Anda di halaman 1dari 96

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI PENCEGAHAN


STUNTING TERHADAP PENGETAHAUN IBU HAMIL DI DESA BUANA
SAKTI LAMPUNG TIMUR

DISUSUN OLEH :

SINTAMI
5202302201

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2024
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI EDUKASI DAN INFORMASI PENCEGAHAN


STUNTING TERHADAP PENGETAHAUN IBU HAMIL DI DESA BUANA
SAKTI LAMPUNG TIMUR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan

DISUSUN OLEH :

SINTAMI
5202302201

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2024
ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi Berjudul :

“PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI


PENCEGAHAN STUNTING TERHADAP PENGETAHAUN IBU HAMIL
DI DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR”

Disusun oleh :

SINTAMI
5202302201

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah diperkenankan untuk
diujikan

Boyolali, 26 Maret 2024


Pembimbing

Winarsih, S. SiT., M.Kes


NIDN. 0523078502

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi Berjudul :

“PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI


PENCEGAHAN STUNTING TERHADAP PENGETAHAUN IBU HAMIL
DI DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR”

Disusun oleh :

SINTAMI
5202302201

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Program Studi Sarjana


Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Pada:
Hari: .....................
Tanggal: ...........................

Penguji I Penguji II

Dr.Yanti, S.ST,M.Keb Novita Nurhidayati S.Keb,.Bdn.,M.Kes


NIDN. 0612087503 NIDN. 0628117901

Penguji III

Winarsih, S. SiT., M.Kes


NIDN. 0523078502

Mengesahkan,
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO

Sarwoko, S.Ag., S.Kep., NS., M.Kes., M.Kep


NRP. 220P401
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh KIE
Pencegahan Stunting Terhadap Pengetahaun Ibu Hamil Di Desa Buana Sakti
Lampung Timur Tahun 2024” dengan baik. Penulisan skripsi ini dalam rangka
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana pada Program Studi Sarjana
Kebidanan STIkes Estu Utomo. Selesainya proposal skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Sarwoko, S. Ag, S. Kep, Ns, M. Kes. M.Kep sebagai Ketua STIKes
Estu Utomo
2. Ibu Ardiani Sulistiani, S.ST., M. Kes. M.Keb sebagai Ka. Prodi Sarjana
Kebidanan STIKes Estu Utomo
3. Ibu Winarsih S.SiT., M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, dan memberikan banyak
nasehat, masukan, saran, dan mengarahkan penulis sehingga Proposal ini
dapat terselesaikan
4. Dr.Yanti,S.ST,M.Keb sebagai dosen penguji I yang telah memberi masukan
dalam proposal skripsi ini
5. Ibu Novita Nurhidayati S.Keb,.Bdn.,M.Kes sebagai dosen penguji II yang
telah memberi masukan dalam proposal skripsi ini
6. Kedua Orang Tua Penulis (Bpk. Suparman dan Ibu karminah) yang selalu
memberikan dukungan secara moral maupun materil serta kesabarannya yang
luar biasa dalam menemani setiap langkah hidup penulis
7. Seluruh rekan-rekan penulis yang berada di Estu Utomo, terimakasih atas
semangat dan motivasi yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
proposal skripsi ini
8. Seluruh responden yang telah memberikan waktu dan informasi untuk
membantu penyelesaian proposal skripsi ini.

v
Akhir kata, saya berharap kepada Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Boyolali, Maret 2024

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
HALAMAN PERSESETUJUAN...........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................. v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 7
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................9
F. Ruang Lingkup...........................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 14
A. Stunting...................................................................................................... 14
B. Pengetahuan............................................................................................... 27
C. Media Promosi Kesehatan......................................................................... 37
D. Media Booklet............................................................................................40
E. Kerangka Teori...........................................................................................44
F. Kerangka Konsep.......................................................................................45
G. Hipotesis.....................................................................................................45
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................46
A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................................46
B. Populasi dan Sampel.................................................................................. 46
C. Waktu dan Tempat..................................................................................... 48
D. Variabel Penelitian.....................................................................................49

vii
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................................49
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.........................................................50
G. Instrumen dan Bahan Penelitian.................................................................50
H. Prosedur Penelitian.....................................................................................51
I. Manajemen Data........................................................................................ 53
J. Etika Penelitian..........................................................................................55
K. Kelemahan Penelitian.................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................................. 45


Gambar 2.2 Kerangka Konsep...............................................................................45

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.................................................................................. 9


Tabel 2.1 Definisi Operasional.............................................................................. 49

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Kuesioner Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Stunting
Lampiran 8 Satuan Acara Penyuluhan (KIE)
Lampiran 9 Media Booklet
Lampiran 10 Lembar Bimbingan

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting atau pendek merupakan status gizi yang didasarkan pada

indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan z-score kurang dari -2 SD

(standar deviasi). Stunting bukan hanya masalah gangguan pertumbuhan fisik

saja, namun juga mengakibatkan anak menjadi mudah sakit, selain itu juga

terjadi gangguan perkembangan otak dan kecerdasan, sehingga stunting

merupakan ancaman besar terhadap kualitas sumber daya manusia di

Indonesia (Trisnawati 2022).

Masalah kesehatan terkait status gizi pada anak di Indonesia masih

nyata hingga saat ini. Masalah gizi yang mejadi perhatian bersama saat ini

adalah masalah stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang

ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang

ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang Kesehatan (Badan Kependudukan Keluarga Berencana 2021).

Masalah gizi di Indonesia yang menjadi perhatian utama saat ini adalah

kekurangan gizi pada anak yang termasuk dalam periode emas 1000 HPK

(Hari Pertama Kehidupan). 1000 HPK dimulai dari 270 hari selama

kehamilan dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkan. Pada

bayi dan balita yang mengalami gangguan gizi pada saat 1000 HPK sangat

berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan kognitif. Kesempatan emas


1
2

untuk mencegahan terjadinya stunting beserta akibatnya adalah dengan

mencukupi status gizi pada bayi dan balita untuk keberhasilan program

pemenuhan gizi pada bayi dan balita yang masuk dalam 1000 HPK

(Samsudrajat, A 2018).

Kesehatan tidak hanya terbebas dari penyakit dan kecacatan akan tetapi

juga merupakan suatu kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial serta

produktif menjalani aktifitas. Kesehatan merupakan hak semua pihak tak

satupun terkecuali. dan yang menjadi sorotan utama adalah kelompok rentan

seperti, bayi, balita, ibu hamil, lansia, remaja (Wahyuningsih, Qorina, and

Istiqomah 2023).

Penilaian status gizi Balita ini terkait erat juga dengan sasaran pokok

yang ingin dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu

meningkatnya status kesehatan dan gizi anak (Widyawati 2021). Bayi dan

anak yang menderita gizi kurang akan berakibat jangka panjang bagi

pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak

erat kaitannya dengan nutrisi, dimana nutrisi memberikan pengaruh besar

terhadap optimalisasi perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak di 1000

HPK (Eliana, Emy Yuliantini, Kamsiah 2022). Stunting merupakan gangguan

pertumbuhan linier pada bayi dan anak dengan ciri panjang badan (PB) atau

tinggi badan (TB) yang tidak sesuai dengan usia. Stunting juga diindikasikan

dengan adanya gizi kurang padabayi dan anak (Faridi, A, Furqan, M,

Setyawan, A, Barokah 2020).


3

Penurunan stunting merupakan indikator kedua pada Sustainable

Development Goal yang menargetkan penurunan angka stunting hingga 40%

dan menjadi tujuan ke-enam dari The Global Nutrition Target pada tahun

2025 (Beal, T 2018). Data World Bank menyebutkan angkatan kerja yang

pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54%. Artinya, sebanyak

54% angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting. Pada Bulletin Gizi

(2018) menyebutkan bahwa pada tahun 2017 terdapat sebanyak 22,2% atau

sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting, setengah dari angka

balita stunting di dunia ini berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih dari

sepertiganya (39%) tinggal di Afrika (Joint Child Malnutrition Eltimates,

2018). Sedangkan pada tahun 2019 secara global terdapat 144,0 juta anak di

bawah 5 tahun menderita stunting lebih dari setengah anak-anak stunting

tersebut tinggal di Asia 54% dan Afrika 40% (United Nations Children’s

Fund, WHO 2020).

Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan

salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun

2021 diperkirakan sebanyak 22% atau sebanyak 149,2 juta balita di dunia

mengalami stunting (Kemenkes RI 2021). Hasil Survei Status Gizi Indonesia

(SSGI) tahun 2021 didapatkan prevalensi stunting 24,4% angka ini menurun

dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2019 yaitu sebesar 27,7%

(Erina 2023).

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, di

Kabupaten Lampung Timur menunjukan angka prevalensi stunting 18,1%.


4

Hal tersebut berarti terjadi peningkatan prevalensi stunting sebanyak 2,8%,

dibandingkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021

sebesar 15,3% (Dinas Kesehatan Lampung Timur 2022).

Tingginya angka kejadian stunting di Indonesia tidak lepas dari

beberapa faktor penyebab stunting, yaitu tingginya angka anemia dan kurang

gizi pada remaja putri sebelum nikah sehingga pada saat hamil menghasilkan

anak stunting (Pakaya, Wulansari, and Hasanuddin 2023). Selain itu menurut

Kemenkes (2018), penyebab stunting diantarnya adalah tidak terjaganya

kebersihan lingkungan, buruknya fasilitas sanitasi dan akses air bersih serta

rendahnya asupan gizi sejak janin hingga bayi umur dua tahun (Kemenkes RI

2018). Faktor lain penyebab stunting di sampaikan oleh Widyawati (2018)

bahwa faktor kekurangan gizi dalam waktu lama sejak janin dalam

kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 hari pertama kelahiran),

rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan

mineral, buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani merupakan

beberapa faktor yang memperbesar risiko stunting pada anak di Indonesia.

Lebih lanjut Widyawati menyampaikan bahwa kondisi konsumsi makanan

ibu hamil dan balita yang masih rendah, kejadian infeksi pada ibu, kehamilan

remaja, gangguan kesehatan mental ibu, jarak kelahiran yang pendek,

hipertensi dan rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan

faktor pendukung kejadian stunting yang tinggi di Indonesia (Pakaya,

Wulansari, and Hasanuddin 2023).


