ekslusi adalah:
1. Ibu bersalin dengan episiotomi
2. Usia kehamilan < 37 minggu dan > 42 minggu

45
4.2.3 Besar Sampel
Besaran sampel pada penelitian ini di hitung dengan rumus
slovin yaitu:
n= 𝑁
1+𝑁(𝑒) 2
n = ukuran sampel
N = jumlah populasi

e = standar error (5%)

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka diperolah

besarnya sampel sebagai berikut:

n= 382
1+ 382 (0,05) 2

n= 382
1+(382)(0,0025)

n= 382
1,955

n = 195,4

Dengan menggunakan rumus Slovin di dapat jumlah

sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini

sebanyak 195,4 dibulatkan menjadi 195 responden.

4.2.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah


menggunakan probability sample yaitu pengambilan sampel
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi, dengan Teknik simple random sampling adalah
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu
(sugiyono,2022). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

46
adalah dokumentasi dengan cara mengambil data yang berasal dari
dokumen asli atau data sekunder. Dokumen asli tersebut berupa
resume medis pasien.
4.2.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di TPMB Bidan Elis Susilawati,
Amd.Keb tahun 2022
4.2.6 Tahap Penelitian

Menurut Hidayat (2014) analisa adalah kegiatan dalam

penelitian dengan melakukan analisa data yang meliputi

persiapan, tabulasi dan aplikasi data. Pengolahan data

dilakukan untuk menentukan metode analisis data yang akan

digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis kuantitatif yakni metode yang menggunakan

statistik sebagai analisis data, karena statistik digunakan

sebagai alat bantu untuk menganalisis data. Dalam proses

pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus

ditempuh, di antaranya:

4.2.6.1. Penyusunan Data (Editing)

Setelah data selesai dikumpul, tahap berikutnya adalah

pengecekan data yakni kegiatan memperbaiki atau memeriksa data,

apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekam semuanya.

Kegiatan ini biasanya disebut dengan editing.

4.2.6.2 Klasifikasi Data (Coding)

47
Klasifikasi data dimaksudkan sebagai usaha

menggolongkan, mengelompokkan dan memilah data berdasarkan

klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan.

4.2.6.3 Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master table atau database komputer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan

membuat tabel kontigensi.

4.2.6.4 Melakukan Teknik Analisis

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan

uraikan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus.

Analisa data pada penelitian menguraikan analisa univariat

dan Analisa bivariat.

1. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi (Sugiyono, 2017). Analisis ini merupakan bahan

dasar untuk analisis selanjutnya dan mempunyai fungsi untuk

melihat data yang ada, apakah sudah layak untuk dianalisis.melihat

gambaran dari data yang telah dikumpulkan. Analisis univariat

yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi

48
dari masing-masing variabel yang akan diteliti, meliputi variable

umur, paritas, berat badan bayi dan jarak kelahiran.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis

bivariat Merupakan analisa tentang hasil pengujian secara statistik

terhadap masing-masing variabel independen dengan variabel

dependen, dengan tujuan untuk mengetahui factor-faktor yang

berhubungan dengan ruptur perineum pada ibu bersalin, untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel dependen dan

variabel independen digunakan tabel silang serta melakukan

identifikasi variabel yang bermakna dengan menggunakan uji

Chisquare. Digunakan derajat kepercayaan 95%, dengan

perbandingan nilai p dengan nilai a = 0,05. Apabila p-value< 0,05

berarti ada hubungan yang bermakana antara ruptur perineum dan

variable umur, paritas, berat badan bayi, dan jarak kelahiran dan

apabila p-value> 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna

antara variabel dependen dan variabel independen. Hipotesis dibagi

menjadi dua yaitu Ho : tidak ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen dan Ha : terdapat hubungan

antara variable independen dengan variabel dependen. Keputusan

49
uji hipotesis diketahui bila p-value ≤ a, maka Ho ditolak yang

artinya terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variabel

yang diteliti. Bila p-value> a, maka Ho diterima yang artinya tidak

ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel yang diteliti.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Hasil Analisis Univariat


1. Gambaran Variabel Dependent (Y) Berdasarkan Frekuensi (f) dan
Prosentasi (%). Disajikan dalam bentuk tabel

Tabel 5. 1.Gambaran Variabel Dependent (Y) Berdasarkan Frekuensi (f) dan


Prosentasi (%)

Variabel (Y) Prekuensi (f) Prosentase (%)

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

2. Gambaran Variabel Independent X1 berdasarkan frekuensi (f) dan


prosentasi (%). Disajikan dalam bentuk table

Tabel 5. 2 Gambaran Variabel Independent X1 Berdasarkan Frekuensi (f) dan


Prosentasi (%)

