Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL TUGAS AKHIR

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny.X DENGAN KANKER SERVIK

Di RSUI HARAPAN ANDA KOTA TEGAL

Disusun Oleh :
MUSYAROFAH
G3E022057

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

i
ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG


TAHUN 2023/2024
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Tugas Akhir dengan judul LAPORAN KASUS ASUHAN


KEBIDANAN PADA Ny. X DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUI
HARAPAN ANDA KOTA TEGAL telah disetujui sebagai Proposal Tugas Akhir
dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Nama: Musyarofah
NIM : G3E022057

Semarang, 21-11-2023
Pembimbing

Dewi Puspitaningrum, S.SiT. M.Kes


NIK. 28.6.1026.131

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Tugas Akhir dengan judul LAPORAN KASUS ASUHAN


KEBIDANAN PADA NY. X DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUI
HARAPAN ANDA KOTA TEGAL telah diujikan pada tanggal 29 November
2023 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Nama: Musyarofah
NIM : G3E022057

Semarang, 29 November 2023

Penguji I : Ariyani Lutfitasari, S.SiT, M.Keb


NIK. 28.6.1026.449

Penguji II : Umi Khasanah, SST, M.Keb


NIK. 28.6.1026.432

Penguji III : Dewi Puspitaningrum, S.SiT, M.Kes


NIK. 28.6.1026.131

Mengetahui :
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang

Dr. Bdn. Fitriani Nur Damayanti, S.S.T., M.H.Kes


NIK. 28.6.1026.208

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Tugas Akhir yang berjudul “Laporan Kasus
Asuhan Kebidanan Pada Ny.X Dengan Kanker Servik Di RSUI Harapan
Anda Tegal 2023”
Penyusunan Proposal Tugas Akhir ini merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Profesi Kebidanan, Fakultas
Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Proposal Tugas Akhir
ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. dr. Shahabiyah, MMR selaku Direktur RSU Islam Harapan Anda
Kota Tegal yang telah memfasilitasi kami untuk melanjutkan
pendidikan
2. Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Semarang
3. Dr. Ali Rosidi, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
4. Bdn Dr. Fitriani Nur Damayanti, S.ST, M.Hkes Selaku ketua
program studi S1 Kebidanan
5. Dewi Puspitaningrum, S.SiT, M.Kes Selaku Dosen Pembimbing
dalam pembuatan Tugas akhir
6. Ariyani Lutfitasari, S.SiT, M.Keb selaku Penguji I dalam
pembuatan Tugas akhir
7. Umi Khasanah, SST, M.Keb selaku Penguji II dalam pembuatan
Tugas akhir

v
vi

8. Seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Ilmu Keperawatan Dan


Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang, khususnya
program studi Sarjana Kebidanan
9. Suami, anak, dan orang tua yang ikut memberikan support dalam
pembuatan skripsi
10. Teman-teman satu angkatan yang sudah belajar bersama serta
membantu dalam proses pembuatan skripsi
Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dan
kekurangan dalam penulisan Proposal Tugas Akhir ini. Kritik dan saran
yang membangun diharapkan dari para pembaca. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Tegal, Nopember 2023

Musyarofah
NIM. G3E022057

vii
DAFTAR TABEL

Tabel stadium Kanker servik ................................................................................10

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Kerangka patofisiologi ............................................................................17

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii


HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................3
C. Tujuan ............................................................................................................3
D. Manfaat ..........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Kanker Servik .........................................................................6
B. Kerangka Patofisiologi Kanker Servik .......................................................17
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengumpulan Data .......................................................................................18
B. Interpretasi Data ...........................................................................................20
C. Diagnosa Potensial dan Antisipasi ...............................................................21
D. Tindakan Segera ..........................................................................................21
E. Rencana Tindakan .......................................................................................21
F. Implementasi ................................................................................................22
G. Evaluasi ........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................25

x
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat
penyakit kanker di negara berkembang dan merupakan masalah kesehatan
perempuan yang cukup mendapat perhatian berkaitan dengan angka kejadian
dan angka kematian masih tinggi di Indonesia, penyakit kanker makin banyak
jumlahnya seiring dengan makin banyak jumlahnya usia harapan hidup, tetapi
kedatangannya disebabkan rendahnya pengetahuan, tingginya kejadian kanker
serviks dihubungkan dengan infeksi virus (manuaba, 2019). Wanita berusia
antara 35 dan 55 tahun berisiko terkena kanker leher rahim (cervical
cancer), yaitu tumor ganas yang berkembang di dalam rahim atau leher
rahim (Globocan, 2020).
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2022,
kanker serviks menempati urutan kedua dengan 36.633 kasus atau 9,2%
dari seluruh kasus kanker, setelah kanker payudara. Data Global Cancer
Statistic (Globocan) tahun 2020 mencatat total kasus kanker di
Indonesia mencapai 396.914 dengan angka kematian sebesar 234.511
kasus. Sementara kanker serviks lebih dari 36.000 kasus dengan 21.000
kematian (Globocan, 2020). Jawa tengah Penderita Kanker serviks pada
tahun 2020 mencapai 1.873 jiwa. Kota tegal kurang lebih 2,6 Persen
Penduduk Kota Tegal Menderita Kanker (Dinkes Jateng, 2021). Di
RSUI Harapan Anda untuk kasus kanker servik pada tahun 2022 ada 25
kasus.
Banyak yang percaya bahwa kanker serviks terutama menyerang
wanita yang berusia di atas 40 tahun. Namun, penyakit ini juga bisa
menyerang wanita di usia 30-an. Karena penyakit ini biasanya terdeteksi
setelah mencapai stadium akhir, gejala seperti nyeri saat buang air kecil,
nyeri panggul, perdarahan abnormal, keputihan yang berlebihan, dan
perdarahan setelah berhubungan seks mulai muncul. Kanker serviks