5

Banyaknya faktor penyebab kejadian stunting ini menyebabkan

Pemerintah Indonesia gencar melakukan berbagai usaha preventif untuk

mencegah kejadian stunting. Adapun kegiatan preventif yang dilakukan

diantaranya yaitu melalui pemantauan pertumbuhan balita secara rutin di

posyandu, air bersih dan fasilitas sanitasi terpenuhi, menjaga kebersihan

lingkungan, memenuhi kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil, dan pemberian air

susu ibu (ASI) eksklusif sampai umur 6 bulan (Pakaya, Wulansari, and

Hasanuddin 2023).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stunting diantaranya gizi buruk

pada ibu hamil maupun balita, kurangnya pengetahuan ibu selama masa

kehamilan, terbatasnya kunjungan ke pelayanan kesehatan, kurangnya

mendapat informasi tentang gizi pada balita, kurangnya akses makanan

bergizi, air bersih dan sanitasi. Orang tua memiliki peranan penting dalam

pemenuhan gizi balita, terutama ibu karena anak masih membutuhkan

perhatian dan dukungan dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan

yang sangat pesat (Amri Yeni Putri et al. 2022).

Seorang ibu yang memiliki pengetahuan baik tentu akan mempengaruhi

sikap yang baik juga dalam pemenuhan gizi balita. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2019) bahwa ibu yang memiliki

pengetahuan yang baik mengenai pemenuhan gizi balita mayoritas memiliki

balita dengan gizi baik yaitu 83,01%, lebih tinggi dibandingkan ibu yang

pengetahuannya kurang yaitu 54,76%. Pemahaman ibu yang didasari

pengetahuan gizi balita akan menumbuhkan perilaku pemenuhan gizi balita


6

yang baik. Ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai stunting akan

menyebabkan anak beresiko mengalami stunting (Susilowati 2019).

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan tersebut, penulis ingin

mengembangkan penelitian tentang pengaruh KIE pencegahan stunting

terhadap pengetahaun pada ibu hamil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang diambil

adalah sebagai berikut “Pengaruh KIE Pencegahan Stunting Terhadap

Pengetahaun Ibu Hamil di Desa Buana Sakti Lampung Timur Tahun 2024?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh KIE pencegahan stunting terhadap

pengetahuan ibu hamil di Desa Buana Sakti Lampung Timur Tahun 2024.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

pencegahan stunting

b. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum

diberikan KIE pencegahan stunting

c. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan ibu hamil sesudah

diberikan KIE pencegahan stunting

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa kebidanan dalam


7

mengembangkan ilmu dan penelitian yang akan datang tentang

pencegahan stunting melalui edukasi kepada ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini memiliki manfaat bagi institusi pendidikan sebagai bahan

referensi ilmu dan penelitian tentang pencegahan stunting melalui

edukasi kepada ibu hamil

b. Bagi Puskesmas

Dapat menjadi bahan evaluasi serta penelitian pada puskesmas setempat

tentang pencegahan stunting

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai syarat untuk menempuh

pendidikan sarjana kebidanan dan bahan pengembangan penelitian

selanjutnya

d. Bagi Responden

Penelitian ini bermanfaat bagi responden sebagai bahan informasi baru

bahwa edukasi yang diterimanya sebagai bentuk pencegahan awal

stunting.
8

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis, Judul Artikel Metode Subjek/ Penelitian Hasil Perbedaan


Tahun Terbit Penelitian
1. (Pakaya, Peningkatan Stunting masih Kegiatan ini Hasil dari kegiatan ini Pada kegiatan ini adalah
Wulansari, and Pengetahuan menjadi masalah dilakukan dengan menunjukkan terdapat kegiatan pengabdian
Hasanuddin Pencegahan kesehatan yang cara penyuluhan peningkatan dari skor persepsi masyarakat dan kegiatan yang
2023) Stunting Pada prioritas untuk kepada 30 pengetahuan pasangan usia subur akan dilakukan pada penelitian
Pasangan Usia diselesaikan di pasangan usia yang bermakna pada semua ini berbentuk penelitian
Subur Melalui negara kita. subur di wilayah dimensi pertanyaan, baik definisi kepada ibu hamil tentang
Penyuluhan Meskipun tren tersebut. Penilaian stunting, gejala stunting, penyebab pencegahan stunting.
Kesehatan di stunting terus tingkat stunting, faktor risiko stunting,
Desa Bube Baru menurun, namun pengetahuan dampak stunting, dan pencegahan
Kabupaten Bone angkanya masih pencegahan stunting (semua p <0,05)
Bolango di atas standar stunting dilakukan
World Health sebelum dan
Organization sesudah
(WHO) yang penyuluhan melalui
menargetkan di kuesioner yang
bawah 20%. berisi pertanyaan
tertutup
2. (Aghitsna and An Overview of Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukan Pada penelitian ini
Natalya 2023) Knowledge adalah penelitian menggunakan bahwa 43 (47,8%) responden menggunakan stratified
Regarding kuantitatif sampel PUS adalah riwayat pendidikan SMA. random sampling sedangkan
Stunting in menggunakan dengan berjumlah Terdapat lebih dari separuh pada penelitian yang akan
Couples of desain penelitian 90 responden responden adalah bekerja yaitu 46 dilakukan menggunakan total
Childbearing Deskriptif dengan dengan teknik (51,1%) responden. Berdasarkan sampling.
Age 20-30 Years analisa univariat. pengambilan karakteristik sumber informasi
9

Old in Kesesi Alat ukur yang sampel adalah sebanyak separuh responden yaitu
Village, menggunakan stratified random 45 (50%) responden memperoleh
Pekalongan kuesioner sampling informasi dari petugas kesehatan.
Regency pengetahuan Pengetahuan mengenai stunting
mengenai stunting pada pasangan usia subur lebih
yang dibuat oleh dari separuh responden dalam
Luh Dila Ayu kategori baik sebanyak 57 (63,3%)
Paramita yang responden.
sudah teruji
validitas dengan
nilai 0,263-0,602
dan teruji
reliabilitas dengan
nilai 0,641. Hasil
penelitian ini
menunjukan
bahwa 43 (47,8%)
responden adalah
riwayat
pendidikan SMA
3. (Rosmiati et al. Pengaruh Penelitian ini Jumlah sampel Hasil penelitian menunjukkan Pada penelitian menggunakan
2020) Penyuluhan menggunakan penelitian ini bahwa terdapat pengaruh desain penelitian quasi
Kesehatan desain penelitian adalah 62 orang penyuluhan kesehatan terhadap eksperimen dan teknik
Tentang quasi eksperimen yang diperoleh peningkatan pengetahuan tentang penelitian menggunakan
Stunting Untuk melalui teknik stunting pada pasangan usia subur, accidental sampling. Pada
Meningkatkan accidental ibu hamil dan ibu balita (p = penelitian yang akan dilakukan
Pengetahuan sampling 0,035). Hal ini dapat dikatakan menggunakan desain
Para Ibu Di bahwa penyampaian informasi penelitian pra eksperimen dan
Wilayah Kerja secara lisan dapat meningkatkan teknik penelitian
Puskesmas pengetahuan tentang stunting. menggunakan total sampling
Polinggona
10

4. (Kartika 2022) Pemberdayaan Kegiatan yaitu Peserta kegiatan Hasil dari kegiatan ini Kegiatan ini adalah bentuk
Perempuan Usia pemberian pre berjumlah 29 orang menunjukkan presentase pengabdian masyarakat
Subur dalam test, dilanjutkan perempuan ibu pemahaman peserta yang sedangkan kegiatan yang akan
Pencegahan pemaparan materi rumah tangga dan meningkat sebelum kegiatan dan dilakukan adalah berbentuk
Stunting Anak tentang stunting perempuan usia sesudah kegiatan, dengan rata-rata penelitian untuk mengetahui
Di Desa dan akhiri dengan subur yang presentase untuk tiga aspek materi tingkat pengetahuan ibu hamil
Limbang Jaya II evaluasi kegiatan memiliki anak. yaitu sebelumnya 77,01% tentang pencegahan stunting.
Ogan Ilir dan post test. meningkat menjadi 93,10%
5. (Larasati, Edukasi Kegiatan yang Peningkatan Adanya peningkatan pengetahuan Kegiatan ini adalah bentuk
Nusadewiarti, Pencegahan diikuti oleh 30 pengetahuan secara signifikan, p 0,05. Kegiatan pengabdian masyarakat
and Fardiansyah Stunting pada orang peserta ini dengan pretest dan juga ini melatih peserta membuat sedangkan kegiatan yang akan
2022) Pasangan Usia dilaksanakan posttest makanan murah berbahan dasar dilakukan adalah berbentuk
Subur dari dengan 2 metode, menggunakan 20 telur untuk lauk pendamping nasi penelitian untuk mengetahui
Keluarga yaitu ceramah- pertanyaan pilihan tingkat pengetahuan ibu hamil
Berisiko tanya jawab dan ganda dan diuji tentang pencegahan stunting
Stunting di Desa pelatihan dengan dependent t
Negara Ratu keterampilan test
Kecamatan dalam kelompok-
Natar Lampung kelompok kecil
Selatan tentang zat gizi
makanan
menggunakan
food model

F. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Apil 2024


11

2. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Lampung Timur

3. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah edukasi pada ibu hamil terhadap pencegahan stunting.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stunting

1. Pengertian Stunting

Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan

perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan

asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah dan kualitas yang lebih banyak,

karena pada umumnya aktivitas fisik yang cukup tinggi dan masih dalam

proses belajar. Apabila intake zat gizi tidak terpenuhi maka pertumbuhan

fisik dan intelektualitas balita akan mengalami gangguan, yang akhirnya

akan menyebabkan mereka menjadi generasi yang hilang (lost generation),

dan dampak yang luas negara akan kehilangan sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas (Ariyani 2017).

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau

tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini

diukur dengan panjang atau tinggi badan yang di bawah -2 standar deviasi

median standar pertumbuhan anak berdasarkan standar WHO. Balita

stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor

seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan

kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting dimasa yang akan datang

akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif

yang optimal (Kementerian Kesehatan RI 2018).

