Anda di halaman 1dari 69

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN


KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI (Fe) DI RSUD
TEUKU UMAR KABUPATEN ACEH JAYA

Diajukan Untuk Menyusun Skripsi Prodi Kebidanan Program Sarjana


Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Muhammadiyah Aceh

Disusun Oleh

WULANDARI
NIM 1520122070

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH ACEH
TAHUN 2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN


KONSUMSI TABLET BESI (Fe) DI RSUD TEUKU UMAR
KABUPATEN ACEH JAYA

Disusun Oleh :

WULANDARI
NIM 1520122070

Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal :

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Sirajul Muna, SST, M. Kes Nurul Husna, SST, M. Kes


NIDN. 0131078006 NIDN.

Banda Aceh, Juni 2023


Ka. Prodi Kebidanan Program Sarjana

Rahma Dalila Fitri, SST, M. Keb


NIDN. 0105028203

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN


KONSUMSI TABLET BESI (Fe) DI RSUD TEUKU UMAR
KABUPATEN ACEH JAYA

Disusun Oleh :

WULANDARI
NIM 1520122070

Telah dipertahankan dalam seminar di depan Dewan Penguji


Pada tanggal :

Ketua Dewan Penguji


Sirajul Muna, SST, M. Kes ( )
NIDN. 0131078006

Anggota I
Nurul Husna, SST, M. Kes ( )
NIDN.

Anggota II
( )
NIDN.

Anggota III
( )
NIDN.

Banda Aceh, Juni 2023


Ka. Prodi Kebidanan Program Sarjana

Rahma Dalila Fitri, SST, M. Keb


NIDN. 0105028203

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini. Penulisan Proposal
Skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana
STIKes Muhammadiyah Aceh. Proposal Skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Hj. Eulisa Fajriana, M. Kes, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah
Aceh yang telah banyak memberikan bantuan dan fasilitas selama penulis
mengikuti pendidikan.
2. Ibu Sirajul Muna, SST, M. Kes, selaku Wakil Ketua I sekaligus Pembimbing
I memberikan banyak bimbingan masukan, arahan dalam penyusulan
Proposal ini serta telah banyak memberikan bantuan dan fasilitas selama
penulis mengikuti pendidikan.
3. Bapak T. Murhadi, SKM, M. Pd, selaku Wakil Ketua II yang telah banyak
memberikan bantuan dan fasilitas selama penulis mengikuti pendidikan.
4. Ibu Rahma Dalila Fitri, SST, M. Keb selaku Ketua Prodi yang telah
memberikan bantuan dan fasilitas selama penulis mengikuti pendidikan
5. Ibu Evi Kurniawati, SST, M. Keb selaku Sekretaris Prodi telah memberikan
bantuan dan fasilitas selama penulis mengikuti pendidikan
6. Ibu Nurul Husna, SST, M. Kes Pembimbing II yang telah memberikan
banyak bimbingan, masukan, arahan guna penyempurnaan skripsi ini.
7. Kepala RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya.
8. Terima kasih buat keluarga tercinta yang tidak henti-hentinya selalu
mendoakan penulis dan memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti
sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
9. Teman-teman seangkatan S1 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Aceh,
yang juga telah banyak membantu dalam penyelesaian proposal ini.
10. Semua pihak baik terlibat maupun tidak terlibat langsung pembuatan skripsi
ini yang telah memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis.
Penulis menyadari masih sangat banyak kekurangan dan keterbatasan
dalam penulisan proposal skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran untuk
kesempurnaan Proposal skripsi ini sangat diharapkan. Akhir kata, penulis

iv
berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Banda Aceh, Juni 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Ruang Lingkup .................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
F. Keaslian Penelitian ............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Kontrasepsi ................................................................... 9
1. Tablet Besi (Fe) ............................................................................. 9
2. Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe ............................. 14
3. Pengetahuan ................................................................................... 18
4. Sikap .............................................................................................. 24
5. Prilaku ........................................................................................... 32
B. Kerangka Teori .................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................ 39
B. Variabel Penelitian ............................................................................... 39
C. Definisi Operasional ............................................................................ 40
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 40
E. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 41
F. Populasi dan Sampel ........................................................................... 41
G. Waktu dan Tempat ............................................................................... 43
H. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 43
I. Metode Pengolahan dan ANalisa Data ................................................. 44
J. Instrumen dan Bahan Penelitian .......................................................... 47
K. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 48
L. Prosedur Penelitian .............................................................................. 49
M. Etika Penelitian .................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 38

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 39


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Tabel 3.1 Definisi Oprasional


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Mohon Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 2 Surat Selesai Pengambilan Data Awal

Lampiran 3 Surat Izin Permohonan Responden

Lampiran 4 Surat Izin Bersedia Menjadi Responden

Lampiran 5 Jadwal Penelitian

Lampiran 6 Lembar Konsul

Lampiran 7 Biodata
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan telah dimulai saat negara-negara anggota Perserikatan Bangsa

Bangsa (PBB), termasuk Indonesia, menyepakati Outcome Document SDGs pada

tanggal 2 Agustus lalu. Dokumen ini berisi tentang deklarasi, tujuan, target dan

cara pelaksanaan SDGs hingga tahun 2030. Dokumen ini adalah kerangka kerja

pembangunan global baru pengganti Millenium Development Goals (MDGs) yang

berakhir tahun 2015 ini, dengan 17 tujuan dan 169 target (Kemenkes RI,2018).

Dalam menurunkan Angka Kematian Anak, berbagai upaya yang

dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesehatan anak Indonesia, yakni

melalui continuum of care berdasarkan siklus hidup, continuum of care

berdasarkan pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif),

continuum of care pathway sejak anak di rumah, di masyarakat (pelayanan

posyandu dan poskesdes), di fasilitas pelayanan kesehatan dasar, dan di fasilitas

pelayanan kesehatan rujukan. Dalam meningkatkan Kesehatan Ibu, pemerintah

mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi ibu-ibu dalam persalinan antara lain

dikembangkan tiga program penting, yaitu Jaminan Persalinan, Kelas Ibu Hamil,

atonia uteri, inersia uteri, retensio plasenta. Angka kejadian anemia di Indonesia

semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan

dimulai sebelum kehamilan (Kemenkes RI, 2018).

1
2

Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya

penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia

kekurangan besi. Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi adalah ketaatan

ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi

tablet zat besi. Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari

ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet

zat besi, frekuensi konsumsi perhari. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum

tablet zat besi dapat memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena anemia

(Yanti, 2017).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam

kepatuhan ibu hamil. Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet

Fe sesuai anjuran petugas kesehatan merupakan suatu dampak dari

ketidaktahuan mereka tentang pentingnya asupan zat besi yang cukup saat

kehamilan. Selain pengetahuan, faktor lain yang sangat memegang peranan

penting dalam kepatuhan adalah sikap ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki

sikap yang baik akan mengerti bahwa pentingnya memeriksakan kehamilan

ke pelayanan kesehatandan mengkonsumsi tablet Fe (Rahmawati, 2012).

