Anda di halaman 1dari 220

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN ( CONTINUITY

OF CARE) DARI M AS A PRAKONSEPSI, KEHAMILAN,


PERSALINAN, NIFAS , BAYI BARU LAHIR DAN
KELUARG A BERENCANA P ADA NY.F
DI PMB SARIGUTI KOTA P ADANG
TAHUN 2023

LAPORAN CONTINUITY OF CARE

DISUSUN OLEH
INDAH TIRTYA
2209031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2023
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN ( CONTINUITY
OF CARE) DARI M AS A PRAKONSEPSI, KEHAMILAN,
PERSALINAN, NIFAS , BAYI BARU LAHIR DAN
KELUARG A BERENCANA P ADA NY.F
DI PMB SARIGUTI KOTA P ADANG
TAHUN 2023

“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Program


Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKES Syedza Saintika Padang”

DISUSUN OLEH
INDAH TIRTYA
2209031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN


(CONTINUITY OF CARE) DARI MASA PRAKONSEPSI, KEHAMILAN,
PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. F DI PMB. SARIGUTI KOTA PADANG TAHUN 2023” ini telah
diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Seminar COC Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKES Syedza
Saintika Padang.

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

( Melia Pebrina, M.Keb )

Ketua Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan

(Ika Yulia Darma, M.Keb)

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN


(CONTINUITY OF CARE) DARI MASA PRAKONSEPSI, KEHAMILAN,
PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA
PADA NY. F DI PMB. SARIGUTI KOTA PADANG TAHUN 2023” ini telah
diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
Seminar COC Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKES Syedza
Saintika Padang.

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

( Melia Pebrina, M.Keb )

P e n giji I

(Aprima Yona, A. M.Keb)

P e n gu ji I I

(Lidya Riniati, S.SiT)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta, yang


senantiasa melimpahkan begitu banyak nikmat dan karunia Nya. Serta
kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Continue Of Care (COC) ini, dengan sebaik-baiknya
dengan Judul “ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (CONTINUITY
OF CARE) DARI MASA PRAKONSEPSI, KEHAMILAN, PERSALINAN,
NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.
F DI PMB. SARIGUTI KOTA PADANG TAHUN 2023”.
Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kami panjatkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, pengukir peradaban terbaik sepanjang
sejarah hidup manusia dan sang revolusioner sejati, yang kita nantikan
syafaatnya di hari akhir nanti. Alhamdulillahirobil’alamin, atas izin Allah
SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
Continue Of Care (COC) ini dengan judul Laporan Continue Of Care
(COC).
Dalam menyusun Laporan Continue Of Care (COC) ini, penulis
menyadari masih banyak mengalami kesulitan dan hambatan.Namun
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya Laporan
pendahuluan ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Drs. Hasrinal, A.Md Kep. MM Selaku Ketua Yayasan Stikes
Syedza Saintika.
2. Ibu Ika Yulia Darma, M.Keb. Selaku ketua Prodi Kebidanan Stikes
Syedza Saintika.
3. Ibu Melia Pebrina, M.Keb Selaku pembimbing institusi dalam
penulisan laporan Continuity Of Care ini.
4. Ibu Eli Murni, S.ST Selaku pembimbing lapangan dalam penulisan
laporan pendahuluan ini.

v
5. Seluruh staff dan Dosen pengajar STIKES Syedza Saintika Padang
yang telah banyak memberikan ilmu kepada peneliti selama
perkuliahan
6. Kepada Ny.F yang telah bersedia menjadi pasien binaan untuk
laporan Continuity Of Care ini.
7. Teman-teman seperjuangan mahasiswi Prodi Profesi Bidan
STIKES Syedza Saintika Padang, terimakasih atas bantuan dan
kerjasamanya selama ini.
Demikian yang dapat disampaikan oleh kami, atas kekurangannya
kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang, Desember 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A.Latar Belakang ................................................................................. 1

B.Identifikasi Masalah .......................................................................... 5

C.Tujuan .............................................................................................. 5

D.Manfaat ............................................................................................ 6

E.Ruang Lingkup ................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9

A.Konsep Dasar Continuity Of Care (COC) ......................................... 9

B. Konsep Dasar Prakonsepsi ........................................................... 16

C.Konsep Dasar Kehamilan .............................................................. 23

D.Konsep Dasar Persalinan .............................................................. 36

E.Konsep Dasar Bayi Baru Lahir ....................................................... 49

F.Konsep Dasar Nifas ....................................................................... 67

G.Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ....................................... 73

BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 84

vii
A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi ............................... 84

B. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan ............................................. 95

C. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan .......................................... 109

D.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas .......................................... 126

E.Asuhan Kebidanan Pada Neonatus ............................................. 141

F.Asuhan Kebidanan Kontrasepsi ................................................... 152

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ 156

A.Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi ............................... 156

B.Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester 2 ......................... 162

C.Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III ....................... 164

D.Asuhan Kebidanan pada Persalinan ............................................ 166

E.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas ........................................... 175

F.Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir ..................................... 179

GAsuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana............................. 181

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 183

A.Kesimpulan .................................................................................. 183

B.Saran............................................................................................ 184

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 186

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Riwayat Obstetric Pada Ny.F

Tabel 3.2 Riwayat Kehamilan pada Ny.F

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan Tindakan

Lampiran 2 Surat Keterangan

Lampiran 3 Partograf

Lampiran 4 Dokumentasi

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran indikator pembangunan ini adalah derajat kesehatan

dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan

untuk meningkatnya umur harapan hidup, serta menurunnya angka

kematian ibu,dan menurunnya angka kematian bayi, menurunkan juga

prevalensi gizi kurang pada BALITA. Upaya pemerintah untuk bisa

menurunkan AKI dan AKB dengan menggunakan program

pembangunan berkelanjutan SDGS (Sustanable Development Goals)

yang salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi angka kematian

ibu hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan mengakhiri

kematian bayi juga balita yang dapat dicegah. Dengan seluruh negara

yang berusaha menurunkan Angka kematian bayi baru lahir maka

setidaknya 12 per 1000 kelahiran hidup (Wulandari, 2020).

Continuity Of Care (COC) dalam kebidanan adalah serangkaian

kegiatan pelayanan yang berkesinambungan dan menyeluruh mulai

dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana yang menghubungkan kebutuhan kesehatan

perempuan khususnya dan keadaan pribadi setiap individu. Adapun

tujuan continuity of care yaitu untuk memantau kemajuan kehamilan,

memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. Mengenal

secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

1
2

kebidanan dan pembedahan (Diana, 2020). Apabila asuhan contunitiy

of care (COC) dalam kebidanan tidak diterapkan maka bidan atau

tenaga kesehatan lainnya akan kesulitan untuk mendeteksi dini adanya

penyulit yang dapat mengacam jiwa sehingga memperburuk kualitas

kesehatan.

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan

menyeluruh manajemen kebidanan mulai dari ibu hamil, bersalin,

sampai bayi baru lahir sehingga persalinan dapat berlangsung aman

dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat sampai masa nifas (Lapau,

2021). Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan

suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat

kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi

bahkan dapat menyebabkan kematian (Damayanti dkk, 2021).

Pada pembangunan kesehatan, tingkat kematian ibu dan bayi

masih menjadi persoalan serius dan prioritas pemerintah. Angka

kematian ibu (AKI) adalah indikator untuk menilai keberhasilan program

kesehatan ibu dengan melihat rasio kematian ibu selama masa

kehamilan, persalinan dan nifas di setiap 100.000 kelahiran hidup

(Lestari, 2020). Sedangkan indikator kematian bayi disebut Angka

Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup (KH). Data statistik

Indonesia menunjukkan pada tahun 2022 angka kematian bayi pada

16.9/1000 KH (BPS, 2023). Kementrian Kesehatan (2020)

memperkirakan pada tahun 2024, AKI di Indonesia akan sebesar

183/100.000 KH dan 2030 sebesar 131/100.000 KH.

Angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Sumatera Barat masih


3

cukup tinggi. Sedikitnya, tahun 2017 terdapat 113 kasus kematian ibu,

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Merry Yuliesdai mengatakan,

kematian ibu dipengaruhi berbagai faktor seperti hipertensi dan

pendarahan. Jika dipresentasikan, sebanyak 33,6% kematian ibu

disebabkan kasus pendarahan. Kemudian, 23,9% lainnya oleh

pengaruh hipertensi dan faktor lainnya. Sementara itu pada tahun 2021

yaitu 193 orang dengan jumlah lahir hidup 104.121 orang, Pada Kasus

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia tahun 2021 sebagian besar

terjadi pada usia 0-6 hari yaitunya 20.153 bayi, sedangkan kematian

pada usia 29 hari-11 bulan sebanyak 5.102 bayi. Disebabkan

komplikasi intrapartum, gangguan pernapasan, kardiovaskular, BBLR

dan prematur. Angka kematian bayi di Sumatera Barat yaitu 851 orang.

Berdasarkan observasi mahasiswa selama menjalani praktek di

PMB Sariguti, S.ST, banyak ibu muda yang melahirkan anaknya dan

masih sangat sedikit pengetahuan tentang tindakan yang dilakukan

menjelang persalinan dan setelah persalinan, ada juga ibu yang tidak

pernah memeriksakan kehamilannya, sehingga tidak mengetahui

keadaan calon bayi, sehingga masih membutuhkan asuhan pelayanan

kebidanan yang menyeluruh seperti pelayanan kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana.

Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal khususnya

dalam membantu mengurangi AKI dan AKB maka peran tenaga

kesehatan khususnya bidan sangat penting terutama dalam

mendeteksi adanya penyulit pada masa kehamilan, bersalin, nifas serta

perawatan bayi baru lahir. Pemeriksaan dan pengawasan secara


4

berkelanjutan sejak masa kehamilan mutlak diperlukan, karena

gangguan kesehatan yang dialami oleh seorang ibu yang sedang hamil

bisa berpengaruh pada kesehatan janin di kandungan, saat kelahiran

hingga pertumbuhan. Untuk itu pengawasan antenatal dan postnatal

sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu maupun

perinatal.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada

ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah melakukan asuhan

kebidanan secara komprehensif (continuity of care). Asuhan kebidanan

komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara

menyeluruh di mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana.

Dalam program pemerintah yaitu mengurangi kemungkinan

seorang perempuan menjadi hamil dengan upaya keluarga berencana,

mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami

komplikasi dalam kehamilan, persalinan atau masa nifas dengan

melakukan asuhan antenatal dan persalinan dengan prinsip bersih dan

aman, mengurangi kemungkinan komplikasi persalinan yang berakhir

dengan kematian atau kesakitan melalui pelayanan obstetrik, neonatal

esensial dasar dan komprehensif.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis merasa tertarik untuk

melakukan asuhan kebidanan Continuity Of Care mulai prakonsepsi

sampai pelayanan keluarga berencana pada Ny. F di PMB Sariguti

tahun 2023.
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan ruang lingkup asuhan kebidanan, sasaran pelayanan

bidan meliputi pranikah, prakonsepsi, kehamilan trimester I, II, III,

Persalinan, masa nifas, BBL, Neonatus, Balita dan KB. Pada Laporan

COC ini dibatasi hanya asuhan kebidanan pada Prakonsepsi, ibu hamil

trimester I-III, ibu bersalin, masa nifas, BBL/ neonatus dan KB, secara

continuity of care. Pada Ny.F di PMB Sariguti.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan kebidanan secara Continuity Of Care

mulai dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

dan keluarga berencana dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan .

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan asuhan kebidanan masa prakonsepsi dari

pengkajian sampai dengan pendokumentasian pada Ny.F dengan

G1P0A0 di PMB Sariguti.

b. Dapat melakukan asuhan kebidanan kehamilan dari pengkajian

sampai dengan pendokumentasian pada Ny.F dengan G1P0A0 di

PMB Sariguti.

c. Dapat melakukan asuhan kebidanan persalinan dari pengkajian

sampai dengan pendokumentasian pada Ny.F dengan G1P0A0 di

PMB Sariguti.

d. Dapat melakukan asuhan kebidanan nifas dari pengkajian sampai


6

dengan pendokumentasian pada Ny.Fdengan G1P0A0 di PMB

Sariguti.

e. Dapat melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir dari

pengkajian sampai dengan pendokumentasian pada Ny.Fdengan

G1P0A0 di PMB Sariguti.

f. Dapat melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana dari

pengkajian sampai dengan pendokumentasian pada Ny.Fdengan

G1P0A0 di PMB Sariguti.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis

Hasil asuhan yang telah dilakukan mulai dari masa prakonsepsi,

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, neonatus sampai

pelayanan kontrasepsi, dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan

ilmu kebidanan serta asuhan secara Continuity Of Care.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara Continuity Of

Care berdasarkan teori yang telah diperoleh sebelumnya dan

kemudian diaplikasikan secara langsung dalam melakukan asuhan

kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas,

neonatus, hingga pelayanan kontrasepsi dengan evidence based

terbaru.

b. Bagi Institusi STIKES Syedza Saintika Padang

Dapat menambah informasi yang dijadikan sebagai bahan


7

masukan bagi akademik untuk pengembangan pembelajaran

tentang penerapan asuhan kebidanan dalam batas continuity of

care, terhadap ibu masa prakonsepsi, hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir dan pelayanan kontrasepsi dalam penelitian selanjutnya.

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan Continuity Of Care

pada ibu dari masa prakonsepsi, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,

bayi baru lahir, dan pelayanan keluarga berencana baik ibu yang

memiliki factor resiko maupun yang tidak memiliki factor resiko

melalui pelaksanaan asuhan kebidanan Continuity Of Care.

E. Ruang Lingkup
1. Sasaran

Asuhan kebidanan berkelanjutan atau Continuity of Care(COC)

diberikan dari masa prakonsepsi, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,

bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana khususnya pada

Ny.F dengan G1P0A0 di PMB Sariguti.

2. Tempat

Asuhan kehamilan bekelanjutan continuity of care(COC)

dilaksanakan di PMB Sariguti

3. Waktu

Asuhan kebidanan bekelanjutan continuity of care(COC)

dilakukan pada pada Ny.F dengan G1P0A0 di PMB Sariguti sesuai

dengan tanggal pada jadwal kalender pendidikan STIKES Syedza

Saintika Padang yang dilakukan selama kurang lebih 9 bulan asuhan


8

kebidanan dari masa prakonsepsi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,

bayi baru lahir, dan pelayanan keluarga berencana.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Continuity Of Care (COC)


1. Pengertian

Continuity of care (COC) adalah suatu proses di mana pasien

dan tenaga kesehatan yang kooperatif terlibat dalam manajemen

pelayanan kesehatan secara terus menerus menuju pelayanan yang

berkualitas tinggi,biaya perawatan medis yang efektif. COC pada

awalnya merupakan ciri dantujuan utama pengobatan keluarga yang

lebih menitik beratkan kepada kualitas pelayanan kepada pasien

(keluarga). COC dapat membantu bidan (tenaga kesehatan), keluarga

mendapatkan kepercayaan dan memungkinkan untuk menjadi advokasi

pasien. Kontinuitas perawatan berakar dari kemitraan pasien dan bidan

dalam jangka panjang di manabidan tahu riwayat pasien dari

pengalamannya dan dapat mengintegrasikan informasi baru dan dapat

mengambil tindakan yang efisien tanpa penyelidikan mendalam atau

review catatan. Kontinuitas perawatan dipimpinoleh bidan dan dalam

pendekatannya bidan bekerjasama dengan tim kesehatan lainya

(Adnani, QE, Nuraisya, W., 2021).

Hubungan pelayanan kontinuitas adalah hubungan terapeutik

antara perempuan dan petugas kesehatan khususnya bidan dalam

mengalokasikan pelayanan serta pengetahuan secara komprehensif

(Sandall, 2020). Hubungan tersebut salah satunya dengan dukungan

emosional dalam bentuk dorongan, pujian, kepastian, mendengarkan

keluhan perempuan dan menyertai perempuan telah diakui sebagai


9
10

komponen kunci perawatan intrapartum. Dukungan bidan tersebut

mengarah pada pelayanan yang berpusat pada perempuan (Iliadou,

2021).

Menurut Sandall, J. dalam Ningsih (2020) menyebutkan bahwa

Continuity Of Care memiliki tiga jenis pelayanan yaitu managemen,

informasi dan hubungan. Kesinambungan managemen melibatkan

komunikasi antar perempuan dan bidan. Kesinambungan informasi

menyangkut ketersediaan waktu yang relevan. Kedua hal tersebut

penting untuk mengatur dan memberikan pelayanan kebidanan.

emberian informasi kepada perempuan memungkinkan dan

memberdayakan mereka dalam melakukan perawatan untuk mereka

sendiri dan muncul sebagai dimensi secara terus menerus sebagai

informasi dan kemitraan. Perawatan berencana tidak hanya menopang

bidan dalam mengkoordinasikan layanan komprehensif mereka tetapi

juga menimbulkan rasa aman serta membuat keputusan bersama. Tidak

semua pasien dapat mengasumsikan keaktifan perannya namun mereka

dapat membuat akumulasi pengetahuan dari hubungan yang

berkesinambungan untuk bisa mengerti terhadap pelayanan yang

mereka terima (Haggerty, Freeman, & Beaulieu, 2021).

2. Tujuan dan Manfaat Continuity Of Care (COC)

Tujuan umum dilakukan asuhan kehamilan berkesinambungan

menurut Saifudin (2020) antara lain adalah sebagai berikut :

a. Memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi dengan

memantau kemajuan kehamilan.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan


11

social ibu dan bayi.

c. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat

ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

esklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

g. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Varney (2020), asuhan kebidanan berkelanjutan

memberikan hasil yang lebih baik pada wanita antara lain adalah wanita

yang mendapatkan pengalaman yang baik, mengurangi morbiditas

maternal dan mengurangi penggunaan intervensi pada saat persalinan

termasuk operasi Caesar, penggunaan analgesia, episiotomy dan IMD.

Meningkatkan jumlah persalinan normal dibandingkan dengan

perempuan yang merencanakan persalinan dengan tindakan. Bayi

dengan ibu yang mendapatkan asugan berkelanjutan memperlihatkan

hasil yang baik, salah satunya adalah perawatan di rumah sakit yang

lebih singkat (Varney, 2020).

3. Model Pelayanan Continuity Of Care

a. Caseload Care

Merupakan jenis pelayanan dimana pelayanan kehamilan ,

persalinan dan postpartum diberikan oleh satu orang bidan yang telah
12

ditugaskan untuk pasien tersebut. Bidan tersebut juga memberikan

pleayanan persalinan kepada klien selama 24 hari dan ketika bidan yang

tidak dapat menolong persalinan pada saat tersebut maka persalinan

akan dibantu oleh bidan lain yang biasanya telah bertemu pada saat

pemeriksaan klien,

b. Team Care

Merupakan jenis pelayanan dimana pelayanan kehamilan, persalinan

dan postpartum diberikan oleh satu team kecil biasanya berisikan 6

hingga 8 bidan. Wanita akan memiliki satu yang akan menjadi pemberi

pelayanan primer namun mungkin akan bertemu dengan seluruh

anggota tim sepanjang kehamilan. Model ini bidan primer dan anggota

tim lainnya akan bertukar informasi mengenai pelayanan dan keadaan

kline (Kitzinger, 2015)

4. Cakupan Pelayanan Continuity Of Care

Menurut Prawirohardjo (2016) pelayanan kebidanan

berkesinambungan dalam arti yang terbatas terdiri atas :

a. Pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil dan pada

waktu persalinan

b. Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan

c. Perawatan bayi baru lahir

d. Pemerliharaan laktasi

Dalam arti yang lebih luas usaha-usaha dimulai lebih dahulu

dengan peningkatkan kesehatan dan kesejahteraan para remaja sebagai

calon ayah dan ibu, dan dengan membantu mereka dalam

mengembangkan sikap yang wajar terhadap kehidupan kekeluargaan


13

serta tempat keluarga dalam masyarakat. Termasuk pula nimbingan

mereka kelak menjadi ayah dan ibu yang baik serta pemberian

pengertian tentang soal-soal yang bersangkutan dengan kesehatan

reproduksi (Prawirohardjo, 2016).

5. Peran Bidan dalam Pelayanan Continuity Of Care

Mrenurut Pasal 49-50 Undang-Undang No.4 tahun 2020 tentang

Kebidanan, bidan memiliki wewenang antara lain :

a. Memberikan asuhan sebelum hamil

b. Memberikan asuhan pada kehamilan normal

c. Memberikan asuhan pada persalinan dan mendorong persalinan

normal.

d. Memberikan asuhan masa nifas

e. Melakukan pertolongan pertama pada kwgawatdaruratan ibu hamil,

persalinan , nifas dan rujukan

f. Melakukan deteksi dini risiko dan komplikasi

g. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak

prasekolah

h. Memberikan imunisasi sesuai program pemerintah

i. Melakukan pemantauan tumbuh kembang

j. Melakukan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan BLL dilanjut

rujukan

k. Melakukan KIE dan pelayanan kontrasepsi sesuai perundang-

undangan. Bidan menjadi kunci dalam pelayanan terhadap

perempuan selama daur kehidupan. Layanan kebidanan didasarkan

pada pemenuhan kebutuhan perempuan, memberikan rasa nyaman


14

dan bersikap yang baik serta kemampuan komunikasi yang baik.

Pentingnya mendengan dari pihak perempuan memungkinkan

dapat berkontribusi dalam pengambilan keputusan. Membangun

hubungan kepercayaan sehingga perempuan merasa berdaya

guna terhadap kondisi dirinya.

Bidan sebagai pemberi asuhan memiliki posisi strategis untuk

berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB, sehingga

bidan tidak hanya cukup memberikan asuhan sesuai standar saja,

tetapi juga harus memiliki kualifikasi berdsarkan atas filosofi asuhan

kebidanan yang menekankan asuhannya terhadap perempuan

(women centred care). Salah satu upaya yang dapat dilakuakan bidan

untuk meningkatkan kualifikasi bidan adalah dengan menerapkan

model asuhan kebidanan berkelanjutan (Jannah, 2020).

Upaya ini dapat melibatkan berbagai sektor untuk

melaksanakan pendampingan pada ibu hamil sebagai upaya promotif

dna preventif yang dimulai sejak ibu dinyatakan hamil hingga masa

nifas berakhir melalui konseling. Informasi dan edukasi serta

kemampuan identifikasi resiko pada ibu hamil. Sebagian besar

komplikasi dapat dihindari jika permsalahan kesehatan ibu diintervensi

sejak awal.salah satu upaya dalam mengoptimalkan deteksi resiko

tinggi maternal neonatal, ibu hamil hingga nifas membutuhkan

pendampingan secara terus-menerus. Oleh karena itu, perlu dilakukan

serangkaian upaya yang salah satunya dengan melibatkan institusi

pendidikan dengan mengintegrasikan dalam program pendidikan,


15

disamping upaya pemberdayaan masyarakat yang selama ini sudah

dilaksakan namun belum bersinergi dengan pendidikan. Kontribusi

pendidikan kebidanan dalam langkah tersebut dengan mendekatkan

pengalaman pembelajaran pada situasi yang mendekati sumber

permasalahan yakni dengan proaktif mendatangi klien di masyarakat

(Jannah, 2020).

6. Asuhan Kebidanan Continuity Of Care

Asuhan kebidanan continuity of care adalah asuhan yang

mengutamakan kesinambungan pelayanan bagi wanita untuk

mendapatkan pelayanan dari seseorang yang professional yang sama

atau dari satu team kecil tenaga professional, agar perkembangan

kondisi mereka setiap saat dapat terpantau dengan baik serta

membangun rasa percaya dan lebih terbukan karena kedekatan

hubungannya dengan pemberi asuhan. Model asuhan kebidanan secara

terus menertus dan berkelanjutan merupakan sebuah contoh praktik

terbaik karena mampu meningkatkan kepercayaan perempuan terhadap

bidan, menjamin dukungan terhadap perempuan secara konsisten sejak

hamil, persalinan dan nifas (Maharani, 2021).

Penelitian di Denmark memiliki kesamaan hasil peneltian

bahwa dengan continuity of care, mendapatkan pengalaman yang

membaik mengurangi morbiditas maternal, mengurangi penggunaan

intervensi apda saat persalinan termasuk operasi Caesar, meningkatkan

jumlah persalinan normal dibandingkan dengan perempuan yang

merencanakan persalinan dengan tindakan.


16

B. Konsep Dasar Prakonsepsi


1. Pengertian Prakonsepsi

Masa pra konsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa

sebelum terjadinya pertemuan antara ovum (sel telur) dengan sperma.

Wanita pra konsepsi diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita

usia subur yang siap menjadi seorang ibu. Reproduksi manusia

merupakan hasil dari pembentukan kompleks yang melibatkan interaksi

berbagai proses, seperti genetik, biologis, lingkungan dan tingkah laku.

Proses pra konsepsi dialami oleh pria dan wanita sebagai tahap sebelum

konsepsi (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2020)

Masa pra konsepsi merupakan fase dalam siklus kehidupan

yang memerlukan perhatian khusus terutama dari segi pencakupan

kebutuhan energi dan zat gizinya. Status gizi wanita yang optimal dalam

masa persiapan kehamilan merupakan hal yang krusial dan

mempengaruhi outcome dari kehamilan. Dikhawatirkan dengan asupan

makan yang kurang baik dari segi jumlah maupun kualitasnya, dapat

berakibat buruk bagi calon ibu, salah satu dampaknya adalah

pertambahan berat badan saat kehamilan yang tidak adekuat.

Penambahan berat badan dibutuhkan saat kehamilan 12 sesuai dengan

status gizi ibu sebelum hamil (Anggraeny and Aristiningsih, 2020)

2. Katakteristik Periode Prakonsepsi

a. Karakteristik Fisiologis

Periode pra konsepsi ini dipengaruhi oleh beberapa

karakteristik, seperti ciri wanita dan ciri fisik pria

1) Karakteristik Fisiologis wanita


17

Sistem reproduksi pria dan wanita mulai berkembang pada bulan

pertama setelah konsepsi dan berlanjut untuk perkembangan ukuran

dan kompleksitas fungsi selama pubertas. Wanita dilahirkan dengan

ovum yang belum matang, sedangkan pria dengan kemampuan

memproduksi sperma, sekitar 7 juta ovum yang belum matang dibentuk

pada awal perkembangan janin, namun hanya 3 juta sel telur yang

tersisa pada pubertas. sekitar 400-500 sel telur akan matang selama

masa subur yang dilepaskan untuk kesuburan dan hanya sedikit sekali

sel telur yang tersisa saat menopause.

2) Karakteristik fisiologis pria

Kemampuan reproduksi pada pria ditentukan dari interaksi

kompleks antara hipotalamus, kelenjar pituitari, dan testis, fluktuasi

ladar sinyal GnRH dan LH. FSH menstimulasi maturasi sperma,

sedangkan LH menstimulasi testis untuk mensekresikan testosteron.

Testosterone akan menstimulasi maturasi organ reproduksi pria,

sperma dan pembentukan jaringan otot pematangan sel sperma

membutuhkan waktu sekitar 70- 80 hari. Sperma yang matang akan

disimpan di epididimis. Pada proses ejakulasi, sperma bercampur

dengan berbagai secret yang disebut semen. Secara simultan proses

ini memproduksi sperma matang didalam tubulus seminiferus dan

jumlahnya mencapai lebih kurang 200 juta dalam setiap ejakulasi.

3) Karakteristik social

Fase prakonsepsi berada pada masa dewasa awal (setelah

remaja, namun sebelum dewasa akhir). Oleh karena itu karakteristik

yang terjadi pada fase pra konsepsi tidak jauh berbeda dengan
18

karakteristik sosial pada masa dewasa.

4) Karakteristik psikologis

Fase pra konsepsi dapat digolongkan ke dalam psikologi,

perkembangan, yaitu masa dewasa awal. Dari sisi psikologis, masa ini

ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan, terjadi masa transisi fisik,

intelektual, dan peranan sosial. Berbagai masalah muncul sebagai

dampak masa transisi dari ketergantungan ke masa mandiri, baik dari

segi ekonomi, kebebasan, menentukan diri sendiri, maupun pandangan

tentang masa depan yang sudah lebih realitas (Dieny, Ayu and Dewi

Marfu’ah Kurniawati, 2020)

3. Kesehatan dalam Periode Prakonsepsi

Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang sedang dalam

peralihan masa remaja akhir hingga usia dewasa awal. Karakteristik

WUS yang paling utama adalah ditandai dengan peristiwa fisiologis,

seperti menstruasi dan tercapainya puncak kesuburan dengan fungsi

organ reproduksi yang sudah berkembang dengan baik. WUS

diasumsikan sebagai wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu.

Kebutuhan pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja,

ataupun lanjut usia. Kebutuhan zat gizi pada masa ini menjadi penting

karena merupakan masa dalam mempersiapkan kehamilan dan

menyusui.

WUS sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan yang

harus diperhatikan status kesehatannya, terutama status gizinya.

Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi ibunya

sejak sebelum hamil dan selama kehamilan, masa pernikahan dapat


19

dikaitkan dengan masa pra konsepsi karena setelah menikah wanita

akan menjalani proses konsepsi (Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah

Kurniawati, 2020).

4. Konseling Prakonsepsi

Calon pengantin perlu diberikan konseling mengenai resiko

yang ada dan ditawarkan intervensi yang mungkin memperbaiki

prognosis kehamilan. Konseling berupa kesehatan reproduksi, usia

ibu,lifestyle yang beresiko, diet, olahraga, kekerasan dalam rumah

tangga, konseling kondisi medis spesifik, seperti diabetes, penyakit

ginjal, hipertensi dan, epilepsi, serta kondisi kejiwaan dan masalah psikis

yang mungkin berpengaruh.

Sebaiknya, ada juga kelas individual dibicarakan masalah yang

sangat pribadi. Sementara itu, pada kelas bersama dilakukan diskusi

interaktif antara pasangan lain dibawah bimbingan seorang konselor

(Dieny, Ayu and Dewi Marfu’ah Kurniawati, 2020).

Konseling pra konsepsi dalam praktik pelayanan bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi wanita pra konsepsi

dalam mempersiapkan diri menghadapi kehamilan dan diet yang tepat

dan seimbang untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Dengan konseling

tersebut diharapkan wanita pra konsepsi tersebut diharapkan wanita pra

konsepsi dapa t mengatur dan mengubah pola konsumsi makanan yang

dimakan sehari-hari. Pola konsumsi makanan dapat berubah maka

diharapkan indeks massa tubuhnya akan berubah juga (Labuan, 2020).

5. Kebutuhan Gizi pada Masa Pra Konsepsi

Status gizi adalah keadaan tubuh manusia sebagai akibat


20

konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Adapun kategori dari

status gizi dibedakan menjadi tiga, yaitu gizi lebih, gizi baik, dan gizi

kurang. Baik Buruknya status gizi manusia dipengaruhi oleh 2 hal pokok

yaitu konsumsi makanan dan keadaan kesehatan tubuh infeksi. Dalam

ilmu gizi, status gizi lebih dan status gizi kurang disebut sebagai

malnutrisi, yakni suatu keadaan patologis akibat kekurangan atau

kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi (Umisah,

2020)

Energi dibutuhkan supaya metabolisme tubuh berjalan dengan

baik. kecukupan yang dianjurkan dibedakan sesuai dengan usia dan

jenis kelamin. Kebutuhan energi pada laki-laki lebih kurang 260-2750 kkl,

sedangkan pada wanita 2100-2250 kkal. Energi tersebut paling banyak

diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein (Dieny, Ayu and Dewi

Marfu’ah Kurniawati, 2020).

Pasangan usia subur yang menginginkan kehamilan

diharapkan mempunyai berat badan ideal. Dengan kondisi ini akan

relatife lebih mudah menjalani kehamilan dibandingkan dengan calon ibu

dengan berat badan berlebih atau terlalu kurus. Kenyataannya adalah,

data menunjukan bahwa sepertiga (35,6%) wanita usia subur menderita

kekurangan energi kronis (KEK). Kondisi ini akan menghambat

pertumbuhan janin sehingga akan menimbulkan resiko pada bayi dengan

BBLR. Mengingat besarnya angka wanita subur menderita KEK maka

terdapat potensi terjadinya gagal tumbuh antargenerasi.

Pengaturan gizi sebelum hamil (sebelum terjadinya konsepsi)

perlu mendapatkan perhatian, karena status gizi yang baik bagi ibu
21

sebelum kehamilan datang, akan menjadi dasar yang baik bagi

kehamilan yang membutuhkan asupan gizi lebih dari yang sebelum

kehamilan. Ibu hamil yang berat badanya kurang pada waktu konsepsi

mempunyai kemungkinan bayi lahir dini (prematur) dan mengalami

toksemia, lebih-lebih bila ibu mengalami anemia (Badriah., 2021)

Dengan gizi seimbang sumber gizi tersebut dapat digunakan

wanita untuk memenuhi masa menarche, menstruasi, pra konsepsi,

infertil/fertil, premenopause, menopause dan setelah menapause.

Dengan gizi yang dikonsumsi oleh setiap wanita, diharapkan dapat

menjadi berguna bagi ,tubuh kita ini yang sangat memerlukan sumber

makanan, vitamin dan juga energi yang diambil dari nilai gizi suatu

makanan. Berat badan yang sangat rendah juga dapat mengganggu

fungsi fertilitas seorang wanita.

Skrining gizi adalah alat pengukur secara antropometri (TB,

LILA, BB) dan secara biokimia massal kadar hb. Kesehatan reproduksi

menjadi titik awal perkembangan kessehatan ibu dan anak yang dapat

dipersiapkan secara dini, bahkan sebelum seorang perempuan menjadi

ibu, persiapan tersebut dapat dilakukan melalui skrining pra nikah.

Menurut Centers For Disease Control And Prevention (CDC),

skrining pra nikah atau disebut juga perawatan pra pembuahan, adalah

serangkaian intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi

resiko biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan dengan kesehatan

wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining pra nikah, dilakukan

sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta

anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.


22

Upaya peningkatan kesehatan reproduksi dilaksanakan pada setiap

siklus kehidupan life cycle melalui pendekatan pelayanan yang

berkesinambungan (continuum of care). Continuum of care (life cycle)

semua pemeriksaan kesehatan juga dimulai dari remaja. Secara umum

terdapat hal-hal utama yang perlu diperhatikan pada skrining pra nikah,

terutama pada calon ibu. Menurut panduan American association of

family physician (AAFP), hal-hal tersebut yaitu sebanyak 800 mg, dimana

500 mg digunakan untuk pertumbuhan sel darah merah ibu, 300 mg

untuk janin dan plasenta (Badriah, 2021).

6. Evidence pada Masa Prakonsepsi

Jurnal Meiriyani Deliana, nelly Mayulu, Shirley

“ Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada wanita usia subur

peserta jamkesmas di Puskesmas Waonasa Manado”

Di dalam jurnal ini menjelaskan :

Obesitas menjadi masalah serius di banyak negara berkembang. Saat

ini terdapatbukti bahwa prevalensi kelebihan berat badan (overweight)

dan obesitas meningkat sangat tajamdiseluruh dunia, yang mencapai

tingkatan yang membahayakan. Permasalahan gizi pada orangdewasa

cenderung lebih dominan untuk kelebihan berat badan. Tujuan penelitian

ini untukmengetahui apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan

obesitas pada wanita usia subur(WUS) peserta Jamkesmas di puskemas

wawonasa kecamatan singkil manado. Penelitian inimerupakan jenis

penelitian observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional.

Populasidalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur peserta

Jamkesmas yang datang saatpenelitian dilakukan yang memenuhi


23

kriteria peneilitan yaitu sebanyak 77 orang. Hasilpenelitian berdasarkan

uji statistik dengan menggunakan Chi-square diperoleh nilai p

sebesar0,55 yakni lebih besar dibandingkan dengan α0,05. Hasil ini

menunjukkan bahwa terdapathubungan antara aktivitas fisik dengan

obesitas pada wanita usia subur (WUS) pesertaJamkesmas di

Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado.

Wanita Usia Subur (WUS) merupakanwanita usia produktif

merupakan wanitayang berusia 15-49 tahun dan wanita padausia ini

masih berpotensi untuk mempunyaiketurunan.Pada wanita, kurangnya

aktifitasfisik sangat mempengaruhi kesehatannya.Apalagi jika

aktivitasnya kurang namunasupan makanan lebih banyak masuk,

makaakan menyebabkan penimbunan lemak yangakan mengakibatkan

obesitas terjadi.

C. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyakit dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9

bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3

trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester 2 minggu (minggu ke-13 hingga ke-28), dan trimester

ketiga 3 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 (Walyani,2020).

2. Tanda dan GejalaKehamilan

Menurut Andina (2020) untuk memastikan kehamilan


24

ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan

gejala hamil antara lain:

a. Kehamilan Pasti

Tanda-tanda objektif yang didapatkan oleh pemeriksa yang

dapat digunakan untuk menegakkan diagnose pada kehamilan.

Yang termasuk tanda pasti kehamilan yaitu:

1). Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya.

Sebagian besar ibu mulai merasakan tendangan bayipada usia

kehamilan 5 bulan.

2). Bayi dapat dirasakan di dalam rahim. Sejak usia

kehamilan 6 atau 7 bulan, bidan dapat menentukan kepala,

leher, punggung, lengan, bokong, dan tungkai dengan meraba

perut ibu.

3). Denyut jantung bayi dapat terdengar. Saat usia kehamilan

menginjak bulan ke-5 atau ke-6 denyut jantung bayi

terkadang dapat didengar menggunakan instrument yang

dibuat untuk mendengarkan, seperti stetoskop atau fetoskop.

Menginjak bulan ke-7 atau ke-8 kehamilan, bidan yang

terampil biasanya dapat menggambarkan denyut jantung bayi

saatia melewatkan telingan pada perut ibu.

4). Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil. Tes ini

dilakukan dengan perangkat tes kehamilan di rumah atau

dilaboratorium dengan urine atau darah ibu. Tes ini

mungkin mahal biayanya dan biasanya tidak perlu. Akan

tetapi tesini bermanfaat ,misalnya jika ibu ingin tahun apakah


25

iahamil sebelum mengonsumsi obat yang kemungkinan

membahayakan bayi dalam kandungannya.

5). Kehamilan tidak pasti

a) Ibu tidak menstruasi

Hal ini seringkali menjadi tanda pertama kehamilan. Jika

ini terjadi, ada kemungkinan ibu hamil, sebab berhentinya

haid adalah pertanda dibuahinya sel telur oleh sperma.

Kemungkinan penyebab tanda laintanda ini adalah gizi

buruk, masalah emosi, menopause (berhenti haid) atau

karena makan obat-obatan seperti Primolut N,

norethisteron, lutenilatau pil kontrasepsi. Ada

kemungkinan kehamilan positif, akan tetapi masih

mengeluarkan darah haid. Hal ini terjadi karena,corpus luteum

tidak memproduksi cukup progesterone untuk menghentikan

menstruasi, sehingga keluar sedikit darah yang

menyerupai haid. Hal semacam ini terjadi satu atau dua

kali, ada pula yang terus berlangsung selama kehamilan,

meskipun jarang terjadi.

b) Mulai atau ingin muntah

Banyak ibu hamil merasa mual di pagi hari (sehingga

rasa mual itu disebut morning sickness, namun ada

beberapa ibu yang merasa mual sepanjang hari. Mual

umumnya terjadi pada tiga bulan pertama kehamilan. Mual

dan muntah ini dialami 50% ibu yang baru hamil, 2

minggu setelah tidak haid. Pemicunya adalah meningkatnya


26

hormone HCG (Human Chorionic Gonadotrhopin) atau

hormon manusia yang menandakan adanya manusia lain

dalam tubuh ibu. Kemungkinan penyebab lain dari mual

adalah penyakit atau parasite.

c) Payudara menjadi peka

Payudara lebih lunak, sensitif, gatal, dan berdenyut

seperti kesemutan dan jika disentuh terasanyeri. Hal ini

menunjukkan peningkatan produksi hormone estrogen dan

progesterone.

d) Ada bercak darah dan keram perut

Ada bercak darah dan kram perut disebabkan oleh

implementasi atau menempelnya embrio ke dinding

ovulasi atau lepasnya sel telur matang dari rahim. Hal ini

merupakan keadaan yang normal.

e) Ibu merasa letih dan mengantuk sepanjang hari

Rasa letih dan mengantuk umum dirasakan ibupada 3

atau 4 bulan pertama kehamilan. Hal ini diakibatkan oleh

perubahan hormone dan kerja ginjal, jantung serta paru-

paru yang semakin keras untuk ibu danjanin.

Kemungkinan penyebab lain tanda ini adalah anemia,

gizi buruk, masalah emosi, dan terlalu banyak bekerja.

f) Sakit kepala

Sakitkepala terjadi karena lelah, mual dan tegang serta

depresi yang disebabkan oleh perubahan hormone tubuh

saat hamil. Meningkatnya pasokan darah ke tubuh juga


27

membuat ibu hamil pusing setiap ganti posisi.

g) Sering berkemih

Tanda ini sering terjadi pada 3 bulan pertama dan 1

hingga 2 bulanterakhir kehamilam. Kemungkinan

penyebab lain tanda ini adalah stress, infeksi, diabetes

atau pun infeksi saluran kemih. Ibu hamil sering berkemih

disebabkan oleh Rahim yang membesar menekan kandung

kemih, meningkatnya sirkulasi darah serta adanya

perubahan hormonal akan berpengaruh pada fungsi ginjal.

h) Sembelit

Sembelit dapat disebabkan oleh meningkatnya hormone

progesterone. Selain mengendur otot rahim, hormon itu

juga mengendur otot dinding usus, sehingga

memperlambat gerakan usus. Tujuannya adalah penyerapan

nutrisi untuk janin lebih sempurna.

i)Sering meludah

Sering meludah atau hipersalivasi disebabkan oleh

perubahan kadar estrogen. Temperatur basal tubuh naik.

Temperatur basal adalah suhu yang diambil dari mulut saat

bangun pagi. Temperatur itu sedikit meningkat setelah

ovulasi dan akan turun ketika mengalami haid. Maka,

jika tetap tinggi, hal itu menunjukkan kehamilan.

j) Ngidam

Tidak suka atau tidak ingin makanan tertentu

merupakan ciri khas ibu hamil. Penyebabnya adalah


28

perubahan hormon.

k) Perut ibu membesar

Setelah 3 atau 4 bulan kehamilan biasanya perut ibu

tampak cukup besar sehingga terlihat dari luar.

Kemungkinan penyebab lain tanda ini adalahibu

mengalami kanker atau pertumbuhan lain di dalam

tubuhnya atau mungkin ibu hanya menjadi lebih gemuk.

b. Kehamilan Palsu(Pseudocyesis)

Kehamilan Palsu (Pseudocyesis) adalah keyakinan bahwa

seorang wanita sedang hamil namun sebenarnya ia tidak hamil.

Wanita yang mengalami Pseudocyesis akan merasakan sebagian

besar, atau bahkan semua tanda-tanda dan gejala kehamilan.

Meskipun penyebab pastinya masih belum diketahui, dokter

menduga bahwa factor psikilogislah yang mungkin menjadi penyebab

tubuh untuk berpikir bahwa ia hamil (Sutanto& Fitriana, Asuhan

Pada Kehamilan,2020).

Kehamilan bayangan jarang terjadi dan biasanya

menimpa wanita-wanita yang berumur 30-an atau awal 40-an.

Mereka sangat menginginkan hamil dan umumnya sudah

mencoba selama bertahun-tahun. Penyakit ini juga bias menimpa

wanita muda yang terlalu berhasrat untuk hamil. Kondisi ini juga

bias terjadi pada wanita yang pernah mengalami keguguran atau

bayinya meninggal. Tanda-tanda kehamilan palsu dapat berlangsung

selama beberapa minggu, 9bulan, ataubahkan beberapa tahun.

Adapun tanda - tanda kehamilan palsu seperti, gangguan menstruasi,


29

perut bertumbuh, payudara membesar dan mengencang,

merasakan pergerakan janin, mual dan muntah, kenaikan berat

badan (Sutanto & Fitriana, AsuhanPadaKehamilan,2020).

Kadang-kadang, beberapa perubahan fisik yang umum terjadi

pada kehamilan normal, terjadi pula pada wanita, yang

mengalami kehamilan palsu,seperti rahim yang membesar dan

leher rahim yang melunak. Tes urin akan selalu memberi hasil

negatif,kecuali ada kanker langka yang memproduksi hormone yang

mirip dengan hormon kehamilan. Kondisi medis tertentu juga

dapat meniru tanda - tanda dan gejala kehamilan termasuk

kehamilan ektopik, obesitas morbid dan kanker (Sutanto & Fitriana,

Asuhan Pada Kehamilan,2020).

3. Perubahan Fisiologis Kehamilan

Selama kehamilan terjadi adaptasi anatomis, fisiologi dan

biokimia yang mencolok, banyak perubahan ini dimulai segera

setelah pembuahan dan berlanjut selama kehamilan, dan

sebagian besar terjadi sebagai respon terhadap rangsangan

fisiologi yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta. Selama

kehamilan normal, hamper semua system organ mengalami

perubahan anatomis dan fungsional. Dibawah ini akan dijelaskan

perubahan-perubahan yang terjadi salama kehamilan. (Sutanto &

Fitriana, Asuhan Pada Kehamilan, 2020).

1. SistemReproduksi

a. Uterus

Pada wanita tidak hamil, uterus normal memiliki berat sekitar 70


30

gram dan rongga berukuran 10ml atau kurang. Selama

kehamilan uterus berubah menjadi organ muscular dengan

dinding relative tipis yang mampu menampung janin, plasenta,

dan cairan amnion.

b. Serviks

Pada satu bulan setelah konsepsi, serviks sudah mulai

mengalami pelunakan dan sianosis yang signifikan.

Perubahan - perubahan ini terjadi karena peningkatan

vaskularitas dan edema serviks keseluruhan, disertai oleh

hyperplasia kelenjer servik.

c. Ovarium

Selama kehamilan,ovulasi berhenti dan pematangan folikel-

folikel baru ditunda. Biasanya hanya satu korpus luteum

yang ditemukan pada wanita hamil. Struktur ini berfungsi

maksimal selama 6-7 minggu pertama kehamilan, 4-5 minggu

pasca evolusi dan setelah itu tidak banyak berkontribusi dalam

produksi progesteron.

d. Vagina dan perineum

Selama kehamilan, terjadi peningkatan vaskularitas dan

hyperemia di kulit dan otot perineum vulva, disertai pelunakan

jaringan ikat dibawahnya. Meningkatnya vaskularitas sangat

memegaruhi vagina dan menyebabkan warnanya menjadi

keunguan.

2. Payudara
31

Pada minggu-minggu awal kehamilan, wanita sering

merasakan prestesia dannyeri payudara. Setelah bulan kedua

payudara membesar dan memperlihatkan vena – vena halus

dibawah kulit.

3. SistemEndoktrin

a. Aliran darah kekulit


Meningkatnya aliran darah kekulit selama kehamilan berfungsi

untuk mengeluarkan kelebihan panas yang terbentuk karena

meningkatnya metabolisme.

b. Dindingabdomen

Pada pertengahan kehamilan sering terbentuk alur-alur

kemerahan yang sedikit cekung dikulit abdomen, serta kadang

dikulit payudara dan paha.

c. Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi terjadi pada hamper pada 90 persen wanita.

Hiperpigmentasi biasanya lebih mencolok pada mereka yang

berkulit gelap.

d. Perubahan vascular

Angioma yang disebut vaskular spider terbentuk pada

sekitar dua pertiga wanita kulit hitam.

4. Sistem Perkemihan

a. Ginjal
Pada system kemih ditemukan sejumlah perubahan nyata akibat
kehamilan.
b. Ureter
32

Setelah keluar dari panggul, uterus bertumpu pada ureter,

menggesernya kelateral dan menekannya ditepi panggul.

c. Kandungkemih

Terjadi sedikit perubahan anatomis dikandung kemih sebelum

12 minggu.

5. SistemPencernaan

Seiring dengan kemajuan masa kehamilan, lambung dan usus

tergeser oleh uterus yang terus membesar. Karena itu temuan-

temuan fisik pada penyakit tertentu mengalami perubahan.

Apendiks, misalnya, biasanya tergeser keatas dan agak lateral

akibat uterus yang membesar. Kadang-kadang apendiks dapat

mencapai pinggang kanan.

Waktu pengosongan lambung yang diteliti dengan

menggunakan teknik absorpsi asetaminnofen, tampaknya tidak

berubah selama kehamilan dan jikadi bandingkan dengan

wanitayang tidak hamil. Namun, selama persalinan,dan terutama

setelah pemberiaan obat analgesik, waktu pengosongan

lambung mungkin memanjang secara signifikan. Akibatnya, bahaya

pada anesthesia umum untuk kelahiran adalah regustasia dan

aspirasi isi lambung yang berisi makanan atau bersifat sangat

asam.

a. Hati

Ukuran hati manusia akan membesar selama kehamilan,

hal ini tidak terjadi pada hewan. Namun aliran darah hati

meningkat secara sub stansial, demikian juga dia meter vena


33

porta.

b. Kandung empedu

Selama kehamilan normal, kontraksilitas kandungan empedu

berkurang, sehingga terjadi peningkatan volume residual.

6. Sistem Musculos keletal

Lordosis progresif adalah gambaran khas kehamilan normal.

lardosis sebagai kompensasi posisi anterior uterus yang

membesar, menggeser pusat gravitasi kembali keekstremitas

bawah.

7. Sistem Kardiovaskular

Selama kehamilan dan masa nifas, jantung dan sirkulasi

mengalami adaptasi fisiologis yang besar. Perubahan pada

fungsi jantung mulai tampak selama 8 minggu pertama

kehamilan.

8. Sistem integument

Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Jika terjadi perubahan

warna kulit, misalnya pucat hal itu menandakan anemis dan

gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma

garvidarum serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan

striae.

9. Perubahan metabolic

Sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan janin dan

plasenta, wanita hamil mengalami perubahan-perubahan metabolic

yang besar dan intens.


34

4. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Menurut Walyani, 2020 tanda dan bahaya kehamilan adalah

sebagai berikut

1. Pengertian

Tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang

menunjukkan bahwa ibu dan bayidalam keadaan bahaya.

Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, akan tetapi

kehamilan yang normal pun dapat berubah menjadi patologi.

Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

untuk menepis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian

dini adanya komplikasi atau penyakit yang mungkin terjadi

selamake hamilan, (Sutanto,2020).

2. Macam-macam tanda bahaya kehamilan

a. Perdarahan pervaginam

b. Sakit kepala yang hebat

c. Penglihatan kabur

d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

e. Keluar cairan pervaginam

f. Gerakan janin tidak terasa

g. Nyeri abdomen yang hebat

3. Tanda bahaya yang perlu segera di rujuk:


a. Keluar darah dari janin

b. Keluar air ketuban sebelum waktunya

c. Kejang

d. Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3kali dalam 1jam)
35

e. Demam tinggi

f. Nyeri perut yang hebat

g. Sakit kepala yang hebat

h. Muntah terus dan tidak bias makan pada kehamilan muda

i. Selaput kelopak mata pucat.

5. Evidence Based Nursing Kehamilan

Jurnal Dainty Maternity

Judul :” Inhalasi Lemon Mengurangi Mual Muntah pada Ibu ”


Jurnal ini menjelaskan tentang :
Mual dan muntah pada kehamilan umumnya disebut morning

sickness, dialami oleh sekitar 70-80% wanita hamil dan

merupakan fenomena yang sering terjadi pada umur kehamilan

5-12 minggu. Lemon minyak esensial (Citrus Lemon) adalah

salah satu minyak herbal yang dianggap sebagai obat yang

aman pada kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh inhalasi aromaterapi lemon terhadap morning sickness

pada ibu hamil di BPS Lia Maria SST Sukarame Bandar

Lampung Tahun 2020.Jenis penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan Pre Experimental Design dengan

bentuk One Group Pre-test and Post-test.Populasi dalam

penelitian ini adalah ibu hamil Trimester I yang mengalami

morning sickness. Teknik Sampel dengan purposive sampling.

Analisa bivariat menggunakan uji t Dependen. Dari hasil

penelitian didapatkan frekuensi mual muntah sebelum diberikan

inhalasi aromaterapi lemon diperoleh nilai rata-rata 24.67 dan


36

frekuensi mual muntah sesudah diberikan inhalasi aromaterapi

lemon diperoleh rata-rata 17.87 Ada pengaruh pemberian

inhalasi aromaterapi lemon terhadap morning sickness pada ibu

hamil dengan P-value = 0.000. Oleh karena itu disarankan bagi

ibu hamil yang mengalami mual muntah dapat menerapkan

pengobatan aromaterapi lemon untuk mengurangi mual muntah

sehingga dapat mengurangi penggunaan obat farmakologi yang

ada efek sampingnya.

D. Konsep Dasar Persalinan


1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar rahim

melalui jalan lahir atau jalan lain (Diana,2020). Persalinan

merupakan proses membuka dan menipisnya serviks

sehinggajanin dapat turun ke jalan lahir. Persalinan dan

kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dengan

adanya kontraksi rahim pada ibu. Prosedur secara ilmiah

lahirnya bayi dan plasenta dari rahim melalui proses yang

dimulai dengan terdapat kontraksi uterus yang menimbulkan

terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran mulut rahim (Irawati,

Muliani, & Arsyad, 2020).

Persalinan adalah suatu kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampirh cukup bulan

yang kemudian, disusul dengan pengeluaran placenta dan


37

selaput janin. Dalam proses persalinan dapat terjadi

perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit

pinggang dan perut bahkan sering mendapatkan kesulitan

dalam bernafas dan perubahan-perubahan psikis yaitu merasa

takut kalau apabila terjadi bahaya atas dirinya pada saat

persalinan, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang

sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang

lalu (Rinata, 2021).

2. Jenis-Jenis Persalinan

Menurut Kusuma wardani(2020), jenis-jenis persalinan

dibagi menjadi tiga, diantaranya :

a. Persalinan yang spontan adalah suatu proses persalinan

secara langsung menggunakan kekuatan ibu sendiri.

b. Persalinan buatan adalah suatu proses persalinan yang

berlangsung denganbantuan atau pertolongan dari luar,

seperti: ekstraksi forceps (vakum) atau dilakukan operasi

section caesaerea (SC).

c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang terjadi ketika bayi

sudah cukupmampu bertahan hidup diluar rahim atau siap

dilahirkan. Tetapi, dapat muncul kesulitan dalam proses

persalinan, sehingga membutuhkan bantuan rangsangan

dengan pemberian pitocin atau prostaglandin

(Kusumawardani, 2020).

3. Tanda –Tanda Persalinan

Menurut (Rosyati, 2020) tanda dan gejala persalinan


38

yaitu sebagai berikut :

a. Tanda Inpartu

1) Penipisan serta adanya pembukaan serviks

2) Kontraksi uterus yang menyebabkan berubahnya serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit).

3) Keluar cairan lendir bercampur darah melalui vagina.

b. Tanda-Tanda Persalinan

1) Ibu merasa ingin meneran atau menahan napas

bersamaan denganterjadinya kontraksi.

2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada bagian

rectum danvagina.

3) Perineum mulai menonjol.

4) Vagina dan sfingter ani mulai membuka.

5) Pengeluaran lendir yang bercampur darah semakin

meningkat

4. Fase-Fase Dalam Persalinan

a. Fase Persalinan Kala I

Menurut Girsang beberapa jam terakhir dalam kehamilan

ditandai adanyakontraksi uterus yang menyebabkan

penipisan, dilatasi serviks, danmendorong janin keluar

melalui jalan lahir normal. Persalinan kala satudisebut juga

sebagai proses pembukaan yang dimulai dari pembukaan

nol sampai pembukaan lengkap (10cm) (Girsang, 2020).

Kala saru persalinan terdiri dari 2 fase yaitu sebagai

berikut :
39

1) Fase Laten

Fase laten dimulai dari permulaan kontraksi uterus

yang regular sampai terjadi dilatasi serviks yang

mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase ini berlangsung

selama kurang lebih 6 jam. Pada fase ini dapat

terjadi perpanjangan apabila ada ibu yang

mendapatkan analgesic atau sedasi berat selama

persalinan. Pada fase ini terjadi akan terjadi ketidak

nyamanan akibat nyeri yang berlangsung secara terus-

menerus.

2) Fase Aktif

Selama fase aktif persalinan, dilatasi serviks terjadi

lebih cepat, dimulai dariakhir fase laten dan berakhir

dengan dilatasi serviks dengan diameter kurang lebih 4

cm sampai dengan 10 cm. Pada kondisi ini

merupakan kondisi yang sangat sulit karena

kebanyakan ibu merasakan ketidak nyamanan yang

berlebih yang disertai kecemasan dan kegelisahan

untuk menuju proses melahirkan.

b. Fase Persalinan Kala II

Kala dua disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai

dari pembukaan lengkap (10 cm) hingga bayi lahir. Proses

ini berlangsung selama kurang lebih 2 jam pada ibu

primigravida dan kurang lebih 1 jam pada ibu multigravida.