14
15

Pertumbuhan stunting menggambarkan suatu kegagalan pertumbuhan

linear potensial yang seharusnya dapat dicapai, dan merupakan dampak dari

buruknya kesehatan serta kondisi gizi seseorang. Pada tingkat populasi,

tingginya angka kejadian stunting berhubungan dengan kondisi status-

ekonomi yang rendah dan peningkatan resiko terhadap paparan kondisi

merugikan, seperti penyakit juga praktik pemberian makanan yang tidak

adekuat. Sebaliknya, penurunan angka kejadian stunting nasional

mengidentifikasi peningkatan kondisi social ekonomi suatu negara secara

keseluruhan (Fikawati 2017)

2. Penyebab Stunting

Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya

disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak

balita. Intervensi yang paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama

Kehidupan (Ariyani 2017). Permasalahan stunting ditentukan oleh faktor

yang memengaruhinya. Faktor tersebut pada setiap daerah bisa berbeda satu

sama lain. UNICEF (1998) mengemukakan bahwa pertumbuhan

dipengaruhi oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab

langsung diantaranya adalah asupan makanan (konsumsi zat gizi makro dan

mikro) dan keadaan kesehatan (penyakit infeksi), sedangkan penyebab tidak

langsung meliputi ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh anak, sanitasi

lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Faktor tersebut

ditentukan oleh sumber daya manusia, ekonomi dan organisasi melalui

faktor pendidikan (Supariasa, Bachtiar 2017).


16

Berbagai faktor sosial ekonomi ikut mempengaruhi pertumbuhan

anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain: pendidikan, pekerjaan,

budaya, dan pendapatan keluarga. Faktor tersebut akan berinteraksi satu

dengan yang lainnya sehingga dapat memengaruhi masukan zat gizi dan

infeksi pada anak. Pada akhirnya, ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler

rendah yang mengakibatkan pertumbuhan (Supariasa, Bachtiar 2017). Salah

satu faktor yang mempengaruhi stunting pada balita adalah pengetahuan.

Faktor Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu juga merupakan

faktori yang menyebabkan keterlambatan perkembangan. Kurangnya

pemahaman ibu tentang pola pengasuhan anak dan kurangnya pengetahuan

tentang pemenuhan gizi untuk diri sendiri dan anak-anak mereka dapat

menyebabkan anak kurang gizi dan menyebabkan stunting (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia 2018), sehingga diperlukan sumber informasi

tentang kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan, salah satunya dengan kelas

pencegahan stunting.

1) Faktor Langsung

a. Asupan Zat Gizi

Gizi merupakan faktor utama yang mendukung terjadinya proses

metabolisme di dalam tubuh. Setiap reaksi kimia yang terjadi di dalam

tubuh membtuhkan zat gizi tertentu untuk pelaksanaannya. Masalah

gizi, baik kekurangan atau kelebihan, dapat memengaruhi

keseimbangan endokrin, contohnya adalah kelebihan gizi dan

konsumsi karbohidrat, serta lemak yang terlalu banyak dapat


17

mengakibatkan ketidakseimbangan hormone insulin di dalam tubuh,

sehingga dapat berdampak pada peningkatan risiko penyakit.

Kekurangan gizi berdampak pada pertumbuhan dan pematangan organ

yang terlambat, serta ukuran tubuh yang jauh lebih pendek. Zat gizi

yang dibutuhkan tubuh secara umum dapat dikelompokkan menjadi

lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Fikawati

2017).

b. Penyakit Infeksi

Salah satu faktor penyebab terjadinya stunting adalah penyakit

diare, kecacingan dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit infeksi

yang disertai diare dan muntah dapat menyebabkan anak kehilangan

cairan serta sejumlah zat gizi. Seorang anak yang mengalami diare

akan terjadi malabsorbsi zat gizi dan hilangnya zat gizi dan bila tidak

segera ditindaklanjuti dan diimbangi dengan asupan yang sesuai maka

akan terjadi gagal tumbuh (Supariasa, Bachtiar 2017).

2) Faktor Tidak Langsung

a. Pola Asuh Anak

Pola asuh keluarga merupakan faktor yang paling memengaruhi

terjadinya masalah gizi. Ibu atau pengasuh memiliki peranan penting

dalam memberikan pilihan makanan, pola pemberian makan pada

anak juga akan berpengaruh pada konsumsi anak. Maka dari itu,

seorang ibu atau pengasuh memiliki peranan untuk mempraktikkan

perilaku hidup bersih dan sehat yang akan memengaruhi kondisi


18

kesehatan dan penyakit infeksi. Sementara itu, hal yang menjadi

pokok permasalahan di masyarakat adalah kurangnya kualitas sumber

daya dikarenakan, terbatasnya informasi terkait pola asuh dan tingkat

pengetahuan dengan pendidikan yang rendah serta kultur masyarakat

(Fikawati 2017).

b. Sosial Ekonomi

Pendapatan keluarga adalah besarnya rata-rata penghasilan yang

diperoleh seluruh anggota keluarga (ayah, ibu, jika bekerja) dibagi

dengan anggota jumlah keluarga. Pendapatan seseorang identik

dengan mutu sumber daya manusia, sehingga seseorang yang

berpendidikan tinggi umumnya memiliki pendapatan yang relatif

tinggi pula. Pendapatan keluarga juga tergantung pada jenis pekerjaan

suami dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan keluarga yang

memadai akan menunjang tumbuh kembang anak dan status gizi anak,

karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik

primer maupun sekunder (Ariyani 2017).

c. Pengetahuan Ibu yang Kurang

Pengetahuan tentang gizi balita menjadi dasar dari kemampuan

orang tua dalam menyiapkan makanan yang dibutuhkan anaknya.

Kurangnya pengetahuan orang tua balita, menyebabkan tidak

berkualitasnya asupan gizi anak yang akan berdampak stunting.

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan ibu tentang gizi yang sangat

berpengaruh pada pertumbuhan anak. Pengetahuan ibu tentang gizi


19

balita sangat penting bagi proses pertumbuhan dan perkembangan

anaknya. Ibu memiliki peran besar terhadap kemajuan tumbuh

kembang anak balitanya dari stimulasi dan pengasuhan anak yang

tepat, dan mengatur pola asupan gizi seimbang untuk anak balitanya.

Pengetahuan orang tua tentang gizi membantu memperbaiki

status gizi pada anak untuk mencapai kematangan pertumbuhan, Ibu

yang memiliki pengetahuan gizi balita kurang maka cenderung dalam

memberikan asupan nutrisi anaknya kurang pula sehingga akan

berdampak anaknya mengalami masalah gizi seperti stunting anak

(Murti, Luh Masrini 2020). Pengetahuan datang dari pengalaman dan

memperoleh informasi dari orang lain, salah satu upaya dilakukan

pemberian kepada ibu hamil dengan memfasilitasi media permainan

kartu.

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor antara

lain tingkat pendidikan, informasi, lingkungan, pekerjaan dan usia.

Makin tinggi pendidikan semakin seseorang menerima informasi dan

pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Pemberian edukasi kepada ibu hamil melalui permainan kartu

merupakan pemberian edukasi dengan metode yang menarik dan

efektif dalam penyampaian materi, selain itu permainan edukatif juga

lebih menyenangkan dibanding penyuluhan dengan metode

pengajaran (Sutriyanto 2019).


20

Salah satu faktor yang mempengaruhi stunting pada balita

adalah pengetahuan. Faktor Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu

juga merupakan faktor yang menyebabkan keterlambatan

perkembangan. Kurangnya pemahaman ibu tentang pola pengasuhan

anak dan kurangnya pengetahuan tentang pemenuhan gizi untuk diri

sendiri dan anak-anak mereka dapat menyebabkan anak kurang gizi

dan menyebabkan stunting (Kementrian Kesehatan RI 2018), sehingga

diperlukan sumber informasi tentang kebutuhan gizi bayi usia 6-12

bulan, salah satunya dengan kelas pencegahan stunting.

d. Pendidikan Orang Tua

Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki

oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya,

baik secara formal maupun informal yang melibatkan perilaku

individu maupun kelompok. Makin tinggi pendidikan seseorang maka

makin mudah menerima informasi. Pengetahuan erat hubungannya

dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka

semakin luas pengetahuan yang dimiliki (Ariyani 2017).

e. Pekerjaan Ibu

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari.

Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan sering berinteraksi dengan

orang lain sehingga akan memiliki pengetahuan yang baik pula.


21

Pengalaman bekerja akan memberikan pengetahuan dan keterampilan

serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan

keterpaduan secara ilmiah (Ariyani 2017).

f. Sanitasi Lingkungan

Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan

terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare, cacingan, dan

infeksi saluran pencernaan. Apabila anak menderita infeksi saluran

pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan tergganggu yang

menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Seseorang yang

kekurangan gizi akan mudah terserang penyakit dan pertumbuhan

akan terganggu (Supariasa, Bachtiar 2017).

Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita difokuskan pada

kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu ibu hamil, ibu

menyusui dan anak 0-23 bulan, karena penanggulangan balita pendek

(stunting) yang paling efektif dilakukan pada 1000 HPK. Salah satu

intervensi gizi sensitif adalah mengintegrasikan inisiatif yang selama

ini dilakukan di sektor air bersih dan sanitasi. Hal-hal yang dapat

dilakukan di tingkat rumah tangga antara lain :

1) Menjaga Kebersihan Rumah dan Sekitarnya

Bersih berarti bebas dari pencemaran kotoran manusia (bayi) dan

hewan peliharaan, baik terhadap permukaan lantai, air, pakaian,

alat-alat masak/ makan dan lain-lain.


22

2) Menerapkan Praktek Baby Wash

Segala kotoran hewan dan manusia harus dibuang secara aman

tanpa kecuali kotoran bayi termasuk pempers bayi harus di buang

secara aman. Anak balita harus diamankan dari resiko terpapar atau

menelan sesuatu yang terkontaminasi kotoran hewan/ manusia.

3) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Menyediakan fasilitas CTPS dengan air mengalir dan sabun di

dekat WC dan dapur. Waktu untuk melakukan CTPS : Setelah

BAB, setelah membersihkan kotoran bayi, sebelum menyiapkan

makanan, sebelum makan dan sebelum menyusui.