Variabel (X1) Prekuensi (f) Prosentase (%)

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

3. Gambaran Variabel Independent X2 berdasarkan frekuensi (f) dan


prosentasi (%). Disajikan dalam bentuk table

50
Tabel 5. 3 Gambaran Variabel Independent X2 Berdasarkan Frekuensi (f) dan
Prosentasi (%)

Variabel ( X2) Prekuensi (f) Prosentase (%)

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

4. Gambaran Variabel Independent X3 Frekuensi (f) dan Prosentasi


(%). Disajikan dalam bentuk table
Tabel 5. 4 Gambaran Variabel Independent X3 Berdasarkan Frekuensi (f) dan
Prosentasi (%)

Variabel ( X3 ) Prekuensi (f) Prosentase (%)

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

5.1.2. Hasil Analisis Bivariat


1. Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X1 dengan Variabel Y

Tabel 5. 5 Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X1 dengan Variabel Y

Variabel Dependen (Y) OR


Total Confident p-
Independen
Kategori 1 Kategori 2 Interval value
(X1)
F % f % F %
Kategori 1
Kategori 2
Jumlah
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
2. Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X2 dengan Variabel Y
Tabel 5. 6 Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X2 dengan Variabel Y

51
Variabel Dependen (Y) OR
Total Confident p-
Independen
Kategori 1 Kategori 2 Interval value
X2
F % f % F %
Kategori 1
Kategori 2
Jumlah
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

3. Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X3 dengan Variabel Y

Tabel 5. 7 Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X3 dengan Variabel Y

Variabel Dependen (Y) OR


Total Confident p-
Independen
Kategori 1 Kategori 2 Interval value
X3
F % f % F %
Kategori 1
Kategori 2
Jumlah

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

5.1.3. Pembahasan Penelitian


1. Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X1 dengan Variabel Y
a. Hasil Penelitian
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

b. Hasil Penelitian Sebelumnya


Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

c. Teori Terkait

52
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

2. Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X2 dengan Variabel Y


a. Hasil Penelitian
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

b. Hasil Penelitian Sebelumnya


Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

c. Teori Terkait
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

3. Hubungan/Pengaruh Antara Variabel X3 dengan Varibel Y


a. Hasil Penelitian
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

b. Hasil Penelitian Sebelumnya

53
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

c. Teori Terkait
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.
e.

54
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Terdapat hubungan antara variabel X1, X2, X3, .... dengan variabel
Y pada….(responden)….(tempat)….(Tahun)…..

1. Terdapat gambaran variabel Y, X1, X2, X3, dan …...


2. Terdapat hubungan antara variabel X1, .... dengan variabel Y.
3. Terdapat hubungan antara variabel X2, .... dengan variabel Y.
4. Terdapat hubungan antara variabel X3, .... dengan variabel Y.

6.2. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas dapat
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:
6.2.1. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxx.

6.2.2. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxx.

6.2.3. Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxx.

55
DAFTAR PUSTAKA

1. Peri-conception folic acid supplementation knowledge and associated factors


among women visiting Maternal and Child Health clinics in Addis Ababa,
Ethiopia, Fekadu Mesfin, 2022.

2. Anggraini MT. Hubungan Beban Kerja Fisik dan Durasi Kerja dengan
Kejadian Heat Strain Pada Pekerja Industri Kerupuk. J Ilm Kesehat [Internet].
2022 Jul 31 [cited 2022 Nov 9];21(2). Available from:
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jikes/article/view/1706

3. Team-Based Care of Women With Cardiovascular Disease From Pre-


Conception Through Pregnancy and Postpartum, Melinda B. Davis, MD, 2022.

4. Asnie NM, Erisna M, Amelia R, Octaviani DA. Pengaruh Ekstrak Ikan Gabus
(Channa striata) terhadap Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas.
2021;6.

5. Diani MT, Flora R, Syakurah RA. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Perawat dalam Merawat Pasien Kanker Selama Masa Pandemi COVID-19. J
Ilmu Kesehat Masy. 2022 Sep 7;11(05):399–410.

6. Sinaga LO, Yolandia RA, Sugesti R. Hubungan Aksesibilitas, Dukungan


Tenaga Kesehatan dan Persepsi terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus
Toksoid Pra Nikah. 2021;10.

56
LAMPIRAN
Surat Permohonan Penelitian

57
Surat Jawaban Permohonan Penelitian

58
Pengelolaan Data menggunakan SPSS (Row Data dan Output Data)

59

Anda mungkin juga menyukai