1
2

membunuh sebagian besar wanita di Indonesia (Setiati, 2017). Human


Papilloma virus adalah akar penyebab lebih dari 95% kasus kanker
serviks (HPV). Virus tertentu yang menyerang orang disebut HPV. Ada
lebih dari 100 jenis HPV yang berbeda, sebagian besar jinak, tidak
memiliki tanda-tanda lahiriah, dan akhirnya menghilang (Kemenkes RI,
2018).
Sel kanker serviks pada awalnya berasal dari sel epitel serviks
yang mengalami mutasi genetic sehingga mengubah perilakunya. Sel
yang bermutasi ini melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali,
immortal dan menginvasi jaringan stroma di bawahnya. Keadaan yang
menyebabkan mutasi genetic yang tidak dapat diperbaiki aan
menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker ini (Prawirohardjo
Sarwono, 2018).
Kecepatan pertumbuhan kanker ini tidak sama dari satu kasus
dengan kasus lainnya. Sayangnya bagaimana mekanisme keadaan ini
dapat terjadi belum dapat dijelaskan. Namun, pada penyakit yag
pertumbuhannya sangat lambat bila diabaikan sampai lama juga tidak
mungkin terobati. Sebaliknya, tumor yang tumbuh dengan cepat bila
dikenali secara dini hasil pengobatannya lebih baik. Walau telah terjadi
invasi sel tumor ke dalam stroma, kanker serviks masih mungkin
tidak menimbulkan gejala. Tanda dini kanker serviks tidak spesifik
seperti adannya secret vagina yang agak banyak dan kadang-
kadang dengan bercak perdarahan. Umumnya tanda yang sangat
minimal ini sering diabaikan penderita (Prawirohardjo Sarwono, 2018).
Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang berulang,
atau perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina.
Dengan makin tumbuhnya penyakit tanda menjadi semakin jelas.
Perdarahan menjadi semakin banyak, lebih sering dan berlangsung
lebih lama. Namun, terkadang keadaan ini diartikan penderita sebagai
perdarahan haid yang sering dan banyak. Juga dapat dijumpai secret
vagina yang berbau terutama massa nekrosis lanjut. Nekrosis terjadi
3

karena pertumbuhan pembuluh darah (angiogenesis) agar mendapat


aliran darah yang cukup. Nekrosis ini menimbulkan bau yang tidak
sedap dan reaksi peradangan non spesifik (Prawirohardjo Sarwono,
2018)
Negara Indonesia, terdapat sekitar 52 juta perempuan yang
terancam kanker serviks, dan diperrkirakan ditemukan 40 ribu kasus
baru kanker serviks setiap tahunnya.(kartikawati, 2013).
Kanker serviks paling banyak disebabkan oleh infeksi virus HPV
(human papilona virus) tipe 16 dan 18 erat hubungannya dengan ativitas
seksual dengan jumlah pasangan yang tinggi atau lebih dari 4 orang,
serta usia koitus yang terlalu muda. Usia koitus pertama di bawah 16
tahun dapat menyebabkan perubahan mukosa serviks sehingga dapat
menyababkan lesi para kanker dan akhirnya menyebabkan kanker.
Selain usia koitus pertama, kebiasaan merokok juga sebagai suatu
pencetus kanker serviks. Pada pemeriksaan lendir serviks wanita
perokok ditemukan bahan karisnogenik tembakau yang dapat merusakan
sel di serviks dan jika terjadi HPV dapat menyebabkan kerusakan pada
sel dan berakhir menjadi kanker serviks.(Prawirohardjo Sarwono, 2018)
Penanganan kanker serviks dilakukan bila ma na diagnosis telah
dipastikan secara histotogik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang
matang oleh tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan
lanjutan.(Prawirohardjo Sarwono, 2018).
Pemaparan diatas membuat penulis tertarik melakukan studi kasus
dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ny. X dengan Kanker Serviks
D i RSUI Harapan Anda Tegal

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada
penulisan yaitu: “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny. X Usia X
tahun dengan Kanker Serviks D i RSUI Harapan Anda Tegal?”
4

C. Tujuan

1. Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan pendekatan
manajemen kebidanan pada pasien dengan kanker serviks D i RSUI
Harapan Anda Tegal
2. Tujuan khusus

1) Melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara lengkap


pada pasien dengan kanker serviks.