4) Mengolah dan Menyimpan Air Minum dengan Aman

a) Kran harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak terpapar

resiko pencemaran yang berasal dari WC, hewan peliharaan, air

limbah

b) Apabila air ditampung wadah penyimpanan harus tertutup rapat,

tidak memungkinkan tangan dicelupkan kedalamnya dan wadah

harus dibersihkan secara rutin

c) Jika harus dipindahkan, air tidak boleh dalam keadaan terbuka

d) Air yang belum memenuhi kualitas siap minum harus dimasak

hingga mendidih

e) Wadah yang digunakan menyimpan air minum harus dibedakan

dari wadah untuk keperluan lainnya dan dibersihkan setiap hari.


23

5) Menjaga Kebersihan Makanan

a) Dapur dan area tempat pengolahan makanan harus selalu bersih

dari serangga, tikus dan hewan lainnya

b) Mencuci sayur dan buah menggunakan air yang bersih sebelum

dimakan

c) Tangan orang yang memasak dan perangkat masak dan

peralatan makan harus bersih

d) Pisahkan makanan yang sudah matang dan mentah

e) Masaklah makanan hingga matang, terutama daging, telur dan

seafood

f) Simpan makanan matang dalam suhu yang aman dan tetutup

agar terlindung dari debu/ kotoran, lalat dan serangga lainnya

g) Hindari bayi yang tidak menghabiskan makanannya

h) Gunakan bahan masakan dan air yang aman

g. Pengaruh Budaya

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengaruh budaya antara lain

sikap terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak, dan

produksi pangan. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih terdapat

pantangan, tahayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan

konsumsi makanan menjadi rendah. Konsumsi makanan yang rendah

juga disebabkan oleh adanya penyakit, terutama penyakit infeksi

saluran pencernaan. Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan

jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan gizi


24

dalam keluarga. Konsumsi zat gizi keluarga yang rendah juga

dipengaruhi oleh produksi pangan. Rendahnya produksi pangan

disebabkan karena para petani masih mengunakan teknologi yang

bersifat tradisional (Supariasa, Bachtiar 2017).

3. Dampak Stunting

Masalah balita yang pendek (stunting) dapat menimbulkan dampak

buruk, dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,

kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam

tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat

ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,

menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk

munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh

darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang

tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi

(Supariasa, Bachtiar 2017).

4. Pencegahan Stunting

Penanganan stunting dilakukan melalui Intervensi Spesifik dan

Intervensi Sensitif pada sasaran 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak

sampai berusia 6 tahun. Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013 menyatakan

bahwa Gerakan 1000 HPK terdiri dari intervensi gizi spesifik dan intervensi

gizi sensitif. Intervensi spesifik, adalah tindakan atau kegiatan yang dalam

perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Sedangkan

intervensi sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor


25

kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000

HPK (Suryandari 2020).

1) Intervensi Gizi Spesifik

Ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari

Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30% penurunan

stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik umumnya dilakukan

pada sektor kesehatan. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil:

a) Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi

kekurangan energi dan protein kronis

b) Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat

c) Mengatasi kekurangan iodium

d) Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil

e) Melindungi ibu hamil dari Malaria

Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan:

a) Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/ colostrum)

b) Mendorong pemberian ASI Eksklusif

Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan :

a) Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan

didampingi oleh pemberian MP-ASI

b) Menyediakan obat cacing

c) Menyediakan suplementasi zink

d) Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan

e) Memberikan perlindungan terhadap malaria


26

f) Memberikan imunisasi lengkap

g) Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.

2) Intervensi Gizi Sensitive

Idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor

kesehatan dan berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting. Sasaran dari

intervensi gizi spesifik adalah masyarakat secara umum dan tidak khusus

ibu hamil dan balita pada 1.000 Hari PertamaKehidupan (HPK).

a) Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih

b) Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi

c) Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan

d) Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga

Berencana (KB)

e) Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

f) Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal)

g) Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua

h) Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal

i) Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat

j) Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi, serta Gizi

pada Remaja

k) Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin

l) Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi.


27

B. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Wawan

2018).

Menurut Efendy dalam Notoadmodjo (2017), bahwa pengetahuan

merupakan hasil dari penggunaan pancaindera yang didasarkan atas intuisi

atau kebetulan,otoritas dan kewibawaan, tradisi dan pendapat umum.

Menurut Soejoeti dalam Kristina dan Yuni (2018), salah satu faktor yang

menyebabkan timbulnya perubahan, pemahaman, sikap dan perilaku pada

seseorang, sehingga seseorang mau mengadopsi perilaku baru, yaitu

kesiapan psikologis yang ditentukan oleh tingkat pengetahaun. Pengetahuan

itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal (Notoadmodjo 2017).

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bukan

berarti seorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah

pula (Wawan 2018).

Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh melalui pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh

melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seoarang tentang suatu objek


28

mengandung 2 aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini

yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan

ojek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap

objek tertentu. Menurut Teori World Health Organization (WHO) salah satu

bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh

dari pengalaman sendiri (Wawan 2018).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan

(Wawan 2018) yaitu :

a. Tingkat Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari dan rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

“ tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan

sebagainya. Proses Perilaku “TAHU” menurut (Ronger, Everess, M

2019) yang, perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik

yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak

luar (Wawan 2018).

Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :


29

1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)

2) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian

dan tertarik pada stimulus

3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan

(Wawan 2018) yaitu :

b. Tingkat Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari dan rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

“ tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan

sebagainya. Proses Perilaku “TAHU” menurut (Ronger, Everess, M

2019) yang, perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik

yang dapat diamati langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak

luar (Wawan 2018).

Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang

tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

3) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)


30

4) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian

dan tertarik pada stimulus

5) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan

baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini

berarti sikap responden sudah baik lagi

6) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru

7) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada penelitian

selanjutnya (Ronger, Everess, M 2019) menyimpulkan bahwa

pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari

oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan

berlangsung langgeng (ling lasting). Namun sebaliknya jika perilaku

tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku

tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Perilaku

manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan

sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak

kejiwaan seperti pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan

sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman,

keyakinan, sarana fisik, dan sosial budaya.

c. Tingkat Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah


31

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.

d. Tingkat Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

e. Tingkat Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suat

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

f. Tingkat Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

g. Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu

didasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


32

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoadmodjo, 2018)

adalah sebagai berikut :

a. Cara Kuno untuk Memperoleh Pengetahuan

1) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuaan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masayarakat baik formal atau informal,ahli agama, pemegan

pemerintah, dan berbagai prinsip-prinsip orang lain yang menerima

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran

sendiri.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

masa lalu.
33

b. Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis

Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven.

Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini

kita kenal dengan penelitian ilmiah.

5. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan adalah proses tumbuh kembang seluruh kemampuan

dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian

ini perlu dipertimbangkan umur dan proses belajar. Tingkat

pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang yang lebih menerima ide-ide dan teknologi yang

baru. Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah seseorang

tersebut menerima informasi (Mubarak 2018).

Berdasarkan teori pendidikan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan karena pendidikan merupakan

suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan yang berlangsung di

dalam hidup, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah

orang tersebut menerima informasi dan mengerti akan informasi

tersebut (Notoadmodjo 2018).


34

Menurut Mubarak (2018) pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka

dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Pendidikan merupakan faktor pendorong. Pendidikan

sangat penting bagi seseorang untuk memberikan kemampuan dalam

berfikir, menelaah dan memahami informasi yang diperoleh dengan

pertimbangan yang lebih rasional. Pendidikan yang baik akan

memberikan kemampuan yang baik pula kepada seseorang dalam

mengambil keputusan mengenai stimulasi yang tepat utut batitanya

(Mubarak 2018).

Menurut Koencoroningrat (2020) mengatakan bahwa makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima

informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang atau rendah akan menghambat

perkembangan pengetahuan dan sikap seseorang terhadap nilai yang

diperkenalkannya. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup (Koencoroningrat 2020).

Menurut YB Mantra yang dikutip (Notoadmodjo 2018)

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap


35

berperan serta dalam pembangunan (Nursalam 2018). Pada umumnya

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari dimana

seluruh bidang pekerjaan umunya diperlukan adanya hubungan sosial

dan hubungan dengan orang. Menurut Thomas yang dikutip oleh

(Nursalam 2018), pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Menurut Ratna Wati (2019) pekerjaan merupakan faktor yang

mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering

berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila

dibandingkan dengan orang tanpa ada berinteraksi dengan orang lain.

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar

dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam

mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara

ilmiah dam etik (Ratna 2019).

Menurut Mubarak (2018) lingkungan pekerjaan dapat

menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik

secara langsung maupun secara tidak langsung (Mubarak 2018).

Pekerjaan merupakan faktor pendukung. Tingkat pengetahuan ibu

yang bervariasi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, sesuai

dengan pendapat roger dalam (Notoadmodjo 2018), bahwa


36

pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang

bersangkutan yang terdiri dari Pendidikan, persepsi, motivasi dan

pengalaman. Hurlock dalam Notoadmodjo (2017) bahwa semakin

tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya

dan ini diperoleh dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh

terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang (Hurlock 2019).

3) Umur

Menurut Nursalam (2018) usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Umur

merupakan salah satu hal yang penting dalam mempengaruhi

pengetahuan seseorang (Nursalam 2018).

Menurut Hurlock (2018) semakin tua umur maka seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hurlock (2017) bahwa semakin tinggi umur seseorang

semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan ini diperoleh dari

pengalamannya, dan ini akan berpengaruh terhadap apa yang akan

dilakukan oleh seseorang (Hurlock 2019).

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Menurut Nursalam (2018) lingkungan merupakan suatu kondisi yang

ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.


37

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi (Nursalam 2018).

6. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2018) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :

a. Baik : Hasil persentase 76%-100%

b. Cukup : Hasil persentase 56% - 75%

c. Kurang : Hasil persentase <56% (Arikunto 2018).

C. Media Promosi Kesehatan

1. Pengertian Media Promosi Kesehatan

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk

menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika (televise, radio,

computer, dan sebagainya) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat

berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan. Promosi kesehatan

tidak lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan

dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari

pesan tersebut sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif

(Notoatmodjo 2017).