Adapun tanda dan gejala yang muncul pada kala dua


40

adalah sebagai berikut: a) Kontraksi (his) semakin kuat,

dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50-100 detik; b)

Menjelang akhir kala satu, ketuban akan pecah yang

ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak dan

tidak bisa dikontrol; c) Ketuban pecah pada pembukaan

yang dideteksi lengkap dengan diikuti rasa ingin mengejan;

d) Kontraksi dan mengejan akan membuat kepala bayi

lebih terdorong menuju jalan lahir, sehingga kepala mulai

muncul kepermukaan jalan lahir, sub occiput akan

bertindak sebagai hipomoklion, kemudian bayi lahir secara

berurutan dari ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka, dan

seluruhnya.

c. Fase Persalinan Kala III

Kala tiga disebut juga kala persalinan plasenta. Lahirnya

plasenta dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-

tanda sebagai berikut: a) Uterus menjadi bundar; b) Uterus

terdorong keatas karena plasenta dilepas kesegmen bawah

Rahim; c) Tali pusat bertambah panjang; d) Terjadi

perdarahan (adanya semburan darah secara tiba-tiba); e)

Biasanya plasentaakan lepas dalam waktu kurang lebih 6-

15 menit setelah bayi lahir.

d. Fase Persalinan Kala IV

Kala empat adalah kala pengawasan selama 1 jam

setelah bayi dan plasenta lahir yang bertujuan untuk

mengobservasi persalinan terutama mengamati keadaan ibu


41

terhadap bahaya perdarahan postpartum. Pada kondisi

normal tidak terjadi perdarahan pada daerah vagina atau

organ setelah melahirkan plasenta.

5. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut (Saragih, 2020), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses persalinan normal yang dikenal dengan

istilah 5P, yaitu: Power, Passage, Passenger, Psikis ibu

bersalin, dan Penolong persalinan yang dijelaskan dalam

uraian berikut :

a. Power (tenaga)

Power (tenaga) merupakan kekuatan yang mendorong

janin untuk lahir. Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari

2 jenis tenaga, yaitu primer dan sekunder.

1) Primer

Berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang

berlangsung sejak muncul tanda-tanda persalinan

hingga pembukaan lengkap.

2) Sekunder

Usaha ibu untuk mengejan yang dibutuhkan setelah

pembukaan lengkap.

b. Passanger (janin)

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah

faktor janin, yang meliputi berat janin, letak janin, posisi

sikap janin (habilitus), serta jumlah janin. Pada persalinan

normal yang berkaitan dengan passenger antara lain: janin


42

bersikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki

berada dalam keadaan fleksi, dan lengan bersilang di

dada. Taksiran berat janin normal adalah 2500-3500 gram

dan DJJ normal yaitu 120-160 x/menit

c. Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang

padat, dasar panggul,vagina dan introitus vagina (lubang

luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-

lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya

bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses

persalinan. Oleh karenaitu, ukuran dan bentuk panggul

harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

d. Psikis ibu bersalin

Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang

menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Pada umumnya

persalinan dianggap hal yang menakutkan karena disertai

nyeri hebat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik

dan mental yang mengancam jiwa. Nyeri merupakan

fenomena yang subjektif, sehingga keluhan nyeri

persalinan setiap wanita tidak akan sama, bahkan pada

wanita yang samapun tingkat nyeri persalinannya

tidakakan sama dengan nyeri persalinan yang

sebelumnya. Sehingga persiapan psikologis sangat penting

dalam menjalani persalinan. Jika seorang ibu sudahsiap

dan memahami proses persalinan maka ibu akan mudah


43

bekerjsama dengan petugas kesehatan yang akan

menolong persalinannya.

Dalam proses persalinan normal, pemeran utamanya

adalah ibu yang disertai dengan perjuangan dan

upayanya. Sehingga ibu harus meyakini bahwa iamampu

menjalani proses persalinan dengan lancar. Karena jika

ibu sudah mempunyai keyakinan positif maka keyakinan

tersebut akan menjadi kekuatan yang sangat besar saat

berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya, jikaibu tidak

semangat atau mengalami ketakutan yang berlebih maka

akan membuat proses persalinan menjadi sulit.

e. Penolong persalinan

Orang yang berperan sebagai penolong persalinan adalah

petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dalam

menolong persalinan, antara lain: dokter,bidan, perawat

maternitas dan petugas kesehatan yang mempunyai

kompetensi dalam pertolongan persalinan, menangani

kegawataruratan serta melakukan rujukan jika diperlukan.

Petugas kesehatan yang memberi pertolongan persalinan

dapat menggunakan alat pelindung diri, serta

melakukan cuci tangan untuk mencegah terjadinya

penularan infeksi daripasien. Pemanfaatan pertolongan

persalinan oleh tenaga professional di masyarakat masih

sangat rendah dibandingkan dengan target yang

diharapkan. Pemilihan penolong persalinan merupakan


44

faktor yang menentukan terlaksananya proses persalinan

yang aman (Nurhapipa, 2021).

6. Asuhan Persalinan Normal

Pengertian asuhan persalinan normal (APN) adalah asuhan

yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu

mulai dari kala I sampai dengan kala IVdan upaya

pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca

persalinan, hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir

(JNPK-KR,2020).

a. Asuhan Persalinan Kala I

1) Pengkajian

Tujuan dari pengkajian adalah mengumpulkan informasi

tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan.

Informasi ini akan digunakan dalam proses membuat

keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan

mengembangkan rencana asuhan perawatan yang sesuai.

2) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik bertujuan untuk menilai kondisi

kesehatan ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik

ibu bersalin.

3) Pemeriksaan abdomen

Adapun tujuan pemeriksaan abdomen pada kala I adalah

;menentukan tinggifundus uteri (TFU), memantu kontraksi

uterus, memantau denyut jantung janin(DJJ), menentukan


45

presentasi, menentukan penurunan bagian terbawah janin.

4) Pemeriksaaan dalam

Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan dilatasi

serviks, penipisan serviks, kondisi ketuban, presentasi janin,

penurunan dan bagian-bagian janin.

5) Pencatatan dengan partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan

kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan

klinik (JNPK-KR,2020).

a) Informasi tentang ibu meliputi ; nama pasien, riwayat

kehaamilan, riwayat persalinan, nomor register pasien,

tanggal dan waktu kedatangan mulai dirawat, waktu

pecah ketuban.

b) Kesehatan dan kenyamanan janin, hasil pemeriksaan

DJJ, warna dan adanya air ketuban setiap kali

melakukan pemeriksaan dalam, molase atau penyusupan

tulang kepala janin.

c) Kemajuan persalinan ; pembukaan serviks, pencatatan

penurunan bagian terbawah atau persentasi janin.

d) Pencatatan jam dan waktu meliputi; waktunya mulai

fase aktif, waktu actual saat pemeriksaan, kontraksi

uetrus, obat-obatan dan cairan IV yang diberikan.

e) Kesehatan dan kenyamanan ibu meliputi; nadi, suhu

tubuh, tekanan darah,volume urine, protein dan aseton

urine.
46

f) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya,

dengan mencatat semuaasuhan lain meliputi; jumlah

cairan per oral, kemungkinan penyulit serta tanda

bahaya dan upaya rujukan.

b. Asuhan Persalinan Kala II

Asuhan persalinan pada Kala II meliputi :

1) Pengkajian dan pemeriksaan fisik dilakukan pada

kala II untuk mengetahui apakah sudah masuk kala

II dan apakah ada komplikasi yang mengindikasikan

untuk merujuk.

2) Interpretasi data dasar, melakukan indentifiksi

masalah atau diagnose berdasarkan data yang

terkumpul dan interpretasi data yang benar.

3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan

mengantisipasi penangananya.

4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

baik oleh bidan maupun dokter dan atau melakukan

konsultasi, kolaborasi dengan tenanaga kesehatan

lain berdasarkan kondisi klien.

c. Asuhan Persalinan Kala III

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin

kala III adalah; palpasi uterus untuk menentukan apakah

ada bayi kedua, menilai bayi baru lahir (BBL) apakah


47

stabil, jika tidak rawat segera.

d. Asuhan Persalinan Kala IV

Asuhan kebidanan pada kala IV yaitu :

1) Lakukan massase uterus untuk merangsang kontraksi

uterus agar dapat berkontraksi dengan baik

2) Evaluasi tinggi fundus uteri dengan meletakkan jari

tangan secara melintang dengan pusat sebagai

patokan

3) Memperkirakan kehilangan darah

4) Periksa kemungkinan adanya robekan (lasersi dan

epsiotomi) perineum

5) Evaluasi keadaan umum ibu

6) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama

persalinan kala II dibagian belakang partograf, segera

setelah asuhan diberikan atau sesudahpenilaian

dilakukan (JNPK-KR, 2020)

7. Evidence Based Nursing Persalinan

Judul :“Teknik relaksasi nifas dalam dalam proses persalinan”

Tahun : 2021

Artikel dari: Hasil Penelitian (Stikes Ahmad Yani)

Dalam artikel ini menjelaskan tentang :

Nyeri selama persalinan merupakan tanda untuk

memberitahu bahwa ibu telah memasuki tahapan proses

persalinan. Sehingga ibu akan mengalami nyeri pada saat


48

proses persalinannya dan menimbulkan ketakutan, yang

mengakibatkan rasa tegang, kepanikan serta merupakan suatu

sumber stres bagi ibu bersalin. Stres dapat merangsang hormon

seperti katekolamin dan hormon adrenalin keluar berlebihan

yang mengakibatkan uterus akan menjadi semakin tegang

sehingga aliran darah dan oksigen kedalam otot uterus

berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya

adalah rasa nyeri yang terelakan dan mengurangi pasokan

oksigen ke janin.

Menurut American Pregnancy Assiciation, relaksasi dapat

digunakan selama kehamilan untuk mempersiapkan seorang ibu

dalam menghadapi persalinnya. Relaksasi ini adalah salah satu

cara untuk mencoba mengatasi sejumlah isu mulai dari rasa

ketakutan dan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan

kehamilan. Untuk kemungkinan mengurangi atau menghilangkan

rasa sakit selama persalinan dengan cara menggunakan metode

“hynopsys”.

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara

untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara

nonfarmakologi. Dengan menarik nafas dalam-dalam pada saat

ada kontraksi dengan menggunakan pernafasan dada melalui

hidung akan mengalirkan oksigen kedarah yang kemudian

dialirkan keseluruh tubuh sehingga ibu bersalin akan merasakan

rileks dan nyaman karena tubuh akan mengeluarkan hormon


49

endorphin yang merupakan penghilang rasa sakit yang alami

didalam tubuh.(W, 2015).

Berdasarkan data dari berbagai literatur review pada

point hasil dan pembahsan dapat disimpulkan bahwa penerapan

teknik relaksasi pada saat proses persalinan sangat penting dan

memberikan keuntungan bagi ibu yang akan menjalani proses

persalinan. Pada kala I persalinan, teknik relaksasi pernapasan

dapat memperbaiki relaksasi otot-otot abdomen dan denngan

demikian meningkat ukuran rongga abdomen. Keadaan ini

mengurangi friksi/gesekan dan rasa nyeri antara Rahim dan

dinding abdomen.

E. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 -

4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada

kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. Pada waktu

kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi pada tubuh

bayi baru lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan

pemantauan ketat untuk menentukan bagaimana ia membuat suatu

transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru

lahir juga membutuhkan perawatan yangdapat meningkatkan

kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil. Adaptasi

neonatal (bayi baru lahir) merupakan proses penyesuaian


50

fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan

di luar uterus (Rahardjo dan Marmi, 2015).

Menurut Wahyuni (2020) Bayi baru lahir (BBL) normal

adalah bayiyang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu dan berat badanlahir dari 2500 gram sampai dengan

4000 gram. Menurut Saifuddin (2020)neonatus adalah suatu

keadaan di mana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37-42

minggu, lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara

spontan tanpa gangguan, menangis kuat, napas secara spontan

danteratur, berat badan antara 2500-4000 gram serta harus

dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke

kehidupan ekstrauterine.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan

pengertianbayi baru lahir adalah bayi yang lahir saat umur

kehamilan 37-42 minggu,dengan berat lahir 2500-4000 gram dan

harus dapat menyesuaikan diri darikehidupan intrauterine ke

kehidupan ekstrauterine

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur

12 bulan, namun tidakada batasan yang pasti. Menurut psikologi,

bayi adalah periode perkembangan yang panjang dari kelahiran

hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan tidak hanya diberikan kepada

ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL).

Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu,

tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil


51

kehamilan (Bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat

dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan

juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan

yang segera, aman, danbersih untuk BBL merupakan bagian

esensial asuhan BBL.Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang

dilahirkan setelah usia kehamilan genap mencapai 37 minggu

dan sebelum usia kehamilan genap mencapai 41 minggu

(Williamson, 2020).

Neonatal adalah periode yang paling rentan untuk bayi

yang sedang menyempurnakan penyesuaian fisiologis yang

dibutuhkan pada kehidupan ekstrauterin. Tingkat morbiditas dan

mortalitas neonatus yang tinggi membuktikan kerentanan hidup

selama periode ini. Transisi kehidupan bayi dari intrauterin ke

ekstrauterin memerlukan banyak perubahan biokimia dan

fisiologis. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang

berhubungan dengan kegagalan penyesuaian yang disebabkan

Asfiksia, Prematuritas, kelainan kongenital yang serius, infeksi

penyakit, atau pengaruh dari persalinan.10 Masalah pada

neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi

pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian

tetapi penyebab kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat dari

buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang

memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan bersih,

dan kurangnya Perawatan Bayi Baru Lahir. Neonatus adalah bayi


52

baru lahir yang berusia 0 sampai dengan 28 hari (WorldHealth

Organization, 2015). Ciri-ciri bayi baru lahir yang sehat adalah

bayibergerak aktif, berat lahir sekitar 2,5 sampai 4 kg, memiliki

warna kulit yang kemerahan, segera menangis ketika lahir,

memiliki suhu tubuh normal yaitu 36.5°C-37.5°C, dan bayi dapat

menghisap Asi dengan adekuat (Depkes, Maltezouet al., 2020).

2. Ciri-ciri Bayi Normal

a. Berat badan 2500-4000 gram.

b. Panjang badan lahir 48-52 cm.

c. Lingkar dada 30-38 cm.

d. Lingkar kepala 33-35 cm.

e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit,

kemudian menurun sampai 120-140×/menit.

f. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit,

kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40×menit.

g. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan sub kutan

yang cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa, kuku

panjang.

h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna

i. Genitalia: labia mayora sudah menutupi labia minora (pada

perempuan),

Testis sudah turun (pada laki-laki).

j. Eliminasi baik : urine dan mekonium akan keluar dalam 24


53

jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

Menurut Dewi (2020) Beberapa refleks pada bayi di antaranya:

a. Refleks Mengisap

Benda menyentuh bibir disertai refleks meneln. Tekanan pada

mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul isapan

yang kuat dan cepat. Bisa dilihat saat bayi menyusu.

b. Refleks Mencari

Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi, misalnya:

mengusap pipi bayi dengan lembut, bayi menolehkan kepalanya

kearah jari kita dan membuka mulutnya.

c. Refleks Genggam

Letakan jari pada palmar, tekanan dengan gentle, normalnya

bayi akan menggenggam dengan kuat. Jika telapak tangan bayi

ditekan bayi mengepalkan.

d. Refleks gores jari-jari kaki

Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak

kaki ke arah atas kemudian gerakan jari sepanjang telapak

kaki. Bayi akan menunjukan respon berupa semua jari kaki

hyperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi.

e. Refleks morro

Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-

tiba digerakan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan

f. Refleks Tonik Leher “Fencing”


54

Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan akan

ekstensi, dan ekstremitas yang berlawanan akan fleksi bila

kepala bayi ditolehkan ke satu sisi selagi istrirahat.

3. Klasifikasi Berat Badan Lahir

Klasifikasi bayi menurut masa gestasi dan umur

kehamilan adalah bayi kurang bulan, bayi cukup bulan dan bayi

lebih bulan. Berat lahir adalah berat bayiyang ditimbang dalam

jangka waktu 1 jam pertama setelah lahir. Klasifikasi menurut

berat lahir adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat

lahir <2500 gram, bayi berat lahir normal dengan berat lahir

2500-4000 gram dan bayi berat lahir lebih dengan berat badan >

4000 gram (Sylviati, 2008). Klasifikasi bayi

Menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok yaitu

bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang

dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan

masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42

minggu (259 -293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi

dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (Sylviati,

2008). Dari pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat

dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Bayi kurang bulan (Prematur Murni)

Bayi yang dilahirkan dengan umur kehamilan kurang dari 37

minggu, dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat

badan untuk masa kehamilan,atau biasa disebut neonatus

kurang bulan sesuai masa kehamilan.


55

b. Bayi kecil masa kehamilan (KMK)

Bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari

presentil 10 kurva pertumbuhan janin. Sedangkan bayi dengan

berat lahir kurang dari1500 gram disebut bayi berat lahir

sangat rendah (BBLSR)

4. Masalah-Masalah Utama Pada Bayi Baru Lahir

a. Muntah Atau Gumoh

Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya

isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian

besar atauseluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama

makanan masuk kedalam lambung. Gumoh adalah keluarnya

kembali susu yang telah ditelan ketika ataubeberapa saat

setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan

jumlahnya hanya sedikit.

b. Kembung

Kembung adalah salah satu kondisi yang ditandai saat perut

sedang merasa penuh serta terasa kencang dan kondisi

seperti ini biasanya disertai juga dengan gejala buang gas

atau kentut dengan berlebihan sendawa, danjuga merasakan

gejolak didalam perut.

c. Konstipasi Atau Obstipasi

Konstipasi/ sembelita adalah keadaan dimana anak jarang

sekalibuang air besar dan kalau buang air besar keras.

d. Diare
56

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih

per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau

tanpa lendir dan darahyang terjadi pada bayi dan anak yang

sebelumnya tampak sehat.

e. Dermatitis Atopik (Eksim Susu)

Dermatitis atopik adalah penyakit kulit tersering pada bayi dan

anak,sering kambuh, diturun kan dalam keluarga, tidak

menular dan merupakanpertanda timbulnya asma.

f. Diaper Rash (Ruam Popok)

Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah

yangtertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur,

bokong, lipatanpaha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-

bercak iritasi kemerahan,kadang menebal dan bernanah.

g. Miliariasis Atau Biang Keringat

Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan

kemerahan,disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul

akibat keringatberlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar

keringat yaitu di dahi, leher,bagian yang tertutup pakaian

(dada, punggung), tempat yang mengalamitekanan atau

gesekan pakaian dan juga kepala.

h. Dermatitis Seboroik (Cradle Cap)

Dermatitis Seboroik adalah penyakit inflamasi kronik yang

berhubungan dengan kelenjar sebaseus. Dermatitis seboroik

jugamerupakan kerak pada kulit kepala bayi yang disebabkan


57

oleh vernixkaseosa yang tidak bersih dan dapat terinfeksi

staphylococcus.

i. Bercak Mongol

Bercak mongol adalah bercak kebiruan, kehitaman atau

kecoklatanyang lebar, difus, terdapat didaerah bokong atau

lumbosakral yang akanmenghilang setelah beberapa bulan atau

tahun.

j. Hemagioma (Tumor Jinak Di Kulit)

Hemagioma adalah tumor jinak atau hamartoma /gumpalan

yangterjadi akibat gangguan pada perkembangan dan

pembentukan pembuluhdarah dan dapat terjadi disegala organ

seperti hati, limfa, otak, tulang dankulit.

k. Furunkel Atau Bisul

Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh

staphylococcus

profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan

letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak

dan lain-lain.

l. Kandisosis Atau Moniliasis Atau Oral Trush

Oral trushadalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui

jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi

didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih

yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat

dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke


58

saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat

dalam.

m. Ikterus Fisiologis

Ikterus fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam

darah dalam satu minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke

2-3 dan puncaknya di hari ke 5-7, kemudian akan menurun

pada hari ke 10-14, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/ddl

pada bayi atterm dan < 12 mg/dlpada bayi permatur.

Keadaan ini masih dalam batas normal.

5. Penanganan Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang

diberikan pada bayitersebut selama jam pertama setelah kelahiran.

Aspek-aspek penting dari asuhansegera bayi baru lahir.

a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat.

b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya

sesegera mungkin

c. Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian

sepintas.

d. Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat,

bayi bergerak aktif,warna kulit kemerahan) letakkan bayi

dengan handuk diatas perut ibu.

e. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari

wajah bayi untukmencegah jalan udaranya terhalang. Periksa

ulang pernapasan bayi (sebagianbesar bayi akan menangis

atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelahlahir).


59

f. Dan nilai APGAR SKOR nya, jika bayi bernafas megap-megap

atau lemahmaka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru

lahir.

6. Penyakit pada Bayi Baru Lahir

a. Tetanus Neonatorum

Penyakit Tetanus Neonatorum adalah penyakit toksemik

akutdan fatal yang terjadi pada neonatus (Bayi berusia kurang

dari 28 hari)yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu

bakteri yangmengeluarkan toksin dan menyerang sistem saraf

pusat dengan tanda utama spasme tanpa gangguan kesadaran.

Spora bakteri Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh

bayimelalui tali pusat, yang dapat terjadi pada saat

pemotongan tali pusatketika bayi lahir maupun pada saat

perawatannya sebelum puput( terlepasnya tali pusat). Masa

inkubasi 3 – 28 hari, dengan rata-rata 6hari

b. Sindrom Gawat Napas (Respiratory Distress Syndrome)

Sindrom gawat napas dikenal juga sebagai penyakit

membranhialin, hampir terjadi sebagian besar pada bayi

kurang bulan. Gangguan napas dapat mengakibatkan gagal

napas akut yang mengakibatkan hipoksemia dan hipoventilasi.

Angka kejadian berhubungan dengan umur gestasi dan berat

badan. Faktor predisposisi terjadinya sindrom gawat napas

pada bayi prematur disebabkan oleh alveoli masih kecil

sehingga sulit berkembang. Pengembangan kurang sempurna

karena dinding thorax masih lemah, produksi surfaktan kurang


60

sempurna. Kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps pada

alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku.

c. Asfiksia Neonatorum

Asfiksia Neonatorum adalah kegawatdaruratan bayi baru lahir

dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur,

sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan

CO2.14,21 Bila prosesini berlanjut terlalu jauh dapat

mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.Asfiksia juga

dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya. Kegagalan

pernapasan pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

di antaranya adalah hipoksia yang terjadi pada ibu yang

dapat menimbulkan hipoksia pada janin. Gangguan aliran darah

uterus,sehingga berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta,

demikian pula ke janin.

d. Sepsis Neonatorum

Sepsis Neonatorum adalah sindrom klinis yang terjadi akibat

invasi mikroorganisme ke dalam aliran darah, dan timbul pada

satubulan pertama kehidupan.15 Sepsis Neonatorum paling

sering disebabkan oleh Streptococcus Grup kemudian

organisme entericgram-negatif, khususnya Escherichia coli.

Listeria monocytogenes, Staphylococcus, dan Haemophilus

influenzae. Sepsis neonatorum dibedakan atas 2, yaitu Sepsis

Neonatorum Awitan Dini (SNAD) dan Sepsis Neonatorum

Awitan Lambat (SNAL). SNAD terjadi pada masa <72 jam

setelah dilahirkan. Infeksi terjadi secara vertikal disebabkan


61

penyakit ibu atau infeksi yang diderita ibu selama masa

persalinan ataukelahiran. sedangkan SNAL, terjadi pada masa

>72 jam setelah kelahiran. Infeksi berasal dari lingkungan

sekitar, atau infeksi karenakuman nosokomial.

7. Asuhan bayi baru lahir

a. Jagalah bayi tetap kering dan hangat

Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan kontak antara kulit

bayi dengan kulit ibu, ganti handuk atau kain yang basah

dan bungkus bayi dengan selimut dan memastikan bahwa

kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah

keluarnya panas tubuh, pastikan bayi tetap hangat dengan

memeriksa telapak bayi 15 menit dan bila suhu bayi <

36,50 C segera hangatkan bayi.

b. Kontak dini antar ibu dan bayi

Kehangatan mempertahankan panas yang benar pada bayi

baru lahir, ikatan batin dan pemberian ASI untuk menyusui

bayinya.

c. Pemeriksaan fisik

Bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat

kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian bayi baru

lahir terjadi pada 24 jam kehidupan, sehingga jika bayi

lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap

tinggal.

d. Pencegahan infeksi mata

Salep atau tetes mata diberikan segera setelah IMD (1


62

jam setelah lahir). Pencegahan infeksi mata dianjurkan

menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1%

e. Pemberian imunisasi Hepatitis

Penularan hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi

secara vertical dan horisontal. Dengan demikian bayi harus

diimunisasi sedini mungkin.

f. Pemberian ASI

Semakin sering bayi mengisap puting susu maka akan

semakin banyak prolaktin dan ASI.

8. Manfaat Pemberian ASI


Beberapamanfaat pemberian ASI antara lain:

a. Manfaat ASI bagi bayi

1) Dapat memulai kehidupannya dengan baik

Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat

badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode

perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

2) Mengandung antibody

Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung

kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi

pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan

jamur.

3) ASI mengandung komposisi yang tepat

Dimaksud dengan ASI mengandung komposisi yang tepat

adalah karena ASI berasal dari berbagai bahan makanan

yang baik untuk bayi terdiridari proporsi yang seimbang


63

dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk

kehidupan 6 bulan pertama.

4) Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya

ikatan antara ibu dan bayi.

Hormon dalam ASI dapat memberikan rasa kantuk dan rasa

nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan bayi.

5) Terhindar dari alergi

ASI tidak menimbulkan efek alergi. Pemberian protein asing

yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi

kemungkinan alergi.

6) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang

mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak

sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Ekslusif akan

tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang

sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari

kerusakan sel-sel saraf.

7) Membantu perkembangan rahang. (Wulandari,2021).

b. ManfaatASIbagiibu

1) Aspekkontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada putting susu ibu merangsang ujung

saraf sensorik, sehingga postanterior hipofise mengeluarkan

prolaktin.

2) Aspek kesehatan ibu


64

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya

oksitosin oleh kelenjar hipofisis .Oksitosin membantu involusi

uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca

persalinan.

3) Aspek penurunan berat badan

Ibu yang menyusui ekslusif ternyata lebih mudah dan lebih

cepat kembali keberat badan semula seperti sebelum hamil.

4) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan bukan hanya manfaat

untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga

dan diperlukan, rasa dibutuhkan oleh semua manusia.

c. Manfaat ASI bagi keluarga

1) Aspekekonomi

Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi

pengeluaran keluarga.ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana

yang seharusnya digunakan

untukmembelisusuformuladapatdipergunakanuntuk keperluan

lain.

2) Aspekpsikologi

Kebahagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih

jarang, sehinggasuasana kejiwaan ibu baik dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

3) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana

saja dan kapan saja.


65

d. Manfaat ASI bagi negara

1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.

Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam

ASI menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian

anak menurun.

2) Menghemat devisa negara.

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan Nasional. Jika

semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa

negara sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai

untuk membeli susu formula.

3) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi rumah sakit akan berkurang, karena rawat gabung akan

memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi

persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya

yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.

4) Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara

optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan

terjamin, (Wulandari,2021).

9. Evidence Based Nursing Bayi Baru Lahir

Peneliti : Gebby Febrina

Judul :” Penggunaan Kassa Kering Steril pada Perawatan Tali


Pusat Terhadap Bayi Baru Lahir”
Tahun : 2022
Jurnal dari : Hasil Penelitian
Artikel ini menjelaskan tentang :
66

Perawatan tali pusat prinsipnya menjaga kondisi tali pusat tetap

kering, tidak lembab dan bersih. Oleh karena itu dianjurkan

untuk tidak memberikan bahan apapun pada tali pusat, cukup

membersihkan dan membalut dengan kasa kering steril. Tujuan

penelitian untuk mengetahui pengaruh perawatan tali pusat

dengan tehnik kasa kering steril dan kasa alkohol 70%

terhadap pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir di wilayah

kerja Puskesmas Sumbersari Saradan Kab. Madiun. Desain

yang digunakan yaitu korelasional. Sampel berjumlah 48

responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental

Sampling. Analisa data menggunakan uji Mann Whitney dengan

signifikansi α (0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

seluruh (100%) responden 24 mengalami pelepasan tali pusat

secara normal (5 – 7 hari) setelah dilakukan perawatan tali

pusat menggunakan kasa kering steril. Seluruh responden

(100%) mengalami pelepasan tali pusat secara lambat (>7 hari)

setelah dilakukan perawatan tali pusat menggunakan kasa

alkohol 70 %. Hasil uji Mann Whitney diperoleh p value =

0,000 ≤ α = 0,05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Ada

pengaruh perawatan tali pusat dengan

menggunakan kasa kering steril terhadap pelepasan tali pusat

pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari

Saradan Kab. Madiun.


67

F. Konsep Dasar Nifas

1. PengertianNifas

Masa Nifas (puerperium) merupakan masa dimulai setelah

kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti

semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau

kurang lebih 40 hari, (Sutanto,2020).

2. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

1. InvolusiUterus

Setelah plasenta lepas, otot rahim akan berkontraksi atau

mengerut (involusiuteru), sehingga pembuluh darah terjepit dan

perdarahan berhenti.