Menurut Septiana Indratmoko (2021), dalam penelitiannya menyatakan

ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe pada

ibu hamil trimester III di Puskesmas Cilacap Selatan I. Hubungan tersebut

dapat dilihat dari semakin tingginya pengetahuan Ibu tentang anemia maka

semakin positif pula sikap ibu tersebut dalam melakukan pencegahan anemia.
3

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Infodatin Gizi (2021)

menyebutkan diperkirakan 40% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia,

hal ini di sebabkan sel darah merah yang terlalu sedikit atau abnormal, atau tidak

cukup hemoglobin, sehingga terjadi penurunan kapasitas darah untuk membawa

oksigen ke jaringan tubuh, dan mengakibatkan gejala seperti kelelahan,

kelemahan, pusing dan sesak napas.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,

prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 48,9%. Dengan wilayah

Indonesia bagian barat tergolong tinggi, anemia di Aceh sebanyak 56,6%,

Sumatera Utara 77,9%, Sumatera Barat 8,9%, Riau 65,6%, Jambi 74,2 %,

Sumatera Selatan 5,3%, Lampung 60,7%. Dalam penanggulangan anemia pada

ibu hami, Kemenkes telah mempunyai kebijakan agar anemia tidak berdampak

terhadap kondisi persalinan dan nifas yang beresiko terhadap kematian salah

satunya dengan pemberian tablet Fe.

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, cakupan ibu hamil yang

mendapatkan tablet Fe di Provinsi Aceh adalah sebesar 81%, dari jumlah target

cakupan pemberian tablet Fe Nasional yaitu 80%, hal ini menandakan Provinsi

Aceh telah sesuai target Nasional. Namun presentase cakupan ibu hamil yang

mendapatkan tablet Fe di Kabupaten Aceh Jaya termasuk rendah yaitu 75% dari

cakupan Nasional. Rendahnya cakupan tablet Fe di kabupaten Aceh Jaya di

sebabkan dalam penentuan sasaran ibu hamil yang terlalu besar dari data riil
4

dilapangan, penyebab lainnya adalah karena rasa tablet Fe yang menimbulkan

mual dan muntah. Oleh karena itu perlu perhatian daerah untuk meningkatkan

cakupan pemberian tablet Fe ini, Khususnya pada ibu hamil (Dinas Kesehatan

Provinsi Aceh, 2021)

Data dari RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2022

menunjukkan jumlah ibu hamil yang berkunjung sebanyak 3.345 orang, dan

jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 1529 orang ibu hamil.

Setelah Survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Maret 2023

di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya tercatat ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di Poli Kandungan RSUD Teuku Umar sebanyak

284 orang, tercatat 115 orang yang mengalami anemia dengan rata-rata kadar Hb

di bawah 10 gr%. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang ibu hamil

tentang pengetahuan mengkonsumsi tablet Fe secara teratur, didapatkan 4 orang

mengetahui pentingnya minum tablet Fe secara teratur, sementara 6 orang tidak

mengetahui tentang tablet Fe, sehingga tidak mengkonsumsinya secara teratur

dengan alasan ibu merasa tidak membutuhkan suplemen ketika hamil.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti

hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi tablet

besi (Fe) dengan anemia di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya tahun

2023.
5

B. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah

penelitian ini adalah adakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan

kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya

Tahun 2023?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan

kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh

Jaya tahun 2023

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan

konsumsi tablet besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya

tahun 2023.

b. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi

tablet besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya tahun 2023.
6

D. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

Batas materi yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah

Pengetahuan, Sikap Ibu Hamil dan Tablet besi (FE)

2. Ruang Lingkup Responden

Penelitian ini penulis hanya membatasi objek penelitian pada ibu hamil di

RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya

3. Ruang Lingkup waktu

Penelitian ini dilakukan dari penyusunan proposal mulai bulan Maret 2023

sampai selesai dengan hasil penelitian.

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya

E. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan

masukan bagi RSUD Teuku Umar untuk mengambil kebijakan dalam rangka

pentingnya pemberian informasi melalui penerangan kesehatan bagi semua

Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe).


7

2. Manfaat Praktis

a. Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan sumber kepustakaan bagi mahasiswa kebidanan dalam

meningkatkan pengetahuan khususnya mengenai pengetahuan dan sikap

ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe).

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi

RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya sebagai salah satu intervensi

kebidanan yang dapat digunakan untuk meningkatkan cakupan konsumsi

tablet besi (Fe).

c. Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang penting bagi masyarakat

khusunya ibu hamil untuk lebih rutin mengkonsumsi tablet besi (Fe).
8

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Faktor-faktor yang Hasil dari penelitian ini Meneliti Lokasi


berhubungan dengan menunjukan bahwa tidak ada Tingkat penelitian,
kepatuhan ibu hamil hubungan motivasi dengan kepatuhan, waktu
dalam mengkonsumsi kepatuhan ibu hamil didalam responden penelitian,
tablet besi (Fe) di mengkonsumsi tablet besi (Fe) di ibu hamil, variabel
Puskesmas Sawang Puskesmas Sawang Kabupaten Siau menggunak penelitian
Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (p value= An
Tagulandang Biaro. 0,102) kuesioner
Maissy C. Kenang
(2019)
2 Hubungan tingkat Hasil penelitian : Analisis uji Meneliti Lokasi
kepatuhan dosis, waktu statistik dengan chi-square Tingkat penelitian,
dan cara mengkonsumsi menunjukkaan terdapat hubungan kepatuhan, waktu
tablet fe dengan antara kepatuhan dosis dengan Responden penelitian,
kejadian anemia pada kejadian anemia P=0.049(P<0.05), ibu hamil, variabel
ibu hamil dengan umur kepatuhan waktu dengan kejadian Penelitian penelitian
kehamilan 28-31 anemia P=0.028 (P<0.05), dan Bersifat
minggu di puskesmas kepatuhan cara dengan kejadian Survey
semanu. Rosyda Fitria anemia P=0.012 (P<0.05). Dari analitik,
Rahmi (2019) hasil analisis regresi logistik Menggunak
menunjukkan bahwa terdapat An
hubungan antara kepatuhan dosis, Kuesioner
waktu dan cara mengkonsumsi
tablet Fe dengan kejadian anemia
P=0.002 (P<0.05). Variabel yang
paling berpengaruh terhadap
kejadian anemia adalah variabel
waktu dengan OR=0.295.
9