2) Menentukan diagnose, masalah berdasarkan interpretasi data


dasar pada pasien dengan kanker serviks.

3) Mengidentifikasi masalah potensial pada ibu dengan kanker


serviks.

4) Mengantisipasi tindakan segera bila perlu.

5) Menyusun perencanaan berdasarkan rasionalisasi.

6) Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan reencana yang


telah dibuat.

7) Mampu mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.

8) Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam


asuhan kebidanan paada pasien dengan kanker serviks.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan


dalam pemberian asuhan kebidanan pada kanker servik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswi, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat


5

serta dapat memperkaya kepustakaan Mahasiswa Jurusan


Kebidanan.

b. Bagi tenaga kesehatan khususnya Bidan, hasil penelitian ini


diharapkan dapat bermanfaat dalam pemberian asuhan
kebidanan pada kanker servik.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat menjadi


masukan, sumber data serta sebagai perbandingan penelitian di
masa yang akan datang yang berhubungan dengan asuhan
kebidanan pada kanker servik
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kanker Serviks


1. Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks ( leher rahim) adalah kanker ( tumor ganas) yang
terjadi dan tumbuh didalam leher rahim/ serviks. Serviks merupakan
bagian terendah dari rahim yang menonjol keliang senggama
( vagina) atau menempel pada puncak vagina (kartikawati, 2013).
Kanker serviks (leher rahim) merupakan salah satu penyakit
yang paling banyak menyebabkan kematian pada perempuan di
Indonesia. Semua perempuan beresiko mengalami kanker serviks,
sehingga sangat penting untuk melakukan pemeriksaan dini
(kartikawati, 2013).
2. Etiologi Kanker Serviks
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2018) penyebab yang pasti
dari kanker serviks belum diketahui, namun hasil penelitian studi
menyatakan dengan jelas bahwa sebagian besar dari timbulnya kanker
dapat disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Kanker serviks terjadi
jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak
terkendali. Jika sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk
suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bersifat jinak atau
ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaan ini disebut kanker
serviks. Penyebab terjadinya kelainan sel-sel serviks tidak diketahui
secara pasti, namun terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh
terhadap terjadinya kanker serviks.

a. HPV ( Human Papiloma Virus)

HPV adalah virus penyebab kondiloma akuminata yang ditularkan


melalui hubungan seksual. Varian yang berbahaya adalah HPV tipe
16, 18, 45 dan 56.

6
7

b. Wanita berusia diatas 40 tahun lebih rentan terkena kanker serviks.


Semakin tua maka semakin tinggi resiko.
c. Faktor genetic tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker
serviks. Namun hal ini bukan berarti jika keluarga anda bebas
kanker serviks maka anda tidak akan terkena, anda harus tetap
berhati-hati dan melakukan tindakan pencegahan.
d. Hubungan seksual yang terlalu mudah ( < 16 tahun), berganti-ganti
parner seks, atau hubungan dengan pria yang sering berganti
pasangan. Virus HPV dapat menular melalui hubungan seksual.
e. Memiliki terlalu banyak anak ( > 5 anak). Pada saat akan
melahirkan secara alami, janin akan melewati serviks dan
menimbulkan trauma pada serviks yang dapatmemicu aktifitas sel
kanker.semakin sering janin melewati serviks , semakin sering
trauma terjadi dan semakintinggi resiko kanker serviks.
f. Keputihan yang berlangsung terus – menerus dan tidak diobati.
g. Daya tahan tubuh yang lemah, kurangnya konsumsi vitamin C,
vitami E dan asam folat.
h. Kebiasaan merokok juga menambah resiko kanker serviks
(Prawirohardjo Sarwono, 2018).

3. Patofisiologi Kanker Serviks

Sel kanker serviks pada awalnya berasal dari sel epitel serviks
yang mengalami mutasi genetic sehingga mengubah perilakunya. Sel
yang bermutasi ini melakukan pembelahan sel yang tidak terkedali
dan menginvasi jaringan stroma di bawahnya. Keadaan yang
menyebabkan mitssi genetik yang tidak dapat diperbaiki akan
menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker ini (Prawirohardjo
Sarwono, 2018).