Tabel Involusi Uteri Uterus

InvolusiUteri TinggiFundus Berat Diameter


Uteri Uteri Uteri
Plasentalahir SetinggiPusat 1000 Gram 12,5cm

pertengahan
7 hari (minggu 1) 500 gram 7,5cm
pusat dansimpisis

14hari (minggu2) Tidakteraba 350 gram 5cm

6 minggu Normal 60 gram 2,5cm

Sumber :Wulandari, 2021.Asuhan Kebidanan Nifas, Yogyakarta

1) Involusi Tempat Plasenta

Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang

kasar dan masuk ke dalam kavum uteri. Segera setelah

plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir

minggu ke- 2 hanya sebesar 3 - 4 cm dan pada akhir nifas


68

1 – 2 cm.

2) Perubahan Ligamen

Setelah bayi lahir, ligament dan diafragma pelvisfasia yang

meregang sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali

seperti sVedia kala.

3) Perubahan Pada Serviks

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor,

dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri

berkontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga

perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin.

4) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas

dan mempunyai reaksi basa/ alkalis yang membuat

organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam

yang ada pada vagina normal.

2. Vulva,Vagina,dan Perineum

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami

penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari

persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor,

(Sutanto,2020).

3. Tahapan Masa Nifas

1. Puerperium dini

Puerperium dini yaitu masa pemulihan, yakni saat-saat ibu

dibolehkan berdiri dan berjalan.

2. Puerperium intermedial
69

Puerperium intermedial yaitu masa pemulihan menyeluruh dari

organ-organ genital yangl amanya 6-8 minggu.

3. RemotePuerperium

Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

kembali dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau

memiliki komplikasi (Sutanto,2020)

4. KebutuhanDasarIbu Nifas

1. Gizi

Anjuranbagiibu nifas:

a. Makan dengan diet seimbang, cukup karbohidrat, protein,

lemak, vitamin dan mineral.

b. Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori/hari

pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori/hari dan

tahun kedua 400kalori/ hari. Jadi jumlah kalori tersebut

adalah tambahan dari kebutuhan kalori perhari.

c. Mengkonsumsi vitaminA. Pemberian vitamin A dalam bentuk

suplementasi dapat meningkatkan kualitas ASI,

meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan

kelangsungan hidup anak. Pada bulan-bulan pertama

kehidupan bayi bergantung pada vitamin A yang

terkandung dalam ASI.

2. Kebersihan diri dan bayi

a. Kebersihan diri

1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh.


70

2. Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin

dengan sabun dan air.

3. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setiap kali

mandi, BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam

supaya ganti pembalut.

4. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan

air sebelum menyentuh daerah kelamin.

5. Anjurkan ibu tidak sering menyentuh luka episiotomy dan

laserasi.

b. Kebersihan bayi

Hal –hal yang perlu dijelaskan pada ibu nifas agar bayi tetap

terjaga kebersihannya:

i. Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah hipotermi

ii. Mandikan bayi 2 kali sehari tiap pagi dan sore.

iii. Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali basah

atau kotor karena BAB/BAK.

iv. Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu

bersih dan kering.

v. Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat karena

ini adalah tempat tinggal bayi.

vi. Menjaga alat apa saja yang dipakai bayi agar selalu bersih

c. Istirahat dan tidur

i. Istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan.

ii. Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.

iii. Kembali kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan.


71

iv. Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyedi

akan waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan

malam 7-8 jam.

v. Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat:

Mengurangi jumlah ASI Memperlambat involusi, yang

akhirnya bisa menyebabkan perdarahan.

d. Depresi.

Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari

pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang

kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang

dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu

e. Eliminasi

i. Buang air kecil (BAK)

 Dalam enam jam ibu nifas harus sudah bias BAK

spontan, kebanyakan ibu bias berkemih spontan dalam

waktu 8 jam.

 Urin dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam

waktu 12-36 jam setelah melahirkan

ii. Buangair besar (BAB)

 BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena oedema

persalinan, diit cairan, obat-obatan analgetik, dan

perineum yang sangat sakit.

 Bila lebih dari tiga hari belum BAB bias diberikan

Ambulasi secara dini dan teratur akan membantu

dalam regulasi BAB.


72

 Asupan cairan yang adekuat sangat dianjurkan

(Sutanto,2020)

5. Evidence Based Nursing Bayi Baru Lahir

Peneliti: Indah Sari Ridwan

Judul :” Edukasi Penanganan Bendungan ASI pada Ibu

PostPartum”

Tahun : 2021

Jurnal dari: Hasil Penelitian Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Artikel ini menjelaskan tentang :

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Masa ini merupakan periode kritis baik bagi ibu

maupun bayinya maka perlu diperhatikan. Salah satu masalah

pada masa nifas adalah bendungan ASI. Bendungan ASI dapat

mengganggu kenyamanan ibu masa nifas dan menghalangi

efektifitas ASI Eksklusif. Peran penting dalam susksesnya

pemberian ASI Eksklusif adalah upaya pencegahan terjadinya

bendungan ASI pada ibu postpartum yaitu dengan memperdayakan

ibu postpartum untuk memperhatikan teknik menyusui yang baik

dan benar. Dengan pemberian pengetahuan kepada ibu postpartum

tentang penanganan bendungan ASI yang tepat maka diharapkan

ibu dapat merubah perilaku untuk mengutamakan pemberian ASI

eksklusif dengan tepat. Metode dalam pengabdian masyarakat ini

menggunakan komunikasi interaktif edukasi dan pelatihan secara

langsung kepada dengan 20 Partisipan ibu postpartum di Klinik


73

Nana Diana Helvetia Medan. Hasil dari kegiatan pengabdian

masyarakat ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan dari mean

rata–rata 36,2 meningkat menjadi 65,07. Kesimpulan ada

peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu tentang penanganan

bendungan ASI setelah dilakukan Edukasi di Klinik Nana Diana

Helvetia Medan tahun 2021.

G. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


6. Pengertian

Menurut World Health Organisation (WHO) expert

committee 2020: keluarga berencana adalah tindakan yang

membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan

yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang

sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,

mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur

suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun

1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan

(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk

menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

kontrasepsi.

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai


74

suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian

rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta

keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang

kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat

diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk

mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

7. Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

a. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan,

menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan

kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta

menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

b. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan

yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum

juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk

tercapainya keluarga bahagia.

c. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja

atau pasangan yang akan menikah dengan harapan

bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk

keluarga yang bahagia dan berkualitas.

d. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma

Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk


75

keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu

keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,

pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi

ekonomi.

e. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat

kontrasepsi.

f. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

8. Manfaat Keluarga Berencana

a. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka

sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin

hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda

kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah

melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi

perempuan dan bayi mereka.

b. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko

memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin

menderita kondisi medis yang serius atau meninggal

selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung

memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat

badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian

ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang

tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan.

Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang

di mana cakupan kontrasepsi rendah.


76

c. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial,

mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka

menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil.

Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status

perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak

langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.

d. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode

kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan

progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan

endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap

kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi

implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi

risiko penyakit radang panggul.

e. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak

diinginkan dan mengurangi aborsi.

f. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga

memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain

dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan

mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia

secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah

berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di

usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih

sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi

beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak,

karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak


77

waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan

sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil

juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu

dan sumber daya yang diberikan per anak.

9. Metode Kontrasepsi

 KB Suntik

Metode Keluarga Berencana ini dapat menghalangi

ovulasi (masa subur), mengubah lendir serviks (vagina)

menjadi kental, menghambat sperma dan menimbulkan

perubahan pada rahim. Cara kerja KB suntik pun dapat

mencegah terjadinya pertemuan sel telur dengan sperma

dan mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Suntikan Keluarga Berencana terbagi menjadi suntik

perbulan atau suntikan terpadu, contohnya dan suntikan

per tiga bulan (suntikan progestin). Suntikan progestin

(Depo Provera atau Niisterat) atau suntikan yang diberikan

tiap dua atau tiga bulan sekali ini aman untuk ibu

menyusui atau yang tidak boleh menggunakan tambahan

estrogen. Suntikan progestin lebih menyebabkan perubahan

seputar haid dan berat badan bertambah.

Suntikan perbulan atau suntikan terpadu,

mengandung hormon progestin dan estrogen. Jika Anda

ingin siklus haid tetap teratur dapat menggunakan

kontrasepsi ini. Sayangnya, suntikan ini sulit diperolah dan

biayanya mahal dibandingkan suntikan progestin.


78

Suntikan terpadu memiliki efek samping yang sama

dengan pil KB terpadu, serta dilarang dipakai oleh ibu

menyusui. Anda bisa menghentikan metode ini kapan

saja, namun baru bisa hamil satu tahun kemudian bahkan

lebih, demikian pula haid akan kembali normal setelah

jangka waktu itu. Namun ada sebagian perempuan yang

mendapat haid serta hamil dalam waktu lebih cepat dari

itu.Selain menjadi kontrasepsi sementara yang paling baik,

suntikan ini juga telah mengurangi angka kegagalan

kurang dari 0,1% per tahun.

Suntikan Keluarga Berencana tidak mengganggu

kelancaran ASI, kecuali Anda menggunakan suntikan

terpadu. Alat kontrasepsi ini juga dapat melindungi Anda

dari anemia, dan memberikan perlindungan pada radang

panggul. KB suntik memiliki reaksi sangat cepat (kurang

dari 24 jam), dapat digunakan perempuan di atas 35

tahun, serta tidak menimbulkan ketergantungan, namun

Anda harus rajin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.

Kerugian penggunaan KB suntik ialah Anda akan

mengalami gangguan haid, dimana siklus haid bisa

memendek atau memanjang, pendarahan banyak atau

sedikit, spotting, sampai tidak haid sama sekali. KB suntik

pun tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu, naiknya berat

badan, terlambatnya kembali kesuburan setelah

penghentian pemakaian, dan jika digunakan dalam jangka


79

panjang dapat terjadi perubahan pada lipid serum,

menurunkan densitas tulang, serta keringnya vagina yang

dapat menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,

dan jerawat.

 Pil KB

Komposisi Pil KB Andalan berbentuk kemasan

untuk dikonsumsi selama 28 hari. Terdiri dari 21 tablet

pil berwarna kuning yang setiap tabletnya mengandung

0.15 mg Levonorgestrel (hormon Progestin) dan 0.03 mg

Etinilestradiol (hormon Estrogen) dan 7 tablet salut gula

berwarna putih yang tidak mengandung hormon.

Mekanisme Kerja Pil KB Andalan akan mencegah

pelepasan sel telur yang telah diproduksi oleh indung

telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Hormon

yang terkandung dalam pil KB Andalan akan

memperkental lendir leher rahim sehingga mempersulit sel

sperma masuk kedalam rahim. Hal ini berguna untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan dan

kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan

dinding rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan.

Kualitas Apabila digunakan secara rutin dan tepat

waktu, Pil KB Andalan 99,7% ampuh mencegah

kehamilan. Kualitas telah memenuhi standard internasional

, Membantu mencegah kehamilan di luar rahim, kanker

indung telur, kanker rahim, kista dan kanker payudara.


80

Hormon yang terkandung pada setiap pil

merupakan perpaduan bahan yang sangat baik, sehingga

kandungan hormon dan komposisi zat disetiap pil adalah

sama. Hal ini tentu sangat berpengaruh untuk

meminimalisasi kemungkinan efek samping dan

meningkatkan efektifitas kerja dari pil ini.

Keunikan Setiap produk tentu saja memiliki

keunikan. Pil KB Andalan memiliki juga memiliki

keunikan, antara lain:

 Efek samping rendah

 Nyaman

 Menjaga siklus haid agar lebih teratur

 Menjaga kestabilan berat badan

 Menjaga kesehatan kulit

 Kandungan hormon rendah

 Kembali subur dengan cepat

Efek Samping Pada umumnya, efek samping

yang mungkin terjadi bersifat individual dan

sementara dan terjadi di awal pemakaian seperti:

 Mual

 Sakit kepala ringan

 Pada masa 3 bulan pertama mungkin akan terjadi

spotting diantara masa haid.

 IUD / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Komposisi Batang plastik berbentuk T berukuran 3


81

cm dengan balutan tembaga seluas kurang lebih 380

mm2. Mekanisme Kerja IUD Andalan akan mencegah

pelepasan sel telur sehingga tidak akan terjadi

pembuahan. Selain itu mengurangi mobilitas sperma ag`r

tidak dapat membuahi sel telur serta mencegah sel telur

yang telah dibuahi menempel pada dinding Rahim .

Kualitas IUD Andalan efektif mencegah kehamilan hingga

99,4% apabila dipasang sesuai dengan prosedur oleh

bidan atau dokter terlatih.

Keunikan

 Sangat murah dan efisien karena cukup sekali

pemakaian yang dibantu oleh tenaga medis

 ü Pilihan kontrasepsi non hormonal jangka panjang

yang minim efek samping

 Efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun

 Cepat mengembalikan kesuburan, sehingga dapat

segera hamil jika diinginkan

 Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI

 Efektif mencegah kehamilan ektopik

Efek Samping

Secara umum, efek samping yang timbul tidak

akan bersifat permanen. Efek samping hanya akan

bersifat sementara tergantung dari penerimaan tubuh

terhadap IUD. Efek samping yang bersifat sementara

tersebut antara lain:


82

 Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama

pemakaian

 Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena

infeksi penyakit kelamin

 Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS dan HIV

dan AIDS

 Implan

Implant adalah obat kontrasepsi yang berbentuk

seperti tabung kecil, sebesar korek api-lah kira-

kira.Didalamnya terkandung hormon progesteron yang

akan dikeluarkan sedikit demi sedikit.

Dosis

Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap

kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang

Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel

sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30

microgram/hari

Cara kerja Implant.

Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik

implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan

secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah

melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari

bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas

tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan

ketebalan dari dinding kapsul tersebut.


83

Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat

bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon

yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip

selama 3 tahun.

Cara kerja dalam pencegahan kehamilan.

Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara

konstan dan kontinyu maka cara kerja implant dalam

mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3

mekanisme dasar yaitu :

 Menghambat terjadinya ovulasi

 Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi

 Mempertebal lendir serviks

 Menipiskan lapisan endometrium.


BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI


DALAM PERSIAPAN KEHAMILAN Ny. F
TANGGAL 01 APRIL 2023

Pukul : 10.00 WIB


Pengkaji : Indah Tirtya
Tempat : PMB Sariguti

I. DATA SUBJEKTIF
a Identitas
Nama :Ny.F Nama Suami :Tn.R

Umur :25 tahun Umur :29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama :Islam

Pendidikan :SMA Pendidikan :D 3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Sawsta

Alamat : Gadut
b Anamnesis
1. Ingin melakukan imunisasi TT2
2. Riwayat Menstruasi :
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus : 30 hari
c. Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
d. Lamanya : 5 hari
e. Sifat darah : encer merah kehitaman
f. Teratur/Tidak : Teratur

84
85

g. Dismenorhea : Tidak ada


h. Flour Albus : Tidak ada
3. Riwayat Obstetri :
a. Ibu belum pernah hamil
b. Haid Terakhir 16 April 2023
c. Imunisasi TT1 : 05 Maret 2023
4. Riwayat Penyakit Sistem yang pernah diderita :
Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada
5. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada
6. Pola Aktivitas Sehari-Hari
a Pola Nutrisi
Makan 3 – 4 kali/hari (sepiring nasi+lauk+sayur)
Minum 7-8 gelas/hari
b Pola Istirahat dan Tidur
Siang hari 30-40 menit
Malam hari 7-8 jam
c Pola Eliminasi
BAK : Frekuensi : 6-7 kali/hari
Warna : Bening
Keluhan : Tidak ada
BAB : Frekuensi : 1 kali/hari
Warna : Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lunak
Keluhan : Tidak ada
d Pola Kebiasaan
 Merokok : Tidak ada
 Minum alcohol :Tidak ada
 Obat-obatan :Tidak ada
86

 Konsumsi Jamu : Tidak ada


7. Riwayat Sosio Budaya
Perkawinan : sah
Kehamilan: direncanakan
Tradisi yang mempengaruhi : Tidak ada
8. Status Spiritual : Pelaksanaan ibadah baik

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 360C
RR : 21 keli/menit
 Pengukuran :
BB : 50 Kg
TB : 155 cm
IMT : 20,8
LILA : 25 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1). Kepala/Rambut
Warna : Hitam
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Mudah rontok/ tidak : tidak mudah rontok
2). Telinga
Kebersihan : tidak ada serumen
Gangguan pendengaran : tidak ada
3). Mata
Konjungtiva :Merah muda
87

Sklera : Putih
Kebersihan : Bersih
Kelainan : Tidak ada
Gangguan penglihatan : Tidak ada
4). Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak ada
5). Mulut
Warnabibir : Merah muda
Integritas jaringan : Baik, bibir lembab
Kebersihan lidah : Bersih
Gangguan pada mulut : Tidak ada
6). Leher
Pembesaran kelenjar limfe: Tidak ada
7). Dada
Simetris/tidak : Simetris
Besar payudara : simetris
Nyeri : tidak ada
Keadaan puting : Baik, tidak ada lesi
Kebersihan puting : Bersih
b. Perut
Inspeksi:

Bentuk : Tampak perut membuncit


disertai dinding perut yang
berlipat-lipat

Bekas luka operasi : Tidak ada


c. Ekstremitas
1). Atas
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
2). Bawah
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak Ada
88

Perkusi reflek patella : Positif


d. Genital
Kebersihan : Bersih
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Tanda infeksi vagina : Tidak ada
e. Anus
Hemmoroid : Tidak ada
Kebersihan : Bersih

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
GDS : 115 mg/dl
Golongan darah : O

III. ASSESMENT

Diagnosa Kebidanan : Nn. F Usia 25 Tahun masa prakonsepsi

Masalah : Tidak

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Masalah Potensial : Tidak Ada

Kebutuhan : KIE Asupan Gizi Prakonsepsi

IV. PLANNING
1. Jelaskan keadaan umum ibu

I: Memberi tahu hasil pemeriksaan fisik kepada klien :

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 360C
89

RR : 21 kali/menit
d. Pengukuran :
BB : 50 Kg
TB : 155 cm
IMT : 20,8
LILA : 25 cm
E : Klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan

2. Berikan KIE terkait persiapan pada masa prakonsepsi

I :Memberikan KIE terkait persiapan masa prakonsepsi antara lain

terkait konsep prakonsepsi, nutrisi pada masa prakonsepsi dan cara

menghitung masa subur.

E :Ibu mengerti penjelasan bidan, klien mampu mengulang sebagian

besar informasi yang sudah diberikan bidan.

3. Jelaskan tanda-tanda kehamilan kepada klien dan kunjungan pada

masa kehamilan

I :Menjelasakan tanda-tanda kehamilan seperti terlambat haid, adanya

mual muntah dan kunjungan masa kehamilan minimal 4 kali selama

kehamilan

E: Klien mengerti dan mampu mengulang penjelasan yang diberikan.

4. Berikan KIE Pada ibu

I :Memberikan Berikan KIE kepada ibu tentang:

a. Istirahat yang cukup

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari 2 jam

dan pada malam hari 6-8 jam.

b. Diet rendah kalori

Menganjurkan kepada ibu tentang diet rendah kalori yaitu

memotong kalori dari jumlah kalori biasanya yaitu 500-1000


90

kkal/hari namun, memotong kalori tidak berarti memotong asupan

nutrisi lain. Menganjurkan ibu untuk 3x makan utama dan 2 kali

makan selingan dengan makan buah, banyak minum air putih yaitu

8-10 gelas/hari, meningkatkan konsumsi makanan yang

mengandung serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan

,mengkonsumsi protein sebanyak 15- 20 % dari kebutuhan energi

total seperti ikan, tahu, ayam, telur, tempe, susu kedelai, kacang-

kacangan dll. Karbohidrat diberikan rendah yaitu 55-65 % dari

kebutuhan energi total seperti nasi, umbi- umbian, gandum,

jagung,sereal. sedangkan lemak diberikan sedang yaitu 20-25 %

dari kebutuhan energi total sumber lemak berasal dari makanan

yang mengandung lemak tidak jenuh. Batasi konsumsi makanan

cepat saji, goreng-gorengan Serta makan dengan model piring T

c. Pola Aktivitas

Menganjurkan ibu untuk meningkatkan aktivitas seperati biasanya.

Ibu disarankan untuk memilih aktivitas seperti aktivits sedang

contohnya naik sepeda, lompat tali, joging, jalan cepat, dan main

golf. Sedangkan aktivitas berat yang disarankan yaitu senam

aerobic, karate, lompat tinggi, lari, angkat berat dan berenang

dengan frekuensi 3-5 kali seminggu dengan durasi 15-30 menit

setiap hari. Mambatasi aktifitas seperti tidur berlebihan.

E : klien mengerti dan akan mengikuti anjuran yang sudah

diberikan

5. Penatalaksanaan pemberian vitamin tablet asam folat

I : Penatalaksanaan pemberian vitamin tablet asam folat


91

E : Ibu bersedia mengkonsumsi vitamin yang diberikan untuk menjaga

kesehatan

6. Beritahu klien bahwa klien boleh konsultasi ulang tentang kondisi yang

dialaminya jika ada keluhan atau sebelum ke pelayanan kesehatan.

I :Memberitahu klien bahwa klien boleh konsultasi ulang tentang

kondisi yang dialaminya jika ada keluhan melalui chat wa/via telpon

sebelum ke pelayanan kesehatan

E : ibu bersedia mengikuti anjuran bidan.

7. Berikan imunisasi TT

I : Melakukan pemberian imunisasi TT

E: Sudah diberikan Imunisasi TT

8. Lakukan dokumentasi asuhan kebidanan

I : Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan

E : Dokumentasi asuhan kebidanan sudah dilakukan.


B. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “F” G1P0A0H0


DENGAN USIA KEHAMILAN 8-9 MINGGU DI PMB
SARIGUTI TANGGAL 15 JUNI 2023

Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2023 Jam :13.30WIB


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Mahasiswa : Indah Tirtya
NIM : 2209031
I. PENGUMPULAN DATA
A. identitas /biodata
Nama :Ny.F NamaSuami :Tn.R

Umur :25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Gadut

B. Data Subjektif
1. Ny. F mengatakan ini kehamilan pertamanya
2. Ibu mengatakan merasa mual di pagi hari dan terkadang
hingga muntah
3. Riwayat Menstruasi :
i. Menarche : 15 tahun
j. Siklus : 30 hari
k. Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
l. Lamanya : 5 hari
m. Sifat darah : encer merah kehitaman
n. Teratur/Tidak : Teratur
o. Dismenorhea : Tidak ada

95
96

p. Flour Albus : Tidak ada


4. Riwayat Obstetri :
a. Ibu belum pernah hamil
b. Haid Terakhir 16 April 2023
c. Imunisai TT : TT 2
5. Riwayat Penyakit Sistem yang pernah diderita :
Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada
6. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada
7. Pola Aktivitas Sehari-Hari
 Pola Nutrisi
Makan 3 – 4 kali/hari (sepiring nasi+lauk+sayur)
Minum 7-8 gelas/hari
 Pola Istirahat dan Tidur
Siang hari 30-40 menit
Malam hari 7-8 jam
 Pola Eliminasi
BAK : Frekuensi : 6-7 kali/hari
Warna : Bening
Keluhan : Tidak ada
BAB : Frekuensi : 1 kali/hari
Warna : Kuning kecoklatan
Konsistensi : Lunak
Keluhan : Tidak ada
 Pola Kebiasaan
 Merokok : Tidak ada
 Minum alcohol :Tidak ada
 Obat-obatan :Tidak ada
 Konsumsi Jamu : Tidak ada
97

8. Riwayat Sosio Budaya


Perkawinan : sah
Kehamilan: direncanakan
Tradisi yang mempengaruhi : Tidak ada
9. Status Spiritual : Pelaksanaan ibadah baik

2. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 36,60C
RR : 21 keli/menit
d. Pengukuran :
BB : 52 Kg
TB : 155 cm
IMT : 21,6
LILA : 25,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

1). Rambut

Warna : Hitam

Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe

Mudah rontok/tidak :tidak mudah rontok

2). Telinga

Kebersihan :tidak ada serumen

Gangguan pendengaran: Tidak ada

3). Mata
98

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

Kebersihan : Bersih

Kelainan : Tidak ada

Gangguanpenglihatan : Tidak ada

4). Hidung

Kebersihan : Bersih

Polip : Tidak ada

5). Mulut

Warnabibir : Merah muda

Integritas jaringan : Baik, bibir lembab

Kebersihan lidah : Bersih

Gangguan pada mulut : Tidak ada

6). Leher

Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada

7). Dada

Simetris/tidak : Simetris

Besar payudara simetris/tidak: Simetris

Nyeri : tidak ada

Keadaan puting : Baik, tidak ada lesi

Kebersihan puting : bersih

b. Perut

Inspeksi:

Bentuk : Tampak perut membuncit disertai


dinding perut yang berlipat-lipat
99

Bekas luka operasi :Tidak ada

c. Ekstremitas

1). Atas

Kelainan : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

2). Bawah

Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak Ada

Perkusi reflek patella : Positif

d. Genital

Kebersihan : Bersih

Pengeluaranpervaginam : Tidak ada

Tandainfeksivagina : Tidak ada

e. Anus

Hemmoroid : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium :
GDS :115 mg/dl
Golongan darah : O
HB : 11 gr %
II. Interpretasi Data

Diagnosa : Ny. F G1P0A0 Usia Kehamilan 8-9 minggu dengan

Hiperemesis Gravidarum

Data Subjektif :

- Klien mengatakan ini kehamilan pertamanya


100

- Klien mengatakan suka mual di pagi hari dan terkadang hingga

muntah,

- Klien merasa lemas

Data Objektif :

Tanda-Tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Suhu : 36,60C
RR : 21 kali/menit

III. Diagnosa Potensial


Tidak ada
IV. Tindakan Segera
Tidak ada
V. Planning
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu.

2. Jelaskan apa itu emesis gravidarum

3. Berikan KIE Mual Muntah

4. Beritahu ibu untuk kunjungan ulang

5. Dokumentasi asuhan kebidanan

VI. Implementasi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaaan kepada pasien dan keluarga bahwa

kondisi yang dialami ibu seperti mual adalah kondisi normal pada ibu

diawal masa kehamilan karena disebabkan oleh perubahan hormone

pada awal kehamilan.

2. Memberitahu ibu pengertian Emesis gravidarum

Emesis Gravidarum merupakan reaksi tubuh ibu terhadap perubahan

yang terjadi akibat kehamilan.Emesis Gravidarum merupakan salah


101

satu tanda penting awal kehamilan.Mual dan muntah pada kehamilan

sering juga disebut‘’morning sickness’’.

3. Memberikan KIE Mual Muntah

I : Memberitahu ibu penanganan mual muntah

a. Memberikan keyakinan bahwa mual muntah merupakan gejala

yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah

kehamilan berumur 4 bulan.

b. Mengubah pola makan sering tetapi dalam porsi yang sedikit

c. Istirahat yang cukup, akan membantu mengurangi keletihan yang

dapat menimbulkan rasa mual.

d. Bangun secara perlahan sambil duduk terlebih dahulu di kasur

sebelum berdiri.

e. Hindari makanan yang berminyak atau berlemak.

f. Hindari bau-bau atau aroma yang tidak enak atau sangat

menyengat yang dapat menimbulkan rasa mual.

g. Mengenakan pakaian longgar untuk menghindari mual dan muntah

h. Minum banyak air untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang

saat muntah

i. Anjurkan ibu untuk melakukan inhalasi terapi lemon untuk

mengurangi mual

j. Memberitahu ibu tanda dari emesis gravidarum Mual dan muntah di

pagi hari,kepala pusing,nafsu makan berkurang,mudah lelah,emosi

tidak stabil.

4. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang

5. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan


102

VII. Evaluasi
1. ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

3. Ibu memahami dan mampu mengulang apa yang dikatakan oleh

bidan.

4. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

5. Ibu bersedia melakukan pemeriksaan bulan berikutnya atau jika ada

keluhan.