3 Hubungan pengetahuan Berdasarkan hasil uji Meneliti Lokasi


ibu hamil dengan statistik tingkat penelitian,
Kepatuhan diperoleh analisis signifikasi kepatuhan, waktu
Mengkonsumsi tablet hubungan pengetahuan ibu hamil responden penelitian,
ferosus (fe) di wilayah dengan kepatuhan dalam ibu hamil, variabel
Kerja puskesmas mengkonsumsi tablet ferosus (fe) penelitian penelitian
sampara Kabupaten dengan uji Chi-square 2 (x2) bersifat
konawe Tahun 2017. diperoleh x hitung = 5.091 dan 2 x survey
Dita Purnamasari tabel =3,841 serta nilai ρ = 0,024. analitik,
Sarlani (2017) Karena nilai ρ <0,05 dan x 22 menggunak
hitung > x tabel (5,091 > 3,841) an
berarti H0 ditolak dan sebaliknya kuesioner
H1 diterima. Jadi ada hubungan
pengetahuan ibu hamil dengan
kepatuhan mengkonsumsi tablet
ferosus (fe) di Puskesmas Sampara
Kabupaten Konawe tahun 2017.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tablet Besi (Fe)

a. Pengertian Tablet Besi ( Fe)

Tablet zat besi atau dapat disebut juga dengan tablet tambah darah

adalah tablet bulat atau lonjong berwarna merah tua yang sekurangnya

mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg

asam folat yang disediakan oleh pemerintah maupun diperoleh sendiri

(Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2020). Tablet zat besi diberikan kepada

wanita usia subur dan ibu hamil. Bagi wanita usia subur diberikan

sebanyak satu kali seminggu dan satu kali sehari selama haid sedangkan

untuk ibu hamil diberikan setiap hari satu tablet selama masa

kehamilannya atau minimal 90 tablet (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

b. Sasaran pemberian tablet zat besi

Sasaran pemberian tablet zat besi menurut (Pertiwi, 2016) yaitu:

1) Ibu hamil sampai nifas

Ibu hamil merupakan prioritas utama pemberian tablet besi karena

prevalensi anemia pada kelompok ini tertinggi yaitu 63,5%. Ibu hamil

merupakan kelompok yang paling rentan, karena anemia dapat

membahayakan kesehatan ibu dan bayi.

9
10

2) Balita (6 – 60 bulan)

Balita memerlukan zat besi untuk proses tumbuh kembang.

3) Anak usia sekolah (6-12 tahun)

Anak usia sekolah mempunyai aktivitas fisik yang cukup tinggi dan

masih dalam proses belajar. Agar kondisi anak tetap prima dan

prestasi belajar meningkat kadar hemoglobin harus normal. Untuk

menjaga kondisi hemoglobin tetap normal maka dibutuhkan tablet

besi.

4) Remaja putri (12 – 18 tahun) dan wanita usia subur (WUS)

Pemberian tablet besi pada kelompok ini bermanfaat untuk

mepersiapkan diri sebelum masa kehamilannya dan dapat

meningkatkan kapasitas kerjanya. Pemberian tablet besi pada remaja

putri dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

c. Tujuan pemberian tablet zat besi

Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu

tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat,

dan perlu dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi di dalam

tubuh. Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dan

wanita usia subur merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia

untuk memenuhi asupan zat besi. Pemberian TTD dengan dosis yang
11

tepat dapat mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di

dalam tubuh (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

d. Ketepatan cara konsumsi

Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya TTD dikonsumsi

bersama dengan (Kementerian Kesehatan RI, 2016):

1) Air putih.

2) Buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, pepaya, mangga, jambu biji

dan lain-lain).

3) Sumber protein hewani, seperti hati, ikan, unggas dan daging.

Hindari mengonsumsi TTD bersamaan dengan (Kementerian

Kesehatan RI, 2016):

1) Susu karena susu hewani umumnya mengandung kalsium dalam

jumlah yang tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan zat besi di

mukosa usus.

2) Teh dan kopi karena mengandung senyawa fitat dan tanin yang dapat

mengikat zat besi menjadi senyawa yang kompleks sehingga tidak

dapat diserap.

3) Tablet Kalsium (kalk) dosis yang tinggi, dapat menghambat

penyerapan zat besi. Susu hewani umumnya mengandung kalsium


12

dalam jumlah yang tinggi sehingga dapat menurunkan penyerapan zat

besi di mukosa usus.

4) Obat sakit maag yang berfungsi melapisi permukaan lambung

sehingga penyerapan zat besi terhambat. Penyerapan zat besi akan

semakin terhambat jika menggunakan obat maag yang mengandung

kalsium.

Apabila ingin mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat

menghambat penyerapan zat besi, sebaiknya dilakukan dua jam sebelum

atau sesudah mengonsumsi TTD (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

e. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur

kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari

pada trimester III. Dengan demikian kebutuhan zat besi pada trimester II

dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan yang

dimakan cukup baik kualitasnya dan ketersediaan zat besinya tinggi,

namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar memenuhi

kebutuhan ibu hamil (Susiloningtyas, 2013).

Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia

kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai berikut:
13

1) Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah

merah.

2) Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8

mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus

115 mg.

3) Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel

darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.

f. Efek samping

Pemberian zat besi secara oral dapat menimbulkan efek samping

pada saluran gastrointestinal bagi sebagian orang, seperti rasa tidak enak

di ulu hati, mual, muntah dan diare. Pemberian suplementasi tablet Fe,

pada sebagian wanita, menyebabkan sembelit. Mual pada masa kehamilan

adalah proses fisiologi sebagai dampak dari terjadinya adaptasi hormonal.

Selain itu mual dapat terjadi pada ibu hamil sebagai efek samping dari

minum tablet besi. Ibu hamil yang mengalami mual sebagai dampak

kehamilannya dapat merasakan mual yang lebih parah dibandingkan

dengan ibu hamil yang tidak mengalami keluhan mual sebelumnya

(Susiloningtyas, 2013).

Untuk mengurangi gejala di atas sangat dianjurkan minum tablet

zat besi setelah makan (perut tidak kosong) atau malam sebelum tidur.
14

Bagi remaja putri dan wanita usia subur yang mempunyai gangguan

lambung dianjurkan konsultasi kepada dokter (Kementerian Kesehatan RI,

2016).

2. Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe

a. Pengertian

Kepatuhan mengacu kepada situasi ketika perilaku seorang

individu sepadan dengan tindakan yang dianjurkan atau nasehat yang

diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan (Permana et al., 2019).

Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi merupakan suatu

kesadaran juga ketaatan didalam mengkonsumsi tablet besi setiap hari

(Kenang, Maramis, & Wowor, 2018). Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat

besi di ukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara

mengkonsumsi tablet zat besi, dan frekuensi konsumsi perhari (Wulandini

& Triska, 2020)

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet

Fe

Menurut (Yunita et al., 2018) faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi meliputi pengetahuan, motivasi,

dukungan keluarga, kunjungan Anternatal care, efek samping.