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV


(human papilona virus). Lebih dari 90% kanker serviks jenis
8

skuamosa mengandung DNA virus HPV dan 50% kaker serviks


berhubungan dengN HPV tipe 16. Penyebaran virus ini terutama
melalui hubungan seksual. Dari banyak tipe HPV, time 16 dan 18
mempunyai peranan yang penting melalui sekuensi gen E6 dan E7
denga mengode pembentukan protein- protein yang penting dalam
replikasi virus (Ridayani, 2016)

Onkoprotein dari E6 akan mengikat dan menjadikan gen


penekan tumor (p55) menjadi tidak aktif, sedangkan onkoprotein E 7
akan berkaitan dan menjadikn produk gen retinoblastoma (pRb)
menjadi tidak aktif (Ridayani, 2016)

Faktor lain yang berhubungan dengan kanker serviks adalah


aktivitas seksual terlalu muda (< 16 tahun), jumlah pasangan seksual
yang tinggi (> 4 orang), dan adanya riwayat infeksi berpapil. Karena
hubungannya yang erat dengan ifeksi HPV, dan pendderita HIV
beresiko menderita kanker serviks.Bahan karisgonetik spesifik dan
tembakau dijumpai dalam lender serviks wanita perokok (Ridayani,
2016).
4. Tanda dan Gejala Kanker Serviks
Sebab langsung dari kanker seriks belum diketahui. Ada bukti
kuat kejadiannya berhubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik,
diantaranya yang penting, jarang ditemukan pada perawan, isidensi
lebih diemukan pada mereka yan kawin daripada yang tidak kawin,
terutama pada gadis yag yang koitus pertama dialami pada usia amat
muda (<16 tahun), insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apa
lagi bila jarak persalinan terlampau dekat, mereka dari golongan
social ekonomi rendah (hygiene seksual) yang jelek, aktivitas seksual
yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), ditemukan pada
wanita yang mengalami infeksi virus HPV (human papilona virus)
tipe 16 atau 18, dan kebiasaan merokok (Prawirohardjo Sarwono,
2018).
9

Menurut (kartikawati, 2013) penyebab terjadinya kanker serviks


adalah :

a. Penyebab paling umum adalah serangan virus HPV (human


papiloma virus) atau virus papilona manusia.

b. Merokok, tembakau merusak sistem kekebalan dan


mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV
pada serviks.

c. Berganti-ganti pasangan seksual, suami atau pasangan seksualnya


melakukan hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18
tahun, berganti- ganti pasangan dan pernah menikah dengan
wanita yang menderita kanker serviks.

d. Pemakaian DES (dietilstilbestrol pada wanita hamil untuk


mencegah keguguran, banyak digunakan pada tahun 1940-1970).

e. Gangguan sistem kekebalan.

f. Pemakaian pil KB sudah lama.

g. Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamidia menahun.

h. Golongan ekonomi lemah, (tidak mampu melakukan pemeriksaan


pap smear secara rutin).

5. Gejala Klinis

Kanker serviks menyerang pada daerah leher rahim atau


serviks yang disebabkan oleh virus HPV ( Human Papiloma Virus)
yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh menurun
maka infeksi HPV akan mengganas dan biasa menyebabkan
terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada
stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi
HPV dianggap sebagai” The Silent Kiler” (kartikawati, 2013).
10

Pada tahap pra kanker atau dysplasia sampai stadium 1, praktis


tidak ada keluhan. Baru menginjak stadium 1A-3B terdapat keluhan.
Dengan kata lain penyakit ini tidak menunjukan gejala yang spesifik
pada stadium awal, sehingga banyak kaum perempuan yang tidak
mengetahuinya (kartikawati, 2013)

Bila masih dalam tahap pra kanker ringan ini segera diobati,
90% sel-sel mulut rahim kembali noraml. Tetapi, jika kondisi pada
stadium pra kanker saja sudah berada, dalam dua atau tiga tahun bisa
berubah menjadi kanker. Perubahan pra kanker pada serviks biasanya
tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini terdeteksi kecuali jika
wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear
(kartikawati, 2013).

6. Stadium Kanker Serviks

Tabel 2.1:

Pembagian Stadium Kanker Serviks Menurut Internasional


Federation Of Gynecology And Obstetrics ( FIGO)
Stadium Keterangan
11
Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intra epitelial
Stadium I Karsinoma masih terbatas diserviks ( penyebaran
korpus uteri diabaikan)
Stadium IA Invalasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara
mockroskopik, lesi yang dapat dilihat secara langsung
walau dengan invasi yang sangat superficial
dikelompokan sebagai stadium 1b. Kedalam invasike
stroma tidak lebih dari 5 mm dan lebarnya lesi tidak
lebih dari 7 mm.
Stadium IA 1 Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm
tetapi kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7
mm.
Stadium IA 2 Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm
tetapi kurang dari 5 mm dan lebar tidak lebih dari 7
mm.
Stadium IB Lesi terbatas diserviks atau secara
mikroskopik lebih dari
IA
Stadium IB 1 Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 mm.
Stadium IB 2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 mm.
Stadium II Telah melibatkan vagina, tetapi belum sampai 1/3
bawah vagina atau infiltrasi keparametrium, tetapi
belum mencapai dinding panggul.
Stadium II A Telah melibatkan vagina tetapibelum
melibatkan parametrium
Stadium II B Infiltrasi ke parametrium tetapi belum
mencapai dinding
panggul
Stadium III Telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya
perluasan sampai dinding panggul. Kasus dengan
hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal, dimasukan
dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dapat
dibuktikan oleh sebab lain.
Stadium III A Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi
parametrium belum mencapai dinding panggul.
Stadium III B Perluasan sampai dinding panggul atau
adanya hidroneprosis atau gangguan fungsi ginjal.
Stadium IV Perluasan ke luar organ reproduktif
Stadium IV A Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa
rektum
Stadium IV B Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.
12

