Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN MIDWIFERY CARE PROJECT

VIDEO EDUKASI TENTANG KELAS IBU HAMIL

NAMA:
NI WAYAN SRI YULISTIAWATI
NIM. 2315901035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2023

i
LAPORAN MIDWIFERY CARE PROJECT
VIDEO EDUKASI TENTANG KELAS IBU HAMIL

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Midwifery Care Project

Diajukan Oleh:
NI WAYAN SRI YULISTIAWATI

NIM. 2315901035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2023

2
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan Klinik Profesi bidan mata kuliah Midwifery care project dengan judul Video
Edukasi Tentang Kelas Ibu Hamil” telah mendapatkan persetujuan pembimbing dan
disetujui untuk diajukan ke hadapan Tim Penguji Laporan Klinik Profesi Bidan
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Denpasar, Oktober 2023


Pembimbin Akademik

Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.Si.T.,M.Kes


NIDN.0827108902

3
PERNYATAAN PENGESAHAN

Laporan Klinik Profesi bidan mata kuliah Midwifery care project dengan judul
“Video Edukasi Tentang Kelas Ibu Hamil” telah disajikan di depan dewan penguji
pada tanggal November 2023 dan telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji
Ujian Laporan Klinik Profesi Bidan mata kuliah Midwifery Care Project dan Rektor
ITEKES Bali

Denpasar, November 2023

Disahkan oleh:
Dewan Penguji Laporan Klinik Profesi bidan mata kuliah Midwifery Care Project

1. Penguji Tamu : Ni Putu Riza Kurnia Indriana, SS.T., M.Kes ………………..


NIDN.0817068804

2. Pembimbing : Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.Si.T., M.Kes. ………………..


NIDN. 0827108902

Mengetahui

Program Pendidikan Profesi Bidan ITEKES Bali


Ketua

Gusti Ayu Dwina Mastryagung, S.Si,T.,M.Keb


NIDN. 0817018601

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis bisa
menyelesaikan Laporan Klinik Profesi bidan mata kuliah Midwifery Care Project
yang berjudul “Video Edukasi Tentang Kelas Ibu Hamil” tepat pada waktunya.
Penyelesaian Laporan Klinik Profesi bidan mata kuliah Midwifery Care Project
ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali yang telah memberika izin dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Klinik Profesi bidan
mata Kuliah Midwifery Care Project.
2. Ibu Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep., M.kep selaku Wakil Rektor (Warek) I
yang memberikan dukungan kepada penulis.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II
yang memberikan dukungan kepada penulis.
4. Ibu Ns. Ni Putu Kamaryati, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
yang memberikan dukungan kepada penulis.
5. Ibu Gusti Ayu Dwina Mastryagung, S.Si,T.,M.Keb selaku Ketua Program Studi
Sarjana Kebidanan Program B yang memberikan dukungan moral dan perhatian
kepada penulis.
6. Ibu Ni Wayan Sri Wahyuni, S.Si,T.,M.Keb selaku wali kelas Sarjana Kebidanan
Program B yang memberikan dukungan perhatian kepada penulis.
7. Ibu Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.Si.T.,M.Kes. selaku pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan
Laporan Klinik Profesi bidan mata Kuliah Midwifery Care Project.
8. Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Proram B Institut Teknologi dan
Kesehatan (ITEKES) Bali yang telah memberikan bimbingan dan Pendidikan.

5
9. Keluarga tercinta, ibu, bapak, suami, dan orang-orang terdekat yang selalu
memberi dukungan serta dorongan moral dan materi kepada penulis disaat suka
dan duka sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan Klinik Profesi bidan
mata Kuliah Midwifery Care Project.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyusunan Laporan
Klinik Profesi bidan mata Kuliah Midwifery Care Project.

Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Klinik Profesi bidan mata


Kuliah Midwifery Care Project ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan hati
terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif untuk
penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Mangupura, November 2023

Penulis

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................3
C. Manfaat...........................................................................................................3
D. Sasaran Program.............................................................................................3
E. Deskripsi Luaran (output) ………………………………………… ………3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
A.Kekurangan Energi Kronis..............................................................................4
1. Ibu Hamil Dengan KEK...............................................................................4
2. Tanda Gejala KEK .......................................................................................7
3. Cara Mengukur LILA...................................................................................7
4. Penyebab Masalah Gizi KEK.......................................................................8
5. Dampak KEK................................................................................................9
6. Faktor Yang Mempengaruhi KEK................................................................9
7. Pelayanan Gizi Ibu KEK............................................................................10
BAB III PROTOTIPE MCP...............................................................................11
A. Kerangka Konsep.........................................................................................11
BAB IV PENUTUP..............................................................................................14
A. Simpulan.......................................................................................................14
Daftar Pustaka

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal
dalam kehidupan. Proses persalinan bisa jadi momok yang menakutkan bagi ibu
hamil, sehingga jangan sampai proses tersebut diperburuk oleh kurangnya
pemahaman mengenai tanda awal persalinan. Mengetahui tanda-tanda awal
persalinan merupakan modal penting yang perlu dimiliki oleh setiap ibu hamil.
Hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya komplikasi yang beresiko pada saat
persalinan nanti, sehingga akan tercipta persalinan normal, aman bagi ibu dan
bayinya (Abdilla, 2018). Pelayanan antenatal merupakan pilar kedua didalam
safe motherhood yang merupakan sarana agar ibu lebih siap menghadapi
persalinan. Ketidaksiapan ibu menghadapi persalinan menjadi salah satu faktor
penyebab tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
(Kementerian Kesehatan RI, 2019).

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut World
Health Organization (WHO) kematian ibu adalah beban yang cukup besar di
banyak negara berkembang secara global, lebih dari 40% dari wanita hamil
mungkin mengalami masalah obstetri akut. WHO memperkirakan bahwa
jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800
perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran
anak. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan
di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya AKI dan angka kematian bayi
(AKB) yang ada di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan salah satu
yang tertinggi di ASEAN. Jumlah kematian ibu tiap tahun 2019 mencapai
305/100.000 kelahiran hidup (KH) yang jauh diatas angka kematian ibu di
Singapura yang mencapai 7/100.000 KH, Malaysia 24/100.000 KH. Setiap tahun
terjadi kecenderungan penurunan angka kematian ibu, namun belum mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs) yang harus dicapai yaitu sebesar 70 per
8
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyatakan bahwa AKI di Provinsi Bali dalam 5
tahun terakhir yaitu dari tahun 2015-2020 berada di bawah angka nasional dan
dibawah target yang ditetapkan yaitu 90 per 100.000 KH, namun setiap tahun
belum bisa diturunkan secara signifikan. Pada tahun 2019 AKI di Provinsi Bali
sebesar 54,03% dari target sasaran sebesar 90/100.000 KH (Dinas Kesehatan
Provinsi Bali, 2020).

Kesiapan Persalinan dan Kesiapan Komplikasi atau Birth Preparedness


and Complication Readiness (BPCR) merupakan suatu program safe
motherhood The Maternal and Neonatal Health (MNH) yang direkomendasikan
oleh World Health Organization (2017). Persiapan persalinan bertujuan untuk
menyiapkan semua kebutuhan selama kehamilan maupun proses persalinan.
Persiapan persalinan adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam hal menyambut
kelahiran anak oleh ibu hamil. Persiapan persalinan meliputi faktor resiko ibu
dan janin, perubahan psikologi dan fisiologi, tanda-tanda bahaya dan bagaimana
meresponnya, perasaan mengenai melahirkan dan perkembangan bayi, tanda-
tanda saat hendak melahirkan, respon terhadap kelahiran, rencana tempat
persalinan, memilih tenaga kesehatan, pendamping saat persalinan, pembuat
keputusan, transport, dan calon donor serta perawatan yang terpusat pada
keluarga (Matterson, 2018).

Upaya dilakukan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan


adalah melalui program kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan sarana
untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap
muka yang bertujuan menigkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu
mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir,
melalui praktik dengan menggunakan Buku KIA. Program kelas ibu hamil
adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang dapat meningkatkan
pengetahuan ibu hamil agar terjadi perubahan sikap dan perilaku positif
sehingga ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan,
yang pada akhirnya akan menurunkan angka kematian ibu dan anak
(Kementerian Kesehatan RI, 2019). Pelaksanaan kelas ibu bermanfaat dalam hal
persiapan baik secara fisik maupun psikologis ibu dalam menghadapi persalinan.
9
Dalam segi psikologis kegiatan ibu dapat meningkatkan kepercayaan diri yang
cukup dalam menghadapi persalinan. Hal ini terutama diakibatkan karena
selama mengikuti kelas hamil peserta diberikan penyuluhan mengenai
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir sehingga melalui
kegiatan kelas ibu hamil peserta dapat lebih siap dalam menghadapi persalinan
(Kristianingsih, 2019).