15

1) Pengetahuan

Pengetahuan tentang tablet zat besi dan manfaatnya menjadi salah satu

dari faktor yang mendorong ibu untuk patuh dalam mengkonsumsi

tablet zat besi. Pengetahuan ibu akan pentingnya tablet zat besi yang

baik selama hamil akan mendorong ibu untuk mempunyai pola

konsumsi tablet zat besi yang baik selama hamil. Pemberian informasi

tentang anemia akan menambah pengetahuan mereka tentang anemia,

karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting sehingga

ibu hamil dapat patuh meminum tablet zat besi (Yunita et al., 2018)

2) Motivasi

Motivasi merupakan keinginan dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk berperilaku. Motivasi yang baik dalam

mengkonsumsi tablet Fe karena keinginan untuk mencegah anemia

dan menjaga kesehatan ibu hamil dan janinnya, namun keinginan ini

biasanya hanya pada tahap anjuran dari petugas kesehatan, bukan atas

keinginan diri sendiri sehingga ketidakpatuhan sering kali terjadi

karena ibu hamil lupa dan efek samping yang juga mempengaruhi

motivasi yang berakibat pada ketidakpatuhan mengkonsumsi tablet Fe.

Semakin baik motivasi maka semakin patuh ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe (Permana et al., 2019).


16

3) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan baik dalam moril

maupun materil kepada anggota keluarga yang hamil berupa dorongan

untuk merawat dan memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal.

Keikutsertaan keluarga yang berada disekeliling ibu hamil mempunyai

peranan penting dalam mendukung ibu untuk mengkonsumsi tablet zat

besi secara rutin, karena dukungan keluarga dapat menciptakan

lingkungan fisik dan emosional khususnya dalam memonitor

konsumsi tablet zat besi setiap hari, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi

(Yunita et al., 2018).

4) Kunjungan Antenatal Care

Menurut penelitian dari Fitri (2015) bahwa suplemen besi didapat ibu

hamil saat kegiatan ANC. Semakin tinggi usia kehamilan, semakin

besar kemungkinan ibu melakukan kontak dengan fasilitas pelayanan

kesehatan serta

5) Efek samping

Efek samping setelah mengkonsumsi tablet zat besi ibu hamil

mengalami mual dan muntah sehingga membuat mereka merasa bosan

dan tidak mau melanjutkan untuk mengkonsumsi tablet zat besi

(Yunita et al., 2018). Rasa mual dalam mengkonsumsi tablet besi tidak
17

hanya disebabkan oleh efek samping dari tablet besi yang dikonsumsi

namun juga dapat diakibatkan oleh kehamilan itu sendiri. Tenaga

kesehatan perlu menjelaskan bahwa rasa mual yang mungkin muncul

sebagai akibat efek samping obat tablet besi umumnya bersifat ringan

dan berangsur angsur berkurang seiring dengan pertambahan waktu

(Kertiasih & Ani, 2015).

c. Penyebab ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi

Faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet

zat besi adalah individu merasa dirinya tidak sakit, ketidaktahuan akan gejala

atau tanda-tanda dan dampak yang ditimbulkan, kelalaian ibu hamil atau

rendahnya motivasi ibu hamil dalam meminum zat besi setiap hari sampai

waktu yang cukup lama, adanya efek samping seperti rasa mual, dan rasa

nyeri pada lambung, merasa kurang diterimanya rasa, warna dan beberapa

karakteristik lain dari suplemen besi (Sulistiyanti, 2015). Ketidakpatuhan ibu

hamil mengkonsumsi tablet besi juga disebabkan faktor lupa, takut bayi

menjadi besar, kesadaran yang kurang mengenai pentingnya tablet besi,

kesadaran yang kurang mengenai ancaman bahaya anemia bagi ibu hamil

dan bayi, serta adanya efek samping seperti mual atau pusing yang

ditimbulkan setelah minum tablet besi (Sivanganam & Weta, 2017).


18

d. Dampak ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi

Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi dapat

mengakibatkan tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai (Natalia,

2017). Akibatnya, resiko terjadinya anemia kehamilan terutama anemia

defisiensi besi semakin meningkat. Anemia secara tidak langsung dapat

menyebabkan kematian maternal. Ibu dengan anemia beresiko untuk

mengalami perdarahan postpartum dan melahirkan bayi prematur atau bayi

dengan berat lahir rendah (Erwin et al., 2013).

e. Pengukuran kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi

Pengukuran kepatuhan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur. Menurut Khomsan (2000)

dalam (Arikunto, 2019) mengkategorikan kepatuhan berdasarkan cut off

point dari skor yang telah dijadikan persentase sebagai berikut:

1) Tinggi : skor 67-100%

2) Sedang : skor 35-66%

3) Rendah : skor 0-34%

3. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,


19

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan

manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan merupakan faktor

yang dapat memudahkan seseorang atau masyarakat terhadap apa yang

dilakukan. Ibu hamil akan mengkonsumsi tablet Fe apabila ibu hamil

mengetahui manfaat, efek samping serta waktu yang tepat untuk

mengkonsumsi tablet Fe (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam buku Notoatmodjo

2012, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yang disebut AIETA, yaitu:

1) Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini

sikap subjek sudah mulai timbul.

3) Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.


20

4) Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) Adaption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

(Notoatmodjo,2012).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2012, pengetahuan mempunyai enam tingkatan,

yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.


21

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteksatau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan,mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifika

siatau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian


22

itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2012).

c. Pengukuran

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan - tingkatan

diatas (Notoatmodjo, 2016).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2016). Dalam membuat kategori

tingkat pengetahuan bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok jika

yang diteliti adalah masyarakat umum, yaitu sebagai berikut:

1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50%.

2) Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤ 50%

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Wawan (2014) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:


23

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan teruama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang

menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam, Usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Sedangkan menurut Huclok semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam


24

berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang

yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam lingkungan

merupakanseluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

4. Sikap

a. Definisi Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik,

dan sebagainya). Campbell mendefenisikan sangat sederhana yakni : “An

individual’s attitude is syndrome of response consistency with regard to

object”. Jadi jelas disini dikatakan bahwa sikap ibu itu merupakan suatu

sindromatau kumpulangejala dalam merespon stimulus atau objek.


25

Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, dan gejala kejiwaan yang

lain (Notoatmodjo,2012).

b. Komponen Sikap

Menurut Allport sikap terdiri dari tiga komponen pokok, yakni :

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap obyek artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

objek. Sikap orang terhadap tablet Fe misalnya, berarti bagaimana

pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap tablet Fe.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek, seperti contohyang terdapat dalam butir a

diatas berarti bagaimana orang menilai terhadap tablet Fe apakah

tablet Fe bermanfaaat atau justru merugikan.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku

terbuka (tindakan). Misalnya tentang contoh sikap terhadap tablet Fe

diatas adalah apa yang dilakukan seseorang bila ia tidak

mengkonsumsi tablet Fe. Ketiga komponen tersebut secara bersama-

sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan

sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi

memegang peranan penting. Contoh : seseorang ibu mendengar (tahu)


26

tablet Fe (manfaatnya, cara meminumnya, efek sampingnya dan

sebagainya). Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan

berusaha supaya kehamilannya, terutama bayinya agar tidak terjadi

anemia pada ibu. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan

ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat (kecendrungan

bertindak)untuk meminum tablet Fe agar tidak terjadi anemia. Ibu ini

mempunyai sikap tertentu (berniat meminum tablet Fe) terhadap objek

tertentu yakni untuk mencegah anemia yaitu dengan meminum tablet

Fe (Notoatmojo,2012).

c. Tingkat Sikap Berdasarkan Intensitas

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat

berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut : (Notoatmojo, 2012)

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus

yang diberikan (objek). Misalnya sikap seseorang terhadap periksa

hamil (antenatal care), dapat diketahui atau diukur dari kehadiran ibu

untuk mendengarkan penyuluhan tentang antenatal care di

lingkungannya.

