CIKARANG
OLEH :
NIM. 221070083
PROFESI NERS
2022
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
hadapan Tim Penguji Proposal Penelitian Progam Studi Sarjana Keperawatan dan
Cikarang,
Pembimbing
NIK : 50130347
Mengetahui,
NIK : 50130347
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas karunia-
Proposal Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari segala saran,
1. Bapak Dr. drg. Eddy Suharso, SH., MM, Selaku Ketua Yayasan Medika.
2. Bapak Amrulloh Ibnu Kholdun, SE., MM, selaku Ketua Senat dan Ketua
3. Ibu Dr. Triseu Setianingsih, SKM., MKM, selaku Rektor Universitas Medika
Suherman.
4. Ibu Ns. Retno Anggraeni Puspita Sari, S.Kep,. M. Kes, selaku Wakil Rektor
5. Bapak Vincent Octavius, SE., MM, selaku Wakil Rektor Bidang Human
6. Bapak Ns. Yana Setiawan, S.KM., S.Kep., M.Kep selaku Wakil Rektor
iii
7. Bapak Ns. Angga Saeful Rahmat, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep. Kom selaku
9. Ibu Ns. Yulidian Nurpratiwi, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Suherman serta selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan telah
10. Ibu Ns. Mila Sartika S.Kep., M.Kep., Sp.Kep. MB selaku ketua penguji 1
11. Ibu Ice Marini, SKM., MKM, selaku Pembimbing Akademik yang telah
selama ini.
12. Seluruh dosen pengajar Program Studi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan
13. Dr. Tirtamulya Juandy, S.Kom Selaku direktur RS Sentra Medika Cikarang
14. Perawat Ruang Carnation yang telah membantu dalam mensupport penulis
15. Orang tua tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tak
terhingga, selalu menyemangati serta selalu ada dalam setiap keadaan baik
iv
16. Suami dan anak tercinta yang selalu memberikan do’a dan semangat.
17. Untuk sahabat terbaik yang selalu mendukung saya dalam keadaan apapun.
18. Rekan- rekan mahasiswa Universitas Medika Suherman Cikarang dan semua
pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam
dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
yang penulis miliki, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang
segala bimbingan dan dukungan dari semua pihak mendapat balasan dari
Cikarang, November
2022
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah........................................................................................ 7
C. Tujuan penelitian.......................................................................................... 7
D. Manfaat penelitian....................................................................................... 8
A. Konsep Stunting........................................................................................... 10
HIPOTESIS..................................................................................................... 35
A. Kerangka Konsep......................................................................................... 35
B. Definisi Operasional.................................................................................... 36
C. Hipotesis....................................................................................................... 38
vi
C. Variabel Venelitian...................................................................................... 43
F. Instrumen Penelitian..................................................................................... 45
G. Etika Penelitian............................................................................................ 45
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada
yang terjadi dalam 1000 HPK. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada
(WHO, 2020).
yaitu 27,5% dari tahun 2016, 29,6 % di tahun 2017 dan meningkat 30,8%
viii
Menurut Kemenkes (2013), prevalensi stunting di Indonesia pada
berada pada DKI Jakarta, namu Jawa barat memiliki prevalensi Stunting
20%, yang tergolong sedang dan rendah. Selain stunting, prevalensi kurus
(wasting) di beberapa provinsi juga sangat tinggi, yaitu diatas 10%. Hal ini
ix
7,9 % pada 2021. Hal itu menunjukkan tren positif karena di bawah target
balita gagal melakukan tugas yang sesuai dengan garis umur yang ada di
lembar observasi, 3 balita lain tidak dapat diuji atau untestable karena
al., 2021).
x
melakukan gerakan motorik kasar (valla, wantzel-larsen, Hofoss, &
slinning, 2015). .