Media dapat berupa media cetak (leaflet, brosur, lembar balik,

booklet, poster, dan lain-lain. Media elektronik (televise dan radio,

komputer, dan sebagainya) dan media luar ruangan (papan reklame,


38

spanduk, pameran, banner). Seiring dengan berkembangnya zaman,

teknologi semakin canggih, media dapat dikombinasikan antara media yang

satu dengan lainnya (multimedia). Media dapat dibuat melalui software

komputer dan kemudian dicetak atau dapat ditampilkan dalam bentuk

gambar dan video (Notoatmodjo 2017).

2. Tujuan Media Promosi Kesehatan

Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam

pelaksanaan promosi kesehatan antara lain (Notoadmodjo, 2010) :

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi

c. Dapat memperjelas informasi

d. Media dapat mempermudah pengertian

e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

f. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata

g. Memperlancar komunikasi.

3. Jenis Media Promosi Kesehatan

Berdasarkan garis besarnya hanya terdapat tiga macam media menurut

(Notoadmodjo, 2010) yaitu :

a. Alat bantu lihat (visual aids) yang membantu Menstimulasi indra mata

(penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat ini

ada dua bentuk :

1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film strip, dan sebagainya.


39

2) Alat-alat yang tidak diproyeksikan : gambar peta, bagan bola dunia,

boneka,dan lain-lain.

e. Alat bantu dengar (audio aids), yang digunakan untuk menstimulasi indra

pendengaran pada saat proses pengajaran. Misalnya radio, pita suara,

kepingan CD, dan lain-lain.

f. Alat bantu lihat-dengar, seperti televise, video cassette, DVD.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media

dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Media cetak : booklet, leaflet, flyer, lembar balik, rubrik, poster dan

foto.

2) Media elektronik : televise, radio, slide, dan film strip.

3) Media papan (Bilboard), biasanya dipasang ditempat umum dengan

berisikan informasi kesehatan. Sedangkam Edgar dale membagi alat

peraga /media menjadi 11 macam atau yang dikenal dengan kerucut

pengalaman, dapat dilihat dikerangka teori (Notoatmodjo 2017).

Kriteria yang utama dalam pemilihan media harus disesuaikan dengan

tujuannya misalnya tujuan kompetensi yang bersifat menghafal media

yang tepat yaitu media audio, tujuan kompetisi yang bersifat memahami

isi bacaan media yang tepat yaitu media cetak, pembelajaran yang

bersifat motoric digunakan media film dan video.


40

D. Media Booklet

1. Pengertian Media Booklet

Booklet merupakan salah satu media gambar yang bertujuan untuk

menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, berwarna,

menarik, mudah dimengerti, dan terlihat lebih jelas gambarnya. Selain itu,

booklet merupakan media gambar yang mudah dibawa kemana saja, booklet

juga sangat mudah untuk dipelajari tidak terbatas ruang dan waktu. Booklet

adalah buku berukuran kecil yang didesain untuk mengedukasi pembaca

dengan tips dan strategi untuk menyelesaikan suatu masalah. Booklet

biasanya terdiri dari 16-24 halaman dan berukuran 3,5 x 8,5 inchi (Utami

dan Firanti 2018).

Tampilan sampul booklet biasanya menggunakan warna polos dan

desain yang minim. Booklet adalah buku kecil yang dicetak antara 32- 96

halaman. Booklet memiliki bahasan yang lebih terbatas, struktur sederhana,

dan fokus pada satu tujuan. Sesuai sifat yang melekat pada media lini

bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada beberapa

kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, dan

ringkas.

Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik

dan kata yang digunakan ekonomis. Berdasarkan dari beberapa pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa booklet adalah buku kecil yang terdiri

atas 16-96 halaman yang disajikan dengan 32 desain dan tampilan

sederhana, menarik, berisi gambar dan tulisan dengan materi yang lebih
41

terbatas dan dapat digunakan untuk mengedukasi pembaca. Booklet ialah

media komunikasi yang termasuk kategori media lini bawah (below the line

media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis

berpedoman pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek,

sederhana, singkat, dan ringkas. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang

dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang digunakan ekonomis. Penelitian

(Utami et al, 2018) menjelaskan bahwa booklet merupakan sebuh buku kecil

yang terdiri dari tidak lebih 24 halaman. Isi booklet harus jelas, tegas,

mudah dimengerti, struktur sederhana dan focus pada satu tujuan.

merupakan media komuniasi yang termasuk dalam ketegori media lini

bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini

bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman pada beberapa

keriteria yaitu :menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, dan

ringkas. Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas

menarik dan kata yang digunakan ekonomis (Utami dan Firanti 2018).

Media Booklet menyajikan gambar tampak depan dan gambar tampak

belakang serta warna yang menarik bertujuan untuk merangsang

kemampuan pembaca untuk merangsang kemampuan pembaca untuk

mengeluarkan gagasan / ide yang dimiliki. Menurut kamus besar Bahasa

Indonesia, Booklet adalah media cetak yang berupa selebaran atau majalah

berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodik

oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok profesi tertentu (Utami

dan Firanti 2018).


42

2. Kelebihan Media Booklet

a. Dapat dipelajari setiap saat, dikarenakan di desain mirip dengan buku

b. Informasi yang dapat diberikan lebih banyak dan lebih lengkap

c. Booklet menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkan

lebih murah dibandingkan dengan menggunakan media audio dan

visual

d. Bentuknya mudah dibawa kemana-mana

e. Lebih teperinci dan jelas, karena lebih banyak mengulas tentang pesan

yang disampaikan

f. Tersusun dengan desain yang menarik dan penuh warna

g. Memiliki foto atau gambar penunjang materi. Keunggulan dalam

menggunakan media cetak seperti

Booklet dapat mencakup banyak orang, praktis dalam penggunaannya,

karena dapat dipakai atau dapat digunakan dimana saja dan kapan saja,

tidak memerlukan listrik, dan arena Booklet tidak hanya berisi teks tetapi

terdapat gambar-gambar sehingga membuat daya tarik pembaca

meningkat. Selain itu Booklet termasuk media pembelajaran visual dapat

meningkatkan pemahaman ibu melalui penglihatan sebesar 75-87%

(Utami dan Firanti 2018).

3. Kelemahan Media Booklet

Kelemahan atau keterbatasan yang dimiliki Booklet sebagai salah

satu jenis media cetak menurut (Utami dan Firanti 2018) adalah:
43

a. Tingkat membaca, keterbatasan terbesar dari materi cetakan adalah

bahwa mereka ditulis untuk level membaca tertentu. Beberapa ibu-ibu

kurang memiliki keterampilan membaca yang memadai

b. Memorisasi, beberapa guru mengharuskan para siswa untuk mengingat

banyak fakta dan defenisi. Praktek semacam ini menurunkan materi

cetak menjadi hanya sekedar alat bantu ingatan semata

c. Presentasi satu arah, karena sebagian besar materi cetak tidak interaktif,

cenderung digunakan dengan cara pasif dan sering kali tanpa adanya

pemahaman

d. Kosakata, beberapa buku mempekenalkan sejumlah besar konsep dan

istilah kosakata dalam jumlah sangat terbatas

e. Penilaian spiritual lalu. Terkadang buku cetak dipilih melalui pengujian

sekilas apa saja yang memikat mata penelaah

f. Penentuan kurikulum, terkadang buku yang mengatur kurikulum ,

bukan digunakan untuk mendukung kurikulum, buku cetak sering kali

ditulis untuk menampung panduan kurikulum dari provinsi.

Kekurangan dari media Booklet yaitu : mencetak gambar atau poto

berwarna biasanya memerlukan biaya yang mahal dan tanpa perawatan

yang baik media cetak Booklet akan cepat rusak, hilang atau musnah

(Utami dan Firanti 2018).

4. Manfaat Media Booklet

Pada umumnya Booklet selain sebagai media ajar, Booklet juga

digolongkan sebagai media pembelajaran dan juga dapat digunakan


44

sebagai buku pengayaan. Buku pengayaan ini yaitu buku bacaan atau buku

kepustakaan, ditujukan untuk mempebanyak wawasan, pengalaman, dan

pengetahuan bagi pembacanya (Utami dan Firanti 2018).

5. Langkah- Langkah Menggunakan Media Booklet

a. Langkah pertama yaitu fasilatator menyampaikan materi yang sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai yaitu tentang pencegahan stunting.

b. Setelah itu, fasilitator membagikan media Booklet kepada seluruh

responden untuk dibawa pulang agar bisa dipahami (Utami dan Firanti

2018).

E. Kerangka Teori

Penyebab Stunting: b.Faktor Langsung:


a. Faktor Langsung 1. Asupan Zat Gizi
1. Pola Asuh Anak 2. Penyakit Infeksi
2. Sosial Budaya
3. Pengetahuan orang tua
yang kurang
4. Pendidikan orang tua
5. Pekerjaan orang tua
6. Sanitasi lingkungan
7. Pengaruh budaya

Media Informasi dan Komunikasi

Media Booklet

Pencegahan Stunting
45

Keterangan :
: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel penghubung

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : (Murti, Luh Masrini 2020), (Wawan 2018), (Utami dan Firanti 2018)

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

O1 X O2

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Keterangan :

O1 =Nilai pretest (pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan pengetahuan

tentang pencegahan stunting)

X = Pemberian KIE menggunakan booklet

O2 = Nilai posttest (pengetahuan ibu hamil setelah diberikan pengetahuan

tentang pencegahan stunting)

G. Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan pengaruh sebelum dan setelah pemberian KIE

pencegahan stunting terhadap pengetahuan ibu hamil

Ha : Ada hubungan pengetahuan terhadap pemberian ASI pada bayi usia < 6

bulan setelah pemberian KIE.


BAB III
METODE PENELITAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode pra eksperiment dengan

pendekatan one group pretest and posttest design yakni akan diungkapkan

hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek yang

diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah

intervensi. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,

karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan (Sugiyono

2017). Seperti dalam penelitian ini peneliti akan mengukur pengetahuan

stimulasi perkembangan, sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi dan peneliannya juga

disebut studi populasi atau studi sensus (Arikunto 2015). Populasi dalam

penelitian adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam 2020).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di

Desa Buana Sakti Lampung Timur total populasinya sejumlah 32 ibu hamil.