2) Menanggapi (Responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya seorang ibu


27

yang mengikuti penyuluhan antenatal tersebut ditanya atau diminta

oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menanggapinya.

3) Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang

positif terhadap objek atau stimulus dalam arti membahasnya dengan

orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan

orang lain merespons.

4) Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah di yakininya. Seorang yang telah mengambil

sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil

resiko bila ada orang lain yang mencemoohkannya atau adanya resiko

lain. Contoh tersebut, ibu yang sudah mau mengikuti penyuluhan

antenatal care, ibu harus berani mengorbankan waktunya atau

mungkin kehilangan penghasilannya.

d. Sifat Sikap

Menurut (Purwanto,1998) dalam Wawan, 2014, sikap memiliki sifat yaitu:

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan objek tertentu.

2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai obyek tertentu.


28

Ciri-ciri sikap (Purwanto, 1998) dalam Wawan, 2014 yaitu :

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya.

Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti

lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap

dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan

syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu obyek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,

dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhui sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek

antara lain (Wawan, 2014) antara lain :


29

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam

situasi yang melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecendrungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang

yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap

kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap

anggota masyarakatnya, karena kebudayaan lah yang memberi corak

pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

4) Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.


30

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika

kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor Emosional

Kadangkala suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk.

Menurut Depkes 2008, sikap adalah respon ibu hamil tentang

pemeriksaan kehamilan. Sikap positif tentang antenatal care

mencerminkan kepedulian ibu terhadap kesehatan dirinya dan janinnya.

Sikap merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap

derajat kesehatan. respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan antenatal

care. Adanya sikap yang baik tentang pelaksanaan antenatal care,

mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan diri dan janinnya

(Depkes RI,2008).

f. Pengukuran Sikap

Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan

sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak diungkap.Pernyataan sikap


31

mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai obyek

sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada obyek

sikap, pernyataan ini disebut dengan pernyataan favourable. Sebaliknya

pernyataan sikap yang negatif mengenai obyek sikap yang bersifat tidak

mendukung maupun kontra terhadap obyek sikap pernyataan ini disebut

pernyataan tidak favourable.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pertanyaan responden terhadap suatu obyek. Misalnya, bagaimana

pendapat responden tentang kegiatan posyandu, atau juga dapat dilakukan

dengan memberikan pendapat dengan menggunakan setuju atau tidak

setuju terhadap pernyataan-pernyataan objek tertentu dengan

menggunakan skala likert (Notoatmodjo, 2012).

Skala likert merupakan metode yang sederhana dibandingkan

dengan skala Thustone dimana masing-masing responden diminta untuk

melakukan tanggapan agreement dan disagreement untuk masing-masing

item dalam skala yang terdiri dari 5 poin (sangat setuju, setuju, ragu-ragu,

tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua item yang favourable kemudian

diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5

sedangkan untuk yang sangat tidak setuju nilainya 1. Sebaliknya untuk


32

item unfavourable nilai sangat setuju adalah 1 sedangkan untuk yang

sangat tidak setuju nilainya 5 (Wawan, 2014).

5. Perilaku

a. Pengertian Perilaku

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang

dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan

kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada

hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati

maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya

yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan (Adventus,

dkk, 2019).

Perilaku secara lebih rasional dapat diartikan sebagai respon

organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subyek tersebut.

Respon ini terbentuk dua macam yakni bentuk pasif dan bentuk aktif

dimana bentuk pasif adalah respon internal yaitu yang terjadi dalam diri

manusia dan tidak secara langsung dapat dilihat dari orang lain sedangkan

bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu dapat diobservasi secara langsung

(Adventus, dkk, 2019).

b. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green dalam Damayanti (2017) kesehatan seseorang

atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu: faktor perilaku
33

(behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes).

Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yakni:

1) Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor ini dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan

sebagainya. Contohnya dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk

berperilaku kesehatan misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil,

diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat

pemeriksaan kehamilan baik bagi kesehatan ibu sendiri maupun

janinnya. Kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga

kadang-kadang dapat mendorong atau menghambat ibu untuk

pemeriksaan kehamilan. Misalnya, orang hamil tidak boleh disuntik

(periksa kehamilan termasuk memperolah suntikan anti tetanus),

karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini

terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka

sering disebut faktor pemudah.

2) Faktor pendukung (enabling factors).

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan


34

tinja ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya, termasuk

juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit

(RS), poliklinik, pos pelayanan terpadu (Posyandu), pos poliklinik

desa (Polindes), pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta, dan

sebagainya. Masyarakat perlu sarana dan prasarana pendukung untuk

berperilaku sehat. Misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan, ibu

hamil yang mau periksa kehamilan tidak hanya karena ia tahu dan

sadar manfaat pemeriksaan kehamilan melainkan ibu tersebut dengan

mudah harus dapat memperoeh fasilitas atau tempat periksa

kehamilan, misalnya Puskesmas, Polides, bidan praktik, ataupun RS.

Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan

terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor faktor ini disebut faktor

pendukung atau faktor pemungkin. Kemampuan ekonomi juga

merupakan faktor pendukung untuk berperilaku kesehatan.

3) Faktor penguat (reinforcing factors).

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh

agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas

kesehatan, termasuk juga di sini Undang-undang, peraturan-peraturan,

baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan

kesehatan. Masyarakat kadang- kadang bukan hanya perlu

pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas saja dalam


35

berperilaku sehat, melainkan diperlukan juga perilaku contoh atau

acuan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas,

lebih-lebih para petugas kesehatan. Undang-undang juga diperlukan

untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut, seperti perilaku

memeriksakan kehamilan dan kemudahan memperoleh fasilitas

pemeriksaan kehamilan. Diperlukan juga peraturan atau perundang-

undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan pemeriksaan

kehamilan.

c. Pembentukan Perilaku

Menurut Notoatmodjo dalam Damayanti (2017) dari pengalaman

dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari dengan

pengetahuan. Penulisan Roger mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni :

1) Awareness: Orang (subjek) menyadari dalam arti dapat mengetahui

stimulus (obyek) terlebih dahulu.

2) Interest: Orang ini sudah mulai tertarik kepada stimulus yang

diberikan. Sikap subyek sudah mulai timbul.


36

3) Evaluation: Orang tersebut mulai menimbang-nimbang baik dan

tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya sendiri. Berarti sikap

responden sudah mulai lebih baik.