6. Dokumentasi Asuhan Kebidanan


103

Asuhan pada Kehamilan Trimester II Kunjungan 2

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “F” G1P0A0H0


DENGAN USIA KEHAMILAN 21-22 MINGGU DI PMB
SARIGUTI TANGGAL 13 SEPTEMBER 2023

TanggalPengkajian : 13 September 2023 Jam : 10.30 WIB


TempatPengkajian : PMB Sariguti
NamaMahasiswa : Indah Tirtya
NIM : 2209031

I. Pengkajian Data
identitas /biodata
Nama : Ny.F NamaSuami : Tn.R

Umur : 25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa : Minang Suku/Bangsa : Minang

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Gadut

Subjektif
1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya
2. Riwayat kehamilan sekarang
a. Keluhan : Muncul strechmark di bagian perut
b. Pergerakan anak pertama kali : Mulai terasa di 21 minggu
c. Penyuluhan yang sudah didapat : KIE mual muntah TM1
d. Status Imunisasi TT : TT2
3. Pola aktivitas sehari-hari
1. Pola Makan
a. Pagi : nasi, sayur, lauk pauk dengan porsi ½ -1 piring
104

b. Siang : nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan dengan


porsi 1 piring
c. Malam : nasi, sayur, lauk pauk dengan porsi 1
piring
2. Perubahan pola makan yang dialami selama hamil (
termasuk ngidam dan kebiasaan – kebiasaan lain ) : Tidak
ada
3. Pola Eliminasi
a. BAK
1. Siang : 5-6 kali/hari
Malam : 3-4 kali/hari
2. Warna : Kuning jernih
3. Keluhan : Tidak ada
b. BAB
1. Frekuensi : 1-2 kali/hari
2. Warna : Kuning kehitaman
3. Konsistensi : Lunak
4. Keluhan : Tidak ada\
4. Aktivitas sehari - hari
a. Pekerjaan : Ibu melakukan pekerjaan rumah sehari-hari.
b. Seksualitas : Ibu melakukan hubungan seksual 1 kali
seminggu,
5. Lama istirahat atau tidur
a. Siang hari : 1 jam
b. Malam hari : 6-7 jam

Objektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1 Keadaan Umum : Baik
1.2 Kesadaran : Composmentis
1.3 Tanda Vital :
TD :110/80 mmhg
Nadi :80 x/menit
105

Suhu : 36,8 C
RR : 21 kali/menit
1.4 Pengukuran
BB : 55 kg IMT : 22,9
TB : 155 cm lia : 26,5 cm
2. Pemeriksaan Fisik
2.1 Inspeksi
Kepala :Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
Distribusi rambut : Rata
Wajah : Oedema : Tidak ada
Cloasma gravidarum : Tidak ada
Pucat : Tidak
Mata :Conjungtiva :Tidak anemis
Sklera mata : Normal
Oedema Palpebra :Tidak
Hidung: Polip :Tidak
Pengeluaran :Tidak
Mulut: - Lidah : Bersih
- Stomatitis : Tidakada
- Gigi: karang gigi: Tidak ada
- Berlobang : Tidakada
- Epulis pada gusi : Tidak ada
- Tonsil : Tidak Meradang

- Pharynx : Tidak Meradang

Telinga :

- Serumen : Tidak ada


- Pengeluaran : Tidak ada

2.2 Palpasi

Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid,


limfe dan vena jugularis.
Dada : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
106

Abdomen ; Tidak ada nyeri Tekan


Leopold 1 : TFU berada 1 Jari Bawah Pusat , pada bagian
fundus teraba satu bagian besar, agak lunak dan
tidak melenting (bokong).
Leopold II : Pada bagian perut ibu teraba satu tahanan
yang datar dan memanjang (puki), pada bagian
kanan perut ibu bagian-bagian kecil (ekstremitas
janin).
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba satu bagian
bulat, keras (kepala) dan dapat digerakkan,
Leopold IV Konvergen, MC.Donald 15 cm
Genitalia : bersih, tidak ada pembengkakan
2.3 Auskultasi

Tidak ada bunyi sesak pada dada

Bising usus normal

2.4 Perkusi

Refleks patella kiri : Positif

Refleks Patella Kanan : Positif

II. Interpretasi Data

Diagnosa : Ny.F G1P0A0 Usia Kehamilan 21-22 minggu

KU baik janin tunggal hidup, intrauteri presentasi

kepala

Data subjektif :

- Klien mengeluh adanya stretchmark pada bagian perut dan

kadang terasa gatal

Data Objektif :

- Tanda Vital :
TD : 110/8 0mmhg
107

Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,8 C
RR : 21 kali/menit
- Palpasi
Leopold 1 : TFU berada 1 Jari Bawah pusat, pada bagian
fundus teraba satu bagian besar, agak lunak dan tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Pada bagian perut ibu teraba satu tahanan
yang datar dan memanjang (puki), pada bagian kanan
perut ibu bagian-bagian kecil (ekstremitas janin).
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba satu bagian
bulat, keras (kepala) dan dapat digerakkan,
Leopold IV Konvergen, MC.Donald 15 cm
Masalah : Cemas adanya strechmark pada bagian perut

Kebutuhan : KIE TM II Kehamilan

III. Diagnosa Potensial

Tidak ada

IV. Tindakan Segera

Tidak ada

V. Planning

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kesehatan ibu

2. Berikan KIE tentang pencegahan Striae Gravidarum

3. Anjurkan ibu untuk menggunakan olive oil untuk mengatasi

Striae Gravidarum

4. Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi air putih

5. Anjurkan untuk kunjungan ulang pasca berikutnya atau jika

pasien ada keluhan

6. Dokumentasi asuhan kebidanan


108

VI. Implementasi

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang

telah dilakukan. TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit,S : 36,8 C

,R : 21 x/menit, UK : 21-22 minggu DJJ : 138 x/menit.

Leopold 1 : TFU berada 1 jari bawah pusat , pada bagian

fundus teraba satu bagian besar, agak lunak dan tidak

melenting (bokong).

Leopold II : Pada bagian perut ibu teraba satu tahanan yang

datar dan memanjang (puki), pada bagian kanan perut ibu

bagian-bagian kecil (ekstremitas janin).

Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat,

keras (kepala) dan dapat digerakkan,

Leopold IV Konvergen, MC.Donald 15 cm

2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai cara

pencegahan timbulnya Striae Gravidarum pada usia kehamilan

>24-25 minggu yang akan menyebabkan rasa gatal dengan

cara mengoleskan Olive Oil pada bagian perut dengan

frekuensi 2 kali sehari pada saat pagi hari setelah mandi dan

malam hari sebelum tidur.

3. Menganjurkan ibu untuk menggunakan olive oil atau minyak

zaitun pada bagian yang terdapat striae karena kandungan

vitamin E pada minyak zaitun dapat menyamarkan strechmark.

4. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang cukup agar tidak

kekurangan cairan dalam tubuh dan agar kelembaban kulit

tetap terjaga.
109

5. Membuat perjanjian dengan ibu untuk dilakukan kunjungan

berikutnya agar dapat dipantau keadaan ibu dan janinnya.

6. Dokumentasi asuhan kebidanan

VII. Evaluasi

1. ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

2. ibu mengerti dan bisa mengulangi yang dijelaskan oleh bidan

3. ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

4. ibu bersedia mengikuti anjuran

5. ibu bersedia untuk melakukan kunjungan yang berikutnya.

6. Dokumentasi asuhan kebidanan


Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Trimester III Kunjungan ke 3

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “F” G1P0A0H0


DENGAN USIA KEHAMILAN 36-37 MINGGU DI PMB
SARIGUTI TANGGAL 26 DESEMBER 2023

TanggalPengkajian : 26 Desember 2023 Jam : 17.30 WIB


TempatPengkajian : PMB Sariguti
Nama Mahasiswa : Indah Tirtya
Nim : 2209031

I. Pengkajian Data
DATA SUBJEKTIF
1.1 Identitas
Nama : Ny.F NamaSuami :Tn.R

Umur : 25tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa:Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Gadut

1.2 Anamnesis
1. Ibu berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya
2. Ibu mengatakan kehamilannya semakin besar dan
mengalami nyeri punggung
3. Riwayat Menstruasi :
a. Menarche : 15 tahun
b. Siklus : 30 hari
c. Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
d. Lamanya : 5 hari
e. Sifat darah : encer merah kehitaman
101
102

f. Teratur/Tidak : Teratur
g. Dismenorhea : Tidak ada
h. Flour Albus : Tidak ada
4. HPHT : 16 April 2023
5. Riwayat kehamilan sekarang
 Keluhan : Nyeri Pinggang
 Pergerakan anak pertama kali : Mulai terasa di 21
minggu
 Penyuluhan yang sudah didapat : KIE mual muntah,
gizi TM1, KIE adanya strechmark pada TM II
 Status Imunisasi TT : TT2
6. Riwayat Penyakit Sistem yang pernah diderita :
Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada
7. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
8. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :

Kehamilan Pesalinan Nifas

Anak Komplikasi Bayi


Ke Mud Usia Jenis Tempat A
Penolo Kea Loc S
Tua Tangga Kehamil Persali Persali
a l Lahir ng Ibu Bayi JK BB PB daa hea I
an nan nan
n

Hamil
ini

9. Pola aktivitas sehari-hari


1. Pola Makan
a. Pagi : nasi, sayur, lauk pauk dengan porsi ½ -1
piring
103

b. Siang : nasi, sayur, lauk pauk, buah-buahan


dengan porsi 1 piring
c. Malam : nasi, sayur, lauk pauk dengan porsi
1 piring
2. Perubahan pola makan yang dialami selama hamil (
termasuk ngidam dan kebiasaan – kebiasaan lain ) :
Tidak ada
3. Pola Eliminasi
a. BAK
Siang : 5-6 kali/hari
Malam : 3-4 kali/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak ada
b. BAB
Frekuensi : 1-2 kali/hari
Warna : Kuning kehitaman
Konsistensi : Lunak
Keluhan : Tidak ada
4. Aktivitas sehari - hari
a. Pekerjaan : Ibu melakukan pekerjaan rumah
sehari-hari.
b. Seksualitas : Ibu melakukan hubungan seksual 1
kali seminggu,
5. Lama istirahat atau tidur
a. Siang hari : 1 jam
b. Malam hari : 6-7 jam

Data Objektif
1. Status Emosional : Baik
2. Kesadaran : Compsmentis
3. Tanda Vital :
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 85 x/menit
104

Suhu : 36,7 C
RR : 21 kali/menit
Pengukuran :

BB sebelum hamil : 50 kg BB sekarang : 58 kg

TB : 155 cm lila : 27 cm

3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :Kulitkepala : Bersih
Distribusirambut : Rata
Wajah :Oedema : Tidak ada
Cloasmagravidarum: Tidak ada
Pucat : Tidak
Mata :Conjungtiva : Tidak anemis
Skeramata : Normal
OedemaPalpebra : Tidak
Hidung:Polip : Tidak
Pengeluaran : Tidak
Mulut :- Lidah : Bersih
- Stomatitis : Tidak ada
- Gigi: karang gigi: Tidak ada
- Berlobang : Tidakada
- Epulis pada gusi : Tidak ada
- Tonsil : Tidak Meradang

- Pharynx : Tidak Meradang

Telinga :- Serumen : Tidak ada

- Pengeluaran : Tidak ada


Palpasi
Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid,
limfe dan vena jugularis.
Dada : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
Abdomen ; Tidak ada nyeri Tekan
105

Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah px, pada bagian fundus


teraba satu bagian besar, agak lunak dan tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Pada bagian perut ibu teraba satu tahanan
yang datar dan memanjang (puki), pada bagian
kanan perut ibu bagian-bagian kecil (ekstremitas
janin).
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba satu bagian
bulat, keras (kepala) dan dapat digerakkan,
Leopold IV Konvergen, MC.Donald 30 cm, TBJ 2635
gram, dan DJJ 153 kali/menit
Genitalia : bersih, tidak ada pembengkakan
Auskultasi
Tidak ada bunyi sesak pada dada
Bising usus normal
Perkusi
Refleks patella kiri : Positif
Refleks Patella Kanan : Positif

II. Intepretasi Data


Diagnosa : Ny.F G1POA0 Usia Kehamilan 36 -37 minggu

KU baik , janin tunggal hidup, intrauteri,

presentase kepala.

Data Subjektif :

- Klien mengeluh kehamilannya semakin besar dan klien

mengeluh nyeri pinggang.

Data Objektif :

- Keadaan umum ibu dan janin baik

- Tanda Vital :

TD :120/80mmhg
106

Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,7 C
RR : 21 kali/menit
- Palpasi

Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah px, pada bagian fundus


teraba satu bagian besar, agak lunak dan tidak melenting
(bokong).

Leopold II : Pada bagian perut ibu teraba satu tahanan


yang datar dan memanjang (puki), pada bagian kanan perut
ibu bagian-bagian kecil (ekstremitas janin).

Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba satu bagian


bulat, keras (kepala) dan dapat digerakkan,

Leopold IV Konvergen, MC.Donald 30 cm, TBJ 2635 gram,


dan DJJ 153 kali/menit

III. Diagnosa Potensial

Tidak ada

IV. Tindakan Segera

Tidak ada

V. Planning

1. Jelaskan kondisi ibu saat ini

2. Jelaskan penyebab ketidaknyamanan yang dirasakan

3. Berikan suppot mental kepada pasien dan keluarga

4. Berikan KIE Nyeri Punggung :

5. Anjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat

6. Jelaskan tanda tanda bahaya TMT 3

7. Jelaskan tanda tanda persalinan

8. Jelaskan persiapan persalinan


107

9. Lakukan pendokumentasian semua asuhan kebidanan yang

telah diberikan

VI. Implementasi

1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa saat ini kondisi ibu dan

janin dalam kondisi baik

a. Keadaan umum ibu dan janin baik

b. Tanda Vital :

TD : 120/80mmhg
Nadi : 85x/menit
Suhu : 36,7 C
RR : 21 kali/menit
c. Palpasi

Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah px, pada bagian fundus


teraba satu bagian besar, agak lunak dan tidak melenting
(bokong).
Leopold II : Pada bagian perut ibu teraba satu tahanan yang
datar dan memanjang (puki), pada bagian kanan perut ibu
bagian-bagian kecil (ekstremitas janin).
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat,
keras (kepala) dan dapat digerakkan,
Leopold IV Konvergen, MC.Donald 30 cm, TBJ 2635 gram,
dan DJJ 153 kali/menit
2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ketidaknyamanan yang

dirasakan oleh ibu saat ini adalah normal. Nyeri punggung

yang sering ibu rasakan dikarenakan penekanan perut ibu yang

semakin lama semakin membesar dan menekan punggung. Hal

ini yang mengakibatkan punggung ibu sering terasa nyeri.

Keluhan sering kencing yang dirasakan oleh ibu dikarenakan


108

penekanan perut ibu yang semakin membesar pada kandung

kemih mengakibatkan ibu sering merasa ingin kencing. Keluhan

yang ibu rasakan tersebut adalah keluhan normal yang sering

dirasakan ibu hamil.

3. Memberikan support mental kepada ibu dan keluarga untuk

tetap tenang akan kondisi yang dialaminya.

4. Memberikan KIE cara mengatasi sakit punggung dengan cara :

a. Mengurangi aktifitas berat seperti mengangkat benda-benda

berat

b. Memberikan kompres hangat untuk memberikan rasa nyaman

dan meningkatkan sirkulasi pada area yang nyeri

c. Anjurkan untuk menggunakan sepatu bertumit rendah dan

menekuk lutut saat mengangkat benda berat untuk menjaga

otot-otot tidak tegang

d. Anjurkan ibu memposisikan tidur miring kanan/kiri dan tidur

menggunakan bantal

e. Berikan dorongan kelaurga untuk tetap memberikan perhatian

walaupun tidak nyeri

e/ibu memahami dan mampu mengulang penjelasan bidan

f. Menganjurkan ibu untuk melakukan control kembali jika ada

keluhan

5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengurangi aktivitas dan

berkunjung ke yankes jika ada keluhan


109

6. Menjelaskan tanda-tanda bahaya TM 3 seperti sakit kepala yang

hebat, ketuban pecah sebelum waktunya, perdarahan

pervaginam,penglihatan kabur dan sebagainya.

7. Menjelaskan dengan ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti

adanya keluar lendir bercampur darah, adanya kontraksi atau rasa

ingin meneran, tekanan pada anus.

8. Menjelaskan kepada ibu persiapan persalinan :menentukan tempat

persalinan, menentukan penolong persalinan, memilih cara

persalinan, persiapan alat pakaian ibu dan bayi,menentukan pendonor

darah, menyiapkan kendaraan yang digunakan, menentukan

pendamping persalinan.

9. Pendokumentasian asuhan kebidanan

VII. Evaluasi

1. Ibu memahami dan senang mendengar penjelasan bidan

2. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

3. Ibu merasa senang

4. ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan mampu

mengulang kembali

5. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

6. Ibu tampak mengerti tentang tanda-tanda bahaya TM 3 dan bersedia

ke fasilitas kesehatan apabila mengalami tanda dan gejala tersebut.

7. Ibu tampak mengerti tentang tanda-tanda persalinan dan bersedia ke

fasilitas kesehatan apabila mengalami tanda dan gejala tersebut.

8. Ibu sudah mengerti yang dijelaskan oleh bidan dan akan mulai

mempersiapkan persiapan ntuk persalinan.


110

9. Semua asuhan kebidanan yang telah diberikan sudah

didokumentasikan.
C. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY “F”


INPARTU KALA I FASE AKTIF DI PMB SARIGUTI
TANGGAL 29 JANUARI 2024

Tanggal Pengkajian : 29 Januari 2024 Jam : 20.00WIB


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Mahasiswa : Indah Tirtya
Nim : 2209031

I. DATA SUBJEKTIF
1.1 Identitas
Nama :Ny.F NamaSuami :Tn.R

Umur :25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa:Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Gadut
1.2 Anamnesis
1. Ibu mengatakan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari dan
keluar lendir campur darah dan keluar air-air sejak tadi
malam.
2. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :

Kehamilan Pesalinan Nifas

Anak Komplikasi Bayi


Ke Mud Usia Jenis Tempat A
Penolo Kea Loc S
Tua Tangga Kehamil Persali Persali
a l Lahir ng Ibu Bayi JK BB PB daa hea I
an nan nan
n

109
110

Hamil
ini

3. Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT : 16-04-2023
TP : 23 -01-2024
Apakah ibu masih merasakan gerak janinnya? Masih
 Penyuluhan yang didapat :KIE mual muntah, gizi TM1,
KIE adanya strechmark pada TM II
 Status Imunisasi TT : TT2
4. Riwayat Penyakit Sistem yang pernah diderita :
Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada
5. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
6. Pola aktivitas sehari-hari
6.1 Pola Nutrisi
Makan 3 – 4 kali/hari (sepiring nasi+lauk+sayur)
Minum 7-8 gelas/hari
6.2 Pola Istirahat dan Tidur
Siang hari 30-40 menit
Malam hari 7-8 jam
6.3 Pola Eliminasi
BAK : Frekuensi : 6-7 kali/hari
Warna : Bening
Keluhan : Tidak ada
BAB : Frekuensi : 1 kali/hari
Warna : Kuning kecoklatan
Konsistensi: Lunak
Keluhan : Tidak ada
111

6.4 Pola Kebiasaan


 Merokok : Tidak ada
 Minum alcohol :Tidak ada
 Obat-obatan :Tidak ada
 Konsumsi Jamu : Tidak ada
7. Riwayat Sosial Budaya
Perkawinan : sah
Kehamilan: direncanakan
Tradisi yang mempengaruhi : Tidak ada
8. Status Spiritual : Pelaksanaan ibadah baik

II. DATA OBJEKTIF


1. StatusEmosional:Baik
2. Kesadaran Compsmentis
3. Tanda Vital :
TD :110/80mmhg
RR :20x/menit
Suhu : 36,8 C
RR : 21 kali/menit
4. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala :Kulitkepala : Bersih
Distribusirambut :Rata
Wajah :Oedema :Tidakada
Cloasmagravidarum:Tidakada
Pucat : Tidak
Mata :Conjungtiva : Tidak anemis
Skeramata :Normal
OedemaPalpebra :Tidak
Hidung:Polip :Tidak
Pengeluaran :Tidak
Mulut :-Lidah : Bersih
- Stomatitis :Tidakada
112

- Gigi: karang gigi: Tidak ada


- Berlobang :Tidakada
- Epulispadagusi: Tidak ada
- Tonsil :TidakMeradang

- Pharynx :TidakMeradang

Telinga : - Serumen :Tidak ada


- Pengeluaran: Tidak ada
Palpasi
Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid,
limfe dan vena jugularis.
Dada : Tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
Abdomen ; Tidak ada nyeri Tekan
Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah px, pada bagian fundus
teraba satu bagian besar, agak lunak dan tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Pada bagian perut ibu teraba satu tahanan
yang datar dan memanjang (puki), pada bagian
kanan perut ibu bagian-bagian kecil (ekstremitas
janin).
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba satu bagian
bulat, keras (kepala) dan dapat digerakkan,
Leopold IV Divergen, MC.Donald 34 cm, TBJ 3410 gram,
dan HIS 3X 10”, 30”
Genitalia : bersih, tidak ada pembengkakan
Auskultasi
Tidak ada bunyi sesak pada dada
Bising usus normal
DJJ 136 kali/menit
Punctum Maxium : Kuadran I
Perkusi
Refleks patella kiri : Positif
Refleks Patella Kanan : Positif
113

5. Pemeriksaan Dalam
 Dinding Vagina : Tidak ada kelainan
 Elastisitas Perineum : Elastis
 Pembukaan : 4 cm
 Penipisan : 50 %
 Ketuban : Utuh
 Persentase : Kepala
 Moulage : 0
 Hodge : II-III

III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny.F G1P0A0 Usia Kehamilan 40-41 minggu

janin tunggal hidup, intrauteri, presentase kepala,

puki, kesan jalan lahir normal, KU ibu dan janin

baik inpartu kala I fase aktif

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : Berikan KIE tanda-tanda persalinan fisiologis

IV. PLANING

1. Informasikan hasil pengkajian pada ibu dan keluarga

I: Memberitahu hasil dari pemeriksaan yang sudah dilakukan

Abdomen ;
Leopold 1 : TFU 3 jari dibawah px, pada bagian fundus
teraba satu bagian besar, agak lunak dan tidak
melenting (bokong).
Leopold II : Pada bagian perut ibu teraba satu tahanan
yang datar dan memanjang (puki), pada bagian kanan
perut ibu bagian-bagian kecil (ekstremitas janin).
114

Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba satu bagian


bulat, keras (kepala) dan dapat digerakkan,
Leopold IV Divergen, MC.Donald 34 cm, TBJ 3410 gram,
dan HIS 3X 10”, 30”
DJJ 136 kali/menit
Punctum Maxium : Kuadran I
Pemeriksaan Dalam
 Dinding Vagina : Tidak ada kelainan
 Elastisitas Perineum : Elastis
 Pembukaan : 4 cm
 Penipisan : 50 %
 Ketuban : Utuh
 Prsentase : Kepala
 Moulage : 0
 Hodge : II-III
e/ ibu dan keluarga senang dengan penjelasan yang diberikan

2. Ajarkan pada ibu tentang teknik pernafasan atau relaksasi

I : Mengajarkan ibu tentang teknik pernafasan atau relaksasi

kepada ibu

e/ ibu memahami dan mampu melakukan yang diajarkan bidan.

3. Ajarkan suami atau keluarga untuk memijat punggung ibu saat

mengalami kontraksi

I : Mengajarkan suami untuk memijat punggung ibu pada saat

ibu mengalami kontraksi

e/ Suami mengerti dan mampu melaksanakan yang

diajurkan bidan

4. Jelaskan tentang tanda-tanda persalinan fisiologis

I : Menjelaskan tanda-tamda persalinan fisiologis


115

e/ Klien mengerti dengan informasi yang disampaikan

5. Anjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan

hidrasi ibu

I : Meminta keluarga untuk memberi ibu makan dan minum

ketika tidak ada kontraksi

e/ keluarga mengerti dan melaksanakan yang dianjurkan bidan

6. Berikan dukungan kepada ibu untuk menghadapi persalinan

I : memberikan semangat kepada ibu dalam menghadapi

persalinan

E : ibu senang dengan dukungan bidan

7. Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK

I : Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK

E: ibu mengerti dengan yang disampaikan bidan

8. Anjurkan penggunaan birth ball untuk mempercepat pembukaan

I : Menganjurkan penggunaan birth ball untuk mempercepat

kemajuan persalinan. Digunakan birth ball dengan gerakan

Pelvic Rocking Exercises (PRE) merupakan olah tubuh

dengan melakukan putaran pada bagian pinggang dan

pinggul, tujuannya untuk melatih otot pinggang, pinggul dan

membantu penurunan kepala bayi agar masuk kedalam

rongga panggul menuju jalan lahir yang pada ahirnya

melancarkan proses persalinan dan memperpendek lama

waktu persalinan.

E : ibu mengalami kemajuan persalinan dengan baik

9. Beritahu ibu jika ingin tidur dengan posisi miring ke kiri


116

I : Memberitahu ibu jika ingin tidur dengan posisi miring ke

kiri

E : ibu memahami penjelasaan bidan

10. Beritahu suami untuk mendampingi ibu dan memberi semangat

pada ibu

I : Memberitahu suami untuk mendampingi ibu dan memberi

semangat pada ibu

E: Suami selalu mendampingi ibu

11. Anjutkan ibu untuk memanggil bidan jika kontraksi semakin

kuat

I : Menganjurkan ibu untuk memanggil bidan jika kontraksi

semakin kuat

E : ibu dan suami bersedia

12. Lakukan pemantauan Kala I

I : Melakukan pemantauan kala I

E : pemantauan kala I telah dilakukan bidan seperti mendengar

BJA setiap 30 menit sekali, pemeriksaan dalam sekali 4 jam, dll

13. Dokumentasikan asuhan yang diberikan

I : Mendokumentasikan asuhan yang diberikan

E : Dokumentasikan asuhan yang diberikan


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. F INPARTU KALA II

PMB SARIGUTI TANGGAL 30 JANUARI 2024

Tanggal Pengkajian : 30 Januari 2024 Jam : 01.00 – 01.30 WIB


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Mahasiswa : Indah Tirtya
Nim : 2209031

Subjektif:

Keluhan : Ny.F mengatakan mules semakin kuat dan sering,


kemudian ada rasa ingin meneran.

Objektif:

1. Pemeriksaan Umum
- Status Emosional : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda Vital :
TD : 110/80 mmhg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36,8 C
RR : 21 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : HIS 5 X10’ 50”
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px bagian fundus uteri teraba
bulat, lunak, tidak melenting (kemungkinan bokong janin).
Leopold II : Pada perut sebelah kanan ibu teraba bagian –
bagian kecil,tidak merata yaitu ekstermitas janin, pada saat
perut sebelah kiri ibu teraba panjang keras ada tahanan yaitu
punggung janin.
Leopold III : Pada perut ibu Bagian bawah teraba
bulat,keras,tidak dapat digoyangkan yaitu kepala janin.

109
110

Leopold IV : Bagian terbawah janin yaitu kepala tidak dapat


digoyangkan sudah masuk PAP (Divergent)
DJJ : 152 kali/menit
2. Pemeriksaan Genitalia
Inspeksi : - vulva membuka
- Perineum menonjol
- Anus membuka
3. Pemeriksaan Dalam
Dilatasi serviks : 10 cm
Effacement : 100%
Hodge : III-IV
Denom nator : UUK Kiri depan
Ketuban : Utuh

Assesment:

Diagnosa : Ny.F G1P0A0 Usia Kehamilan 40-41 minggu,

inpartu kala II normal, janin tunggal hidup,

intrauteri, presentase kepala, puki, KU ibu dan

janin baik

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan :

 Atur posisi meneran

 Ajarkan cara meneran

 Lakukan pemecahan ketuban

 Pimpin persalinan

 Bantu kelahiran bayi

Planning:
111

1. Beritahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

I : Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan

janin baik, pembukaan ibu sudah lengkap

E : ibu dan keluarga senang dengan penjelasan bidan

2. Siapkan alat –alat penolong persalinan di dekat bidan

I : Menyiapkan alat-alat persalinan didekat bidan untuk

mempermudah proses persalinan

E : Alat-alat persalinan sudah di dekat bidan

3. Atur posisi ibu

I : mengatur posisi ibu dengan posisi dorsal recumbent

E : ibu dalam posisi dorsal recumbent

4. Ajarkan ibu cara meneran

I : Mengajarkan ibu cara meneran yang baik

 dagu ditekuk kearah dada

 mata melihat ke kepala bayi

 tidak bersuara

 meneran seperti BAB

 meneran pada saat adanya HIS

E : Ibu meneran dengan baik

5. Lakukan 60 langkah APN

I : Melakukan 60 langkah APN sesuai dengan SOP

E : Menolong ibu bersalin berdasarkan 60 langkah APN dan

SOP

6. Memimpin ibu meneran

I : Memimpin ibu meneran saat ada kontraksi dan istirahat


112

pada tidak ada kontraksi

E : Ibu mampu meneran dengan baik

7. Membantu kelahiran bayi

I : Melakukan pertolongan persalinan

Melakukan pemecahan ketuban, memimpin ibu meneran,

menolong persalinan kala II melahirkan bayi setelah tampak

kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva tangan

kanan menahan perineum dengan kain bersih dan kering.