Sumber: (Prawirohardjo Sarwono, 2018)

7. Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan


sebagai berikut (kartikawati, 2013)
a. Pemeriksaan pap smear

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal


pada pasien yang tidak memberikan keluhan. Sel kanker dapat
diketahui pada sekret yang diambil dari porsi serviks. Setiap wanita
yang telah aktif secara seksual sebaiknya menjalani pap smear
secara teratur. Apabila selama 3 kali berturut- turut menunjukan
hasil pemeriksaan yang normal, maka pemeriksaan pap smear bisa
dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali.(Jannah, 2020)
b. Pemeriksaan DNA HPV

Pemeriksaan ini dimasukan pada skrining bersama- sama dengan


pap smear untuk wanita dengan usia diatas 30 tahun. Penelitian
dalam skala besar mendapatkan bahwa pap smear negatif disertai
DNA HPV yang negatif mengindasikan tidak akan ada CIN 3
hampir 100%. Kombinasi pemeriksaan ini dianjurkan untuk wanita
dengan umur diatas 30 tahun.
c. Biopsi

Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu


pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika hasil pemeriksaan
pap smear menunjukan suatu abnormalitas atau kanker. Biopsi
dilakukan untuk mengetahui kelainan yang ada pada serviks.
Jaringan yang diambil dari daerah bawah kanal servikal. Hasil
biopsi akan memperjelas apakah terjadi itu kanker invasif atau
hanya tumor saja.
d. Kolposkopi ( pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
13

Kolposkopi dilakukan untuk melihat daerah yang terkena proses


metaplasia. Pemeriksaan ini kurang efisien dibandingkan dengan
pap smear, karena kolposkopi memerlukan ketrampilan dan
kemampuan kolposkopis dalam mengetes darah yang abnormal.
e. Tes Schiler

Pada pemeriksaan ini serviks diolesi dengan larutan yodium. Pada


serviks normal akan membentuk bayangan yang terjadi pada
sel- sel epitel serviks karena adanya glikogen. Sedangkan pada
sel epitel serviks yang mengandung kanker akan menunjukan
warna yang tidak berubah karena tidak ada glikogen.
f. Radiologi

1) Pelvik limphangiografi, yang dapat menunjukan adanya


gangguan pada saluran pelvik atau peroartik limfe.
2) Pemeriksaan intrvena urografi, yang dilakukan pada kanker
serviks tahap lanjut, yang dapat menunjukan adanya obstruksi
pada ureter terminal. Pemeriksaan radiologi direkomendasikan
untuk mengevaluasi kandung kemih dan rectum yang meliputi
sitoskopi, pielogram intravena ( IVP), enema barium, dan
sigmoidoskopi.
3) Magnetic Resonance Imaging ( RMI) atau Computed
Tomographi Scan ( CT Scan) abdomen atau pelvis digunakan
untuk menilai penyebaran lokal dari tumor dan atau terkenanya
nodus limpa regional.

8. Pencegahan Kanker Serviks


Kanker serviks 100% dapat dicegah dengan vaksinasi HPV,
menggunakan kondom, menghindari konsumsi tembakau, serta
deteksi dini dan pengobatan lesi pra kanker (Malehere, 2019). Upaya
pencegahan kanker serviks meliputi:

a. Pencegahan primer, yaitu melalui vaksinasi Human Papilloma


14

Virus (HPV) untuk mencegah infeksi HPV dan pengendalian


faktor resiko. Pengendalian faktor resiko dengan menghindari
rokok, tidak melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti
pasangan, tidak menggunakan kontrasepsi oral jangka panjang
>5 tahun, serta menjalani diet sehat, kaya akan sayuran, buah
dan sereal untuk merangsang system kekebalan tubuh. Missal
konsumsi berbagai karotena, vitamin A,C, E dan asam folat
(Malehere, 2019).

b. Pencegahan sekunder, melalui deteksi dini prekursor kanker


serviks dengan tujuan memperlambat atau menghentikan
kanker pada stadium awal (Kemenkes, 16 2016). Pencegahan
sekunder dapat dilakukan dengan tes DNA HPV, Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA), tes pap smear, pemeriksaan
sitology, colposcopy dan biopsy. Pemeriksaan IVA
direkomendasikan untuk daerah dengan sumber daya rendah
dan diikuti dengan cryotherapy untuk hasil IVA positif
(Malehere, 2019).

c. Pencegahan tersier, dilakukan melalui perawatan paliatif dan


rehabilitatif di unit pelayanan kesehatan yang menangani
kanker serta pembentukan kelompok survival kanker di
masyarakat (Kemenkes, 2016).