4) Trial: Orang (subjek) mulai mencoba perilaku baru sesuai dengan apa

yang dikehendaki stimulus.

5) Adoption: Orang (subjek) tersebut telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

d. Klasifikasi Perilaku

Menurut Becker dalam Damayanti (2017) perilaku yang berhubungan

dengan kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Perilaku sehat (health behavior) adalah hal–hal yang berkaitan dengan

tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatannya. Adapun beberapa cara yang dapat

dilakukan yaitu:

a) Makan dengan menu seimbang.

b) Kegiatan fisik secara teratur dan cukup.

c) Tidak merokok dan minum–minuman keras serta menggunakan

narkoba.

d) Istirahat yang cukup

e) Pengendalian atau menejemen stress

f) Perilaku dan gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan.


37

2) Perilaku sakit (illness behaviour) adalah segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang individu sakit, untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakitnya.

3) Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) adalah segala tindakan

yang dilakukan oleh seseorang individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan.Perilaku peran sakit antara lain :

a) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.

b) Tindakan untuk mengenal fasilitas kesehatan yang tepat untuk

memperoleh kesembuhan.

c) Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain memenuhi

nasihat–nasihat dokter atau perawat untuk mempercepat

kesembuhannya.

d) Tidak melalukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhan.

e) Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya


38

B. Kerangka Teori

Menurut Never dalam


Wipayani (2008)
Faktor Internal:
− Pekerjaan
− Pendidikan
− Umur
Pengetahuan ibu
Menurut Wawan (2014) tentang konsumsi
Faktor Eksternal: tablet besi (Fe)
− Lingkungan
− Sosial Budaya

Kepatuhan ibu
Menurut Wawan (2014) tentang konsumsi
Faktor mempengaruhui: tablet besi (Fe)
 Pengalaman pribadi
 Orang lain yang
dianggap penting Sikap ibu tentang
 Kebudayaan konsumsi tablet
 Media Massa besi (Fe)
 Lembaga Pendidikan
dan Lembaga Agama
 Faktor Emosional
(Depkes RI, 2008)

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian modifikasi Wawan A .K. Conoras


(2014), Wipayani (2008), Depkes RI (2008)
39

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Penelitian

Menurut Rahmawati (2012), faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu

hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe secara teratur adalah pengetahuan dan

sikap. Adapun kerangka konsep dari hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil

dengan kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) di Wilayah Kerja RSUD Teuku Umar

Kabupaten Aceh Jaya:

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan Ibu
Kepatuhan Konsumsi tablet
besi (FE)
Sikap ibu

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan konsumsi

tablet besi (Fe). Varibel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan

sikap ibu.

39
40

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Hasil Ukur Skala


Ukur
Variabel Dependent
1 Kepatuhan Ketepatan cara Lembar - Tinggi : skor Ordinal
Konsumsi mengkonsumsi tablet Observasi 67-100%
Tablet Fe zat besi, frekuensi - Sedang : skor
konsumsi perhari yang 35-66%
diperoleh dari jawaban - Rendah : skor
terhadap kuesioner yang 0-34%
diberikan.

Variabel Independent
2 Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner - Baik, jika Ordinal
diketahui oleh ibu hamil pengetahuan
tentang tablet Fe, >50%
dilihat dari jawaban - kurang, jika
terhadap kuesioner yang pengetahuan
diberikan. ≤50%

3 Sikap Respon atau reaksi ibu Kuesioner - Positif, jika Ordinal


hamil terhadap presentase
konsumsi tablet Fe ≥80%
dilihat dari - Negatif, jika
jawaban terhadap presentase
kuesioner yang sikap u8<80%
diberikan.

D. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi tablet

besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2023
41

H0 : Tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi

tablet besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2023

Ha : Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi tablet besi

(Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2023

H0 : Tidak ada hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi tablet

besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2023

E. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik, penelitian

yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan pendekatan

cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan

pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) di

wilayah kerja RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2023.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Jumlah seluruh ibu hamil di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya dari

bulan Januari – April 2023 sebanyak 983 orang, sedangkan yang mengalami

anemia sebanyak Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil dengan

anemia di dari bulan Januari – April 2023 sebanyak 385 orang.


42

2. Sampel

Pengambilan jumlah sampel pada penelitian ini dengan menggunakan rumus

Slovin, dengan kriteria ibu hamil dengan anemia pada trimester II dan trimester III di

RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya. Besar sampel dihitung dengan

menggunakan rumus Slovin di dapat jumlah sampel sebanyak 79 orang.

Dengan tehnik pengambilan sampel secara accidental sampling. Metode yang

digunakan adalah probability sampling yaitu memberikan peluang yang sama

kepada populasi penelitian untuk dapat terpilih menjadi sampel penelitian.

Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

n=
1+𝑁(e)2

Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi

E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih

bisa ditolerir; e = 0,1

Dalam rumus Slovin ada ketentuan sebagai berikut:

Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar Nilai e = 0,2 (20%) untuk

populasi dalam jumlah kecil Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik

Solvin adalah antara 10-20 % dari populasi penelitian.


43

G. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan juli 2023
2. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya.

H. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden dengan

menggunakan lembar kuesioner. Peneliti menjelaskan sebelumnya tentang

pengisian kuesioner dan meminta persetujuan responden untuk mengisi

kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari RSUD Teuku Umar Aceh

Jaya yaitu dengan melihat data kunjungan Ibu Hamil di RSUD Teuku Umar

Aceh Jaya.

2. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti menyerahkan surat permohonan izin untuk melakukan

penelitian epada Kepala RSUD

Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya. Setelah mendapatkan izin, peneliti

selanjutnya mendatangi ruang poli kebidanan. Pengumpulan data primer

dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan

dan sikap ibu ha

mil dengan kepatuhan konsumsi tablet besi (Fe) diwilayah kerja RSUD Teuku
44

Umar Kabupaten Aceh Jaya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

meminta kesediaan responden ibu yang mengkonsumsi tablet Fe sampai batas

sampel terpenuhi. Peneliti terlebih dahulu menjelaskan cara pengisian

kuesioner, menanyakan apakah ada hal – hal yang tidak dimengerti oleh

responden. Apabila ada maka harus dijelaskan kembali setelah itu hasil

kuesioner dikumpulkan kembali.

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing, yaitu upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data

atau setelah data terkumpul.

b. Coding, yaitu kegiatan pemberian kode terhadap data yang terdiri atas

katagori.

c. Transferig, yaitu memindahkan jawaban atau kode jawaban kedalam

bentuk tabel/memindahkan data coding kedalam bentuk tabulating

d. Tabulating, yaitu data yang telah tersedia kemudian dijumlah, disusun,

dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

e. Entery data, yaitu proses memasukan data ke dalam computer, sehingga

dapat dianalisa dengan menggunakan computer


45

2. Analisis Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap variabel dari hasil penelitian. Dalam

analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap

variabel, selanjutnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi, dengan

menggunakan rumus:

P= ( 𝑓 ) x 100%
𝑛

Keterangan:

P : Persentase

f : Frekuensi

n : Jumlah responden yang menjadi sampel (Budiarto, 2006).