46
47

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Arikunto 2015). Sampel

merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Soekidjo Notoatmodjo 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah total

dari populasi yaitu 32 ibu hamil.

a. Teknik Sampling

Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan kriteria tertentu

dan besar sampel adalah jumlah sampel yang akan di gunakan (Nursalam

2020).

C. Waktu dan Tempat

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksakan di bulan April 2024

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Buana Sakti Lampung Timur

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Merupakan variabel yang nilainya menentukan variabel lain, variabel yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat)

(Swarjana 2015). Variabel bebas dalam penelitian ini pengetahuan ibu dan

dukungan keluarga.
48

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel

lain, variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas

(Swarjana 2015). Variabel terikat dari penelitian ini adalah pemberian ASI.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Independen Operasional
KIE KIE yang
Pencegahan diberikan
Stunting kepada ibu
hamil
menggunakan
booklet yang
berisi tentang
pencegahan
stunting
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Dependen Operasional
Pengetahuan Pemahaman Kuesioner 2. Baik, jika Ordinal
Ibu Hamil seseorang Skala Guttman nilai 76-100
setelah 1. Cukup: jika
mendapatkan nilai 76 – 55
informasi
tentang 0. Kurang,
pencegahan jika nilai
stunting <55%

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan dari pengambilan secara langsung

menggunakan instrument penelitian yaitu kuesioner. Data sekunder adalah

data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan responden.


49

G. Instrumen dan Bahan Penelitian

a. Kuesioner Pengetahuan

Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner, dan pulpen. Kuesioner yaitu untuk mengetahui

pengetahuan dan dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif.

Kuesioner yang digunakan bersifat pernyataan atau tertutup dimana dalam

pernyataan tersebut disediakan jawaban “benar” atau “salah”.

Adapun penilaian kuesioner yang digunakan menggunakan metode

menurut skala Gutman. Apabila responden menjawab pernyataan benar

maka nilainya 1 dan bila pernyataannya salah maka akan mendapat nilai 0.

Pengisian kuesioner ini dilakukan dengan cara memberikan tanda centang

(√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Dalam kuesioner ini

terdapat 20 pernyataan. Untuk mengukur nilai pengetahuan dengan skala

Gutman menurut Arikunto (2013), hasil ukur dikelompokkan menjadi : Baik

(76-100%), Cukup (56-75%), dan Kurang (<55%). Maka untuk

menghasilkan cara pengetahuan : baik bila nilai 76-100%, cukup 56-76%,

dan kurang bila <55%, maka hasil ukur untuk baik 76% x 10 = 7,6

(digenapkan 8) sampai 10, cukup 56% x 10 = 5,6 (digenapkan 6) sampai 8

dan kurang 55% x 20 = 5,5 (digenapkan 5 atau <5).

Skala ukur pengetahuan sebagai berikut :

1. Baik = 76% - 100% jika bisa menjawab pertanyaan dengan benar (8-

10 pertanyaan), diberi kode 2

2. Cukup = 56% - 76% jika bisa menjawab pertanyaan dengan benar (12-15
50

pertanyaan). Diberi kode 1

3. Kurang = Kurang < 56 % jika bisa menjawab pertanyaan dengan benar (5

atau jawaban <5 pertanyaan). Diberi kode 0

b. Uji Validitas

Validitas adalah cara untuk memastikan alat ukur itu sesuai mengukur

apa yang di ukur (Notoadmodjo S 2018). Validitas merupakan derajat

ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data. Teknik

yang dipakai adalah teknik korelasi “Poduct Moment”. Apabila hasil yang

diperoleh R hitung > R tabel sebesar 0,361 maka instrumen tersebut valid.

Hasil uji coba pada penelitian ini diambil dari kuesioner yang sudah

baku yaitu pada penelitian Veni Lestari dengan judul “Pengaruh Media

Stunting Smart Card Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang

Pencegahan Stunting di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Telaga Dewa

Kota Bengkulu Tahun 2022”.

Pada uji validitas didapatkan dari 10 pertanyaan bahwa p>0,05

yang artinya kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah

valid.

c. Uji Reabilitas

Uji reabilitas kuesioner menggunakan Alpha Cronbach dengan alat

ukur kuesioner dikatakan realibel jika nilai Alpha Cronbach lebih atau sama

dengan 0,60. Setelah dilakukan uji reabilitas menggunakan aplikasi program

SPSS, hasil pengujian dengan menggunakan Alpha Crobach dengan alat

ukur kuesioner adalah 0,60 dinyatakan realibel.


51

H. Prosedur Penelitian

a. Tahap Persiapan

1) Menentukan masalah yang akan diteliti

2) Melakukan studi literatur untuk menentukan judul yang akan di ambil

3) Melakukan studi pendahuluan kasus pada wilayah yang akan di gunakan

untuk penelitian

4) Mengajukan surat permohonan izin penelitian

5) Peneliti mendapatkan surat izin penelitian yang disetujui oleh Ketua

STIKes Estu Utomo dan Program Studi Kebidanan STIKes Estu Utomo

6) Peneliti menyerahkan surat izin penelitian dari kampus kepada Kepala

Desa dan Ketua Desa Buana Sakti Lampung Timur

7) Setelah surat izin diserahkan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan

dari penelitian yang akan dilakukan di Desa Buana Sakti Lampung Timur

8) Setelah mendapatkan izin penelitian di Desa Buana Sakti Lampung

Timur, peneliti mempersiapkan lembar permohonan dan lembar

persetujuan (informed consent) menjadi responden

9) Selanjutnya peneliti mempersiapkan kuesioner yang nantinya akan diisi

oleh ibu hamil yang berada di wilayah Desa Buana Sakti Lampung Timur

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin

2) Peneliti mengambil sampel yaitu ibu hamil yang berada di wilayah Desa

Buana Sakti Lampung Timur


52

3) Peneliti menjelaskan lembar informasi berupa maksud dan tujuan

dilakukanya penelitian kepada responden

4) Peneliti memberikan informed concent untuk bukti bahwa bersedia

menjadi responden penelitian

5) Peneliti bekerja sama dengan kader posyandu untuk membantu

terselenggaranya pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu hamil

tentang pencegahan stunting.

6) Penyuluhan akan dilakukan dalam satu hari, sebelum dilaksanakan

penyuluhan pencegahan stunting maka peneliti melakukan pretest

terlebih dahulu pada 32 ibu hamil di Desa Buana Sakti Lampung Timur.

7) Setelah dilakukan penyuluhan maka setelah 7 hari kemudian peneliti

datang kembali untuk melakukan penyuluhan ulang ke Desa Buana Sakti

Lampung Timur untuk melakukan posttest pada 32 responden

8) Kemudian peneliti menginput data, mengolah dan menganalisa data yang

sudah terkumpul

9) Peneliti menyimpan data formulir kuesioner penelitian responden di

tempat yang aman dan hanya bisa diakses oleh peneliti

10) Setelah itu peneliti melanjutkan olah data menggunakan program SPSS.

I. Manajemen Data

a. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar

kuesioner. Pengolahan data menggunakan statistik dengan aplikasi SPSS

versi 22. Proses pengolahan data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
53

1) Editing

Data yang sudah ada dari kuesioner dan lembar observasi dapat diperiksa

ulang keakuratannya menggunakan pedoman yang ditetapkan.

2) Coding

Setelah semua kuesioner di edit, selanjutnya dilakukan pengkodean,

yakni mengubah data berbentuk angka dan bilangan. Coding ini berguna

dalam memasukkan data. Pemberian kode dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a) Usia Ibu

Kode 3 = >35 tahun

Kode 2 = 20-35 tahun

Kode 1 = <20 tahun

b) Paritas

Kode 3 = Grandemultipara

Kode 2 = Multipara

Kode 1 = Pripipara

c) Pendidikan

Kode 4 = Sarjana

Kode 3 = SMA

Kode 2 = SMP

Kode 1 = SD

d) Pekerjaan

Kode 2 = Bekerja
54

Kode 1 = Tidak Bekerja

e) Pengetahuan Ibu

Kode 3 = Baik

Kode 2 = Cukup

Kode 1 = Kurang

3) Data Entry

Proses memasukkan datayang terdiri dari usia, paritas, pendidikan,

pekerjaan, dan pengetahuan ibu pada aplikasi SPSS versi 22 untuk

dilakukan analisis data sesuai uji statistik yang ditetapkan.

4) Tabulating

Proses memasukkan data hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil observasi yang ditemukan dari subjek penelitiandimasukkan ke

dalam tabel distribusi frekuensi sehingga mempermudah peneliti

membaca data yang telah terkumpul.

5) Cleaning

Proses pengecekkan kembali data dari kemungkinan data yang sudah di

entry terdapat missing atau tidak memenuhi syarat.

b. Teknik Analisa Data

1) Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis tiap

variabel yang ada (Swarjana 2015). Adapun analisa univariat yang


55

digunakan pada penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik

responden yang terdiri dari usia,

2) Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa data yang terkait dengan

pengukuran dua variabel pada waktu tertentu (Swarjana 2015). Analisa

bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dari masing-masing

variabel independen yaitu penggunaan media sosial dengan variabel

dependen yaitu perilaku seksual.

Penelitian ini menggunakan uji asumsi yakni Shapiro Wilk. Uji

Shapiro Wilk digunakan karena jumlah sampel kurang dari 50. Hasil

pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala ordinal, sehingga

untuk mengetahui hubungan antara variabel harus dilakukan uji statistik

Wilcoxon signed rank test dengan tingkat signifikansi α = 0,05, bila hasil

perhitungan p ≤ 0,05 maka Ha diterima berarti ada pengaruh pemberian

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang tumbuh

kembang balita, serta pengolahan data menggunakan program komputer

dengan SPSS 22.

J. Etika Penelitian

Peneliti mengajukan izin etika penelitian (ethical clearance) terlebih

dahulu ke KEPK STIkes Estu Utomo sebelum peneliti melakukan penelitian.