Program kelas ibu hamil dicanangkan oleh pemerintah pusat sejak


Nopember tahun 2006 lalu, sedangkan Provinsi Bali melalui kepala dinas
provinsi telah mencanangkan pelaksanakan program kelas ibu hamil sejak tahun
2009. Kenyataannya, saat ini program kelas ibu hamil tidak berjalan dengan
baik. Menurut survey kesehatan ibu tahun 2019 ditemukan bahwa secara
nasional, ibu hamil yang mengikuti kelas hamil hanya 55% dari total ibu hamil
di Indonesia. Di Provinsi Bali sendiri juga tergolong masih rendah. Hal itu bisa
dilihat dari data Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang disebutkan pada tahun
2019, cakupan kelas ibu hanya mencapai 62% diseluruh kabupaten/kota di
Provinsi Bali. Angka tersebut masih berada di bawah target nasional yakni
sebesar 80% ibu hamil yang mendapatkan pelatihan melalui kelas ibu.
Kabupaten dengan cakupan kelas ibu hamil teritinggi adalah Kabupaten Gianyar
sebesar 68,4% sedangkan Kabupaten Bangli merupakan kabupaten dengan
cakupan kelas ibu hamil terendah hanya 52 % (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
2020).

Kurangnya partisipasi ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil


menyebabkan ibu hamil dan pasangan kurang terpapar informasi terkait
persiapan persalinan yang dapat mempengaruhi pengetahuan ibu dan pasangan
tentang persalinan sehingga efek sampingnya adalah ibu tidak mengetahui
bahaya persalinan, tidak bisa mengambil keputusan, terlambat dirujuk dan
terlambat ditangani.Dari uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
membuat video edukasi tentang pelaksanaan kelas ibu hamil.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

10
Midwifery care project ini diharapkan dapat sebagai salah satu media
efektif bagi tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi pada ibu tentang
manfaat mengikuti Kelas Ibu Hamil.
2. Tujuan Khusus
Bidan dapat memberikan edukasi dengan media efektif edukasi pada
ibu tentang Kelas Ibu Hamil untuk meningkatkan pengetahuan, merubah
sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh
dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan
nifas, perawatan bayi, mitos/ kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran
C. Manfaat Kegiatan
Midwifery care project dengan media edukasi video ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya mengikuti kelas ibu hamil
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar
memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/
kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran
D. Sasaran Program
Diharapkan Laporan Midwifery Care Project ini dapat membantu dan
mengedukasi masyarakat khususnya ibu hamil dalam menambah pengetahuan
ibu dalam mempersiapkan kehamilannya.
E. Deskripsi Luaran (output)
Target luaran dari tugas akhir MCP ini berupa video edukasi sampai
memperoleh hak cipta (HAKI).