9. Pengobatan Kanker Servik


Menurut (Subagja Hamid P., 2014), ada beberapa metode
yang bisa dilakukan untuk mengurangi ukuran kanker yang bisa
meringankan gejala seperti rasa sakit.di antaranya:
a. Operasi
Operasi untuk mengangkat leher Rahim dan Rahim
(histerektomi) adalah pengobatan umum. Apabila masih
tahap awal atau dini, operasi bias dilakukan untuk
mengangkat sebagian dari leher Rahim yang terkena
15

kanker tanpa harus mengangkat seluruh leher Rahim.


b. Radioterapi
Adalah pengobatan yang menggunakan energy tinggi
sinar radiasiyang bias dilakukan secara internal atau
eksternal. Yang difokuskan pada jaringan kanker.
Radiologi ini membunuh dan menghentikan sel-sel kanker
yang berkembang (S.Ked. Ariani, 2015).
c. Kemoterapi
Kemoterapi dengan menggunakan obat anti kanker yang
membunuh sel kanker (S.Ked. Ariani, 2015)

10. Penatalaksanaan Kanker Servik

Teknik non farmakologi mempunyai definisi yaitu terapi


pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan. Jenis pengobatan
tanpa menggunakan obat-obatan non-farmakologi. Terapi non-
farmakologi dapat berupa terapi pikiran tubuh (relaksasi
progresif, meditasi, imajinasi, terapi musik, humor, tertawa, dan
aromaterapi) (ACS, 2019). Terapi Non farmakologi dalam
mengurangi tingkat nyeri pada pasien kanker (ilham fajri, 2022).
Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan
menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk
meningkatkan keadaan fisik dan psikologi khususnya kebutuhan
akan rasa nyaman mual dan muntah sehingga menjadi lebih baik.
Salah satu jenis aromaterapi yang bisa digunakan untuk
mengurangi atau menghilakan mual dan muntah adalah jahe. Jahe
adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah dikenal sejak
lama. Jahe merupakan salah satu rempah penting. Rimpangnya
sangat banyak manfaatnya, antara lain sebagai bumbu masak,
minuman, serta permen dan juga digunakan dalam ramuan obat
tradisional Keungulan pertama jahe adalah kandungan minyak
atsiri yang mempunyai efek menyegarkan dan memblokir reflek
16

muntah, sedang gingerol dapat melancarkan darah dan saraf-saraf


bekerja dengan baik. Hasilnya ketegangan bisa dicairkan, kepala
jadi segar, mual muntah pun ditekan (ilham fajri, 2022).

Terapi Murottal

Upaya mencapai kesehatan yang optimal dalam proses


keperawatan harus bersifat holistic, yaitu mencakup semua
dimensi mulai dari fisik, kultural, social, dan spiritual. Spiritual
caring adalah proses keperawatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan spiritual pasien melipti kualitas
hidup yang lebih baik, mengurangi depresi dan keputusasaan.
Menurut ajaran islam, spiritualitas merupakan salah satu dimensi
kesehatan seseorang (Marzband, R., Hosseini, S. H., &
Hamzehgardeshi, 2016).

Murottal yang diperdengarkan akan mempengaruhi


impuls yang akan dikirimkan ke amigdala untuk menentukan
jenis emosi seperti ketenangan, kesabaran, optimis. Selain itu
juga akan mempengaruhi tekanan arteri, frekuensi denyut
jantung, motilitas dan sekresi gastrointestinal, dilatasi atau
konstriksi pupil, sekresi berbagai hormone hipofisis anterior dan
pengaturan suhu tubuh. Waktu yang tepat bagi tubuh untuk
mendengarkan terapi murottal adalah setelah isyadimana otak
berada pada keadaan rileks dan dapat menerima berbagai
informasi dengan baik. Yang nantinya akan tertanam dalam
jangka waktu yang lama pada alam bawah sadar manusia (Rosyda
R, 2015).

Manfaat terapi murottal

a. Menurunkan stress pada pasien kanker servik

b. Menurunkan kecemasan pada pasien kanker servik


17

c. Menurunkan depresi pada pasien kanker servik

B. Kerangka Patofisiologi Kanker servik

Faktor Etiologi Kanker Servik (infeksi Virus HPV)

Kanker Servik Penatalaksanaan

Operasi
Radioterapi
Keputihan bau busuk Invasi ke vaskuler Invasi ke serabut saraf Kemoterapi
18

Sumber: Malhere, 2019


BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari, tanggal pengkajian : ………………………………………….


Jam Pengkajian : …………………………………………
Tempat Pengkajian : …………………………………………

Identitas Pasien
Nama Pasien : …….. Nama Suami : …….

Umur : …….. Umur : …….