stimulasi, dan status gizi. Anak dengan status gizi yang kurang akan
ditandai dengan gejala “functional solationi sm” atau yang biasa disebut
atau sebagian besar otot yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota
xi
banyak balita di Wilayah Pesisir Kenjeran Surabaya yang mengalami
mampu melemparkan bola keatas, belum mampu berdiri satu kaki dan
merupakan hasil dari masalah gizi kronis sebagai akibat dari makanan
bulan. Sebagai tenaga kesehatan menilai dan mendeteksi secara lebih dini
xii
prasangkaan ada kelainan perkembangan dan melakukan monitor anak-
Cikarang didapatkan data rekapan dari bulan juli sampai dengan bulan
42 balita, dari 300 balita yang dilakukan pengkajian Gizi, sedangkan balita
yang dilakukan pengkajian lembar DDST didapat data rekapan dari bulan
gangguan motorik kasar sebanyak 33% balita dan gangguan motorik halus
sebanyak 32% balita. Dari hasil observasi lembar DDST pada 13 balita
balita gagal melakukan tugas yang sesuai garis umur yang ada di lembar
observasi, 3 balita lain tidak dapat diuji atau unstable karena balita
xiii
kembang dan motorik kasar pada anak. Oleh karena itu, peneliti tertarik
B. Rumusan Masalah
Medika Cikarang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
xiv
2. Tujuan Khusus
Cikarang.
Cikarang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden
xv
sarana informasi tetang hubungan kejadian stunting dengan gangguan
xvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Stunting
1. Pengertian Stunting
bentuk kekurangan gizi yang di tandai dengan tinggi badan menurut usia
2020).
makanan yang tidak memadai dan sering mengalami infeksi selama masa
kanak - kanak. Anak yang stunting merupakan hasil dari masalah gizi
motorik dan tingkat kecerdasan yang lebih rendah. Selain itu, juga dapat
akademik.
xvii
berisiko obesitas, glucosetolerance, penyakit jantung koroner, hipertensi,
2018).
dengan anak. Interaksi ibu dengan anak inilah yang jadi bagian
2018).
d. Status Gizi
xviii
Menurut WHO (2018 dalam Khoirun & Siti, 2016)
rendah.
stunting.
xix
Masih banyaknya rumah tangga yang BAB (buang air besar) di
3. Ciri-Ciri Stunting
c. Pertumbuhan melambat
e. Pada usia 8 hingga 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak
Tertinggal, 2017)
4. Derajat Stunting
indeks tinggi badan (TB) menurut umur (U) baku rujukan WHO dalam
xx
berkontribusi terhadap terjadinya stunting adalah :
suplemen zat gizi (tablet Fe). Tingkat kecukupan zat besi yang
gizi buruk. Padahal kekurangan gizi pada bayi akan berdampak pada
c. Pemberian Makanan
pendamping ASI (MP- ASI) setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan
dalam jumlah dan waktu yang tepat serta frekuensi yang cukup akan
xxi
kebutuhan akan zat gizinya. Frekuensi pemberian MP- ASI yang kurang
dan pemberian MP- ASI yang terlalu dini dapat meningkatkan risiko
stunting.
d. Infeksi
besar pula..
xxii
Faktor sosial ekonomi yaitu meliputi data sosial yaitu keadaan
dan sumber air. Hal ini berkaitan dengan kemampuan orang tua dalam
perkembangan anak.
faktor yang sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak yang meliputi
pemberian makan, pola konsumsi dan status gizi anak. Ibu yang
i. Pelayanan Kesehatan
6. Intervensi stunting
xxiii
a) Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi
2) Intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 0-6 bulan.
jolong/colostrum).
3) Intervensi dengan sasaran ibu menyusui dan anak usia 7-23 bulan
dengan MPASI.
xxiv
4) Menyediakan akeses kepada pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana (KB)
pada remaja.
fisik merupakan hal yang kuantitatif atau dapat diukur, aspek peningkatan
xxv
Pertumbuhan dapat diartika sebagai bertambahanya ukuran fisik dari
a. Faktor biologis
2) Keluarga
3) Umur
4) Jenis kelamin
5) Genetik
6) Kelainan Kromosom
xxvi
Menurut Ramali (Ripiduri Rivanica, 2016)
7) Hormon
sel kartigo dan sistem skeletal. Selain itu hormon tiroid berfungsi
xxvii
Insuline-like growth factor-1 adalah hormon yang merantai
dalam pertumbuhan.