Tangan kiri menahan puncak kepala bayi untuk menahan posisi

refleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk

meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal. Setelah

kepala bayi lahir dengan lembut, menyeka muka, mulut dan

hidung bayi, dengan kain atau kasa yang bersih. Periksa

kemungkinan ada lilitan tali pusat, menunggu hingga kepala

bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Setelah

kepala melakukan putaran paksi luar, periksa lilitan tali pusat,

pegang kepala bayi secara biparietal. Menganjurkan ibu

meneran saat kontraksi berikutnya dengan lembut menarik

kepala bayi ke arah perineum untuk melahirkan bahu anterior

dan mengarah ke simpysis untuk melahirkan bahu posterior.

Setelah kedua bahu di lahirkan, melakukan sanggahsusur

hingga seluruh tubuh bayi lahir. Menyelipkan jari telunjuk

diantara kedua tungkai kaki bayi lalu meletakkan diatas perut

ibu. Penanganan bayi baru lahir, melakukan penilaian, apakah

bayi menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi


113

bergerak kesulitan. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan

bagian lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan

verniks. Ganti kain basah dengan kain yang kering.

E : Bayi lahir pada pukul 1.30 WIB, menangis kuat, jenis

kelamin perempuan berat badan bayi 3200 gr dan Panjang

Badan 49 cm

8. Periksa janin kedua

I : Memeriksa Adanya janin Kedua

E : tidak ada janin kedua

9. Dokumentasi Asuhan Kebidanan

I : Mendokumentasi Asuhan Kebidanan

E: Asuhan kebidanan sudah didokumentasikan


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.F INPARTU KALA III

DI PMB SARIGUTI TANGGAL 30 JANUARI 2024

Tanggal Pengkajian : 30 Januari 2024 Jam : 01.30 – 01.35 WIB


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Mahasiswa : Indah Tirtya
Nim : 2209031

Subjektif:

Ibu merasakan masih mules pada perut

Objektif:
a. Pemeriksaan Umum
1. Status Emosional: Baik
2. Kesadaran : Compsmentis
3. Tanda Vital:
TD : 115/80 mmhg
Nadi : 83x/menit
Suhu : 36,8 C
RR : 20 kali/menit
b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : TFU sepusat
Kontraksi : Baik
Vesika Urinaria : Kosong
Tanda Pelepasan Plasenta : Ada
Assesment:

Diagnosa : Ny.F P1A0 parturien kala III Normal, KU ibu

baik

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : Lakukan manajemen aktif kala III

120
121

Planning:

1. Beritahukan ibu dan keluarga keadaan ibu dan bayi dalam

batas normal

I : Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu dan keluarga

keadaan ibu dan bayi dalam batas normal

E : ibu dan keluarga senang dengan kelahiran bayi

2. Lakukan manajemen aktif kala III

I : Melakukan manajemen aktif kala III

E : Manajemen Aktif Kala III Dilakukan

3. Berikan injeksi oksitosin 10 IU secara IM

I : Memberitahu ibu akan diinjeksikan oksitosin 10 IU 1/3 paha

atas bagian distal lateral secara IM untuk memperkuat kontraksi

E : ibu bersedia

4. Lakukan pemotongan tali pusat bayi

I : Jepit tali pusat bayi dengan klem 3 cm dari pusat bayi,

mendorong si tali pusat kearah distal dan kepit kembali tali

pusat 2 cm distal dari klem pertama, lakukan pengguntingan

antara 2 klem kemudian ikat dengan benang tali pusat

E : Tali pusat telah dipotong

5. Lakukan inisiasi menyusui dini (IMD)

I : letakkan bayi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu bayi

sehingga bayi menempel di dada ibu, usahakan kepala berada

diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting


122

payudara ibu kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain

hangat dan pasang topi di kepala bayi.

E : IMD telah dilakukan kurang lebih 1 jam.

6. Membantu kelahiran plasenta dengan menggunakan PTT

dengan posisi tangan dorsokranial

I : Memberitahu ibu bahwa bidan akan membantu kelahiran

plasenta

 Pindahkan klem pada tali pusat 5 cm dari vulva

 Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi

atas simfisis untuk mendeteksi. Tnagan lain menegangkan

tali pusat secara terkendali

 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kea rah

bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke

arah belakang-atas (dorso kranial) secara hati-hati hingga

plasenta terlepas.

 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta

sehingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan

tempatkan plasenta pada wadah yang disediakan dan

periksa kelengkapan plasenta

E : Plasenta lahir dengan lengkap

7. Melakukan masase fundus uteri

I : segera setelah plasenta lahir lakukan masase uterus,

letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan

gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi.


123

E : Kontraksi uterus kuat

8. Periksa laserasi jalan lahir

I : Melakukan pemeriksaan laserasi pada vagina dan perineum

dengan kassa

E : Terdapat laserasi pada mukosa vagina namun tidak

menyebabkan perdarahan aktif

9. Dokumentasi asuhan kebidanan

I : Mendokumentasikan asuhan kebidanan

E : Asuhan Kebidanan sudah didokumentasikan.


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.F INPARTU KALA IV

DI PMB SARIGUTI TANGGAL 30 JANUARI 2024

Tanggal Pengkajian : 30 Januari 2024 Jam : 01.35 – 03.35 WIB


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Mahasiswa : Indah Tirtya
Nim : 2209031

Subjektif:

Keluhan Ibu merasa mules pada perut

Objektif:

a. Pemeriksaan Umum
1. Status Emosional : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda Vital :
TD : 110/70 mmhg
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5 C
Nadi : 80 kali/menit

b. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat
Kontraksi : Baik
Vesika Urinaria : Kosong
Laserasi : Derajat II

Assesment:

Diagnosa : Ny.F P1A0 parturien kala IV Normal,

KU ibu baik

123
124

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : Berikan nutrisi dan cairan, pemantauan Kala IV

Planning:

1. Beritahu ibu seluruh hasil pemeriksaan

I : Memberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa kondisi

ibu baik, tanda-tanda vital normal.

E : Ibu Mengetahuihasil pemeriksaan

2. Lakukan pengecekan ulang dengan menggunakan kasa untuk

menggunakan kassa untuk melihat adanya pendarahan atau

tidak

I :Melakukan pengecekan ulang dengan kassa untuk melihat

adanya pendarahan atau tidak

E :Kontraksi uterus baik dan ada pendarahan pada robekan

perineum derajat II

3. Beritahukan ibu dan keluarga keadaan ibu

I : Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu dan keluarga

keadaan ibu dalam batas normal dan ada laserasi pada

perineum sehingga dilakukan penjahitan

E : ibu dan keluarga paham dengan penjelasan bidan

4. Lakukan penjahitan Robekan jalan lahir derajat II

I : Melakukan penjahitan pada robekan perineum derajat II

E : Robekan jalan lahir ibu telah dijahit


125

5. Merapikan alat dan membersihkan ibu

I : Merendam alat dalam larutan klorin, membersihkan ibu dan

memasang pembalut serta gurita ibu

E : alat telah dirapikan dan ibu telah dibersihkan serta

meminta ibu untuk isirahat

6. Menganjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan

hidrasi ibu

I : Memberikan makanan dan minuman ibu serta meminta

keluarga membantu ibu untuk makan dan minum

E : Keluarga telah memberikan ibu makan dan minum

7. Melakukan pemantauan Kala IV

I : Memeriksa nadi ibu, keadaan kandung kemih, kontraksi,

suhu, perdarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama

pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua

persalinan

E : Pemantauan Kala IV telah dilakukan dan ibu dalam

keadaan baik, kontraksi baik, dan tidak terjadi perdarahan serta

tidak ditemukan tanda-tanda kegawatdaruratan.

8. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

I : menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin, minimal setiap 2 jam sekali di kedua payudara

E : ibu rutin menyusui bayinya

9. Jelaskan tanda bahaya bersalin

I : Menjelaskan tanda bahaya bersalin yaitu pendarahan,keluar

cairan berbau, demam, hasilnya ibu dapat menyebutkan tanda


126

dan bahaya setelah bersalin.

E : Ibu mengerti dengan inormasi yang disampaikan.

10. Lakukan dokumentasi partograf

I : Melengkapi dokumentasi asuhan persalinan pada partograf.

E : Asuhan persalinan telah di dokumentasikan pada partograf


D. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM NORMAL


6 JAM (KF 1) PADA NY “F” DI PMB SARIGUTI
TANGGAL 30 JANUARI 2024

TanggalPengkajian : 30 Januari 2024 Jam : 07.30 WIB


TempatPengkajian : PMB Sariguti
Nama Pengkaji : Indah Tirtya
Nim : 2209031

I. DATA SUBJEKTIF
Biodata
Nama :Ny.F NamaSuami :Tn.R

Umur :25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Gadut

Anamnesa
1. Alasan berkunjung : Kunjungan KF 1 ( 6 jam post partum)
2. Keluhan : Ibu mengeluh ASI sedikit
3. Riwayat Persalinan Sekarang
Tanggal bersalin : 30 Januari 2024 Jam : 01.30 wib
Jenis Persalinan : Spontan
Perdarahan :Normal
Penyulit :Tidak ada
Bayi

126
127

 Apgar/Skor : 8/9
 PB/BB : 3200/49
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Anus : (+)
 Kelainan : Tidak ada
4. Status Perkawainan : Menikah usia 25 tahun
5. Riwayat Kesehatan/Penyakit Klien
Tidak ada riwayat penyakit jantung, TB, HT, Asma, DM
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit jantung, TB, HT, Asma, DM
7. Pola Aktivitas Sehar-hari
a. Pola Nutrisi
Saat hamil : 2-3 kali sehari (nasi putih, lauk, sayuran)
minum 8 gelas sehari.
Diruang nifas : 3 kali/hari (nasi putih,lauk pauk,sayuran )
minum 8 gelas sehari.
b. Pola istirahat dan tidur
Saat hamil : tidur siang 1 jam , tidur malam 6 jam
Diruang nifas : tidur saat bayi tidur
c. Pola eliminasi
BAK Saat hamul 7-8 kali
Diruang Nifas 3 kali
BAB saat hamil 1 kali/hari
Diruang nifas Belum BAB
d. Pola aktivitas
Selama hamil : ibu bekerja mengerjakan pekerjaan rumah
biasa
Diruang nifas : ibu focus mengurus bayi
e. Pola hygiene
Selama hamil :mandi 2 kali/hari, gosok gigi 2 kali/hari,
keramas 3x/seminggu.
Selama nifas : ibu mandi dan gosok gigi 1 kali
8. Riwayat psikososial
128

Respon psikologi : Ibu mengatakan senang dengan


kelahiran bayinya.
Bounding Attachment : Ibu merawat bayi dengan sangat
baik
Cara menyusui : ibu menyusui langsung pada payudara ibu
Rencana KB : Ibu belum merencanakan KB
9. Informasi yang sudah didapat
 pencegahan perdarahan pada nifas
 perawatan bayi dan pemberiian ASI
 Perawatan payudara
 Nutrisi pada masa nifas
 Tanda bahaya masa nifas
 Personal hygiene pasca masa nifas

II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Status Emosional:Baik
Kesadaran Compsmentis
Tanda Vital :
TD :110/70mmhg
RR :23x/menit
Suhu : 36,8 C
Nadi : 77 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Simetris, tidak ada edema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada karies
Dada : Simetris, putting susu menonjol (+)
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik
Ekstremitas : tidak edema, tidak ada varises,
Genitalia : terdapat pengeluaran lochea rubra, kondisi
perineum baik
Anus : Tidak ada hemoroid
129

III. ASSESMENT

Diagnosa : Ny. F post partum normal 6 jam, Ku ibu

Baik

Masalah : ASI Sedikit

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : KIE kebutuhan nutrisi untuk meningkatkan

produksi ASI

IV. PLANNING

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada Ny.F dan keluarga bahwa

keadaan dirinya dalam keadaan baik

I : menjelaskan hasil pemeriksaaan bahwa ibu dan bayi dalam

kondisi baik dan TTV dalam batas normal

E : ibu dan keuarga senang mendengar penjelasan bidan

2. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan mules yang ibu alami

I : Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan rasa mulas yang ibu

alami merupakan hal yang normal karena rahim yang keras

dan mules berarti rahim sedang berkontraksi yang dapat

mencegah terjadinyaperdarahan pada masa nifas

E: Ibu mengetahui bahwa keluhan rasa mulas yang ibu alami

merupakan hal yang normal karena rahim yang keras dan

mules berarti rahim sedang berkontraksi yang dapat mencegah

terjadinya perdarahan pada masa nifas

3. KIE terkait cara menyusui yang benar

I : memberikan KIE tentang cara menyusui yang benar benar

yaitu dagu bayi menempel pada payudara ibu mulut bayi


130

terbuka lebar dan menutupi areola mamae. Seluruh badan bayi

tersangga dengan baik tidak hanya kepala dan leher

E : ibu memahami dan mampu mempraktekkan

4. Menjelaskan berbagai macam posisi menyusui

I : menjelaskan bagaimana posisi untuk menyusui seperti

cradle hold, cross cradle hold dan football hold, dll

E : ibu memahami dan mampu mempraktekkan yang dijelaskan

bidan

5. Anjurkan ibu untuk konsumsi makanan yang dapat

mempercepat produksi ASI seperti daun katuk.

I : Menganjurkan ibu makan makanan yang dapat membantu

mempercepat produksi ASI seperti sayuran hijau seperti

daun katuk,makanan tinggi protein dan sejenis kacang-

kacangan.

E : ibu makan-makanan yang membantu mempercepat produksi

ASI.

6. Berikan penjelasan tentang vulva hygiene dan cara perawatan luka

perineum

I: Memberitahu ibu tentang vulva hygine dan perawatan luka

perineum yang benar agar menghindari infeksi dan

mempercepat penyembuhan luka seperti : menggunakan larutan

antiseptik dengan air hangat untuk membersihkan perineum setelah

buang air, alirkan air dari depan ke belakang dan keringkan

perineum dengan handuk bersih, ganti pembalut setiap buang air

dan gunakan milik sendiri untuk mencegah kontaminasi silang.


131

E: Ibu telah mengetahui tentang vulva hygine dan cara

perawatan luka perineum agar ibu terhindar dari resiko infeksi

masa nifas dan dapat mempercepat proses penyembuhan

luka

7. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan tinggi serat agar tidak terjadi

konstipasi

I : menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan tinggi serat agar

tidak terjadi konstipasi seperti buah dan sayur

E : Ibu makan sayur 1 mangkok setiap porsi makan

8. Dokumentasikan semua asuhan yang diberikan

I : Melakukan pendokumentasian semua asuhan yang diberikan

E : Pendokumentasian telah dilakukan


Dokumentasi Asuhan Lanjutan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM NORMAL
HARI KE 9 (KF 2) PADA NY “F” DI PMB SARIGUTI
TANGGAL 08 FEBRUARI 2024

TanggalPengkajian : 08 Februari 2024 Jam : 10.00 WIB


TempatPengkajian : PMB Sariguti
Nama Pengkaji : Indah Tirtya
Nim : 2209031

I. DATA SUBJEKTIF
Nama :Ny.F Nama Suami :Tn.R

Umur :25tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Gadut

Anamnesa
1. Alasan berkunjung : Kunjungan KF II ( hari ke 9)
2. Keluhan : Ibu mengeluh payudara terasa penuh
dan Bengkak
3. Pola Aktivitas Sehar-hari
a. Pola Nutrisi
Makan 3-4 kali sehari, minum 7-8 gelas/hari
Menu nasi. Sayur, lauk pauk, dan susu
Keluhan : Tidak ada
b. Pola istirahat dan tidur
Mengikut pola tidur bayi
Malam 6-7 jam

131
132

c. Pola eliminasi
BAK 5-6 kali/ hari
BAB 1 kali/hari
Keluhan : Tidak ada
d. Pola aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus bayi
4. Data Psikologi
Respon psikologis ibu : Baik
Bounding Attachemnt: Baik

II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
StatusEmosional:Baik
Kesadaran Compsmentis
Tanda Vital :
TD :110/70mmhg
RR :20x/menit
Suhu : 36,8 C
Nadi : 75 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Payudara : Normal, teradapat pengeluaran ASI
Masalah : Ibu merasa payudara terasa penuh
Luka perineum : Normal, tidak ada tanda-tanda infeksi
Ekstremitas : Tidak ada pembengkakan pada ekstremitas
Anus : Tidak ada hemoroid

III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny.F Post Partum normal Hari ke 9, Ku ibu

baik

Masalah : Ibu merasa payudara terasa penuh

Diagnosa Potensial : Tidak ada


133

Kebutuhan : KIE Perawatan Payudara, KIE teknik

menyusui yang benar

IV. PLANNING

1. KIE Terkait perawatan payudara

I : menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara

dengan menggunakan bra yang tidak ketat atau yang khusus

untuk meyusui kemudian mengoleskan sedikit ASI pada bagia

putting susu aerola untuk desinfektan agar bagian putting susu

tetap lembab

E : ibu memahami penjelasan bidan

2. KIE terkait teknik menyusui yang benar

I : Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi dengan

emmastikan perlekatan bayu benar, mulut terbuka lebar,

sebagian besar aerola teritama yang berada dibawah masuk ke

dalam mulut bayi dan pastikan tidak terdengar bunyi detak

saat bai menyusu agar perlekatan sempurna dan tidak terjadi

lecet pada putting.

E: ibu memahami penjelasan bidan dan mampu mempraktekkan

teknik menyusui yang benar

3. Menganjurkan ibu mengompres payudara dengan air hangat

bila payudara terasa penuh

I : menganjurkan ibu untuk mengompres payudara dengan air

hangat atau air es bila payudara terasa nyeri

E :ibu mengerti dan dapat mengulang penjelasan dari bidan


134

4. Menganjurkan ibu untuk menyusuui setiap 2 jam atau secara

on demand

I : Menganjurkan ibu untuk memompa ASI bila terasa penuh

atau menyusui bayinya sesering mungkin, apabila bayi tertidur

anjurkan untuk membangunkan untuk menyusui bila sudah

lewat 2 jam

E : ibu memahami penjelasan bidan

5. Dokumetasikan Asuhan Kebidanan

I : Mendokumentasikan pendokumentasian asuhan kebidanan

E : Asuhan kebidanan terdokumentasi


Dokumentasi Asuhan Lanjutan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM NORMAL
HARI KE 19 (KF 4) PADA NY “F” DI PMB SARIGUTI
TANGGAL 18 FEBRUARI 2024

Tanggal Pengkajian : 18 Februari 2024 Jam : 11.00 WIB


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Pengkaji : Indah Tirtya
Nim : 2209031

I. DATA SUBJEKTIF
Nama :Ny.F Nama Suami :Tn.R

Umur :25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Gadut

Anamnesa
1. Alasan berkunjung : Kunjungan KF III (Hari ke 19)
2. Keluhan : Tidak ada
3. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan 3-4 kali sehari, minum 7-8 gelas/hari
Menu nasi. Sayur, lauk pauk, dan susu
Keluhan : Tidak ada
b. Pola istirahat dan tidur
Mengikut pola tidur bayi
Malam 6-7 jam

135
136

c. Pola eliminasi
BAK 5-6 kali/ hari
BAB 1 kali/hari
Keluhan : Tidak ada
d. Pola aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus bayi
4. Data Psikologi
Respon psikologis ibu : Baik
Bounding Attachemnt: Baik

II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Status Emosional : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
TD :110/70mmhg
RR :20x/menit
Suhu : 36,8 C
Nadi : 75 kali/menit

2. Pemeriksaan Fisik
Payudara : Normal, teradapat pengeluaran ASI
Luka perineum : Normal, tidak ada tanda-tanda infeksi
Ekstremitas : Tidak ada pembengkakan pada ekstremitas
Anus : Tidak ada hemoroid

III. ASSESMENT

Diagnosa : Ny.F Post Partum normal Hari ke 35, KU ibu baik

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan :
137

 KIE personal hygiene

IV. PLANNING

1. Memberikan KIE terkait personal hygiene pada bayi

I : Menganjurkan ibuuntuk tidak memberikan bedak pada kulit

bayu yang ruam karena dapat menyumbat pori-pori serta

mengganti sabun bayi karena kemungkinan alergi bayi

E : ibu memahami penjelasan bidan

2. Memberikan KIE perawatan payudara

I : menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara

dengan menggunakan bra yang tidak ketat atau yang khusus

untuk meyusui kemudian mengoleskan sedikit ASI pada bagia

putting susu aerola untuk desinfektan agar bagian putting susu

tetap lembab

E : ibu memahami penjelasan bidan

3. KIE terkait teknik menyusui yang benar

I : Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi dengan

emmastikan perlekatan bayu benar, mulut terbuka lebar,

sebagian besar aerola teritama yang berada dibawah masuk ke

dalam mulut bayi dan pastikan tidak terdengar bunyi detak

saat bai menyusu agar perlekatan sempurna dan tidak terjadi

lecet pada putting.

E: ibu memahami penjelasan bidan dan mampu mempraktekkan

teknik menyusui yang benar

4. KIE Imunisasi bayi


138

I : Menjelaskan terkait jadwal imunisasi pada bayi

E :Ibu memahami penjelasan bidan

5. Meminta ibu untuk menghubungi jika ada keluhan

I : Meminta ibu untuk menghubungi jika ada keluhan

E : ibu senang dan bersedia

6. Lakukan pendokumentasian

I : Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan

E : Asuhan kebidanan terdokumentasi


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM NORMAL
HARI KE 35 (KF 4) PADA NY “F” DI PMB SARIGUTI
TANGGAL 07 FEBRUARI 2024

TanggalPengkajian : 07 Februari 2024 Jam : 10.20 WIB


TempatPengkajian : PMB Sariguti
Nama Pengkaji : Indah Tirtya
Nim : 2209031

I. DATA SUBJEKTIF
Nama :Ny.F Nama Suami :Tn.R

Umur :25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Gadut

Anamnesa
1. Keluhan : Tidaka ada keluhan
2. Pola Aktivitas Sehar-hari
a. Pola Nutrisi
Makan 3-4 kali sehari, minum 7-8 gelas/hari
Menu nasi. Sayur, lauk pauk, dan susu
Keluhan : Tidak ada
b. Pola istirahat dan tidur
Mengikut pola tidur bayi
Malam 6-7 jam
c. Pola eliminasi
BAK 5-6 kali/ hari
BAB 1 kali/hari

138
139

Keluhan : BAB Keras

d. Pola aktivitas
Melakukan pekerjaan rumah tangga dan mengurus bayi
3. Data Psikologi
Respon psikologis ibu : Baik
Bounding Attachemnt: Baik

II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
StatusEmosional :Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
TD :115/70mmhg
RR :21x/menit
Suhu : 36,5 C
Nadi : 75 kali/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Payudara : Normal, teradapat pengeluaran ASI
Lochea : Alba
Luka perineum : Normal, sudah kering
Ekstremitas : Tidak ada pembengkakan pada ekstremitas
Anus : Tidak ada hemoroid

III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny.F Post Partum Normal Hari ke 35, KU Ibu Baik

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : KIE KB Pasca salin

IV. PLANNING

1. KIE ASI Eksklusif selama 6 bulan


140

I : Menganjurkan ibu tetap menyusui sesering mungkin ketika

bayi ingin dan tetap menerapkan asi esklusif sampai bayi

berusia 6 bulan tanpa tambahan makanan dan minuman

apapun

E : ibu memahami penjelasan bidan

2. Memberikan informasi tentang KB pasca salin yang cocok

untuk ibu menyusui

I : Memberikan KIE terkait jenis-jenis KB beserta kelebihan

dan kekurangan masing-masing alat kontrasepsi beserta

efektifitasnya

E: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

3. Meminta ibu untuk menghubungi jika ada keluhan

I : ,meminta ibu menghubungi via telpon jika ada keluhan

E :Ibu senang dan bersedia.

4. Lakukan pendokumentasian

I : Mendokumentasikan asuhan kebidanan

E : Asuhan kebidanan terdokumentasi


E. ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL 6
JAM (KN 1) PADA BY. NY “F” DI PMB SARIGUTI
TANGGAL 30 JANUARI 2024

Tanggal Pengkajian : 30 Januari 2024 Jam : 07.30 WIB


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Pengkaji : Indah Tirtya
Nim : 2209031

Pengkajian Data
Identitas / Biodata
Nama Bayi : By.Ny.F

Umur : 6 jam

Jam/tanggal lahir : 1.30 /30 Januari 2024

Jenis Kelamin : Perempuan

Berat Badan : 3200 Gram

Panjang badan : 49 Cm

Nama Ibu :Ny.F Nama Ayah :Tn.R

Umur :25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Gadut

I. Subjektif
Pada tanggal : 30-01-2024

141
142

Pukul : 7.30 wib

1. Riwayat Penyakit kehamilan :

 Perdarahan : Tidak Ada

 Pre eklampsi : Tidak Ada

 Eklampsi : Tidak Ada

 Penyakit kelamin : Tidak Ada

2. Kebiasaan waktu hamil :

 Makanan : 3-4 kali/hari

 Obat-obatan : Tidak Ada

 Merokok : Tidak Ada

 Lain –lain : Tidak Ada

3. Riwayat Persalinan sekarang

 Tempat Persalinan : PMB

 Ditolong oleh : Bidan

 Jenis persalinan : Normal

 Lama persalinan :

Kala I : 5 jam

Kala II : 30 menit

Kala III : 5 Menit

Kala IV : 2 jam

 Komplikasi / Kelainan dalam persalinan:

Ibu : Tidak ada

Bayi : Tidak ada

 Ketuban : jernih
143

 Keadaan Bayi Baru Lahir :

A/ S : 8/9

 Resusitasi

Pengisapan lendir : Ada

Ambu : Tidak dilakukan

Masase jantung : Tidak dilakukan

Oksigen : tidak dilakukan

Therapy : tidak ada

II. Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 56 kali/Menit
Frekuensi Jantung : 120 Kali /menit
BB : 3200 Gram
PB : 49 Cm
3. Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis
Kepala :
Ubun – ubun : terasa lembek
Muka : normal tidak ada kelainan,warna kemerahan
Mata : simetris kiri dan kanan
Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan
Mulut : bersih, bibir tidak pucat
Hidung : bersih tidak ada sumbatan
Dada : tarikan dinding dada normal
Perut : Normal, sintal
Punggung : Normal
Ekstremitas : Normal
Genitalia : Normal
144

Anus : Normal
1. Refleks Moro : ( +)
Rooting : ( + )
Sucking : ( + )
Swallowing : ( + )
Graphs : ( )
Tonic neck : ( + )
2. Antropometri Lingkar
kepala: 34,3 cm
Lingkar Dada : 36 cm
LiLa : 10 cm
3. Eliminasi
BAK : ada
BAB : ada

II. ASSESMENT
Diagnosa : By. Ny.F lahir normal usia 6 jam, KU Bayi baik

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : Ajarkan teknik menyusui, jaga kehangatan bayi

dan perawatan tali pusat

IV. PLANNING

1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

baui dalam keadaan baik dan dalam batas normal

I : menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

bahwa bayi dalam keadaan nomal

E : ibu dan keluarga senang mendengar hasil pemeriksaan

2. Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi


145

I : ,Menjaga kehangatan bayi dengan Memberikan

boundingattachment antara ibu dan bayi. Sentuhan skin to

skin agar bayi tidak mengalami hipotermi dan terjalin

bounding attachment sehingga menumbuhkan hubungan kasih

sayang dan keterikatan batin antara ibu dan bayinya

sehingga timbul rasa saling mencintai satu sama lain

E : Bayi terjaga kehangatannya

3. Berikan KIE terkait tanda bahaya bayi baru lahir

I : menjelaskan tanda bahaya BBL seperti demam, gerakan

tidak aktif, kuning dalam 24 jam

E : ibu paham dan mampu mengulang penjelasan bidan

4. Anjurkan ibu untuk menyusui on demand

I : menganjurkan ibu untuk menyusui bayi tiap 2 jam atau

saat bayi menginginkannya

E : ibu paham dan mampu mengulangi penjelasan bidan

5. Lakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa

kering tanpa diberi apapun

I: Mengajarkan ibu perawatan tali pusat dengan menggunakan

kasa kering tanpa dibubuhi apapun

E: Ibu mengerti dengan apa yang diajarkan oleh bidan

6. Dokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan

I : Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan

E: Asuhan kebidanan terdokumentasi


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
HARI KE 9 (KN 2) PADA BY. NY “F” DI PMB SARIGUTI
TANGGAL 08 JANUARI 2024

Tanggal Pengkajian : 08 Januari 2024 Jam : 10.00 wib


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Pengkaji : Indah Tirtya
Nim : 2209031

I. DATA SUBJEKTIF
Nama Bayi : By.Ny.F
Umur : 9 Hari
Jenis Kelamin : Perempuan

Nama :Ny.F NamaSuami :Tn.R

Umur :25tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Gadut

Anamnesa
1. Keluhan : -
2. Nutrisi bayi
Frekuensi menyusui : jarang, bayi sering tertidur
3. Eliminasi
BAK 6-7kali/ hari
BAB 2-3 kali/hari
Keluhan : Tidak ada

146
147

II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Status Emosional : Baik
Kesadaran : Compsmentis
Tanda Vital : N: 127 x/I, P: 48 x/I, S 36,5 C

2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Simetris, tidak ada strabismus, kelopak mata
terbentuk sempurna
Hidung : Simetris, bentuk hidung sempurna, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut: : Normal
Dada : Simetris, tidak ada kelainan
Abdomen : Bulat, tali pusat sudah lepas
Ekstremitas : Simetris, jari lengkap
Genitalia : Normal
Anus : Tidak ada kelainan
III. ASSESMENT

Diagnosa : By.Ny.F lahir normal usia 9 hari, KU Bayi baik

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : Edukasi penyebab bayi malas menyusui, Edukasi

tentang icterus fiisiologis

IV. PLANNING

1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu tentang keadaan

bayi baik

I: Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa

keadaan bayi baik, TTV dalam batas normal

E: Ibu mengerti dengan informasi yang disampaikan oleh bidan


148

2. Pertahankan suhu bayi.

I: Mempertahankan suhu bayi dengan cara membungkus bayi

dengan kain yang kering dan bersih dan menempatkan bayi

pada tempat yang kering dan hangat serta tetap menjaga

bounding attactment (peningkatan kasih sayang) antara ibu dan

bayi

E: Suhu tubuh bayi normal

3. Memberikan KIE menyusui

I : menganjurkan ibu tetap menyusui bayinya secara on

demand dan membangunkan bayi untuk menyusui jika lewat

dari dua jam.