11
BAB II
PUSTAKA PENUNJANG

A. Konsep Kelas Ibu Hamil


1. Definisi
Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan
bayi baru lahir dan aktivitas fisik/senam ibu hamil. Kelas ibu hamil berupa
kelompok belajar ibu hamil dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di
kelas ini, ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman
tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta
dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil
difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu
hamil yaitu buku KIA, flip chart (lembar balik), pedoman pelaksanaan kelas
ibu hamil, dan pegangan fasilitator kelas ibu hamil (Kementerian Kesehatan
RI, 2019).
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu -ibu hamil dengan umur
kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu atau menjelang
persalinan, merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi
ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir,
mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Sasnitiari, 2019).
2. Tujuan kelas ibu hamil
a. Tujuan umum kelas ibu hamil
Tujuan umum kelas ibu hamil adalah untuk meningkatkan
pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan
12
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi, mitos/
kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran
(Kementerian Kesehatan RI, 2019).
b. Tujuan khusus kelas ibu hamil
Tujuan khusus kelas ibu hamil adalah terjadinya interaksi dan
berbagi pengalaman antar peserta, antar ibu hamil dengan petugas
kesehatan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan
bayi, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte
kelahiran. Meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, meningkatkan
pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang perawatan kehamilan,
meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang persalinan,
meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang perawatan
nifas, meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang
perawatan bayi baru lahir, meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku
ibu hamil tentang mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan
dengan kesehatan ibu hamil dan anak, meningkatkan pemahaman, sikap
dan prilaku ibu hamil tentang penyakit menular dan meningkatkan
pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang akte kelahiran
(Kementerian Kesehatan RI, 2019).
3. Sasaran kelas ibu hamil
Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20
s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat.
Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas.
suami/keluarga ikut serta minimal satu kali pertemuan sehingga dapat
mengikuti berbagai materi penting misalnya materi tentang tanda bahaya dan
persiapan persalinan atau materi lainya (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
4. Langkah pendidikan kelas ibu hamil
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2019) dalam memberikan
pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkah-langkah dari mulai
persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil antara lain
sebagai berikut:
13
a. Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur
kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu
hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu
tertentu misalnya selama satu tahun.
b. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil misalnya
tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/ balai pertemuan,
posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar
menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia.
c. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan
kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan
d. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 5
sampai 8 bulan
e. Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan
nara sumber jika diperlukan
f. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan
g. Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi
ekstra
h. Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu,
bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan waktu pertemuan 120
menit dan senam 30 menit
5. Kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 4 kali pertemuan selama hamil atau
sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap
pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan materi
pokok. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit
termasuk senam hamil 15 - 20 menit (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
6. Materi pelaksanaan kelas ibu hamil
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2019) materi kelas ibu hamil
adalah sebagai berikut :
a. Materi pertemuan pertama
14
1) Kehamilan, perubahan tubuh, keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan
gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan
anemia
2) Perawatan kehamilan termasuk didalamnya tentang kesiapan psikologis
menghadapi kehamilan, hubungan suami istri, obat yang boleh dan
tidak boleh dikonsumsi ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan, serta
perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K).
b. Materi pertemuan kedua
1) Persalinan meliputi tanda-tanda persalinan, tanda bahaya pada
persalinan, proses persalinan dam Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2) Perawatan nifas meliputi apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-
tanda bahaya dan penyakit ibu nifas dan KB pasca salin
c. Materi pertemuan ketiga
1) Perawatan bayi meliputi perawatan Bayi Baru Lahir (BBL), pemberian
vitamin K1 injeksi pada BBL, tanda bahaya BBL, pengamatan
perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada BBL.
2) Mitos meliputi penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak.
3) Penyakit menular meliputi Infeksi Menular Seksual (IMS), informasi
dasar HIV/AIDS, pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil,
akte kelahiran dan pentingnya akte kelahiran
d. Materi pertemuan keempat
1) Perawatan bayi agar tumbuh kembang optimal, ibu maupun keluarga
perlu memahami pelayanan kesehatan apa saja bagi bayi baru lahir,
pemberian asi eksklusif, imunisasi bayi, serta apa yang harus dilakukan
agar bayi sehat dan tumbuh kembang sesuai dengan umurnya.
2) ASI eksklusif dan sukses menyusui, makanan terbaik untuk bayi sejak
lahir sampai umur 6 bulan (5 bulan 29 hari) adalah Air Susu Ibu (ASI).
Menyusui eksklusif berarti ibu hanya memberikan ASI saja kepada
bayinya dan tidak memberi makanan atau minuman lain termasuk air

15
putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes selama 6
bulan sejak kelahirannya.
3) Pemberian imunisasi pada bayi, imunisasi merupakan upaya untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit menular. Imunisasi pertama
diberikan pada saat bayi baru lahir, yaitu dengan memberikan Imunisasi
HepatitisB-0(HB0). HB0 sebaiknya diberikan sebelum bayi berumur 7
hari. Bila tidak diimunisasi, bayi akan mudah terserang penyakit yang
seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi
c. Mitos meliputi penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan
kesehatan anak.