ini berpengaruh mulai dari awal kelahiran sampai masa anak. (Sari
Pediatri, 2017).
b. Faktor Luar
1) Faktor prenatal
1) Gizi
2) Mekanis
4) Radiasi
5) Infeksi
6) Kelainan imunologi
xxviii
3. Ciri – ciri tumbuh kembang anak
berdiri).
xxix
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
tinggi dan berat badan setiap bayi tidak akan sama, tergantung
xxx
Penambahan tinggi badan anak mencapai 5-7cm per tahun.
b. Lingkar Kepala
c. Organ Penglihatan
xxxi
mengalami puncak kesempurnaanya saat anak menginjak usia 5
atau 6 tahun.
d. Organ Pendengaran
(Mahayu, 2014).
adaptive, language, dan gross motor untuk anak sejak lahir sampai usia 6
DDST sekitar 15-20 menit untuk setiap anak (Selviana, 2018) . Interpretasi
a. Apabila anak lulus pada uji coba item yang terletak disebelah kanan garis
umur.
xxxii
b. Nilai lebih diberikan jika anak dapat lulus/lewat dari item tes sebelah
umur.
b. Lulus atau gagal atau menolak pada item di mana garis umur terletak
di antara 25-75%. Jika anak lulus dianggap normal, jika gagal atau
3. Penilaian Caution/Peringatan
a. Gagal atau menolak pada item dalam garis umur yang berada di
antara 75-90%.
4. Penilaian Delayed/keterlambatan
Bila gagal/menolak pada item yang berada disebelah kiri garis umur.
a. Pada item tes yang orang tua laporkan bahwa anak tidak ada
xxxiii
2018) :
1) Normal
a. Bila tidak ada Delays (D) dan atau paling banyak satu
Caution.
a. Bila ada dua atau lebih C dan atau satu atau lebih D
petunjuk pelaksanaan.
1. Pengertian Motorik
otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
xxxiv
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
susunan saraf pusat atau otak, sistem susunan saraf pusat yang sangat
dua, yaitu :
a. Motorik Halus
b. Motorik Kasar
beberapa hal. Salah satu penyebabnya adalah kelainan tonus otot atau
xxxv
keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis,
penyakit tersebut.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun
atau lebih populer dengan dengan pengertian usia anak dibawah 5 tahun.
xxxvi
pertumbuhan, dan perkembangan yang dilalui oleh anak. (Septiari, B.B.
2017) .
a. Pertumbuhan
2017) .
a) Tinggi Badan
badan pada usia 2 tahun adalah setengah dari tinggi dewasa yang
diharapkan.
b) Berat badan
xxxvii
1. Rata-rata pertumbuhan berat badan toddler adalah 1,8-2,7 kg per
tahun
3. Pada usia 2,5 tahun berat badan toddler mencapai empat kali
berat lahir
tahun.
b. Perkembangan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
xxxviii
dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. (Nuha
Medika, 2017).
1. Kebutuhan nutrisi
xxxix
b. Kebutuhan kalori adalah 102 kkal/kg/hari
fisiologis
d. Toddler lebih suka satu jenis makanan dalam piring dari pada makanan
jenis makanan.