E : ibu mengerti dengan penjelasan bidan

4. Jelaskan penyebab bayi malas menyusu

I : ,menjelaskan kepada ibu penyebab bayi malas menyusu

karena teknik perlekatan tidak benar dan pola kebiasaan bayi

yang berubah membuat bayi lebih sering tidur

E : ibu memahami penjelasan bidan

5. Berikan KIE icterus fisiologis

I : menganjurkan ibu penyebab bayi kuning salah satunya

adalah cakupan ASI yang kurang, anjurkan ibu untuk menjemur

bayi pada pagi hari sekitar 10 menit dan hindari terkena

bagian mata

E : ibu mengerti dengan penjelasan bidan

6. Minta ibu menghubungi jika ada keluhan

I : meminta ibu untuk menghubungi via telpon jika ada


149

keluhan

E : ibu senang dan bersedia

7. Dokumentasikan seluruh asuhan kebidanan yang telah diberikan

I: Mendokumentasikan seluruh asuhan kebidanan yang

telahdiberikan

E: Asuhan kebidanan terdokumentasi


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
HARI KE 19 (KN 3) PADA BY. NY “F” DI PMB SARIGUTI
TANGGAL 18 FEBRUARI 2024

Tanggal Pengkajian : 18 Februari 2024 Jam : 11.00 wib


Tempat Pengkajian : PMB Sariguti
Nama Pengkaji : Indah Tirtya’
Nim : 2209031

I. DATA SUBJEKTIF
Nama Bayi : By.Ny.F
Umur : 19 Hari
Jenis Kelamin : Perempuan

Nama :Ny.F NamaSuami :Tn.R

Umur :25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Gadut

Anamnesa
1. Keluhan : Tidak ada
2. Nutrisi bayi
Setiap 2 jam/tiap bayi ingin
3. Eliminasi
BAK 7-8 kali/ hari
BAB 4-5 kali/hari
Keluhan : Tidak ada

149
150

II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Status Emosional : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital : N: 127 x/I, P: 48 x/I, S 36,5

2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Simetris, tidak ada strabismus, kelopak mata
terbentuk sempurna
Hidung : Simetris, bentuk hidung sempurna, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut: : Normal
Dada : Simetris, tidak ada kelainan
Abdomen : Bulat, tali pusat sudah lepas
Ekstremitas : Simetris, jari lengkap
Genitalia : Normal
Anus : Tidak ada kelainan

III. ASSESMENT

Diagnosa : By.Ny.F lahir normal usia 19 hari, KU Bayi baik

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : Edukasi imunisasi dasar pada bayi

IV. PLANNING

1. Beri informasi pada ibu seluruh hasil pemeriksaan

I: Memberi informasi kepada ibu mengenai seluruh

hasilpemeriksaan bahwa saat ini kondisi bayi dalam

keadaanbaik,.

E: Ibu mengerti dengan informasi yang disampaikan bida

2. Beritahu ibu tentang jadwal dan jenis imunisasi dasar pada


151

bayi

I : Memberitahu ibu tentang jadwal dan jenis imunisasi dasar

padabayi yaitu hepatitis, BCG, DPT 1,2,3 (pada usia 2-4

bulan), polio 1,2,3,4 (usia 1-9 bulan), campak (usia 9 bulan).

E : ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan ibu mengatakan

bayi sudah diberikan imunisasi BCG dan Polio I

3. Minta ibu menghubungi jika ada keluhan

I : meminta ibu untuk menghubungi via telpon jika ada

keluhan

E : ibu senang dan bersedia

4. Dokumentasikan seluruh asuhan kebidanan yang telah diberikan

I: Mendokumentasikan seluruh asuhan kebidanan yang

telahdiberikan

E: Asuhan kebidanan terdokumentasi


F. ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI
ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI PADA NY. F
DI PMB SARIGUTI TANGGAL 10 MARET 2024

I. DATA SUBJEKTIF
Identitas
Nama :Ny.F Nama Suami :Tn.R

Umur :25 tahun Umur : 29 tahun

Suku/bangsa :Minang Suku/Bangsa :Minang

Agama :Islam Agama : Islam

Pendidikan :SLTA Pendidikan :D3

Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Gadut

Anamnesis
1. Keluhan : Ibu ingin berkonsultasi tentang metode
kontrasepsi pasca persalinan
2. Riwayat Menstruasi :
i. Menarche : 15 tahun
j. Siklus : 30 hari
k. Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut
l. Lamanya : 5 hari
m. Sifat darah : encer merah kehitaman
n. Teratur/Tidak : Teratur
o. Dismenorhea : Tidak ada
p. Flour Albus : Tidak ada
3. Riwayat Obstetri
Jumlah GPA : G1P1A0
Hamil /diduga hamil : Tidak
Menyusui : Ya
Umur anak terkecil : 38 hari

152
153

4. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Jantung : Tidak ada TBC : Tidak ada
DM : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada

5. Riwayat Kontrasepsi Sebelumnya


Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi

II. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Status Emosional : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 78 x/i
S : 36,8 C
RR : 20 x/i
2. Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik

Dada : Pembesaran payudara normal, ASI (+/+)

Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada bekas operasi

Genitalia : Terdapat pengeluaran lochea alba

III. ASSESMENT

Diagnosa : Ny,F usia 25 tahun keadaan umum baik

Masalah : Tidak ada

Diagnosa Potensial : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling pasca persalinan

IV. PLANNING

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa


154

keadaan umum ibu baik dan berada dalam batas normal

I : Menjelaskan hasil pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik

pada ibu dalam batas normal

Keadaan umum:Baik
Kesadaran Compsmentis
TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 78 x/i
S : 36,8 C
RR 20 x/i
E : ibu senang mendengar hasil pemeriksaan

2. Memberikan KIE terkait KB Pasca salin

I : Menjelaskan jenis-jeis kontrasepsi pasca persalinan yang

dapat digunakan oleh ibu dan suami. Seperti metode

amenorrhea laktasi, kondom, AKDR, injeksi, pil progesterone

serta MOP dan MOW

E: ibu paham dengan penjelasan bidan

3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing

kontrasepsi

I : Menjelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing

kontrasepsi

E : ibu paham dan mampu mengulang penjelasan bidan

4. Meminta ibu untuk berdiskusi dengan suami sebelum

memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan

I : Meminta ibu untuk berdiskusi dengan suami sebelum

memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan.

E : Ibu berencana ingin menggunakan kontrasepsi IUD


155

5. Dokumentasi asuhan kebidanan

I: Mendokumentasikan asuhan kebidanan

E: Asuhan kebidanan terdokumentasi


BAB IV
PEMBAHASAN

Dengan telah dilakukannya asuhan kebidanan secara

berkesinambungan (Continuity Of Care) pada Ny.F selama periode

waktu Maret 2023 hingga Maret 2024. Pada bagian ini akan

dijelaskan analisis asuhan pada Ny.F dimulai dari masa prakonsepsi

hingga pelayanan KB Pascasalin.

a. Asuhan Kebidanan Pada Masa Prakonsepsi

Prakonsepsi merupakan masa sebelum terjadinya kehamilan

atau masa di antara kehamilan. Prakonsepsi disebut juga

preepregnancy period (masa sebelum hamil) atau interconception

period (masa antara kehamilan) (Verney, 2020). Menurut

Doloksaribu (2020), prakonsepsi diartikan sebagai rentang waktu

tiga bulan hingga satu tahun sebelum terjadinya konsepsi dan

idealnya mencakup saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar

100 hari sebelum konsepsi (Doloksaribu, 2020).

Penulis melakukan pertemuan pertama dengan klien dimana

klien ingin memeriksakan kesehatannya. Pada pertemuan pertama,

klien bersedua menjadi klien asuhan continuity of care (COC)

mulai dari masa prakonsepsi hingga keluarga berencana.

Pada pertemuan pertama, penulis melakukan anamnesa dan

pemeriksaan lengkap pada pasien. Hasil anamnesa diketahui

bahwa Nn.F dan Tn.R berusia 25 tahun dan 29 tahun ingin

mempersiapkan kehamilannya. Pada pengkajian riwayat menstruasi

diketahui bahwa Ny.F mendapat menstruasi pertama pada umur

156
157

15 tahun, dengan siiklus teratur 30 hari dan tidak terdapat

keluhan seperti dismenore dan keputihan. Ny.F mengatakan belum

pernah hamil sebelumnya dan tidak memiliki riwayat penyakit

sistemik pada dirinya maupun keluarganya. Pola nutrisi Ny.F

memiliki nafsu makan yang baik klien suka makan 3 kali sehari.

Pola istirahat Ny.F cukup tanpa keluhan dan pola eliminasi Ny.F

normal tanpa keluhan. Hasil pemeriksaan fisik diketahui diperoleh

dalam batas normal. Penulis memberikan komunikasi, informasi

dan edukasi dalam mempersiapkan kehamilan antara lain tentang

KIE persiapan masa prakonsepsi, menjelaskan cara menghitung

masa subur dan nutrisi masa prakonsepsi serta memberikan

imunisasi TT. Penulis memberikan KIE dengan tujuan agar klien

mengetahui segala sesuatu hal yang berhubungan dengan masa

prakonsepsi dan persiapan kehamilan.

Dalam pelaksanaan pemberian Imunisasi TT, penulis sudah

melakukan tindakan sesuai dengan evidence based midwifery yaitu

dengan melakukan hand hygiene sebelum melakukan tindakan.

Dikarenakan karena biasanya hanya untuk melakukan imunisasi

TT, masih ada saja bidan melupakan satu langkah pertama yaitu

cuci tangan. Dengan di lakukan tindakan ini diharapkan

mengurangi resiko infeksi nosocomial.

Menurut World Health Organization (WHO), cuci tangan (hand

hygiene) merupakan istilah yang sering digunakan untuk

membersihkan tangan menggunakan antiseptic pencuci tangan,

baik menggunakan cairan berbasis formulasi antiseptic alcohol


158

(handrub) atau menggunakan sabun dan air (handwash). WHO

merumuskan inovasi strategi penerapan cuci tangan untuk petugas

kesehatan dengan cuci tangan lima momen (five moments for

Hand Hygiene), yaitu melalui 1) Sebelum bersentuhan dengan

pasien, 2) Sebelum melakukan prosedur bersih/steril, 3) Setelah

bersentuhan dengan cairan tubuh pasien risiko tinggi, 4) Setelah

bersentuhan dengan pasien, 5) Setelah bersentuhan dengan

lingkungan sekitar pasien (World Health Organization, 2020).

Asuhan yang penulis berikan sudah sesuai dengan teori

Notoatmodjo (2016) dimana pengetahuan disampaikan melalui KIE

diharapkan dapat mengarahkan klien untuk tahu mengenai materi,

kemudian memahami, mengaplikasikan, menganalisa bahkan

mensintesis dan mengevaluasi hasil pengetahuannya, sehingga

kedepannya klien mampu menyelesaikan masalah yang

dihadapinya. Penelitian Simatupang (2020) juga mengatakan hal

serupa, bahwa konseling memiliki pengaruh yang baik terhadap

pengetahuan dan sikap.Penelitian Simatupang menjelaskan bahwa

pemberian konseling terkait gizi prakonsepsi meningkatkan

pengetahuan wanita dan meningkatkan sikap positif untuk

mempersiapkan kehamulan yang aman, proses kehamilan yang

lancar.

Gizi prakonsepsi merupakan persiapan untuk melahirkan

generasi lebih baik. Kecukupan gizi pada pasangan terutama

pada calon ibu dapat menurunkan risiko bayi lahir BBLR,

prematur, tingkat inflamasi dan infeksi pada bayi, serta dapat


159

memutus mata rantai masalah kekurangan gizi pada masa

kehamilan. Asupan gizi yang cukup dan status gizi yang baik

dari ibu penting untuk perkembangan optimal janin. Diet bervariasi

sehat penting sebelum pembuahan dan selama kehamilan. Zat

gizi makro danzat gizi mikro berperan penting untuk menunjang

kesehatan WUS. Gizi yang mempengaruhi prakonsepsi adalah

karbohidrat, lemak, protein asam folat, vitamin A, E, dan B12,

mineral, zinc, besi, kalsium dan omega 3 (Susilowati &

Kuspriyanto, 2016).

Berbagai faktor dapat mempengaruhi status gizi wanita

pranikah sebelum kehamilan. Faktor-faktor yang mempengaruh

adalah umur, pendidikan, dan status gizi. Pengetahuan mengenai

gizi berperan penting dalam pemenuhan kecukupan gizi

seseorang. Upaya peningkatan pengetahuan dapat dilakukan

dengan cara memberikan konseling. Konseling merupakan salah

satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

individu atau keluarga tentang gizi.(Cornelia,dkk, 2020). Dengan

pemberian konseling diharap akan meningkatkan asupan gizi pada

wanita usia subur. Asupan gizi yang mempengaruhi prakonsepsi

adalah karbohidrat, lemak, protein, asam folat, vitamin A,E, dan

B12, mineral, zinc, besi, kalsium dan omega 3 (Susilowati dan

Kuspriyanto, 2016).

Setelah diberikan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan

pasien didapatkan hasil bahwa Ny. F sudah mendapatkan suntik

TT dan tablet asam folat untuk dikonsumsi dirumah serta Ny.F


160

sudah mengerti mengenai informasi yang telah disampaikan oleh

bidan mengenai gizi prakonsepsi.

B. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester 1

Menurut Kemenkes (2020), untuk menghindari resikokomplikasi

pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibuhamil untuk

melakukan kunjungan antenatal komprehensif yangberkualitas

minimal 4 kali, yaitu I kali pada trimester I dan I kalipada

trimester II dan II kali pada trimester III. Jadi berdasarkanteori

yang ada dengan pengkajian kasus tidak ditemukankesenjangan.

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada usia kehamilan 8

minggu mengeluh mual dan muntah pada pagi hari. Teori

menjelaskan bahwa salah satu perubahan fisiologis yang terjadi

pada masa kehamilan yaitu perubahan pada sistem pencernaan.

Selama masa hamil nafsu makan berkurang, sekresi usus

berkurang, fungsi hati berubah dan absorbs nutrisi meningkat.

Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun akibatnya bising usus

berkurang sehingga terjadi stagnasi isi lumen usus disampaikan

ke cortek serebri kemudian dipersepsikan sebagai rasa penuh di

perut sehingga berdampak pada rasa mual dan muntah serta

tidak nafsu makan.

Pada trimester I sering terjadi penurunan nafsu makan

akibat nusea (mual) atau vomitus (muntah) yang merupakan

akibat perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar

progesteron, estrogen dan Human Chorionic Gonadrotropin (HCG)

dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah. Peningkatan


161

hormone progesteron menyebabkan otot polos pada sistem

gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung

menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus,

penurunan motilitas lambung dan penurunan motililitas lambung

serta penurunan sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi

terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan

adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual,

lingkungan dan sosiokultural (Romauli, 2021).

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Tatik, 2020)

menjelaskan mual dan muntah dapat disebut fisiologis apabila

frekuensi kurang atau sama dengan 10 kali dalam satu hari,

tidak mengganggu aktivitas atau ibu hamil masih dapat melakukan

aktivitas yang wajar dan masih dapat makan dan minum

meskipun pada beberapa ibu hamil nafsu makannya cenderung

menurun.

Pada keluhan utama ibu mengeluh mual dan muntah.

Menurut Madjunkova et al dalam peneliatan (Siregar 2020)

menyatakan 50-90% wanita hamil akan mengalami mual dan

muntah selama trimester pertama, 28% mengalami mual saja,

sedangkan 52% mual dan muntah. Gejala itu muncul biasanya

pada minggu ke-4 dan menghilang pada minggu ke-16 serta

mencapai puncak antara minggu ke-8 dan minggu ke-12. Sekitar

53% dari terjadinya muntah itu antara pukul 06.00 dan 12.00.

Diantaranya 20-30% dan wanita hamil juga dapat mengalami

gejala mual dan muntah pada usia kehamilan di atas 20 minggu


162

sampai dengan waktu akan melahirkan.

Penulis memberikan KIE pada klien terkait keluhan yang

dirasakannya, beberapa cara mengurangi keluhan yang dirasakan

Ny.F antara lain dengan makan sedikit tapi sering, melakukan

inhalasi lemon, menghindari makan-makanan yang memicu klien

mual dan muntah.

Asuhan yang penulis berikan sesuai dengan penelitian

Dainty Maternity (2020) dimana mengatakan bahwa terapi inhalasi

lemon dapat mengurangi rasa mual yang dirasakan oleh ibu

hamil diawal kehamilan.

Minyak esensial lemon (Jeruk lemon) adalah salah satu

minyak herbal yang paling banyak digunakan selama kehamilan

dan dianggap sebagai obat yang aman untuk kehamilan. Satu

atau dua tetes lemon essential oil dalam oil burner atau diffuser

di kamar tidur membantu menenangkan dan meredakan mual dan

muntah .Menurut sebuah penelitian, 40% wanita telahdari mereka

telah dilaporkan sebagai cara yang efektif untuk mengontrol gejala

mereka.

C. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester 2

Ny.F mengeluh munculnya stretchmark/striae gravidarum pada

usia kehamilan 21 minggu. Menurut Andriani (2020) menyatakan

bahwa strechamark ini dialami sekitar 90% ibu hamiil. Hal ini

disebabkan kulit mengalami hiperpigmentasi (penimbunan zat

warna kulit secara berlebihan) selama hamil. Kondisi ini juga

disebabkan karena tingginya kadar hormone estrogen pada tubuh.


163

Ibu hamil mengalami gangguan pada kulit ini berupa garis-garis

pada perut, payudara, pinggul ataupun paha, bokong dan

biasanya akan merasa cemas. Kecemasan pada primigravida

merupakan hal yang wajar karena kehamilan merupakan

pengalaman pertama dalam kehidupannya.

Dalam hal ini penulis memberikan konseling kepada Ny.F

untuk mengoleskan minyak zaitun ke kulit yang terkena stretch

mark. Asuhan yang penulis berikan sesuai penelitian yang

dilakukan oleh Maharani (2021) yang mengatakan bahwa olive oil

bermanfaat untuk menjaga elastisitas kulit dan menjaga kelenturan

kolagen dan minyak zaitun bermanfaat untuk melepaskan lapisan

sel-sel kulit mati.

Minyak zaitun dengan kandungan asam lemak (meningkatkan

penyerapan zat yang dibawa), hidrokarbon dan bikarotin

(komponen utama zat pelicin dan penghalus), tokoferol (untuk

menjaga elastisitas kulit), fatty alkohol, waxes, pigmen atau klorofil

dan karotenoid, sterol (menjaga kelenturan kolagen), memiliki

manfaat yang sangat baik untuk mengatasi striae gravidarum atau

garis kehamilan (Fakhiroh, 2020)Minyak Zaitun merupakan produk

yang didapatkan dari ekstraksi mekanik buah Olea europeae L.

(termasuk keluarga Oleaceae) yang mengandung 70%−80% asam

lemak, efeknya terhadap kulit yaitu meningkatkan penyerapan zat

yang dibawa (squalene, α tokoferol, dan sterol).

Penulis sudah menerapkan evidence based midwifery dengan

menganjurkan pasien untuk mengoleskan minyak zaitun ke daerah


164

kulit yang mengalami strechmark.

D. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Trimester III

Ny.F mengeluh nyeri pinggang pada usia kehamilan 36

minggu. Pada fase akhir kehamilan nyeri pinggang merupakan

keluhan yang wajar dialami oleh ibu hamil pada TM III. Nyeri

pinggang dapat disebabkan karena adanya perubahan pusat

gravitasi tubuhkarena perkembangan kehamilannya, sehingga ibu

hamil perlu menyesuaikan postur tubuh ketika berdiri dan berjalan.

Peregangan ini dapat menyebabkan tekanan dan rasa sakit pada

pinggang ibu hamil. Nyeri pada pinggang juga dapatdipengaruhi

oleh ukuran janin yang bertambah besar. Pengetahuan ibu

mengenai ketidak nyamanan pada kehamilan trimester III sangatlah

penting agar ibu dapat mendeteksi lebih awal apabila mengalami

ketidak nyamanan tersebut. Nyeri punggung sering terjadi pada ibu

hamil biasanya terjadi didaerah punggung bagian bawah, terkadang

menyebar kebokong dan paha, kadang turun ke kaki. Intensitas

nyeri biasanya dapat terjadi dikarenakan terlalu lamanya ibu

berdiriatau duduk, membungkukkan tubuh dan mengangkat beban

terlalu berat. (Romauli,2015).

Dalam hal ini penulis memberikan KIE kepada Ny.F untuk tidak

melakukan aktivitas yang berat dan mengangkat beban berat,

serta menganjurkan ibu untuk mengompres hangat pada bagian

punggung yang terasa nyeri serta memberikan penopan bantal

tambahan ketika duduk atau tidur. Menurut Harsono (2020)

asuhan yang diberikan untuk mengatasi rasa nyeri punggung,


165

gunakan bantal tambahan sebagai penopang pada bagian

pinggang dan punggung pada saat tidur, tidur menyamping untuk

menghindari nyeri punggung, relaksasi, senam hamil, massage,

rendam air hangat dapat meredakan otot-otot dan agar ibu hamil

trimester III mengurangi aktifitas dan menjaga postur membungkuk.

Berdasarkan jurnal Rissa (2020) diketahui untuk mengurangi

nyeri punggung dengan menggunakan metode non farmakologis

dapat mengurangi rasa nyeri pada punggung yaitu menggunakan

kompres hangat dan dapat menimbulkan efek seperti mencegah

terjadinya spasme otot atau memberikan rasa nyaman dan

memberikan rasa kehangatan (Imaniar etal., 2020).

Kompres hangat juga adalah cara yang bagus untuk

meredakan nyerijadi sangat didukung ke dalam otonomi

keperawatan (Yuliania et al., 2021). Ada beberapa efek fisiologinya

yaitu tubuh menjadi lebih rileks, rasa nyeri jadi lebih hilang

bahkan turun dan sirkulasi darah ibu hamil menjadi lancar

(Ridawati et al., 2020).

Penelitian terkait dengan pengaruh kompres hangat dalam

penurunan nyeri punggung bagian bawah pada ibu hamil trimester

III sudah banyak dilakukan dan ada perubahan yang signifikan

antara intensitas nyeri sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan

kompres hangat intervensi kompres hangat (p=0.000). nilai mean

sebelum diberi kompres hangat 4,5 menjadi 2,2 dengan selisih

mean 2,3. Sedangkan akupresur (p=0.000) nilai mean sebelum

diintervensi akupresur 3,5 menjadi 2,3 dengan selisih mean 1,2.


166

(Suryanti & Lilis,2021).

Dalam pemberian asuhan kebidanan pada trimester III ini

sudah dilakukan sesuai dengan evidence based midwifery terbaru

yaitu dengan menganjurkan memberikan kompres hangat pada

bagian punggung yang terasa sakit yang bertujuan untuk

mengurangi rasa nyeri punggung.

E. Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Pada tanggal Ny.F mengatakan bahwa ia merasakan nyeri

pinggang menjalar ke ari-ari sejak pukul 15.30 pagi. Klien

memeriksakan diri ke PMB pada pukul 20.00 WIB didapatkan

hasil pemeriksaan pembukaan serviks pada Ny.F sebesar 4 cm

dengan ketuban masih utuh dengan presentase kepala, tdak

ada moulase dan penurunan janin pada hodge II.

Terjadinya nyeri pinggang menjalar ke ari-ari merupakan

tanda dimulainya persalinan. Persalinan adalah suatu proses

dimana seorang wanita melahirkan bayi diawali dengan

kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat

pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan

selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung

selama 12 sampai 14 jam. Kontraksi (his) adalah salah satu

kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan

mendorong janin ke bawah. Pada presentase kepala,bila his

sudah cukup kuat , kepala akan turun dan mulai masuk ke

dalam rongga panggul (Kurniarum, 2016).


167

Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan

serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup

bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin

dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,

berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu

sendiri). (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016).Wanita yang melakukan

persalinan pervaginam selalu mengalami nyeri saat melahirkan,

terutama saat fase aktif persalinan pervaginam kala 1. Nyeri

persalinan merupakan proses fisiologi yang terjadi dimana

dinding otot rahim secara alami berkontraksi untuk membuka

servik sehingga kepala bayi terdorong kearah panggul.

Kontraksi pada otot – otot rahim membuat otot uterus menjadi

hipoksia dimana servik meregang Nyeri pada persalinan kala I

disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia

dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks,

kurangnya suplai darah pada korpus uteri, dan segmen bawah

rahim yang meregang. Nyeri yang ditimbulkan melalui saraf

sensorif torakal bawah, saraf spinalis T11-12, lumbal atas dan

saraf simpatik, dimana semua saraf bejalan mulai dari perifer

melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan kortek

serebri (Antik, 2020).

Penulis mengajarkan Ny.F untuk melakukan teknik

relaksasi nafas dalam saat mengalami HIS relaksasi bernafas

selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen

system saraf simpatis dan keadaan homeostatis sehingga tidak


168

terjadi peningkatan suplay darah, mengurangi kecemasan dan

letakutan agar ibu cepat beradaptasi dengan nyeri selama

proses persalinan (Djamaludin, 2016).

Penulis menganjurkan Ny.F untuk menstimulasi kontraksi

uterus selama persalinan dengan melakukan birthing ball.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2020) ditemukan

bahwa penggunaan birth ball terbukti mempercepat kemajuan

persalinan. Birth ball adalah bola fisioterapi yang membantu ibu

dalam tahap pertama persalinan dan dapat digunakan dalam

berbagai posisi. Elastisitas dan kelengkungan bola merangsang

reseptor di panggul sehingga dengan menerapkan gravitas

sambul meningkatkan pelepasan endorphin, gerakan duduk

diatas bila membantu memberikan perasaan nyaman dan

mendorong kemajuan persalinan (Kurniawati, 2020).

Pada saat persalinan kala I menggunakan birth ball

dengan cara duduk di atas bola kemudian secara perlahan

mengayunkan dan menggoyangkan pinggul ke depan dank e

belakang sisi kanan dan kiri serta melingkar. Gerakan latihan

ini bermanfaat untuk membantu kontraksi rahum lebih efektif

dan mempercepat turunnya bayi melalui panggul. Setelah

penulis menganjurkan metode birth ball ibu terlihat lebih rileks

dan nyaman hal ini juga termasuk sebagai salah satu upaya

mencegah persalinan lama karena pada saat proses persalinan

rasa nyeri akan semakin meningkat ketika ibu mengalami

stress dan kelelahan akibat persalinan lama. Oleh karena itu,


169

penggunaan birth ball dapat direkomendasikan dalam upaya

meningkatkan kontraksi uterus dan dengan ini penulis sudah

melaksanakan evidence based midwifery.

Penulis juga mengajarkan suami Ny.F pijat lumbal 5

untuk mengurangi nyeri saat kontraksi. Masasse pada

punggung merangsang titik tertentu di sepanjang meridian

medulla spinalis yang ditransformasikan melalui serabut saraf

besar ke formation retikularis thalamus dan system limbic tubuh

akan melepaskan endorphin. Endorphin merupakan

neurotransmitter atau neuromodulator yang menghambat

pengiriman rangsang nyeri dengan menempel ke bagian

reseptor obat pada saraf dan sumsum tulang belakang

sehingga dapar memblok pesan nyeri ke pusat yang lebih

tinggi dan dapat menurunkan sensasi nyeri. Hal ini sesuai

dengan teori Cunningham (2021) dimana masase pada

punggung saat persalinan dapat berfungsi sebagai analgesic

epidural yang dapat mengurangi nyeri dan stress, serta dapat

memberi kenyamanan pada ibu bersalin.