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel bebas yang

diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisis yang

digunakan adalah tabulasi silang.

Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan

menggunakan uji data Chi-square pada tingkat kemaknaan 95 % (P<0,05)

sehingga dapat diketahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara

statistik dengan menggunakan program komputer SPSS For Windows

melalui perhitungan uji chi-square test selanjutnya ditarik kesimpulan bila

nilai P lebih kecil dari alpha (p<0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak,
46

yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel terikat dengan

variabel bebas dan jika P lebih besar alpha (P> 0,05) maka Ho diterima

dan Ha ditolak yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel

terikat dengan variabel bebas.

Aturan yang berlaku pada uji Chi-Square adalah sebagai berikut :

1) Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E (harapan) kurang dari 5, maka uji

yang dilakukan adalah Fisher Exact.

2) Bila pada tabel 2x2 tidak dijumpai nilai E<5, maka uji yang digunakan

sebaiknya “Continuity Correction”.

3) Bila pada tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3, dll, maka yang

digunakan uji Person Chi Square.

4) Bila pada tabel cotigency 3x2 ada cell dengan nilai E(harapan) kurang

dari 5maka dilakukan marger sehingga menjadi tabel cotigency 2x2.

J. Instrumen dan Bahan Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan kuesioner yang berbentuk pernyataan benar dan salah.

Dengan bentuk pertanyaan tertutup tentang pengetahuan ibu mengenai tablet Fe

yang terdiri dari 10 pertanyaan

Kuesioner untuk mengidentifikasi respon atau reaksi ibu hamil terhadap

sikap mengkonsumsi tablet Fe, yang terdiri dari 10 pertanyaan. Aspek


47

pengukuran sikap dilakukan berdasarkan jawaban responden dari semua

pertanyaan sikap yang diberikan terdiri dari empat kategori yaitu, sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Skor yang diperoleh

yaitu jika menjawab sangat setuju (SS) bernilai 4, setuju (S) bernilai 3, tidak

setuju (TS) bernilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) bernilai 1. Total skor

diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 40.

Dimana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban

tertinggi dikali jumlah pertanyaan (4x10) dan skor minimum diperoleh dari

jumlah nilai jawaban terendah dikali jumlah pertanyaan (1x10). Jika skor

maksimum adalah 40 dan skor minimum adalah 10 dapat.

Pada kuesioner kepatuhan penelitian ini peneliti menggunakan pertanyaan

tertutup (Closedended question) dengan pilihan jawaban “ya” dan “tidak”.

K. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas sebuah alat ukur ditunjukkan dari kemampuannya

mengukur kuesioner yang diberikan kepada responden. Apabila seluruh

instrumen dari kuesioner yang diujikan sesuai, maka instrument tersebut

dikatakan valid. Kriteria penilaian uji validitas adalah apabila r hitung > r tabel,

maka instrumen dari kuesioner tersebut adalah valid. Analisis uji validitas

dilakukan dengan cara membandingkan nilaii signifikansi dari korelasi

bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk.


48

Kriteria suatu pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai signifikansi korelasi

tersebut ≤ 0,05 (Ghozali 2006).

Uji reliabilitas dilakukan dengan cara One Shot, yaitu pengukurannya

hanya sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau

mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk

mengukur reliabilitas dengan uji statistik cronbach alpha. Kriteria suatu

variabel dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnally, 1960

dalam Ghozali, 2006).

Penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas dikarenakan

intrumen di apdopsi dari penelitian terdahulu oleh Misriani M. (2018) dengan

judul pustaka hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan

konsumsi tablet besi (Fe) di puskesmas hamparan perak kabupaten Deli

Serdang tahun 2018, Intan Pertiwi (2016) dengan judul pustaka gambaran

kepatuhan konsumsi tablet besi di puskesmas Godean II, Sleman Yogyakarta.

Dan Susiloningtyas, I. (2012), dengan judul pustaka pemberian zat besi (Fe)

dalam kehamilan

L. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan adalah metode survei. Langkah-

langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan survei terdapat tujuh tahap, yaitu

merumuskan masalah dan menentukan tujuan, menentukan konsep dan hipotesis

serta menggali kepustakaan, pengambilan sampel, pembuatan kuesioner,


49

pekerjaan lapangan, pengolahan data, analisis dan pelaporan.

M. Etika Penelitian

tika penelitian merupakan aspek terpenting dalam melakukan penelitian.

Dalam penelitian peneliti harus memperhatikan dan menerapkan hal sebagai

berikut:

1. Informed Choise

Responden diberikan peluang untuuk memilih apakah bersedia atau tidak

untuk menjadi responden dalam penelitian.

2. Informed consent

Responden yang bersedia harus menandatangani lembar persetujuan setelah

memahami semua prosuder dan pelaksanaan penelitian pada saat

pengumpulan data.

3. Anomanity

Peneliti tidak mencantumkan nama responden untuk menjaga kerahasiaan

responden hanya mencantumkan kode pada saat pengumpulan data dan dihasil

penelitian yang akan disajikan

4. Considentiality

Penelitian bersedia menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh

responden.
DAFTAR PUSTAKA

Adventus, M., Jaya, I. M. M., & Mahendra, D. (2019). Buku Ajar Promosi
Kesehatan. In Pusdik SDM Kesehatan.
http://repository.uki.ac.id/2759/1/Bukumodulpromosikesehatan.pdf

Damayanti, Ayu. 2017. Analisis Faktor Predisposisi yang Berhubungan Dengan


Prilaku Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk di RW 004
Kelurahan Nambangan Kidul Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Tahun
2017. Program Studi S1 Keperawatan STIkes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. 2021. Profil Kesehatan Aceh tahun 2020. Diakses
pada tanggal 28 April 2021 dari
https://dinkes.acehprov.go.id/jelajah/read/2021/04/28/136/profil-kesehatan-
aceh-tahun-2020.html

Dinkes, P. B. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Bali 2018. Dinas Kesehatan Provinsi
Bali. https://www.diskesbaliprov.go.id

Indratmoko, Septiana. 2021. Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi


Tablet Fe Pada Ibu Hamil Trimester III. Diakses pada tanggal 28 Februari
2021 dari https://journal.unisa-bandung.ac.id/index.php/jaia/article/view/225
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016, Pedoman Pencegahan dan
Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS),
Ditjen Kesehatan Masyarakat Bina Gizi Masyarakat.

. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses


pada tanggal 31 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

Lestari (2011). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia
Dengan Sikap Pencegahan Terhadap Anemia di RSIA Arvita Bunda
Yogyakarta. http://repository.um-palembang.ac.id

Misriani M. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Kepatuhan
Konsumsi Tablet Besi (Fe) Di Puskesmas Hamparan Perak Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2018. Https://Repository.Um-
Palembang.Ac.Id/Id/Eprint/542/1/Skripsi380-1704274452.Pdf

Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Pertiwi, Intan. 2016. Gambaran Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi di Puskesmas


Godean II, Sleman Yogyakarta. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta.

Rahmawati, F, Subagio, Wahyu, H. 2012. Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat


pada Ibu. Hamil dan Faktor yang Mempengaruhi.
http://eprints.undip.ac.id/38397/.

Rahmi, Rosyda Fitri. 2019. Hubungan Tingkat Kepatuhan Dosis, Waktu Dan Cara
Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Dengan
Umur Kehamilan 28-31 Minggu Di Puskesmas Semanu. Diakses pada tanggal
18 Januari 2020 dari http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2265/

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20
18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Agustus 2018.

Sarlani, Dita Purnamasari. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan


Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Ferosus (Fe) DiWilayah Kerja Puskesmas
Sampara Kabupaten Konawe. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kendari.

Susiloningtyas, I. (2012). Pemberian Zat Besi (Fe) Dalam Kehamilan.


Retrievedfromhttp://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung
/article/view/74/68

Wawan, dkk. 2014. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

World Health Organication (WHO). 2021. Health Topics/ Anaemia/. Website:


Https://www.who.int/

Yanti. 2017. Panduan Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC.


LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu Responden
Di -
Tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Aceh.
Nama : Wulandari
NIM : 1520122070
Akan mengadakan penelitian dengan tujuan untuk menyusun tugas akhir
Sarjana Kebidanan STIKes Muhammadiyah Aceh dengan judul “Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi (Fe)
Di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya”.
Dengan segala kerendahan hati penulis mohon Ibu untuk berkenan
menjadi responden penelitian ini. Dengan bersedia mengisi kuesioner dari
peneliti. Hasil penelitian akan dijaga kerahasiaannya dan semata-mata hanya akan
digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak ada kerugian bagi Ibu.
Demikian permohonan peneliti buat, atas kesediaan ibu dalam penelitian,
peneliti ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, Juni 2023


Peneliti,

Wulandari
LEMBAR PERSETUJUAN
(Informend concent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :
Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dan keterangan secara lengkap maka dengan penuh
kesadaran dan tanpa pemaksaan saya menandatangani dan menyatakan mau untuk
menjadi responden dari Wulandari, dalam penelitian yang berjudul “Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet
Besi (Fe) Di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya”.

Banda Aceh, Juni 2023

(Responden)
LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN


KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI (Fe) DI RSUD TEUKU
UMAR KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2023

A. Indentitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :

B. Kuesioner Pengetahuan pemberian tablet Fe


Berikan tanda centang (✓) pada pernyataan menurut anda benar!
No Pernyataan Pengetahuan Benar Salah
1. tablet tambah darah adalah tablet bulat atau lonjong berwarna
merah tua

2 Ibu hamil di anjurkan minum tablet Fe untuk mecegah anemia

3 Dosis meminum tablet Fe adalah 1x1 per hari


Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya TTD
4 dikonsumsi bersama dengan air putih dan Buah-buahan sumber
vitamin C

Meminum tablet Fe sebaiknya pada saat malam hari sebelum


5
Tidur
6 tablet zat besi dapat menimbulkan gejala-gejala seperti mual dan
nyeri didaerah lambung
7 Hindari mengonsumsi tablet Fe bersamaan dengan susu, kopi
dan the
Kebutuhan tablet besi pada ibu hamil selama kehamilannya
8
adalah sebanyak 90 tablet
9 Ibu hamil memerlukan zat besi lebih tinggi
Zat besi penting untuk peningkatan volume darah yang terjadi
10 selama kehamilan, dan untuk memastikan pertumbuhan dan
perkembangan janin yang adekuat
Sumber: Pertiwi (2016)
Lampiran 6

C. Kuesioner Sikap Pemberian Tablet Fe


Berilah tanda checklist pada jawaban yang menurut anda paling benar.
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS =Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Sikap SS S TS STS
1. Saya meminum tablet Fe dengan teratur tanpa
diingatkan oleh keluarga
Saya meminum tablet Fe sesuai dengan dosis yang
2
telah diberikan
3 Saya meminum tablet Fe agar saya tidak anemia

4 Saya merasa tablet Fe kebutuhan yang sangat


penting bagi saya selama kehamilan ini
5 Saya terkadang meminum tablet Fe dengan
Vitamin C karena mempercepat penyerapannya
6 Saya meminum tablet Fe karena takut ditanya oleh
bidan
7 Saya merasa mual setiap minum tablet Fe sehingga
tidak ingin meminumnya
8 Saya tidak ingin minum tablet Fe karena saya
merasa tanpa tablet Fe juga saya tetap sehat
Saya selalu mengalami susah BAB ketika
9 meminum tablet Fe, sehingga saya tidak ingin
meminumnya lagi
10 Saya meminum tablet Fe ketika ingat saja, lebih
sering lupa meminumnya
Sumber: Susiloningtyas (2013).
Lampiran 6

D. Lembar Observasi Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe


Berilah tanda checklist pada jawaban yang paling benar (di isi oleh peneliti)

No Pernyataan Tablet Fe Ya Tidak

Apakah ibu mengkonsumsi tablet Fe secara rutin


1.
setiap hari?

Apakah ibu rutin mengambill Tablet Fe di puskesmas


2.
atau posyandu

Apakah sisa tablet Fe yang di konsumsi sesuai dengan


3.
wktu pengambillan

Sumber: Misriani (2018)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH ACEH
Jln. Harapan No. 14 Punge Blang Cut. Telp. (0651) 43027/45007 Banda Aceh 23234

LEMBAR KONSUL

Nama : Wulandari
NIM : 1520122070
Pembimbing I : Sirajul Muna, SST, M. Kes
Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Kepatuhan
KonsumsiTablet Besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya

No Tanggal Catatan Konsultasi Tanda Tangan


Konsul Judul
1

2 Perbaikan BAB I

3 Perbaikan BAB I, BAB II, BAB III

4 Perbaikan BAB I dan BAB III

5 Perbaikan BAB I dan BAB III

6 Perbaikan Kerangka Konsep

7 Perbaikan Kuesioner

8 ACC Seminar

9 Revisi Proposal

10 ACC Cetak
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH ACEH
Jln. Harapan No. 14 Punge Blang Cut. Telp. (0651) 43027/45007 Banda Aceh 23234

LEMBAR KONSUL

Nama : Wulandari
NIM : 1520122070
Pembimbing II : Nurul Husna, SST, M. Kes.
Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Kepatuhan Konsumsi
Tablet Besi (Fe) di RSUD Teuku Umar Kabupaten Aceh Jaya

No Tanggal Catatan Konsultasi Tanda Tangan


Konsul Judul
1

2 Perbaikan BAB I

3 Perbaikan BAB I, BAB II, BAB III

4 Perbaikan BAB I dan BAB III

5 Perbaikan BAB I dan BAB III

6 Perbaikan DO

7 Perbaikan Kuesioner

8 ACC Seminar

9 Revisi Proposal

10 ACC Cetak

Anda mungkin juga menyukai