a. Ingatkan orang tua untuk tidak menawarkan kudapan satu jam sebelum
xl
41
Kerangka Teori
Faktor resiko stunting
1. Kurangnya gizi ibu
hamil
2. Masalah pemberian
asi
3. Pemberian MP ASI
kurang memadai
4. Infeksi
Stunting
5. Kurang pemantauan
pertumbuhan balita 1. Pendek : Z-Score -3 SD
6. Akses terhadap air sampai dengan -2 SD
bersih dan fasilitas 2. Sangan pendek : Z-
sanitasi Score < -3 SD
7. Status sosial ekonomi
keluarga
8. Pendidikan orang tua
9. Pelayanan kesehatan
10. Besar keluarga 1. Kemampuan Skreening
Faktor yang mempengaruhi perkembangan
motorik
perkembangan kasar DDST Interpretasi
BAB
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber : WHO & Sulistyawati, 2014
42
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL,
Kerangka konsep adalah suatu bentuk uraian serta visualisasi yang ada
sendiri oleh peneliti setelah membaca teori-teori yang ada dan kemudian peneliti
tersebut menyusun teorinya sendiri yang dimana teori tersebut akan digunakan
stunting dengan gangguan motorik kasar pada anak usia toddler. Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
adalah variabel akibat atau variabel yang akan berubah akibat pengaruh
kasar pada anak usia toddler adlah variabel dependent. Hal ini dapat
toddler
di maksud atau tentang apa yang di ukur oleh variabel yang bersangkutan
Skala
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
belajar.
3. Melompat
1. Melompat
keatas
3. Loncat jauh
C. Hipotesis
(Sanya,2021).
gangguan motorik kasar pada anak usia toddler di Ruang anak RS Sentra
adalah :
1. Hipotesis nol (H0) yaitu: “ Tidak ada hubungan kejadian stunting dengan
gangguan motorik kasar pada anak usia toddler di Ruang Anak dan poli
2. Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu: " Ada hubungan kejadian stunting dengan
gangguan motorik kasar pada anak usia toddler di Ruang Anak dan Poli
BAB IV
METODE PENELITIAN
yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui kuatnya hubungan antara dua variabel
atau lebih. Metode yang di pakai oleh peneliti dalam melakukan penlitian ini
waktu pengkuran/obeservasi.
dengan paparan melalui cara mengamati status parapan dan penyakit secara
serentak pada individu dari populasi tunggal pada suatu saat atau preiode tertentu.
1. Populasi
2019). Populasi dalam penelitian ini adalah anak todler yang mengalami
48
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien toddler yang menjalani perawatan
November dan Desember 2022 terhitung dari awal pembuatan proposal sampe
2. Sampel
penelitian ini adalah seluruh pasien toodler yang sedang menjalani perawatan
sampel (Donsu, 2016). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sample yang
sampel dimana jumlah sample sama dengan populasi. Alasan mengambil total
sampling karena menurut Sugiyono (2019), jumlah populasi yang kurang dari
(Sugiyono, 2019).
49
4. Kriteria Sampel
yang ditetapkan, adapun kriteria dalam penelitan ini yaitu ada dua :
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Eksklusi
interpretasi hasil.
C. Variabel Penelitian
memiliki oleh kelompok lain”. Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu
stunting.
1. Lokasi Peneliatian
2. Waktu Penelitian
51
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dan
data primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil rekapitulasi
Sentra Medika Cikarang, sedangkan data primer adalah data yang diperoleh
Medika Cikarang.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dengan cara menyebar
kuesioner pada ibu yang memiliki anak usia (12 – 36) bulan di RS Sentra
Medika Cikarang.
b. Data Skunder
Medika Cikarang.
52
F. Intrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini dalah lembar observasi DDST (Denver
Lembar observasi DDST berisi data anak dan juga kemampuan yang
harus dicapai oleh anak sesuai umur. Sebelum dilakukan pemeriksaan motorik
kasar terlebih dahulu diperiksa tinggi badan atau panjang badan anak
a. Uji Validitas
yang valid dan berdifat mudah digunakan balik oleh peneliti maupun
b. Uji Relibilitas
alat pengukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Hal ini berarti
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji reliabilitas, karena skala yang
G. Etika Penelitian
Medika Suherman (UMS) , Bakesbangpol kota Bekasi dan Dinas Kesehatan kota
responden.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
c. Entry
d. Tabulating
consent pada ibu balita dengan bekerja sama dengan pihak RS Sentra
beri inisial.
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
56
(Purwanto, 2019)
Keterangan
b. Analisa Bivariat
kuadrat (x2)
X2 =
Keterangan :
X2 = Chi kuadrat
fo = Frekuensiobservasi
fh = frekuensiharapan
dimana :
Keterangan:
anak toddler.