16
BAB III
PROTOTYPE MCP

Dalam penyusunan tugas akhir Midwifery Care Project ini penulis membuat
Video edukasi untuk menyampaikan projek yang telah diselesaikan.
Video : Link You Tube

PPT

17
18
19
20
BAB IV
PENUTUP

Salah satu penyebab AKI pada masa kehamilan yaitu terjadinya KEK pada
ibu hamil. Kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro (karbohidrat,
protein dan lemak) maupun zat gizi mikro terutama vitamin A, vitamin D, asam
folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium dan zat mikro lain pada wanita usia subur
yang berkelanjutan (remaja sampai masa kehamilan), mengakibatkan terjadinya
risiko KEK dan ditandai oleh rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup
lama yang diukur dengan Lingkar Lengan Atas (LILA). Faktor yang mempengaruhi
KEK yaitu asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, usia ibu hamil yang
terlalu muda atau terlalu tua, beban kerja ibu terlalu berat, penyakit infeksi pada ibu
hamil. Seorang ibu hamil yang kekurangan energi kronis (KEK) akan mengalami
gejala-gejala seperti merasa kelelahan terus-menerus, merasa kesemutan, wajah
pucat dan tidak bugar, sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5), lingkar
lengan atas kurang dari 23,5 cm, mengalami penurunan berat badan dan kekurangan
lemak, menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat, serta menurunnya
kemampuan beraktivitas fisik.

Pada ibu hamil, KEK dapat menyebabkan masalah-masalah seperti merasa


lelah dan kurang berenergi, kesulitan ketika melahirkan, dan suplai ASI tidak cukup
saat masa menyusui. Sementara pada janin yang dikandung, kekurangan energi
kronis dapat menyebabkan kondisi yaitu meningkatkan kasus
keguguran atau kematian bayi saat lahir akibat pertumbuhan janin yang terhambat,
asupan gizi yang kurang menyebabkan bayi mengalami berat badan lahir rendah
(BBLR), perkembangan organ-organ janin terganggu sehingga berisiko mengalami
kecacatan, gizi yang kurang mempengaruhi kemampuan belajar dan kecerdasan
anak.
Berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini antara lain
sebagai berikut seperti pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil,
memastikan ketersediaan makanan bergizi di rumah, menerapkan pola makan yang
benar dan asupan gizi yang penting saat hamil, mengobati penyakit infeksi yang
mungkin mengganggu pencernaan ibu hamil, menjaga kebersihan dan kesegaran
21
makanan yang dikonsumsi. Untuk mencegah kurang gizi saat hamil, sebaiknya ibu
mengonsumsi makanan kaya nutrisi, seperti telur, ikan, ayam, dan daging yang sudah
dimasak hingga matang, sayuran dan buah-buahan segar, nasi dan umbi-umbian,
kacang-kacangan, serta susu ibu hamil.

22
Daftar Pustaka

Amalia L. (2011). Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Arisman, M. B. (2010). Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi-2.
Jakarta: EGC.

Ariyani, Diny Eva., dkk. (2012). Validitas Lingkar Lengan Atas Mendeteksi Risiko
KEK pada Wanita Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.

Banudi, L, (2013). Gizi Kesehatan Reproduksi. EGC. Jakarta

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Bali

Fadli, F., Fatmawati, F. (2019). Analisis Faktor Penyebab Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil.

Fathonah, (2016). Gizi & Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hastuti, I. (2012). Alokasi Pengeluaran Pangan dan Asupan Makan Sebagai Faktor
Resiko Kejadian Kurang Energi Kronis Pada Catin Kabupaten Bantul.

Istiany, Ari dan Rusilanti. (2013). Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kalsum , Bambang, dkk. (2014). Jurnal New indicator for chronic energy deficiency

Kemenkes RI. (2015). Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta

Nova, S. 2011. Perbedaan Tingkat Kecerdasan IQ pada Anak Riwayat BBLR dan
BBLC.Universitas Sebelas Maret.

Prawirohardjo. (2018). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sipahutar, H.F., Aritonang, E.Y. dan Siregar. A. (2013). Gambaran Pengetahuan


Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama Dan Pola MakanKabupaten Toba
Samosir

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Supariasa, I.D.N.dkk. (2013). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

23
Wahida Z. (2014). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Perubahan
Status Gizi Ibu Hamil: Jurnal Keperawatan dan Kebidanan

24

Anda mungkin juga menyukai