Jika penelitian ini sudah mendapat ethical clearance selanjutnya peneliti

melakukan penelitian berdasarkan etika berikut:

1) Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human Dignity)


56

Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk bersedia menjadi

responden penelitian maupun tidak. Peneliti menghormati harkat dan

martabat reponden penelitian serta mempersiapkan formulir persetujuan

subjek (informed consent).

2) Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect for

Privacy and Confidentiality)

Setiap responden berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya

kepada orang lain. Peneliti tidak menampilkan informasi mengenai

identitas dan kerahasiaan reponden. Peneliti menggunakan coding sebagai

pengganti identitas reponden.

3) Keadialan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)

Peneliti menjaga prinsip keterbukaan dan adil dengan kejujuran dan

kehati- hatian. Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti

menjelaskan prosedur penelitian sebagai prinsip keterbukaan dan

menjamin semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan

yang sama sebagai prinsip keadilan.

4) Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing

Harm and Benefit)

Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi

responden, maka setiap penelitian dilakukan hendaknya:

a. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani,

moral, kejujuran, kebebasan, dan tanggung jawab.


57

b. Upaya mewujudkan ilmu pengetahuan, kesejahteraan, martabat, dan

peradapan manusia serta terhindar dari segala sesuatu yang

menimbulkan kerugian atau membahayakan subjek penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Aghitsna, Kamelia, and Wiwiek Natalya. 2023. “Gambaran Pengetahuan


Mengenai Stunting Pada Pasangan Usia Subur Usia 20-30 Tahun Di Desa
Kesesi Kabupaten Pekalongan.” Prosiding University Research Colloquium
57: 414–20.

Amri Yeni Putri, Atika, Riau Roslita, Dian Roza Adila, Program S Studi, Ilmu
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Hang Tuah Pekanbaru, and
Histori artikel Abstrak. 2022. “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Stunting Terhadap Upaya Pencegahan Stunting Pada Anak Usia Prasekolah
the Relationship of Mother’S Knowledge Level About Stunting Toward
Stunting Prevention Efforts in Preschool-Age Children.” Jurnal
Keperawatan Hang Tuah (Hang Tuah Nursing Journal) 02: 51–66.
http://www.doi.org/10.25311/jkh.Vol2.Iss3.849.

Arikunto. 2018. “Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah
Untuk Para Bidan Yogyakarta.”

Arikunto, S. 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Ariyani, Putri. 2017. Ilmu Gizi Dilengkapi Dengan Standar Penilaian Status Gizi
Dan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Nuha Medika.

Badan Kependudukan Keluarga Berencana. 2021. “Peraturan Badan


Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional RI No. 12 Tahun 2021
Tentang Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-
2024,” no. 1.

Beal, T, Tumilowicz. 2018. “A Review of Child Stunting Determinant in


Indonesia” 14(4): 1–10. https://doi.org/10.11111/mcn. 12617.

Dinas Kesehatan Lampung Timur. 2022. Profil Dinas Kesehatan Lampung Timur
2022. Dinas Kesehatan Lampung Timur.

Eliana, Emy Yuliantini, Kamsiah, A. E. Y. 2022. “Pengaruh Pemberian Pangan


Setengah Jadi Berbasis Ikan (Sosis Analog) Dengan Kecukupan Protein
Balita Indonesia Nutrition Association.” Jurnal Masyarakat Mandiri 45(2):
173–82. https://doi.org/10.36457/gizindo.v45i2.665.

Erina, Hatini Eka. 2023. “Komunikasi Informasi Edukasi (Kie) Online Asi
Ekslusif Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Di Provinsi Kalimantan
Tengah.” Abdikes 1: 12.
https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/abdikes/index.

Faridi, A, Furqan, M, Setyawan, A, Barokah, F. I. 2020. “Peran Kader Posyandu


Dalam Melakukan Pendampingan Pemberian Makan Bayi Dan Anak Usia 6-
24 Bulan.” Aceh Nutrition Journal 5(2): 172–78.

Fikawati, Sandra. 2017. Gizi Anak Dan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hurlock, E. B. 2019. Psikologi Perkembangan, Edisi VII. Jakarta: Erlangga.

Kartika, Ratna Evy. 2022. “Pemberdayaan Perempuan Usia Subur Dalam


Pencegahan Stunting Anak Di Desa Limbang Jaya II Ogan Ilir.” Jurnal
Pendidikan Masyarakat Dan Pengabdian 02 (4): 1129–36.

Kemenkes RI. 2018. Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam


Mempercepat Pengcegahan Stunting. Kemenkes Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2021. Profil Kesehatan Indonesia 2021. In Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia. Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Buletin Jendela Data Dan


Informasi Kesehatan: Situasi Balita Pendek Di Indonesia. Kemenkes
Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable


Development Goals (SDGs). Jakarta: Sekretariat Pembangunan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2018. “Buletin Jendela Data Dan Informasi


Kesehatan.” Penyakit Tidak Menular 2: 1–48.

Koencoroningrat. 2020. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Larasati, T A, Azelia Nusadewiarti, and Ahmad Irzal Fardiansyah. 2022. “Edukasi


Pencegahan Stunting Pada Pasangan Usia Subur Dari Keluarga Berisiko
Stunting Di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Lampung Selatan.” JPM
Ruwa Jurai 7 (1): 40–44.

Mubarak. 2018. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku


Manusian. Yogyakarta: Nuha Medika.

Murti, Luh Masrini, Ni Nyoman Budiani. 2020. “Hubungan Pengetahuan Ibu


Tentang Gizi Balita Dengan Kejadian Stunting Anak Umur 36-59 Bulan Di
Desa Singakerta Kabupaten Gianyar.” Jurnal Ilmiah Kebidanan 8: 63–69.
Notoadmodjo. 2017. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2018. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2017. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rhineka Cipta.

Nursalam. 2018. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta: Nuha
Medika.

Nursalam. 2020. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


5th ed. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Pakaya, Nasrun, Ika Wulansari, and Abdi Dzul Ikram Hasanuddin. 2023.
“Peningkatan Pengetahuan Pencegahan Stunting Pada Pasangan Usia Subur
Melalui Penyuluhan Kesehatan Di Desa Bube Baru Kabupaten Bone
Bolango.” BEMAS: Jurnal Bermasyarakat 4 (2): 182–89.
https://doi.org/10.37373/bemas.v4i2.666.

Ratna, Wati. 2019. “Keterampilan Ibu Dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Terhadap Tumbuh Kembang Bayi Stikes RS Baptis Kediri.”

Ronger, Everess, M, Shoemaker. 2019. Communication of Innovation: A Cross


Cultural Approach, 2nd. New York: Free- Press.

Rosmiati, Muhdar, Grace Tedy Tulak, Ekawati Saputri, and Rizqi Wahyu Susanti.
2020. “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Stunting Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Para Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas
Polinggona.” Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan 5 (3):
557–63. http://doi.org/10.22216/jen.v5i3.4982.

Samsudrajat, A, Jati. S. P. 2018. “Kebijakan Penyelamatan 1000 Hari Pertama


Kehidupan (1000 HPK) Dan Penurunan Stunting Di Kota Semarang.” Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia 6(1): 1–7.
https://doi.org/10.14710.jmki.6.1.2018.1-7.

Soekidjo Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alphabet.

Supariasa, Bachtiar, and Ibnu Fajar. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Suryandari. 2020. “Efektivitas Pelaksanaan Kelas Stunting Terhadap Penambahan


Tinggi Badan Balita.” STIKes Bina Cipta Husada 1(1).
Susilowati. 2019. “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita
Dengan Status Gizi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1 Demak.” Jurnal
Kebidanan 6(13): 21.

Sutriyanto, Kristyawan. 2019. “Pengaruh Permainan Kartu Kasugi Terhadap


Peningkatan Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Siswa.”
Jurnal Sistem Kesehatan 1(4): 193–200.

Swarjana, I . K. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).


Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Trisnawati, Yeti. 2022. “Pengaruh Edukasi Stunting Terhadap Pengetahuan Dan


Sikap Ibu Bayi Dalam Pencegahan Stunting Di Posyandu Kaca Piring.”
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) 10 (2): 57–66.
https://doi.org/10.36307/jik.v10i2.198.

United Nations Children’s Fund, WHO, World Bank Group. 2020. “Levels and
Trends in Child Malnutrition UNICEF/ WHO/ The World Bank Group Join
Child Malnutrition Estimates.”

Utami dan Firanti. 2018. “Pengembangan Media Booklet Teknik Kaitan Untuk
Siswa Kelas X SMKn 1 Saptosari Gunung Kidul.”

Wahyuningsih, Alvi Qorina, and Meri Istiqomah. 2023. “Pemberdayaan


Masyarakat Usia Produktif Dalam Penanggulangan Stunting Di Desa Sodong
Kabupaten Batang.” Community Development Journal 4 (2): 3687–91.

Wawan, Dewi. 2018. Teori & Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Todller, Anak Dan
Usia Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.

Widyawati. 2021. Penurunan Prevalensi Stunting Tahun 2021 Sebagai Model


Menuju Generasi Emas Indonesia 2045.
LAMPIRAN 1
JADWAL PENELITIAN
Jenis Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
No.
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Sosialisasi
pembuatan
skripsi
2. Penyusunan
Propsal
3. UP (Ujian
Proposal)
dan revisi
pasca ujian
proposal
4. Pengambilan
data dan
penyusunan
hasil
penelitian
5. Menyusun
laporan hasil
dan
konsultasi
hasil
6. Ujian hasil
7. Revisi pasca
ujian
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4

KISI- KISI KUESIONER

Kisi- kisi kuesioner dalam penelitian ini adalah terkait pencegahan stunting,

pokok pembatasan materi terdiri dari 10 pertanyaan seputar pengertian stunting,

penyebab stunting, dampak stunting, dan pencegahan stunting.