Suku/Bangsa : …….. Suku/Bangsa : …….

Agama : …….. Agama : ……..

Pendidikan : ……. Pendidikan : …….

Pekerjaan : ……. Pekerjaan : …….

Alamat rumah : ……..

A. Langkah I : Pengkajian data subjektif dan objektif


Dalam tahap ini atau fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif
dan atau data objektif dari pasien. Langkah ini dilakukan dengan
melakukan pengkajian melalui proses pengumpulan data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap.
1. Data Subjektif
a. Biodata

19
20

1) Umur : untuk mengetahui umur ibu dan suami, umur


ibu sangat berpengaruh dalam penegakan diagnosa.
2) Pendidikan : tingkat pendidikan sangat berpengaruh didalam
tindakan asuhan yang diberikan.
3) Pekerjaan : jenis pekerjaan dapat menunjukan tingkat
keadaan ekonomi keluarga dan juga mempengaruhi kesehatan.
4) Penghasilan : untuk mengetahui taraf hidup ekonomi dan
berkaitan dengan status gizi pasien.
b. Keluhan utama

Pasien menyebutkan kondisi- kondisi atau ketidaknyamanan yang


dirasakan. Pada pasien kanker serviks umumnya ditemui dengan
keluhan antara lain nyeri perut bagian bawah, perdarahan yang
terjadi diluar siklus haid, keputihan berlebihan dan berbau serta
gejala sistemik seperti letih, demam, badan mengurus, anemia
dan oedema.
c. Riwayat kesehatan sekarang untuk mengetahui kondisi pasien,
perjalanan penyakit dari awal hingga terdiagnosa.
d. Riwayat kesehatan yang lalu perlu ditanyakan apakah ada penyakit
yang pernah diderita oleh ibu.
e. Riyawat kesehatan keluarga perlu ditanyakan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit ini atau penyakit lain.
f. Riwayat haid perlu ditanyakan guna mendeteksi riwayat kesehatan
yang lalu berkaitan dengan penyakit pasien sekarang.
g. Riwayat pernikahan perlu diketahui terlebih mengenai umur ibu saat
menikah, dan lamanya pernikahanyang berkaitan faktor pencetus
penyakit.
h. Perilaku kesehatan perlu dikaji berkaitan dengan perilaku kesehatan
yang merugikan yang berkaitan dengan faktor pencetus penyakit
seperti merokok, minum dan minuman keras.
i. Riwayat kebutuhan sehari-hari yaitu pemenuhan kebutuhan istirahat,
eliminasi dan nutrisi yang dapat mempercepat proses pemulihan.
21

2. Data Objektif

Didapatkan dari pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang.
a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum: baik atau lemah

2) Kesadaran: composmentis: kesadaran penuh, respon cukup


terhadap rangsangan, apatis: acuh tak acuh terhadap keadaan
sekitar, samnolen: tampak mengantuk, selalu ingin tidur, tidak
memberi respon terhadap rangsangan ringan tetapi masih pada
rangsangan kuat. Sopor: hanya merespon terhadap rangsangan
kuat dengan refleks pupil terhadap cahaya, koma: tidak ada
respon terhadap rangsangan apapun.

3) Tanda – tanda vital

• TD: 120/80

• Suhu : 36,5- 37,50c (Normal)

Bila suhu < 36,50c : hipotermi dan > 37,50c : hipertermi

• Nadi : 60- 80 x/menit (Normal)

• RR : 16- 24 x/menit (Normal)

b. Pemeriksaan fisik

1) Kepala : apakah ada kelainan atau tidak

2) Mata : conjungtiva pucat atau tidak, sclera putih atau


kekuningan, ada oedema atau tidak.

3) Mulut : mukosa bibir lembab atau kering

4) Abdomen : ada pembesaran atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak

5) Genitalia ada pengeluaran pervaginam atau tidak


22

B. Langkah II: Interpretasi Data Dasar

Interpretasi data dasar yang dilakukan adalah beberapa data yang


ditemukan pada saat pengkajianpasien dengan kanker serviks
Diagnosa: Ny .....umurtahun dengan kanker serviks
Ds : mencantumkan data subjektif yang mendukung diagnose
Do : mencantumkan data objektif yang mendukung diagnose

C. Langkah III : Antisipasi masalah potensial

Untuk mengetahui masalah yang dapat terjadi pada pasien disaat akan
datang dan sebagai deteksi dini jika terjadi penyakit maupun
komplikasi pada pasien.

D. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan segera

Untuk memberikan tindakan yang harus segera dilakukan pada


pasien untuk mengurangi angka kesakitan dan bahkan angka
kematian.

E. Langkah V : Perencanaan

Penyusunan rencana asuhan menyeluruh pada kanker serviks adalah :

1. Observasi keadaan umum, kesadaran, dan tanda- tanda vital pasien

2. Anjurkan ibu untuk makan dan minum teratur

3. Anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup dan teratur

4. Anjurkan ibu menjaga personal hygiene

5. Berikan dukungan moral dan support mental kepada ibu dalam


menjalani proses pengobatan
23

6. Lakukan pemberian terapi sesuai instruksi/advis dokter.

7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan

F. Langkah VI : Pelaksanaan

Melaksanakan asuhan sesuai rencana secara efektif dan aman serta


mandiri maupun kolaborasi.

G. Langkah VII : Evaluasi

Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kefektifan dan keberhasilan


asuhan yang telah diberikan.

Pada tahap perkembangan kriteria hasil menggunakan bentuk SOAP


sebagai berikut:
S : Subyektif
Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis (wawancara)
yang merupakan ungkapan langsung atau informasi dari
keluarga.
O : Obyektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan
umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan antropometri.
A : Analisa dan interpretasi
Data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan meliputi
diagnosa, antisipasi diagnosa atau masalah potensial serta
perlu tidaknya tindakan segera.
P : Perencanaan
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan
termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, serta konseling untuk
tindak lanjut.
24

DATA PERKEMBANGAN PASIEN


DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Jateng, dinas kesehatan jawa (2021) ‘Buku Saku Kesehatan Kerja Tahun
2021 Triwulan 1’, Pocket Consultant, 3511351(24), pp. 172–176.

Globocan (2020) ‘Cancer Incident in Indonesia’, International Agency for


Research on Cancer, 858, pp. 1–2. Available at:
https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf.

ilham fajri (2022) ‘Terapi Non farmakologi dalam mengurangi tingkat nyeri pada
pasien kanker’, Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia, Jurnal Ilm.

Jannah (2020) ‘Menghadapi Menopause Pada Wanita’, jurnal Indonesia


[Preprint].

kartikawati (2013) Buku ajar dasar-dasar keperawatan gawat darurat. jakarta:


Salemba Medika.

Kemenkes RI (2018) ‘Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018’, Kementrian


Kesehatan RI, 53(9), pp. 1689–1699.

manuaba (2019) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan


Bidan. jakarta: EGC.

Marzband, R., Hosseini, S. H., & Hamzehgardeshi, Z. (2016) . ‘A Concept


Analysis of Spiritual Care Based on Islamic Sources. Religions, 7(6), 1–11’.

Prawirohardjo Sarwono (2018) Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. 1st ed. cetakan kelima Abdul Bari Saifuddin, editor.
jakarta: PT Bina Pustaka.

Ridayani, M.S. (2016) ‘No Title’, AAnalisis Implementasi Program Deteksi Dini
Kanker Servik dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas
Kota Semarang Tahun 2015. Skripsi. Semarang. [Preprint].

25
26

Rosyda R, S. (2015) Pengaruh terapi murotal melalui media audio terhadap wktu
pemulihan pasien pasca anestesi umum.

S.Ked. Ariani, S. (2015) Stop Kanker. Yogyakarta: Istana Media.

Setiati (2017) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. jakarta: Interna Publishing.

Subagja Hamid P. (2014) Gejala Kanker Serviks dalam buku Waspada Kanker-
Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta: Flashbooks.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR KONSUL

NO TANGGAL JENIS KONSUL PEMBIMBING TTD


KONSUL

1 29-10-2023 Konsul Judul Dewi


Puspitaningrum,
S.SiT, M.Kes

2 3-11-2023 Revisi Judul dan Dewi


Cover Puspitaningrum,
S.SiT, M.Kes

3 10-11-2023 Konsul Bab 2 Dewi


Puspitaningrum,
S.SiT, M.Kes

4 13-11-2023 Penambahan jurnal Dewi


Puspitaningrum,
S.SiT, M.Kes

5 18-11-2023 Penambahan Dewi


Lampiran Puspitaningrum,
S.SiT, M.Kes

6 20-11-2023 Revisi Dewi


Puspitaningrum,
S.SiT, M.Kes

7. 21-11-2023 Penambahan Dewi


Patofisiologi Puspitaningrum,
S.SiT, M.Kes

27
FORM INFORM CONSENT

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


(INFORMED CONSENT) UNTUK MENJADI
RESPONDEN

Saya telah membaca dan/atau memperoleh penjelasan informasi


penelitian. Saya sepenuhnya memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko
yang mungkin timbul dalam penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk
bertanya dan memperoleh jawaban, sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri
dari keikut-sertaan, maka saya setuju/tidak setuju*) menjadi responden
penelitian ini dengan berjudul:
Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Kesehatan Perempuan Pada Ny.X Usia X th
Dengan Kanker Servik Di RSUI Harapan Anda Tegal 2023
Saya menyatakan kesukarelaan menjadi responden dalam penelitian ini
tanpa tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar
penjelasan dan formulir persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip
saya. Saya setuju: Ya/Tidak*)
*coret yang tidak perlu

Tanggal,………………

Nama Responden:
Usia:
Alamat:
TTD:

Nama Peneliti
TTD

28

Anda mungkin juga menyukai