Selain itu, penulis meminta keluarga Ny.F untuk

memenuhi kebutuhan makan dan minum dan memberi

semangat serta mendampingi ibu. Memberikan dukungan

emosional merupakan asuhan kala 1 yang diperlukan ibu.

Selain itu dukungan psikologis juga pendukung dalam proses

persalinan. Suami merupakan orang terdekat bagi ibu hamil

dan dukungan saat menjelang persalinan sangat dibutuhkan


170

sehingga ibu merasa disayang dan diperhatikan ibu lebih siap

dalam menghadapi proses persalinan (Elvina, 2021).

Pemantauan dilakukan pada Ny. F dilakukan pemeriksaan

dan didapatkan pembukaan NY.F sudah 7 dan selanjutnya

penulis menganjurkan ibu untuk bermain gymball kembali

karena selaput ketuban belum pecah. Ibu mengeluh nyeri

semakin kuat dan mulaii ada rasa ingin BAB kemudian ibu

dibawa keruang bersalin dan dilakukan pemeriksaan dalam

didapatkan pembukaan sudah lengkap, kepala sudah berasa di

hodge 3+ namun selaput ketuban masih utuh. Selanjutnya

dilakukan tindakan amniotomi yang merupakan tanda ibu sudah

berada di Kala II dan ibu siap bersalin. Hal ini sesuai dengan

teori JNPK-KR (2020) gejala dan tanda kala II persalinan

adalah: Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi, Ibu merasakan adannya peningkatan

tekanan pada rektum dan vagina, perineum menonjol, Vulva

dan spingter ani membuka, meningkatkan pengeluaran lendir

bercampur darah.

Pada saat Kala II penulis dan bidan membimbing ibu

untuk meneran dengan metode relaksasi yang terbukti dapat

meminimalisisr terjadinya trauma atau robekan pada saat

persalinan. Teknik ini merupakan alternative alami agar ibu

memiliki jiwa yang lebih tenang dan positif, yang dapat

membantu untuk meringankan rasa sakit dan kecemasan

mengalami kontraksi, sehingga mempercepat proses persalinan


171

(Syahda, 2020). Mengajarkan ibu teknik relaksasi dapat

menghilangkan rasa takut pada wanita saat persalinan dapat

dihilangkan maka akan terjadi relaksasi pada otot tubuhnya

termasuk otot Rahim. Hal ini akan mempermudah proses

persalinan dan menyebabkan persalinan yang bebas stress.

Pastikan adanya tanda dan gejala kala II. Menurut

JNPK-KR(2020:75) tanda dan gejala kala II seperti merasakan

ingin meneran, adanya peningkatan pada rectum dan vagina,

perineum menonjol, vulva- vagina dan sfingter ani dan

membuka serta mengeluarkan lendir bercampur darah. Memakai

pelindung diri, clemek, masker, kacamata, sepatu boat,

handscoon. Menurut JNPK-KR (2020:53) tentang perlindungan

diri merupakan penghalang atau bariee antara penolong dan

bahan-bahan yang berpotensi untuk menularkan penyakit.

Memimpin ibu untuk meneran sambil memberi dukungan

dan pujian pada ibu, menolong persalinan kala II melahirkan

bayi. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm

membuka vulva tangan kanan menahan perineum dengan kain

bersih dan kering. Tangan kiri menahanpuncak kepala bayi

untuk menanan posisi defleksi dan membatu lahirnya kepala.

Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas

sepat dan dangkal. Setelah kepala bayi lahir dengan lembut,

menyeka muka, mulut dan hidung bayı dengan kain atau kasa

yang bersih. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat,

menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar


172

secara spontan. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,

pegang kepala bayı secara biparietal. Menganjurkan ibu

meneran saat kontraksi berikutnya dengan lembut menarik

kepalabayi kea rah perineum untuk melahirkan bahu anterior

dan mengarahkan ke sympesis untuk melahirkan posterior.

Setelah kedua bahu dilahirkan melakukan sanggah susur

hingga seluruh tubuh bayi lahir menyelipkanjari telunjuk diantara

ke 2 tungkai kaki bayi lalu meletakkan diatas perut ibu.

Setelah bayi baru lahir, bayi langsung dilakukn penilaian sepintas

sambil dikeringkan. Didapatkan bahwa bayi menangis, warna

kulit kemerahan, tonus otot aktif. IMD dilakukan pada bayi, bayi

diletakkan diatas perut ibu dengan kepala sejajar dengan putting susu

ibu. Inisiasi Menyusu Dini (IMD).Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

merupakan permulaan menyusu dini yang dilakukan dengan usaha

bayi sendiri segera setelah ia lahir. IMD dapat dilakukan dengan

meletakkan bayi dalam posisi tengkurap pada dada atau perut ibu

tanpa terhalang oleh kain, selama minimal satu jam dimulai segera

setelah bayi lahir. Dengan demikian terjadi kontak langsung antara

kulit bayi dan kulit ibu (skin-to-skin contact), sehingga secara alami

sang bayi akan mulai aktif merangkak untuk mencari payudara ibu

(breast crawl) dan akan menemukan puting susu lalu segera

menyusu. Peristiwa menakjubkan ini tentu saja memerlukan dukungan

dari seluruh anggota keluarga maupun tim kesehatan yang membantu

proses persalinan dengan menciptakan suasana yang tenang,

nyaman bagi ibu serta bayi, dan juga kesabaran bagi keberhasilan
173

bayi menemukan puting payudara sang ibu(Roesli, 2016).

Setelah pengeluaran bayi selesai, dilakukan dengan

manajemen aktif Kala III yaitu pengeluaran plasenta. Plasenta keluar

sekitar 5 menit setelah bayi lahir. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukanan Rohman (2020)yaitu peralinan kala III dimulai setelah

lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput

ketuban, seluruh proses ini biasanya berlangsung kurang dari 30

menit.

Melakukan masase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri

sehingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras) kemudian

mengajarkan kepada ibu dan keluarga untuk melakukan sendiri,

masase fundus uterí sudah di lakukan dan fundus teraba keras.

Menurut JNPK-KR (2020:130) segera lakukan masase fundus uteri

stelah plasenta lahir dengan cara letakkan telapak tangan pada

fundus uteri. Periksa uterus setelah 1 hingga 2 menit untuk

memastikan uterus berkontraksi.

Kemudian dilakukan identifikasi pada jalan lahir ibu, terdapat

laserasi mengenai mukosa vagina. Laserasi ini dikategorikan pada

derajat 1. Tata laksana yang dilakukan adalah tidak dilakukan

penjahitan karena hanya lecet pada mukosa vagina. Kemudian

melakukan observasi tiap 15 menit pada satu jam pertama dan 30

menit pada jam kedua. Pemantauan tetap dilakukan dalam 2 jam

pertama meliputi tekanan darah, suhu, nadi, TFU, kontraksi kandung

kemih, dan perdarahan. Asuhan yang penulis berikan pada Ny.Fdiatas

sudah sesuai dengan Evidence Based Midwifery. Mengobservasi


174

tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih,

dan perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama postpartum dan

setia setiap 30 menit pada jam ke 2 postpartum. Menurut JNPK-KR

(2020:139) sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu

yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalian terjadi selama

4 jam pertama setelah kehiran bayi.oleh karenaitu jika

pemantau TTV, kontraksi uterus, dan kandung kemih masih

dalam batas normal setelah 2 jam pertama pasca persalinan

mungkin ibu tidak akan mengalami perdarahan pasca persalinan.

Mengajarkan ibu cara masase fundus uteri agar tidak

terjadi atonia uteri yaitu dengan cara meletakkan tepalak tangan

di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar

dnegan lembut sehingga uterus berkontraksi (fundus teraba

keras) dan beritahu ibu jika fundus teraba lembek kurang baik

dan segera kurang baik, hasilnya ibu dapat melakukan masase

fundus uteri. Menurtu JNPK-KR (2020:130) bahwa segera

lakukan masese fundus uteri setelah plasenta lahir.

Memberikan ibu suplemen tambahan yang diberikan

seperti, tambah darah tablet 2x1, amoxicillin 10 tablet dimimum

3x1, paracetamol 10 tablet diminum 3x1.. Menjelaskan tanda

bahaya setelah bersalin yaitu perdarahan, sakit kepala hebat,

kejang, payudara merah dan bengkak. Menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya sesering mungkin minimal setiap 2 jam

sekali di kedua payudara secara bergantian, hasilnya ibu

berjanji untuk menyusui anaknya.


175

F. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan

hingga seluruh organ reproduksi wanita pulih kembali sebelum

kehamilan berikutnya. Masa nifas ini berlangsung sekitar 6-8

minggu paska persalinan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat

masa nifas antara lain, suhu, pengeluaran lochea, payudara,

traktur urinarius, dan sistem kardiovaskuler. Selain dari segi

klinik ibu, kondisi kejiwaan ibu paska persalinan juga harus

selalu dipantau dan diberi dukungan (Cunihgham, 2021).

Asuhan kebidanan yang diberikan pasca masa nifas dapat

dilakukan melalui control/kunjungan masa nifas setidaknya 4 kali

yaitu 6-48 jam persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu

setelah persalinan dan 6 minggu setelah persalinan.

Pada kunjungan KF 1 pada Ny.F langsung di ruang nifas

PMB Sariguti mengatakan masih merasakan perutnya mules-

mules seperti sedang menstruasi. Kemudian penulis melakukan

pem7eriksaan TTV dan pemeriksaan fisik tersebut TTV dalam

keadaan normal, TFU 2 jari dibawah pusat dan terdapat

pengeluaran lochea rubra. Kemudian penulis menginformasikan

kepada ibu hasil pemeriksaan dan memberikan KIE tentang

keluhan yang dirasaknnya adalah hal yang normal yang terjadi

setelah melahirkan.

Penulis memberikan KIE kepada Ny.F dimana mules yang

dirasakan oleh Ny.F dikenal dengan istilah involusi uterus.

Proses involusi uterus adalah kembalinya uterus kedalam


176

keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini di mulai

segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos

uterus. Salah satu komponen involusi adalah penurunan fundus

uteri.involusi ini yang menyebabkan ibu merasa mulas atau

yang disebut after pain. After pain adalah perasaan mulas

akibat relaksasi dan kontraksi yang periodic dari uterus dan

menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal

puerperium.

Penulis menganjurkan Ny.F untuk meminum obat dan

vitamin yang diberikan serta teknik relaksasi sebagai upaya

mengarasi nyeri yang dirasakan. Asuhan yang penulis berikan

sesuai dengan pendapat Amalia (2015) bahwa upaya yang

dilakukan untuk mengatasi ketidak nyamanan adalah dengan

metode farmakologi seperti pemberian analgesic dan metode

nonfarmakologi seperti akupresuur, massage dan relaksasi.

Pada KF 2 Penulis melakukan kunjungan rumah pada

Ny.F, klien mengatakan keluhan ASI masih sedikit. Dilakukan

intervensisalah satunya dengan menganjurkan makan makanan

yang dapat memperlancar produksi ASI seperti daun katuk.

Upaya untuk memperlancar produksi ASI biasanya menggunakan

pengobatan secara famakologi atau non-farmakologi. Pengobatan

non-farmakologi terdiri dari pijat oksitoin, perawatan payudara,

dan salah satu yang dapat dilakukan untuk memperlancar

produksi ASI pada ibu nifas adalah dengan mengkonsumsi

rebusan dan ekstrak daun katuk. Penelitian yang dilakukan


177

oleh Hayati bahwa salah satu manfaat dari daun katuk adalah

memperlancar Air Susu Ibu (ASI).(Hayati, Arumingtyas, Indriyani,

&Hakim, 2016).

Daun katuk mengandung hampir 7% protein dan 19%

serat kasar, vitamin K, pro-vitamin A (beta karotin Vitmin B

dan C. Mineral yang dikandung adalah Kalsium (2,8%) zat

besi, kalium, fisfor dan magnesium. Kandungan protein dalam

daun katuk berkhasiat untuk menstimulasi pengeluaran air susu

ibu. Sedangkan kandungan steroid dan polifenol didalamnya

dapat berfungsi untuk menaikan kadar prolactin, dengan

demikian produksi asi dapat meningkat.(Santoso, 2020). Sutomo

(2020) mengungkapkan bahwa pemberian daun katuk sampai

kadar 170ram/hari dapat meningkatkan produksi susu hingga

45%.

Pada kunjungan KF III penulis memberikan KIE kepada

ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan anjurkan ibu

untuk menyusui bayi secara on demand selama 6 bulan agar

bayi diberikan ASI Esklusif. Diharapkan dengan posisi menyusui

yang benar dan bayi disusui sesering mungkin dapat

merangsang peningkatan produksi hormone oksitosin dan pro

aktin sehingga produksi ASI bertambah banyak.

Selain itu, penulis juga memberikan KIE mengenai

perawatan payudara. Perawatan payudara bertujuan untuk

melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya

salurna produksi ASI sehingga memperlancar pengeluaran ASI.


178

Oleh karena itu, asuhan yang penulis berikan sudah sesuai

dengan evidence based midwifery dan direkomendasikan kepada

ibu-bu postpartum untuk melakukan perawatan payudara dalam

meningkatkan produksi ASI.

Pada asuhan kebidanan juga dilakukan piajt oksitosin

pada ibu yaitu Pijat oksitosin di lakukan mulai dari 6 jam

hingga hari 10 hari masanifas. Saat kunjungan nifas hari ke 6,

TFU ibu 1 jari diatas symfisis, lochea sanguilenta dan

pengeluaran ASI banyak. Involusi uterus pada ibu terjadilebih

cepat karena normalnya TFU saat 1 minggu berada di

pertengahan pusat kesimfisis(Sofian, 2020).

Hal ini dapat disebabkan karena nutrisi, menyusui, serta

efek daripijat oksitosin yang telah dilakukan. Sesuai dengan

pernyataan Hamnani(2020) bahwa Manfaat pijat oksitosin bagi

ibu nifas dan ibu menyusui,diantaranya:

a. Mempercepat penyembuhan luka bekas implantasi plasenta

b. Mencegah terjadinya perdarahan postpartum

c. Dapat mempercepat terjadinya proses involusi uterus

d. Meningkatkan produksi ASI

e. Meningkatkan rasa nyaman pada ibu menyusui

f. Meningkatkan hubungan psikologis antar ibu dan keluarga

Pada kunjungan KF IV penulis melakukan konseling KB

pasca salin yang akan di gunakan oleh Ny.Fnantinya. KB

pasca salin adalah penggunaan alat kontrasepsi pada masa


179

nifas sampai dengan 42 hari setelah melahirkan. Alasan

pelaksanaan KB pasca persalinan antara lain termasuk

kembalinya fertilitas dan resiko terjadinya kehamilan, jarak

kehamilan yang dekat, resiko terhadap bayi dan ibu serta

ketidak tersediaan kontrasepsi (Aknan, 2020).

Setelah penulis memberikan KIE terkait KB pasca salin

Ny.F berencanan menggunakan KB jangka panjang IUD. Namun

untuk pengambilan keputusan tersebut Ny.F perlu diskusi dan

persetujuan suami untuk pemilihan KB nantinya.

Penulis sudah melakukan asuhan kebidanan masa nifas

sesuai dengan evidence based midwifery, dan dapat dilakukan

pasien dengan baik dan hasilnya juga sangat bermanfaat untuk

pasien.

G. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Asuhan yang paling penting juga pada bayi baru lahir

adalah dengan melakukan kunjungan neonatus dilakukan

sebanyak 3 kali yakni pada usia, 6-48 jam (kunjungan

neonatal), 3-7 hari (kunjungan neonatal 2), dan usia 8-28 hari

(kunjungan neonatal 3). Bayi A lahir spontn dengan jenis

kelamin perempuan. Pada kunjungan neonatal kedua dilakukan

pemeriksaan fisik pada bayi, dan hasil pemeriksaan dalam

batas normal.

Penulis memberikan KIE kepada ibu mengenai pemberian

ASI Eksklusif secara on demand, perawtan tali pusat dan


180

tanda bahaya bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan

rekomendasi IDAI, dimana ASI Eksklusif didefinisikan sebagai

pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun minuman,

baik berupa air putih, jus, atau susu selain ASI. Pemberian

vitamin mineral dan obat-obatan diperbolehkan selama

pemberian ASI eksklusif. Menyusui secara on demand berarti

lamanya menyusu bergantung pada kehendak bayi. Payudara

diberikan bergantian kanan dan kiri pada awal menyusui, agar

kedua payudara mendapat stimulasi yang sama dan mendapat

pengeringan yang sama. Pada minggu pertama, sebaiknya bayi

dibangunkan dan dirangsang untuk menyusu. Durasi pemberian

ASI yang dianjurkan adalah selam enam bulan pertama

kehidupan untuk mencapai tumbuh kembang optimal (Wendirant,

2020).

Penulis juga memberikan KIE terkait perawatan tali pusat

yang bertujuan untuk merawat tali pusat pada bayi baru lahir

agar tetap kering dan mencegah terjadinya infeksi. Asuhan

yang penulis berikan ini sesuai dengan aturan Kemenkes

(2020)dimana hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan

tali pusat antara lain dengan cuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan perawatan tali pusat, jangan membungkus

punting tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun

ke punting tali pusat, lipat popok di bawah punting tali pusat,

luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai

sisa tlai pusat mongering dan terlepas sendiri dan perhatikan


181

infeksi tali pusat seperti kemerahan pada kulit sekitar tali

pusat, tampak nanah dan berbau serta demam.

Ny.F juga bertanya mengenai imunisasi pada bayi. Pada

bayi baru lahir hingga berusia 1 tahun, imunisasi dasar wajib

dipenuhi untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang

berbahaya pada awal masa tumbuh kembang.

H. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana

KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi

kematian ibukhususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu terlalu

muda hamil danmelahirkan, terlalu tua hamil dan melahirkan,

terlalu sering melahirkan danterlalu dekat jarak melahirkan.

Keluarga Berencana selanjutnya disingkatdengan KB, adalah

upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia idealmelahirkan,

mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan danbantuan

sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga

yangberkualitas. KB merupakan salah satu strategi untuk

mendukungpercepatan penurunan Angka Kematian Ibu (Profil

Kesehatan Indonesia,2021).

Keluarga berencana (KB) dirancang agar setiap pasangan

usia subur dapat mengatur dengan baik waktu, jumlah dan

jarak kelahiran yang sehat dan ideal sesuai dengan tujuan

reproduksinya. Konseling KB bertujuan untuk memberi

pengerahuan pada ibu yang belum tahu dan mengingatkan

kembali pada ibu yang sudah mengerti tentang KB, tentu


182

pemgetahuan barunya akan dicoba apalagi jika dirasakan

bermanfaat atau memang dibutuhkan (Abbas, 2020).

Penulis melakukan pertemuan dengan Ny.F saat

kunjungan ke 4 postpartum untuk menanyakan rencana ber-KB.

Ny.F mengatkan ia masih bingung terhadap metode KB yang

akan dipilihnya terlebih lagi belum ada pengalaman

menggunakan KB. Oleh karena itu, penulis memberikan KIE

kepada Ny.F tentang berbagai metode KB pasca persalinan.

Setelah penulis menjelaskan mengenai berbagai jenis

serta kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode

kontrasepsi NY.F mengatakan ingin menggunakan KB IUD

karena belum ingin memiliki anak dalam waktu dekat. IUD

adalah merupakan salah satu kontrasepsi jangka panjang,

efektif dan aman dimana terbuat dari plastic atau logam kecil

yang dililit dengan tembaga dengan berbagai ukuran dan

dimasukkan kedalam uterus. Dari seluruh kontrasepsi IUD

memiliki efektifitas sangat tinggi dimana keberhasilannya

mencapai 0,6 sampai 0,8 kehamilan per 100 perempuan yang

menggunakan IUD dengan 1 kegagalan dalam 125 sampai 170

kehamilan (Oktaria, 2016).

Asuhan kebidanan yang diberikan oleh penulis adalah

memberikan informasi dan edukasi tentang penggunaan KB

karena saat ini klien masih ingin berkonsultasi dengan suami

terlebih dahulu. KIE merupakan serangkaian kegiatan

menyampaikan informasi atay pesnan untuk menigkatkan


183

pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga dan

masyarakat dalam program Pembangunan keluarga,

Kependudukan, dan Kelu


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Asuhan kebidanan masa prakonsepsi yang dilakukan pada

Ny. F di PMB Sariguti Tahun 2023 dilakukan pemberian

suntik TT dan KIE gizi prakonsepsi guna menunjang

persiapan kehamilan.

2. Asuhan kebidanan kehamilan yang dilakukan pada Ny. F di

PMB Sariguti Tahun 2023 pada TM I, II dan III dilakukan

secarakomprehensif guna memantau kesehatan ibu dan bayi

selama masa kehamilan.

3. Asuhan kebidanan persalinan yang dilakukan pada Ny. F di

PMB Sariguti Tahun 2024 dimulai dari kala I hingga Kala IV

selama 8 jam 35 menit dilakukan secara komprehensif guna

meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi pada masa

persalinan.

4. Asuhan kebidanan bayi baru lahir yang dilakukan pada

By.Ny. F di PMB Sariguti Tahun 2024 dilakukan selama 3

kali kunjungan dilakukan secara rutin guna memantau

kesehatan bayi.

5. Asuhan kebidanan nifas yang dilakukan pada Ny. F di PMB

Sariguti Tahun 2024 dilakukanselama 4 kali kunjungan

dilakukan secara rutinuntuk memantau kesehatan ibu selama

183
184

masa nifas.

6. Asuhan kebidanan keluarga berencana (KB) yang dilakukan

pada Ny. F di PMB Sariguti Tahun 2024 dengan pemilihanKB

yaitu IUD guna memberikan jarak kehamilan jangka panjang

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu tapi

belum dilakukan pemasangan, masih menunggu konsultasi

dengan suami

c. Saran

Dalam rangka mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan

khususnya dalam Asuhan kebidanan saran yang dapat penulis

sampaikan adalah:

1. BagiPenulis
Dapat menjadi landasan informasi dalam melaksanakan

asuhan kebidaanan secara Continuity of Care berdasarkan teori

yangtelah diperoleh sebelumnya dan kemudian diaplikasikan

secara langsung dalam melakukan asuhan kebidanan mulai dari

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, hingga

pelayanan .kontrasepsi. dengan evidence based terbaru

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan referensi dalam melaksanakan asuhan

kebidanan Continuity of Care selanjutnya, sehingga senantiasa

dapat memperbaiki pelaksanaan asuhan Continuity of Care

selanjutnya pada Pendidikan Program Studi Profesi Bidan


185

STIKes Syedza Saintika Padang.

3. BagiTenaga Kesehatan

Dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan asuhan

kebidanan Continuity of Care pada ibu dari masa prakonsepsi

ibuhamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan

pelayanan keluarga berencana baik ibu yang memiliki faktor

risiko maupun yang tidakmemiliki faktor risiko melalui

pelaksanaan asuhan kebidanan Continuity of Care.


186

DAFTAR PUSTAKA

Affandi.,B.2021.BukuPanduanPraktisPelayananKontrasepsiEdisi4.Jakarta:
PTBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo.
Anggraini,Yetti.2020.AsuhanKebidananMasaNifas.Yogyakarta:PustakaRa
hima
Ambarwati,E,R,Diah,W.2020.AsuhanKebidananNifas.Yogyakarta:NuhaMe
dika
Astuti,Sri.,dkk.2015.AsuhanIbu Dalam Masa KehamilanBuku
AjarKebidananAntenatalCare(ANC).Jakarta:Erlangg
Damayanti,IkaPutri,dkk.2020.BukuAjarAsuhanKebidananKomprehensifPa
daIbuBersalinDanBayiBaruLahir.Yogyakarta:DeePublish
Diana,S. 2020.Model AsuhanKebidananContinuityOfCare.Surakarta:
CV.Kekata Gru
Dewi,V.N.L.,danT.Sunarsih.2021.AsuhanKehamilanuntukKebidanan.Jakar
ta: SalembaMedika.
Jannah, Nurul. 2020. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Jogjakarta: Ar-Ruz
MediaJNPK–KR.2020. Asuhan PersalinanNormal. Jakarta:JNPK–
KR
Legawati.2021.Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka
Medika’
Hidayat.2020.Bukuajar keperawatanmaternitasedisi4.Jakarta:EGC
Manuaba,I.A.C.2020.IlmuKebidanan,PenyakitKandungan,danKBUntukPen
didikanBidan.Ed.2.Jakarta:EGC
Manuaba,IBG,dkk.2021.IlmuKebidananPenyakitKandungandanKB.Jakarta
n:EGC
Manuaba,I.,Manuaba,I.&Manuaba,I.F.,2020.IlmuKebidanan,PenyakitKand
ungan,danKB.2ed.Jakarta:EGC.
Marmi.2021.AsuhanKebidananPadaMasaAntenatal.Yogyakarta:PustakaP
elaja
Maritalia,Dewi.2022.AsuhanKebidananNifasdanMenyusui.Yogyakarta:Pus
taka Pelaja
Mulyani, danM. Rinawati. 2021.
KeluargaBerencanadanAlatKontrasepsi.Yogyakarta:NuhaMedika
187

Mulati,Erna,(ed.).2015.BukuAjarKesehatanIbudanAnakContinuumOfCareli
fe Cycle.Jakarta:Kemenkes
Prawirohardjo,S.2020.IlmuKebidanan.Jakarta:BinaPustaka.
Prawirohardjo,Sarwono.2021.IlmuKandungan.Jakarta:PTBinaPustakaSar
wonoPrawirohardjo
Rismalinda.2015.BukuAjarAsuhanKebidananKehamilan. Jakarta
Romauli, S. 2021.BukuAjarAsuhanKebidananI.Yogyakarta:NuhaMedika.
Rukiah,A.Y.,dkk.2021.AsuhanKebidanan1Kehamilan.EdisiRevisi.Jakarta:T
ransInfoMedia
Rukiyah.2020.AsuhanKebidananIVPatologiKebidanan.Jakarta:TransInfoM
edika
Sofian, Amru. 2021.SinopsisObstetri. Jakarta:EGC
Sulistyawati, A, dan Nurwandani W. 2021. Asuhan Persalinan Konsep
PersalinanSecara
KomprehensifDalamAsuhanKebidanan.Yogyakarta: Pustaka Baru
Sondakh,J.J.2016.AsuhanKebidananPersalinandanBayibaruLahir.Malang:
PenerbitErlangga.
Walyani,E.S.(2015).AsuhanKebidananpadaKehamilan.Yogyakarta:Pustak
aBaru.
Widiastini,
LuhPutu(2021).AsuhanKebidananPadaIbuBersalindanBBL.Bogor:I
NMEDIA
188

Lampiran

INFORMED CONSENT (SURAT PERSETUJUAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ny.F

Tanggal Lahir : 12-05-1998

Alamat : Gadut

Bersama ini menyatakan kesediaan sebagai subjek dalam praktik

Continuity of Care (COC) pada mahasiswa Prodi Pendidikan Profesi Bidan

T.A. 2023/2024. Saya telah menerima penjelasan sebagai berikut:

1. Setiap tindakan yang dipilih bertujuan untuk memberikan asuhan


kebidanan dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental ibu dan bayi. Namun demikian, setiap tindakan
mempunyai risiko, baik yang telah diduga maupun yang tidak diduga
sebelumnya.
2. Pemberi asuhan telah menjelaskan bahwa ia akan berusaha sebaik
mungkin untuk melakukan asuhan kebidanan dan menghindarkan
kemungkinan terjadinya risiko agar diperoleh hasil yang optimal.
3. Semua penjelasan tersebut di atas sudah saya pahami dan dijelaskan
dengan kalimat yang jelas, sehingga saya mengerti arti asuhan dan
tindakan yang diberikan kepada saya. Dengan demikian terdapat
kesepahaman antara pasien dan pemberi asuhan untuk mencegah
timbulnya masalah hukum di kemudian hari.
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak

manapun dan agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, Maret 2023

Pasien
189
190

Lampiran

SURAT KETERANGAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eli Murni, S.ST

Jabatan : Bidan

Instansi : PMB

Dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : Indah Tirtya

NIM : 2209031

Prodi : Pendidikan Profesi Bidan

Jurusan : Kebidanan STIkes Syedza Saintika

Telah selesai melakukan asuhan kebidanan berkesinambungan


dalam rangka praktik kebidanan holistik Continuity of Care (COC). Asuhan
dilaksanakan pada bulan Maret 2023 sampai dengan bulan Maret 2024..
Judul asuhan: Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (continuity of care) Mulai
Dari Prakonsepsi, Kehamilan,Persalinan,Nifas, Bayi Baru Lahir dan
Keluarga Berencana di pada Ny.F di PMB Sariguti Kota Padang Tahun
2023.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, Maret 2023

Bidan

Eli Murni, S.ST


191

Lampiran

Partograf
183
Lampiran.

Dokumentasi

183
184

Anda mungkin juga menyukai