Tabel 3.2 Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan

No. Soal Sig (2-tailed) Uji Validitas Keterangan


Tahap Signifikansi
1. Pertanyaan 1 0.618 0,533 Valid
2. Pertanyaan 2 0,551 0,533 Valid
3. Pertanyaan 3 0,618 0,533 Valid
4. Pertanyaan 4 0,645 0,533 Valid
5. Pertanyaan 5 0,598 0,533 Valid
6. Pertanyaan 6 0,788 0,533 Valid
7. Pertanyaan 7 0,598 0,533 Valid
8. Pertanyaan 8 0,651 0,533 Valid
9. Pertanyaan 9 0,551 0,533 Valid
10. Pertanyaan 10 0,579 0,533 Valid

Tabel 3.3 Uji Reabilitas Kuesioner Pengetahuan

Cronbach α r tabel Keterangan


0,763 0,6 Reliabel

KUNCI JAWABAN
1. C 6. A
2. B 7. D
3. A 8. C
4. A 9. C
5. C 10. C

LAMPIRAN 5
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth. Ibu Hamil
Di Desa Buana Sakti Lampung Timur

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sintami
NIM : 5202302201
Pekerjaan : Mahasiswa Kebidanan STIkes Estu Utomo Boyolali
Alamat : Lampung Timur

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada siswa/siswi untuk bersedia


menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Pengaruh KIE
Pencegahan Stunting Terhadap Pengetahaun Ibu Hamil Di Desa Buana Sakti
Lampung Timur Tahun 2024”, yang pengumpulan datanya akan di laksanakan
bulan Maret 2024. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap pengtahuan ibu hamil
tentang pencegahan stunting di Desa Buana Sakti Lampung Timur. Saya akan
tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.

Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasamanya dan


kesediaannya saya ucapakan terima kasih.

Lampung Timur, Maret 2024

Peneliti
LAMPIRAN 6

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan menandatangi lembar ini, maka saya:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah peneliti memberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan

dilakukan yaitu tentang “Pengaruh KIE Pencegahan Stunting Terhadap

Pengetahaun Ibu Hamil Di Desa Buana Sakti Lampung Timur Tahun 2024”, saya

mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini serta saya telah

memberikan persetujuan untuk memberikan informasi yang dilakukan peneliti dan

dijamin kerahasiaannya.

Saya berhak untuk mengundurkan diri dalam penelitian dan tidak ada unsur

paksaan untuk bergabung dalam penelitian ini. Oleh karena itu saya bersedia

menjadi subjek penelitian secara sukarela dan menjadi bagian dari penelitian ini.

Lampung Timur, Maret 2024

Responden

(……………………….)
LAMPIRAN 7

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KIE PENCEGAHAN STUNTING TERHADAP
PENGETAHAUN PASANGAN IBU HAMIL DESA BUANA SAKTI
LAMPUNG TIMUR TAHUN 2024

A. Petunjuk
1) Bacalah petunjuk dibawah ini dengan teliti
2) Pilih jawaban yang paling sesuai menurut anda dan beri tanda (√) pada
jawaban yang di anggap benar, tepat dan sesuai
3) Setiap pertanyaan dan jawaban mohon diisi sendiri dan tidak diwakilkan
4) Jawaban yang diberikan tidak akan disebarkan
a. Data Umum
1. Nama (inisial) :
2. Umur : □ <20 Tahun
□ 20-35 Tahun
□ > 35 Tahun
3. Pendidikan : □ SD
□ SLTP/ SMP/Sederajat
□ SLTA/ SMA/Sederajat
□ Akademi/ Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : □ Ibu Rumah Tangga
□ Swasta
□ Pegawai Negeri Sipil
5. jumlah anak yang dimiliki : □ 1 anak
□ 2-5 anak
□ >5 anak
6. berapa umur anak terkecil : □ 3 tahun □ 5 tahun
□ 4 tahun
KUESIONER PENGETAHUAN PASANGAN USIA IBU HAMIL
TENTANG PENCEGAHAN STUNTING

Nama :

No. Responden :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda centang (X) pada lembar
kertas anda!

1. Apakah yang dimaksud dengan stunting?


a. Tinggi badan yang sesuai dengan usia
b. Bertubuh kurus dan gemuk
c. Balita yang memiliki tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan
umurnya
d. Balita yang kurang berat badan

2. Apa yang anda ketahui tentang stunting?


a. Kondisi penyakit pada anak sehingga menyebabkan anak gagal tumbuh
b. Kondisi gagal tubuh pada anak dari masa kehamilan sampai usia dua tubuh
c. Kondisi kelaianan pada anak sehingga menyebabkan penyakit yang
membuat anak terlalu pendek untuk usianya
d. Kondisi penyakit pada anak seusianya

3. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan cara?


a. Ibu hamil mengkonsumsi suplemen zat besi
b. Mengkonsumsi suplemen peninggi badan
c. Berolahraga secara tidak teratur
d. Mengkonsumsi makanan siap saji
4. Faktor penyebab stunting adalah?
a. Kurang asupan gizi yang cukup saat 1000 hari pertama kehidupan
b. Kurang asupan gizi yang cukup saat masa menyusui
c. Ibu kurang melakukan aktifitas fisik saat masa kehamilan
d. Ibu hamil kurang mengkonsumsi nabati

5. Bagaimana cara anda agar bisa mengetahui anak yang tergolong stunting?
a. Mengukur tinggi badan anak dengan usia anak
b. Mengukur panjang kaki anak dengan lingkar kepala anak
c. Mengukur berat badan anak dengan umur anak
d. Mengukur lingkar kepala anak dengan berat badan anak

6. Berikut yang bukan termasuk faktor penyebab stunting pada anak adalah?
a. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pola asuh anak
b. Faktor kurangnya asupan gizi pada anak
c. Faktor keturunan
d. Faktor kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

7. Berikut merupakan pencegahan stunting adalah?


a. Ibu hamil membatasi makanan berkarbohidrat
b. Ibu hamil mengkonsi apa saja yang disukainya
c. Ibu hamil mengurangi mengkonsumsi suplemen zat besi
d. Ibu hamil melaksanakan program pemberian makanan tinggi kalori dan
protein

8. Bagaimana dampak yang akan terjadi jika anak mengalami stunting?


a. Anak menjadi pemalu dan menutup diri
b. Anak menjadi mudah lelah dan selalu ingin tidur
c. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal pada saat masa sekolah
d. Anak menjadi ceria dan mudah besosialisasi di lingkungan sekolah

9. Apa dampak jangka panjang yang ditimbulkan akibat stunting anak telah
dewasa?
a. Beresiko terkena penyakit TBC
b. Beresiko terkena penyakit malaria
c. Beresiko terkena penyakit obesitas
d. Beresiko terkena penyakit DBD

10. Penyebab stunting pada anak kecuali?


a. Ibu hamil mengkonsumsi suplemen zat besi sesuai yang disarankan dokter
b. Ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik mengenai stunting
c. Pola gizi yang buruk saat masa kehamilan karena pengetahuan ibu yang
kurang
d. Ibu hamil menjaga pola gizi yang cukup saat masa kehamilan
LAMPIRAN 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KIE

Topik : Pengetahuan ibu hamil tentang pecegahan stunting


Pokok bahasan : Pencegahan stunting
Pelaksana : Sintami
Sasaran : Ibu hamil di Desa Buana Sakti Kabupaten Lampung
Timur
Tempat : Desa Buana Sakti Kabupaten Lampung Timur

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan, para ibu hamil mengerti tentang pencegahan
stunting
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, ibu hamil dapat :
a. Menjelaskan pengertian stunting
b. Menjelaskan penyebab stunting
c. Menjelaskan dampak stunting
d. Menjelaskan pencegahan stunting
B. Materi
a. Pengertian stunting
b. Penyebab terjadinya stunting
c. Dampak yang di timbulkan akibat stunting
d. Pencegahan terhadap stunting
C. Metode
Diskusi
D. Media
Booklet
E. Sasaran
Seluruh Ibu hamil yang berada di Desa Buana Sakti Kabupaten Lampung Timu
F. Waktu Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan
5 menit 2. Menjelaskan tujuan 2. Memperhatikan
dari KIE
3. Menyebutkan materi 3. Memperhatikan
yang akan diberikan
4. Memberikan
pertanyaan 4. Memperhatikan dan
kesediaannya menjadi menjawab
responden
5. Menandatangani 5. Menandatangani
lembar persetujuan
menjadi responden
6. Mengisi lembar
6. Menandatangani
kuisioner
2. Pelaksanaan 1. Menggali 1. Memperhatikan dan
10 menit pengetahuan ibu menjawab
tentang pencegahan
stunting
2. Menjelaskan tentang 2. Memperhatikan dan
menggunakan media Menjawab
booklet
3. Pengertian stunting
4. Penyebab stunting 3. Bertanya
5. Dampak stunting
6. Pencegahan stunting
3. Evaluasi Menanyakan kepada Ibu hamil Menjawab pertanyaan
3 Menit tentang informasi yang telah
diberikan
4. Terminasi Bersama dengan ibu Mendengarkan
2 Menit mendiskusikan
1. Mengucapkan terimakasih
2. Memberikan penjelasan
untuk datang lagi 3 hari ke
pmb untuk melakukan post Menjawab
test
LAMPIRAN 9

MEDIA KIE BOOKLET


LAMPIRAN 10

LEMBAR BIMBINGAN

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN PROPOSAL


SKRIPSI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ESTU UTOMO BOYOLALI

Nama Lengkap : Sintami


NIM : 5202302201
Kelas :C
Dosen Pembimbing : Winarsih, S.SiT., M.Kes
Judul Tugas Akhir :Pengaruh Komunikasi Informasi dan Edukasi Pencegahan
Stunting Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil di Desa Buana
Sakti Lampung Timur

No. Tanggal Pokok Bahasan Paraf Dosen


Bimbingan Pembimbing
1 ACC Judul
06-Febuari-
2024
2 Pembuatan outline penelitian
22-febuari-
2024

3 Konsultasi outline
28-febuari-
2024

4 01-maret-2024 Tanda tangan hasil Skrining judul dari


perpustakaan
5 02-maret-2024 Konsultasi 1 proposal bab 1-3

6 22-maret-2024 Konsultasi 2 hasil revisi proposal bab1-3

7 26-maret-2024 Konsultasi 3 hasil revisi proposal bab 1-3

Bimbingan Proposal Skripsi


 Dimulai pada tanggal :
 Diakhiri pada tanggal :
 Jumlah pertemuan bimbingan :

Disetujui oleh
Dosen Pembimbing,

Winarsih, S.SiT., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai